12 Keutamaan Sedekah Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits – Sedekah merupakan bukti iman
dan ketaatan manusia pada Allah SWT. Sedekah itu tidak dapat dipaksakan, melainkan
panggilan hati dan jiwa untuk melakukannya dengan ikhlas dan dapat menyenangkan hati orang
lain. Sedekah tidak hanya dalam bentuk harta benda saja, seperti halnya ibadah-ibadah fisik non
materi, seperti menolong orang lain dengan tenaga dan pikirannya, senyum, memberi nafkah
keluarga, mengajarkan ilmu, berdzikir, bahkan juga melakukan hubungan suami istri itu disebut
dengan sedekah. Cangkupan sedekah dalam Islam itu sangat luas sekali. Namun, agar lebih
utama harta benda yang kita miliki juga harus disedekahkan kepada orang-orang yang
membutuhkan.
Nabi bersabda: “Kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari tengah jalan itu adalah
sedekah bagimu.”(HR. Bukhari).
Begitu banyak balasan yang Allah berikan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Untuk
mengetahui lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan keutamaan-keutamaan bersedekah.
Baca juga: 11 Macam Sedekah Selain Dengan Harta
Keutamaan Sedekah
Adapun keutamaan sedekah berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits diantaranya:
Orang-orang yang bersedekah akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT.
Dalam sebuah hadits Qudsi dikatakan yang artinya “Barang siapa berniat untuk bersedekah,
kecepatan Allah membalasnya lebih dari gerakan sedekahnya“.
“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api“.(HR. At-Tirmidzi).
Akan tetapi, bukan berarti dosa-dosa akan terhapuskan begitu saja tanpa disertai dengan taubat
dan perbuatan yang baik. Seperti halnya orang-orang yang mendapatkan hartanya dari jalan
yang salah atau diharamkan (tidak halal), harta yang diperoleh dari hasil riba ataupun perbuatan
ma’siat. Tentu tidak akan dapat menghapuskan dosa-dosa yang dimiliki.
Bersedekah itu tidak hanya harta, jika memiliki makanan, pakaian, atau hal apapun yang bisa
bermanfaat untuk orang lain juga termasuk sedekah.
Nabi bersabda: “Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir
kurma“. (Muttafaqun ‘alaih)
Salah satu jenis manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari akhir yakni orang yang
gemar bersedekah. Namun ia menyembunyikannya dari tangan kirinya. Nabi SAW bersabda:
“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, maka ia menyembunyikan amalnya itu
sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya“. (HR.
Bukhari)
Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya sedekah itu benar-benar akan dapat memadamkan
panasnya alam kubur bagi penghuninya, dan orang mukmin akan bernaung dibawah bayang-
bayang sedekahnya“. (HR. At-Thabrani)
Sedekah merupakan salah satu amal yang tidak putus sampai mati
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi SAW bersabda: “Apabila anak cucu Adam itu
mati, maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara yaitu: Shodaqoh jariyah, anak yang
sholeh yang memohonkan ampunan untuknya (Ibu dan bapaknya) dan ilmu yang berguna
setelahnya“.
Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya,
dapat mencegah kematian yang buruk (su’ul khotimah), Allah akan menghilangkan darinya sifat
sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri“. (HR. Thabrani).
Jangan takut berkurang rezekinya karena bersedekah. Karena sedekah itu akan meluaskan ,
melapangkan dan membuka pintu rezeki. Nabi bersabda: “Tidak akan berkurang rezeki orang
yang bersedekah, kecuali bertambah, bertambah dan bertambah“.
Allah SWT berfirman dalam QS. Saba ayat 39: “Apapun harta yang kalian infakkan maka Allah
pasti akan menggantikannya, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rezeki“.
Dengan bersedekah InsyaaAllah dapat menyembuhkan berbagai penyakit hati. Karena sedekah
itu dapat membersihkan hati dan pikiran, dan atas seizinNya Allah akan ringankan dan
menyembuhkan penyakit-penyakit orang-orang yang gemar bersedekah. Rasulullah
SAW bersabda: “Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan bersedekah“.
Sedekah itu merupakan penolak bala’, penyubur pahala, menahan musibah dan kejahatan serta
rezeki yang dilipat gandakan oleh Allah SWT. Rasulullah saw bersabda: “Bersegeralah untuk
bersedekah. Karena musibah dan bencana tidak bisa mendahului sedekah“.
Dari nabi SAW bersabda: “Asshodaqotu tasuddu sab’iina baaban minas suu-i” artinya:
“Shodaqoh itu menutup tujuh puluh pintu kejahatan“.
Orang yang bersedekah akan melewati jembatan shiratal mustaqim dengan cepat
Jembatan shiratal mustaqim itu bagaikan rambut terbelah menjadi tujuh yang tajamnya melebihi
silet, lebih tajam dari pedang, licin dan berduri. Jembatan ini berujung pada surga dan
dibawahnya adalah neraka. Tidak sedikit manusia yang bisa melewatinya hanya dengan kedipan
mata, seperti halilintar yang menyambar. Oleh karenanya, perbanyaklah bersedekah karena
sedekah merupakan salah satu perbuatan dan amalan yang dapat menyelamatkan manusia pada
hari akhir.
Orang yang bersedekah akan dimasukkan kedalam surga tanpa hisab dan siksa
Sedekah yang dimaksud adalah sedekah yang penuh keikhlasan, tidak diumbar-umbar dengan
sifat kesombongan dan niatnya hanya karena Allah ta’ala. InsyaaAllah, akan membukakan pintu
surga bagi orang-orang yang gemar bersedekah karna Allah. Ada empat macam pembalasan
sedekah, yaitu:
1. Sedekah yang dibalas dengan sepuluh kali lipat ialah sedekah yang diberikan kepada para
fakir miskin;
2. Sedekah yang dibalas dengan tujuh puluh kali lipas ialah sedekah yang diberikan kepada
sanak famili;
3. Sedekah yang dibalas dengan tujuh ratus kali lipat ialah sedekah yang diberikan kepada
teman-teman;
4. Sedekah yang dibalas dengan seribu kali lipat ialah sedekah yang diberikan kepada para
penuntut ilmu.
Source: http://www.fiqihmuslim.com/2016/04/kumpulan-hadist-nabi-tentang-keutamaan-
sedekah.html
Dari Asma’ binti Abi Bakr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padaku,
علَي ِْك
َ الَ تُو ِكي فَيُوكى
“Janganlah engkau menyimpan harta (tanpa mensedekahkannya). Jika tidak, maka Allah akan
menahan rizki untukmu.”
Dalam riwayat lain disebutkan,
علَي ِْك
َ ُ َوالَ ت ُوعي فَيُوعي هللا، علَي ِْك َ أ َ ْو ا ْن، أنفقي أ َ ِو ا ْنفَ ِحي
ِ ْ َوالَ تُحصي فَيُح، ض ِحي
َ ُصي هللا
“Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau
mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki tersebut[1].
Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan
anugerah dan kemurahan untukmu.”[2]
Hadits ini dibawakan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi dalam Riyadhus Shalihin pada Bab
“Kemuliaan, berderma dan berinfaq”, hadits no. 559 (60/16).
Pertama: Hadits di atas memberikan motivasi untuk berinfaq.[3] Bukhari sendiri membawakan
hadits ini dalam Bab “Motivasi untuk bersedekah (mengeluarkan zakat) dan memberi syafa’at
dalam hal itu”. An Nawawi membuat bab untuk hadits ini “Motivasi untuk berinfaq
(mengeluarkan zakat) dan larangan untuk menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau
mensedekahkan).”
Ketiga: Hadits di atas menunjukkan bahwa al jaza’ min jinsil ‘amal, balasan sesuai dengan
amalan perbuatan.[4]
Keempat: Ibnu Baththol menerangkan riwayat pertama di atas dengan mengatakan, “Janganlah
engkau menyimpan-nyimpan harta tanpa mensedekahkannya (menzakatkannya). Janganlah
engkau enggan bersedekah (membayar zakat) karena takut hartamu berkurang. Jika seperti ini,
Allah akan menahan rizki untukmu sebagaimana Allah menahan rizki untuk para peminta-
minta.”[5]
Kelima: Menyimpan harta yang terlarang adalah jika enggan mengeluarkan zakat dan sedekah
dari harta tersebut. Itulah yang tercela.[6]
Keenam: Hadits ini menunjukkan larangan enggan bersedekah karena takut harta berkurang.
Kekhawatiran semacam ini adalah sebab hilangnya barokah dari harta tersebut. Karena Allah
berjanji akan memberi balasan bagi orang yang berinfaq tanpa batasan. Inilah yang diterangkan
oleh Ibnu Hajar Al Asqolani.[7]
Ketujuh: Bukhari dan Muslim sama-sama membawakan hadits di atas ketika membahas zakat.
Ini menunjukkan bahwa yang mesti diprioritaskan adalah menunaikan sedekah yang wajib (yaitu
zakat) daripada sedekah yang sunnah.
Kedelapan: Ibnu Baththol mengatakan, “Hadits ini menunjukkan sedekah (zakat) itu dapat
mengembangkan harta. Maksudnya adalah sedekah merupakan sebab semakin berkah dan
bertambahnya harta. Barangsiapa yang memiliki keluasan harta, namun enggan untuk
bersedekah (mengeluarkan zakat), maka Allah akan menahan rizki untuknya. Allah akan
menghalangi keberkahan hartanya. Allah pun akan menahan perkembangan hartanya.”[8]
Kesembilan: Sedekah tidaklah mengurangi harta. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Makna hadits di atas sebagaimana dijelaskan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah
ada dua penafsiran:
1. Harta tersebut akan diberkahi dan akan dihilangkan berbagai dampak bahaya padanya.
Kekurangan harta tersebut akan ditutup dengan keberkahannya. Ini bisa dirasakan secara
inderawi dan kebiasaan.
2. Walaupun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup
dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat
banyak.[10]
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan hadits di atas dengan
mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengucapkan sesuatu berdasarkan
hawa nafsunya semata. Beliau bersabda, “Sedekah tidaklah mungkin mengurangi harta”. Kalau
dilihat dari sisi jumlah, harta tersebut mungkin saja berkurang. Namun kalau kita lihat dari
hakekat dan keberkahannya justru malah bertambah. Boleh jadi kita bersedekah dengan 10 riyal,
lalu Allah beri ganti dengan 100 riyal. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
ف ِل َم ْن
ُ ضا ِع َّ س ْنبُلَة ِمئَةُ َحبَّة َو
َ َُّللاُ ي ُ سنَا ِب َل فِي ُك ِل َ س ْب َع
َ َتْ َّللاِ َك َمث َ ِل َحبَّة أ َ ْنبَت َ َمث َ ُل الَّذِينَ يُ ْن ِفقُونَ أ َ ْم َوالَ ُه ْم فِي
َّ س ِبي ِل
ع ِلي ٌم َّ يَشَا ُء َو
َ َّللاُ َوا ِس ٌع
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)”. -Demikian
penjelasan sangat menarik dari Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah[11]–.
Alhamdulillah, beberapa faedah sangat berharga telah kita gali dari hadits di atas. Semoga hal ini
semakin mendorong kita untuk mengeluarkan zakat yang nilainya wajib dan sedekah-sedekah
lainnya. Perhatikanlah syarat nishob dan haul setiap harta kita yang berhak untuk dizakati.
Semoga Allah selalu memberkahi harta tersebut.
Namun ingatlah, tetapkanlah niatkan sedekah dan zakat ikhlas karena Allah dan jangan cuma
mengharap keuntungan dunia semata. Kami mohon pembaca bisa baca artikel menarik lainnya di
sini: Amat disayangkan, banyak sedekah hanya untuk memperlancar rizki.
Semoga penjelasan ini dapat menjadi ilmu bermanfaat bagi kita sekalian. Segala puji bagi Allah
yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Artikel http://rumasyho.com
[1] Lihat tafsiran hadits ini sebagaimana yang disampaikan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar Al
Asqolani dalam Fathul Bari Syarh Shahih Al Bukhari, 3/300, Darul Ma’rifah, 1379.
[2] HR. Bukhari no. 1433 dan Muslim no. 1029, 88.
[3] Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhis Sholihin, Dr. Musthofa Sa’id Al Khin dkk, hal. 480,
Muassasah Ar Risalah, cetakan keempat belas, tahun 1407 H.
[4] Idem.
[5] Syarh Shahih Al Bukhari, Ibnu Baththol, 4/435-436, Maktabah Ar Rusyd, cetakan kedua,
tahun 1423 H.
[6] Faedah dari Fathul Bari, 3/300, juga dari perkataan Ibnu Baththol di atas.
[10] Lihat Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 16/141, Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobi, cetakan
kedua, 1392.
[11] Lihat Syarh Riyadhis Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, 2/342, Darul
Kutub Al ‘Ilmiyyah, cetakan ketiga, 1424 H
Sumber : https://rumaysho.com/828-sedekah-tidaklah-mengurangi-harta.html