Anda di halaman 1dari 15

RANGKUMAN MATERI AIK2

Disusun untuk memenuhi tugas perbaikan nilai Mata Kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
II yang dibina oleh Ibu Nur Afifah Khurin Maknin, S.Pd.I, M.Kes.

Disusun oleh

Violita Ayu Puspitasari (201810330311092)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019
1. MANUSIA DAN KEHIDUPAN
1.1.Asal-usul Kejadian Manusia Sesuai dengan Al-Qur’an dan Sains
Berdasarkan Al-Qur’an, tahapan kejadian manusia adalah sebagai berikut
a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Nabi Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk
sebaik-baiknya, kemudian oleh Allah ditiupkan sehingga ia hidup.
“Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik -baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah”. (QS. As Sajdah (32) : 7)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal)dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. (QS. Al Hijr (15) : 26)
Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda : Sesunguhnya manusia itu
berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah”.(HR. Bukhari)
b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Segala sesuatu yang merupakan ciptaan Allah di dunia ini selalu berpasang-
pasangan, seperti halnya manusia.
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik
dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang
tidak mereka ketahui”(QS. Yaasiin (36) : 36)
Proses penciptaan manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam
surat An Nisaa’
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan
daripada keduanya Allahmemperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
sangat banyak” (QS. An Nisaa‟ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dijelaskan :
“Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam” (HR.
Bukhari- Muslim)
c) Perpaduan Al Qur’an dengan Sains
Menurut ilmu alam, manusia terbentuk dari sebuah peleburan dari sel
sperma dan sel ovum, yang kemudian menjadi zigot dan berkembang menjadi fetus.
Hal ini sesungguhnya dijelaskan oleh Allah melalui Q.S. Al-Mu’minun (23: 14)
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik.”
Manusia dibuat dari tanah oleh Allah sesuai dengan yang dijelaskan dalam
Al-Qur’an sesuai dengan hakikatnya menurut islam adalah sebagai pengelola dan
pemelihara bumi. Kehidupan manusia selanjutnya berasal dari saripati organik yang
terkandung dalam tanah itu sendiri sebagai sumber kehidupan manusia.
1.2. Potensi-potensi Manusia dan Kelebihannya atas Makhluk Lain
Manusia memiliki derajat yang lebih tinggi dari makhluk ciptaan Allah lainnya
karena karuniaNya yang berupa akal dan pemahaman. Atas karunia tersebut, Allah
menundukkan semua makhluk kepada manusia dan memerintahkan manusia untuk
memanfaatkan seluruh ciptaan-Nya. Q. S. Al Jatsiyah: 13, Q. S. Ibrahim: 33, Q. S.
Ibrahim: 32 dan ayat lainnya menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada
manusia berupa nikmat akal dan pemahaman serta apa yang telah Allah tundukkan bagi
manusia itu sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka,
dengan berbagai cara yang mampu mereka lakukan.

1.3. Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia


a) Sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah)
Semua aktivitas dan ibadah yang dilakukan oleh manusia semata-mata dilakukan
hanya karena Allah semata. Manusia diperintahkan untuk senantiasa mengingat
Allah, merenungkan keagungannya dan berpikir. Perintah Allah untuk taat dan
menyembah-Nya adalah bentuk kasih sayang Allah agar manusia tidak merugi.
”Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah
kepada-Ku” (QS Adzariyat : 54)
b) Sebagai Khalifah fil Ard
Manusia diciptakan agar menjadi seorang pemimpin dan pengelola di muka
bumi. Misi kehidupan manusia adalah agar ia menciptakan kemakmuran,
menegakkan keadilan dan memperbaiki kerusakan di muka bumi menuju peradaban
yang madani. “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka
berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan
berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(QS : Al Baqarah : 30)

1.4. Ragam Orientasi Hidup Manusia


Konsekuensi dari misi penciptaan manusia ini adalah memiliki orientasi hidup
yang mengarah pada perbaikan dan pembangunan masyarakat dengan memanfaatkan
kelebihannya, yang menurut Abu Bakar Muhammad serta Romlah, berupa naluri,
indera, akal, agama, ilmu, bakat dan kecerdasan, nafsu, dorongan dan karakter.
Orientasi hidup yang salah adalah ketika segala perbuatan manusia mengarah
kepada pengingkaran misi khalifah sehingga menyebabkan kerusakan (jahiliyah).
Orientasi hidup yang salah yang dicontohkan dalam Al-Qur’an misalnya Obsesi
mengejar kenikmatan dunia dan melupakan kehidupan akhirat (QS. Ali Imran:14,
QS. Al-Qashash:79, QS. Ar-Ra’d:26, QS. Al-Jaatsiyah:24), Merasa berat jika diajak
berjuang di jalan Allah (QS. At-Taubah:38).
Orientasi hidup yang benar adalah ketika segala perbuatannya mengarah
kepada perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Dalam Q.S. Al-Baqarah 2:256 Allah
telah menunjukkan jalan yang benar dan sesat. Jalan yang benar itu tidak lain adalah
Agama (Islam), yang mengatur segala perbuatan manusia. Dengan memahaminya,
manusia akan mengunakan potensi-potensinya untuk mendaat kebahagiaan dunia-
akhirat.

1.5. Hidup Sukses dalam Pandangan Al-Qur’an


Kesuksesan yang dimaksud dalam Al-Qur’an adalah keberhasilan menggapai
ridha Allah setelah berusaha maksimal dalam melakukan berbagai perintah Allah dan
meninggalkan laranganNya. Kesuksesan itu terwujud dengan kebahagiaan yang
dirasakan oleh seseorang baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam Al-Qur’an terdapat empat istilah tentang sukses: al-falah, al-fauz, hasan
dan khair. Al-falah, hasan dan khair digunakan untuk menggambarkan kesuksesan
dunia dan akhirat, sedangkan al-fauz hanya digunakan untuk menggambarkan
kesuksesan akhirat saja.

2. AJARAN ISLAM
Definisi islam: selamat, berpasrah, salam (damai, sejahtera), salim (suci)
2.1. Karakteristik Ajaran Islam
5 karakter dalam agama islam:
- Islam meruakan agama universal untuk seluruh umat manusia, bahkan untuk
jin dan seluruh alam (Q.S. Saba’: 28, Q.S. Al-Anbiya: 107, Q.S. Al-Furqan:1)
- Islam merupakan agama untuk sepanjang zaman, berlaku hingga akhir
zaman
- Islam merupakan agama yang sempurna, mencakup seluruh aspek
kehidupan, baik lahir, batin, pribadi, maupun masyarakat (Q.S. Al-Maidah: 3,
Q.S. Al-An’am: 38 & 115)
- Islam merupakan agama fitrah yang sesuai dengan fitrah manusia (Q.S. Ar-
Rum: 30) dan tidak bertentangan dengan fitrahnya.
- Islam merupakan agama ilmu yang menjunjung tingi ilmu (Q.S. Ibrahim:1,
Q.S. Fathir: 28)
5 karakter ajaran agama islam:
- Rabbaniyah (ketuhanan)
- Insaniyah (kemanusiaan)
- Basathah (mudah)
- Tawazun (seimbang)
- Adil

Disamping itu, Ali Anwar Yusuf menyebutkan bahwa karakteristik ajaran Islam
adalah komprehensif, moderat, dinamis, universal, elastic dan fleksibel, tidak
memberatkan, graduasi (berangsur-angsur), sesuai dengan fitrah manusia dan
argumentative filosofis.

Ruang lingkup ajaran islam

- Aqidah
- Ibadah
- Akhlak
- Muamalah
2.2. Sumber Ajaran Islam
Primer: Al-Qur’an (tertinggi) dan Al-Hadist
Sekunder: Ijtihad
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa
kebenaran, supaya kamu menggali antara manusia dengan apa yang telah Allah
wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang-orang yang
tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.” (Q.S. An-Nisa: 105)

2.3.Tujuan Ajaran Islam


Ajaran islam bertujuan agar pengikutnya selamat dunia-akhirat. Dengan
berpegang teguh pada ajaran Islam dan Al-Qur’an sebagai pedomannya, manusia
akan hidup damai sejahtera, jauh dari kemaksiatan dan segala siksaan serta dosa
karena islam mengajarkan norma-norma hidup yang terpuji.

3. AQIDAH ISLAMIYAH
3.1. Pengertian Aqidah
 Menurut bahasa: ikatan
 Menurut istilah: keyakinan hati atas sesuatu
 Terminologi: perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tentram
karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh yang tidak
dicampuri oleh keraguan dan kebimbangan

Sehingga, Al-Aqidah Al-Islamiyah berarti keyakinan atas sesuatu yang


terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman.

3.2. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah


- Ilahiyat
yaitu pembahasan yang berkenaan dengan masalah ketuhanan utamanya
pembahasan tentang Allah.
- Nubuwwat
yaitu pembahasan yang berkenaan dengan utusan-utusan Allah, yaitu para
nabi dan para rasul Allah.
- Ruhaniyat
yaitu pembahasan yang berkenaan dengan makhluk gaib, seperti Jin, Malaikat,
dan Iblis.
- Sam’iyyat
yaitu pembahasan yang bekenaan dengan alam ghaib, seperti alam kubur,
akhirat, surga, neraka, dan lain-lain.

3.3. Sumber Aqidah Islam


1. Al-Qur’an
Merupakan firman allah yang diwahyukan kepada rasululloh SAW melalui
perantara jibril. Di dalamnya, allah telah menjelaskan segala sesuatu yang
dibutuhkan oleh hamba-nya sebagai bekal kehidupan di dunia maupun di akhirat,
serta petunjuk bagi orang-orang yang diberi petunjuk, pedoman hidup bagi orang
yang beriman, dan obat bagi jiwa-jiwa yang terluka.

2. As-Sunnah/ Al-Hadist
• Merupakan perbuatan atau tingkah laku Nabi yang di tulis dan diamalkan oleh para
Sahabat Nabi. “Dan dia (Muhammad) tidak berkata berdasarkan hawa nafsu, ia tidak
lain kecuali wahyu yang diwahyukan”(Q.S An Najm : 3-4)

3.4.Fungsi Aqidah
- Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.
- Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki aqidahyang
kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang
mulia, dan bermu’amalat dengan baik.
- Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka
ibadah kita tersebut tidak akan diterima.

4. IMAN DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN


4.1. Hakikat Iman
 Etiologi (‫)اإل يمان‬: percaya dan membenarkan.
 Terminologi: membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan).
Dengan demikian, iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa
Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya,
kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal
perbuatan secara nyata.
4.2. Hubungan Iman, Ilmu dan Akal
Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa sebaik-baiknya pembantu iman adalah
ilmu (pengetahuan). Ketika seseorang berhasrat meneguhkan imannya maka jalannya
adalah ilmu, bahkan dengan sebab ilmu pulalah sebenarnya seseorang dapat
menemukan Tuhannya. Ilmu merupakan modalitas utama menggapai keimanan yang
sempurna atau haqqul yakin, karena tidak akan tercipta keyakinan dalam iman jika
tidak disertai ilmu.
Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa sebaik-baiknya pembantu ilmu adalah
akal. Ketika seseorang menginginkan ilmu, ia harus mengupayakannya dengan cara
mempelajarinya. Dan alat utama untuk mempelajari ilmu adalah akal. Secara bahasa,
akal berarti daya atau kekuatan fikiran (quwwatu al-idrak) atau pemahaman (al-
fahmu). Juga terdapat istilah lain dari akal, yaitu an-nazr (berfikir secara mendalam)
dan al-fikr atau logika. Akal merupakan potensi ruhani yang dipersiapkan untuk
menerima ilmu pengetahuan.
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada
yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu“. (QS:29:43)
4.3. Karakteristik dan Sifat Orang Beriman
- Beriman dengan perkara-perkara ghaib
- Mendirikan shalat
- Menafkahkan sebagian rizki yang Allah anugerahkan
- Beriman kepada kitab Alquran dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya
- Mengimani dan meyakini adanya kehidupan di akhirat
- Menepati janji bila berjanji
- Bersabar dalam menghadapi kesempitan dan penderitaan
4.4. Hal-hal yang Dapat Merusak dan Meniadakan Iman
- Berpaling dari mengenal Allah dan nama- nama serta sifat-sifatnya
- Sedikitnya amal sholeh
- Melakukan kemaksiatan kepada Allah

5. TAUHID DAN URGENSINYA BAGI KEHIDUPAN MUSLIM


5.1. Pengertian Tauhid
Bahasa: Satu (esa)
Syar’i: Meng-Esakan Allah dalam ibadah, bersamaan dengan keyakinan keEsaanNya
dalam zat, sifat dan perbuatan-perbuatanNya

Tauhid menurut ulama dibagi menjadi tiga ;

- tauhid rububiyah (meyakini keesaan Allah dalam hal penciptaan, pemilik,


pengatur, pemberi rezeki dan pemelihara alam semesta beserta isinya)
- tauhid uluhiyah (meyakini bahwa Allah satu-satunya zat yang berhak disembah)
- tauhid asma wa sifat (mengesakan Allah dalam hal nama-nama dan sifat-
sifatNya)
5.2. Makna Kalimat Laa Ilaaha Illa-Allah
Kalimat Laa Ilaaha IlIa-Allah mengandung dua makna, yaitu
- Penolakan segala bentuk sesembahan selain Allah SWT
- Menetapkan bahwa satu-satunya sesembahan yang benar hanyalah Dia semata
"Maka ketahuilah (ilmuilah) bahwasannya tidak ada sesembahan yang benar selain
Allah" (Qs. Muhammad : 19)
Konsekuensi dari pengucapan kalimat syahadat ini adalah meninggalkan ibadah
kepada selain Allah dari segala macam yang dipertuhankan sebagai keharusan dari
peniadaan laa ilaaha illa-Allah. Dan beribadah kepada Allah semata tanpa unsur
kesyirikan sedikit pun, sebagai keharusan dari penetapan ilaa-Allah.
5.3. Tauhid sebagai Landasan Bagi Semua Aspek Kehidupan
Tauhid dapat digambarkan sebagai sumber segala perbuatan (amal shalih)
manusia. Tujuan tauhid adalah memanusiakan manusia, yaitu memberikan perubahan
terhadap masyarakat
5.4. Jaminan Allah Bagi Ahli Tauhid
- Mendapat keamanan dan petunjuk
- Masuk surga
- Diharamkan dari api neraka
- Diampuni dari dosa-dosanya

6. SYIRIK
6.1. Pengertian Syirik
Syirik merupakan kegiatan menduakan/menyekutukan Allah S.W.T. kepada
selain-Nya. Orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik
6.2. Pembagian Syirik
a. Syirik akbar (besar/jahiliyah)
Apabila dilakukan, dapat menghapus seluruh amal dan pelakunya kekal di neraka,
menjadi kafir
b. Syirik asghar (kecil)
Syirik ini tidak menjadikan pelakunya murtad dan tidak menghapus seluruh amal
6.3. Bentuk-bentuk Syirik
6.3.1. Syirik Akbar
1. Taqorrub Li Ghoirillah (mendekatkan diri kepada selain Allah)
misalnya, menyembah patung, pohon dan kuburan oran sholeh
2. Istisyfa’
misalnya, tamimah, ruqyah, tiwalah
3. Cinta dan loyal kepada selain Allah
4. Patuh dan taat kepada selain Allah
6.3.2. Syirik Asghar
1. Riya’
2. Sombong
3. Serakah
4. Materialistik (cinta dunia)
5. Menjilat atasan
6.4.Penyebab Terjadinya Syirik
- Padamnya cahaya fitrah dan hidayah
- Tertutupnya pintu-pintu hidayah
- Mengikuti hawa dan syahwat
- Menghilangkan harga diri/ merenahkan diri
6.5. Tindakan Rasulullah dalam Menangkal Syirik
- Sifat memuji akan menyebabkan bangga diri
- Kebesaran adalah selendang Allah
- Tidak menyebut orang dengan Sayyid
- Kelembutan dan kemurnian tauhid

Atas kecintaan Rasulullah SAW pada umatnya, beliau berupaya menutup pintu-
pintu kesyirikan dengan cara:

1. Melarang umatnya untuk melakukan perbuatan yang menjadikan kuburan


sebagai temoat ibadah
2. Melarang tempat kuburnya sebagai tempat sholat ied (yang sering didatangi
berulang-ulang)
3. Melarang bersafar menuju tempat yang dianggap berkah, kecuali masjid
6.6. Bahaya Kemusyrikan
Kemusyrikan merupakan dosa yang palin besar dan paling berbahaya. Bahaya
syirik bagi kehidupan manusia adalah
1. Mengakibatkan kehinaan manusia
2. Menyuburkan khufarat
3. Merupakan kezaliman terbesar
“Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar.” (Al-Luqman: 13)
4. Syirik menghapuskan cahaya fitrah seorang hamba
5. Syirik akbar menyebabkan seluruh amalan pelaku terhapus, murtad, dan kekal di
neraka
6. Syirik khafi (samar) seperti riya’ akan menghapuskan amalan yang terkait
dengannya
7. Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang yang berbuat syirik

7. SYIRIK DAN BAHAYANYA BAGI MANUSIA (SYIRIK MODERN)


7.1. Makna Syirik Modern
Syirik yang berkembang pada zaman dulu adalah syirik jali, yaitu
mempersekutukan Allah secara terang-terangan. Namun, syirik yang berkembang di
masa modern ini adalah syirik khafi, yaitu mempersekutukan Allah secara tidak
sadar.
7.2.Bentuk Syirik Modern
Contoh bentuk syirik modern
1. Menganggap bahwa yang menyembuhkan penyakit adalah dokter an obat-obatan,
padahal mereka hanyalah perantara/sarana/washilah Allah. “Dan apabila aku
sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” (Q.S. Asy-Syuara: 80)
2. Tubuh yang sehat karena gizi seimbang dan olahraga teratur semata serta Panen
melimpah didapatkan atas strategi dan keprofesionalitasan dalam mengolah
pertanian, padahal Allah lah yang memberikan ridho atas pertumbuhan seluruh
makhluk ciptaannya.
3. Kepercayaan terhadap ramalan horoskop dan Fengshui
4. Rasa takut dan kepercayaan dari penayangan film-film horror yang merusak
keimanan dan merupakan pembodohan serta penebaran kesesatan
7.3.Solusi dan Problematika Kehidupan Saat Ini
1. Memperdalam keimanan dengan memperdalam ilmu agama dan senantiasa
mendekatkan diri kepadaNya
2. Terbiasa dengan kerja keras, berdoa dan tawakkal. Tidak mempercayai bahwa
kesuksesan datang secara instan
3. Meyakini tiada kekuatan lain yang dapat mengalahkan kehendak Allah SWT
4. Senantiasa mengingat Allah dan ikhlas dalam melakukan segala amal kebaikan
7.4. Bahaya Syirik Modern dalam Kehidupan
1. Menghapus amal kebaikan
2. Jika meninggal dunia dalam keadaan syirik, dosa tidak akan diampuni oleh Allah
(Q.S. An-Nisa: 48)
3. Diharamkan masuk surga (Q.S. Al-Maidah: 72)
4. Kekal di dalam neraka (Q.S. Al-Bayyinah: 6)
5. Sult menerima kebenaran karena Allah telah mengunci hati dan pendengarannya,
serta menutup penglihatannya (Q.S. Al-Baqarah: 7)
6. Muncul perasaan bimbang dan ragu
7. Hanya memeroleh kesenangan sementara, merasa tidak aman di dunia-akhirat

8. AQIDAH RUHANIYAH (ALAM DAN MAKHLUK GHOIB)


8.1. Pengertian Aqidah Ruhaniyah
Meyakini, menjiwai, memahami segala sesuatu yang bersifat ghoib (tidak
terdeteksi oleh panca indra)
8.2.Urgensi Keimanan kepada Alam dan Makhluk Ghoib
Makhluk ghoib menyimpan rahasia tersendiri, rahasia alam ghoib ada yang Allah
khususkan untuk dirinya semata dan tidak diberitakan kepada seseorang pun dari
hamba-Nya
Perkara ghoib tidak mungkin diketahui secara pasti dan besar kecuali dengan
bersandar pada keterangan dari Allah dan Rasul-Nya
8.3.Macam-macam Makhluk Ghoib
1. Malaikat, ciri-cirinya:
- Memiliki dua, tiga, atau empat sayap (QS Faathir : 1), kecuali Jibril - yang
merupakan malaikat yang paling besar - memiliki 600 atau 700 sayap (Shahih
Al-Bukhari).
- Suka berkumpul di majelis-majelis dzikir / ilmu sembari memohonkan ampun
bagi yang ada disitu dan mengepak-ngepakkan sayap mereka sebagai tanda
ridha.
- Merupakan tentara-tentara Allah yang tidak pernah bermaksiat
(membangkang) atas perintah Allah kepada mereka dan senantiasa
mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka.
- Tidak menikah, tidak makan, dan tidak minum.
- Tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat patung-patung atau
gambar-gambar yang diharamkan.
- Menyukai tempat-tempat yang bersih.
2. Jin, cirri-cirinya:
- Berasal dari janna-yajinu (sesuatu yang terhalang)
- Diciptakan dari api yang sangat panas (Q.S. Al-Hijrah: 26-27)
8.4.Implementasi Keimanan kepada Makhluk Ghoib
1. Setiap muslim beriman dengan adanya alam ghaib yang disampaikan oleh Allah
SWT melalui para Rasul
2. Mengedepankan akal dalam permasalahan, semacam ini merupakan akar dari
kesehatan
3. Setiap muslim wajib meyakini bahwa segala amal perbuatan yang dilakukan
sehari-hari tidak akan lepas dari pengawasan Allah, maka hendaknya harus selalu
berhati-hati dalam bertindak atau melakukan sesuatu.

9. IMAN KEPADA KITAB DAN RASUL ALLAH


9.1.Pengetian Iman keada Kitab dan Rasul
Iman kepada kitab artinya mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati
bahwa Allah SWT yang telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi
wahyu untuk disampaikan dan diajarkan kepada umat manusia.
Iman kepada Rasul Allah artinya meyakini dengan sepenuh hati bahwa para
rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu
dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman
hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
9.2.Urgensi Iman kepada Kitab dan Rasul
Urgensi iman kepada Rasul
1. Meningkatkan kepercayaan bahwa ajaran dan janji Allah adalah benar
2. Memantapkan keyakinan bahwa hal-hal yang dilakukan dan diajarkan rasul
adalah benar
3. Meningkatkan semangat beramal sholeh
4. Memperkuat kepercayaan bahwa rasul adalah teladan hidup yang wajib diikuti
dalam meraih kebahagiaan
5. Mendapatkan pedoman hidup berupa wahyu dari Sang Pencipta
9.3. Kewajiban Orang yang Beriman kepada Kitab dan Rasul
1. Mencintai rasul
2. Mengimani rasul Allah beserta kitab (ajaran) yang dibawanya
3. Ittiba’ (mengikuti)
4. Meneladani sikap
5. Bershalawat kepada Rasulullah SAW
6. Meyakini kebenaran isi Al-Qur’an dan mengamalkan ajaran-ajarannya
9.4. Tugas-tugas Rasul Allah
1. Mengajarkan aqidah tauhid
2. Mengajarkan cara beribadah kepada Allah SWT
3. Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya
4. Membawakan kabar gembira

10. IMAN KEPADA HARI AKHIR


10.1. Pengertian Hari Akhir
Adalah hari hancurnya alam semesta beserta isinya.
10.2. Tanda-tanda Datangnya Kiamat
Tanda kiamat sughra: Wafatnya Rasulullah, Wabah Tha’un Amwas,
Fenomena nabi palsu, perzinaan, riba merajalela, berlomba-lomba meninggikan
bangunan
Tanda kiamat kubra: Munculnya Dajjal, Turunnya Isa Al-Masih, Yajuj
dan Majuj, Terbitnya matahari dari arah barat, keluarnya binatang dari tanah
haram Makkah.
10.3. Kebangkitan Padang Mahsyar, Mizan, Shrath, Surga dan Neraka
Setelah dibangkitkan (Yaumul Ba’as) dari alam kubur, manusia
dikumpulkan di Padang Mahsyar (Yaumul Mahsyar) yang jaraknya hanya 1 cm
dari ujung kepala menuju matahari. Manusia berbondong-bondong untuk
diperhitungkan (Yaumul Hisab) dan ditimbang (Yaumul Mizan) seluruh amal
perbuatannya dan mereka berjalan di jalur atau jalan penentu dari masing-masing
(Shrat) hingga pada akhirnya mereka sampai di tempat akhir pembalasan mereka.
Barangsiapa yang beramal baik akan masuk ke surga dan, sebaliknya, yang
beramal buruk akan masuk neraka.

11. IBADAH DAN PEMBENTUKAN PERILAKU POSITIF


11.1. Pengertian dan Hakikat Ibadah
Ibadah merupakan pekerjaan yang harus dilakukan oleh setiap manusia
yang beriman, baik terwujud dalam setiap sikap, gerak-gerik dan tingkah laku
sehari-hari dalam rangka menggapai ridho Allah semata.
Ibadah adalah perendahan diri kepada Allah karena faktor kecintaan dan
pengagungan kepada-Nya dengan cara melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun batin.
Hakikat ibadah dalam islam meliputi semua urusan khidupan dalam semua
lapangan hidup didunia dan akirat. Dengan kata lain, hakikatnya ibadah adalah
ketundukan jiwa yang timbul karena hati (jiwa) merasakan cinta akan allah
sebagai dzat yang disembah dan merasakan kebesaran-Nya.
11.2. Ibadah Maghdah dan Ghairu Maghdah
Ibadah Maghdah (ibadah khusus/langsung) perintah dan larangannya
sudah jelas secara zahir, merupakan manifestasi dari rukun islam. Yang termasuk
ibadah maghdah adalah
1. Shalat
2. Zakat
3. Puasa
4. Haji
5. Umrah
6. Bersuci dari hadats

Ibadah Ghairu Maghdah (ibadah umum/muamalah) bentuknya beragam


dan mengikusi situasi dan kondisi, namun substansi ibadahnya tetap terjaga. Yang
termasuk ibadah ghairu maghdah adalah

1. I’tikaf
2. Wakaf
3. Qurban
4. Shadaqah
5. Aqiqah
6. Dzikir dan Doa
11.3. Menggapai Ibadah yang berkualitas
1. Adanya keinginan yang kuat (azmun adhim)
2. Mutaba’ah kepada jalan rasul
3. Ikhlas dan Lillah Ta’ala
11.4. Menyikapi Ikhtilaf dalam Tata Cara Beribadah
MMenggunakan sumber hukum yang digunakan dalam beribadah: Al-Qu’ran, Al-
Hadits dan Ijtihad

12. HAKIKAT SHOLAT


12.1. Keutamaan Shalat
1. Sholat adalah penyejuk hati dan penghibur jiwa
2. Sholat mencegah perbuatan keji dan munkar
3. Sholat sebagai penolong umat terkait urusan agama dan dunia
4. Pahala dan kebaikan yang besar telah disiapkan untuk hamba-Nya yang
mendirikan sholat
5. Sholat adalah penghubung yang paling kuat antara hamba dengan Rabb-nya
12.2. Shalat Sebagai Tiang Agama
Nabi Muhammad SAW bersabda : “Sholat Adalah Tiang Agama, barangsiapa
yang menegakkannya, maka ia telah menegakkan agamanya dan barangsiapa
yang merobohkannya, berarti ia telah merobohkan agamanya”
12.3. Urgensi Shalat bagi Keberagaman
1. Sholat adalah tiang agama
2. Kewajiban yang terus menerus
3. Ibadah yang akan dihisab pertama kali
4. Akhir perkara yang akan terlepas
5. Wasiat terakhir rasulullah
12.4. Hikmat Disyariatkannya Shalat
Di samping sebagai fondasi keimanan, shalat memiliki keuntungan yang
besar dan pengaruh yang baik bagi setiap muslim yang mengerjakannya dengan
benar. Shalat akan mencapai perolehan keberuntungan yang sangat besar, baik di
dunia maupun di akhirat.
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-
Baqarah [2]:153)
12.5. Ancaman bagi Mereka yang Meninggalkan Shalat
1. Meninggalkan shalat merupakan kekufuran
2. Meninggalkan shalat merupakan kemunafikan
3. Meninggalkan shalat menjadi sebab mendapatkan Su’ul Khatimah
4. Meninggalkan shalat merupakan sebab seorang hamba dipecundangi syaithan
13. MEMBUKA WAWASAN IBADAH MALIYAH
13.1. Deskripsi dan Implementasi Ibadah Maliyah: Mendalami Pengertian
Menuju Pembumian Ajaran
Ibadah maliyah (ibadah harta) merupakan amalan ibadah yang dilakukan
dengan menggunakan sarana harta benda. Ibadah maliyah diperuntukkan kepada
keperluan umat islam, oleh karena itu apabila diberikan kepada non-muslim tidak
dihitung sebagai ibadah maliyah, melainkan hibah (hadiah)
13.2. Mengurangi Ragam Ibadah Maliyah: Menyusuri Makna Meraih Hikmah
13.2.1. Zakat
 Menurut bahasa artinya bersih, suci, berkembang
 Menurut istilah artinya harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh
orang yang beragama islam dan diberikan kepada golongan yang
berhak menerima.
 Jenis Zakat
1. Zakat Mal: 2,5% penghasilan
2. Zakat fitrah: menjelang idul fitri, makanan pokok 2,7 kg
 Ashab/ Golongan/ Mustahiq zakat:
1. Fakir
2. Miskin
3. Amil
4. Musafir
5. Mualaf
6. Hamba Sahaya
7. Gharimin
8. Fi Sabilillah
13.2.2. Infaq
Adalah mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan umat
Misalnya, berinfaq memberi nafkah kepada keluarga, berinfaq kepada
lembaga (misalnya, sekolah atau panti)
13.2.3. Shadaqah (sedekah)
Merupakan infaq yang diberikan kepada individu secara ikhlas semata-
mata hanya mengharapkan ridho Allah sebagai bukti kejujuran dan
kebenaran iman seseorang
13.2.4. DAM
Yaitu denda yang harus dibayarkan saat seseorng melanggar ketentuan
saat ibadah haji atau umrah
13.2.5. Fidyah
- Membayar hutang puasa
- Berupa memberi makan orang miskin sesuai makanan sehari-hari yang
dimakan oleh penebus
13.2.6. Waqaf
waktu, sasaran dan batasan tidak ditentukan
13.2.7. Kifarat
denda yang wajib dibayar untuk menutup suatu perbuatan tententu yang
dilarang oleh Allah (tanda taubat) misalnya, pembunuhan, melanggar
sumpah, menghindari nadzar, dzihar, ila’, dan lain sebagainya

14. PUASA DAN HAJI


14.1. Puasa
- Dapat mendekatkan diri kepada Allah
- Memiliki banyak keutamaan dan manfaat di berbagai segi
- Perintah diturunkan kepada agama sawami
• 1 bulan sebelum kelahiran Isa, Jiril datang untuk membantu Maryam,
Jibril mengatakan: lupakanlah, berbahagialah dirimu, puasa (jangan
mengorol dengan siapapun, jangan bertemu dengan siapapun),
berdzikir, goyangkan pohon kurma sehingga kurma jatuh dan
makanlah
• Puasa Nabi Daud: hari ini puasa, besok tidak, lusa puasa lagi, dan
seterusnya
• Puasa Nabi Musa: saat lari ke laut (dengan cara berdzikir dalam
rangka menahan amarah)
• Puasa Nabi Muhammad: puasa 1 bulan Ramadhan
14.2. Haji (Mabrur dan Mabruroh)
Merupakan ending dari spiritual daily activity yang menyempurnakan rukun islam:
1. Syahadat
2. Sholat
3. Zakat
4. Puasa
5. Haji

Anda mungkin juga menyukai