Anda di halaman 1dari 6

Ayo buktikan !!!

Jangan lupa sertakan harapan anda... mintalah hajat anda...


Terbukti Shadaqah penuh keajaiban...
harta menjadi berkah, berlimpah dan penuh manfaat...
--> Mau sembuh dari sakit, ayo shadaqoh
---> Mau dapat anak, pancing dengan shadaqah
----> Anda mau apa, lakukan shadaqah, lalu mintalah hajat anda pada Allah...

Jangan Kapok harta anda berkurang karena shadaqah...


Makin bertambah harta karena shadaqah, tentu semakin rutin anda shadaqah...

Lakukan dari keluarga terdekat, tetangga dan orang-orang yang ada disekitar anda,
semoga menjadi orang yang bermanfaat...

Bahagia dunia akhirat, Ayo Shadaqah.....

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai
di Hari Pembalasan Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang
yang telah Engkau beri ni'mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Ya Allah kabulkanlah do'a kaum muslimin di penjuru bumi..


Ya Allah kabulkanlah do'a-do'a kami...
Ya Allah kami telah berusaha mengorbankan harta kami tuk perjuangan menegakkan
kalimat-Mu...
kami korban harta kami tuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan ke lebih banyak orang di
seluruh penjuru bumi...

Ya Allah sembuhkanlah diantara kami yang sedang sakit, sembuhkanlah keluarga kami,
sembuhkanlah tetangga kami, sembuhkanlah teman-teman...
Ya Allah di antara kami ada yang belum memiliki keturunan, berikanlah segera amanah
itu,
Ya Allah berilah kami keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha
Mendengarkan do`a.
Ya Allah jadikanlah anak-anak kami, anak2 yang shaleh dan shalehah...

"Wahai Allah limpahkanlah rahmat atas junjungan kita Nabi Muhammad Saw; sebanyak
aneka rupa rizqi. Wahai Dzat Yang Maha Meluaskan rizqi kepada orang yang
dikehendaki-Nya tanpa hisab. Luaskan dan banyakanlah rizqiku dari segenap setiap
penjuru dan perbendaharaan rizqi-Mu tanpa pemberian dari makhluk, berkat
kemurahan-Mu jua. Dan limpahkanlah pula rahmat dan salam atas dan para sahabat
beliau. "
"Wahai Allah, wahai Dzat Yang Maha Kaya, wahai Dzat Yang Maha Terpuji, wahai
Dzat Yang memulai, wahai Dzat Yang Mengembalikan, wahai Dzat Yang Maha
Penyayang, wahai Dzat Yang Maha Mencintai. Cukupilah kami dengan kehalalan-Mu
dari keharaman-Mu. Cukupilah kami dengan anugerah-Mu dari selain Engkau. Semoga
Allah melimpahkan rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad Saw.
keluarga dan sahabat beliau."

"Dengan nama Allah, semoga Engkau menjaga diri kami, harta kami dan agama kami.
Wahai Allah, ridhailah kami dari ketetapan-Mu dan berilah berkah kepada kami pada
segala apa yang telah Engkau putuskan sehingga kami Tidak suka apa yang Engkau
mempercepatkan apa yang Engkau akhirkan dan tidak pula menyukai mengakhirkan apa
yang, Engkau cepatkan. "

"Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah
kami dari siksa neraka." (QS. Al-Baqarah: 201).

"Ya Tuhan, janganlah Engka siksa kami karena lupa atau bersalah. Ya Tuhan, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana telah Engkau bebankan
kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kamj, dan
rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami dalam mengalahkan
orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 286).

"Ya Tuhan sungguh kami telah mendengar seruan yang menyeru kepada iman:
"Barimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kami pun beriman. Ya Tuhan, ampunilah
dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, serta matikanlah kami
beserta orang-orang yang banyak berbuat kebajikan. Ya Tuhan, berilah kami apa yang
telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul-Mu, dan janganlah
Engkau hinakan kami pada hari kiamat nanti. Sungguh Engkau sama sekali tidak akan
pernah menyalahi janji." (QS. Âli Imrân: 193-294).

Sedekah yang Utama


Shadaqah adalah baik seluruhnya, namun antara satu dengan yang lain berbeda
keutamaan dan nilainya, tergantung kondisi orang yang bersedekah dan kepentingan
proyek atau sasaran shadaqah tersebut. Di antara shadaqah yang utama menurut Islam
adalah sebagai berikut:

1. Shadaqah Sirriyah

Yaitu shadaqah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Shadaqah ini sangat utama
karena lebih medekati ikhlas dan selamat dari sifat pamer. Allah subhanahu wata’ala
telah berfirman,
“Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu
sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.
2:271)

Yang perlu kita perhatikan di dalam ayat di atas adalah, bahwa yang utama untuk
disembunyikan terbatas pada shadaqah kepada fakir miskin secara khusus. Hal ini
dikarenakan ada banyak jenis shadaqah yang mau tidak mau harus tampak, seperti
membangun sekolah, jembatan, membuat sumur, membekali pasukan jihad dan lain
sebagainya.

Di antara hikmah menyembunyikan shadaqah kepada fakir miskin adalah untuk menutup
aib saudara yang miskin tersebut. Sehingga tidak tampak di kalangan manusia serta tidak
diketahui kekurangan dirinya. Tidak diketahui bahwa tangannya berada di bawah, bahwa
dia orang papa yang tak punya sesuatu apa pun.Ini merupakan nilai tambah tersendiri
dalam ihsan terhadap orang fakir.

Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alihi wasallam memuji shadaqah sirriyah ini, memuji
pelakunya dan memberitahukan bahwa dia termasuk dalam tujuh golongan yang dinaungi
Allah nanti pada hari Kiamat. (Thariqul Hijratain)

2. Shadaqah Dalam Kondisi Sehat

Bersedekah dalam kondisi sehat dan kuat lebih utama daripada berwasiat ketika sudah
menjelang ajal, atau ketika sudah sakit parah dan tipis harapan kesembuhannya.
Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Shadaqah yang paling utama adalah engkau bershadaqah ketika dalam keadaan sehat
dan bugar, ketika engkau menginginkan kekayaan melimpah dan takut fakir. Maka
jangan kau tunda sehingga ketika ruh sampai tenggorokan baru kau katakan, "Untuk
fulan sekian, untuk fulan sekian." (HR.al-Bukhari dan Muslim)

3. Shadaqah Setelah Kebutuhan Wajib Terpenuhi

Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,


“Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, "Yang lebih
dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu
berfikir.” (QS. 2:219)

Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,


"Tidak ada shadaqah kecuali setelah kebutuhan (wajib) terpenuhi." Dan dalam riwayat
yang lain, "Sebaik-baik shadaqah adalah jika kebutuhan yang wajib terpenuhi." (Kedua
riwayat ada dalam al-Bukhari)

4. Shadaqah dengan Kemampuan Maksimal

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alihi wasallam,


"Shadaqah yang paling utama adalah (infak) maksimal orang yang tak punya. Dan
mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu." (HR. Abu Dawud)
Beliau juga bersabda,
"Satu dirham telah mengalahkan seratus ribu dirham." Para sahabat bertanya,"
Bagaimana itu (wahai Rasululullah)? Beliau menjawab, "Ada seseorang yang hanya
mempunyai dua dirham lalu dia bersedakah dengan salah satu dari dua dirham itu. Dan
ada seseorang yang mendatangi hartanya yang sangat melimpah ruah, lalu mengambil
seratus ribu dirham dan bersedekah dengannya." (HR. an-Nasai, Shahihul Jami')

Al-Imam al-Baghawi rahimahullah berkata, "Hendaknya seseorang memilih untuk


bersedekah dengan kelebihan hartanya, dan menyisakan untuk dirinya kecukupan karena
khawatir terhadap fitnah fakir. Sebab boleh jadi dia akan menyesal atas apa yang dia
lakukan (dengan infak seluruh atau melebihi separuh harta) sehingga merusak pahala.
Shadaqah dan kecukupan hendaknya selalu eksis dalam diri manusia. Rasululllah
shallallahu ‘alihi wasallam tidak mengingkari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhuyang keluar
dengan seluruh hartanya, karena Nabi tahu persis kuatnya keyakinan Abu Bakar dan
kebenaran tawakkalnya, sehingga beliau tidak khawatir fitnah itu menimpanya
sebagaimana Nabi khawatir terhadap selain Abu Bakar. Bersedekah dalam kondisi
keluarga sangat butuh dan kekurangan, atau dalam keadaan menanggung banyak hutang
bukanlah sesuatu yang dikehendaki dari sedekah itu. Karena membayar hutang dan
memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah lebih utama.
Kecuali jika memang dirinya sanggup untuk bersabar dan membiarkan dirinya mengalah
meski sebenarnya membutuhkan sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar radhiyallahu
‘anhu dan juga itsar (mendahulukan orang lain) yang dilakukan kaum Anshar terhadap
kaum Muhajirin.” (Syarhus Sunnah)

5. Menafkahi Anak Istri

Berkenaan dengan ini Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,


"Seseorang apabila menafkahi keluarganya dengan mengharapkan pahalanya maka dia
mendapatkan pahala sedekah." ( HR. al-Bukhari dan Muslim)

Beliau juga bersabda,


"Ada empat dinar; Satu dinar engkau berikan kepada orang miskin, satu dinar engkau
berikan untuk memerdekakan budak, satu dinar engkau infakkan fi sabilillah, satu dinar
engkau belanjakan untuk keluargamu. Dinar yang paling utama adalah yang engkau
nafkahkan untuk keluargamu." (HR. Muslim).

6. Bersedekah Kepada Kerabat

Diriwayatkan bahwa Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu memiliki kebun kurma yang
sangat indah dan sangat dia cintai, namanya Bairuha'. Ketika turun ayat,
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai." (QS. 3:92)

Maka Abu Thalhah mendatangi Rasulullah dan mengatakan bahwa Bairuha' diserahkan
kepada beliau, untuk dimanfaatkan sesuai kehendak beliau. Rasulullah shallallahu ‘alihi
wasallam menyarankan agar ia dibagikan kepada kerabatnya. Maka Abu Thalhah
melakukan apa yang disarankan Nabi tersebut dan membaginya untuk kerabat dan
keponakannya.(HR. al-Bukhari dan Muslim)

Nabi shallallahu ‘alihi wasallam juga bersabda,


"Bersedakah kepada orang miskin adalah sedekah (saja), sedangkan jika kepada kerabat
maka ada dua (kebaikan), sedekah dan silaturrahim." (HR. Ahmad, an-Nasa'i, at-
Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Secara lebih khusus, setelah menafkahi keluarga yang menjadi tanggungan, adalah
memberikan nafkah kepada dua kelompok, yaitu:
 Anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, sebagaimana firman Allah
subhanahu wata’ala,
”(Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari
kelaparan, (kepada) anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, atau orang
miskin yang sangat fakir.” (QS. 90:13-16)
 Kerabat yang memendam permusuhan, sebagaimana sabda Nabi,
"Shadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang memendam
permusuhan.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzai, Shahihul jami')
7. Bersedekah Kepada Tetangga

Allah subhanahu wata’ala berfirman di dalam surat an-Nisa' ayat 36, di antaranya
berisikan perintah agar berbuat baik kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh.
Dan Nabi juga telah bersabda memberikan wasiat kepada Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu,
"Jika engkau memasak sop maka perbanyaklah kuahnya, lalu bagilah sebagiannya
kepada tetanggamu." (HR. Muslim)

8. Bersedekah Kepada Teman di Jalan Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,


"Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang untuk keluarganya,
dinar yang dinafkahkan seseorang untuk kendaraannya (yang digunakan) di jalan Allah
dan dinar yang diinfakkan seseorang kepada temannya fi sabilillah Azza wa Jalla." (HR.
Muslim)

9. Berinfak Untuk Perjuangan (Jihad) di Jalam Allah

Amat banyak firman Allah subhanahu wata’ala yang menjelaskan masalah ini, di
antaranya,
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah
dengan harta dan jiwa pada jalan Allah.” (QS. 9:41)

Dan juga firman Allah subhanahu wata’ala,


“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan
harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS.
49:15)

Di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,


"Barang siapa mempersiapkan (membekali dan mempersenjatai) seorang yang
berperang maka dia telah ikut berperang." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Namun perlu diketahui bahwa bersedekah untuk kepentingan jihad yang utama adalah
dalam waktu yang memang dibutuhkan dan mendesak, sebagaimana yang terjadi pada
sebagian negri kaum Muslimin. Ada pun dalam kondisi mencukupi dan kaum Muslimin
dalam kemenangan maka itu juga baik akan tetapi tidak seutama dibanding kondisi yang
pertama.

10. Shadaqah Jariyah

Yaitu shadaqah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang bersedekah telah
meninggal dunia. Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Jika manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga hal; Shadaqah
jariyah, ilmu yang diambil manfaat dan anak shalih yang mendoakannya." (HR.
Muslim).

Di antara yang termasuk proyek shadaqah jariyah adalah pembangunan masjid,


madrasah, pengadaan sarana air bersih dan proyek-proyek lain yang dimanfaatkan secara
berkelanjutan oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai