Anda di halaman 1dari 13

12 Keutamaan Sedekah Berdasarkan Al-

Qur’an dan Hadits


By muslimahPosted on November 21, 2015

12 Keutamaan Sedekah Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits – Sedekah merupakan bukti iman
dan ketaatan manusia pada Allah SWT. Sedekah itu tidak dapat dipaksakan, melainkan
panggilan hati dan jiwa untuk melakukannya dengan ikhlas dan dapat menyenangkan hati orang
lain. Sedekah tidak hanya dalam bentuk harta benda saja, seperti halnya ibadah-ibadah fisik non
materi, seperti menolong orang lain dengan tenaga dan pikirannya, senyum, memberi nafkah
keluarga, mengajarkan ilmu, berdzikir, bahkan juga melakukan hubungan suami istri itu disebut
dengan sedekah. Cangkupan sedekah dalam Islam itu sangat luas sekali. Namun, agar lebih
utama harta benda yang kita miliki juga harus disedekahkan kepada orang-orang yang
membutuhkan.

Nabi bersabda: “Kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari tengah jalan itu adalah
sedekah bagimu.”(HR. Bukhari).

“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah“. (HR. At-Tirmidzi).

12 Keutamaan Sedekah Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits

Begitu banyak balasan yang Allah berikan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Untuk
mengetahui lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan keutamaan-keutamaan bersedekah.
Baca juga: 11 Macam Sedekah Selain Dengan Harta

Keutamaan Sedekah
Adapun keutamaan sedekah berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits diantaranya:

Orang-orang yang bersedekah akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT.

Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan


meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan
(pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak“. (QS. Al-Hadid: 18)

Dalam sebuah hadits Qudsi dikatakan yang artinya “Barang siapa berniat untuk bersedekah,
kecepatan Allah membalasnya lebih dari gerakan sedekahnya“.

Allah berfirman yang artinya: “Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (shodaqoh)


harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan
tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan)
kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrahNya) lagi Maha Mengetahui“.
(QS. Al-Baqoroh: 261)

Sedekah dapat menghapuskan dosa-dosa

Nabi SAW bersabda:

“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api“.(HR. At-Tirmidzi).

Akan tetapi, bukan berarti dosa-dosa akan terhapuskan begitu saja tanpa disertai dengan taubat
dan perbuatan yang baik. Seperti halnya orang-orang yang mendapatkan hartanya dari jalan
yang salah atau diharamkan (tidak halal), harta yang diperoleh dari hasil riba ataupun perbuatan
ma’siat. Tentu tidak akan dapat menghapuskan dosa-dosa yang dimiliki.

Sedekah dapat memisahkan diri dari neraka

Nabi SAW bersabda:


“Bersedekahlah kamu sekalian, karena sesungguhnya sedekah itu pemisah dari neraka“.

Bersedekah itu tidak hanya harta, jika memiliki makanan, pakaian, atau hal apapun yang bisa
bermanfaat untuk orang lain juga termasuk sedekah.

Nabi bersabda: “Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir
kurma“. (Muttafaqun ‘alaih)

Orang yang bersedekah akan mendapat naungan pada hari akhir

Salah satu jenis manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari akhir yakni orang yang
gemar bersedekah. Namun ia menyembunyikannya dari tangan kirinya. Nabi SAW bersabda:

“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, maka ia menyembunyikan amalnya itu
sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya“. (HR.
Bukhari)

Sedekah dapat memadamkan panasnya alam kubur

Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya sedekah itu benar-benar akan dapat memadamkan
panasnya alam kubur bagi penghuninya, dan orang mukmin akan bernaung dibawah bayang-
bayang sedekahnya“. (HR. At-Thabrani)

Sedekah merupakan salah satu amal yang tidak putus sampai mati

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi SAW bersabda: “Apabila anak cucu Adam itu
mati, maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara yaitu: Shodaqoh jariyah, anak yang
sholeh yang memohonkan ampunan untuknya (Ibu dan bapaknya) dan ilmu yang berguna
setelahnya“.

Sedekah dapat memanjangkan umur

Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya,
dapat mencegah kematian yang buruk (su’ul khotimah), Allah akan menghilangkan darinya sifat
sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri“. (HR. Thabrani).

Dalam sebuah hadits dikatakan:


“ Sesungguhnya didalam sedekah-sedekah itu ada lima perkara:

1. Sedekah itu bisa menambah harta kekayaan mereka;


2. Menjadi obat penyakit;
3. Allah akan menghindarkan bahaya dari mereka;
4. Mereka akan melewati jembatan shiratal mustaqim seperti halilintar yang menyambar;
dan
5. Mereka akan masuk kedalam surga tanpa dihisab dan disiksa”.

Sedekah dapat menambah harta kekayaan

Jangan takut berkurang rezekinya karena bersedekah. Karena sedekah itu akan meluaskan ,
melapangkan dan membuka pintu rezeki. Nabi bersabda: “Tidak akan berkurang rezeki orang
yang bersedekah, kecuali bertambah, bertambah dan bertambah“.

Allah SWT berfirman dalam QS. Saba ayat 39: “Apapun harta yang kalian infakkan maka Allah
pasti akan menggantikannya, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rezeki“.

Baca juga: Rajin Bersedekah, Lupa Nafkah Keluarga

Sedekah dapat mengobati penyakit

Dengan bersedekah InsyaaAllah dapat menyembuhkan berbagai penyakit hati. Karena sedekah
itu dapat membersihkan hati dan pikiran, dan atas seizinNya Allah akan ringankan dan
menyembuhkan penyakit-penyakit orang-orang yang gemar bersedekah. Rasulullah
SAW bersabda: “Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan bersedekah“.

Sedekah dapat menghindarkan dari segala bala’ (marabahaya)

Sedekah itu merupakan penolak bala’, penyubur pahala, menahan musibah dan kejahatan serta
rezeki yang dilipat gandakan oleh Allah SWT. Rasulullah saw bersabda: “Bersegeralah untuk
bersedekah. Karena musibah dan bencana tidak bisa mendahului sedekah“.
Dari nabi SAW bersabda: “Asshodaqotu tasuddu sab’iina baaban minas suu-i” artinya:
“Shodaqoh itu menutup tujuh puluh pintu kejahatan“.

Orang yang bersedekah akan melewati jembatan shiratal mustaqim dengan cepat
Jembatan shiratal mustaqim itu bagaikan rambut terbelah menjadi tujuh yang tajamnya melebihi
silet, lebih tajam dari pedang, licin dan berduri. Jembatan ini berujung pada surga dan
dibawahnya adalah neraka. Tidak sedikit manusia yang bisa melewatinya hanya dengan kedipan
mata, seperti halilintar yang menyambar. Oleh karenanya, perbanyaklah bersedekah karena
sedekah merupakan salah satu perbuatan dan amalan yang dapat menyelamatkan manusia pada
hari akhir.

Orang yang bersedekah akan dimasukkan kedalam surga tanpa hisab dan siksa

Sedekah yang dimaksud adalah sedekah yang penuh keikhlasan, tidak diumbar-umbar dengan
sifat kesombongan dan niatnya hanya karena Allah ta’ala. InsyaaAllah, akan membukakan pintu
surga bagi orang-orang yang gemar bersedekah karna Allah. Ada empat macam pembalasan
sedekah, yaitu:

1. Sedekah yang dibalas dengan sepuluh kali lipat ialah sedekah yang diberikan kepada para
fakir miskin;
2. Sedekah yang dibalas dengan tujuh puluh kali lipas ialah sedekah yang diberikan kepada
sanak famili;
3. Sedekah yang dibalas dengan tujuh ratus kali lipat ialah sedekah yang diberikan kepada
teman-teman;
4. Sedekah yang dibalas dengan seribu kali lipat ialah sedekah yang diberikan kepada para
penuntut ilmu.

Demikianlah pembahasan mengenai 12 Keutamaan Sedekah Berdasarkan Al-Qur’an dan


Hadits semoga dapat memberikan motivasi kepada kita para Muslim dan Muslimah untuk gemar
bersedekah walau hanya sedikit. Lakukanlah secara terus menerus karena shodaqoh jariyah tak

akan pernah putus sampai kita mati. Sekian terimakasih

Sumber: Ihya Ulumuddin dan Durratun Nasihin


Kumpulan Hadist Nabi Tentang Keutamaan Sedekah - Sedekah/shodaqoh adalah amal perbuatan
baik yang diajarkan oleh islam. sedekah sendiri bermacam macam bentuknya, mulai dari berupa
pemberian harta benda kepada muslim lainnya hingga senyum kepada sesama muslim pun
dianggap sedekah. anjuran bersedekah sendiri sudah banyak tertuang dalil dalil dalam ayat Al-
Quran dan hadist hadist Nabi Muhammad SAW dimana kita selalu dianjurkan untuk selalu
bersedekah dalam keadaan apapun. Jika kita bicara manfaat dan faedahnya, maka keutamaan
bersedekah sangat besar dan tidak terhitung lagi keuntungannya untuk kita. meski kita
mengeluarkan sesuatu untuk diberikan kepada orang lain, namun hakikatnya apa yang kita dapat
dari sedekah kita berlipat lipat dari yang kita keluarkan dan berikan. bahkan dikatakan bahwa
sedekah tidak mengurangi sedikitpun apa yang kita punya. Yang ada malah menambah
kepunyaan kita. hanya saja satu hal yang mesti diperhatikan adalah agar kita selalu ikhlas semata
mata hanya karena ALLAH SWT saat mengeluarkan sedekah. Banyak sekali dalil hadits tentang
sedekah yang menjelaskan bagaimana manfaat dan keutamaan bersedekah. Jika anda mengetahui
dan benar benar meyakini hikmah dan fadilah dibalik sedekah yang kita keluarkan di jalan
ALLAH SWT, maka sudah seharusnya bagi kita kaum muslimin untuk senantiasa berlomba
lomba dalam bersedekah. ini dikarenakan tidak ada kerugian sedikitpun bagi orang yang
bersedekah, melainkan keuntungan dunia dan akhirat yang didapat. Baca Juga : Surat Al
Bayyinah Nah, untuk lebih jelasnya mengenai hal hal yang berkaitan dengan sedekah seperti
pahala/ganjaran dan keutamannya serta untuk memotivasi kita agar selalu bersedekah. maka
kami rangkum dibawah ini daftar kumpulan hadits Rasulullah SAW tentang sedekah lengkap . . .
Kumpulan Hadist Nabi Tentang Keutamaan Sedekah Kumpulan Hadist Nabi Tentang
Keutamaan Sedekah : Dari Uqbah bin Harits r.a., ia berkata, “Saya pernah shalat Ashar di
belakang Nabi saw., di Madinah Munawwarah. Setelah salam, beliau berdiri dan berjalan dengan
cepat melewati bahu orang-orang, kemudian beliau masuk ke kamar salah seorang istri beliau,
sehingga orang-orang terkejut melihat perilaku beliau saw. Ketika Rasulullah saw. keluar, beliau
merasakan bahwa orang-orang merasa heran atas perilakunya, lalu beliau bersabda, ‘Aku teringat
sekeping emas yang tertinggal di rumahku. Aku tidak suka kalau ajalku tiba nanti, emas tersebut
masih ada padaku sehingga menjadi penghalang bagiku ketika aku ditanya pada hari Hisab nanti.
Oleh karena itu, aku memerintahkan agar emas itu segera dibagi-bagikan.” (HR.Bukhari).
Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki
baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah,
dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung
jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang
yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di
kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443) Ada 3 hal
yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan
merahasiakan shodaqah (yang kita keluarkan).”(HR. Ath-Thabrani) Bersodaqoh pahalanya
sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas, menghubungkan diri dengan
kawan-kawan pahalanya dua puluh dan silaturrahmi (dengan keluarga) pahalanya dua puluh
empat. (HR. Al Hakim) Yang dapat menolak takdir ialah doa dan yang dapat memperpanjang
umur yakni kebajikan (amal bakti). (HR. Ath-Thahawi) Apabila anak Adam wafat putuslah
amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang
dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang
mendoakannya. (HR. Muslim) Rasulullah (S.A.W.) pernah bersabda, "Satu dirham memacu dan
mendahului seratus ribu dirham". Para sahabat bertanya, "Bagaimana itu?" Nabi (S.A.W.)
menjawab, "Seorang memiliki (hanya) dua dirham. Dia mengambil satu dirham dan bersedekah
dengannya, dan seorang lagi memiliki harta-benda yang banyak, dia mengambil seratus ribu
dirham untuk disedekahkannya. (HR. An-Nasaa'i) Sedekah meredakan kemarahan Allah dan
menangkal (mengurangi) kepedihan saat maut (Sakratulmaut). Tidaklah ada satu pekerjaan yang
paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya
sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan
pembantunya melainkan akan menjadi sedekah.”( HR. Ibnu Majah ) Tidak ada hari yang
disambut oleh para hamba melainkan di sana ada dua malaikat yang turun, sala satunya berkata:
"Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang-orang yang berinfaq. Sedangkan (malaikat) yang
lainnya berkata: "Ya Allah berikanlah kehancuran kepada orang-orang yang menahan
(hartanya)." (H.R. Bukhari - Muslim) tidak boleh hasad/iri kecuali pada dua orang: seseorang
yang diberikan harta oleh Allah, kemudia ia belanjakan di jalan yang haq, dan seseorang yang
diberikan oleh Allah ilmu dan ia mengamalkannya dan mengajarkannya” (HR. Al Bukhari 73,
Muslim 816) Allah Tabaraka wata’ala berfirman (di dalam hadits Qudsi): “Hai anak Adam,
infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim)
Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di
jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang
berpuasa yang tidak pernah berbuka. (HR. Bukhari Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw.
bersabda, “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Allah swt. akan menambah kemuliaan
kepada hamba-Nya yang pemaaf. Dan bagi hamba yang tawadhu’ karena Allah swt., Allah swt.
akan mengangkat (derajatnya). (HR. Muslim) Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan
dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain. (HR. Ahmad)
Barangsiapa yang menginfaqkan kelebihan hartanya di jalan Allah SWT maka Allah akan
melipatgandakan dengan tujuh ratus (kali lipat). Dan barangsiapa yang berinfaq untuk dirinya
dan keluarganya, atau menjenguk orang sakit, atau menyingkirkan duri, maka mendapatkan
kebbaikan dan kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya. Puasa itu tameng selama ia tidak
merusaknya. Dan barangsiapa yang Allah uji dengan satu ujian pada fisiknya, maka itu akan
menjadi penggugur (dosa-dosanya).”( HR. Ahmad ) Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
Saw, “Sodaqoh yang bagaimana yang paling besar pahalanya?” Nabi Saw menjawab, “Saat
kamu bersodaqoh hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu
takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu
berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian.” (HR. Bukhari) Dari Abu Umamah r.a., Nabi
saw. bersabda, “Wahai anak Adam, seandainya engkau berikan kelebihan dari hartamu, yang
demikian itu lebih baik bagimu. Dan seandainya engkau kikir, yang demikian itu buruk bagimu.
Menyimpan sekadar untuk keperluan tidaklah dicela, dan dahulukanlah orang yang menjadi
tanggung jawabmu.” (HR. Muslim) Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari
kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain. (HR. Ahmad)
Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sodaqoh. (HR. Al-
Baihaqi) “Pada tiap hari di kala matahari terbit, tiap jiwa diwajibkan bersedekah.”Bertanya Abu
Dzar: “Bagaimana kami bersedekah sedang kami tidak mempunyai harta?” Rasulullah
menjawab: “Di antara pintu-pintu sedekah, ialah bertakbir, bertasbih, bertahmid, bertasyahud,
beristighfar, beramal ma’ruf bernahi mungkar, menyingkirkan rintangan-rintangan di jalan yang
dilalui orangseperti duri, tulang dan batu dan menuntun orang buta, memberi pengertian kepada
orang yang tuli dan bisu sampai mengerti, memberi petunjuk kepada orang yang mencari sesuatu
yang engkau tahu tempatnya, mendatangi orang yang mminta tolong yang susah, payah dan
lemah dengan menyingsing baju dan betis, semuanya itu adalah merupakan sedekah bagi
dirimu.” Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan
bersodaqoh dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana.(HR. Ath-Thabrani)
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah (S.A.W.), "Sedekah yang bagaimana yang paling
besar pahalanya?" Nabi (S.A.W.) menjawab, "Saat kamu bersedekah hendaklah kamu sehat dan
dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan
ditunda sehingga ruhmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan
sekian." (HR. Bukhari) Tiada seorang bersodaqoh dengan baik kecuali Allah memelihara
kelangsungan warisannya. (HR. Ahmad) Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah,
beramar ma’ruf dan nahi munkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian
menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR. Tirmizi dan Abu Dzar)
“Tidak seorangpun yang menyedekahkan hartanya yang halal dimana Allah menerimanya
dengan kananNya (dengan baik), walaupun sedekahnya itu hanya sebutir kurma. Maka kurma
tersebut akan bertambah besar di tangan Allah Yang Maha Pengasih, sehingga menjadi lebih
besar daripada gunung. Demikian Allah memelihara sedekahmu, sebagaimana halnya kamu
memelihara anak kambing dan unta (semakin hari semakin besar).” ( HR. Muslim ) Ada tiga
perkara yang saya bersumpah atasnya dan saya memberitahukan kepadamu semua akan suatu
Hadits, maka peliharalah itu: Tidaklah harta seseorang itu akan menjadi berkurang sebab
disedekahkan, tidaklah seseorang hamba dianiaya dengan suatu penganiayaan dan ia bersabar
dalam menderitanya, melainkan Allah menambahkan kemuliaan padanya, juga tidaklah
seseorang hamba itu membuka pintu permintaan, melainkan Allah membuka untuknya pintu
kemiskinan," (H.R. Tirmidzi, dari Abu Kabsyah, yaitu Umar bin Sa'ad al-Anmari r.a.) Tiap-tiap
amalan makruf (kebajikan) adalah sodaqoh. Sesungguhnya di antara amalan makruf ialah
berjumpa kawan dengan wajah ceria (senyum) dan mengurangi isi embermu untuk diisikan ke
mangkuk kawanmu. (HR. Ahmad) Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah
sodaqohnya. (HR. Ahmad) Tiap muslim wajib bersodaqoh. Para sahabat bertanya, “Bagaimana
kalau dia tidak memiliki sesuatu?” Nabi Saw menjawab, “Bekerja dengan ketrampilan tangannya
untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu bersodaqoh.” Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia
tidak mampu?” Nabi menjawab: “Menolong orang yang membutuhkan yang sedang teraniaya”
Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi menjawab: “Menyuruh
berbuat ma’ruf.” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi Saw
menjawab, “Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sodaqoh.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Apa yang kamu nafkahkan dengan tujuan keridhoan Allah akan diberi pahala walaupun hanya
sesuap makanan ke mulut isterimu. (HR. Bukhari) Ada satu kisah pada zaman Nabi (S.A.W.)
yang mana seseorang yang banyak hutang berdiam di masjid di saat orang-orang bekerja. Ketika
ditanya oleh Nabi (S.A.W.), orang tersebut menjawab bahwa ia sedang banyak hutang. Yang
menarik adalah Nabi (S.A.W.) mengajarkan beliau sebuah doa, yang mana doa tersebut tidak
menyebut sama sekali "Bukakanlah pintu rezeki" atau "Perbanyaklah rezeki saya sehingga bisa
membayar hutang". Tetapi doa yang diajarkan oleh Nabi (S.A.W.) adalah meminta perlindungan
dari rasa malas dan bakhil (pelit). Hadits-hadits di atas menjelaskan tentang doa ini, bahwa ke-
tidak-pelitan seseorang untuk bersedekah membuka pintu rezeki orang tersebut. Doa tersebut
adalah: "Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu daripada kegundahan dan kesedihan, daripada
kelemahan dan kemalasan, daripada sifat pengecut dan bakhil (pelit), daripada kesempitan
hutang dan penindasan orang." Sodaqoh paling afdhol ialah yang diberikan kepada keluarga
dekat yang bersikap memusuhi. (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud) Satu dirham memacu dan
mendahului seratus ribu dirham. Para sahabat bertanya, “Bagaimana itu?” Nabi Saw menjawab,
“Seorang memiliki (hanya) dua dirham. Dia mengambil satu dirham dan bersodaqoh dengannya,
dan seorang lagi memiliki harta-benda yang banyak, dia mengambil seratus ribu dirham untuk
disodaqohkannya. (HR. An-Nasaa’i) Orang yang membatalkan pemberian (atau meminta
kembali) sodaqohnya seperti anjing yang makan kembali muntahannya. (HR. Bukhari)
“Hendaklah tiap muslim bersedekah, bertanya para sahabat: “Hai Nabi Allah, jika tidak ada yang
disedekahkan?” Bersabda Rasulullah saw.: “Bekkerja dengan tangannya memanfaatkan dirinya
dan bersedekah.” “Jika tidak dapat?” bertanya lagi para sahabat. “Menolong orang yang
berkebutuhan yang sedang payah,” jawab Rasulullah.. “Jika tidak dapat?, tanya lagi parasahabat,
yang dijawab oleh Rasulullah dengan sabdanya: “Hendaklah beramal kebajikan, menahan diri
dari perbuatan yang buruk dan itulah sudah merupakan sedekah.” Sedekah dari seorang Muslim
menigkatkan (hartanya) dimasa kehidupannya. Dan juga meringankan kepedihan saat maut
(Sakratulmaut), dan melauinya (sedekah) Allah menghilangkan perasaan sombong dan egois
Barangsiapa diberi Allah harta dan tidak menunaikan zakatnya kelak pada hari kiamat dia akan
dibayang-bayangi dengan seekor ular bermata satu di tengah dan punya dua lidah yang
melilitnya. Ular itu mencengkeram kedua rahangnya seraya berkata, “Aku hartamu, aku pusaka
simpananmu.” Kemudian nabi Saw membaca firman Allah surat Ali Imran ayat 180: “Dan
janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari
karuniaNya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu
buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari
kiamat. Dan kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi.” (HR.
Bukhari) Tiada suatu kaum menolak mengeluarkan zakat melainkan Allah menimpa mereka
dengan paceklik (kemarau panjang dan kegagalan panen). (HR. Ath-Thabrani) Sekian mengenai
kumpulan hadist tentang sedekah. setelah mengetahui bagaimana hebatnya keajaiban sedekat
melalui hadist hadits Nabi diatas, semoga bisa membuat kita ringan dalam mengeluarkan harta
kita untuk dibagikan kepada yang membutuhkan. karena balasan pahala dari ALLAH SWT
jelasnya tak mampu kita hitung hitung lagi. wallau a'lam.

Source: http://www.fiqihmuslim.com/2016/04/kumpulan-hadist-nabi-tentang-keutamaan-
sedekah.html

Sedekah Tidaklah Mengurangi Harta


Muhammad Abduh Tuasikal, MSc February 2, 2010 Zakat 20 Comments 26,432 Views

Sedekah tidaklah mungkin mengurangi harta … Yakinlah!

Dari Asma’ binti Abi Bakr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padaku,

‫علَي ِْك‬
َ ‫الَ تُو ِكي فَيُوكى‬
“Janganlah engkau menyimpan harta (tanpa mensedekahkannya). Jika tidak, maka Allah akan
menahan rizki untukmu.”
Dalam riwayat lain disebutkan,

‫علَي ِْك‬
َ ُ‫ َوالَ ت ُوعي فَيُوعي هللا‬، ‫علَي ِْك‬ َ ‫ أ َ ْو ا ْن‬، ‫أنفقي أ َ ِو ا ْنفَ ِحي‬
ِ ْ‫ َوالَ تُحصي فَيُح‬، ‫ض ِحي‬
َ ُ‫صي هللا‬
“Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau
mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki tersebut[1].
Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan
anugerah dan kemurahan untukmu.”[2]

Hadits ini dibawakan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi dalam Riyadhus Shalihin pada Bab
“Kemuliaan, berderma dan berinfaq”, hadits no. 559 (60/16).

Beberapa faedah hadits:

Pertama: Hadits di atas memberikan motivasi untuk berinfaq.[3] Bukhari sendiri membawakan
hadits ini dalam Bab “Motivasi untuk bersedekah (mengeluarkan zakat) dan memberi syafa’at
dalam hal itu”. An Nawawi membuat bab untuk hadits ini “Motivasi untuk berinfaq
(mengeluarkan zakat) dan larangan untuk menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau
mensedekahkan).”

Kedua: Hadits ini menunjukkan tercelanya sifat bakhil dan pelit.

Ketiga: Hadits di atas menunjukkan bahwa al jaza’ min jinsil ‘amal, balasan sesuai dengan
amalan perbuatan.[4]

Keempat: Ibnu Baththol menerangkan riwayat pertama di atas dengan mengatakan, “Janganlah
engkau menyimpan-nyimpan harta tanpa mensedekahkannya (menzakatkannya). Janganlah
engkau enggan bersedekah (membayar zakat) karena takut hartamu berkurang. Jika seperti ini,
Allah akan menahan rizki untukmu sebagaimana Allah menahan rizki untuk para peminta-
minta.”[5]

Kelima: Menyimpan harta yang terlarang adalah jika enggan mengeluarkan zakat dan sedekah
dari harta tersebut. Itulah yang tercela.[6]

Keenam: Hadits ini menunjukkan larangan enggan bersedekah karena takut harta berkurang.
Kekhawatiran semacam ini adalah sebab hilangnya barokah dari harta tersebut. Karena Allah
berjanji akan memberi balasan bagi orang yang berinfaq tanpa batasan. Inilah yang diterangkan
oleh Ibnu Hajar Al Asqolani.[7]

Ketujuh: Bukhari dan Muslim sama-sama membawakan hadits di atas ketika membahas zakat.
Ini menunjukkan bahwa yang mesti diprioritaskan adalah menunaikan sedekah yang wajib (yaitu
zakat) daripada sedekah yang sunnah.

Kedelapan: Ibnu Baththol mengatakan, “Hadits ini menunjukkan sedekah (zakat) itu dapat
mengembangkan harta. Maksudnya adalah sedekah merupakan sebab semakin berkah dan
bertambahnya harta. Barangsiapa yang memiliki keluasan harta, namun enggan untuk
bersedekah (mengeluarkan zakat), maka Allah akan menahan rizki untuknya. Allah akan
menghalangi keberkahan hartanya. Allah pun akan menahan perkembangan hartanya.”[8]

Kesembilan: Sedekah tidaklah mengurangi harta. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫صدَقَةٌ ِم ْن َمال‬ َ َ‫َما نَق‬


ْ ‫ص‬
َ ‫ت‬
“Sedekah tidaklah mengurangi harta.”[9]

Makna hadits di atas sebagaimana dijelaskan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah
ada dua penafsiran:

1. Harta tersebut akan diberkahi dan akan dihilangkan berbagai dampak bahaya padanya.
Kekurangan harta tersebut akan ditutup dengan keberkahannya. Ini bisa dirasakan secara
inderawi dan kebiasaan.
2. Walaupun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup
dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat
banyak.[10]

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan hadits di atas dengan
mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengucapkan sesuatu berdasarkan
hawa nafsunya semata. Beliau bersabda, “Sedekah tidaklah mungkin mengurangi harta”. Kalau
dilihat dari sisi jumlah, harta tersebut mungkin saja berkurang. Namun kalau kita lihat dari
hakekat dan keberkahannya justru malah bertambah. Boleh jadi kita bersedekah dengan 10 riyal,
lalu Allah beri ganti dengan 100 riyal. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

ْ ‫َو َما أ َ ْنفَ ْقت ُ ْم ِم ْن ش‬


َّ ‫َيء فَ ُه َو ي ُْخ ِلفُهُ َو ُه َو َخي ُْر‬
َ‫الر ِازقِين‬
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah
Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39). Allah akan mengganti bagi kalian sedekah
tersebut segera di dunia. Allah pun akan memberikan balasan dan ganjaran di akhirat. Allah
Ta’ala berfirman,

‫ف ِل َم ْن‬
ُ ‫ضا ِع‬ َّ ‫س ْنبُلَة ِمئَةُ َحبَّة َو‬
َ ُ‫َّللاُ ي‬ ُ ‫سنَا ِب َل فِي ُك ِل‬ َ ‫س ْب َع‬
َ ‫َت‬ْ ‫َّللاِ َك َمث َ ِل َحبَّة أ َ ْنبَت‬ َ ‫َمث َ ُل الَّذِينَ يُ ْن ِفقُونَ أ َ ْم َوالَ ُه ْم فِي‬
َّ ‫س ِبي ِل‬
‫ع ِلي ٌم‬ َّ ‫يَشَا ُء َو‬
َ ‫َّللاُ َوا ِس ٌع‬
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)”. -Demikian
penjelasan sangat menarik dari Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah[11]–.

Alhamdulillah, beberapa faedah sangat berharga telah kita gali dari hadits di atas. Semoga hal ini
semakin mendorong kita untuk mengeluarkan zakat yang nilainya wajib dan sedekah-sedekah
lainnya. Perhatikanlah syarat nishob dan haul setiap harta kita yang berhak untuk dizakati.
Semoga Allah selalu memberkahi harta tersebut.
Namun ingatlah, tetapkanlah niatkan sedekah dan zakat ikhlas karena Allah dan jangan cuma
mengharap keuntungan dunia semata. Kami mohon pembaca bisa baca artikel menarik lainnya di
sini: Amat disayangkan, banyak sedekah hanya untuk memperlancar rizki.

Semoga penjelasan ini dapat menjadi ilmu bermanfaat bagi kita sekalian. Segala puji bagi Allah
yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel http://rumasyho.com

Diselesaikan selepas shalat Maghrib, di Pangukan-Sleman, 19 Shofar 1431 H

[1] Lihat tafsiran hadits ini sebagaimana yang disampaikan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar Al
Asqolani dalam Fathul Bari Syarh Shahih Al Bukhari, 3/300, Darul Ma’rifah, 1379.

[2] HR. Bukhari no. 1433 dan Muslim no. 1029, 88.

[3] Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhis Sholihin, Dr. Musthofa Sa’id Al Khin dkk, hal. 480,
Muassasah Ar Risalah, cetakan keempat belas, tahun 1407 H.

[4] Idem.

[5] Syarh Shahih Al Bukhari, Ibnu Baththol, 4/435-436, Maktabah Ar Rusyd, cetakan kedua,
tahun 1423 H.

[6] Faedah dari Fathul Bari, 3/300, juga dari perkataan Ibnu Baththol di atas.

[7] Lihat Fathul Bari, 3/300.

[8] Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 3/436.

[9] HR. Muslim no. 2558, dari Abu Hurairah.

[10] Lihat Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 16/141, Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobi, cetakan
kedua, 1392.

[11] Lihat Syarh Riyadhis Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, 2/342, Darul
Kutub Al ‘Ilmiyyah, cetakan ketiga, 1424 H
Sumber : https://rumaysho.com/828-sedekah-tidaklah-mengurangi-harta.html

Anda mungkin juga menyukai