Anda di halaman 1dari 34

Nama : Siti Mar’ati Soliha

Nim : 04164382

Kelas : B/KP/VI

A. Pengertian Infaq

Infaq adalah berasal dari kata anfaqa–yunfiqu yang artinya membelanjakan atau
membiayai yang berhubungan dengan usaha realisasi perintah-perintah Allah. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Kelima infaq adalah pemberian (sumbangan) harta
dan sebagainya (selain zakat wajib) untuk kebaikan. Sedangkan menurut istilah infaq
berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan dalam ajaran Islam.

B. Macam-macam Infaq
1. Infaq Mubah
Jenis Infaq mubah merupakan sebuah tindakan mengeluarkan harta untuk perkara
mubah seperti berdagang dan bercocok tanam.
2. Infaq Wajib
Bentuk Infaq wajib merupakan pengeluaran harta untuk perkara yang wajib seperti
membayar mahar (maskawin), menafkahi istri, dan menafkahi istri yang ditalak dan
masih dalam keadaan iddah.
3. Infaq Haram
Jenis Infaq haram merupakan sebuah tindakan mengeluarkan harta dengan tujuan
yang diharamkan Allah, seperti:
a. Infaqnya orang kafir untuk menghalangi syiar Islam
b. Infaqnya orang Islam kepada fakir miskin tapi tidak karena Allah.
4. Infaq Sunnah
Infaq sunnah ini yaitu mengeluarkan harta dengan niat shadaqah. Jenis ini terbagi
kedalam dua kategori, yaitu; infaq untuk jihad dan infaq kepada yang membutuhkan.

C. Kesimpulannya, infaq adalah sebuah kegiatan membelanjakan atau mengeluarkan harta


kita tanpa ada nisab atau ukuran seberapa banyaknya harta yang harus dikeluarkan seperti
zakat. Kamu dapat menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan mu dengan menyisihkan
sebagian uang untuk berinfaq.

Nama : Yanti Susilawati

NIM : 04164389

Kelas : B/KP/VI

MATERI TENTANG SEDEKAH

1. Sedekah

Sedekah (Bahasa Arab:‫ ;صدقة‬transliterasi: sadakah) adalah pemberian seorang Muslim


kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah
tertentu. Sedekah lebih luas dari sekadar zakat maupun infak. Karena sedekah tidak
hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta. Namun sedekah mencakup
segala amal atau perbuatan baik. Dalam sebuah hadis digambarkan, “Memberikan
senyuman kepada saudaramu adalah sedekah.”

2. Keutamaan sedekah

a. Sedekah dapat menghapus dosa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‫والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء‬
‫النار‬

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi,
di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614
Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat atas
dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang
sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang,
mengambil harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah
merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang
demikian ini tidak dibenarkan karena termasuk dalam merasa aman dari makar Allah,
yang merupakan dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:

‫اس فننل ينألنمرن نملكنر ل‬


‫اس إسلل اللقنلورم اللنخاسسررونن‬ ‫أنفنأ نسمرنوا نملكنر ل‬

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dari
azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)[1]

b. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan pada hari akhir.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan

tentang 7 jenis manusia yang mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak
ada naungan lain selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang
mendapatkannya adalah:

‫ حتى ل تعلم شماله ما تنفق يمينه‬،‫رجل تصدق بصدقة فأخفاها‬

“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu


sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan
kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)

c. Sedekah memberi keberkahan pada harta.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ما نقصت صدقة من مال وما زاد ا عبدا بعفو إل عزا‬


“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti
akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)

Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim, An
Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini
mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya.
Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa
dirasakan oleh indra dan kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut
berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan
pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”

d. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.

Allah Ta’ala berfirman:

‫ف لنهرلم نولنهرلم أنلجمر نكسريمم‬


‫ضانع ر‬ ‫ت نوأنلقنر ر‬
‫ضْوا ل‬
‫ان قنلرضْا ا نحنسنا ا ير ن‬ ‫صددسقينن نواللرم ل‬
‫صددنقا س‬ ‫إسلن اللرم ل‬

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan


dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-
gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.”
(Qs. Al Hadid: 18)

e. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.

‫ فمن كان من أهل الصلةا ردعي من ببباب‬:‫ هذا خير‬،‫ نودي في الجنة يا عبد ا‬،‫من أنفق زوجين في سبيل ا‬
‫ ومن كان من أهل الصدقة ردعي من باب الصدقة‬،‫ ومن كان من أهل الجهاد ردعي من باب الجهاد‬،‫الصلةا‬

“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan


dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk
menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka
mendirikan salat, ia akan dipanggil dari pintu salat, yang berasal dari kalangan
mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang
gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666,
Muslim no. 1027)
f. Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫والصدقة برهان‬

“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)

An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu


shadaqah dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi
(kebenaran imannya)”

3. Macam-macam sedekah

a.Tasbih, Tahlil dan Tahmid

b. Amar ma'ruf nahi munkar

c.Bekerja dan memberi nafkah pada sanak keluarganya

d. Membantu urusan orang lain

e.Mendamaikan dua pihak yang berselisih

f. Menjenguk orang sakit

g. Berwajah manis atau memberikan senyuman

h. Berlomba-lomba dalam amalan baik sehari-hari


MATERI ZAKAT
Nama:
1. Sekar Sari
2. Syafitri
3. Wahida Nurkomalasari
Kelas: B/KP/VI

A. Pengertian zakat
Zakat menurut lughot artinya suci dan subur. Sedangkan menurut istilah syara’ yaitu
mengeluarkan dari sebagian harta benda atas perintah Allah, sebagai shadaqah wajib kepada
mereka yang telah ditentukan oleh hukum Islam. Secara harfiah zakat berarti "tumbuh",
"berkembang", "menyucikan", atau "membersihkan". Sedangkan secaraterminologi syari'ah,
zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan
tertentu untuk orang-orang tertentu sebagaimana ditentukan. Zakat merupakan rukun ketiga
dari rukun Islam.

B. Hukum zakat
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang lima, wajib (fardhu) atas setiap muslim yang
telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat mulai diwajibkan pada tahun kedua Hijriah. QS

(2:43) ("Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'").

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,yaitu orang-orang yang khusyu’dalam


sembahyangnya,dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna ,dan orang –orang yang mengeluarkan zakat( QS. Almu’minun 23:1-4)
“Sesungguhnya Allah mewajibkan zakat atas kaum muslimin dari harta-harta mereka,
diambil dari orang-orang kaya mereka dan diserahkan kepada orang-orang miskin dari kalangan
mereka.” (HR. Al-Bukhari dari Abdullah bin Abbasradhiyallahu’anhuma).
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam:
“Islam dibangun di atas lima rukun, dua kalimat syahadat Laa ilaaha illallah dan Muhammad
Rasulullah, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, puasa di bulan Ramadhan dan haji ke
baitullah bagi yang mampu.” (Muttafaqun ’alaihi)
C. Jenis zakat
Zakat terbagi atas dua jenis yakni:
1. Zakat Fitrah
Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadan. Besar zakat ini
setara dengan 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.
Zakat fitrah dilihat dari komposisi kalimat yang membentuknya terdiri dari kata “zakat”
dan “fitrah”. Zakat secara umum sebagaimana dirumuskan oleh banyak ulama’ bahwa dia
merupakan hak tertentu yang diwajibkan oleh Allah terhadap harta kaum muslimin menurut
ukuran-ukuran tertentu (nishab dan khaul) yang diperuntukkan bagi fakir miskin dan para
mustahiq lainnya sebagai tanda syukur atas nikmat Allah swt. Dan untuk mendekatkan diri
kepada-Nya, serta untuk membersihkan diri dan hartanya (Qardhawi, 1996:999). Dengan kata
lain, zakat merupakan kewajiban bagi seorang muslim yang berkelebihan rizki untuk
menyisihkan sebagian dari padanya untuk diberikan kepada saudara-saudara mereka yang sedang
kekurangan.
Sementara itu, fitrah dapat diartikan dengan suci sebagaimana hadits Rasul “kullu
mauludin yuladu ala al fitrah” (setiap anak Adam terlahir dalam keadaan suci) dan bisa juga
diartikan juga dengan ciptaan atau asal kejadian manusia.
Dari pengertian di atas dapat ditarik dua pengertian tentang zakat fitrah. Pertama, zakat fitrah
adalah zakat untuk kesucian. Artinya, zakat ini dikeluarkan untuk mensucikan orang yang
berpuasa dari ucapan atau perilaku yang tidak ada manfaatnya. Kedua, zakat fitrah adalah zakat
karena sebab ciptaan. Artinya bahwa zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap
orang yang dilahirkan ke dunia ini. Oleh karenanya zakat ini bisa juga disebut dengan zakat
badan atau pribadi (Qurthubi, t.th:279)
‫رخلذ سملن أنلمنوالسسهلم ن‬
‫صندقنةا ترطنهدررهرلم نوترنزدكيسهلم بسنها‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka yang dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka.” (At-Taubah: 103)

Zakat fitrah ialah zakat pribadi yang harus dikeluarkan pada bulan Ramadhan atau pada hari raya
fitrah. ”Dari Ibnu ’Abbas ra,ia berkata : Rasulullah Saw, mewajibkan zakat fitrah itu selaku
pembersih dari perbuatan sia-sia dan omongan –omongan yang kotor dari orang yang berpuasa
dan sebagai makannan bagi orang miskin, maka barang siapa yang menunaikannya sebelum
shalat ’Ied itu adalah zakat fitrah yang diterima dan barang siapa yang menunaikannya setelah
shalat ’Ied maka itu hanyalah suatu shadaqah dari shadaah –shadaqah biasa ”. (HR.Abu Dawud
dan Ibnu Majah,dan disahkan oleh Hakim)
Yang wajib dizakati
- Untuk dirinya sendiri; tua, muda, baik laki- laki maupun perempuan
- Orang-orang yang hidup dibawah tanggungannya
”Dari ibnu Umar ra,berkata ia: telah bersabda Rasulullah saw: Bayarlah zakat fithrah orang –
orang yang menjadi tanggunganmu.” (HR.Daruquthni dan Baihaqi)

Syarat-syarat wajib zakat fithrah :


1. Islam
2. Mempunyai kelebihan makanan untuk sehari semalam bagi seluruh keluarga pada waktu
terbenam matahari dari penghabisan bulan ramadhan
3. Orang-orang yang bersangkutan hidup dikala matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan
Untuk zakat fithrah dari seorang yang makanan pokoknya beras tidak boleh dikeluarkan
zakat dari jagung ,walaupun jagung termasuk makanan pokok tetapi, jagung nilainya lebih
rendah dari pada beras. Dilihat dari aspek dasar penentuan kewajiban antara zakat fitrah dan
zakat yang lain ada perbedaan yang sangat mendasar. Zakat fitrah merupakan kewajiban yang
bersumber pada keberadaan pribadi-pribadi (badan), sementara zakat-zakat selain zakat fitrah
adalah kewajiban yang diperuntukkan karena keberadaan harta.

2. Zakat maal (harta)


Zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun sekali yang sudah memenuhi
nishab. Mencakup hasil ternak, emas & perak, pertanian (makanan pokok), harta perniagaan,
pertambangan, hasil kerja (profesi), harta temuan,. Masing-masing jenis memiliki
perhitungannya sendiri-sendiri.

D. Benda yang wajib dizakati

1. Binatang ternak
Jenis binatang yang wajib dikeluarkan zakatnya hanya unta, sapi, kerbau, dan kambing.Dasar
wajib mengeluarkan zakat binatang ternak ialah:
Diberitahukan oleh Bukhari dan muslim dari Abi Dzar, bahwasanya Nabi Saw, bersabda sebagai
berikut:
”Seorang laki-laki yang mempunyai unta,sapi, atau kambing yang tidak mengeluarkan zakatnya
maka binatang –bnatang itu nanti pada hari Kiamat akan datang dengan keadaan yang lebih besar
dan gemuk dan lebih besar dari pada didunia, lalu hewan –hewan itu menginjak-nginjak pemilik
dengan kaki- kakinya. Setiap selesai mengerjakan yang demikian, bintang- binatang itu kembali
mengulangi pekerjaan itu sebagaimana semula, dan demikianlah terus menerus sehingga sampai
selesai Allah menghukum para manusia. ” ( HR: Bukhari )

Syarat bagi pemilik binatang yang wajib zakat tersebut adalah:


a. Islam
b. Merdeka. Seorang hamba tidak wajib berzakat.
c. Milik yang sempurna. Sesuatu yang belum sempurna dimiliki tidak wajib dikeluarkan
zakatnya.
d. Cukup satu nisab
e. Sampai 1 tahun lamanya dipunyai
f. Digembalakan di rumput yang mubah. Binatang yang diumpan (diambilkan makananya) tidak
wajib dizakati.

 Seseorang yang memiliki 5 ekor unta ke atas wajib mengeluarkan zakatnya dengan aturan
sebagai berikut.
1. 5-9 ekor unta zakatnya 1 ekor kambing
2. 10-14 ekor unta zakatnya 2 ekor kambing
3. 15-19 ekor unta zakatnya 3 ekor kambing
4. 20-24 ekor unta zakatnya 4 ekor kambing
5. 25-35 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 1-2 tahun
6. 36-45 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 2-3 tahun
7. 46-60 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 3-4 tahun
8. 61-75 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 4-5 tahun
9. 76-90 ekor unta zakatnya 2 ekor unta berumur 2-3 tahun
10. 91-120 ekor unta zakatnya 2 ekor unta berumur 2-3 tahun
11. 121 ekor unta zakatnya 3 ekor unta berumur 2-3 tahun
Kemudian untuk tiap tiap 40 ekor unta zakatnya 1 ekor unta yang berumur 2-3 tahun dan
untuk tiap tiap 50 ekor zakatnya 1 ekor unta berumur 3-4 tahun.
 Nishab dan zakat sapi atau kerbau
Nishab zakat sapi atau kerbau ialah mulai dari 30 ekor ke atas dengan rincian sebagai berikut:
1. 30-39 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau yang berumur 1- 2
tahun.
2. 40-59 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau betina yang berumur
2-3 tahun.
3. Untuk selajutnya tiap-tiap 40 ekor sapi atau kerbau zakatnya seekor anak sapi atau kerbau
betina yang berumur 2-3 tahun

 Nishab dan zakat kambing


Nishab kambing ialah mulai dari 40 ekor kambing dan zakatnya adalah 1 ekor kambing berumur
2-3 tahun. Selanjutnya diatur sebagai berikut;

a. 40-120 ekor kambing zakatnya 1 ekor kambing berumur 2-3 tahun


b. 121-200 ekor kambing zakatnya 2 ekor kambing berumur 2-3 tahun
c. 201-300 ekor kambing zakatnya 3 ekor kambing berumur 2-3 tahun
d. 301-400 ekor kambing zakatnya 4 ekor kambing berumur 2-3 tahun
e. Untuk selanjutnya setiap bertambah 100 ekor kambing, zakatnya 1 ekor kambing.

2. Emas dan Perak


Nishab emas adalah mitsqal atau sama dengan 93,4 gram, zakatnya 2,5%. Adapun perak
nishabnya adalah 200 dirham atau setara dengan 624 gram, zaktanya 2,5%. Jika emas atau perak
telah mencapai atau melebihi dari ukuran nishab dan haul (satu tahun), berkewajibanlah bagi
pemiliknya untuk mengeluarkan zakat. Demikian juga jika kepemilikan benda itu berlebih,
pemiliknya harus memperhitungkan berapa yang harus dibayarkan. Misalnya, jumlah emas
sebanyak 100 gram, maka perhitungannya adalah 2,5% dikalikan dengan 100 gram= 2,5 gram.
Jadi, zakatnya bukanlah potongan atau bagian dari emas tersebut, melainkan nilai uang yang
setara dengan jumlah emas yang harus dikeluarkan. Zakat emas dan perak wajib dikeluarkan
zakatnya berdasarkan firman Allah:
‫ب أنسليمم ينلونم يرلحنمى نعلنلينها سفي نناسر نجهننلنم فنترلكببنوىَ بسهنببا سجبنبباهرهرلم‬ ‫ضةن نونل يرلنفسرقونننها سفي نسسبيسل ل‬
‫اس فنبندشلرهرلم بسنعنذا م‬ ‫ب نواللفس ل‬‫نواللسذينن ينلكنسرزونن اللذهن ن‬
‫نورجرنوبرهرلم نوظررهوررهرلم هننذا نما نكننلزترلم سلنلنفرسسركلم فنرذورقوا نما ركلنترلم تنلكنسرزونن‬
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada
jalan Allah maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang
pedih pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka jahanam lalu dibakar dengannya
dahi, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu
yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu
simpan itu”.” (At-Taubah: 34-35)

Syarat- syarat wajib zakat emas dan perak sebagai berikut:


a. Milik orang Islam
b. Yang memiliki adalah orang yang merdeka
c. Milik penuh( dimiliki dan menjadi hak penuh )
d. Sampai nishabnya
e. Sampai satu tahun disimpan

 Nisab dan zakat emas


Nishab emas bersih adalah 20 dinar (mitsqal) = 12,5 pound sterling (96 gram ) zakatnya 2,5%
atau seperempat puluhnya. Jadi seorang Islam yang memiliki 96 gram atau lebih dari emas yang
bersih dan telah cukup setahun dimilikinya maka wajiblah ia mengeluarkan zakatnya 2,5% atau
seperempat puluhnya. Seperti yang tercantum dalam hadits:
Dari Ali r.a ia berkata : Rasulullah Saw bersabda : Apabila kamu punya 200 dirham (perak) dan
telah lewat satu tahun, (maka wajib dikelurkan zakatnya) dari padanya 5 dirham ; hingga tidak
ada sesuatu kewajiban zakat bagimu pada sesuatu (emas) sehingga kamu mempunyai 20 dinar
dan telah lewat satu tahun, maka zakatnya 0,5 dinar. Dan pada yang lebih zakatnya menurut
perhitungannya dan pada harta-harta ( emas dan perak) tidak ada hak zakat,kecuali apabila sudah
lewat satu tahun.” HR Abu dawud.

 Nishab dan zakat perak


Nishab perak bersih 200 dirham ( sama dengan 672 gram), zakatnya 2,5 % apabila telah dimiliki
cukup satu tahun . Emas dan perak yang dipakai untuk perhiasan oleh orang perempuan dan
tidak berlebih- lebihan dan bukan simpanan, tidak wajib dikelurkan. zakatnya. Beberapa
pendapat tentang emas yang telah dijadikan perhiasan pakaian: Pendapat imam Abu Hanifah :
berpendapat bahwa emas dan perak yang telah dijadikan perhiasan dikeluarkan zakatnya pula.
Pendapat imam Malik : Jika perhiasan itu kepunyaan perempuan untuk dipakai sendiri atau
disewakan, atau kepunyaan lelaki untuk dipakai isterinya, maka tidak wajib dikeluarkan
zakatnya. Tetapi jika seorang lelaki memilkinya untuk disimpan atau untuk perbekalan dimana
perlu, maka wajiblah dikeluarkan zakatnya

3. Makanan hasil bumi


Hasil bumi yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu yang dapat dijadikan makanan pokok seperti:
padi, jagung, gandum, dan sebagainya. Sedangkan buah- buahan yang wajib dikeluarkan
zakatnya ialah: anggur, dan kurma. Buah-buahan yang wajib dikeluarkan zakatnya sebagaimana
sabda Rasulullah Saw sebagai berikut:
” Tidak ada sedekah (zakat ) pada biji dan kurma kecuali apabila mencapai lima wasaq( 700kg) .
H.R Muslim
QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima
yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).

Syarat-syarat wajib mengeluarkan zakat hasi bumi sebagai berikut:


1. Pemiliknya orang Islam
2. Pemiliknya orang Islam yang merdeka
3. Milik sendiri
4. Sampai nisabnya
5. Makanan itu ditanam oleh manusia
6. Makanan itu mengenyangkan dan tahan lama disimpan lama

Tidak disyaratkan setahun memilki, tetapi wajib dikeluarkan zakatnya pada tiap-tiap
menuai/panen.

 Nishab dan zakat hasil bumi


Nishab zakat hasil bumi ini sesuai dengan sabda nabi:
”Dari Abdullah r.a. nabi Saw bersabda : ”Tanam-tanaman yang diairi dengan air hujan, mata air
atau yang tumbuh dirawa-rawa, zakatnya sepersepuluh (1/10) dan yang diairi dengan tenaga
pengangkutan zakatnya seperduapuluh (1/20).”
( HR.Bukhari)

Nishab hasil bumi yang sudah dibersihkan ialah 5 wasaq yaitu kira- kira 700 kg, sedang
yang masih berkulit nishabnya 10 wasaq= 1400 kg Zakatnya 10% (sepersepuluh ) jika diairi
dengan air hujan, air sungai, siraman air yang tidak dengan pembelian (perongkosan ). Jika diari
dengan air yanng diperoleh dengan pembelian maka zakatnya 5% (seperdua puluh ).
Semua hasil bumi yang sudah masuk, wajib dikeluarkan zakatnya, termasuk yang dikeluarkan
untuk ongkos menuai dan angkutan.
Buah buahan seperti kurma, biji-bijian yang mengeyangkan seperti beras, gandum, dan
yang semisal wajib dikeluarkan zakatnya jika telah mencukupi nishabnya. Zakat buah-buahan
dan biji bijian tidak perlu haul (satu tahun), tetapi dikeluarkan pada waktu panen. Adapun Nishab
dari hasil pertanian ini adalah sebanyak lima wasaq. 1 wasaq= 60 sha`, sehingga 5 wasaq= 300
sha`. 1 sha`= 2.304 kg, sehingga 300 sha`= 691,2 kg= 91 kg 200 gram. Adapun besarnya sakat
yang dikeluarkan ialah berkisar antara 5 s.d 10 % jika, hasil pertaniannya menggunakan air hujan
atau air sungai besar zakatnya ialah 10% dan jika produk menyangkut biaya transportasi, mesin
pompa air, maka wajib dizakatkan 5%.

4. Hasil tambang
Hasil tambang berupa emas dan perak apabila telah sampai memenuhi nishab sebagaimana
nishab emas dan perak, maka harus dikeluarkan zakatnya seketika itu juga, tidak perlu menuggu
satu tahun. Zakat yang wajib dikeluarkan ialah 2,5%. .Barang rikaz itu umumnya berupa emas
dan perak atau benda logam lainnya yang berharga.
Syarat-syaratnya mengeluarkan zakat rikaz:
a. Orang Islam
b. Orang merdeka
c. Milik Sendiri
d. Sampai nishabnya
Tidak perlu persyaratan harus dimilki selama 1 tahun. Nishab zakat barang tambang dan
barang temuan, dengan nishab emas dan perak yakni 20 mitsqa l=96 gram untuk emas dan 200
dirham (672 gram ) untuk perak. Zakatnya masing-masin 2,5%.

5. Harta perniagaan
Barang (harta) perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya mengingat firman Allah :
”Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah
kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya”(QS Al- Baqarah :
267).
Dan sabda Rasulullah: “Dari samurah : “Rasululah Saw, memerintahkan kepada kami agar
mengeluarkan zakat dari barang yang disediakan untuk di jual .” ( HR. Daruquthni dan Abu
Dawud)
Syarat wajibnya zakat perniagaan ialah:
a. Yang memiilki orang Islam
b. Milik orang yang merdeka
c. Milik penuh
d. Sampai nishabnya
e. Genap setahun
Setiap tahun pedagang harus membuat neraca atau perhitungan harta benda dagangan. Tahun
perniagaan di hitung dari mulai berniaga. Yang dihitung bukan hanya labanya saja tetapi seluruh
barang yang diperdagangkan itu apabila sudah cukup nishab, maka wajiblah dikeluarkan
zakatnya seperti zakat emas yaitu 2,5 %.
Harta dagangan yang mencapai jumlah seharga 96 gram emas, wajib dikeluarkan zakatnya
sebanyak 2,5% . Kalau sekiranya harga emas 1gram Rp 100, maka barang dagangan yang
seharga 96x RP 100 = RP.9600, wajib dikeluarkan zakatnya 2,5% = RP 240.
Harta benda perdagangan perseroan, Firma, CV atau perkongsian dan sebagainya, tegasnya
harta benda yang dimilki oleh beberapa orang dan menjadi satu maka hukumnya sebagai suatu
perniagaan.
Kewajiban zakat ini juga mencakup barang-barang yang dipersiapkan untuk dijual seperti
tanah, bangunan, mobil, alat-alat penampung air maupun barang-barang dagangan lainnya.
Adapun bangunan yang disewakan maka kewajiban zakat ada pada uang sewanya (jika mencapai
nishob) dan telah lewat setahun dalam kepemilikan. Demikian pula mobil pribadi maupun mobil
yang disewakan tidak ada kewajiban zakat atasnya karena tidak dipersiapkan untuk dijual tetapi
untuk digunakan. Akan tetapi jika uang hasil disewakannya mobil tersebut atau uang apapun
yang telah mencapai nishob dan telah lewat setahun dalam kepemilikan seseorang maka wajib
untuk dikeluarkan zakatnya, baik uang tersebut dipersiapkan untuk nafkah, atau untuk menikah,
atau untuk dibelikan perabot rumah, atau untuk dibayarkan hutang maupun untuk selainnya.

 Nisab
Nishab adalah ukuran atau batas terendah yang telah ditetapkan oleh syar’i (agama) untuk
menjadi pedoman menentukan kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang memilikinya, jika telah
sampai ukuran tersebut. Orang yang memiliki harta dan telah mencapai nishab atau lebih,
diwajibkan mengeluarkan zakat.

 Syarat-syarat nishab adalah sebagai berikut:


1. Harta tersebut di luar kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang, seperti makanan, pakaian,
tempat tinggal, kendaraan, dan alat yang dipergunakan untuk mata pencaharian.
2. Harta yang akan dizakati telah berjalan selama satu tahun (haul) terhitung dari hari
kepemilikan nishab dengan dalil hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Tidak ada
zakat atas harta, kecuali yang telah melampaui satu haul (satu tahun).” (HR. Tirmidzi, Ibnu
Majah, dihasankan oleh Syaikh al AlBani) Dikecualikan dari hal ini, yaitu zakat pertanian dan
buah-buahan. Karena zakat pertanian dan buah-buahan diambil ketika panen. Demikian juga
zakat harta karun (rikaz) yang diambil ketika menemukannya.
Misalnya, jika seorang muslim memiliki 35 ekor kambing, maka ia tidak diwajibkan zakat
karena nishab bagi kambing itu 40 ekor. Kemudian jika kambing-kambing tersebut berkembang
biak sehingga mencapai 40 ekor, maka kita mulai menghitung satu tahun setelah sempurna
nishab tersebut.

 Cara Menghitung Nishab


Dalam menghitung nishab terjadi perbedaan pendapat. Yaitu pada masalah, apakah yang dilihat
nishab selama setahun ataukah hanya dilihat pada awal dan akhir tahun saja?
Imam Nawawi berkata, “Menurut mazhab kami (Syafi’i), mazhab Malik, Ahmad, dan jumhur,
adalah disyaratkan pada harta yang wajib dikeluarkan zakatnya – dan (dalam mengeluarkan
zakatnya) berpedoman pada hitungan haul, seperti: emas, perak, dan binatang ternak- keberadaan
nishab pada semua haul (selama setahun). Sehingga, kalau nishab tersebut berkurang pada satu
ketika dari haul, maka terputuslah hitungan haul. Dan kalau sempurna lagi setelah itu, maka
dimulai perhitungannya lagi, ketika sempurna nishab tersebut.” (Dinukil dari Sayyid Sabiq dari
ucapannya dalam Fiqh as-Sunnah 1/468). Inilah pendapat yang rajih (paling kuat -ed) insya
Allah. Misalnya nishab tercapai pada bulan Muharram 1423 H, lalu bulan Rajab pada tahun itu
ternyata hartanya berkurang dari nishabnya. Maka terhapuslah perhitungan nishabnya. Kemudian
pada bulan Ramadhan (pada tahun itu juga) hartanya bertambah hingga mencapai nishab, maka
dimulai lagi perhitungan pertama dari bulan Ramadhan tersebut. Demikian seterusnya sampai
mencapai satu tahun sempurna, lalu dikeluarkannya zakatnya. Demikian tulisan singkat ini,
mudah-mudahan bermanfaat.

E. Orang-orang yang Berhak Menerima Zakat


Orang-orang yang berhak menerima zakat hanya mereka yang telah ditentukan Allah swt. Dalam
Al-Qur’an. Mereka itu terdiri atas delapan golongan. Allah Ta’ala telah menjelaskan dalam
kitab-Nya yang mulia tentang golongan-golongan penerima zakat dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, budak (yang mau memerdekakan
diri), orang-orang yang berhutang, orang yang sedang di jalan Allah dan musafir, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (At-
Taubah: 60)
 Yang berhak menerima zakat
1. Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat menjamin 50%
kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari
2. Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat menghasilkanlebih dari 50%
untuk kebutuhan hidupnya tetapi tidak mencukupi
3. ’Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untukmengumpulkan dan membagi-
bagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan hukum Islam
4. Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan jiwanya perlu dibina
agar bertambah kuat imannya supaya dapat meneruskan imannya
5. Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh tuan nya dengan
jalan menebus dirinya
6. Gharimin yaitu orang yang berhutang untuk sesuatu kepentingan yanng bukan maksiat dan ia
tidak sanggup untuk melunasinya
7. Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk menegakkan agama Allah
8. Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam perjalanan dengan maksud baik,
seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama dan sebagainya.

 Yang tidak berhak menerima zakat :


1. Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang yang
kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).
2. Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
3. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami (ahlul bait)
mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
4. Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
5. Orang kafir.
F. Beberapa Faedah Zakat
 Faedah Diniyah (segi agama)
1. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang mengantarkan
seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.
2. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya, akan
menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam ketaatan.
3. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana firman
Allah, yang artinya: “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (QS: Al Baqarah:
276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq “alaih Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam” juga
menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah
berlipat ganda.
4. Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan Rasulullah
Muhammad SAW.
 Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)
1. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi pembayar
zakat.
2. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut kepada
saudaranya yang tidak punya.
3. Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta
maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab
sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat
pengorbanannya.
4. Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.

 Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)


1. Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir miskin
yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.
2. Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi mereka.
Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalahmujahidin fi sabilillah.
3. Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada dalam dada
fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang berkelas
ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaaat bisa
tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang demikian melimpah itu
dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin keharmonisan dan cinta
kasih antara si kaya dan si miskin.
4. Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan
melimpah.
5. Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena ketika harta
dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak pihak yang mengambil
manfaat.

Hikmah Zakat
Hikmah dari zakat antara lain:
1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang miskin.
2. Pilar amal jama’i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da’i yang berjuang
dan berda’wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.
3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
6. Untuk pengembangan potensi ummat
7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.
9. Mendidik jiwa manusia suka berkorban dan membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir dan
bakhil
10. Zakat memberi arti bahwa manusia itu bukan hidup untuk dirinya sendiri;sifat
mementingkan diri sendiri harus disingkirkan dari masyarakat Islam
11. Seorang muslim harus mempunyai sifat-sifat baik dalam hidup perseorangan yaitu murah
hati,penderma, dan penyayang
12. Zakat dapat menjaga timbulnya rasa dengki, iri hati, dan menghilangkan jurang pemisah
antara si miskin dan si kaya
13. Zakat bersifat sosialistis karena meringankan beban fakir miskin dan meratakan nikmat
Allah yang diberikan kepada manusia

G. PRAKTEK ZAKAT DI INDONESIA

Masyarakat di Indonesia biasanya menyalurkan zakat biasa lewat panitia zakat di masjid-
masjid ataupun juga melaui lembaga-lembaga zakat nasional dan swasta yang telah ditunjuk
pemerintah. Dalam penyaluran zakat di Indonesia sepertinya sudah tersalur dengan baik,
masyarakat yang berhak menerimanya pun telah menerima atau bisa dibilang tepat sasaran.

Contoh dari lembaga-lembaga zakat di Indonesia ialah seperti ;


 Dompet Dhuafa Republika
 Rumah Zakat
 Bina Insan Prestasi
 Portal Infaq
 Baitul Maal Hidayatullah
 Baitulmaal Muamalat
 Pos Keadilan Peduli Umat
 Dan lain-lain.

Nama : Sipa Maualni

NIM : 04.16.4381

Kelas : B/KP/VI

INFAQ
Infaq adalah berasal dari kata anfaqa–yunfiqu yang artinya membelanjakan atau membiayai yang
berhubungan dengan usaha realisasi perintah-perintah Allah. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia edisi Kelima infaq adalah pemberian (sumbangan) harta dan sebagainya (selain zakat
wajib) untuk kebaikan. Sedangkan menurut istilah infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta
atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan dalam ajaran Islam.

Oleh karenanya, infaq berbeda dengan zakat, infaq tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang
telah ditentukan secara hukum. Infaq juga tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu,
melainkan dapat diberikan kepada siapapun seperti keluarga, kerabat, anak yatim, orang miskin,
atau orang orang yang sedang dalam perjalanan jauh. Dengan demikian infaq adalah membayar
dengan harta, mengeluarkan dengan harta dan membelanjakan dengan harta. Tujuannya bisa
untuk kebaikan seperti donasi atau sesuatu yang bersifat untuk diri sendiri. Perintah supaya
seseorang membelanjakan harta tersebut untuk dirinya sendiri ada di dalam firman Allah SWT
sebagai berikut:

‫ق رشلح ننلفسسسه فنرأو للنئس ن‬


‫ك هررم اللرملفلسرحونن‬ ‫ان نما الستنطنلعترلم نوالسنمرعوا نوأنسطيرعوا نوأنلنفسرقوا نخلياراسلنلنفرسسركلم ْ نونملن ريو ن‬
‫نفاتلرقوا ل‬

Artinya:

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan
nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. At-Tagabun: 16)

Sedangkan perintah untuk memberi nafkah istri dan keluarga menurut kemampuan juga telah
dijelaskan dalam firman Allah SWT sebagai berikut:

‫ار ننلفاسا إسلل نما آنتانها نسينلجنعرل ل‬


‫ار بنلعدرعلسمر يرلساران ا‬ ‫ف ل‬ ‫لسيرلنفسلق رذو نسنعمة سملن نسنعتسسه ِ نونملن قرسدنر نعلنليسه سرلزقرهر فنلليرلنفسلق سملمآَّنتاهر ل‬
‫ار نل يرنكلد ر‬

Artinya:

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang
disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan
kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. At-Thalaq: 7)
Dalam membelanjakan harta harta itu hendaklah yang dibelanjakan merupakan harta yang baik
dan bukan yang buruk, khususnya dalam menunaikan infaq berdasarkan firman Allah SWT di
dalam surat Al-Baqarah ayat 267 yang berarti:

“Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagaian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah
kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan denagan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah,
bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-Baqarah: 267)

Macam-macam Infaq

Infaq secara hukum terbagi menjadi empat macam, diantaranya adalah sebagai berikut

1. Infaq Mubah

Jenis Infaq mubah merupakan sebuah tindakan mengeluarkan harta untuk perkara mubah seperti
berdagang dan bercocok tanam.

2. Infaq Wajib

Bentuk Infaq wajib merupakan pengeluaran harta untuk perkara yang wajib seperti membayar
mahar (maskawin), menafkahi istri, dan menafkahi istri yang ditalak dan masih dalam keadaan
iddah.

3. Infaq Haram

Jenis Infaq haram merupakan sebuah tindakan mengeluarkan harta dengan tujuan yang
diharamkan Allah, seperti:

a. Infaqnya orang kafir untuk menghalangi syiar Islam

Seperti firman Allah SWT dalam Surat Al-Anfal ayat 36 yang berbunyi:

‫اس فننسيرلنفسرقونننها ثرببلم تنركببورن نعلنليسهببلم نحلسببنرةاا ثرببلم يرلغلنبرببونن ْ نواللببسذينن نكفنببرروا إسلنببلى نجهننلببنم‬ ‫إسلن اللسذينن نكفنرروا يرلنفسرقونن أنلمنوالنهرلم لسين ر‬
‫صددوا نعلن نسسبيسل ل‬
‫يرلحنشررونن‬
Artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk mengahalangi (orang)
dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka,
dan mereka akan dikalahkan. Dan kedalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu
dikumpulkan.” (QS. Al-Anfal [8]: 36)

b. Infaqnya orang Islam kepada fakir miskin tapi tidak karena Allah.

Berdasarkan firman Allah SWT di dalam Surat An-Nisa ayat 38, yang berbunyi:

‫س نونل يرلؤسمرنونن سباللس نونل سباللينلوسم اللسخسر ْ نونملن ينركسن اللشلي ن‬


‫طارن لنهر قنسريانا فننسانء قنسريانا‬ ‫نواللسذينن يرلنفسرقونن أنلمنوالنهرلم سرنئانء اللنا س‬

Artinya:

“Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang
mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-
buruknya.” (QS. An-Nisa [4]: 38)

4. Infaq Sunnah

Infaq sunnah ini yaitu mengeluarkan harta dengan niat shadaqah. Jenis ini terbagi kedalam dua
kategori, yaitu; infaq untuk jihad dan infaq kepada yang membutuhkan.

Kesimpulannya, infaq adalah sebuah kegiatan membelanjakan atau mengeluarkan harta kita
tanpa ada nisab atau ukuran seberapa banyaknya harta yang harus dikeluarkan seperti zakat.
Kamu dapat menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan mu dengan menyisihkan sebagian uang
untuk berinfaq.

Nama: Sofia
Nim : 04164383

Kelas : B/KP/VI

Tugas mulazamah

SEDEKAH

A. Pengertian Shadaqah, Keutamaan, dan Macam-macam Shadaqah

Shadaqah (sedekah) secara umum berarti mengamalkan atau menginfakan harta di jalan
Allah. Namun, kegiatan ini bukan hanya semata-mata menginfakan harta di jalan Allah atau
menyisihkan sebagian uang pada fakir miskin, tetapi shadaqah juga mencakup segala macam
dzikir (tasbih, tahmid, dan tahlil) dan segala macam perbuatan baik lainnya.

Sedekah menurut KBBI berarti pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak
menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi.
Pengertian secara umum shadaqah ialah mengamalkan harta di jalan Allah dengan ikhlas tanpa
mengharapkan imbalan, dan semata-mata mengharapkan ridha-Nya sebagai bukti kebenaran
iman seseorang. Istilah lain sedekah adalah derma dan donasi.

Dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah Ayat 245 disebutkan:

“Barang siapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan
hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat
ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepda-Nya-lah
kamu dikembalikan.”

Ayat tersebut menggambarkan bahwa shadaqah memiliki makna mendermakan atau menyisihkan
uang di jalan Allah swt. Memberi sedekah kepada fakir miskin, kerabat, atau orang lain yang
dilakukan hanya untuk mengaharap ridha Allah maka akan mendapatkan pahala yang berlipat
ganda, baik di dunia maupun di akhirat.

B. Keutamaan sedekah
Selain sebagai bentuk amalan dan kebenaran iman seseorang terhadap perintah Allah swt,
shadaqah memiliki banyak keutamaan dalam pelaksanaannya antara lain:

1. Orang yang bersedekah denga ikhlas akan mendapatkan perlindungan dan naungan Arsy di
hari kiamat.

2. obat bagi berbagai macam penyakit, baik penyakit jasmani maupun rohani.

3. Allah akan melipatgandakan pahala orang yang bersedekah, (QS. Al-Baqarah: 245)

3. Shadaqah merupakan indikasi kebenaran iman seseorang.

4. Sebagai penghapus kesalahan

5. Shadaqah merupakan pembersih harta dan mensucikannya dari kotoran.

6. Shadaqah juga merupakan tanda ketaqwaan, (QS. Al-Baqarah: 2-3)

8. Shadaah adalah perisai dari neraka

9. pelindung di Padang Mahsyar

10. Orang yang bersedekah termasuk kedalam tujuh orang yang dinaungi di akhirat nanti

C. Macam-macam Shadaqah

Berikut merupakan beberapa jenis shadaqah yang bisa kita amalkan sehari-hari:

Tasbih, Tahlil, dan Tahmid

Dari Aisyah r.a, bahwasanya Rasulullah saw. Berkata, “Bahwasanya diciptakan dari setiap anak
cucu Adam tiga ratus enam puluh persendian. Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid,
bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu, duri, atau tulang dari jalanan, amar ma’ruf nahi
mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendian. Dan ia sedang berjalan
pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya dari api neraka.” (HR. Muslim)

D. Cara Bersedekah: Sederhana Membawa Berkah

Manfaat Penting Memberikan Sedekah untuk Anak Yatim di Panti Asuhan


Bekerja dan Memberi Nafkah pada Sanak Keluarganya

Sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-Miqdan bin Ma’dikarib Al-Zubaidi ra,
dari Rasulullah saw. Berkata, “Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan
oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah
seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan
menjadi shadaqah.” (HR. Ibnu Majah)

Shadaqah Harta (Materi)

Sedekah tidaklah mengurangi harta. Sebagaimana Rasulullah saw. Bersabda, “sedekah tidaklah
mengurangi harta.” (HR. Muslim). Meskipun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun
kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan
kelipatan yang amat banyak seperti dalam firman Allah dalam Surah Saba: “Dan barang apa saja
yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki sebaik-
baiknya.” (QS. Saba’: 39).

Nama : Shafira Triasa Firdausy

Nim : 04164380

Pengertian ShadaqahPengertian Shadaqah, Keutamaan, dan Macam-macam Shadaqah

Sedekah menurut KBBI berarti pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak
menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi.
Pengertian secara umum shadaqah ialah mengamalkan harta di jalan Allah dengan ikhlas tanpa
mengharapkan imbalan, dan semata-mata mengharapkan ridha-Nya sebagai bukti kebenaran
iman seseorang. Istilah lain sedekah adalah derma dan donasi.

Dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah Ayat 245 disebutkan:

“Barang siapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan
hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat
ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepda-Nya-lah
kamu dikembalikan.”
Ayat tersebut menggambarkan bahwa shadaqah memiliki makna mendermakan atau menyisihkan
uang di jalan Allah swt. Memberi sedekah kepada fakir miskin, kerabat, atau orang lain yang
dilakukan hanya untuk mengaharap ridha Allah maka akan mendapatkan pahala yang berlipat
ganda, baik di dunia maupun di akhirat.

Selain sebagai bentuk amalan dan kebenaran iman seseorang terhadap perintah Allah swt,
shadaqah memiliki banyak keutamaan dalam pelaksanaannya antara lain:

1. Orang yang bersedekah denga ikhlas akan mendapatkan perlindungan dan naungan Arsy di
hari kiamat.

2. Sebagai obat bagi berbagai macam penyakit, baik penyakit jasmani maupun rohani.

3. Allah akan melipatgandakan pahala orang yang bersedekah, (QS. Al-Baqarah: 245)

4. Shadaqah merupakan indikasi kebenaran iman seseorang.

5. Sebagai penghapus kesalahan

6. Shadaqah merupakan pembersih harta dan mensucikannya dari kotoran.

7. Shadaqah juga merupakan tanda ketaqwaan, (QS. Al-Baqarah: 2-3)

8. Shadaah adalah perisai dari neraka

9. Sebagai pelindung di Padang Mahsyar

10. Orang yang bersedekah termasuk kedalam tujuh orang yang dinaungi di akhirat nanti

Macam-macam Shadaqah

Berikut merupakan beberapa jenis shadaqah yang bisa kita amalkan sehari-hari:

Tasbih, Tahlil, dan Tahmid

Dari Aisyah r.a, bahwasanya Rasulullah saw. Berkata, “Bahwasanya diciptakan dari setiap anak
cucu Adam tiga ratus enam puluh persendian. Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid,
bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu, duri, atau tulang dari jalanan, amar ma’ruf nahi
mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendian. Dan ia sedang berjalan
pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya dari api neraka.” (HR. Muslim)

Bekerja dan Memberi Nafkah pada Sanak Keluarganya

Sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-Miqdan bin Ma’dikarib Al-Zubaidi ra,
dari Rasulullah saw. Berkata, “Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan
oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah
seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan
menjadi shadaqah.” (HR. Ibnu Majah)

Shadaqah Harta (Materi)

Sedekah tidaklah mengurangi harta. Sebagaimana Rasulullah saw. Bersabda, “sedekah tidaklah
mengurangi harta.” (HR. Muslim). Meskipun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun
kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan
kelipatan yang amat banyak seperti dalam firman Allah dalam Surah Saba: “Dan barang apa saja
yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki sebaik-
baiknya.” (QS. Saba’: 39).

Sedekah harta salah satunya bisa kamu lakukan untuk membantu pembangunan lembaga
penghafal Al-Quran, salah satunya adalah Lembaga Tahfidz Quran (LTQ) Al Fatih. Program ini
merupakan saran pembibitan santri penghafal Al-Quran binaan Rumah Yatim Dhuafa. Tujuan
utama dari kegiatan ini adalah memberikan para yatim dhuafa kesempatan untuk belajar gratis.
Dengan bersedekah, kamu bisa bantu wujudkan yatim dhuafa menjadi hafidz Quran melalui
program ini.

Nama : Rizqi Ihsani Maulidiyah

Kelas : B/KP/VI
NIM : 04.16.4377

Tugas : Mulazamah

1. Pengertian Infaq

Infaq adalah berasal dari kata anfaqa–yunfiqu yang artinya membelanjakan atau
membiayai yang berhubungan dengan usaha realisasi perintah-perintah Allah. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Kelima infaq adalah pemberian (sumbangan) harta dan
sebagainya (selain zakat wajib) untuk kebaikan. Sedangkan menurut istilah infaq berarti
mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan dalam ajaran Islam.

Oleh karenanya, infaq berbeda dengan zakat, infaq tidak mengenal nisab atau jumlah
harta yang telah ditentukan secara hukum. Infaq juga tidak harus diberikan kepada mustahik
tertentu, melainkan dapat diberikan kepada siapapun seperti keluarga, kerabat, anak yatim,
orang miskin, atau orang orang yang sedang dalam perjalanan jauh. Dengan demikian infaq
adalah membayar dengan harta, mengeluarkan dengan harta dan membelanjakan dengan
harta. Tujuannya bisa untuk kebaikan seperti donasi atau sesuatu yang bersifat untuk diri
sendiri. Perintah supaya seseorang membelanjakan harta tersebut untuk dirinya sendiri ada di
dalam firman Allah SWT sebagai berikut:

‫سله فنحأوُ للنئلنك حهحم افلحمففللححوُنن‬


‫شحح ننفف ل‬ ‫سنمحعوُا نوُأنلطيحعوُا نوُأنفنفلحقوُا نخفيرراللنفنفح ل‬
‫سحكفم ْ نوُنمفن حيوُ ن‬
‫ق ح‬ ‫ست ن ن‬
‫طفعتحفم نوُا ف‬ ‫نفاَتححقوُا ح‬
‫ان نماَ ا ف‬

Artinya:

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta
taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara
dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. At-Tagabun:
16)
Sedangkan perintah untuk memberi nafkah istri dan keluarga menurut kemampuan juga telah
dijelaskan dalam firman Allah SWT sebagai berikut:

‫ار ننلفاسا إسلل نما آنتانها نسينلجنعرل ل‬


‫ار بنلعدرعلسمر يرلساران ا‬ ‫ف ل‬ ‫لسيرلنفسلق رذو نسنعمة سملن نسنعتسسه ِ نونملن قرسدنر نعلنليسه سرلزقرهر فنلليرلنفسلق سملمآَّنتاهر ل‬
‫ار نل يرنكلد ر‬

Artinya:

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang
disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang
Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”
(QS. At-Thalaq: 7)

Dalam membelanjakan harta harta itu hendaklah yang dibelanjakan merupakan harta yang
baik dan bukan yang buruk, khususnya dalam menunaikan infaq berdasarkan firman Allah
SWT di dalam surat Al-Baqarah ayat 267 yang berarti:

“Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagaian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.
Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya,
padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan denagan memincingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-
Baqarah: 267)

2. Infaq secara hukum terbagi menjadi empat macam,

1. Infaq Mubah

Jenis Infaq mubah merupakan sebuah tindakan mengeluarkan harta untuk perkara mubah
seperti berdagang dan bercocok tanam.

2. Infaq Wajib
Bentuk Infaq wajib merupakan pengeluaran harta untuk perkara yang wajib seperti
membayar mahar (maskawin), menafkahi istri, dan menafkahi istri yang ditalak dan masih
dalam keadaan iddah.

3. Infaq Haram

Jenis Infaq haram merupakan sebuah tindakan mengeluarkan harta dengan tujuan
yang diharamkan Allah, seperti:

a. Infaqnya orang kafir untuk menghalangi syiar Islam

Seperti firman Allah SWT dalam Surat Al-Anfal ayat 36 yang berbunyi:

‫اس فننسيرلنفسرقونننها ثرببلم تنركببورن نعلنليسهببلم نحلسببنرةاا ثرببلم يرلغلنبرببونن ْ نواللببسذينن نكفنببرروا إسلنببلى نجهننلببنم‬ ‫إسلن اللسذينن نكفنرروا يرلنفسرقونن أنلمنوالنهرلم لسين ر‬
‫صددوا نعلن نسسبيسل ل‬
‫يرلحنشررونن‬

Artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk mengahalangi (orang)
dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka,
dan mereka akan dikalahkan. Dan kedalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu
dikumpulkan.” (QS. Al-Anfal [8]: 36)

b. Infaqnya orang Islam kepada fakir miskin tapi tidak karena Allah.

Berdasarkan firman Allah SWT di dalam Surat An-Nisa ayat 38, yang berbunyi:

‫س نونل يرلؤسمرنونن سباللس نونل سباللينلوسم اللسخسر ْ نونملن ينركسن اللشلي ن‬


‫طارن لنهر قنسريانا فننسانء قنسريانا‬ ‫نواللسذينن يرلنفسرقونن أنلمنوالنهرلم سرنئانء اللنا س‬

Artinya:

“Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia,
dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa
yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-
buruknya.” (QS. An-Nisa [4]: 38)
4. Infaq Sunnah

Infaq sunnah ini yaitu mengeluarkan harta dengan niat shadaqah. Jenis ini terbagi kedalam dua
kategori, yaitu; infaq untuk jihad dan infaq kepada yang membutuhkan.

Nama : Sari purwanti


Materi : Sedekah
a. Pengertian
Sedekah ( ‫ ( صذلت‬adalah pemberian sesuatu dari seseorang kepada orang lain karena ingin
mendapatkan pahala dari Allah. (Kitab at-Ta’riat, Syaikh Ali bin Muhammad al-Jurjani-Bab Ṣad)
atau segala bentuk pembelanjaan di jalan Allah. Sementara Muhammad Abdurrauf al-Munawi
mendefinisikan sedekah yaitu suatu perbuatan yang akan tampak dengannya kebenaran iman
(seseorang) terhadap yang ghaib dari sudut pandang bahwa rezeki itu sesuatu yang ghaib.
Dikatakan juga (sedekah) itu ditunjukkan untuk sesuatu di mana manusia saling memaafkan
dengan (sedekah) itu dari haknya. Di antaranya firman Allah: dan diyat yang di serahkan kepada
keluarga (korban) kecuali bila mereka hendak bersedekah (an-Nisa’: 92), maka Allah
menanamkan pemberian maaf (dari keluarga korban) sebagai sedekah (at- Ta’rif: 452-453)7.
b. Macam-macam sedekah
sunah diantaranya sebagai berikut:
a. Memberi nafkah kepada keluarga adalah sedekah
b. Mencari dan menyebarkan ilmu juga sedekah
Dari Hasan ia berkata, Rasulullah bersabda: termasuk sedekahseseorang yang mempelajari
ilmu dan mengamalkannya serta mengajarkannya .( HR. Abu Khaitsamah dari Hasan)
c. Berjalan menuju masjid adalah sedekah
Abu Hurairah berkata bahwa nabi bersabda, ucapan yang baik sedekah dan anda berjalan
menuju masjid itu sedekah. (Abdurrazzaq dan Al-Baihaqi)
d. Shalat berjamaah itu sedekah
Dari Abu Said al-Khudri bahwasanya seorang laki-laki masuk masjid sedangkan rasulullah
sudah shalat bersama para sahabat maka beliau bersabda: siapa yang mau bersedekah untuk
orang ini dan menemaninya shalat lalu berdirilah salah seorang diantara mereka kemudian
shalat bersamanya.(HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi, Hadis Shahih).
e. Meminjam sesuatu harta adalah sedekah
Dari Ibnu Mas’ud sesungguhnya Rasulullah bersabda: tidaklah seorang muslim yang
mneqiradhkan hartanya kepada orang muslim sebanyak dua kali, kecuali perbuatannya seperti
sedekah satu kali.(Musnad sahabat dalam kitab at-Tis’ah,HR.Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
Pada kandungan surat al-Baqarah ayat 271 sedekah dibedakan menjadi 2 yaitu sedekah
secara sembunyi-sembunyi (sirr) dan sedekah secara terang-terangan (jahr). Adapun sedekah
secara sembunyi-sembunyi (sirr) mempunyai 5 makna antara lain:
a. Bahwasanya merahasiakan dari orang yang mengambil sedekah, demi menjaga harga diri
(murua’h) serta menjaga prasangka terungkapnya kebodohan.
b. Menyelamatkan hati dan lidah manusia karena barangkali mereka dengki dengan pemberian
sedekah.
c. Merahasiakan si pemberi.

d. Merahasiakan si penerima sedekah karena menampakkan penerima sedekah terdapat


kerendahan atau penghinaan.
e. Menjaga diri dari syubhat dan syirik25.
Adapun sedekah secara terang-terangan mengandung 4 makna antara lain:
a. Ikhlas, benar dan selamat dari keraguan keadaan dari hal pamer.
b. Menggugurkan pangkat dan kedudukan dan melepaskan diri dari sifat sombong.
c. Bahwasanya orang arif itu tidak mempunyai pandangan kecuali kepada Allah.
d. Menampakkan demi menegakkan sunnah dan bersyukur26.
c. Kutamaan Sedekah
Adapun diantara keutamaan bersedekah yaitu:
1. Melindungi dari bencana, sabda Nabi:
2. Menjadikan harta berkah dan berkembang
3. Melapangkan jalan ke surga, menyumbat jalan ke neraka
4. Sedekah dapat menyembuhkan penyakit.
Rasulullah saw. bersabda, Obatilah penyakitmu dengan sedekah.
5. Sedekah dapat menunda kematian dan memanjangkan umur
6. Mendapatkan pahala dan keutamaan 700 kebaikan
7. Diberikan kemudahan dan jalan keluar oleh Allah

8. Mendapatkan ketenangan dan kelapangan jiwa,


9. Sedekah dapat menutup kesalahan
10. Sedekah mencegah kemalangan dan musibah

Anda mungkin juga menyukai