Anda di halaman 1dari 14

MEMAHAMI MAKNA SEDEKAH

Pengertian Sedekah
Sedekah atau shodaqoh berasal dari kata dalam bahasa Arab, yaitu ‘sidiq’
yang artinya benar atau nyata. Menurut istilah, sedekah adalah memberikan
atau mempersembahkan sesuatu baik berupa harta, sikap atau perilaku yang
baik dengan tujuan untuk mengharapkan ridho dari Allah semata.
Jadi, sedekah atau shodaqoh bermakna memberikan sesuatu kepada orang lain
baik berupa materi (harta) atau immateri (bukan harta) yang tujuannya
semata-mata mengharapkan mardlotillah atau keridhoan dari Allah.

Sedekah menurut Al-Quran dan as-Sunnah


Di dalam Al-Quran, perihal sedekah (shodaqoh) disebutkan pada beberapa
ayat, antara lain:
“Ambillah shodaqoh (zakat) dari sebagian harta mereka, dengan
shodaqoh (zakat) itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” | Surat At-Taubah (9) : 103
Kata shodaqoh pada ayat di atas berarti zakat, walaupun perintah zakat itu
sendiri di dalam Al-Quran juga lebih banyak disebutkan menggunakan kata
‘az-zakah’. Ayat tersebut menjelaskan hikmah dan manfaat dari membayar
zakat, yaitu membersihkan diri dari kekikiran dan kecintaan berlebihan
kepada harta. Selain itu, zakat juga dapat menyuburkan sifat-sifat baik di
dalam hati serta menumbuhkan (memperbanyak) harta benda orang yang
berzakat.
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat (amil), para mu'allaf
yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah, dan untuk mereka yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Surat At-Taubah (9) : 60
Sedangkan, pada ayat ini dijelaskan mengenai golongan-golongan yang
berhak menerima zakat (shodaqoh), yaitu ada 8 (delapan) golongan (asnaf).
Dari 8 golongan tersebut, tidak disebutkan bahwa salah satunya ialah orang
yang kaya. Sebab, orang-orang kaya tidak berhak untuk mendapatkan
shodaqoh (zakat) tetapi mereka justru diwajibkan untuk melakukannya.
“Perkataan yang baik serta pemberian maaf adalah lebih baik daripada
sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si
penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” | Surat Al-
Baqarah (2) : 263
Maksud dari kalimat ‘perkataan yang baik’ pada ayat di atas ialah menolak
orang yang meminta-minta dengan cara yang halus dan baik, tidak
menggunakan perkataan atau kalimat yang menyakitkan sehingga dapat
menyinggung perasaannya. Adapun yang dimaksud dengan ‘pemberian maaf’
ialah memaafkan tingkah laku yang kurang sopan dari si penerima.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Maka, perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai
sesuatupun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
Surat Al-Baqarah (2) : 264
Kalimat shodaqoh pada ayat di atas bermakna pemberian secara sukarela
(sunnah) kepada orang-orang yang berhak menerima, seperti fakir, miskin,
yatim, kerabat, dan lain-lain. Pemberian shodaqoh yang diiringi dengan
perkataan menyakitkan dari si pemberinya tidak akan diterima oleh Allah
sebagaimana orang yang bersedekah dengan tujuan untuk dipuji orang lain
dan tidak dilandasi iman kepada Allah.

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali.


Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-
orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah
akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” | Surat Al-Baqarah (2) :
271
Ayat tersebut menerangkan bahwa menampakkan atau memperlihatkan
shodaqoh kepada orang lain dengan tujuan agar dicontoh oleh mereka
hukumnya adalah boleh. Akan tetapi, menyembunyikannya (bersedekah
secara diam-diam) itu masih jauh lebih baik. Sebab, menampakkan shodaqoh
dapat menimbulkan perasaan riya pada diri si pemberi atau dapat pula
menyakiti hati orang yang menerimanya.

Ayat di atas juga menerangkan manfaat dari shodaqaoh, yaitu dapat


menghapuskan kesalahan-kesalahan (dosa-dosa). Jika kesalahan seseorang
telah dimaafkan oleh Allah berarti yang bersangkutan akan selamat di dunia
dan di akhirat.
Allah mengancam kepada orang-orang yang mampu untuk berzakat tetapi
tidak mengeluarkan zakatnya, sebagaimana ayat berikut.
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari
orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar
memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-
halangi (manusia) dari jalan Allah.
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak, serta tidak
menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukan kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan
emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi
mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada
mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu
sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan
itu." | Surat At-Taubah (9) : 34-35

Di dalam hadits Nabi yang lainnya juga banyak diterangkan perihal


shodaqoh, antara lain:
1. Allah hanya menerima sedekah dari usaha yang halal
Shodaqoh merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada
Allah (taqarrub illallah) maka, sudah seharusnya harta yang dipergunakan
untuk bersedekah berasal dari sumber yang baik dan halal.
Dari Abu Hurairah. Dia berkata bahwa Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa bersedekah seberat biji kurma dari usaha yang baik dan
Allah tidak menerima kecuali yang baik dan sesungguhnya Allah
menerima dengan tangan kanannya.
Kemudian, Allah memelihara sedekah itu sebagaimana seseorang
diantara kalian memelihara anak kudanya sehingga menjadilah sedekah
itu semisal gunung.” | Hadits Riwayat Bukhari, Kitab Az-Zakat,
1321

Demikian pula yang telah diperintahkan oleh Allah di dalam Al-Quran,


Surat Al-Baqarah ayat 267.
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi (hasil ladang, pertanian) untuk kamu. Dan
janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkannya. Padahal, kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah,
bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” | Surat Al-Baqarah (2) :
267

2. Bersedekah hendaknya mendahulukan kepentingan diri sendiri dan


keluarga
Tidaklah afdhol, seseorang bersedekah kepada orang lain tetapi ia dan
keluarganya dalam keadaan serba kekurangan. Sehingga hal itu
menyebabkan dirinya mendatangi orang lain untuk meminta-minta atau
meminjam uang.
Dari Jabir bin Abdillah, dia berkata, 'Sampai kepada Nabi berita
bahwasannya seorang laki-laki sahabatnya, mensyaratkan kemerdekaan
seorang budaknya sesudah dia meninggal dunia. Orang itu tidak
mempunyai harta kekayan selain budaknya tersebut. Nabi menjual
budak tersebut dengan 800 dirham kemudian Nabi mengirimkan
harganya kepada sahabatnya itu.”
Hadits Riwayat Bukhari, Kitab Al-Ahkam, 6649
Hadits tersebut memberikan pengertian bahwa tidak dinilai sebagai suatu
kebaikan, apabila seseorang menyedekahkan seluruh harta kekayaannya
sehingga mengakibatkan dirinya sendiri mengalami kesukaran hidup.
"Janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan
janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi
tercela dan menyesal."
Surat Al-Isra (17) : 29
Ayat di atas merupakan anjuran bagi kita semua untuk bersikap
dipertengahan yaitu, tidak terlalu terlalu kikir dan tidak pula terlalu
pemurah.

3. Sedekah kepada kerabat dekat lebih utama


Allah SWT menganjurkan kita untuk mengutamakan sanak, kerabat
ataupun keluarga terdekat ketika bersedekah. Keutaman bersedekah
kepada sanak kerabat dibandingkan kepada orang lain ialah mendapatkan
dua pahala. Pertama, pahala menyambung silaturahmi. Kedua, pahala atas
sedekah itu sendiri.
Dari Abu Hurairah dari Nabi, beliau bersabda, 'Sebaik-baik sedekah
adalah selebih dari keperluan dan mulailah dari orang yang berada
dalam tanggunganmu.'
Hadits Bukhari, Kitab Az-Zakat, 1337

Dari Abi Mas'ud Al-Anshary dia berkata, Nabi bersabda, "Apabila


seorang muslim memberikan nafkah kepada keluarganya dan
mengharapkan keridhoan Allah, niscaya nafkah itu menjadi sedekah
baginya.'
Hadits Bukhari, Kitab An-Nafaqat, 4932
Dari Maimunah binti Harits bahwasannya dia telah memerdekakan
seorang budak perempuannya pada zaman Rasulullah, lalu ia
menuturkan hal itu kepada Rasulullah, maka beliau SAW bersabda,
"Jika engkau memberikannya kepada saudara-saudara ibumu, tentulah
itu lebih besar pahalanya bagimu."
Hadits Riwayat Muslim, Kitab Az-Zakat, 1666

Berdasarkan hadits-hadits di atas, diketahui bahwa prioritas sedekah


adalah kepada keluarga terdekat, baru kepada orang lain yang ada di
sekitarnya. Hal terpenting, sedekah dilakukan jika ada kelebihan harta
dari keperluan sehari-hari. Bukan memaksakan diri dengan cara
berhutang sana sini.
4. Sedekah tidak hanya dengan harta
Tidak hanya menggunakan harta benda, segala perbuatan baik yang
dilakukan kepada orang lain juga termasuk sedekah. Seseorang yang tidak
mampu bersedekah dengan hartanya, maka dia dapat bersedekah dengan
cara lain. Baik dengan berkata-kata yang baik, menasihati atau mengajak
orang lain berbuat baik, menahan diri dari kejahatan, atau berwajah ceria
kepada orang-orang yang ditemuinya.

[hal 12]

Lihatlah, betapa mudahnya beramal shalih dalam agama Islam. Tidak ada
seorangpun yang tidak memiliki kesempatan untuk beramal shalih,
khususnya bersedekah. Baik itu orang kaya atau orang miskin karena
bersedekah tidak harus selalu dengan uang atau harta benda.
[hal 13]
5. Allah mengganti harta yang disedekahkan dengan sesuatu yang lebih
baik
Keutamaan orang yang bersedekah ialah malaikat mendoakannya agar
diberi ganti dengan yang lebih baik, lebih banyak, dan lebih berkah.
Sedangkan, orang yang kikir didoakan oleh malaikat agar hartanya segera
dibinasakan oleh Allah.

6. Harta adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah


Harta adalah amanah atau titipan dari Allah kepada seseorang untuk
digunakan sebagai sarana mengabdikan diri kepada-Nya. Tidak ada
seseorang pun yang mengetahui kapan titipan itu akan diambil-Nya
kembali. Oleh sebab itu, hendaknya kita segera bersedekah selagi mampu
dan tidak menunda-nundanya. [hal 15]

Masih banyak lagi ayat-ayat Al-Quran maupun hadits Rasulullah yang


membicarakan tentang sedekah. Dari beberapa ayat dan hadits tersebut dapat
disimpulkan bahwa:
1. Sedekah adalah perbuatan yang diperintahkan oleh Allah melalui
Rasul-Nya.
2. Allah tidak memberatkan umatnya dalam urusan bersedekah. Jika kita
tidak mampu bersedekah harta, maka Allah memerintahkan bersedekah
dengan cara yang lain. Misalnya, bertutur kata yang baik, bermuka
manis, ber-amar ma'ruf nahi munkar, menahan diri dari perbuatan yang
buruk, menyingkirkan kotoran di tengah jalan, membantu orang yang
sedang membutuhkan bantuan dan lain-lain.
3. Memberikan makan kepada keluarga (menafkahi) dinilai oleh Allah
sebagai sedekah.
4. Allah memberikan pahala besar kepada para ahli sedekah dan dosa-
dosanya akan dihapus atau dimaafkan.
5. Tidak selayaknya bagi orang-orang beriman untuk menunda-nunda
waktu untuk bersedekah.

A. MACAM-MACAM SEDEKAH
Memperhatikan beberapa ayat dan beberapa riwayat di atas, maka
cukuplah jelas bahwa sedekah itu ada beberapa macam, yaitu:
1. Sedekah wajib, yaitu zakat (zakat fitrah ataupun zakat harta)
sebagaimana termaktub dalam Al-Quran Surat At-Taubah (9) ayat ke-
103 dan ayat ke-60. Zakat fitrah sebagaimana tersebut dalam riwayat
Bukhari, Muslim dan yang lainnya.
2. Sedekah sunnah, seperti infaq sebagaimana yang telah disebut-kan
pada banyak ayat dan riwayat di atas.
3. Termasuk sedekah ialah mewakafkan sebagian harta kita untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan banyak orang, baik untuk masjid,
mushola, madrasah, dan yang lainnya .

Dari Abu Hurairah, Sesungguhnya Rasulullah bersabda, “Apabila manusia


mati, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara, yaitu: sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak yang shalih yang mendoakannya.”
Hadits Riwayat Muslim, Kitab Al-Wasiyyah, 3084

Para ulama telah bersepakat bahwa yang dimaksud sedekah jariyah adalah
sedekah yang nilai pahalanya akan terus mengalir kepada orang yang
bersedekah atau disebut wakaf.
4. Termasuk sedekah adalah bertutur kata dan berperilaku terpuji,
bermuka manis, menghilangkan kotoran yang dapat mencelakakan
orang lain, dan hal-hal lainnya sebagaimana petunjuk Allah dan
Rasulullah.

B. KEUTAMAAN SHODAQOH
Setelah memahami ayat-ayat dan hadits-hadits tentang shodaqoh, maka
cukuplah jelas bagi kita manfaat dari shodaqoh. Bershodaqoh selain
mempunyai fungsi sosial, yakni memperbaiki kualitas hablum minannas
atau hubungan sesama manusia juga menjadikan pelakunya akan dicintai
Allah. Sebab, orang yang gemar bershodaqoh hatinya akan terjaga dari
kotoran yang dapat merusak hati. Secara garis besar keutamaan shodaqoh
adalah sebagai berikut:
a. Allah menyuburkan nilai pahala dan keberkahan shodaqoh

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan shodaqoh dan Allah tidak


menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran
dan selalu berbuat dosa.”
Surat Al-Baqarah (2) : 276

Yang dimaksud dengan ‘memusnahkan riba’ ialah memusnahkan harta itu


atau meniadakan keberkahannya. Sedangkan, yang dimaksud dengan
‘menyuburkan shodaqoh’ ialah memperbanyak harta yang telah digunakan
untuk bershodaqoh atau melipatgandakan keberkahannya. Allah tidak
menyukai terhadap orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap
melakukannya.
b. Shodaqoh dapat membersihkan diri dari sifat bakhil (kikir), hasud
(dengki), dan takabur (sombong) serta mendatangkan ketentraman hati.
Sedangkan, sifat bakhil dapat menjauhkan dari rahmat Allah, menjauhkan
dari manusia, dan mendekatkan kepada neraka.

Dari Abu Hurairah dari Nabi, beliau bersabda, “Dermawan dekat dari
Allah, dekat dari surga, dan dekat dari manusia, jauh dari neraka.
Sedangkan bakhil jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia, dan
dekat dengan neraka. Orang yang bodoh dan dermawan lebih dicintai oleh
Allah daripada orang yang alim tetapi bakhil.
Hadits Riwayat At-Turmudzi, Kitab Al-Birr wa Ash-Shilah, 1885
(Menurut At-Turmudzi hadits ini gharib)

Sebagaimana juga disebutkan di dalam Surat At-Taubah ayat ke-103


seperti yang dituliskan di halaman-halaman sebelumnya.

c. Shodaqoh dapat menghindarkan seseorang dari azab Allah. Hal ini


sebagaimana telah disebutkan dalam Surat At-Taubah ayat ke 35 di
halaman-halaman sebelumnya.
d. Malaikat mendoakan orang yang gemar bersedekah, agar harta benda yang
mereka sedekahkan diganti oleh Allah.
[hal 21]
WAKTU BERSEDEKAH

Bersedekah adalah amalan yang sangat mulia di sisi Allah SWT, sebab tidak
semua yang diberikan kelebihan harta terbuka hatinya untuk mau bersedekah
dengan hartanya. Bagi orang yang yakin dengan Allah SWT dan hari akhir,
serta yakin bahwa harta itu hanya titipan dari Allah semata, maka hendaklah
segera bersedekah sebelum harta itu diambil kembali oleh pemiliknya, yaitu
Allah SWT.
"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, lalu ia
berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?"
Surat Al-Munafiqun : 10

Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Datang seorang laki-laki kepada Nabi
lalu dia bertanya, "Ya, Rasulullah manakah sedekah yang paling besar
pahalanya? "
Beliau menjawab, "Jika kamu bersedekah dalam keadaan sehat dan sangat
sayang kepada hartamu disebabkan kamu khawatir fakir dan kamu
berangan-angan menjadi orang yang kaya. Dan janganlah kamu menunda-
nunda sedekahmu sampai ruh sampai di kerongkongan (sekarat) lalu kamu
mengatakan, 'Bagian ini untuk si fulan, bagian ini untuk si fulan'. Padahal,
si fulan sudah mempunyai (dan tidak membutuhkannya). "
Hadits Bukhari, Kitab Az-Zakat, 1330
Untuk shodaqoh wajib seperti zakat, maka segera dikeluarkan jika sudah
sampai nisab (takaran) dan sudah sampai hitungan waktunya (haul).
Menunda-nunda untuk membayar zakat adalah perbuatan yang dilarang.
Harta yang belum dikeluarkan zakatnya artinya harta itu masih kotor karena
padanya ada hak orang yang meminta-minta maupun yang tidak meminta-
minta.
Menyegerakan shodaqoh atau zakat termasuk perbuatan yang diperbolehkan,
berdasarkan sebuah riwayat di bawah ini.
Dari Ali bahwasanya Abbas bertanya kepada Rasulullah tentang
menyegerakan mengeluarkan zakat sebelum waktunya, maka beliau
memperbolehkan dalam urusan itu.
Hadits At-Turmudzi Kitab Az-Zakaat, 614

Adapun zakat fitri, waktu mengeluarkannya ialah selambat-lambatnya


sebelum kita berangkat menuju tempat shalat 'Id (masjid atau tanah lapang).
Seseorang yang membayarkannya setelah pelaksanaan shalat 'Id, maka hal itu
terhitung sebagai sedekah biasa bukan sebagai zakat.

Dari Ibnu Umar, dia berkata: Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah
satu sha’ dari tamr (kurma) atau satu sha’ dari gandum kepada hamba,
orang merdeka, laki-laki, perempuan, anak kecil, orang besar dari kaum
muslimin dan beliau memerintahkan untuk mengeluarkannya sebelum
keluar sholat (melaksanakan sholat ‘Id).
Hadits Bukhari Kitab Az-Zakat, 1407

Dari Ibnu Abbas, ia berkata bahwasanya Rasulullah mewajibkan zakat


fitrah untuk pensuci bagi orang yang berpuasa dari sesuatu yang sia-sia
dan ucapan-ucapan rafs (kotor) dan memberikan makan kepada orang
yang miskin. Barangsiapa menunaikannya sebelum shalat (Idul Fitri),
maka zakatnya itu akan diterima, dan siapa yang melaksanakannya setelah
salat ‘Id, maka zakat itu akan diterima sebagai satu shodaqoh dari
shodaqoh-shodaqoh biasa. | Hadits Abu Daud Kitab Az-Zakat, 1371

Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa zakat, infaq, dan shodaqoh
mempunyai manfaat yang besar bagi pelakunya dan juga bagi masyarakat
pada umumnya. Oleh karena itu, sudah saatnya kita menanamkan Gerakan
Sadar Zakat (GSZ) kepada umat Islam pada umumnya agar berkah, rahmat,
dan maghfirah-Nya senantiasa dilimpahkan kepada kita.

Anda mungkin juga menyukai