Disusun untuk memenuhi tugas perbaikan nilai Mata Kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
II yang dibina oleh Ibu Nur Afifah Khurin Maknin, S.Pd.I, M.Kes.
Disusun oleh
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
1. MANUSIA DAN KEHIDUPAN
1.1.Asal-usul Kejadian Manusia Sesuai dengan Al-Qur’an dan Sains
Berdasarkan Al-Qur’an, tahapan kejadian manusia adalah sebagai berikut
a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Nabi Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk
sebaik-baiknya, kemudian oleh Allah ditiupkan sehingga ia hidup.
“Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik -baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah”. (QS. As Sajdah (32) : 7)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal)dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. (QS. Al Hijr (15) : 26)
Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda : Sesunguhnya manusia itu
berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah”.(HR. Bukhari)
b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Segala sesuatu yang merupakan ciptaan Allah di dunia ini selalu berpasang-
pasangan, seperti halnya manusia.
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik
dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang
tidak mereka ketahui”(QS. Yaasiin (36) : 36)
Proses penciptaan manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam
surat An Nisaa’
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan
daripada keduanya Allahmemperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
sangat banyak” (QS. An Nisaa‟ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dijelaskan :
“Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam” (HR.
Bukhari- Muslim)
c) Perpaduan Al Qur’an dengan Sains
Menurut ilmu alam, manusia terbentuk dari sebuah peleburan dari sel
sperma dan sel ovum, yang kemudian menjadi zigot dan berkembang menjadi fetus.
Hal ini sesungguhnya dijelaskan oleh Allah melalui Q.S. Al-Mu’minun (23: 14)
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik.”
Manusia dibuat dari tanah oleh Allah sesuai dengan yang dijelaskan dalam
Al-Qur’an sesuai dengan hakikatnya menurut islam adalah sebagai pengelola dan
pemelihara bumi. Kehidupan manusia selanjutnya berasal dari saripati organik yang
terkandung dalam tanah itu sendiri sebagai sumber kehidupan manusia.
1.2. Potensi-potensi Manusia dan Kelebihannya atas Makhluk Lain
Manusia memiliki derajat yang lebih tinggi dari makhluk ciptaan Allah lainnya
karena karuniaNya yang berupa akal dan pemahaman. Atas karunia tersebut, Allah
menundukkan semua makhluk kepada manusia dan memerintahkan manusia untuk
memanfaatkan seluruh ciptaan-Nya. Q. S. Al Jatsiyah: 13, Q. S. Ibrahim: 33, Q. S.
Ibrahim: 32 dan ayat lainnya menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada
manusia berupa nikmat akal dan pemahaman serta apa yang telah Allah tundukkan bagi
manusia itu sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka,
dengan berbagai cara yang mampu mereka lakukan.
2. AJARAN ISLAM
Definisi islam: selamat, berpasrah, salam (damai, sejahtera), salim (suci)
2.1. Karakteristik Ajaran Islam
5 karakter dalam agama islam:
- Islam meruakan agama universal untuk seluruh umat manusia, bahkan untuk
jin dan seluruh alam (Q.S. Saba’: 28, Q.S. Al-Anbiya: 107, Q.S. Al-Furqan:1)
- Islam merupakan agama untuk sepanjang zaman, berlaku hingga akhir
zaman
- Islam merupakan agama yang sempurna, mencakup seluruh aspek
kehidupan, baik lahir, batin, pribadi, maupun masyarakat (Q.S. Al-Maidah: 3,
Q.S. Al-An’am: 38 & 115)
- Islam merupakan agama fitrah yang sesuai dengan fitrah manusia (Q.S. Ar-
Rum: 30) dan tidak bertentangan dengan fitrahnya.
- Islam merupakan agama ilmu yang menjunjung tingi ilmu (Q.S. Ibrahim:1,
Q.S. Fathir: 28)
5 karakter ajaran agama islam:
- Rabbaniyah (ketuhanan)
- Insaniyah (kemanusiaan)
- Basathah (mudah)
- Tawazun (seimbang)
- Adil
Disamping itu, Ali Anwar Yusuf menyebutkan bahwa karakteristik ajaran Islam
adalah komprehensif, moderat, dinamis, universal, elastic dan fleksibel, tidak
memberatkan, graduasi (berangsur-angsur), sesuai dengan fitrah manusia dan
argumentative filosofis.
- Aqidah
- Ibadah
- Akhlak
- Muamalah
2.2. Sumber Ajaran Islam
Primer: Al-Qur’an (tertinggi) dan Al-Hadist
Sekunder: Ijtihad
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa
kebenaran, supaya kamu menggali antara manusia dengan apa yang telah Allah
wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang-orang yang
tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.” (Q.S. An-Nisa: 105)
3. AQIDAH ISLAMIYAH
3.1. Pengertian Aqidah
Menurut bahasa: ikatan
Menurut istilah: keyakinan hati atas sesuatu
Terminologi: perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tentram
karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh yang tidak
dicampuri oleh keraguan dan kebimbangan
2. As-Sunnah/ Al-Hadist
• Merupakan perbuatan atau tingkah laku Nabi yang di tulis dan diamalkan oleh para
Sahabat Nabi. “Dan dia (Muhammad) tidak berkata berdasarkan hawa nafsu, ia tidak
lain kecuali wahyu yang diwahyukan”(Q.S An Najm : 3-4)
3.4.Fungsi Aqidah
- Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.
- Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki aqidahyang
kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang
mulia, dan bermu’amalat dengan baik.
- Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka
ibadah kita tersebut tidak akan diterima.
6. SYIRIK
6.1. Pengertian Syirik
Syirik merupakan kegiatan menduakan/menyekutukan Allah S.W.T. kepada
selain-Nya. Orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik
6.2. Pembagian Syirik
a. Syirik akbar (besar/jahiliyah)
Apabila dilakukan, dapat menghapus seluruh amal dan pelakunya kekal di neraka,
menjadi kafir
b. Syirik asghar (kecil)
Syirik ini tidak menjadikan pelakunya murtad dan tidak menghapus seluruh amal
6.3. Bentuk-bentuk Syirik
6.3.1. Syirik Akbar
1. Taqorrub Li Ghoirillah (mendekatkan diri kepada selain Allah)
misalnya, menyembah patung, pohon dan kuburan oran sholeh
2. Istisyfa’
misalnya, tamimah, ruqyah, tiwalah
3. Cinta dan loyal kepada selain Allah
4. Patuh dan taat kepada selain Allah
6.3.2. Syirik Asghar
1. Riya’
2. Sombong
3. Serakah
4. Materialistik (cinta dunia)
5. Menjilat atasan
6.4.Penyebab Terjadinya Syirik
- Padamnya cahaya fitrah dan hidayah
- Tertutupnya pintu-pintu hidayah
- Mengikuti hawa dan syahwat
- Menghilangkan harga diri/ merenahkan diri
6.5. Tindakan Rasulullah dalam Menangkal Syirik
- Sifat memuji akan menyebabkan bangga diri
- Kebesaran adalah selendang Allah
- Tidak menyebut orang dengan Sayyid
- Kelembutan dan kemurnian tauhid
Atas kecintaan Rasulullah SAW pada umatnya, beliau berupaya menutup pintu-
pintu kesyirikan dengan cara:
1. I’tikaf
2. Wakaf
3. Qurban
4. Shadaqah
5. Aqiqah
6. Dzikir dan Doa
11.3. Menggapai Ibadah yang berkualitas
1. Adanya keinginan yang kuat (azmun adhim)
2. Mutaba’ah kepada jalan rasul
3. Ikhlas dan Lillah Ta’ala
11.4. Menyikapi Ikhtilaf dalam Tata Cara Beribadah
MMenggunakan sumber hukum yang digunakan dalam beribadah: Al-Qu’ran, Al-
Hadits dan Ijtihad