Anda di halaman 1dari 7

ujuan penciptaan manusia pun bukan tanpa alasan dan sia-sia.

Sebagai makhluk
ciptaan Allah SWT yang paling baik, manusia memiliki tujuan mulia untuk hidup di muka
bumi.

Dengan memahami tujuan penciptaan manusia berdasarkan Alquran dan hadis maka
secara tidak langsung dapat membuat kita lebih bersyukur atas kehidupan yang
diberikan Allah SWT. Selain itu, kita pun juga senantiasa dapat menghargai keberadaan
sesama manusia.

Dalam QS At-Thin ayat 4, manusia merupakan satu-satunya makhluk Allah SWT yang
diciptakan secara sempurna melebihi lainnya. Ada pun firman Allah tersebut yakni
berbunyi sebagai berikut,

"Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam sebaik-baiknya bentuk." (QS.


At-Thin: 4)

Dengan bentuk sempurna dan sebaik-baiknya wujud, maka Allah SWT memberikan
tugas serta tujuan penciptaan manusia yang harus dipahami. Untuk itu, hendaknya
manusia selalu taat dengan perintah Allah serta menjauhi larangannya.

A. Tujuan Penciptaan Manusia

 Tujuan penciptaan manusia yang utama adalah agar senantiasa beribadah serta
bertakwa hanya kepada Allah SWT. Dalam Al-Dzariyat ayat 56, manusia bahkan
diperintahkan untuk mengabdi di jalan kebenaran untuk menyembah Allah SWT.
Hal itu sebagaimana bunyi firman Allah sebagai berikut,

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku." (QS. Al-Dzariyat: 56)
Sehingga, jelas sekali tujuan penciptaan manusia di bumi bukan semata-mata untuk
saling berselisih, berlomba-lomba mencari harta, dan sebagainya. Sebaliknya, hanya
satu tujuan utama diciptakannya manusia untuk bertebaran di muka bumi.

Hal ini pun sebagaimana dijelaskan kembali oleh tafsir Ibnu Qoyyim Al Jauziyah yang
berbunyi, "bahwa tujuan Allah menciptakan kita manusia serta jin dan makhluk lainnya
di bumi ini adalah untuk beribadah kepada-Nya. Allah tidak mungkin menciptakan
makhluk begitu saja tanpa pelarangan atau perintah."

 tujuan penciptaan manusia berikutnya adalah untuk menjadi khalifah atau


sebagai makhluk yang mampu mengurus segala sesuatunya di bumi. Di tangan
manusia lah segala kesejahteraan dunia bagi semua makhluk berada. Dengan
kesempurnaan akalnya, manusia dirancang Allah SWT untuk mampu mengatur serta
mengelola dengan baik semua potensi bumi dan seisinya. Ada pun hal itu tertuang
dalam QS. Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi sebagai berikut, "Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang
yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah: 30)
 Tujuan penciptaan manusia yang

ketiga adalah mengemban amanah, yaitu


kesanggupan manusia memikul beban
taklif yang diberikan oleh Allah SWT.
Hal ini mendidik orang-orang beriman
supaya selalu memelihara amanah dan
mematuhi perintah tersebut. Amanah
yang sudah ditetapkan tersebut agar tidak
dikhianati, baik amanah dari Allah
SWT dan RasulNya maupun amanah
antara sesama manusia. Di samping itu,
manusia juga dididik untuk bertanggungjawab
atas segala perbuatannya. Karena
kelak di akhirat akan dihisab untuk
menerima imbalan pahala atau balasan
azab.Tak seorang pun dapat menggantikan
kedudukan orang lain untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Dan tak seorang pun lolos tanpa
 pembalasan.

B.Keseimbangan dan kesempurnaan dalam penciptaan manusia

Allah menciptakan manusia dengan bentuk yang terbaik adalah dengan tujuan besar
dan mulia yakni supaya manusia mengkhususkan semua ibadahnya kepada Allah
semata. Tidak hanya itu, keindahan lainnya yang ada dalam diri manusia adalah
mereka dapat berjalan dengan dua kaki yang seimbang. Sebagaimana dalam Firman
Allah QS. Al-Infithar ayat 6-9, yakni: "Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan
kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah , Yang telah
menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan
tubuh)mu seimbang , Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun
tubuhmu)".

Sekali lagi, bahwa salah satu tujuan Allah menciptakan manusia dalam keadaan
sempurna dan Indah dalam bentuknya adalah supaya manusia senantiasa mendirikan
ibadah hanya untuk Allah semata.

C. Pemuliaan Manusia

kehormatan manusia yang memberikan suatu martabat yang tinggi, yaitu martabat kemanusiaan.
Ciri kehidupan manusia menjadikan ia patut mengembang amanah mulia untuk mengurus
dirinya, masyarakat sepergaulannya dan membudidayakan lingkungan hidupnya ( QS 33: 72).
Dan hal ini disebut (dalam isthilah fiqih) sebagai taklif. Taklif atau tugas yang diamanatkan
Allah kepada manusia itu berwujud petunjuk penyelenggaraan hidup yang diridhai-Nya (QS
2 :2). Petunjuk tersebut disyariatkan oleh Allah SWT.dalam ketentuan-ketentuan yang
diwahyukan kepada Rasul pilihanNya.

Abdurrahman An-Nahlawi, mengatakan manusia menurut pandangan Islam meliputi :

(1) Manusia sebagai makhluk yang dimuliakan, artinya Islam tidak memposisikan manusia
dalam kehinaan, kerendahan atau tidak berharga seperti binatang, benda mati atau makhluk
lainnya (QS..al-Isro: 70 dan al-Hajj : 65).
(2) Manusia sebagai makhluk istimewa dan terpili. Salah satu anugrah Allah yang diberikan
kepada manusia adalah menjadikan manusia mampu membedakan kebaikan dan kejahatan atau
kedurhakaan dari ketakwaan. (Q.S.as-Syam: 7-10).

(3) Manusia sebagai makhluk yang dapat dididik. Allah telah melengkapi manusia dengan
kemampuan untuk belajar, dalam surat al-Alaq : 3 dan 5, Allah telah menganugrahi manusia
sarana untuk belajar, seperti penglihatan, pendengaran dan hati.

Jadi kemuliaan dapat dipahami bahwa kemuliaan manusia tidak memposisikan dirinya dalam
kehinaan, kerendahan atau tidak berharga seperti binatang, benda mati atau makhluk lainnya.
Tapi mampu menggunakan segala potensi dan fasilitas yang diberikan oleh Allah SWT. dengan
tujuan yang mulia. Dengan demikian, hakikat kemuliaan itu adalah mampu menjaga dan
memelihara mahkluk Allah dengan melindungi hak eksistensinya dan mengoptimalkan potensi
yang diberikan Allah SWT. dengan tujuan yang mulia.

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa surah at tiin ayat ke 4 adalah
makna dari sumpah tiga ayat sebelumnya. Dan bahwasanya Allah Swt telah
menciptakan manusia dengan gambaran terbaik dan bentuk yang sesuai, dengan
anggota badan yang indah. Kedua ayat di atas merupakan sedikit dari banyak ayat
yang menjelaskan betapa mulianya manusia dari sisi penciptaan, tidak hanya dari sisi
bentuk yang terbaik, namun ia juga telah diberikan bekal yang cukup untuk mengarungi
bumi ini.

D. Fenomena Pemuliaan Manusia dan Dalilnya

manusia pada zaman modern, zaman yang ditandai dengan dua hal, yaitu (1) penggunaan
teknologi dalam berbagai aspek kehidupan manusia, dan (2) berkembangnya ilmu pengatahuan
sebagai wujud dari kemajuan intelektual manusia. Jadi manusia modern adalah manusia yang
berpikir logis dan mampu menggunakan berbagai teknologi untuk meningkatkan kualitas
kehidupannya. Melalui kecerdasan dan bantuan teknologi, manusia seharusnya lebih bijak dan
arif, tetapi kenyataannya banyak manusia yang memiliki kearifan yang tidak sepadan dengan
kemajuan berfikir dan teknologi yang dicapainya. Akibatnya kemuliaan manusia juga semakin
rendah. Kemuliaan manusia yang rendah membuatnya bertindak di luar kemanusiaan, dengan
menghalalkan segala cara demi memenuhi keinginannya. Begitu banyak kejadian yang terjadi di
sekitar kita yang dilatarbelakangi oleh lemahnya pemahaman akan pentingnya menjaga kualitas
kemuliaan manusia, Realitas Ini menunjukkan bahwa manusia sudah kehilangan kemuliaan, dan
memposisikan martabatnya sederajat dengan binatang. Manusia tidak lagi memiliki waktu yang
cukup untuk melakukan refleksi tentang eksistensi diri, bahkan manusia cenderung mudah letih
jasmani dan rohani serta letih mental. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.Ar Rum:41.
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar)‛. 4 Kemuliaan manusia (karāmah insāniah) adalah amanah dan
anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. sebagai panduan dalam meniti kehidupan yang rukun
dan damai dalam bermasyarakat. Sejarah bangsa Arab sebelum Islam datang menjadi pelajaran
bahwa, sebuah peradaban yang tidak berprikemanusiaan dalam tatanan kehidupan. Seperti :
pembunuhan, perzinahan dan penyembahan patung-patung yang tak berdayat, tidak saja
bertentangan dengan nilai kemuliaan manusia yang terkandung dalam al-Qur’an, tetapi juga efek
kerusakan dalam kehidupan sosial.

Surah al- Isra’ ayat 70 memiliki kandungan (makna) tentang kemuliaan manusia yang sangat
dalam. Di antara kandungan yang terdapat di dalamnya adalah ajaran bahwa umat manusia agar
senantiasa menjaga kehormatan antar sesama manusia, senantiasa bersyukur terhadap karunia
yang diberikan Allah swt, dan menjunjung tinggi amanah yang diberikan Allah SWT sebagai
makhluk yang mulia di antara makhluk lainnya.

Selain Al Quran, terdapat hadis Rasulullah Saw yang menjelaskan bagaimana syariat
Islam memuliakan manusia. Salah satunya adalah hadis dari Abdullah bin Amru Ra,
yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam Syuabul Iman: Dari Abdullah bin Amru Ra,
ia berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Tiada suatu pun yang lebih mulia bagi Allah Swt
dari anak adam” ia berkata, dikatakan kepada Rasulullah: Wahai rasulullah,  “bahkan
para malaikat?”, Rasul berkata: “Para Malaikat digerakan sebagaimana matahari dan
bulan.” Hadis ini secara eksplisit mengungkap alasan lain mengapa manusia
dimuliakan, yaitu karena manusia memiliki kemampuan untuk menentukan kemana dan
apa yang akan dilakukannya.

Hadis lainnya dari Aisyah Ra

Dari Aisyah Ra, bahwa Rasulullah Saw berkata: “merusak tulang seorang mayit seperti
merusaknya di saat hidup.” Terlihat bagaimana Islam sungguh menghormati jasad
manusia hingga setelah kematiannya. Dari itu konsensus ulama menyatakan sucinya
jasad manusia, hingga keringat, air mata hingga lendirnya. Dan hukum ini tanpa
membedakan baik ia muslim atau non muslim, baik kulit putih, hitam atau jenis
perbedaan lainnya.

ari pemaparan di atas jelas bagaimana Islam memandang manusia dari berbagai
aspek, baik penciptaan, hingga penghormatan atas jalan hidup serta keyakinannya.
Dan menempatkan hal tersebut di atas segala kepentingan lainnya. Bahkan karena
amat pentingnya hidup seorang muslim di dalam Islam, jika ia mendapatkan serangan
hingga menyebabkan kematian maka menganggap pembunuhnya telah membunuh
umat manusia secara keseluruhan.

Meskipun manusia adalah makhluk yang mulia di muka bumi ini, namun yang derajat
tertinggi di sisi Allah SWT adalah orang yang paling bertakwa di antara manusia itu
sendiri. "Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal,” (QS. Al Hujurat [49]: 13).

Hakikat manusia adalah manusia mempunyai potensi berpikir dan kebijaksanaan. Dengan
menempatkan manusia sebagai mahluk yang berfikir, berintelektual dan berbudaya, maka dapat
disadari kemudian bila pada kenyataannya manusialah yang memiliki kemampuan untuk
menelusuri keadaan dirinya dan lingkungannya.

kemuliaan itu adalah mampu menjaga dan memelihara mahkluk Allah SWT. dengan melindungi
hak eksistensinya. Dengan unsur-unsur kemuliaannya sebagai berikut;

(1) Otoritas Pengelolaan Alam (Darat dan Laut) Manusia adalah makhluk yang dimuliakan oleh
Allah SWT. Implikasi dari kemuliaan itu adalah diangkatnya manusia di darat dan di lautan.
Selain sebagai khalifah di muka bumi, pengangkatan manusia itu diberikan hak untuk
menikamati fasilitas yang ada di dunia, termasuk sarana-sarana yang ada (terkait) dengan darat
dan laut.

(2) Hak Mendapatkan Rezki Yang Baik Pengadaan nikmat adalah tanda kemulian yang Allah
keruniakan bagi manusia. Sudah menjadi Sunnahtunallah bahwa jaminan rezeki itu tidak
mungkin didapat kecuali dengan berusaha dan berdoa.

(3) Keutamaan Manusia Dengan Makhluk lain Manusia sebagai kausa material terdiri atas dua
substansi, yaitu: (a) Substansi jasad / materi, yang bahan dasarnya adalah dari materi yang
merupakan bagian dari alam semesta ciptaan Allah SWT. dan dalam 79 pertumbuhan dan
perkembangannya tunduk dan mengikuti sunnatullah (aturan, ketentuan hukum Allah yang
berlaku di alam semesta); (b) Substansi immateri non jasadi yaitu penghembusan / peniupan ruh
(ciptaanNya) ke dalam diri manusia sehingga manusia merupakan benda organik yang
mempunyai hakekat kemanusiaan serta mempunyai berbagai alat potensial dan fitrah.

Manusia diciptakan Allah SWT


bertujuan di antaranya adalah untuk
beribadah kepada-Nya dan menjadi
khalifah Allah SWT di muka bumi
(Khalifah Allah fi al-Ardh). Dalam
menjalankan kedua misi tersebut, manusia
juga diberi beban yang cukup berat,
yaitu berupa al-amanah atau beban
takhlif. Semua itu akan dipertanggungjawabkan
di hadapan Allah SWT berupa
pahala dan dosa atau balasan syorga dan
neraka sesuai dengan kadar al-ibadah,
al-khalifah dan al-amanah yang ia

lakukan selama hidup di dunia.

Anda mungkin juga menyukai