Ibadah Maliyah adalah amalan ibadah yang dilakukan lebih banyak melalui
harta atau ibadah yang dilakukan dalam bentuk pemberian harta atau yang berhubungan
dengan harta, artinya menggunakan harta yang diberikan Allah untuk segala sesuatu
yang Allah cintai dan yang dipuaskan dengannya. seperti zakat, infak, shadaqah, dan
lain-lain. Ibadah harta (Ibadah Maliyah) adalah investasi amal yang pahalanya tidak
berakhir bahkan setelah kematian orang tersebut, yang dikenal sebagai AmalJariyah.
Harta yang dititipkan kepada manusia hendaknya dijadikan sebagai cadangan bagi Allah
SWT. Harta yang banyak seharusnya mendorong seseorang untuk lebih beribadah
kepada-Nya. Harta yang digunakan sebagai perlengkapan dan alat ibadah berarti harta
yang bermanfaat dan membawa keberkahan bagi harta dan kehidupan tersebut. Dan
kewajiban mensyukuri nikmat harta harus ditunjukkan dengan menggunakan harta
sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT. Pemenuhan kewajiban beribadah kepada
Allah tidak hanya dipenuhi dalam bentuk ibadah fisik, tetapi juga harus dipenuhi dalam
bentuk ibadah harta. Ibadah dengan harta termasuk bagian penting dalam syariat islam.
1. ZAKAT
Zakat berasal dari bentuk kata “zaka” yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh dan
berkembang. Dinamakan Zakat karena mengandung harapan memperoleh berkah,
mensucikan jiwa dan menyuburkannya dengan berbagai kebajikan (Fiqh Sunnah,
Sayyid Sabiq : 5) Pentingnya pertumbuhan menurut zakat menunjukkan bahwa
menunaikan zakat merupakan sebab tumbuh dan berkembangnya harta, pelaksanaan
zakat mendatangkan banyak pahala. Padahal maknanya yang suci menunjukkan bahwa
zakat dimaksudkan untuk membersihkan jiwa dari keburukan, kejahatan dan
membersihkan dosa.
2. INFAQ
Infaq sesungguhnya diambil dari kata anfaqa – yunfiqu yang berarti membiayai
atau mebelanjakan. Infaq adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau
badan usaha diluar zakat untuk kemaslahatan umum ( Menurut Undang –
Undang nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat pada BAB I pasal 1).
Infaq merupakan amalan yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari – hari
seorang muslim.
Sejatinya infak dibagi menjadi dua, ada infak untuk kebaikan, dan
infak untuk keburukan. infak kebaikan ini dilakukan atau dibelanjakan untuk di
jalan Allah, yang juga dengan harta berasal dari hal baik.
Sedangkan infak keburukan contohnya, dijelaskan dalam Surat Al-Anfal Ayat
36, yang artinya sebegai berikut: "Sesungguhnya orang-orang yang kafir
menafkahkan harta mereka untk menghalangi (orang) di jalan Allah. Mereka
akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka
akan dikalahkan. Dan kedalam Jahnnam lah orang – orang kafir itu dikumpulkan
(QS. Al Anfal :36)
3. SHADAQAH
Pengertian shadaqah lebih luas dari sekedar zakat maupun infak. Sebab
shadaqah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta. Namun,
shadaqah mencakup segala amal, atau perbuatan baik. Dalam sebuah Hadist
digambarkan, “ Memberikan senyuman kepada saudaramu adalah sedekah.”
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika
kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari
kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Shadaqah merupakan salah satu amal shalih yang tidak akan terputus pahalanya,
seperti sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim yang artinya : “
apabila seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya,
kecuali 3 perkara yait, shadaqah jariyah, ilmu yang bermafaat, dan anak shalih
yang selal mendoakan kedua orangtuanya”
Pemberian shadaqah kepada perorangan lebih utama kepada orang yan terdekat
dahulu, yakni sanak family atau keluarga, anak – abnak yatim, tetanga dekat,
teman sejawat, dan lain – lain.
Beberapa hikmah dan manfaat yang dapat dirasakan sehari – hari bagi orang –
orang yang memberikan shadaqah sebagai berikut :
f) Mempererat silaturahmi
Harta benda pada hakikatnya hanya milik Allah dan manusia hanya mendapatkan titipan
saja dari Allah yang berfungsi sebagai bekal beribadah kepada Allah SWT. Oleh
karenanya, memiliki banyak harta benda, berbanding lurus dengan lebih banyak
beribadah kepada-Nya. Sebab, harta yang dijadikan sebagai bekal dan sarana ibadah, hal
ini menunjukkan harta benda tersebut bermanfaat, bernilai dan akan membuahkan
berkah kepada harta dan kehidupan yang bersangkutan. Makna spiritual ibadah
maaliyah, seperti zakat, infaq dan shadaqah termasuk ibadah ijtima‟i, yaitu ibadah yang
dilaksanakan dalam rangka memenuhi kemaslahatan sosial. Ibadah maliyah memiliki
fungsi sosial, dengan 156 memberikan ZIS dan lainnya kepada fakir miskin bisa
menjaga keseimbangan hidup atau kesenjangan dan menghindari ketidak adilan sosial.
Di samping itu, ibadah maaliyah juga akan memupuk rasa kasih sayang dan kecintaan
orang kaya (aghniya) kepada yang tidak memiliki harta, sehingga terjalin keterpaduan
antara orang miskin dan orang kaya, serta mengikis segala bentuk kejahatan yang bisa
terjadi dalam masyarakat akibat kesenjangan dan ketidak adilan sosial.
Berinfaq adalah ciri utama orang yang bertaqwa, ciri mukmin yang mengharapkan
keuntungan abadi di akhirat berupa surga. Allah akan melipatgandakan pahala bagi
orang yang berinfaq dan sebaliknya, tidak mau berinfaq sama dengan menjatuhkan diri
ke dalam kebinasaan dan kehancuran. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa makna
spiritual infaq dalam kehidupan merupakan refleksi nilai charity (kedermawanan) yang
memiliki peran penting dalam pranata keagamaan yang memiliki kaitan secara
fungsional terkait pemecahan masalah-masalah kemanusiaan, terutama nasib mereka
yang lemah.
DAFTAR PUSTAKA