Anda di halaman 1dari 2

Pengorbanan Dalam Dakwah

Secara bahasa dakwah bermakna menyeru, atau mengajak. Sedangkan menurut istilah dakwah
bermakna mengajak atau menyeru manusia agar menempuh kehidupan ini di jalan Allah Swt, berdasarkan
Al-Quran surah An-Nahl ayat 125 yang berbunyi "Serulah oleh kalian (umat manusia) ke jalan Tuhanmu
dengan hikmah, nasihat yang baik, dan berdebatlah dengan mereka secara baik-baik..." . Islam mengajarkan
umatnya agar bersikap lemah-lembut dalam berdakwah atau mengajak kebaikan. Rasulullah Saw dikenal
kelemah-lembutannya dalam mengemban risalah Islam. Karena sikap lemah-lembut beliau itu pula Islam
memiliki daya tarik sangat kuat, sebagaimana diabadikan dalam Al-Quran: “Maka disebabkan rahmat dari
Allahlah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159). Setiap perkataan, pemikiran
atau perbuatan secara tersirat atau tersurat yang mengajak orang kearah kebaikan, baik itu perbuatan yang
baik dan amal shalih sesuai ajaran islam dapat disebut dakwah.

Usaha menyerukan dan menyampaikan kepada manusia masuk ke dalam jalan Allah secara
menyeluruh (kaffah) tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia yang meliputi amar ma'ruf nahi
munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan baik dengan lisan, tulisan maupun
perbuatan sebagai ikhtiar muslim mewujudkan Islam menjadi kenyataan kehidupanpribadi, kelompok,
jama'ah dan ummah. Ada beberapa metode dakwah yaitu:

 Dakwah dengan lisan adalah dakwah yang disampaikan dalam bentuk komunikasi lisan (verbal),
seperti ceramah, pengajian, khutbah, atau penyampaian dan ajakan kebenaran dengan kata-kata
(berbicara).
 Dakwah bil hal adalah dakwah yang dilakukan melalui aksi atau tindakan nyata, misalnya melalui
program dan aktivitas kelembagaan seperti ormas Islam, lembaga pendidikan Islam, lembaga sosial-
ekonomi
 Dakwah bil Qolam adalah dakwah yang disampaikan melalui tulisan yang diterbitkan atau
dipublikasikan melaui media massa, buku, buletin, brosur, pamflet, dan sebagainya.
 Dakwah bil Qudwah adalah dakwah melalui keteladanan sikap atau perilaku yang mencerminkan
moralitas/akhlak Islam.
 Dakwah bil hikmah artinya dakwah dengan bijak sesuai dengan kondisi atau keadaan sasaran
dakwah. Dakwah bil Hikmah bisa dipahami sebagai dakwah yang sesuai dengan tuntutan zaman,
tuntutan kebutuhan, atau sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga efektif.

Dakwah merupakan kewajiban tiap muslim bagaimana pun jenis dakwah yang digunakan. Aktivitas
dakwah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim. Kesadaran akan kewajiban
beradakwah harus ada pada diri setiap Muslim. Berdakwah sama wajibnya dengan ibadah ritual seperti
sholat, zakat, puasa, dan haji. Sebagiamana Allah berfirman dalam Al Qur’an surah Ali Imran ayat 110
yang berbunyi "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah".

Melakukan dakwah sangat berpengaruh dalam mengembangkan kepribadian diri melalui tauhid,
iman, tawakkal, syukur,sabar, serta ikhlas. Dengan memiliki kepribadian diri yang baik seseorang mampu
mengaktualisasi dirinya. Oleh karenanya dakwah bisa dimulai dari diri sendiri sebelum selanjutnya
dilakukan pada orang lain. Pengorbanan sebagai seorang pendakwah pada saat ini tentunya tidak seberat
pengorbanan yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat, beliau mempertaruhkan nyawa, harta demi
tegaknya syari’at islam. Sebagaimana pengorbanan salah seorang sahabat yaitu Abu Bakar Ash Shidiq
yang setia menemani Rasulullah hijrah ke Madinah yang mana pada saat itu kafir Quraisy sedang mencari
Rasul dengan membawa pedang yang tajam. Serta seorang Umair bin Abi Waqash, adik Sa‘ad bin Abi
Waqash, saat Perang Badar, ia yang baru berusia 16 tahun berusaha menyelinap diam-diam ke barisan
pasukan kaum Muslim untuk ikut berperang. Ia takut dipulangkan oleh Rasul karena usianya yang masih
terlalu muda. Namun, ketika Rasul tahu keinginan dan semangatnya, beliau pun mengizinkannya. Umair
pun dengan gembira segera berlari menuju medan perang hingga terbunuh sebagai syahid. (HR al-Hakim
dan Ibn Sa‘ad). Serta Sultan Salahuddin al-Ayyubi, begitu cintanya berkorban di jalan Allah, ia lebih
menikmati kehidupan di kemah di tengah-tengah padang pasir dibandingkan hidup yang nyaman di istana.

Itulah sedikit contoh dari generasi terbaik umat ini pada masa lalu. Mereka bukan saja orang-orang
yang siap dan rela berkorban, tetapi generasi yang selalu merindukan dan bahkan menikmati pengorbanan
di jalan Allah lebih dari pada mencintai diri mereka sendiri yang rela mengorbankan sesuatu yang paling
berharga dari diri mereka, yakni jiwa mereka. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita mempertaruhkan
kehidupan kita di jalan Allah? Jika sudah, berapa bagian harta kita yang telah kita infakkan di jalan Allah
dibandingkan dengan yang kita keluarkan untuk anggaran untuk kebutuhan kita setiap harinya? Berapa
banyak pula waktu, tenaga, dan pikiran yang telah kita habiskan di jalan Allah dibandingkan dengan yang
telah kita habiskan untuk memenuhi kebutuhan duniawi kita?

Tegaknya Islam pada masa lalu dalam wujud penyebaran Islam di Madinah telah menyita begitu
banyak harta dan mengorbankan begitu banyak jiwa. Pengorbanan yang sama dilakukan oleh generasi
Muslim pada masa Khulafaur Rasyidin dan para Khalifah setelahnya hingga kekuasaan Islam semakin
meluas, menguasai hampir dua pertiga wilayah dunia. Karena itu, jauhkanlah sikap bahwa kita telah cukup
banyak berkorban hanya karena kita telah menjadi bagian dari pengemban dakwah, di tengah-tengah
banyaknya kaum Muslim yang tidak berdakwah.

Berdakwah bukan hanya berbicara di depan umum, mimbar, atau membina orang lain. Namun
dakwah maknanya luas. Bertemu seseorang kemudian diajak kebaikan dakwah, silaturahmi kemudian
diajak kajian, atau lainya. Sebaik - baik hamba adalah mati dalam ketaatan. Sedang dakwah merupakan
wujud ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan demikian setiap muslim sadar bahwa dakwah merupakan
kewajiban yang harus dilaksankan. Serta dakwah merupakan aktivitas mulia dihadapan Allah SWT, karena
menyelamatkan manusia dari kerusakan dan menjadikan kehidupan yang bahagia, menentramkan, dan
berkah.

Anda mungkin juga menyukai