Anda di halaman 1dari 5

INFAK DAN SEDEKAH

 KEUTAMAAN INFAK DAN SEDEKAH

Kata infak dan sedekah (zakat), sebagian ahli fikih berpendapat bahwa infak adalah segala
macam bentuk pengeluaran (pembelanjaan), baik untuk kepentingan pribadi, keluarga, maupun yang
lainnya. Sementara kata sedekah adalah segala bentuk pembelanjaan (infak) di jalan Allah. Berbeda
dengan zakat, sedekah tidak dibatasi atau tidak terikat dan tidak memiliki batasan-batasan
tertentu. Sedekah, selain bisa dalam bentuk harta, dapat juga berupa sumbangan tenaga atau
pemikiran, dan bahkan sekedar senyuman.

Orang-orang yang berinfak dan bersedekah dijanjikan pahala besar di sisi Allah SWT. Infak
berasal dari bahasa Arab berarti membelanjakan atau membiayai. Secara istilah, infak adalah
ibadah sosial yang dilakukan dengan suka rela, serta diberikan dalam bentuk harta untuk
kemaslahatan umat. Dalil mengenai anjuran untuk berinfak ini tertera dalam Alquran surah Al-
Baqarah ayat 267:

“Hai orang-orang yang beriman, berinfaklah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-
baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih
yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji.” (Al-Baqarah ayat 267)

Sedekah dan zakat termasuk bagian dari infak. Sedekah merupakan kata yang sangat familiar
di kalangan umat Islam. Sedekah diambil dari kata bahasa Arab yaitu “shadaqah”, berasal dari
kata sidq (sidiq) yang berarti “kebenaran”. Menurut peraturan BAZNAS No.2 tahun 2016, sedekah
adalah harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk
kemaslahatan umum.

Sedekah merupakan amalan yang dicintai Allah SWT. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat
Al-Qur’an yang menyebutkan tentang sedekah, salah satunya dalam surat Al-Baqarah ayat 271 yang
artinya "Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan
Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu."

 Keutamaan Sedekah :

 Sedekah Tidak Mengurangi Harta

“Sedekah adalah ibadah yang tidak akan mengurangi harta, sebagaimana Rasulullah SAW
bersabda untuk mengingatkan kita dalam sebuah riwayat Muslim, “sedekah tidaklah
mengurangi harta.” (HR. Muslim).  Mengapa sedekah tidak akan mengurangi harta? Karena
meskipun secara tersurat harta terlihat berkurang, namun kekurangan tersebut akan
ditutup dengan pahala di sisi Allah SWT dan akan terus bertambah kelipatannya menjadi
lebih banyak. Hal ini merupakan janji Allah yang termaktub dalam surat Saba “Dan barang
apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki
sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).
 Sedekah Menghapus Dosa

Sebagai makhluk Allah SWT yang tak luput dari dosa, umat Islam senantiasa diberikan
berbagai keistimewaan agar berkesempatan untuk bertaubat dan menghapus dosa-dosanya
dengan cara yang yang diridhai oleh Nya. Salah satunya dengan sedekah. Sedekah merupakan
ibadah yang istimewa, ia dapat memudahkan kita dalam menghapus dosa-dosa. Rasulullah
SAW pernah bersabda “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu
memadamkan api. (HR. At-Tirmidzi).

 Sedekah Melipatgandakan Pahala

Sedekah memberikan banyak keistimewaan kepada pelakunya, salah satu diantaranya adalah
Allah SWT akan memberikan pahala yang banyak untuk orang yang bersedekah. Allah SWT
berfiman:

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan


meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya)
kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

 Sedekah Dapat Memanjangkan Usiadan Mencegah Kematian Buruk


Salah satu keutamaan dari bersedekah ini adalah mampu memperpanjang usia. Tapi, yang
dimaksud dalam usiaini adalah amalan kebaikan dari orang yang bersedekah ini akan terus
dikenang melebihi umur hidup di dunia ini. Denghan sedekah, seseorang dijauhkan dari
kematian yang buruk. Hal ini seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW,
“Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah
kematian yang buruk, Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat
bangga pada diri sendiri.”(HR. Thabrani). 

 Mendapatkan Naungan di Hari Kiamat Karena Sedekah


Dijelaskan oleh Allah dalam ayat-ayat Al-Quran, pada hari kiamat nanti manusia akan
dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Disebutkanjuga, pada saat itu jarak
matahari akan sangat dekat dengan kepala setiap orang sehingga akan terasa sangat panas. 
Untuk melindungi diri dari panasnya sinar matahari inilah, Rasulullah SAWtelah
memberitahukan kabar baik kepada umatnya mengenaiamalan apa yang dapat menjadikan
naungan dari panasnya matahari kelak.  Nantinya, saatdi Padang Mahsyar setiap manusia akan
menunggu giliran untuk diadili dari timbangan amal baik dan buruknya. Bisa dibayangkan
berapa lama manusia akan menunggu dan merasakan panasnya terik matahari yang sangat
dekat dengan kepala.  Maka, dijelaskanlah oleh dari hadits Rasulullah SAW bahwasannya
yang menjadikan naungan umat manusia di hari kiamat nanti adalah amalan sedekahnya. 
“Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya (pada hari kiamat) hingga diputuskan di
antara manusia atau ia berkata: “Ditetapkan hukuman di antara manusia.” Yazid berkata:
“Abul Khair tidak pernah melewati satu haripun melainkan ia bersedekah padanya dengan
sesuatu, walaupun hanya sepotong kue atau bawang merah atau seperti ini.” (HR. Al-Baihqi,
Al-Hakim dan Ibnu Khuzaimah). 
 Beberapa tujuan zakat, infaq dan shadaqah anatara lain:

1. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya ke luar dari kesulitan hidup dan
penderitaan;
2. Membantu pemecahan masalah yang dihadapi oleh gharim, ibnussabil, dan mustahiq dan lain-
lainnya;
3. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada
umumnya;
4. Menghilangkan sifat kikir, dengki dan isi hati;
5. Menjembatani juang pemisaH antara yang kaya dengan yang miskin;
6. Mengembangkan rasa tanggungjawab sosial pada diri seseorang, terutama pada mereka yang
mempunyai harta;
7. Mendidik manusia untuk disiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang
ada padanya.
8. Membantu negara untuk memberantas kemiskinan atau mensejahterakan masyarakat;
9. Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan sosial. (2] Elsi Kartika Sari,
Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT Grasindo, 2007), h. 12-13.

Adapun menurut Yusuf Qardhawi, tujuan zakat terbagi dua yaitu:

1. Untuk kehidupan individu, meliputi pensucian jiwa dari sifat kikir, mengembangkan sifat suka
berinfaq dan ssuka memberi, mengobati hati dari cinta dunia, mengembangkan kekayaan batin dan
menumbuhkan rasa simpati dan cinta sesama manusia. Dengan ungkapan lain esensi dari semua tujuan
tersebut adalah pendidikan yang bertujuan untuk memperkaya jiwa manusia dengan nilai-nilai
spiritual yang dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia.
2. Memiliki dampak kehidupan kemassyarakatan secara luas. Dari segi kehidupan masyarakat
zakat merupakan bagian dari sistem jaminan sosial dalam Islam. Kehidupan masyarakat sering
terganggu oleh problem kesenjangan, gelandangan, problem kematian dalam keluarga dan hilangnya
perlindungan, bencana alam maupun kultuan dan sebagainya.
Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, (Jakarta: Lentera, 1991), hal. 848-881

 PRIORITAS INFAK DAN SEDEKAH

ketentuan penyaluran zakat telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya: “Sesungguhnya
zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah : 60) Para ulama bersepakat bahwa
selama dia termasuk dalam salah satu katagori 8 ashnaf yang berhak menerima zakat, maka dia boleh
menerima dana zakat. Meskipun tentu saja memberikannya kepada keluarga dan kerabat sangat
dianjurkan dan lebih utama karena bernilai dua pahala, yaitu pahala menunaikan zakat dan pahala
menyambungkan tali silaturahim dan kekerabatan, sebagaimana sabda Nabi shalallahu alaihi wa sallam:
"Dia memperoleh dua pahala, yaitu pahala menyambung kekerabatan dan pahala sedekah (zakat)” (HR
Bukhari). Demikian pula dalam hadits yang lain Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda: “Memberi zakat
pada orang misikin itu adalah sedekah, adapun memberi zakat kepada kerabat miskin adalah sedekah dan
perekat silarurahmi.” (HR. Ahmad).

8 ASNAF ZAKAT

1. Fakir; Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.

2. Miskin; Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.

3. Amil; Mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.

4. Mu'allaf; Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan dalam tauhid dan
syariah.

5. Hamba sahaya; Budak yang ingin memerdekakan dirinya.

6. Gharimin; Mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan izzahnya.

7. Fisabilillah; Mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya.

8. Ibnus Sabil; Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah.

Namun perlu diperhatikan bahwa sebagian besar ulama berpendapat bahwa zakat tidak boleh
diberikan kepada orang yang menjadi tanggungan nafkahnya seperti: istri, anak, dan orang tua yang
menjadi tanggungan anaknya, karena hal itu sudah menjadi kewajiban orang tersebut untuk menafkahi
mereka yang berada dibawah tanggungjawabnya, tapi sebaliknya bahwa seorang istri boleh memberikan
zakatnya pada suaminya yang miskin karena suami itu bukan tanggungjawab istrinya. Namun, demikian,
ada pula sebagian ulama seperti Imam Abu Hanifah dan Imam al-Syawkani yang membolehkan seorang
anak memberikan zakat kepada orang tua lantaran tidak ada dalil yang melarang hal tersebut.

menurut pendapat ulama, kita diperbolehkan memberikan infak dan sedekah kepada orang-orang
yang berada di bawah tanggungan kita seperti: istri, anak, dan orang tua.

Namun tentu saja kita perlu meletakkan skala prioritas dalam penyaluran dana zakat, infak,
dan sedekah kita berdasarkan tingkat kemaslahatan, apabila tingkat kemaslahatannya lebih besar
maka hal tersebut lebih diutamakan. Sebagaimana kaidah fiqih menyatakan: "Jika ada beberapa
kemaslahatan bertabrakan, maka maslahat yang lebih besar (lebih tinggi) harus didahulukan dan jika
ada beberapa mafsadah (bahaya, kerusakan) bertabrakan, maka yang dipilih adalah mafsadah yang
paling ringan".

kaidah ini menjelaskan, apabila ada beberapa kemaslahatan yang tidak mungkin digabungkan
(diraih ataupun dikerjakan sekaligus), maka kemaslahatan yang lebih besar yang didahulukan. Karena
pada (urusan yang mengandung) kemaslahatan lebih besar itu ada tambahan kebaikan dan lebih
dicintai oleh Allâh Azza wa Jalla. Adapun jika beberapa maslahat tersebut bisa dikumpulkan dan
bisa didapatkan semuanya maka itulah yang lebih diutamakan lagi. (Lihat Taqrîr al-Qawâ’id wa Tahrîr
al-Fawâid, 2/468. Syarh al-Qawâ’id as-Sa’diyah hlm. 204, al-Qawâ’id al-Fiqhiyyah al-Kubrâ wa Mâ
Tafarra’a ‘Anha, hlm. 527).

Contoh penerapan kaidah di atas yaitu apabila kita ingin menyalurkan harta zakat, infak, dan
sedekah kita maka perhatikan terlebih dahulu mana di antara mereka yang lebih membutuhkan
bantuan kita dan lebih dekat hubungan kekerabatannya dengan kita. Apabila ada di antara mereka
yang lebih membutuhkan, maka dia yang lebih diprioritaskan untuk mendapatkan dana zakat, infak,
dan sedekah kita meskipun hubungan kekerabatannya jauh. Akan tetapi kalau tingkat kebutuhannya
sama dan dia lebih dekat secara kekerabatan atau kekeluargaan, maka tentu saja dia lebih
diutamakan.

Oleh karena itu, menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah kepada yang sangat membutuhkan
sangat dianjurkan sekali, baik itu secara langsung maupun melalui donasi online, meskipun tidak ada
hubungan kekerabatan sama sekali atau bahkan tidak mengenal mereka. 

Anda mungkin juga menyukai