ISLAM
Senin, 19 April 2010
Keutamaan Sedekah
Keutamaan Sedekah
Diceritakan, ketika Nabi Ayub AS sedang mandi tiba-tiba Allah SWT mendatangkan seekor
belalang emas dan hinggap di lengannya. Baginda menepis-nepis lengan bajunya agar
belalang jatuh. Lantas Allah SWT berfirman, ''Bukankah Aku lakukan begitu supaya kamu
menjadi lebih kaya?'' Nabi Ayub AS menjawab, ''Ya benar, wahai Sang Pencipta! Demi
keagungan-Mu apalah makna kekayaan tanpa keberkahan-Mu.''
Kisah di atas menegaskan betapa pentingnya keberkahan dalam rezeki yang dikurniakan oleh
Allah SWT. Kekayaan tidak akan membawa arti tanpa ada keberkahan. Dengan adanya
keberkahan, harta dan rezeki yang sedikit akan bisa terasakan mencukupi. Sebaliknya, tanpa
keberkahan rezeki yang meskipun banyak akan terasakan sempit dan menyusahkan.
Agar rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah SAW
menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak sedekah. Kata Rasulullah SAW,
''Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah.'' Dalam hadis lain, Rasulullah SAW
menjelaskan, ''Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada
manusia di bumi. Yang satu menyeru, 'Ya Tuhanku, karuniakanlah?ganti kepada orang yang
membelanjakan hartanya kerena Allah'. Yang satu lagi menyeru, 'Musnahkanlah orang yang
menahan hartanya'.''
Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah SWT. Orang yang bakhil dan kikir
dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di dunia dan akhirat karena
tidak ada keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah adalah untuk kepentingan
dirinya. Sebab, menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh berkah, dan sebaliknya
menahannya adalah celaka.
Kekuatan dan kekuasaan Allah jauh lebih besar dari persoalan yang dihadapi manusia. Lalu,
kalau manfaat sedekah begitu dahsyatnya, masihkah kita belum juga tergerak untuk
mencintai sedekah? Wallahu a'lam bis-shawab.
http://sedekahindahberkah.blogspot.com/search/label/Kisah-kisah
Diposting oleh tohary is Cyute di 20.47 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Kisah-kisah teladan
Bismillahirrahmaanir rahiim,
Assalamu'alaykum ww,
Berikut ini beberapa catatan dari Khotbah Jumat Mawlana Syekh Hisyam Kabbani 8 Nov
2008, di Chicago
Nabi SAW bersabda,"Semua makanan mengandung racun, kecuali nasi." Allah SWT
menempatkan rahasia tertentu di dalam nasi. Nabi SAW juga bersabda bahwa semua
penyakit ada penyembuhnya. Salah satu aspek penyembuhan penyakit yang penting adalah
sedekah.
Ada 360 titik atau joint (persendian) di dalam tubuh kita yang harus selalu diperiksa. Tubuh
kita bagaikan sebuah mobil. Dari luar mungkin kita melihat bahwa tidak ada masalah dengan
mobil itu, tetapi ternyata ia tidak bisa jalan. Montir dapat melihat bagian dalamnya, dan
menemukan bagian yang rusak yang harus diperbaiki agar bisa berjalan kembali. Montir itu
diberikan kemampuan oleh Allah SWT melebihi orang biasa. Begitu juga dengan dokter, ia
diberikan kemampuan untuk memeriksa bagian tubuh manusia bagian dalam.
Agar tubuh kita tetap sehat ke-360 titik itu harus diperiksa setiap hari, dicek, disentuh--
melalui sedekah. Sedekah sangat penting. Tetapi sedekah tidak hanya dengan memberi uang
donasi saja. Bila kita mengucapkan istighfar, itu juga sedekah, kita telah menyentuh salah
satu titik itu. Lalu kita ucapkan "Allahu akbar!" kita menyentuh titik yang lain, kita ucapkan
"Alhamdulillah, syukranlillah." itu semua adalah sedekah. Kita tersenyum, memberi makan
kepada orang lain, berzikir dan seluruh perbuatan yang kita tujukan untuk kesenangan Allah,
berarti itu adalah sedekah. Allah SWT tidak memerlukan semua itu, tetapi Allah SWT sangat
menghargai sedekah kita.
Diposting oleh tohary is Cyute di 20.39 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Pengertian Sedekah
Definisi Sedekah
Sedekah asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh
seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan
jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai
kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian
di atas oleh para fuqaha (ahli fikih) disebuh sadaqah at-tatawwu' (sedekah secara spontan dan
sukarela).
Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum Muslimin untuk senantiasa
memberikan sedekah. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah SWT yang artinya:
''Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari
orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala yang besar.'' (QS An
Nisaa [4]: 114).
Para fuqaha sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah sunah, berpahala bila dilakukan
dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Di samping sunah, adakalanya hukum sedekah menjadi
haram yaitu dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang
bakal menerima sedekah tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan.
Terakhir ada kalanya juga hukum sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang
bertemu dengan orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam keselamatan
jiwanya, sementara dia mempunyai makanan yang lebih dari apa yang diperlukan saat itu.
Hukum sedekah juga menjadi wajib jika seseorang bernazar hendak bersedekah kepada
seseorang atau lembaga.
Menurut fuqaha, sedekah dalam arti sadaqah at-tatawwu' berbeda dengan zakat. Sedekah
lebih utama jika diberikan secara diam-diam dibandingkan diberikan secara terang-terangan
dalam arti diberitahukan atau diberitakan kepada umum. Hal ini sejalan dengan hadits Nabi
SAW dari sahabat Abu Hurairah. Dalam hadits itu dijelaskan salah satu kelompok hamba
Allah SWT yang mendapat naungan-Nya di hari kiamat kelak adalah seseorang yang
memberi sedekah dengan tangan kanannya lalu ia sembunyikan seakan-akan tangan kirinya
tidak tahu apa yang telah diberikan oleh tangan kanannya tersebut.
Sedekah lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau sanak saudara terdekat sebelum
diberikan kepada orang lain. Kemudian sedekah itu seyogyanya diberikan kepada orang yang
betul-betul sedang mendambakan uluran tangan. Mengenai kriteria barang yang lebih utama
disedekahkan, para fuqaha berpendapat, barang yang akan disedekahkan sebaiknya barang
yang berkualitas baik dan disukai oleh pemiliknya.
''Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai...'' (QS Ali Imran [3]: 92).
Pahala sedekah akan lenyap bila si pemberi selalu menyebut-nyebut sedekah yang telah ia
berikan atau menyakiti perasaan si penerima. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-
Nya yang berarti:
''Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima.'' (QS Al Baqarah [2]: 264).
Dirangkum /disarikan dari buku Ensiklopedi Islam
Diposting oleh tohary is Cyute di 20.32 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Kamis, 18 Maret 2010
manfaat sedekah
Manfaat Sedekah
Masuk Kategori: Fiqh, Hikmah, Dari Inboxku, Lain-lain
Kematian memang di tangan Allah. Maka ada satu hal yang bisa membuat kematian menjadi
sesuatu yang bisa ditunda, yaitu kemauan bersedekah, kemauan berbagi dan peduli.
SUATU hari, Malaikat Kematian mendatangi Nabiyallah Ibrahim, dan bertanya, “Siapa anak
muda yang tadi mendatangimu wahai Ibrahim?”
“Yang anak muda tadi maksudnya?” tanya Ibrahim. “Itu sahabat sekaligus muridku.”
“Wahai Ibrahim, sayang sekali, umur anak itu tidak akan sampai besok pagi.” Habis berkata
seperti itu, Malaikat Kematian pergi meninggalkan Nabiyallah Ibrahim. Hampir saja
Nabiyallah Ibrahim tergerak untuk rriemberitahu anak muda tersebut, untuk menyegerakan
pernikahannya malam ini, dan memberitahu tentang kematian anak muda itu besok. Tapi
langkahnya terhenti. Nabiyallah Ibrahim memilih kematian tetap menjadi rahasia Allah.
Esok paginya, Nabiyallah Ibrahim ternyata melihat dan menyaksikan bahwa anak muda
tersebut tetap bisa melangsungkan pernikahannya.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun,
Nabiyallah Ibrahim malah melihat anak muda ini panjang umurnya.
Hingga usia anak muda ini 70 tahun, Nabiyallah Ibrahim bertanya kepada Malaikat
Kematian, apakah dia berbohong tempo hari sewaktu menyampaikan bahwa anak muda itu
umurnya tidak akan sampai besok pagi? Malaikat Kematian menjawab bahwa dirinya
memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, tapi Allah menahannya.
“Apa gerangan yang membuat Allah menahan tanganmu untuk tidak mencabut nyawa anak
muda tersebut, dulu?”
Maka, tengoklah kanan-kiri Anda, lihat-lihatlah sekeliling Anda. Bila Anda menemukan ada
satu-dua kesusahan tergelar. maka sesungguhnya Andalah yang butuh pertolongan. Karena
siapa tahu kesusahan itu digelar Allah untuk memperpanjang umur Anda. Tinggal apakah
Anda bersedia menolongnya atau tidak. Bila bersedia, maka kemungkinan besar memang
Allah akan memanjangkan umur Anda.
Saudara-saudaraku sekalian, tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ajalnya akan
sampai. Dan, tidak seseorangpun yang mengetahui dalam kondisi apa ajalnya tiba. Maka
mengeluarkan sedekah bukan saja akan memperpanjang umur, melainkan juga
memungkinkan kita meninggal dalam keadaan baik. Bukankah sedekah akan mengundang
cintanya Allah? Sedangkan kalau seseorang sudah dicintai oleh Allah, maka tidak ada
masalahnya yang tidak diselesaikan, tidak ada keinginannya yang tidak dikabulkan, tidak ada
dosanya yang tidak diampunkan, dan tidak ada nyawa yang dicabut dalam keadaan husnul
khatimah.
Sampai ketemu di pembahasan berikutnya. Insya Allah, kita masih membahas “sedikit
tentang menunda umur, tapi kaitannya dengan kesulitan-kesulitan hidup yang kita hadapi “.
Diposting oleh tohary is Cyute di 00.53 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
sedekah yang utama
Sedekah yang Utama
Pada satu kesempatan, Rasulullah SAW ditanya seseorang sahabatnya tentang sedekah yang
paling utama. Kata beliau, ''Engkau menyedekahkan harta itu pada saat engkau dalam
keadaan sehat dan di kala engkau benar−benar menginginkan harta tersebut saat itu.'' (HR
Abu Dawud).
Dalam Alquran, Allah SWT juga berfirman, ''Engkau tak akan mendapatkan kebaikan apa
pun hingga kalian menyedekahkan sebagian harta yang paling kalian cintai. Ketahuilah, apa
pun yang kalian infakkan, Allah pasti mengetahuinya.'' (QS. Ali 'Imran: 92). Setiap manusia
memiliki kecenderungan mencintai harta benda.
Karena cinta inilah, mereka lalu berusaha mempertahankannya selama mungkin, bahkan
kalau perlu, berusaha menambahnya terus−menerus. Namun, mencintai harta tidak selamanya
dapat membuat orang bahagia. Tak jarang, harta justru membuatnya tidak tenang dan resah.
Karena itulah, sedekah yang Nabi SAW anjurkan sebetulnya, selain untuk mendapatkan
pahala di sisi Allah SWT, juga untuk membuat manusia itu tenang dan tenteram.
Kondisi sehat dan cinta terhadap harta, bisa menjadi penghambat seseorang untuk
mengeluarkan sedekahnya. Padahal, menurut Nabi SAW justru pada saat−saat itulah, sedekah
memiliki nilai yang utama di sisi Allah SWT. Pertama, kondisi sehat pada hakikatnya adalah
nikmat dan karunia yang Allah SWT berikan kepada manusia.
Karena itu, manusia mesti mensyukurinya dalam bentuk amaliah bermanfaat untuk dirinya
dan orang lain. Seorang yang mensyukuri karunia sehat, akan menyadari kondisi sehat itu
sebetulnya adalah kesempatan untuk berbuat baik.
Kedua, karunia sehat juga sekaligus menjadi ujian berat manusia. Karena terkadang, dalam
keadaan ini, manusia sering lalai berbuat kebaikan. Sedekah pada saat−saat ini terasa begitu
berat, karena selain keinginan untuk menikmatinya di kala sehat, ada keinginan kuat agar
harta itu jangan dulu diberikan kepada orang lain. Dalam arti lain, menunda hingga waktu
tertentu.
Padahal, salah satu akhlak mulia Nabi SAW dalam masalah sedekah adalah mempercepat
dalam memberikan sedekah itu. Pernah suatu ketika, Nabi SAW mempercepat shalatnya
hingga membuat para sahabatnya bertanya−tanya. Setelah ditanya, beliau menjawab, ''Ketika
shalat, aku teringat ada harta bendaku yang belum aku sedekahkan.'' (HR Bukhari).
Harta bukan untuk ditumpuk, kemudian dinikmati sendiri. Ada kewajiban yang mesti
dilakukan terhadap harta itu, agar harta yang diberikan Allah tidak sia−sia. Yakni, bisa
menjadi bekal hidup, baik dunia maupun di akhirat. Keseimbangan dalam mengelola harta
itulah yang ditekankan Rasulullah SAW.
Harta memang miliknya, tapi di dalamnya juga ada milik orang lain yang mesti diberikan.
Inilah yang terkadang berat dilakukan, karena menganggap harta benda yang dimiliki adalah
hasil kerja keras yang harus dinikmati sendiri. Padahal, dalam harta seseorang sejatinya ada
campur tangan dari Allah SWT. Karena itu, harta mesti dikelola sesuai dengan petunjuk
Allah juga. (Hikmah/Republika)
Diposting oleh tohary is Cyute di 00.34 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Senin, 01 Maret 2010
Al Jurjani memberikan definisi sedekah ialah suatu pemberian yang diberikan oleh
seorang kepada orang lain secara sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah
tertentu. Hal tersebut juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai
kebajikan yang mengharap ridho Allah.
Dalam sebuah tausiahnya, Ustadz Yusuf Mansur menyampaikan bahwa sedikitnya ada empat
keutamaan bersedekah. Pertama, mengundang datangnya rezeki. “Allah berfirman dalam salah
satu ayat Alquran bahwa Dia akan membalas setiap kebaikan hamba-hamba-Nya dengan 10
kebaikan. Bahkan di ayat yang lain dinyatakan 700 kebaikan. Ali bin Abi Thalib pernah
menyatakan, “Pancinglah rezeki dengan sedekah”.
Sedekah adalah suatu amalan yang baik yang apabila dilakukan mendapatkan
pahala,
sedekah itu banyak sekali jalannya antara lain seperti :tolong-menolong merupakan
contoh sederhana dari perbuatan sedekah.
Bahkan senyum,bicara baik merupakan sedekah juga lho, sebagaimana Hadist Nabi
SAW :
Mungkin sedekah terasa berat sekali bagi yang belum pernah/belum terbiasa melakukannya,tapi jika
anda sudah terbiasa melakukannya maka sedekah akan terasa ringan,mudah dan lebih terasa indah .
INDAHNYA SEDEKAH
Saat ini negara Indonesia tercinta, sekali lagi, TERCINTA, memang belum bisa memberikan
kemakmuran yang layak bagi rakyatnya. Meskipun kaya raya akan hasil alam, tetapi hampir
semua hasil tersebut dinikmati oleh sekelompok orang tertentu, dan sebagian lagi dinikmati
oleh orang asing. Bahkan di sebuah negara yang kaya raya akan minyak, tetapi rakyatnya tidak
mampu membeli minyak. Ironis memang.
Islam sebenarnya sudah memberikan solusi yang tepat untuk menyelesaikan, atau paling tidak
meringankan permasalahan orang yang kurang mampu. Solusi tersebut adalah melalui, yang
tentunya sudah kita kenal dengan baik, yaitu zakat, infak dan sedekah. Allah swt menegaskan
bahwa dalam harta orang-orang kaya terdapat hak orang miskin. Bila ada orang kaya yang
tidak mengeluarkan zakatnya, maka sesungguhnya ia telah mencuri harga orang miskin. Kalau
kita cermati, sebenarnya zakat itu tidak besar kok jumlahnya, hanya 2,5% yang relatif kecil
jika dibandingkan dengan pajak PPN yang sebesar 10 persen, atau bahkan pajak undian yang
sampai 20%.
Jika seorang kaya dengan segala ketulusan hati dapat memberikan bantuan secara maksimal
untuk orang miskin, maka dapat dipastikan bahwa upaya mengentaskan kemiskinan akan
berjalan baik dan jurang pemisah yang menganga lebar antara si kaya dan si miskin akan
tereliminir. Dengan catatan, kalian yang miskin jangan jadi pemalas dan hanya mengharapkan
sedekah saja. OK?? Fair kan? Sejarah telah menunjukkan bahwa para sahabat Nabi merupakan
orang yang sangat antusias dalam derma.
Perlu juga dicermati, bahwa harta yang kita peroleh secara halal, dari gaji misalnya, harus
disucikan dengan zakat 2,5%. Sebenarnya cara kita memperoleh harta tersebut memang tidak
murni seratus persen. Kadang-kadang kita bertengkar dengan teman kantor karena urusan
pekerjaan, atau kita mengeluh karena pusing oleh pekerjaan. Nah, untuk itulah maka ada nilai
sebesar 2,5% yang harus kita ikhlaskan agar hal-hal buruk yang terjadi ketika kita mendapatkan
harta menjadi hilang. Dengan demikian sisanya merupakan harta yang benar-benar barokah.
Hal ini tidak berlaku bagi harta yang memang sejak awal sudah tidak halal. Seorang koruptor
yang melakukan korupsi sebesar 1 Milliar tidak dapat dengan serta merta memberikan zakat
sebesar 25 juta sehingga harta korupsinya menjadi halal. Ini sangat tidak benar. Harta korupsi
tetap tidak berkah dan tidak dapat disucikan dengan 2,5%. Koruptor tersebut harus
mengembalikan seluruh harta korupsi, beserta kerugiannya dan harus menanggung risiko
hukum dan sosial akibat perbuatannya. barulah impas. Jadi, kalau dipikir-pikir, kalau harta kita
halal, maka kewajiban kita hanya 2,5%. Tapi kalau harta kita tidak halal, maka kewajiban kita
lebih besar dari pada harta yang telah kita peroleh tadi. Nah… Anda milih yang mana.
(Diposkan oleh Muhdi Thohari demak-semarang-indonesia)
Diposting oleh tohary is Cyute di 20.26 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Sedekah asal katanya adalah sadaqah adalah satu akar kata dengan siddiq atau kebenaran.
Sehingga, sedekah dapat diartikan sebagai pembuktian dari kebenaran janji Allah SWT yang
menjamin rezeki setiap makhluk-Nya
Sedekah secara umum adalah pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara sukarela
dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekedar zakat
maupun infak. Karena sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta.
Namun sedekah mencakup segala amal atau perbuatan baik. Dalam sebuah hadis digambarkan,
“Memberikan senyuman kepada saudaramu adalah sedekah.”
Sedekah selain harta benda bisa berupa
1. Tasbih, Tahlil dan Tahmid
2. Hubungan intim suami istri
3. Bekerja dan memberi nafkah pada sanak keluarganya
4. Membantu urusan orang lain
5. Mendamaikan dua pihak yang berselisih
6. Menjenguk orang sakit
7. dll
Ikhlas karena Allah. Dalam sebuah atsar, Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai
niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu
kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau
karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.
“Tidaklah seseorang bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil kerjanya yang halal melainkan
Allah akan mengambil sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya lalu Dia membesarkannya
sebagaimana ia membesarkan anak kuda atau anak unta betinanya hingga sampai semisal
gunung atau lebih besar dari itu” (HR. Bukhari no. 1410 dan Muslim no. 1014).
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang
sempurna) sebelum menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai..." (Qs. Ali 'Imran: 92)
Keempat Dari harta yang baik-baik
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan
Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan
dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan
darinya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata
terhadapnya..." (QS. Al-Baqarah: 267)
Sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam (yang artinya): "Sedekah kepada orang miskin
mendapat satu sedekah, dan sedekah kepada saudara kerabat mendapat dua pahala; pahala
sedekah dan pahala menyambung tali silaturahmi." (HR. Ahmad (IV/18). Syaikh Al Albani
menyatakan hadits ini hasan dalam al Irwaa' (no. 883)).
"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu
ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan
nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang
miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan
hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati
janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa." (al-Baqarah: 177)
Sebisa mungkin hendaknya bagi orang yang sedekah untuk menyembunyikan sedekahnya,
kecuali apabila menampakkan sedekah membawa mashlahat yang kuat. Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman (yang artinya):
"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka hal itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya, dan kamu berikan kepada orang orang fakir, maka menyembunyikan itu
lebih baik lagi bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan
kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Baqarah: 271).
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau
tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"(QS Al Munafikun ayat 10)
7 Keutamaan Sedekah
Pertama, Melindungi Dari Bala Bencana
Dalam sebuah atsar Rasulullah SAW pernah bersabda : “Obatilah orang sakit diantara kalian dg
sedekah”. Kemudian dalam atsar lainnya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya sedekah
dapat menolak 70 pintu bencana”.
Dalam sebuah atsar "Tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan kecuali ia
bertambah... bertambah... bertambah...” (HR. Al Tirmidzi)
Dan apa yg kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rejeki sebaik-
baiknya.(QS.Saba’:39)
Sedekah akan menolong pelakunya dari kesengsaraan dalam perjalanan menuju alam akhirat,
dalam sebuah atsar Rasulullah SAW bersabda: “Setiap orang akan berada dibawah naungan
sedekahnya, hingga diputuskannya perkara-perkara diantara manusia”
Didalam hadits lain Beliau juga bersabda: “Naungan seorang mukmin di hari kiamat adalah
sedekahnya” (Shahih Ibnu Khuzaimah 4/95)
Dalam sebuah atsar Rasul SAW bersabda: “Pahala amalan dan kebaikan yg bakal menghampiri
seorang mukmin sepeninggalnya—Beliau menyebutkan diantaranya--,(yakni)musyaf yg ia
tinggalkan,masjid yg ia bangun,rumah untuk orang yg dalam perjalanan yg ia bangun, sungai yg
ia alirkan, atau sedekah yg ia keluarkan dari hartanya dikala sehat dan hidupnya, maka ia akan
bakal menghampirinya sepeninggalnya.”
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yg luasnya seluas
langit dan bumi yg di sediakan utk orang-orang yg bertakwa. (Yaitu) orang-orang yg
menginfakkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yg menahan
amarahnya dam memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang yg berbuat
kebajikan.”(QS. Ali Imron:133-134)
Dalam sebuah atsar Rasulullah SAW bersabda: “Buatlah penghalang antara dirimu dan api
neraka walau hanya dg separuh butir kurma.”
Sahabat Nabi saw bisa kita jadikan contoh. Abu Bakar As Shidiq pernah memberikan seluruh
hartanya, demikian pula Abdurrahman Bin Auf walalupun kemudian ditolak Nabi saw. Umar bin
Khatab menyedekahkan 2/3 hartanya demikian pula Ustman Bin Affan dan sahabat yang lain.
Bukti Ilmiah sudah dikeluarkan dalam berbagai penelitian dari berbagai sudut pandang.
Brendan Borreldalam majalah ilmiah nature menulis, "Uang bisa membeli kebahagiaan
ketika kita sedekahkan"
Allan Luks dalam bukunya, "Menolong orang lain (sedekah) dapat mengurangi sakit,
stress, meningkatkan endorfin, dan meningkatkan kualitas kesehatan"
Dr Stephen Post dalam bukunya, "Sifat dermawan itu menyehatkan dan memanjangkan
umur, bahkan dua kali lebih menyehatkan daripada aspirin"
Jangan pedulikan ikhlas atau tidak ikhlas. Sedekah dahulu sebelum ikhlas didapatkan. Learning
by doing. Jangan kawatir ikhlas tidak ikhlas pasti dibalas. Jangan percaya malaikat gadungan
yang menuduh kita tidak ikhlas/ riya
"Sedikit tidak apa-apa yang penting ikhlas", lebih baik banyak dan ikhlas
"Tidak perlu banyak-banyak entar riya" Lebih baik lebih banyak, lebih segera sambil
berlatih keikhlasan. Masalah riya' sudah ada yang menilai.
"Nanti kalau saya sudah kaya baru sedekah". Bahkan khalifah Ali mengatakan,
"Pancinglah rezekimu dengan sedekah". Artinya sedekah akan membuat/ memancing kita kaya.
Ada lagi tetangga yang kena (katanya) gendam. Ada tetangga lain yang anaknya nangis rewel
gak habis2. Saya bacain ayat2 Rukyah Alhamdulillah sembuh.
Nah silahkan pelajari 5 Ayat Ruqyah untuk Perlindungan dan Mengusir Sihir Gendam Jin Syetan.
Sumber referensi https://tafsirweb.com/37730-ayat-ayat-ruqyah.html
5 Ayat Ruqyah untuk Perlindungan dan Mengusir Sihir Gendam Jin Syetan
ي ْالقايُّو ُم ۚ اَل تاأ ْ ُخذُهُ ِسناةٌ او اَل ن ْاو ٌم ۚ لاهُ اما فِي ال ه َٰ
ت او اما ِفي ِ س ام ااوا ُّ َّللاُ اَل إِلاها إِ هَل ُه او ْال اح
ه
ض ۗ ام ْن اذا الهذِي يا ْشفا ُع ِع ْن ادهُ ِإ هَل بِإ ِ ْذنِ ِه ۚ يا ْعلا ُم اما بايْنا أ ا ْيدِي ِه ْم او اما خ ْالفا ُه ْم ۖ او اَل ِ ْاْل ا ْر
ض ۖ او اَل ت او ْاْل ا ْر ا ِ س ام ااواايءٍ ِم ْن ِع ْل ِم ِه ِإ هَل ِب اما شاا اء ۚ او ِس اع ُك ْر ِسيُّهُ ال ه ْ طونا ِبش ُ يُ ِحي
ي ْال اع ِظي ُم ُّ ظ ُه اما ۚ او ُه او ْال اع ِل
ُ ايئُو ُدهُ ِح ْف
Arab-Latin:
allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-
samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa
mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti
wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm
Terjemah Arti:
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang
di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah
mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi
langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar. — Surat Al-Baqarah Ayat 255
āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī
wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami'nā wa aṭa'nā
gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr
Terjemah Arti:
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula
orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara
seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar
dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah
tempat kembali". — Surat Al-Baqarah Ayat 285
اخ ْذناا ِإ ْنِ ت ۗ اربهناا اَل ت ُ اؤ ْ سبا ت او اعلا ْي اها اما ا ْكت ا ا سا ِإ هَل ُو ْسعا اها ۚ لا اها اما اك ا
ْ سبا ً َّللاُ نا ْف
ف ه ُ اَل يُ اك ِل
ص ًرا اك اما اح ام ْلتاهُ اعلاى الهذِينا ِم ْن قا ْب ِلناا ۚ اربهناا ْ طأْناا ۚ اربهناا او اَل ت ا ْح ِم ْل اعلا ْيناا ِإ
نا ِسيناا أ ا ْو أ ا ْخ ا
ص ْرنااُ ت ام ْو اَلناا فاا ْن ار اح ْمناا ۚ أ ا ْن اْ ْف اعنها اوا ْغ ِف ْر لاناا او ُ طاقاةا لاناا ِب ِه ۖ اواع او اَل ت ُ اح ِم ْلناا اما اَل ا
اعلاى ْالقا ْو ِم ْال اكا ِف ِرينا
lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā
tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil 'alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ 'alallażīna
ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa'fu 'annā, wagfir lanā, war-
ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn
Nah demikian 5 Ayat Ruqyah untuk Perlindungan dan Mengusir Sihir Gendam Jin Syetan.
Referensi: https://tafsirweb.com/37730-ayat-ayat-ruqyah.html
Silahkan dihapalkan 5 Ayat Ruqyah untuk Perlindungan dan Mengusir Sihir Gendam Jin Syetan
ya? Kemudian dipraktekkan ke sahabat atau tetangga yang memang butuh di rukyah.
Jika ada tetangga yang suka marah2 tanpa alasan yang jelas
Atau ada sahabat yang sesak nafas namun setelah dicek di lab tidak ada keluhan yang jelas.
Atau rumah tangga tetangga anda berantem terus menerus tanpa alasan yang jelas.
Itu tanda2 kerasukan jin. Usir jin dengan ayat2 rukyah. Atau bacakan juga di segelas air putih
dan minumkan.
Dan juga anda sendiri juga harus dirukyah. Siapa tahu ada jin dalam tubuh anda. Sering2 saja
dibaca setiap hari. Kalau pas saat baca badan terasa panas, deg2an, nafas agak sesak itu
tanda2 ada jin dalam tubuh anda. Baca terus..
Wallahu A'lam