Pengertian Sedekah
Sedekah atau shodaqoh berasal dari kata dalam bahasa Arab, yaitu ‘sidiq’
yang artinya benar atau nyata. Menurut istilah, sedekah adalah memberikan
atau mempersembahkan sesuatu baik berupa harta, sikap atau perilaku yang
baik dengan tujuan untuk mengharapkan ridho dari Allah semata.
Jadi, sedekah atau shodaqoh bermakna memberikan sesuatu kepada orang lain
baik berupa materi (harta) atau immateri (bukan harta) yang tujuannya
semata-mata mengharapkan mardlotillah atau keridhoan dari Allah.
[hal 12]
Lihatlah, betapa mudahnya beramal shalih dalam agama Islam. Tidak ada
seorangpun yang tidak memiliki kesempatan untuk beramal shalih,
khususnya bersedekah. Baik itu orang kaya atau orang miskin karena
bersedekah tidak harus selalu dengan uang atau harta benda.
[hal 13]
5. Allah mengganti harta yang disedekahkan dengan sesuatu yang lebih
baik
Keutamaan orang yang bersedekah ialah malaikat mendoakannya agar
diberi ganti dengan yang lebih baik, lebih banyak, dan lebih berkah.
Sedangkan, orang yang kikir didoakan oleh malaikat agar hartanya segera
dibinasakan oleh Allah.
A. MACAM-MACAM SEDEKAH
Memperhatikan beberapa ayat dan beberapa riwayat di atas, maka
cukuplah jelas bahwa sedekah itu ada beberapa macam, yaitu:
1. Sedekah wajib, yaitu zakat (zakat fitrah ataupun zakat harta)
sebagaimana termaktub dalam Al-Quran Surat At-Taubah (9) ayat ke-
103 dan ayat ke-60. Zakat fitrah sebagaimana tersebut dalam riwayat
Bukhari, Muslim dan yang lainnya.
2. Sedekah sunnah, seperti infaq sebagaimana yang telah disebut-kan
pada banyak ayat dan riwayat di atas.
3. Termasuk sedekah ialah mewakafkan sebagian harta kita untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan banyak orang, baik untuk masjid,
mushola, madrasah, dan yang lainnya .
Para ulama telah bersepakat bahwa yang dimaksud sedekah jariyah adalah
sedekah yang nilai pahalanya akan terus mengalir kepada orang yang
bersedekah atau disebut wakaf.
4. Termasuk sedekah adalah bertutur kata dan berperilaku terpuji,
bermuka manis, menghilangkan kotoran yang dapat mencelakakan
orang lain, dan hal-hal lainnya sebagaimana petunjuk Allah dan
Rasulullah.
B. KEUTAMAAN SHODAQOH
Setelah memahami ayat-ayat dan hadits-hadits tentang shodaqoh, maka
cukuplah jelas bagi kita manfaat dari shodaqoh. Bershodaqoh selain
mempunyai fungsi sosial, yakni memperbaiki kualitas hablum minannas
atau hubungan sesama manusia juga menjadikan pelakunya akan dicintai
Allah. Sebab, orang yang gemar bershodaqoh hatinya akan terjaga dari
kotoran yang dapat merusak hati. Secara garis besar keutamaan shodaqoh
adalah sebagai berikut:
a. Allah menyuburkan nilai pahala dan keberkahan shodaqoh
Dari Abu Hurairah dari Nabi, beliau bersabda, “Dermawan dekat dari
Allah, dekat dari surga, dan dekat dari manusia, jauh dari neraka.
Sedangkan bakhil jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia, dan
dekat dengan neraka. Orang yang bodoh dan dermawan lebih dicintai oleh
Allah daripada orang yang alim tetapi bakhil.
Hadits Riwayat At-Turmudzi, Kitab Al-Birr wa Ash-Shilah, 1885
(Menurut At-Turmudzi hadits ini gharib)
Bersedekah adalah amalan yang sangat mulia di sisi Allah SWT, sebab tidak
semua yang diberikan kelebihan harta terbuka hatinya untuk mau bersedekah
dengan hartanya. Bagi orang yang yakin dengan Allah SWT dan hari akhir,
serta yakin bahwa harta itu hanya titipan dari Allah semata, maka hendaklah
segera bersedekah sebelum harta itu diambil kembali oleh pemiliknya, yaitu
Allah SWT.
"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, lalu ia
berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?"
Surat Al-Munafiqun : 10
Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Datang seorang laki-laki kepada Nabi
lalu dia bertanya, "Ya, Rasulullah manakah sedekah yang paling besar
pahalanya? "
Beliau menjawab, "Jika kamu bersedekah dalam keadaan sehat dan sangat
sayang kepada hartamu disebabkan kamu khawatir fakir dan kamu
berangan-angan menjadi orang yang kaya. Dan janganlah kamu menunda-
nunda sedekahmu sampai ruh sampai di kerongkongan (sekarat) lalu kamu
mengatakan, 'Bagian ini untuk si fulan, bagian ini untuk si fulan'. Padahal,
si fulan sudah mempunyai (dan tidak membutuhkannya). "
Hadits Bukhari, Kitab Az-Zakat, 1330
Untuk shodaqoh wajib seperti zakat, maka segera dikeluarkan jika sudah
sampai nisab (takaran) dan sudah sampai hitungan waktunya (haul).
Menunda-nunda untuk membayar zakat adalah perbuatan yang dilarang.
Harta yang belum dikeluarkan zakatnya artinya harta itu masih kotor karena
padanya ada hak orang yang meminta-minta maupun yang tidak meminta-
minta.
Menyegerakan shodaqoh atau zakat termasuk perbuatan yang diperbolehkan,
berdasarkan sebuah riwayat di bawah ini.
Dari Ali bahwasanya Abbas bertanya kepada Rasulullah tentang
menyegerakan mengeluarkan zakat sebelum waktunya, maka beliau
memperbolehkan dalam urusan itu.
Hadits At-Turmudzi Kitab Az-Zakaat, 614
Dari Ibnu Umar, dia berkata: Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah
satu sha’ dari tamr (kurma) atau satu sha’ dari gandum kepada hamba,
orang merdeka, laki-laki, perempuan, anak kecil, orang besar dari kaum
muslimin dan beliau memerintahkan untuk mengeluarkannya sebelum
keluar sholat (melaksanakan sholat ‘Id).
Hadits Bukhari Kitab Az-Zakat, 1407
Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa zakat, infaq, dan shodaqoh
mempunyai manfaat yang besar bagi pelakunya dan juga bagi masyarakat
pada umumnya. Oleh karena itu, sudah saatnya kita menanamkan Gerakan
Sadar Zakat (GSZ) kepada umat Islam pada umumnya agar berkah, rahmat,
dan maghfirah-Nya senantiasa dilimpahkan kepada kita.