Anda di halaman 1dari 4

Hakikat Manusia Menurut Islam

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan penting dalam
kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya
dibandingkan makhluk Allah SWT bahkan Allah menyuruh para malaikat untuk bersujud kepada
Adam Alaihi salam. Masyarakat barat memiliki pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang
memiliki jiwa dan raga serta dibekali dengan akal dan pikiran. Lalu bagaimanakah hakikat manusia
dalam pandangan islam?

Asal Kejadian Manusia

Asal usul manusia dalam Islam dapat dijelaskan dalam proses penciptaan manusia pertama yakni nabi
Adam As. Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan Allah SWT dan diberikan ilmu
pengetahuan dan kesempurnaan dengan segala karakternya. Allah mengangkat Adam dan manusia
sebagai khalifah dimuka bumi sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat Sesungguhya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah dimuka bumi. Mereka berkata: Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di
muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan engkau? Tuhan
berfirman:sesungguhnya aku mengetahui apa yan tidak kamu ketahui.(QS.Al-Baqarah : 30)

Proses penciptaan manusia dijelaskan dalam al-Quran dan bahkan penjelasan dalam Alquran ini
kemudian terbukti dalam ilmu pengetahuan yang ditemukan setelah turunnya Alquran. Ada lima
tahap dalam penciptaan manusia yakni al-nutfah, al-alaqah, al-mudhgah, al-idham, dan al-lahm
sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini

Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, dan segumpal darah itu kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu kami jadikan segumpal daging. Kemudian kami jadikan dia
makhluk yang(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik. (QS. Al-
Muminun ayat 12-14)

Tujuan Penciptaan Manusia

Adapun tujuan utama allah SWT menciptakan manusia adalah agar manusia dapat menjadi khalifah
atau pemimpin di muka bumi. Tugas utama manusia adalah beribadah dan menyembah Allah SWT,
menjalani perintahnya serta menjauhi larangannya. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT
berikut ini
Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah Aku. (QS Adz
Zariyat :56).

Sebagai khalifah dimuka bumi manusia hendaknya juga dapat menjaga amanatnya dalam menjaga
alam dan isinya. Manusia sememstinya memiliki akhlak dan perilaku yang baik kepada sesama
maupun makhluk hidup yang lain.

Dalam agama islam, ada enam peranan yang merupakan hakikat diciptakannnya manusia. Berikut ini
adalah dimensi hakikat manusia berdasarkan pandangan agama islam

1. Sebagai Hamba Allah


Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah SWT. Sebagai seorang hamba
maka manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT dengan cara menjalani segala perintahnya dan
menjauhi segala larangannya. Sebagai seorang hamba, seorang manusia juga wajib menjalankan
ibadah seperti shalat wajib, puasa ramadhan, zakat, haji dan melakukan ibadah lainnya dengan penuh
keikhlasan dan segenap hati sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus , (QS:98:5).

2. Sebagai al- Nas


Dalam al- Quran manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam Alquran cenderung
mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan manusia lain atau dalam masyarakat.
Manusia sebagaimana disebutkan dalam ilmu pengetahuan, adalah makhluk sosial yang tidak dapat
hidup tanpa keberadaan manusia lainnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT
berikut

Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang
diri, dan dari padanya Allah menciptakan istirinya, dan dari pada keduanya Alah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah
dengan (mempergunakan) namanya kamu saling meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan
silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS: An Nisa:1).

Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu disisi Allah adalah yang paling taqwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS: Al Hujurat :13).

3. Sebagai khalifah Allah


Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan manusia bahwa pada hakikatnya, manusia diciptakan oleh
Allah SWt sebagai khlaifah atau pemimpin di muka bumi.

Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di muka bumi, maka berilah
keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah. (QS Shad:26).

Sebagai seorang khalifah maka masing-masing manusia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak
di hari akhir.

4. Sebagai Bani Adam


Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak terjadi kesalahpahaman bahwa
manusia merupakan hasil evolusi kera sebagaimana yang disebutkan oleh Charles Darwin. Islam
memandang manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan dan
hubungannya dalam masyarakat. Dalam Alquran Allah SWT berfirman

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu
dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu
adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak Adam
janganlah kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari
surga, (QS : Al araf 26-27).

5. Sebagai al- Insan


Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alquran manusia juga disebut sebagai Al insan merujuk
pada kemampuannya dalam menguasai ilmu dan pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara
dan melakukan hal lainnya. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al hud berikut ini

Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu kami cabut dari
padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. (QS: Al Hud:9).

6. Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)


Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena manusia memiliki raga atau
fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik, tumbuh, memerlukan makanan, berkembang biak dan lain
sebagainya sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup pada umumnya. Sama seperti makhluk lainnya di
bumi seperti hewan dan tumbuhan, hakikat manusia sebagai makhluk biologis dapat berakhir dan
mengalami kematian, bedanya manusia memiliki akal dan pikiran serta perbuatannya harus dapat
dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.
Segala hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah SWT agar manusia dapat menjalankan
peran dan fungsinya dalam kehidupan. Manusia sendiri harus dapat memenuhi tugas dan perannya
sehingga tidak menghilangkan hakikat utama penciptaannya.

Sumber: http://dalamislam.com/info-islami/hakikat-manusia-menurut-islam

Anda mungkin juga menyukai