Anda di halaman 1dari 16

Keutamaan Zakat Infaq dan Shadaqah

Para Da'i
Muhammad bin Abdullah At Tuwaijry

Penterjemah
Team Islamhouse

Editor
Eko Haryanto Abu Ziyad

1428-2007
www.islamhouse.com

FADHILAH ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH

Zakat merupakan salah satu pilar dari pilar islam yang lima, Allah SWT. telah
mewajibkan bagi setiap muslim untuk mengeluarkannya sebagai penyuci harta
mereka, yaitu bagi mereka yang telah memiliki harta sampai nishab (batas
terendah wajibnya zakat) dan telah lewat atas kepemilikan harta tersebut masa
haul (satu tahun bagi harta simpanan dan niaga, atau telah tiba saat memanen
hasil pertanian).
Banyak sekali dalil-dalil baik dari al-quran maupun as-sunnah sahihah yang
menjelaskan tentang keutamaan zakat, infaq dan shadaqah. Sebagaimana firman
Allah taala yang berbunyi:


Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan
shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al
Baqarah : 277 ).
Juga firman-Nya:


Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). (Q.S. Ar
Ruum : 39 ) .


Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara
tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya.
Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(Q.S. Al Baqarah : 274 ) .
Dalam ayat lain Allah taala berfirman:



Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (Q.S. At Taubah : 103 ) .
Adapun hadist-hadits Nabi yang menjelaskan akan keutamaannya antara lain :

:
: . !


)
: (
) : .

(
.

2

Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu bahwa seorang Arab Badui mendatangi Nabi
shallallahu `alaihi wasallam seraya berkata, Wahai Rasulullah! beritahu aku suatu
amalan, bila aku mengerjakannya, aku masuk surga?, Beliau bersabda :
Beribadahlah kepada Allah dan jangan berbuat syirik kepada-Nya, dirikan shalat,
bayarkan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadhan, ia berkata,
Aku tidak akan menambah amalan selain di atas, tatkala orang tersebut beranjak
keluar, Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda : Siapa yang ingin melihat
seorang lelaki dari penghuni surga maka lihatlah orang ini. Muttafaq alaih. 1
Allah SWT, adalah Dzat yang Maha Suci dan tidak akan menerima kecuali hal-hal
yang suci dan baik, demikian juga shadaqah kecuali dari harta yang suci dan halal.
Rasulullah SAW bersabda:

) :
:
-
-
.


(
Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu , ia berkata : Rasulullah shallallahu `alaihi
wasallam bersabda : Siapa yang bersedekah dengan sebiji korma yang berasal dari
usahanya yang halal lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari yang halal lagi
baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut dengan tangan kananNya kemudian Allah menjaga dan memeliharnya untuk pemiliknya seperti seseorang
di antara kalian yang menjaga dan memelihara anak kudanya. Hingga sedekah
tersebut menjadi sebesar gunung. Muttafaq alaih. 2
Zakat, infaq dan shadaqah memiliki fadhilah dan faedah yang sangat banyak, bahkan
sebagian ulama telah menyebutkan lebih dari duapuluh faedah, diantaranya:
1- Ia bisa meredam kemurkaan Allah, Rasulullah SAW, bersabda: "
Sesunggunhnya shadaqah secara sembunyi-sembunyi bisa memadamkan
kemurkaan Rabb (Allah)" (Shahih At-targhib)

muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :1397 dan Muslim no

.1

.hadist: 14
muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 1410 dan Muslim no

.2

.hadist: 1014
3

2- Menghapuskan kesalahan seorang hamba, beliau bersabda: "Dan


Shadaqah bisa menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan
api" (Shahih At-targhib)
3- Orang

yang

besedekah

dengan

ikhlas

akan

mendapatkan

perlindungan dan naungan Arsy di hari kiamat. Rasulullah saw


bersabda: "Tujuh kelompok yang akan mendapatkan naungan dari Allah
pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya diantaranya yaitu:
"Seseorang yang menyedekahkan hartanya dengan sembunyi-sembunyi
sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan
kanannya." (Muttafaq 'alaih)
4- Sebagai obat bagi berbagai macam penyakit baik penyakit jasmani
maupun rohani. Rasulullah saw, bersabda: "Obatilah orang-orang yang
sakit diantaramu dengan shadaqah." (Shahih At-targhib) beliau juga
bersabda kepada orang yang mengeluhkan tentang kekerasan hatinya: "Jika
engkau ingin melunakkan hatimu maka berilah makan pada orang miskin
dan usaplah kepala anak yatim." (HR. Ahmad)
5- Sebagai penolak berbagai macam bencana dan musibah.
6- Orang yang berinfaq akan didoakan oleh malaikat setiap hari
sebagaimana sabda Rasulullah saw: "Tidaklah datang suatu hari kecuali
akan turun dua malaikat yang salah satunya mengatakan, "Ya, Allah berilah
orang-orang yang berinfaq itu balasan, dan yang lain mengatakan, "Ya,
Allah berilah pada orang yang bakhil kebinasaan (hartanya)." (Muttafaq
'alaihi)
7- Orang yang membayar zakat akan Allah berkahi hartanya, Rasulullah
saw bersabda: "Tidaklah shadaqah itu mengurangi harta." (HR. Muslim)
8- Allah akan melipatgandakan pahala orang yang bersedekah, (QS. AlhhBaqarah: 245)
9- Shadaqah merupakan indikasi kebenaran iman seseorang, Rasulullah
saw bersabda, "Shadaqah merupakan bukti (keimanan)." (HR.Muslim)
10 Shadaqah merupakan pembersih harta dan mensucikannya dari
kotoran, sebagaimana wasiat beliau kepada para pedagang, "Wahai para
pedagang sesungguhnya jual beli ini dicampuri dengan perbuatan sia-sia
dan sumpah oleh karena bersihkanlah ia dengan shadaqah." (HR. Ahmad,
Nasai dan Ibnu Majah juga disebutkan dalam Shahih Al-Jami').
Inilah beberapa manfaat dan faidah dari zakat, infaq, dan shadaqah yang disebutkan
dalam Al-Qur'an dan Sunnah, kita memohon semoga Allah SWT menjadikan kita

termasuk orang-orang yang senang berinfaq dan bershadaqah serta menunaikan zakat
dengan ikhlas karena mengharap wajah dan keridhaan-Nya, amin ya rabbal 'alamin.
Abu Ziyad
Sumber:
-Mukhtashar al-Fiqh al-Islamy, Muhammad At-Tuwaijry.
-Shadaqah, fadhailuha wa anwa'uha, Dar-Al Qashim

MANISNYA IMAN

dakwatuna.com Seseorang akan merasakan manisnya iman bermula


manakala di dalam hatinya terdapat rasa cinta yang mendalam kepada Allah
dan Rasul-Nya, manisnya akan semakin dirasakan bila seseorang berusaha
untuk senantiasa menyempurnakan cintanya kepada Allah, memperbanyak
cabang-cabangnya (amalan yang dicintai Allah swt.) dan menangkis hal-hal
.yang bertentangan dengan kecintaan Allah swt
?Apa buktinya bila seseorang telah merasakan manisnya Iman
Buktinya, ia akan selalu mengutamakan kecintaanya kepada Allah daripada
mementingkan kesenangan dan kemegahan dunia, seperti bersenangsenang dengan keluarga, lebih senang tinggal di rumah ketimbang merespon
seruan dakwah dan asyik dengan bisnisnya tanpa ada kontribusi sedikitpun
terhadap kegiatan jihad di jalan Allah swt. Sebagaimana firman Allah dalam
surat At-Taubah : 24
Katakanlah: Jika bapa-bapak, anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang
kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah
lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya,
Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan-Nya. dan Allah tidak
.memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik
Memprioritaskan kecintaan kepada Allah akan melahirkan perasaan ridha
Bila seseorang senantiasa mengutamakan kecintaan kepada Allah, Rasul dan
jihad di jalan-Nya, daripada kepentingan dirinya sendiri, maka akan lahirlah
sikap ridha terhadap Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai din-nya dan
Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya. Keridhaannya itu dibuktikan dengan
selalu menghadiri halaqahnya, terlibat dengan kegiatan dakwah di
lingkungannya dan menginfakkan sebagian harta dan waktunya untuk
.kemaslahatan tegaknya agama Allah swt

Apa yang dirasakan oleh seseorang bila ia telah ridha terhadap Allah, agama
?dan Rasulnya
Pertama, Ia akan merasakan Istildzadz at-Thaaah, lezatnya ketaatan
kepada Allah swt., baik dalam shalatnya, tilawah Qurannya, pakaian dan
pergaulan islaminya, perkumpulannya dengan orang-orang shaleh dan
keterlibatannya dalam barisan dakwah
Kedua, Ia juga akan merasakan Istildzadz al-masyaqat, lezatnya
menghadapi berbagai kesulitan dan kesusahan dalam berdakwah. Kelelahan,
keletihan, dan hal-hal yang menyakiti perasaannya akibat celaan orang
karena menjalankan syariat Islam, atau bahkan mencederai fisiknya, semua
itu semakin membuatnya nikmat dalam berdakwah. Semua inilah yang akan
.senantiasa melahirkan manisnya Iman
Istildzaadz at-thaaah, lezatnya ketaatan kepada Allah ditunjukan oleh
wanita Anshar dan Muhajirin, tatkala turun wahyu yang memerintahkan
mereka untuk berhijab dan menutrup auratnya, mereka langsung
meresponnya dengan senang hati dan lapang dada, tanpa merasa berat
: sedikitpun. Aisyah ra. yang menjadi saksi mata atas hal ini berkata






Semoga Allah merahmati wanita Anshar dan Muhajirin, tatkala turun kepada
mereka ayat hendaknya mereka mengenakan kain panjang (jilbab) sampai
ke atas dada mereka, mereka memotong kain-kain mereka, lalu mereka
menjadikan kain-kain itu sebagai penutup kepalanya
Abu Ayub Ayub Al-Anshary, ketika mendengar seruan jihad, Dalam surat AtTaubah : 41

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan
berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu
.adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui
Abu Ayub berseru kepada anak-anaknya, Jahhizuuny! Jahhizuuny! siapkan
peralatan perangku!. Anak-anaknya membujuk agar bapaknya tidak perlu
berangkat untuk berjihad, karena usianya sudah udzur, cukup di wakilkan saja
oleh anak-anaknya. Abu Ayyub menolak bujukan anak-anaknya seraya
berkata : ketahuilah wahai anak-anakku, yang dimaksud ayat tersebut
ringan bagi kalian berat bagiku, beliaupun tetap , adalah
berangkat dan menemukan syahidnya dalam perjalanan jihad tersebut. (lihat
Tafsir Ibnu Katsir)
Sedangkan Lezatnya kesulitan (Istildzadz al-masyaqqah) dalam dakwah
dirasakan oleh Rasulullah saw., ketika beliau menghadapi ketidaksukaan
orang-orang kafir terhadap ajaran Islam, sebagaimana yang ditunjukan oleh
masyarakat Thaif ketika Rasulullah saw. hijrah ke sana, yaitu pada saat Nabi
menyampaikan dakwahnya, mengajak mereka untuk menerima ajaran Islam,
tetapi tidak ada sedikitpun sambutan baik dari para tokoh mereka, bahkan

dengan nada yang sangat melecehkan dan menyakitkan, mereka


,menanggapi dakwah Nabi seraya berkata
Coba kau robek kiswah kabah jika engkau memang benar-benar utusan
.Allah
,Yang lainnya pun turut berkomentar
?Apa tidak ada lagi orang yang lebih pantas diutus oleh Allah selain engkau
Dengan penuh kesabaran dan ketabahan Rasulullah saw. menerima
kenyataan pahit tersebut, beliau tetap berlapang dada dan tidak
mempermasalahkan tentang penolakan dan penentangan mereka. Oleh
karena itu ketika malaikat penjaga gunung Alaihissalaam menawarkan
kepada Nabi, bila beliau setuju ia akan mengangkat dua buah bukit yang ada
di Thaif lalu ditimpakan kepada mereka, dengan penuh kelembutan dan kasih
,sayang Rasulullah saw. menanggapinya seraya berkata


Tetapi aku berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang rusuk mereka
kelak orang-orang (generasi) yang beribadah kepada Allah dan tidak
.menyekutukannya dengan sesuatu apapun
Syaikh Abu Muhammad bin Abi Jamroh mengibaratkan manisnya iman
: dengan sebuah pohon, sebagaimana firman Allah



Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit. (Ibrahim : 24)
Yang dimaksud kalimat dalam ayat tersebut adalah kalimatul ikhlas
batang pohonnya adalah pangkal iman, cabang dan rantingnya adalah ,
menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, dedaunannya adalah
kepedulian terhadap kebajikan, buahnya adalah amal ketaatan, rasa
manisnya adalah ketika memetiknya, dan puncak manisnya adalah ketika
.matangnya sempurna saat dipetik, disitulah sangat terasa manisnya

)) :
:



.( ) .((
Dari Anas ra, dari Nabi saw. bersabda, Tiga perkara jika kalian memilikinya,
maka akan didapati manisnya iman. (Pertama) orang yang menjadikan Allah
dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya. (Kedua) agar mencintai
seseorang semata-mata karena Allah swt. (Ketiga), tidak senang kembali
kapada kekufuran setelah diselamatkan oleh Allah swt, sebagaimana ketidaksenangannya dilempar ke dalam api neraka. (HR Bukhar Muslim dengan
redaksi Muslim)




)) :


.( (( )

Dari Al-Abbas bin Abdil Muttalib, bahwasanya ia mendengar Rasulallah saw.


bersabda, Telah merasakan lezatnya iman seseorang yang ridha Allah
sebagai Rabbnya, Islam sebagai dinnya dan Muhammad sebagai
Rasulnya. (HR. Muslim)
Hadits ini sangat agung maknanya, termasuk dasar-dasar Islam, berkata para
ulama, Arti dari manisnya iman adalah mersakan lezatnya ketaatan dan
memiliki daya tahan menghadapi rintangan dalam menggapai ridha Allah dan
Rasul-Nya, lebih mengutamakan ridha-Nya dari pada kesenangan dunia, dan
kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya dengan menjalankan perintahnya dan
.menjauhi larangan-Nya
Dalam hadits tersebut Rasulullah saw. menjelaskan bahwa tiga perkara bila
kalian berada di dalamnya maka akan didapati manisnya iman, karena sarat
mendapatkan manisnya sesuatu adalah dengan mencintainya, maka barang
siapa yang mencintai sesuatu dan bergelora cintanya, maka ketika berhasil
mendapatkannya, ia akan merasakan manis, lezat dan kegembiraannya.
Karena itu seorang mukmin yang telah mendapatkan manisnya iman yang
mangandung unsur kelezatan dan kesenangan akan diiringi dengan
kesempurnaan cinta seorang hamba kepada Allah swt. Dan kesempurnan itu
.dapat diwujudkan dengan tiga hal
Pertama : menyempurnakan cinta kepada Allah yaitu dengan menjadikan
Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari yang lainnya, karena cinta kepada
Allah tidak cukup hanya sekedarnya, tetapi harus melebihi dari yang lain-Nya
Kedua : menjadikan cinta kepada Allah menjadi pangkal dari cabang cinta
kepada yang lain, yaitu mencintai orang lain semata-mata karena dan untuk
Allah swt., sehingga dalam mencintai ia tetap mengikuti prosedur dan
mekanisme cinta yang telah ditetapkan oleh Allah dalam Al-Quran dan
Sunnah, misalnya tidak berkhalwat, menyegerakan akad nikah dan
menghindari perbuatan yang mendekati pada perzinahan. (tidak pacaran)
(QS. 24 : 30-31, 33 : 59)
Menolak segala hal yang bertentangan dengan cinta-Nya, yaitu tidak
menyukai hal-hal yang bertentangan dengan keimanan melebihi
.ketidaksukaannya bila dirinya dilemparkan ke dalam api neraka

:

:


( ) ( )
Amar bin Yasir berkata, Ada tiga hal yang barangsiapa berada di dalamnya ia
merasakan manisnya keimanan, berinfak dari kekikiran, bersikap adil
terhadap manusia dari dirinya, dan mengupayakan keselamatan (salam) bagi
alam. ( Diriwayatkan Abdurazzaq, Bukhari mencantumkannya di kitab Al.Iman)
Hadits yang dibawakan oleh Amar bin Yasir ra. tersebut di atas, juga
menjelaskan tentang tiga hal yang dapat mendatangkan manisnya iman
Pertama : berinfak secukupnya, tidak berlebihan sehingga menzalimi hak-hak
yang lainnya, tapi juga tidak kikir dengan hartanya

Kedua : bersikap objektif, tidak menghalanginya untuk berbuat baik dan adil
kepada manusia, walaupun ada kaitannya dengan kepentingan diri sendiri,
misalnya walaupun disakiti dan dizalimi oleh seseorang, tetapi tidaka
menghalanginya untuk memaafkannya dan tetap berbuat baik kepadanya
Ketiga : Menebarkan kesejahteraan kepada seluruh alam semesta,
memperjuangkan sesuatu demi kebaikan manusia dan seluruh makhluk
lainnya, seperti dengan melakukan kegiatan amal siasi maupun amal khidam
ijtimai (kegiatan sosial)

:
:

( ) .


Ibnu Masud juga berkata, Ada tiga hal yang barangsiapa berada di
dalamnya akan merasakan manisnya iman, menghindari perdebatan dalam
hal kebenaran, tidak berdusta dalam bercanda, dan menyadari bahwa apa
yang akan menimpanya bukan karena kesalahannya dan apa kesalahannya
.tidak menyebabkan ia tertimpa (musibah). ( Diriwayatkan Abdurrazzaq)

:



( ) . ( 247 ) .

Dari Anas secara marfu mengatakan, Tidaklah seorang hamba merasakan
manisnya keimanan sehingga dia menyadari bahwa apa yang akan
menimpanya bukan karena kesalahannya dan apa kesalahannya tidak
menyebabkan ia tertimpa (musibah). Hadits tersebut dikeluarkan Ibnu Abi
Ashim, hadits sahih dengan sanad yang baik, termaktub dalam silisilah hadits
.sahih karya Imam Albani


( *
)


.(1/677 ) .
Katakanlah kepada mukmin laki-laki agar menahan pandangan mereka
(An-Nur: 30). Yaitu menahan dari apa yang diharamkan Allah swt. pasti akan
mendatangkan manisnya iman, dan barangsiapa yang meninggalkan sesuatu
karena Allah, maka Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik
darinya, dan barangsiapa yang membebaskannya walau hanya sekejap maka
akan abadi penyesalannya

:

:


.

()
Dari Muadz bin Jabal berkata : Rasulullah SAW bersabda : Seandainya aku
memerintahkan seseorang bersujud kepada yang lainnya, maka akan aku
perintahkan isteri sujud kepada suaminya, karena hak-hak suami atasnya,
dan tidaklah seorang wanita mendapatkan manisnya iman sehingga Ia
menunaikan hak suaminya, walaupun suaminya memintanya, sedang Ia
sedang berada di atas sekedupnya
:(1/27 : )



.[33 } { ]:

Ibnu Rajab berkata dalam kitab Fathul Bari 1/27 : Maka apabila sebilah hati
telah mendapatkan manisnya iman, maka ia akan sensitif merasakan
pahitnya kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan, karena itulah Nabi Yusuf AS
berkata : Ya Rabb! Penjari lebih aku sukai daripada apa yang mereka
serukan kepadaku ( QS. Yusuf : 33)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2008/07/776/manisnyaiman/#ixzz2HAXZhdHm

Nataijul Ibadah (Buah Ibadah)


Rubrik: Aqidah | Oleh: Tim Kajian Manhaj Tarbiyah - 28/08/08 | 13:07 | 25
Shaban 1429 H

Ada 5 komentar dan belum ada reaksi


6959 hits
15 email
dakwatuna.com Allah swt. telah menetapkan tujuan penciptaan manusia
:dan jin, yaitu untuk beribadah kepada-Nya. Allah swt. berfirman
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
.mengabdi kepada-Ku. (Adz-Dzaariyat:56)
Ibadah dalam Islam mencakup seluruh sisi kehidupan, ritual dan
sosial, hablumminah (hubungan vertikal) dan hablumminannas (hubungan
.horizontal), meliputi pikiran, perasan dan pekerjaan
()

Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku
.hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Al-Anam:162)
Ibadah yang benar manakala terpenuhi dua syarat, yaitu ikhlas karena Allah
: swt. dan sesuai aturan syariat. Allah berfirman
Dzat Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
.Pengampun. ( Al-Mulk:2)

10

Para ahli tafsir sepakat bahwa yang dimaksud dengan ahsanu amala (yang
terbaik amalnya) adalah akhlashuhum lillah (yang paling ikhlash karena Allah)
dan atbauhum lisysyariah (yang paling komitmen mengikuti aturan syariah)
Semua ibadah yang diperintahkah dalam Islam bertujuan untuk membentuk
. manusia taqwa
Hakikat ibadah
Ibnu At-Taimiyah berkata: Mana ashal dari kata ibadah adalah tunduk.
Sedangkan ibadah yang diperintahkan oleh syariat adalah perpaduan antara
.ketaatan sempurna dan kecintaan yang penuh
Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyah bekata: Ibadah adalah gabungan antara
.ketaatan yang penuh dan cinta yang sempurna
Maka yang taat kepada Allah swt. tapi tidak cinta kepada-Nya maka ia belum
.dikatakan beribadah
Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang
kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah
lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya,
Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak
.memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (At-Taubah :24)
Dan yang mencintai Allah tapi tidak taat kepada-Nya, maka ia belum
.dikatakan beribadah kepada Allahswt
Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi
.Maha Penyayang. (Ali Imran:31)
Nataij Ibadah (Buah Ibadah)
Ibadah yang sahih akan melahirkan sikap dan prilaku yang positif dalam
kehidupan sehari-hari yang menjadi bekal dan pegangan dalam mengemban
amanah sebagai hamba Allah swt. khususnya amanah dawah. Di antara
:dampak positif dari ibadah adalah sebagai berikut
Meningkatnya keimanan. Ulama ahlu as-sunnah wal jamaah sepakat .1
bahwa iman mengalami turun dan naik, kuat dan lemah, pasang dan surut,
menguat dengan amal salih atau ketaatan dan menurun karena maksiat. Allah
:berfirman
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat- mereka
bertawakkal. ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya
.kepada Tuhanlah. (al-Anfal:2)
Oleh karenanya, ibadah yang kita lakukan harus berbasis keimanan dan
.keikhlasan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW

11

Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan ikhlas,


maka akan diampuni dosa yang telah lalu. (HR.Bukhari)
Semakin kuat penyerahan diri kepada Allah (Optimis). Ketika kaum .2
muslimin menghadapi kekuatan sekutu pada perang ahzab keyakinan mereka
akan kemenangan yang dijanjikan Allah semakin mantap dan keimanam
.mereka semakin kuat
Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu
itu, mereka berkata : Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.
dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan yang demikian itu tidaklah menambah
.kepada mereka kecuali iman dan ketundukan. (Al-Ahzab:22)
Dan ibadah yang dilandasi penyerahan diri dan ketaatan kepada Allah akan
:menghasilkan banyak hal positif, sebagaimana firman Allah
bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, (tidak demikian )
sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
.hati. (Al-Baqoroh:112)
Ihsan dalam beribadah, yaitu as-syuur bii uroqobatillah (merasa selalu .3
:diawasi Allah) sebagaimana Rasulullah menjelaskan dalam hadits


Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya,
jika kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Allah Melihat
.kamu. (HR.Bukhari)
Ketika seorang muslim merasa diawasi Allah dalam beribadah, maka dia
berusaha maksimal melalukannya sesuai dengan petunjuk syariat dan ikhlas
karena-Nya, inilah yang dimaksud dengan ihsan di dalam surat Al-Mulk ayat
:2
Para ahli tafsir sepakat yang dimaksud dengan amal yang lebih baik adalah
amal yang mengikuti syariat dan ikhlas karena Allah.Rasulullah
,membahasakan dengan kata itqon seperti dalam hadits berikut ini

:
Dari Aisyah ra. bahwa Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah Azza wa
Jalla mencintai bila seorang di antara kamu mengerjakan sesuatu pekerjaan
.dengan itqon(professional). (HR.Thabrani)
,Kemudian Rasulullah saw. menjelaskannya dengan hadits yang lain

:


12

Dari Syaddad bin Aus ra. berkata, bersabda Rasulullah saw.: Sesunggguhnya
Allah mewajibkan ihsan (profesional) dalam semua urusan, jika kamu
membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik dan jika kamu
menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik, asah pisaunya dan
sembelihlan dengan cara yang menyenangkan binatang yang
disembelih. (HR.Muslim)
Ikhbat (tunduk), ibadah yang sebenarnya manakala dilakukan karena .4
.kesadaaran dan dorongan hati, bukan formalitas dan rutinitas belaka
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban),
supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah
dirizqikan Allah kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa,
karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira
.kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)
Tunduk dan patuh baru akan tumbuh apabila didasari pemahaman yang
:dalam dan keimaanan yang kuat sebagaimana firman Allah
Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran
Itulah yang hak dari Tuhan-mu, lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka
kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang.orang yang beriman kepada jalan yang lurus. (al-Hajj 54)
Tawakkal. Ibadah yang benar berdampak terhadap kehidupan seseorang .5
ketika ia sedang menghadapi tantangan hidup, terutama tantangan dawah.
Para Nabi ketika menghadapi ponolakan dawah kaum mereka, mereka
menyerahkan semua urusannya kepada Allah, sebagai contoh nabi Hud
.alaihissalam
Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. tidak
ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun.ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus. (Hud :56)
,Nabi Syuib alaihissalam
Syuaib berkata: Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai
bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezki
yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? dan aku tidak
berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang.
aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih
berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan
(pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada.Nya-lah aku kembali. (Hud: 88)
.Dan nabi Muhammad saw
Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: Cukuplah Allah
bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan
.Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung. ( at-Taubah:129)
Mahabbah (rasa cinta). Seorang mumin dengan beribadah dapat .6
.merasakan cinta kepada Allah dan Allah mencintainya

13



Dari Abu Hurairah ra. berata, bersabda Rasulullah saw. Sesungguhnya Allah
berfirman: Barang siapa yang memusuhi wali (kekasih)-Ku ,maka Aku telah
mengumumkan perang padanya, dan tidaklah hamba-Ku melakukan
pendekatan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai selain
melakukan apa yang telah Aku wajibkan padanya, dan hamba-Ku terusmenerus melakukan pendekatan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah
sunnah, sehingga Aku mencintainya, dan apabila Aku telah mencintainya
maka Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, menjadi
penglihatannya yang dengannya ia melihat, dan menjadi tangan dan kakinya
yang dengannya ia bertindak. Jika ia meminta sesuatu kepada-Ku, pasti Aku
kabulkan permintaanya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku lindungi
dia. Tidak ada sesuatu yang Aku gamang melalukannya selain mencabut
.nyawa seorang muslim sedangakan ia tidak menyukainya. (HR.Bukhari)
Roja (mengharap rahmat Allah). Seorang mukmin dalam beramal hanya .7
,mengharapkan rahmat Allah
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan
berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah
.Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Taubat. kata-kata yang paling sering diungkapkan oleh orang yang .8
beriman terutama yang aktif berdawah di jalan Allah adalah memohon
.ampunan dari dosa dan kesalahan
Tidak ada doa mereka selain ucapan: Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa
Kami dan tindakan-tindakan Kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami
dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang
.kafir. (al-Ali Imran:147)
Berdoa. Orang yang beriman ketika beribadah, selalu meminta kepada .9
,Allah, tidak meminta kepada selain-Nya
Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat ayat Kami
adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka
segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka
.tidaklah sombong
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada
Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan
.apa-apa rezki yang Kami berikan. (as-Sajdah:15-16)
Khusyu. Orang yang beriman ketika disebut nama Allah hatinya tunduk .10
.dan khusyu kepada Allah
Katakanlah: Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama
saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan
sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka

14

menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: Maha
suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi. Dan mereka
menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah
.khusyu. (al-isra:107-109)
:Imam Hasan Al-Banna di dalam prinsip-prinsip sepuluh menuliskan


Iman yang sejati, ibadah yang sahih dan mujahadah dalam beribadah dapat
memancarkan cahaya dan menghasilkan manisnya beribadah yang
dicurahkan oleh Allah ke dalam hati hamba-Nya yang dikehendakiNya. (prinsip ke 3)
Semua uraian di atas adalah kriteria taqwa, sebagaimana dijelaskan di dalam
banyak ayat bahwa tujuan dari ibadah adalah untuk membentuk manusia
.bertaqwa
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-
orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (al-Baqarah: 21)
Taqwa kepada Allah akan membuka kemudahan-kemudahan dalam segala
.urusan, memberi keberhasilan dan keberuntungan di dunia dan di akhirat
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya. (at-Thalaq 4)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2008/08/909/buahibadah/#ixzz2HAdKtu6L

15

Anda mungkin juga menyukai