Anda di halaman 1dari 100

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Periode 2010-2014)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonom

Oleh :

AISHA ZUESTY

NIM: 1111082000013

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437H/ 2016 M
PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Periode 2010-2014)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonom

Oleh :

AISHA ZUESTY

NIM: 1111082000013

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437H/ 2016 M

i
PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,

RISIKO PERUSABAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN

TAX AVOIDANCE

(Studi Empiris Pada Perusahaan Man ufa ktu r yang Terdaftar di BEi Periode 2010-2014)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Sya rat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

AISHAZUESTY

NIM:

1111082000013

Dibawah Bimbinga n

P em bim bin g 1 Pem bimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Fitri Damayanti, S.E, M.Si


NIP. 19570617 198503 1002 NIP.198107312006042 003

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437H/ 2016 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI
Nama: Aisha Zuesty
Jenis Kelamin: Perempuan Tempat/Tgl Lahir: Jakarta, 30 April 1993 Agama: Islam
Alamat: Jl. Amal Rt. 02 Rw 01 No.59 Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari Kota Depok
Telepon087774449471
Email:

PENDIDIKAN
SDN Pamulang Tengah 1 Tahun 1999-2005
2. SMP Muhammadiyah 44 Pamulang Tahun 2005-2008
3. SMA Muhammadiyah Sawangan Tahun 2008-2011
4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2016

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Kursus Bahasa Inggris IEC, tahun 2006-2007


2. Kursus Bahasa Inggris LPIA, tahun 2010-2011

vi
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
Anggota Osis SMP Muhammadiyah 44 Pamulang 2006-2007
Anggota Osis SMA Muhammadiyah Sawangan 2008-2009
Bendahara Umum Osis SMA Muhammadiyah Sawangan 2009-2010
Anggota Divisi Data dan Informasi HMJ Akuntansi 2011-2012
Ketua Umum KOMUS FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014-2016

V. LATAR BELAKANG KELUARGA


Ayah: Zumron Heryanto
Ibu: Medy Marsia
Anak ke: 2 (dua)
Alamat: Jl. Amal Rt. 02 Rw 01 No.59 Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari Kota Depok
ABSTRACT

This study is to analyze and obtain empirical evidence about the influence of ownership institution
The result of this research showed that ownership institution, corporate risk, and leverage has a n

Keyword: ownership institution, corporate risk, leverage, and tax avoidance


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan institusio
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage

avoidance

ix
ruh Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan, dan Leverage Terhadap Tindakan Tax Avoidance (Studi Empiris Pada P
uh kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage terhadap tax avoidance. Dan tidak lupa pula penulis sampaika

memberikan kasih sayang yang tiada terhingga, yang tiada henti


memberikan dukungan, motivasi, dan doa hingga penulis dapat berada
ditahapan ini. Semoga Allah melimpahkan kasih sayangnya kepada kalian.
2. Kepada kakak dan adik tersayang, Hersy Merdianty dan Latinsa Heriza
yang selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
Yang selalu sabar menghadapi penulis yang kadang menjengkelkan ini.
Semoga Allah melimpahkan berkahnya kepada kalian.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, LC., M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessy Fitri , SE, Msi, Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih untuk ilmu yang bapak berikan selama ini.
Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan segenap waktu
Ibu Ismawati Haribowo, SE., Msi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah bersedia mencur
Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak mem
Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak bantuan kepada

penulis.
11. Kepada sahabat-sahabat tercinta, Novianti Wulansari, Putri Ayu Ningtias,
Izziyah Fikriyah, Inis Kimal Qisthy, Husnul Khotimah dan Nurfathia
Heryuliani, yang selalu bersedia mendengarkan keluh kesah, memotivasi,
dan memberikan dukungan kepada penulis hingga saat ini. Terima kasih
untuk segala kisah, warna, dan cerita yang telah kita lalui selama ini.
Semoga Allah meridhoi persahabatan kita.
12. Kepada keluarga besar KOMUS FEB UIN Jakarta, Tyas, Izzy, Novi, Kak
Isna, Kak Awa, Kak Mala, Kak Hendi, Kak Yandi, Kak Fadil, Kak Iqbal,
Ida, Galih, Sicay, Zul, Al, Akbar, Kurnia, Meli, dan semua senior komus
yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya disini. Terima kasih karena
telah menerima penulis sebagai bagian dari keluarga besar komus, juga
terima kasih karena telah mempercayai amanah kepada penulis. Banyak
hikmah dan pelajaran yang hanya penulis temukan disini, semoga kita akan
selalu menjadi sebuah keluarga.
Kepada tim melingkar ‘halqoh at-tafkir’ tersayang, Arini, Tyas, Teh Irma, dan Kak Cut. Terima kasih
Kepada Ustadzah Nurul dan Ustadz Habiburrahmanuddin, yang telah memberikan kesempatan ke
Kepada rekan-rekan guru dan para santri di Bait Qur’any At-Tafkir, terima kasih karena telah men
Kepada kakak-kakak, adik-adik, dan teman-teman mahaly UIN, terima
kasih karena telah mengajarkan penulis arti dari sebuah pengorbanan dan ketulusan. Terima kasih

terima kasih karena telah sabar mengikuti langkah lamban penulis. Semoga
Allah meridhoi setiap kegiatan kita.
17. Kepada sahabat yang tak lekang oleh waktu, Desy Mutiarani Barges. Terima
kasih karena telah membersamai penulis selama 10 tahun ini. Meskipun
waktu telah mengubah kita dari sosok 10 tahun yang lalu, namun ikatan tali
persahabatan kita tidak akan pernah putus. Semoga Allah memberi kita
kesempatan lagi untuk bertemu.
18. Kepada seluruh keluarga besar (alm) H. Mansyur dan (alm) H. Fajari yang
selalu memotivasi dan menasihati penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
19. Kepada rekan-rekan ‘laskar pelangi’ SMA Muhammadiyah Sawangan,
Cucu, Dini, Juliani, Devi, Ayu, Mulya, Rahayu, Baiquni, Slamet, Doni,
Andri, Damar, Rizal, Maskur, Fikri, dll. Terima kasih karena telah
memberikan pengalaman yang luar biasa kepada penulis selama SMA.
Kepada seluruh teman-teman Akuntansi A 2011 yang telah memberikan penulis inspirasi, pelajara
Kepada seluruh angkatan 2011, senang sekali bisa menjadi bagian dari kalian. Goodluck !
Kepada kelompok KKN AKRAB, Izzy, Novi, Tyas, Rahma, Ocy, Hakim, Alan, Reza, Nuzul, Edy, Daus,
Kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam dalam penelitian ini namun tidak dapat disebutk
Akhirnya penulis ingin mempersembahkan skripsi ini bagi semua pihak yang menaruh perhatian b
semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Jakarta, 29 Februari 2016

Aisha Zuesty
DAFTAR ISI

Halaman Juduli
Lembar Pengesahan Skripsiii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensifiii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsiiv
Lembar Pernyataan Bebas Plagiatv
Daftar Riwayat Hidup…vi
Abstractviii
Abstrakix
Kata Pengantarx

Daftar Isi...............................................................................................................xiv

Daftar Tabel.........................................................................................................xvii

Daftar Gambar....................................................................................................xviii

Daftar Lampiran....................................................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1

A. Latar Belakang Penelitian............................................................1

B. Perumusan Masalah.....................................................................8

C. Tujuan Penelitian….....................................................................9

D. Manfaat Penelitian......................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA11
Tinjauan Literatur11
Pengertian Pajak…11
Perencanaan Pajak (Tax Planning)12
Agency Theory13
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)15
Kepemilikan Institusional................,.17
Risiko Perusahaan.19
Leverage21
Penelitian Terdahulu24

C. Kerangka Berpikir27

D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis.............28

BAB III METODE PENELITIAN..............................................................32

A. Ruang Lingkup Penelitian…....................................................32

B. Metode Penentuan Sampel.........................................................32

C. Metode Pengumpulan Data........................................................33

D. Metode Analisis Data................................................................34

1. Uji Statistik Deskriptif..........................................................34

2. Uji Asumsi Klasik….............................................................34

3. Analisis Regresi.....................................................................37

4. Uji Hipotesis.........................................................................38

xv
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian…40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN44


Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian44
Analisis dan Pembahasan…45
Statistik Deskriptif45
Uji Asumsi Klasik…48
Hasil Uji Hipotesis52
Pembahasan.57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN63


A. Kesimpulan…63

B. Saran…64

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................67

LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................70
DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal

1.1 Skandal Penghindaran Pajak……………….................…….... 6

2.1 Penelitian Terdahulu………………………………………...... 24

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian………………………..... 43

4.1 Kriteria Penentuan Sampel………………………………….... 45

4.2 Statistik Deskriptif…………………………………………..... 46

4.3 Hasil Uji Normalitas (Kolmorogov-Smirnov test)……….......... 49

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas……………………………...…….. 50

4.5 Hasil Uji Autokorelasi……………………………...….……… 52

4.6 Hasil Uji Statistik F…………………………………………… 55

4.7 Hasil Uji Koefisien Derminasi (R2) ..................................…..... 54

4.8 Hasil Uji Statistik t....................................……………………... 56


DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal

2.1 Kerangka Berpikir……………………………………… 27

4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)………………. 51


DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Hal

1. Lampiran 1: Data Daftar Perusahaan Sampel............................ 71

2. Lampiran 2: Data Sampel Penelitian ………………………… 72

3. Lampiran 3: Output Hasil Pengujian Data di SPSS …………. 75

xi
x
BAB I

PENDAHULUAN

A.
gi, Indonesia adalah negara berkembang yang masih banyak membutuhkan perbaikan dan pembangunan dari berbagai sekt

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan

Pasal Umum Perpajakan pasal 1 angka 1, disebutkan bahwa pajak adalah

kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara

dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Sebagai salah satu kontributor terbesar dalam penerimaan Negara, maka

Pemerintah begitu besar menaruh perhatian terhadap sektor pajak. Di

Indonesia usaha-usaha untuk menggenjot atau mengoptimalkan penerimaan

sektor ini untuk dilakukan melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi

penerimaan pajak (Suminarsasi, 2012).

1
Intensifikasi pajak adalah peningkatan intensitas pungutan terhadap suatu objek dan objek paja
Dengan adanya program pemerintah itu, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyaraka
Namun demikian usaha untuk mengoptimalkan penerimaan sektor ini

bukantanpakendala. Salahsatukendala dalam rangkaoptimalisasi

penerimaan pajak adalah adanya penghindaran pajak (tax avoidance), bahkan

tidak sedikit perusahaan yang melakukan penghindaran pajak. Terkait dengan

ini di Indonesia pada tahun 2005 terdapat 750 perusahaan Penanaman Modal

Asing yang ditengarai melakukan penghindaran pajak dengan melaporkan rugi

dalam waktu 5 tahun berturut-turut dan tidak membayar pajak (Bappenas,

2010). Sedangkan di Amerika paling tidak terdapat seperempat dari jumlah

perusahaan telah melakukan penghindaran pajak yakni dengan membayar

pajak kurang dari 20% padahal rata-rata pajak yang dibayarkan perusahaan

mendekati 30% (Dryeng at al., 2008).

Penghindaran pajak merupakan usaha untuk mengurangi hutang pajak

yang bersifat legal (Lawful), sedangkan penggelapan pajak (Tax Evasion)

2
adalah usaha untuk mengurangi hutang pajak yang bersifat tidak legal (Unlawful) (Xynas, 2011)
Praktek tax avoidance yang masih pada grey area, menjadikan suatu pilihan menarik yang diam
tax avoidance, salah satunya adalah dalam rangka meningkatkan profitabilitas

melalui penurunan beban pajak perusahaan. Namun demikian tidak semua

perusahaan berani mengambil strategi tax avoidance, beberapa penyebabnya

adalah risiko terhadap sanksi atau beban biaya yang signifikan, adapula terkait

dengan pencitraan perusahaan yang senantiasa melakukan bisnis dengan

beretika, ataupun selalu menjunjung corporate good governance, maupun

yang masih beranggapan tax avoidance sama dengan penggelapan pajak (tax

evasion). (Rusydi, 2014)

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham yang dimiliki

oleh pemerintah, perusahaan asuransi, investor luar negeri atau bank (Dewi

dan Jati, 2014). Karena adanya tanggung jawab perusahaan kepada pemegang

saham, maka pemilik institusional memiliki insentif untuk memastikan bahwa


manajemen perusahaan membuat keputusan yang akan memaksimalkan kesejahteraan pemeg
Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak tentu saja juga melalui kebijakan yang diambi
(Budiman, 2012). Risiko perusahaan merupakan volatilitas earning

perusahaan, yang bisa diukur dengan rumus deviasi standar. Dengan demikian

dapat dimaknai bahwa risiko perusahaan (corporate risk) merupakan

penyimpangan atau deviasi standar dari earning baik penyimpangan itu

bersifat kurang dari yang direncanakan (downside risk) atau lebih dari yang

direncanakan (upset potensial), semakin besar deviasi standar earning

perusahaan mengindikasikan semakin besar pula risiko perusahaan yang ada.

Tinggi rendahhya risiko perusahaan ini mengindikasikan karakter eksekutif

apakah termasuk risk taker atau risk averse (Paligrova, 2010).

Menurut Coles, Daniel, Naveen D, Naveen dan Lalitha (2004) menyatakan

bahwa risiko perusahaan (corporate risk) merupakan cermin dari policy yang

diambil oleh pemimpin perusahaan. Policy yang diambil pimpinan perusahaan


bisa mengindikasikan apakah mereka memiliki karakter risk taking atau risk averse. Semakin tin
Leverage (struktur utang) merupakan rasio yang menunjukkan besarnya utang yang dimiliki ole
sebelum kena pajak perusahaan, sehingga beban pajak yang harus dibayar

perusahaan akan menjadi berkurang (Mulyani, 2013).

Perusahaan besar lebih cenderung memanfaatkan sumber daya yang

dimilikinya daripada menggunakan pembiayaan yang berasal dari utang.

Perusahaan besar akan menjadi sorotan pemerintah, sehingga akan

menimbulkan kecenderungan bagi para manajer perusahaan untuk berlaku

agresif atau patuh (Kurniasih dan Maria, 2013). Semakin besar ukuran

perusahaan, maka perusahaan akan lebih mempertimbangkan risiko dalam hal

mengelola beban pajaknya. Perusahaan yang termasuk dalam perusahaan

besar cenderung memiliki sumber daya yang lebih besar dibandingkan

perusahaan yang memiliki skala lebih kecil untuk melakukan pengelolaan

pajak. Sumber daya manusia yang ahli dalam perpajakan diperlukan agar
untuk menekan beban pajak perusahaan. Perusahaan berskala kecil tidak dapat optimal dalam mengelola beban pajaknya
oleh perusahaan ternama seperti Apple Inc, Starbuck, Amazon, Netflix, Skype, Facebook dan kasus-kasus lainnya (tabel 1.1
Tabel 1.1
Skandal Penghindaran Pajak

No Nama Perusahaan Tuduhan Kasus Kecurangan


1 Apple Inc (2012) Menyembunyikan uang pendapatan senilai US$ 11
miliar di negara-negara yang mendapat keringanan
pajak (tax haven) antara lain Virginia Island, Irlandia
dan Luxemburg. Sehingga pajak yang dibayarkan
kecil.
2. Starbuck (2012) Membuat laporan keuangan seolah rugi yaitu dengan
cara :
1. Membayar royalti atas desain, resep dan logo
ke cabang di Belanda.
2. Membayar utang bunga sangat tinggi, dimana
utang tersebut ternyata digunakan untuk
ekspansi kedai kopi di negara lain
Membeli bahan baku dari cabang di Swiss. Walaupun
pengiriman barang langsung dari produsen dan tidak
masuk ke Swiss
Bersambung ke halaman berikutnya
Tabel 1.1 (lanjutan)

No Nama Perusahaan Tuduhan Kasus Kecurangan


3 Perusahaan Perusahaan tersebut membukukan revenue di Inggris
Search Engine di sebesar 398 juta pounds pada tahun 2011, tetapi
Amerika Serikat hanya membayar pajak 6 juta pounds. Keuntungan
(2011) perusahaan cabang Inggris tersebut ternyata di
transfer ke cabang di Irlandia, Belanda, dan Bermuda.
Negara Bermuda adalah tax heaven country yang
tidak memungut PPh badan.
4 Perusahaan Agar pembayaran bonus tidak terdeteksi, karyawan
Investment perusahaan investment banking cabang Inggris
Banking dari diminta mengajukan permohonan pinjaman lunak ke
Amerika Serikat investasi banking cabang Amerika Serikat dengan
(2012) dalih pinjaman lunak, karyawan investasi banking
cabang Inggris tidak harus membayar pajak
penghasilan. Atas hal tersebut, perusahaan investment
banking cabang Inggris didenda 500 juta pounds (Rp.
7,5 triliun).
5 Perusahaan Air Perusahaan air minum tersebut meminjam uang dari
minum (PAM) induknya di Hongkong yang mengeluarkan eurobond
swasta di Inggris melalui tax heaven country di Channel Island dan
(2012) Cayman Island. Anak perusahaan di Inggris
meminjam dari induknya lebih dari 1 milyar pounds
(Rp 15 triliun) dengan suku bunga 11 persen atau
sekitar Rp. 1,65 triliun pertahun. Menurut peraturan
di Inggris pembayaran bunga keluar negeri dipotong
pajak 20 persen, karena melalui tax heaven country
maka perusahaan “menghemat” pajak bunga
pinjaman 20 persen
Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/penghindaran-pajak-perusahaan-global-di-dunia.html
erage terhadap tindakan tax avoidance. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

Perumusan Masalah B.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai b
1. Apakahkepemilikaninstitusionalberpengaruhpositifterhadap

tindakan tax avoidance?

2. Apakah risiko perusahaan berpengaruh positif terhadap tindakan tax

avoidance?

3. Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap tindakan

tax avoidance?

4. Apakah kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage

secara simultan berpengaruh terhadap tindakan tax avoidance?


Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini
Untuk membuktikan pengaruh kepemilikan institusional terhadap tindakan tax avoidance
Untuk membuktikan pengaruh risiko perusahaan terhadap tindakan tax avoidance
Untukmembuktikanpengaruhleverageterhadaptindakantax avoidance
Untukmembuktikanpengaruhkepemilikaninstitusional,risiko perusahaan, dan leverage secara si
avoidance

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-

pihak yang membutuhkan, antara lain :

1. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai

bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk

menambah ilmu pengetahuan

2. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang aktivitas penghindaran

pajak (tax avoidance) serta menambah pengetahuan akuntansi

khususnya pajak.
Perusahaan, memberikan gambaran dampak dilakukannya penghindaran pajak pada perusahaa
Direktorat Jenderal Pajak, memberikan gambaran umum mengenai persepsi masyarakat tentan
Peneliti berikutnya sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

di atau badan yang bersifat memaksa berdasrkan undang- undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

Menurut Feldmann, pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak

oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang

ditetapkan secara umum) tanpa adanya kontraprestasi dan semata-mata

digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Resmi, 2009).

Pengertian pajak menurut Mardiasmo (2009:1) :

“Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang-Undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk

membayar pengeluaran umum”.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

pengertian pajak adalah iuran wajib dari masyarakat kepada Negara yang

digunakan untuk pembangunan Negara tanpa adanya imbalan langsung.

11
2. Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Menurut Dr. Chairil Anwar Pohan, M.Si, MBA (2013), Tax Planning adalah proses mengorganisa
Ach
minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan oleh undang-undang”.

Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan

pajak adalah sebuah proses pengorganisasian usaha wajib pajak sehingga

hutang pajaknya berada di posisi paling minimal, namun tetap berada di

koridor diperbolehkan dalam perturan perundang-undangan.

Dalam tax planning ada 3 macam cara yang dapat dilakukan oleh

wajib pajak untuk menekan jumlah beban pajaknya, yaitu :

a. Tax Saving (Penghematan Pajak)

Tax Saving atau penghematan pajak merupakan suatu tindakan

penghematan pajak yang dilakukan secara legal dan aman karena

tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan.

12
Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)

Tax Avoidance atau penghindaran pajak adalah sebuah strategi dan teknik penghindaran pajak
Tax Evasion (Penyelundupan Pajak)
Tax Evasion atau penyelundupan pajak adalah kebalikan dari tax avoidance, sebuah strategi dan

perpajakan, karena metode dan teknik yang digunakan tidak

berada dalam koridor undang-undang dan peraturan perpajakan.

3. Agency Theory

Agency theory menjelaskan bahwa organisasi merupakan jaringan

hubungan kontraktual antara manager (agen) dengan pemilik perusahaan,

kreditur, dan pihak lainnya (principal). Dalam teori ini, agen diasumsikan

sebagai individu yang rasional, memiliki kepentingan pribadi dan berusaha

memaksimalkan kepentingan pribadinya. Manajer sebagai agen

bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik

(prinsipal), namun di sisi lain manajer juga memiliki kepentingan


memaksimalkan kesejahteraan mereka sehingga ada kemungkinan besar agen tidak selalu berti
Manajemen sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan jug
Problem keagenan (agency problem) antara pemegang saham (pemilik perusahaan) dengan ma
menginginkan manajemen bekerja dengan tujuan memaksimumkan

kemakmuran sendiri. Terjadilah conflict of interest. Untuk meyakinkan

bahwa manajer bekerja sungguh-sungguh untuk kepentingan pemilik

saham, pemilik saham harus mengeluarkan biaya yang disebut agency cost

(Atmaja, 2008).

Adanya konflik kepentingan dalam kepemilikan dapat menimbulkan

biaya agensi (agency cost), yakni biaya yang dikeluarkan agar pihak yang

diberikan wewenang dapat bertindak sesuai keinginan pemilik (Bezooyen,

2002, dalam Atmaja, 2008). Contoh biaya agensi sebagai berikut :

a. Pengeluaran untuk melakukan pengawasan (monitoring cost),

biaya yang dikeluarkan oleh pemilik untuk mencegah agar

tindakan manajer tetap sesuai dengan kepentingannya.


Biaya yang
Biaya yang
tujuan terse

4. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)


Penghindaran pajak atau tax avoidance adalah suatu skema transaksi yang ditujukan untuk mem

perpajakan. Sedangkan penggelapan pajak atau tax evasion adalah suatu

skema memperkecil pajak yang terhutang dengan cara melanggar

ketentuan perpajakan (illegal). (Denny, 2009).

Menurut Masdiasmo (2003), penghindaran pajak (Tax Avoidance)

adalah suatu usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar

undang-undang yang ada. Senada dengan Mardiasmo, Menurut Gunarso

(1997), penghindaran pajak adalah usaha pengurangan pajak, namun tetap

mematuhi ketentuan peraturan perpajakan seperti memanfaatkan

pengecualian dan potongan yang diperkenankan maupun menunda pajak

yang belum diatur dalam peraturan perpajakan yang berlaku. Sedangkan

menurut Xynas (2011) penghindaran pajak merupakan usaha untuk


mengurangi hutang pajak yang bersifat legal (Lawful), sedangkan penggelapan pajak (Tax Evasio
Penelitian yang dilakukan oleh Uppal, (2005) tentang kasus penghindaran pajak di Indonesia, di
anggaran negara.

Dengan demikian dalam konteks perusahaan, penghindaran pajak ini

sengaja dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memperkecil besarnya

tingkat pembayaran pajak yang harus dilakukan dan meningkatkan cash

flow perusahaan. Seperti disebutkan oleh McGuire, (2011), bahwa manfaat

dari adanya tax avoidance adalah untuk memperbesar tax saving yang

berpotensi mengurangi pembayaran pajak sehingga akan menaikkan cash

flow.

Dalam literatur keagenan, tax avoidance dapat memfasilitasi

kesempatan manajerial untuk melakukan manipulasi laba atau penempatan

sumber daya yang tidak sesuai. Tax avoidance menggambarkan sebuah

kelanjutan dari strategi perencanaan perpajakan perusahaan. Aktivitas tax


avoidance memunculkan kesempatan bagi manajemen dalam melakukan aktivitas yang didesai
terdeteksinya aktivitas tax avoidance pemeriksa pajak.

5. Kepemilikan Institusional
Menurut Faisal (2004), kepemilikan institusional merupakan pi

asuransi, perusahaan investasi, dana pensiun, perusahaan berbentuk

perseroan (PT), dan institusi lainnya. Adanya kepemilikan institusional di

suatu perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih

optimal terhadap kinerja manajemen. Pengawasan yang dilakukan oleh

investor institusional sangat bergantung pada besarnya investasi yang

dilakukan. Pihak institusional yang menguasai saham lebih besar daripada

pemegang saham lainnya dapat melakukan pengawasan terhadap

kebijakan manajemen yang lebih besar juga sehingga manajemen akan

menghindari perilaku yang merugikan para pemegang saham. Semakin

besar kepemilikan institusional maka semakin kuat kendali yang dilakukan

pihak eksternal terhadap perusahaan.


Dalam penelitian Annisa dan Lulus (2012) menyatakan bahwa pemilik institusional memainkan
melakukan kebijakan penghindaran pajak dalam rangka memperoleh laba

yang maksimal untuk investor institusional (Dewi dan Jati, 2014).

Menurut Fadhilah (2014) besar kecilnya konsentrasi kepemilikan

institusional maka akan mempengaruhi kebijakan pajak agresif, tetapi

semakin besar kepemilikan institusional maka akan semakin mengurangi

tindakan kebijakan pajak agresif.

Penelitian dari Pranata, Puspa, dan Herawati (2013) menyatakan

bahwa besar kecilnya konsentrasi kepemilikan institusional maka akan

mempengaruhi kebijakan pajak agresif oleh perusahaan. Khurana dan

Moser (2009) juga menyatakan bahwa semakin besarnya konsentrasi

short-term shareholder institutional akan meningkatkan kebijakan pajak

agresif, akan tetapi semakin besar konsentrasi kepemilikan long-term


shareholder institutional maka akan semakin mengurangi tindakan kebijakan pajak yang agresif
Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin besar pengawasan yang dilakukan oleh
sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Pemegang saham eksternal

mempunyai insentif untuk memonitor dan mempengaruhi manajemen

secara wajar untuk melindungi investasi mereka dalam perusahaan.

Pemegang saham eksternal mengurangi perilaku manajer yang opportunis,

sehingga mengakibatkan rendahnya konflik agensi langsung antara

manajemen dan pemegang saham. (Wahidawati, 2002).

6. Risiko Perusahaan

Menurut Budiman dan Setiyono (2012) risiko ada kaitannya dengan

return yang diperoleh perusahaan, bahwa risiko merupakan penyimpangan

atau deviasi dari outcome dari yang diterima dengan yang diekspektasi.

Dengan demikian dapat diartikan semakin besar deviasi antara outcome


yang diterima dengan yang diekspektasikan mengindikasikan semakin besar pula risiko yang ad
Paligrova (2010) menyatakan bahwa risiko perusahaan merupakan volatilitas earning perusahaa
averse.

Berbeda dengan risk taker, eksekutif yang memiliki karakter risk

averse adalah eksekutif yang cenderung tidak menyukai resiko sehingga

kurang berani dalam mengambil keputusan bisnis. Eksekutif risk averse

jika mendapatkan peluang maka dia akan memilih resiko yang lebih

rendah (Low, 2006). Biasanya eksekutif risk averse memiliki usia yang

lebih tua, sudah lama memegang jabatan, dan memiliki ketergantungan

dengan perusahaan (Maccrimon dan Wehrung, 1990). Dibandingkan

dengan risk taker, eksekutif risk averse lebih menitikberatkan pada

keputusan-keputusan yang tidak mengakibatkan resiko yang lebih besar.

Dengan demikian mereka harus mampu mendatangkan cash flow yang

tinggi pula guna memenuhi tujuan pemilik perusahaan yakni untuk


mendapatkan cash flow dari operasi yang dilakukan oleh perusahan (La Porta dan Silanez 1999)
Coles et al (2004) menyebutkan bahwa risiko perusahaan (corporate risk) merupakan cerminan
karakter risk taker, demikian sebaliknya

dan Sudento (2005) menggambarkan leverage sebagai kemampuan

perusahaan untuk membayar hutangnya dengan menggunakan ekuitas

yang dimilikinya. Leverage dapat dipahami dengan penaksir resiko yang

melekat pada suatu perusahaan. Artinya, leverage yang semakin besar

menunjukkan risiko investasi yang besar pula.

Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

pembayaran semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun

kewajiban jangka panjang. Tingkat pengelolaan kewajiban (leverage)

berkaitan dengan bagaimana perusahaan didanai, apakah perusahaan

didanai lebih banyak menggunakan kewajiban atau modal yang berasal

dari pemegang saham. Semakin tinggi tingkat leverage suatu perusahaan


maka akan semakin besar pula agency cost. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung mengung
Tingkat rasio leverage yang besar menimbulkan keraguan akan kemampuan perusahaan dalam
2011).

Menurut Syamsudin (2001) dalam Hardiningsih (2008) leverage dapat

dihitung melalui 3 pendekatan yaitu :

a. Debt Ratio (Rasio Utang)

Utang mencakup kewajiban/utang lancar (jangka pendek)

maupun jangka panjang. Kreditor pada umumnya menyukai rasio

kewajiban yang rendah karena dalam keadaan demikian berarti

tersedia dana penyangga yang besar bagi kreditor apabila terjadi

likuidasi pada suatu perusahaan. Bagi pemilik rasio kewajiban

yang tinggi dapat melipatgandakan laba atau mungkin dapat juga

mengurangi kendali atas perusahaan karena adanya penjualan

saham ke pasar modal.


Rasio ini mengukur berapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh kreditor yang diperoleh de
b. Debt to Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan suatu upaya untuk memperlihatkan proporsi relatif dari klain pemberi p

melibatkan rasio total kewajiban, biasanya kewajiban lancar dan

semua jenis kewajiban jangka panjang terhadap total ekuitas

pemiliki. Rasio ini juga menunjukkan hubungan antara pinjaman

jangka panjang yang diberikan oleh kreditor dengan jumlah modal

sendiri yang berasal dari pemegang saham. Rasio ini diperoleh dari

perbandingan rasio total liabilities terhadap stockholders equity.

c. Debt to Total Capitalization Ratio

Rasio ini merupakan versi analisis proporsi kewajiban yang

lebih mendalam yang melibatkan rasio kewajiban jangka panjang

terhadap kapitalisasi. Kapitalisasi didefinisikan sebagai jumlah

klaim jangka panjang terhadap perusahaan baik kewajiban


lamnya kewajiban jangka pendek (kewajiban lancar). Rasio ini mengukur berapa besar modal jangka panjang perusahaan (t
ization.

B.
Penelitian Terdahulu

Berikut merupakan tabel mengenai data dari penelitian terdahulu yang telah dilakukan :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


Scott D. Dyreng, Long Run Short Run tax avoidance
1. Michelle Corporate berpengaruh positif terhadap
Hanlon, dan Tax long run tax avoidance
Edward L. Avoidance
Maydew (2009)
2 Judi Budiman Pengaruh Eksekutif yang memiliki
dan Setiyono Karakteristik karakter risk taker memiliki
(2012) Eksekutif pengaruh yang positif terhadap
Terhadap penghindaran pajak (tax
Penghindaran avoidance
Pajak (Tax
Avoidance)
Berlanjut ke halaman selanjutnya
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


3 Scott D. Dyreng, The Effect of Eksekutif memiliki
Michelle Hanlon, Executives on peranan signifikan
dan Edward L. Corporate terhadap adanya
Maydew (2010) Tax penghindaran pajak
Avoidance (tax
avoidance)
4 Calvin Swingly Pengaruh Karakter Karakteristik Eksekutif
dan I Made Eksekutif, Komite dan leverage berpengaruh
Sukartha (2013) Audit, Ukuran signifikan terhadap tax
Perusahaan, avoidance
Leverage, dan
Sales Growth pada
Tax
Avoidance
5 Inder K Khurana, Institutional Short-term institutional
William Moser Ownership and shareholders berpengaruh
(2009) Tax terhadap tax agressive
Aggressiveness
6 Nuraflimida Ayu Pengaruh Kepemilikan institusional
Annisa dan Lulus Corporate tidak berpengaruh
Kurniasih (2012) Governance terhadap tax avoidance
terhadap Tax
Avoidance
7 Febri M. Pranata, Pengaruh Karakter Kepemilikan institusional
Dwi Fitri Puspa, Eksekutif dan dan komite audit
dan Herawati Corporate berpengaruh positif
(2014) Governance terhadap tax avoidance.
Terhadap Tax Karakter eksekutif
Avoidance berpengaruh negatif
terhadap tax avoidance.
Berlanjut ke halaman berikutnya
Tabel 2.1 (lanjutan)
Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


8 Grant Determinants of the Leverage memiliki
Richardson dan variability pengaruh negatif terhadap
Roman Lanis tindakan tax avoidance
in corporate
(2007)
effective tax rates
and tax reform:
Evidence
from Australia”,
9 Ngadiman dan Pengaruh Leverage, Leverage tidak
Christiany Kepemilikan berpengaruh terhadap
Puspitasari Institusional, dan penghindaran pajak,
(2014) Ukuran Perusahaan sedangkan kepemilikan
terhadap Institusional berpengaruh.
Penghindaran Pajak
10 Tommy Pengaruh ROA, ROA, leverage, Corporate
Kurniasih dan Leverage, Governance, Ukuran
Maria M. Ratna Corporate Perusahaan dan
Sari (2013) Governance, Kompensasi Rugi Fiskal
Ukuran Perusahaan, berpengaruh signifikan
dan Kompensasi secara simultan terhadap
Rugi Fiskal pada Tax Avoidance
Tax Avoidance
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar 2.1

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


Belum maksimalnya realisasi pajak dengan target penerimaan pajak

Efek perilaku penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan

Basis teori : Agency theory

Variabel Independen Variabel Dependen


Kepemilikan Institusional (X1)

Risiko Perusahaan (X2) Tax Avoidance


(Y)

Leverage (X3)

Metode Analisis Data

Statistik Deskriptif

Uji Model Regresi

Analisis dan Pembahasan


D.

l mengindikasikan adanya tekanan dari pihak investor kepada manajemen perusahaan untuk melakukan kebijakan penghin
kan penghindaran pajak melalui tax agresif yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga semakin besarnya konsentrasi short-
n

mengurangi kebijakan penghindaran pajak (Khurana dan Moser, 2009).

Penelitian dari Pranata, Puspa, dan Herawati (2013) juga menyatakan

bahwa besar kecilnya konsentrasi kepemilikan institusional maka akan

mempengaruhi kebijakan pajak agresif oleh perusahaan.

Hanum dan Zulaikha dalam penelitiannya (2013) menyatakan bahwa

investor institusional pada dasarnya ingin mendapatkan laba setinggi-

tingginya yang menyebabkan pihak manajemen melakukan penghindaran

pajak dengan mengurangi jumlah pajak yang akan dibayarkan oleh

perusahaan.
Jadi berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis menyusun hipotesis sebagai berikut :
H1 : Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap tindakan tax avoidance.
2. Pengaruh risiko perusahaan terhadap tindakan tax avoidance
Dalam penelitiannya, Paligrova (2010) menjelaskan bahwa ada keterkaitan antara karakteristik

rendahnya risiko perusahaan ini mengindikasikan karakter eksekutif

apakah termasuk risk taker atau risk averse.

Budiman dan Setiyono (2012) dan Dewi dan Jati (2014) menemukan

adanya pengaruh antara karakteristik eksekutif dengan tax avoidance. Hal

ini menandakan bahwa apabila eksekutif bersifat risk taker maka akan

semakin besar pula tindakan tax avoidance yang dilakukan. Tingkat risiko

yang besar mengindikasikan bahwa pimpinan perusahaan lebih bersifat

risk taker. Sebaliknya tingkat risiko yang kecil mengindikasikan bahwa

pimpinan perusahaan lebih bersifat risk averse yang cenderung untuk

menghindari resiko. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Dyreng et.al

(2010) dilakukan untuk menguji apakah individu Top Executive memiliki


pengaruh terhadap penghindaran pajak perusahaan. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa ind
Berdasarkan pemaparan diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H2 : Risiko perusahaan berpengaruh positif terhadap tindakan

tax avoidance

3. Pengaruh Leverage terhadap tindakan Tax Avoidance


Perusahaan dimungkinkan menggunakan utang untuk memenuhi kebutuhan operasional dan in

kecil karena insentif pajak atas bunga utang semakin besar. Hal tersebut

membawa implikasi meningkatnya penggunaan utang oleh perusahaan.

Secara logika, semakin tinggi nilai dari rasio leverage, berarti semakin

tinggi jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga yang digunakan

perusahaan dan semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul dari utang

tersebut. Biaya bunga yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh

berkurangnya beban pajak perusahaan. Semakin tinggi nilai utang

perusahaan maka nilai Cash Effective Tax Rate (CETR) perusahaan akan

semakin rendah (Richardson dan Lanis, 2007).


Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesa yang dibangun adalah :

H3 : Leverage berpengaruh negatif terhadap tindakan tax avoidance


4. Pengaruh kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage secara simultan terhada
Hipotesis ini menguji secara bersamaan (simultan) variabel independen yaitu: kepemilikan insti
hipotesis yang diajukan adalah:

H4: Kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage

berpengaruh secara simultan terhadap tax avoidance.


BAB III

METODE PENELITIAN

A.
ndependen yaitu Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan, dan Leverage terhadap variabel dependen yaitu Tindakan Ta

B. Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan

sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh menggunakan

pertimbangan tertentu umumnya disesuaikan dengan tujuan penelitian

(Indriantoro dan Supomo, 2011). Dengan metode tersebut, sampel dipilih

berdasarkan karakteristik yang akan ditentukan. Adapun kriteria pemilihan

sampel adalah sebagai berikut :

1. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Data yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap dan menerbitkan

laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dari

2010-2014.

32
Menggunakan periode laporan keuangan 1 Januari sampai 31 Desember.
Laporan Keuangan disajikan dalam mata uang rupiah.

Perusahaan dengan pretax income selama 5 tahun yang positif.

Memiliki nilai Cash Effective Tax Rate kurang dari 1 (CETR<1)

C.
an data yang berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan penelusuran dan p

Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara (diperoleh atau dicatat pihak lain). Data

sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah

tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan

(Indriantoro dan Supomo, 2011). Data sekunder dari penelitian ini mengambil

dari:

1. Buku-buku yang berhubungan dengan Manajemen Perpajakan

2. Jurnal-jurnal, tesis dan bahan dari internet yang berhubungan dengan

perpajakan.

3. Data yang dipublikasikan di BEI dari tahun 2010-2014 dan annual

report yang dikeluarkan oleh perusahaan.

33
D. Metode Analisis Data

Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi ya

data tersebut harus terdistribusi secara normal, tidak mengandung

multikolonieritas dan heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model

regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya

mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian

ini, uji normalitas menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Uji

statistik Kolmogorov-Smirnov merupakan uji statistik non parametik

yang dapat pula digunakan untuk menguji apakah data terdistribusi

secara normal atau tidak.


Untuk lebih memberikan keyakinan bahwa data terdistribusi secara sempurna, selain menggun
b. Uji Multikolonieritas
Multikolonieritas adalah suatu kondisi yang menunjukkan satu atau lebih variabel independen t

Model regresi dikatakan baik apabila tidak terdapat korelasi di antara

variabel independen. Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di

dalam model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation

Factor) dan tolerance value. Batas dari nilai tolerance adalah 0,01 dan

batas VIF adalah 10. Apabila nilai tolerance dibawah 0,01 atau nilai

VIF diatas 10 maka terjadi multikolonieritas (Imam Ghozali, 2011)

c. Uji heteroskedastitas

Heterokedastisitas merupakan suatu varian pengganggu yang

tidak mempunyai varian yang sama untuk setiap observasi, sehingga

mengakibatkan penaksiran regresi yang tidak efisien. Uji

heterokedastitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi


terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika var
Deteksi ada atau tidaknya heterokedatisitas dapat dilihat adengan ada tidaknya pola tertentu p
d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan

satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal

ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) yang terpilih

yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya (Ghazali,

2011).

Run test sebagai bagian dari statistik non-parametik dapat pula

digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang


tinggi. Jika antar residul tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adala
H0 : residual (res_1) random (acak) H1 : residual (res_1) tidak random
3. Analisis Regresi
Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga

2011).

Dalam penelitian ini digunakan analisis regeresi linier berganda

untuk mengukur kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.

Adapun model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

CETRi,t = α + β1INSTi,t + β2RISK i,t + β3LEVi,t + ε

Keterangan :

CETR I,t = Cash Effective Tax Rate perusahaan i pada tahun t

α = Konstanta
β1INSTi,t = Proporsi kepemilikan ins
β2RISK i,t = Risiko perusahaan dalam

β3LEVi,t = Leverage perusahaa

ε = Error

Uji Hipotesis

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel- variavel independen (X) secara sim
Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan

sebesar 5%. Jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama-sama

seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain

itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas, jika nilai probabilitas

lebih kecil daripada 0,05% (untuk tingkat sinifikansi 5%), maka

variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari

0,05% maka variabel independen secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.


b. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Imam Ghozali (2011) menyatakan bahwa uji koefisien determinasi bertujuan untuk melihat seb
Semakin besar angka Adjusted R2 maka semakin baik model yang digunakan untuk menjelaskan
lemah model tersebut untuk menjelaskan variabilitasnya dari variabel

terikatnya.

c. Uji t (Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh suatu variabel individu independen secara individu dalam

menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011).

Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan

sebesar 5%, jika nilai t hitung > t tabel maka secara satu persatu

variabel independedn mempengaruhi variabel dependen. Selain itu,

dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas


abel independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besa

D.
sionalisasi Variabel Penelitian

bagian ini akan dijelaskan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan definisi operasional dan cara
Avoidance
pakan usaha untuk mengurangi, atau bahkan meniadakan hutang pajak yang harus dibayar perusahaan dengan tidak melan

undang-undang yang ada. Pengukuran Tax Avoidance dalam penelitian ini

menggunakan model Cash Effective Tax Rate (CETR) yaitu yang

diharapkan mampu mengidentifikasi keagresifan perencanaan pajak

perusahaan yang dilakukan menggunakan perbedaan tetap maupun

perbedaan temporer (Chen et al. 2010). Penggunaan pengukuran cash ETR

dalam mengukur tax avoidance menurut Dyreng et, al (2008) baik

digunakan untuk menggambarkan kegiatan penghindaran pajak oleh

perusahaan karena cash ETR tidak terpengaruh dengan adanya perubahan

estimasi seperti penyisihan, penilaian atau perlindungan pajak.


Cash ETR diformulasikan dengan rumus sebagai berikut :

CETR = 𝑃𝑃embayaran Pajak

Laba Sebelum Pajak

2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemerintah, perusahaan

kinerja ekonomi dan menghindari peluang untuk berperilaku

mementingkan diri sendiri. Adanya tanggung jawab perusahaan kepada

fidusia, maka pemilik institusional memiliki insentif untuk memastikan

bahwa manajemen perusahaan membuat keputusan yang akan

memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Kepemilikan

institusional diukur dengan proporsi saham yang dimiliki pada akhir tahun

yang dinyatakan dalam persentase.

3. Risiko Perusahaan

Risiko Perusahaan mencerminkan penyimpangan atau deviasi

standar dari earning baik pertimbangan itu bersifat kurang dari yang

direncanakan atau mungkin lebih dari yang direncanakan, semakin besar


(2010) untuk mengukur resiko perusahaan ini dihitung melalui deviasi standar dari EBITDA (Earning Before Income Tax, Dep

Dimana E adalah EBITDA dibagi dengan total asset yang dimiliki perusahaan. Besar kecilnya risiko perusahaan mencerm
ksekutif perusahaan termasuk dalam kategori risk-taking atau risk-averse,

semakin besar risiko perusahaan menunjukkan eksekutif perusahaan

tersebut adalah risk-taking, sebaliknya semakin kecil risiko perusahaan

menunjukkan eksekutif perusahaan tersebut adalah risk-averse.

4. Leverage

Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

pembayaran semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun

kewajiban jangka panjang. Leverage diukur dengan menjumlahkan utang

jangka panjang dan jangka pendek kemudian dibagi dengan total aset

(Dyreng et al., 2010).


Leverage diformulasikan dengan rumus sebagai berikut :

Berikut ini merupakan operasionalisasi variabel yang dijelaskan melalui tabel 3.1
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Indikator Skala

Tax Pajak yang dibayar perusahaan secara kas pada Skala


Avoidance tahun t dibagi dengan laba sebelum pajak pada
Rasio
(Dyreng et tahun t
CETR = 𝑃𝑃embayaran Pajak
al, 2008)
Laba Sebelum Pajak
Kepemilikan Besarnya proporsi kepemilikan saham yang Skala
Institusional dimiliki oleh pemerintah, perusahaan asuransi,
Rasio
(Annisa dan investor luar negeri, dan bank
Lulus, 2012)
Risiko Deviasi standar dari Earning Before Income Tax, Skala
Perusahaan Depreciation, and Amortization dibagi dengan Rasio
(Paligrova, total asset perusahaan
2010)

Leverage Total kewajiban jangka panjang dan jangka Skala


(Brad pendek dibagi dengan total asset perusahaan Rasio
Badertscher
et al, 2010)

Sumber: diolah dari berbagai sumber referensi


BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.

Perusahaan manufaktur tersebut tidak keluar dari BEI (delisting). Berdasarkan kriteria yang disebutkan pada bab sebelumn

sampel adalah metode purposive sampling. Penelitian mengambil sampel 4

tahun, yaitu dari tahun 2010-2014. Penelitian secara purposive sampling

mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan representasi dari populasi yang ada, serta sesuai dengan tujuan dari

penelitian. Data yang digunakan yaitu diambil dari annual report dan laporan

keuangan auditan pada tahun 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014 yang diakses

melalui website www.idx.co.id.

Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

tampak pada tabel 4.1 sebagai berikut :

44
Tabel 4.1
Kriteria Penentuan Sampel

No Kriteria Penentuan Sampel Jumlah

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 150

2 Data tersedia dengan lengkap (106)

3 Periode pelaporan 1 Januari-31 Desember (-)

4 Disajikan dalam mata uang rupiah (14)

5 Memiliki pre-income yang positif selama 5 tahun (7)

6 Memiliki nilai CETR kurang dari 1 (1)

Total Sampel 22

Sumber : Data sekunder yang diolah

B. Analisis dan Pembahasan

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi

berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh

mengenai pengaruh variabel independen (kepemilikan institusional, risiko

perusahaan, leverage) terhadap variabel dependen (tax avoidance).

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat

dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan nilai

minimum. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

variabel dependen (Y) yaitu tax avoidance serta variabel independen (X)

yaitu kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage.

45
Hasil pengujian variabel-variabel tersebut secara deskriptif seperti yang dilihat dalam tabel 4.2
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
INST 75 ,5751 ,9808 ,81788 ,11772
RISK 75 ,0548 ,5385 ,30139 ,07641
LEV 75 ,3647 ,8379 ,59193 ,13357
CETR 75 -,0360 ,9660 ,27728 ,15185

Valid N (listwise) 75

dalah untuk melihat kualitas data penelitian yang ditujukan dengan angka atau nilai yang terdapat pada mean dan standar

deviasi maka kualitas data lebih baik.

Pada tabel statistik deskriptif diperoleh sebanyak 75 data observasi

yang berasal dari perkalian periode penelitian (5 tahun, yaitu dari tahun

2010 sampai dengan 2014) dengan jumlah sampel sebanyak 15

perusahaan.

Berdasarkan tabel 4.2, hasil analisis dengan menggunakan statistik

deskriptif terhadap variabel kepemilikan institusional (INST)

menunjukkan nilai minimum sebesar 0,5751, nilai maksimum sebesar

0,9808, nilai mean sebesar 0,81778, dan nilai standar deviasi sebesar

0,11772. Hal ini berarti kepemilikan perusahaan manufaktur di Bursa Efek


Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel risiko perusahaan (RISK) menunjukkan nilai m
rata-rata sebesar 0,30139 atau sebesar 30,139%.

menunjukkan nilai minimum sebesar 0,3647, nilai maksimum sebesar

0,8379, nilai mean sebesar 0,5919, serta standar deviasi sebesar 0,13357.

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki tingkat hutang yang tinggi. Hal

tersebut dapat dilihat dari rata-rata sebesar 0,59193 atau sebesar 59,193%.

Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel tax avoidance

(CETR) menunjukkan nilai minimum sebesar -0,360, nilai maksimum

sebesar 0,9660, nilai mean sebesar 0,27728, dan standar deviasi sebesar

0,15185. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sampel penelitian telah

melakukan kewajiban perpajakan badannya sesuai dengan tarif pajak yang


2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam

model regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya

mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011).

Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara

normal dan independen. Model regresi yang baik adalah yang

memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk

menguji normalitas data, peneliti menggunakan metode uji non-

parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar pengambilan

keputusan pada uji K-S ini adalah dengan melihat nilai probabilitas

signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang dari 0,05


gka probabilitas lebih dari 0,05 maka Ha ditolak yang berarti variabel terdistribusi secara normal (Ghozali, 2011). Adapun h
Tabel 4.3
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 75
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation ,13302131
Absolute ,154
Most Extreme Differences Positive ,154
Negative -,087
Kolmogorov-Smirnov Z 1,335
Asymp. Sig. (2-tailed) ,057
Sumber : data yang diolah

Berdasarkan tabel 4.3, hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini dapat

terlihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,057 dan nilainya diatas α =

0,05. Hal ini berarti Ha ditolak dan data terdistribusi secara normal,

sehingga model penelitian ini telah memenuhi uji asumsi klasik

normalitas.

b. Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah

pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Untuk menguji ada atau tidaknya multikolonieritas

dapat dilihat dari nilai tolerance inflation factor (VIF) dari tiap-tiap
variabel independen. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari
Berikut ini disajikan hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa

Model T Sig. Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant) 5,911 ,000

1 INST -3,435 ,001 ,851 1,175


RISK -3,285 ,002 ,738 1,355
LEV -3,489 ,001 ,642 1,557
Sumber : data yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4, hasil uji multikolonieritas menunjukkan

bahwa variabel kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan


leverage menunjukkan tidak terjadinya multikolonieritas karena

tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 0,10.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika

berbeda maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik

adalah homokedastisitas (Ghozali, 2011).

Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan

ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola
tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang
Berikut hasil uji heterokedastisitas pada gambar 4.1.

Sumber : Data yang diolah


Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak dan tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y.

Hal ini dapat menyimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas

pada model regresi.

d. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan


kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji adanya autokorelasi dapat menggunakan Run Test
Tabel 4.5
Hasil uji autokorelasi
Runs Test

Unstandardized
Residual
a
Test Value -,03131
Cases < Test Value 37
Cases >= Test Value 38
Total Cases 75
Number of Runs 32
Z -1,510
Asymp. Sig. (2-tailed) ,131

Sumber : data yang diolah

Hasil tabel 4.5 menunjukkan bahwa Nilai Test (Test Value)

adalah -0,03131 dengan probabilitas 0,131 signifikan pada 0,05. Hal


ini menunjukkan bahwa H0 gagal ditolak, sehingga dapat disimpulkan

bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai

residual.

3. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hiptesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression

analysis), yaitu dilakukan melalui uji statistik f, uji koefisien determinasi,

dan uji statistik t.

a. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-

variabel independen (X) secara simultan (bersamaan) mempunyai

pengaruh terhadap variabel dependen (Y) (Imam Gozali, 2011).


probabilitas, jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05% (untuk tingkat sinifikansi 5%), maka variabel independen secar

ANOVAa

Model Sum of Df Mean F Sig.


Squares Square
Regression ,397 3 ,132 7,176 ,000b
1 Residual 1,309 71 ,018
Total 1,706 74
Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil uji statistik F

memiliki nilai F hitung sebesar 7,176 dengan nilai signifikansinya

sebesar 0,000. Karena tingkat signifikansinya jauh lebih kecil dari

nilai 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel kepemilikan

institusional, risiko perusahaan, dan leverage secara simultan

berpengaruh terhadap variabel tax avoidance.


enden terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu kepemilikan institusional,
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 ,482 ,233 ,200 ,1358025
Sumber : data yang diolah

Pada tabel 4.7 memperlihatkan Adjusted R Square adalah

sebesar 0,200. Hal ini berarti sebesar 20% variabel tax avoidance

dapat dijelaskan oleh variabel kepemilikan institusional, risiko

perusahaan, dan leverage. Sedangkan sisanya sebesar 80% dijelaskan

oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam analisa regresi pada

penelitian ini, antara lain ialah ukuran perusahaan, kompensasi rugi

fiskal, pertumbuhan penjualan, insentif pajak, dan sebagainya.

c. Hasil Uji secara parsial (uji t)


Uji statistik t pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel individ
Apabila t hitung > tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen me
dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05

maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen.

Berikut ini disajikan hasil uji statistik t pada tabel 4.8 :

Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients T Sig.
B Std. Error
(Constant) 1,228 ,208 5,911 ,000
INST -,499 ,145 -3,435 ,001
1
RISK -,790 ,240 -3,285 ,002
LEV -,515 ,147 -3,489 ,001
Sumber : data yang diolah

Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji statistik t pada tingkat signifkansi 5%, persamaan
CETR = 1,228 – 0,499 INST– 0,790 RISK – 0,515 LEV + ε

Keterangan :

CETR = Cash Effective Tax Rate perusahaan i pada tahun t

INST =Proporsikepemilikaninstitusionaldalam

perusahaan i pada tahun t

RISK = Risiko perusahaan dalam perusahaan i pada tahun

LEV = Leverage perusahaan I pada tahun t

ε = Error

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa variabel

kepemilikan institusional memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,001

dengan nilai signifikansi 0,05. Hal ini menandakan bahwa variabel

kepemilikan institusional memiliki pengaruh signifikan terhadap

variabel tax avoidance, hal ini dapat diketahui dari signifikansi

variabel yang lebih rendah dari nilai signifikan 0,05. Adapun nilai beta

yang dihasilkan adalah negatif sebesar -0,499.

Untuk variabel risiko perusahaan, didapatkan tingkat

signifikansi sebesar 0,002. Hal ini menandakan bahwa variabel risiko

perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel tax

avoidance karena tingkat signifikansi variabel yang lebih rendah dari


nilai signifikan 0,05. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah negatif

yaitu sebesar -0,790.

gnifikansi sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance kare

C.
Pembahasan

1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap tindakan Tax Avoidance


H1 : Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap tindakan tax avoidance.

Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel kepemilikan institusional

memiliki nilai beta sebesar -0,499, tingkat signifikansi sebesar 0,001.

Dengan demikian dapat dikatakan H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif

signifikan terhadap variabel tax avoidance. Hasil ini mendukung penelitian

yang dilakukan oleh Putranti dan Yulita (2014) dan Fadhilah (2014).

Tetapi tidak mendukung penelitian Pranata dan Herawati (2014).

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham yang

dimiliki oleh institusi seperti pemerintah, perusahaan asuransi, investor

luar negeri, atau Bank. Menurut Fadhilah (2014) besar kecilnya

konsentrasi kepemilikan institusional maka akan mempengaruhi kebijakan


pajak agresif, tetapi semakin besar kepemilikan institusional maka akan semakin mengurangi tin
Dalam penelitiannya, Putranti dan Yulita (2014) menyatakan bahwa kepemilikan institusional m
2. Pengaruh risiko perusahaan terhadap tindakan tax avoidance

H2 : Risiko perusahaan berpengaruh positif terhadap tindakan tax

avoidance

Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel risiko perusahaan

memiliki nilai beta sebesar -0,790 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,002. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa H 2 ditolak, hal ini

menandakan bahwa variabel risiko perusahaan negatif signifikan terhadap

variabel tax avoidance. Hal ini mendukung penelitian Pranata dan

Herawati (2014) dan Dewi dan Jati (2014). Tetapi tidak mendukung

penelitian Budiman dan Setiyono (2012).

Naik-turunnya risiko perusahaan mencerminkan kecenderungan

dari karakteristik eksekutif. Tingkat risiko perusahaan yang lebih tinggi


mengindikasikan karakter eksekutif lebih memiliki sifat risk taker dibandingkan dengan tingkat r
3. Pengaruh Leverage terhadap tindakan Tax Avoidance

H3 : Leverage berpengaruh negatif terhadap tindakan tax avoidance

Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel leverage memiliki tingkat

signifikansi sebesar 0,001. Dengan demikian dapat dikatakan H 3 diterima,

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel leverage memiliki pengaruh

negatif signifikan terhadap variabel tax avoidance. Hasil ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Swingly dan Sukartha (2015), dan

Richardson dan Lanis (2007).

Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

pembayaran semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun

kewajiban jangka panjang. Semakin besar utang maka laba kena pajak

akan menjadi lebih kecil karena insentif pajak atas bunga utang semakin

besar. Hal tersebut membawa implikasi meningkatnya penggunaan utang

oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan


memilih untuk berhutang agar mengurangi pajak. Dengan sengajanya perusahaan berutang unt
Menurut Richardson dan Lanis (2007), semakin tinggi nilai dari rasio leverage, berarti semakin ti
4. Pengaruh kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage secara

simultan terhadap tindakan tax avoidance

H4: Kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage

berpengaruh secara simultan terhadap tax avoidance

Hasil uji statistik F pada Tabel 4.6 menunjukkan nilai F hitung

sebesar 7,176 dengan signifikansi sebesar 0,000. Karena probabilitas

signifikansinya jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa

variabel kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage secara

bersama-sama berpengaruh terhadap tax avoidance.

Hal ini menandakan bahwa semakin besar kepemilikan

institusional, semakin meningkatnya risiko perusahaan, dan semakin

tingginya jumlah hutang maka akan mempengaruhi tindakan tax


avoidance sebuah perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Ngadiman dan Puspasari (201
Naik-turunnya risiko perusahaan mencerminkan kecenderungan dari karakter eksekutif. Tingka
mengindikasikan karakter eksekutif lebih memiliki sifat risk averse

(Budiman dan Setiyono, 2012). Ketika pimpinan perusahaan atau

eksekutif memiliki sifat risk taker maka akan mengindikasikan bahwa

semakin tinggi tingkat tax avoidance yang dilakukan oleh manajemen

perusahaan sehingga eksekutif memiliki peran yang signifikan dan vital

terhadap tax avoidance. (Dewi dan Jati (2014).

Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

pembayaran semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun

kewajiban jangka panjang. Semakin besar utang maka laba kena pajak

akan menjadi lebih kecil karena insentif pajak atas bunga utang semakin

besar. Hal tersebut membawa implikasi meningkatnya penggunaan utang

oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan


memilih untuk berhutang agar mengurangi pajak. Dengan sengajanya perusahaan berutang unt
Kesimpulan

Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan menggunak
Variabel kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap variabel tax avoidance, yang me
rendah. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Putranti

dan Yulita (2014) dan Fadhilah (2014). Tetapi tidak mendukung

penelitian Pranata dan Herawati (2014).

2. Variabel risiko perusahaan berpengaruh negatif terhadap variabel tax

avoidance, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko perusahaan

akan tindakan tax avoidance yang dilakukan oleh eksekutif akan

semakin rendah. Hal ini mendukung penelitian Pranata dan Herawati

(2014) dan Dewi dan Jati (2014). Tetapi tidak mendukung penelitian

Budiman dan Setiyono (2012).

3. Variabel leverage berpengaruh negatif terhadap variabel tax

avoidance, yang menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki

kewajiban pajak tinggi akan memilih untuk berhutang agar

mengurangi pajak. Dengan sengajanya perusahaan berutang untuk

63
sebutkan bahwa perusahaan tersebut agresif terhadap pajak. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Swingly d
ahaan, dan leverage secara

n tax avoidance.

B.
bangan ilmu akuntansi yang khususnya berada pada bidang pajak mengenai dampak dari aktivitas tax avoidance. Penelitian

dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya :

1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran selain CETR

(Cash Effective Tax Rate) dalam mengukur tax avoidance. Salah satu

contohnya adalah dengan menggunakan pengukuran book tax gap

(BTG).

2. Penelitian selanjutnya bisa mempertimbangan untuk meneliti tax

avoidance untuk jangka panjang (10 tahun), Dyreng et al (2009)

menyatakan bahwa pengukuran tax avoidance yang tepat bagi

perusahaan adalah secara jangka panjang, karena diharapkan mampu

menghapuskan permanent difference sehingga benar-benar

64
mencerminkanperilakutaxavoidanceyangdilakukanoleh perusahaan.
Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti perusahaan sektor industri lain selain sektor in
Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah atau mengganti variabel independen lain y
Adi, Anindyarta Wardhana dan Nur Cahyonowati, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap T

Adi Nugroho, Rahman, dan Zulaikha, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Memba

Annisa, Ayu Nuralifmida dan Lulus Kurniasih, “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avo

Anwar Pohan, Chairil, “Manajemen Perpajakan: Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis”, Cetakan p

Atmaja, Lukas Setia. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance”, Jurnal Akuntans

Budiman, Judi dan Setiyono. “Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avo

2012.

Chen S., Chen X, Chen Q, Shevlin T, “Are Family Firms More Tax Aggressive
Than Non-Family Firms?”, Journal of Financial Economics, 2010.

Coles, Jeffrey L, Daniel, Naveen D, Naveen, Lalitha, “Management Incentives


and Risk-Taking”, The Accounting Review, 2004.

Darussalam, Denny, “Tax Planning, Tax Avoidance, dan Tax Evasion”.


www.ortax.org. 2009

Desai, M. A. dan D. Dharmapala, “Earnings Management and Corporate Tax


Shelters”. Working Paper. 2007.

Desai, Mihir A. and Dhammika Dharmapala. “Corporate Tax Avoidance and


Firm Value”. The Review of Economics and Statistics, 2008.

Dewi, Ni Nyoman Kristiana dan I Ketut Jati, “Pengaruh karakter Eksekutif,


Karakteristik Perusahaan, dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik
pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia”. ISSN : 2302-8556, E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 6.2 (2014), 2014.

66
Dyreng, Scoot, Michelle Hanlon dan Edwanrd Maydew, “Long Run Corporate
Tax avoidance”, The Accounting Review. 83 (1). 61-82, 2009.

Dyreng, Scoot, Michelle Hanlon dan Edward Maydew The Effect of Executives
on Corporate Tax Avoidance. The Accounting Review. Vol 85, 2010

Fadhilah, Rahmi “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tax


Avoidance” Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Padang, 2014.

Faisal, “Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate


Governance” SNA VII Denpasar, 2004.

Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”, Salemba


Empat: Jakarta, 2013.

Hanum, Rodhiana dan Zulaikha Hasemi, “Pengaruh Karakteristik Corporate


Governance Terhadap Efective Tax Rate”, Diponegoro Journal of
Accounting, Vol. 2 No.2, 2013.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk


Akuntansi dan Manajemen” Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta, 2011.

Khurana, Inder K, dan William J. Moser, “Institutional ownership and Tax


Aggressiveness”. www.ssrn.com 2009.

Kurniasih, Tommy dan Maria M. Ratna Sari, “Pengaruh Return on Assets,


Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi
Rugi Fiskal pada Tax avoidance”, Buletin Studi Ekonomi. ISSN 1410-
4628, Vol. 18, No.1, 2013.

Kusumawati, R. Dan Sudento A, “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Ukuran


Perusahaan, dan Leverage Terhadap Tingkat Underpricing pada
Penawaran Perdana (Initial Public offering/IPO)”, Utilitas Vol.13 No.1,
2005.

La Porta, Rafael dan Lopez-De Silanez, “Corporate Ownership and Investor


Protection: An International Comparison”, Journal of Financial economic
69, 1999.

Lewellen, Katharina, “Financing Decisions When Managers Are Risk Averse”


Working Paper, Mit Sloan School of Management. 2003.

Low, Angie, “Managerial Risk-Taking Behaviour and Equity-Based


Compensation, Fisher College of Business Working Paper”, 2006.
MacCrimon, Kenneth R dan Wehrung Donald A, “Characteristics of Risk Taking
Executives”. Management Services, 1990.

Mardiasmo, “Perpajakan Edisi Revisi 2009”. Yogyakarta, Penerbit Andi, 2009.


Mulyani, Sri dan Darminto, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Koneksi Politik
dan Reformasi Perpajakan Terhadap Penghindaran Pajak” Jurnal Ekonomi
Universitas Brawijaya, 2012

Ngadiman, dan Christianty Puspitasari, “Pengaruh Leverage, Kepemilikan


Institusional, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal
Akuntansi Universitas Tarumanegara, 2014

Paligrova, Teodoram, “Corporate Risk Taking and Ownership Structure”, Bank


Canada Working paper, 2010

Prakosa, Kesit Bambang, “Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan


Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia”, SNA
XVII Mataram, 2014.

Pedoman Penulisan Skripsi FEB, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012

Pranata, Febri M, Dwi Fitri Puspa dan Herawati “Pengaruh Karakteristik


Eksekutif dan Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance” Jurnal
Akuntansi Universitas Tarumanegara, 2014.

Putranti, Anissa Setiawati dan Yulita Setiawanta, “Pengaruh Kepemilikan


Institusional, Struktur Dewan Komisaris, Kualitas Audit, dan Komite Audit
Terhadap Tax Avoidance” Jurnal Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro,
2014.

Republik Indonesia, Perdirjen No. Per-43/PJ/2010 Tentang Penerapan Prinsip


Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi Antara Wajib Pajak
dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa. 2010.

Resmi, Siti, “Perpajakan Indonesia”, Graha Pustaka, Yogyakarta, 2009.

Rusydi, M. Khoiru dan Dwi Martani, “Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap


Aggressive Tax Avoidance”, SNA XVII Mataram 2014

Santoso, Singgih, “Statistik Multivariat”, Gramedia, Jakarta, 2010.

Sean McGuire, “Dual Class Ownership and Tax Avoidance” www.ssrn.com. 2011

Soemitro, Rochmat, “Asas dan Dasar Perpajakan”, Bandung: PT. Eresco, 1990.
Suminarsasi, Wahyu dan Supriyadi, “Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, dan
Dikriminasi Terhadap Persepsi Wajib pajak Mengenai Etika Penggelapan
pajak (Tax Evasion).”, Yogyakarta, PPJK 15 Universitas Gajah Mada,
2012.
Swingly, Calvin, dan I Made Sukartha “Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite
Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Sales Growth Terhadap Tax
Avoidance” ISSN : 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
10.1 (2015), 2015.

Tjahjono, Achmad dan Husain F. Husain. “Perpajakan” Yogyakarta, Penerbit


STIE YKPN, 1997

Uppal J.S. “Kasus Penghindaran Pajak di Indonesia”, Economic Review Journal,


2005.

Wahidahwati, “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional


pada kebijakan Hutang perusahaan: Sebuah Perspektif Agency Theory”,
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2002.

Widyantari, A. A. Ayu Putri, “Opini audit Going Concern dan Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhi: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia”. Tesis Universitas Udayana, Denpasar, 2011.

Xynas, Lidia, “Tax Planning, Avoidance, and Evasion in Australia 1997-2010:


The Regulatory Responses and Taxpayer Compliance”, Revenue Law
Journal, 2011.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Daftar Perusahaan Sampel

o. Nama Perusahaan ode Perusahaan

1. PT. Akasha Wira Internastional, Tbk ADES

. PT. Ashimas Flat Glass, Tbk AMFG

3. PT. Arwana Citramulia, Tbk ARNA

. PT. Astra Otoparts, Tbk AUTO

. PT. Astra International, Tbk ASII

. PT. Betonjaya Manunggal, Tbk BTON

. PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk CPIN

.. PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk DVLA

. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF

0. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk INTP

1. PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk JPFA

2. PT. Lion Metal Works, Tbk LION

3. PT. Selamat Sempurna, Tbk SMSM

4. PT. Surya Toto Indonesia, Tbk TOTO

. PT. Mayora Indah, Tbk MYOR


5
Lampiran 2 : Data Sampel Penelitian

Nama
No Tahun INST RISK LEV CETR
Perusahaan

2010 0,9194 0,068 0,692 -0,036


2011 0,9194 0,05 0,602 0,029
1 ADES 2012 0,9194 0,109 0,463 0,001
2013 0,9194 0,073 0,4 0,083
2014 0,9194 0,043 0,414 0,241
2010 0,8466 0,127 0,223 0,19
2011 0,8467 0,116 0,203 0,32
2 AMFG 2012 0,847 0,104 0,211 0,246
2013 0,847 0,089 0,22 0,229
2014 0,8473 0,107 0,187 0,27
2010 0,7427 0,046 0,525 0,28
2011 0,6927 0,067 0,4 0,267
3 ARNA 2012 0,641 0,119 0,355 0,176
2013 0,5046 0,145 0,323 0,235
2014 0,5481 0,155 0,276 0,286
2010 0,5011 0,106 0,48 0,229
2011 0,5011 0,095 0,506 0,162
4 ASII 2012 0,5011 0,087 0,507 0,204
2013 0,5011 0,072 0,504 0,232
2014 0,5011 0,065 0,49 0,204
2010 0,9565 0,137 0,309 0,147
2011 0,9565 0,111 0,322 0,187
5 AUTO 2012 0,9565 0,075 0,382 0,165
2013 0,8 0,05 0,245 0,207
2014 0,8 0,038 0,295 0,259
2010 0,7987 0,081 0,197 0,284
2011 0,8154 0,142 0,228 0,132
6 BTON 2012 0,8183 0,153 0,22 0,223
2013 0,8183 0,13 0,212 0,201
2014 0,8183 0,034 0,158 0,539
Lampiran 2: Data Sampel Penelitian (Lanjutan)

Nama
No Tahun INST RISK LEV CETR
Perusahaan

2010 0,5545 0,29 0,312 0,27


2011 0,5553 0,181 0,3 0,265
7 CPIN 2012 0,5553 0,145 0,338 0,225
2013 0,5553 0,14 0,367 0,193
2014 0,5553 0,055 0,475 0,479
2010 0,9266 0,096 0,25 0,049
2011 0,9266 0,108 0,211 0,273
8 DVLA 2012 0,9266 0,115 0,217 0,284
2013 0,9266 0,085 0,231 0,332
2014 0,9266 0,04 0,221 0,464
2010 0,5005 0,06 0,476 0,348
2011 0,5005 0,053 0,41 0,288
9 INDF 2012 0,5005 0,047 0,424 0,356
2013 0,5005 0,018 0,505 0,493
2014 0,5005 0,025 0,52 0,385
2010 0,6403 0,167 0,146 0,523
2011 0,6403 0,14 0,133 0,505
10 INTP 2012 0,6403 0,149 0,147 0,497
2013 0,6403 0,135 0,136 0,314
2014 0,6403 0,128 0,142 0,546
2010 0,577 0,123 0,501 0,202
2011 0,577 0,055 0,542 0,524
11 JPFA 2012 0,577 0,07 0,565 0,251
2013 0,577 0,025 0,648 0,222
2014 0,577 0,003 0,664 0,643
12 LION 2010 0,57 0,109 0,145 0,288
2011 0,57 0,123 0,174 0,219
2012 0,57 0,162 0,142 0,196
2014 0,57 0,062 0,26 0,256
Lampiran 2 : Data Sampel Penelitian (Lanjutan)

Nama
No Tahun INST RISK LEV CETR
Perusahaan

2010 0,3307 0,078 0,547 0,267


2011 0,3307 0,048 0,633 0,347
13 MYOR 2012 0,3307 0,06 0,63 0,139
2013 0,3307 0,072 0,702 0,133
2014 0,3307 0,08 0,602 0,966
2010 0,5813 0,109 0,513 0,165
2011 0,5813 0,109 0,41 0,181
14 SMSM 2012 0,5813 0,109 0,431 0,246
2013 0,5813 0,109 0,406 0,202
2014 0,5813 0,109 0,344 0,251
2010 0,948 0,109 0,422 0,443
2011 0,9497 0,109 0,432 0,288
15 TOTO 2012 0,962 0,109 0,41 0,248
2013 0,962 0,109 0,407 0,284
2014 0,962 0,109 0,393 0,26
Lampiran 3 : Output Hasil Pengujian SPSS

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate
,482a
1Predictors: (Constant), ,233
LEV, INST, RISK ,200 ,1358025 1,898
Dependent Variable: CETR

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Regression ,397 3 ,132 7,176 ,000b
1 Residual 1,309 71 ,018
Total 1,706 74
Dependent Variable: CETR
Predictors: (Constant), LEV, INST, RISK

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 1,228 ,208 5,911 ,000
1 INST -,499 ,145 -,387 -3,435 ,001 ,851 1,175
RISK -,790 ,240 -,397 -3,285 ,002 ,738 1,355
LEV -,515 ,147 -,453 -3,489 ,001 ,642 1,557
a. Dependent Variable: CETR

Coefficient Correlationsa

Model LEV INST RISK

LEV 1,000 ,374 ,504


Correlations INST ,374 1,000 ,104
1 RISK ,504 ,104 1,000
LEV ,022 ,008 ,018
Covariances INST ,008 ,021 ,004
RISK ,018 ,004 ,058
a. Dependent Variable: CETR
Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Variance Proportions


Index (Constant) INST RISK LEV
1 3,887 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00
1 2 ,082 6,903 ,00 ,00 ,25 ,20
3 ,028 11,872 ,00 ,36 ,41 ,17
4 ,004 30,592 1,00 ,64 ,34 ,64
a. Dependent Variable: CETR

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value ,115518 ,426429 ,277280 ,0732494 75
Std. Predicted Value -2,208 2,036 ,000 1,000 75
Standard Error of Predicted ,018 ,057 ,030 ,008 75
Value
Adjusted Predicted Value ,116593 ,408882 ,276185 ,0733142 75
Residual -,2002897 ,6474597 0E-7 ,1330213 75
Std. Residual -1,475 4,768 ,000 ,980 75
Stud. Residual -1,537 4,966 ,004 1,017 75
Deleted Residual -,2176349 ,7024215 ,0010952 ,1434262 75
Stud. Deleted Residual -1,553 6,103 ,022 1,102 75
Mahal. Distance ,353 12,110 2,960 2,162 75
Cook's Distance ,000 ,523 ,020 ,064 75
Centered Leverage Value ,005 ,164 ,040 ,029 75
a. Dependent Variable: CETR
Runs Test
Unstandardized Residual

Test Valuea -,03131


Cases < Test Value 37
Cases >= Test Value 38
Total Cases 75
Number of Runs 32
Z -1,510
Asymp. Sig. (2-tailed) ,131
a. Median
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual

N 75
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation ,13302131
Absolute ,154
Most Extreme Differences Positive ,154
Negative -,087
Kolmogorov-Smirnov Z 1,335
Asymp. Sig. (2-tailed) ,057

Test distribution is Normal.


Calculated from data.

Anda mungkin juga menyukai