Rumusan Masalah
1. Apakah keadilan berpengaruh negatif terhadap persepsi etika penggelapan pajak (tax
evasion)?
2. Apakah sistem perpajakan berpengaruh negatif terhadap persepsi etika penggelapan
pajak (tax evasion)?
3. Apakah diskriminasi berpengaruh positif terhadap persepsi etika penggelapan pajak
(tax evasion)?
4. Apakah cinta uang berpengaruh positif terhadap persepsi etika penggelapan pajak (tax
evasion)?
5. Apakah religiositas memperkuat pengaruh keadilan terhadap persepsi etika
penggelapan pajak (tax evasion)?
6. Apakah religiositas memperkuat pengaruh sistem perpajakan terhadap persepsi etika
penggelapan pajak (tax evasion)?
7. Apakah religiositas memperkuat pengaruh diskriminasi terhadap persepsi etika
penggelapan pajak (tax evasion)?
8. Apakah religiositas memperlemah pengaruh cinta uang terhadap persepsi etika
penggelapan pajak (tax evasion)?
9. Apakah materialisme memperkuat pengaruh cinta uang terhadap persepsi etika
penggelapan pajak (tax evasion)?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam studi ini yaitu untuk:
1. Menguji pengaruh negatif keadilan terhadap persepsi etika penggelapan pajak (tax
evasion).
2. Menguji pengaruh negatif sistem perpajakan terhadap persepsi etika penggelapan
pajak (tax evasion).
3. Menguji pengaruh positif diskriminasi terhadap persepsi etika penggelapan pajak (tax
evasion).
4. Menguji pengaruh positif cinta uang terhadap persepsi etika penggelapan pajak (tax
evasion).
5. Menguji pengaruh moderasi religiositas untuk memperkuat hubungan keadilan dan
persepsi etika penggelapan pajak (tax evasion).
6. Menguji pengaruh moderasi religiositas untuk memperkuat hubungan sistem
perpajakan dan persepsi etika penggelapan pajak (tax evasion).
7. Menguji pengaruh moderasi religiositas untuk memperkuat hubungan diskriminasi dan
persepsi etika penggelapan pajak (tax evasion).
8. Menguji pengaruh moderasi religiositas untuk memperlemah hubungan cinta uang
dan persepsi etika penggelapan pajak (tax evasion).
9. Menguji pengaruh moderasi materialisme untuk memperkuat hubungan cinta uang
dan persepsi etika penggelapan pajak (tax evasion).
Tinjauan Pustaka
Hubungan Etika Dengan Penggelapan Pajak (Tax Evasion): Model McGee (Tiga
Pandangan Etika Penggelapan Pajak) bermunculan penelitian-penelitian mengenai perspektif
etika penggelapan pajak. Hingga McGee (2006) menemukan tiga pandangan mengenai etika
penggelapan pajak, yaitu penggelapan pajak selalu tidak etis, selalu etis, dan kadang-kadang
etis. Pandangan pertama yaitu penggelapan pajak selalu tidak etis. pajak, yaitu penggelapan
pajak selalu tidak etis, selalu etis, dan kadang-kadang etis. Pandangan pertama yaitu
penggelapan pajak selalu tidak etis. Pandangan yang kedua adalah penggelapan pajak selalu
etis untuk dilakukan. McGee (2006) menjelaskan bahwa pemerintah dinilai tidak memiliki
legitimasi. Dalam hal ini pemerintah dianggap sebagai pencuri yang selalu menyita aset
maupun kekayaan lainnya tanpa persetujuan pemiliknya. Pemerintah dianggap sering
mengambil alih properti tanpa persetujuan pemilik properti tersebut. Pandangan ketiga
McGee (2006) adalah penggelapan pajak kadang-kadang etis untuk dilakukan. Penggelapan
pajak bersifat etis dalam beberapa kondisi dan bersifat tidak etis di kondisi lainnya.
Penggelapan pajak dianggap etis dilakukan jika pemerintah tidak menggunakan uang pajak
yang dikumpulkan untuk memenuhi kepentingan bersama.
Metodologi Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor eksternal yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) Big Ten, dimana auditor eksternal disini merupakan wajib pajak orang
pribadi yang telah dipotong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 oleh perusahaan tempatnya
bekerja. Sehingga, mau tidak mau para auditor eksternal tersebut telah membayar PPh Pasal
21 setiap bulan. Selain itu, auditor dianggap memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi,
serta patuh pada kode etik profesinya. Peneliti menentukan sampel yang digunakan sebanyak
dua kali sampel minimal, yaitu 180 sampel yang dibagi secara rata ke dalam 10 KAP Big Ten,
maka dalam satu KAP akan diambil 18 auditor sebagai sampel.
Implikasi Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua implikasi, yaitu implikasi teoritis dan implikasi praktis. Secara
teoritis penelitian ini merupakan model pengembangan penelitian persepsi etika penggelapan
pajak dengan menggabungkan studi sebelumnya yang dilakukan oleh McGee et al. (2012), Lau
et al. (2013), serta Lemvora et al. (2013). Model penelitian McGee et al. (2012) menguji
pengaruh keadilan, sistem perpajakan, dan diskriminasi terhadap persepsi etika penggelapan
pajak. Studi model dikombinasikan dengan penelitian Lau et al. (2013) dan Lemvora et al.
(2013) yang meneliti pengaruh cinta uang terhadap persepsi etika penggelapan pajak dengan
dimoderasi oleh religiositas dan materialisme. Selain itu, penelitian ini mengembangkan model
baru, yaitu menambahkan variabel moderasi religiositas dalam pengaruh keadilan, sistem
perpajakan, dan diskriminasi terhadap persepsi etika penggelapan pajak. Model dalam
penelitian ini terbukti secara empiris dapat memperkuat model McGee mengenai tiga
pandangan mengenai etika penggelapan pajak, yaitu salah satunya pandangan bahwa
pengelapan pajak kadang-kadang etis bergantung pada keadilan, sistem perpajakan, dan
diskriminasi yang diterapkan di suatu negara. Implikasi praktis penelitian ini yaitu dapat
memberikan kontribusi kebijakan kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan pemerintah.
Dalam hal ini, DJP dapat mempertimbangkan aspek keadilan, kemudahan sistem perpajakan,
dan menghilangkan semua kebijakan yang mengandung unsur diskriminasi dalam penerapan
perpajakan di Indonesia. Pemerintah harus dapat mengelola dana pajak secara bijaksana. Hal
ini dilakukan agar tingkat penggelapan pajak yang terjadi di Indonesia dapat ditekan. Tentunya
didukung dengan masyarakat yang memiliki religiositas tinggi, serta dapat menekan rasa
cintanya terhadap uang dan sikap materialisme.