Anda di halaman 1dari 11

Makalah

fikih
Zakat, infaq, Shadaqah Dan Hibah

Aqbil Fajar Prayoga


X MIPA 3/05

SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta


Makalah Zakat,Infaq,Sadaqah Dan Hibah
Tugas sekolah kali ini akan membahas makalah tentang agama islam
yaitu pengertian Zakat,Infaq,Sadaqah Dan Hibah.

A. ZAKAT

1) Pengertian dan Dasar Hukum Zakat


Zakat adalah memberikan harta yang telah mencapai nisab dan haul
kepada orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu.
Nisab adalah ukuran tertentu dari harta yang dimiliki yang mewajibkan
dikeluarkannya zakat, sedangkan haul adalah berjalan genap satu tahun.
Zakat juga berarti kebersihan, setiap pemeluk Islam yang mempunyai
harta cukup banyaknya menurut ketentuan (nisab) zakat, wajiblah
membersihkan hartanya itu dengan mengeluarkan zakatnya.
Dari sudut bahasa, kata zakat berasal dari kata “zaka” yang berarti
berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Segala sesuatu yang bertambah
disebut zakat. Menurut istilah fikih zakat berarti sejumlah harta tertentu
yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada yang berhak. Orang
yang wajib zakat disebut “muzakki”,sedangkan orang yang berhak
menerima zakat disebut ”mustahiq”.Zakat merupakan pengikat
solidaritas dalam masyarakat dan mendidik jiwa untuk mengalahkan
kelemahan dan mempraktikan pengorbanan diri serta kemurahan hati. Di
dalam Alquran Allah telah berfirman sebagai berikut:
“Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja
yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya
pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu
kerjakan”. Q.S. Al-Baqarah, 2:110
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu
nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”.Q.S. At-Taubah,
9:60.

Adapun harta-harta yang wajib dizakati itu adalah sebagai berikut:


1. Harta yang berharga, seperti emas dan perak.
2. Hasil tanaman dan tumbuh-tumbuhan, seperti padi, gandum, kurma,
anggur.
3. Binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing, dan domba.
4. Harta perdagangan.
5. Harta galian termasuk juga harta rikaz.

Adapun orang yang berhak menerima zakat adalah:


1. Fakir, ialah orang yang tidak mempunyai dan tidak pula berusaha.
2. Miskin, ialah orang yang tidak cukup penghidupannya dengan
pendapatannya sehingga ia selalu dalam keadaan kekurangan.
3. Amil, ialah orang yang pekerjaannya mengurus dan mengumpulkan
zakat untuk dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya.
4. Muallaf, ialah orang yang baru masuk Islam yang masih lemah
imannya, diberi zakat agar menambah kekuatan hatinya dan tetap
mempelajari agama Islam.
5. Riqab, ialah hamba sahaya atau budak belian yang diberi kebebasan
berusaha untuk menebus dirinya agar menjadi orang merdeka.
6. Gharim, ialah orang yang berhutang yang tidak ada kesanggupan
membayarnya.
7. Fi sabilillah, ialah orang yang berjuang di jalan Allah demi
menegakkan Islam.
8. Ibnussabil, ialah orang yang kehabisan biaya atau perbekalan dalam
perjalanan yang bermaksud baik (bukan untuk maksiat).

2). Hikamah Ibadah Zakat


Apabila prinsip-prinsip pengelolaan dan tujuan pengelolaan zakat
dilaksanakan dipegang oleh amil zakat baik itu berupa badan atau
lembaga, dan zakat, infak, dan sedekah dikelola dengan manajemen
modern dengan tetap menerapkan empat fungsi standar manajemen,
tampaknya sasaran zakat, infak maupun sedekah akan tercapai.
Zakat memiliki hikmah yang besar, bagi muzakki, mustahik, maupun
bagi masyarakat muslim pada umumnya. Bagi muzakki zakat berarti
mendidik jiwa manusia untuk suka berkorban dan membersihkan jiwa
dari sifat kikir, sombong dan angkuh yang biasanya menyertai pemilikan
harta yang banyak dan berlebih.
Bagi mustahik, zakat memberikan harapan akan adanya perubahan
nasib dan sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan suudzan
terhadap orang-orang kaya, sehingga jurang pemisah antara si kaya dan
si miskin dapat dihilangkan.
Bagi masyarakat muslim, melalui zakat akan terdapat pemerataan
pendapatan dan pemilikan harta di kalangan umat Islam. Sedangkan
dalam tata masyarakat muslim tidak terjadi monopoli, melainkan sistim
ekonomi yang menekankan kepada mekanisme kerja sama dan tolong-
menolong.
B. INFAQ

a) Pengertian infaq
Secara lughawi (etimologis) infaq berasal dari akar kata n-f-q ‫نفض‬
yang berarti membelanjankan harta.Dalam istilah fiqih infaq (infak)
adalah mengeluarkan atau membelanjakan harta yang baik untuk perkara
ibadah (mendapat pahala) atau perkara yang dibolehkan.
Dari pengertian di atas, maka menafkahi anak istri termasuk daripada
infaq.
Infaq secara hukum terbagi menjadi: (a) Infaq mubah; (b) infaq wajib;
(c) infaq haram; (d) infaq sunnah.

a. Infaq Mubah
Mengeluarkan harta untuk perkara mubah seperti berdagang,
bercocok tanam seperti tersebut dalam QS Al-Kahfi 18:43 ‫َو ُأِح يَط ِبَثَم ِر ِه‬
‫َفَأْص َبَح ُيَقِّلُب َك َّفْيِه َع َلى َم ا َأنَفَق ِفيَها‬

b. Infaq Wajib
Mengeluarkan harta untuk perkara wajib seperti
(i) membayar mahar (maskawin) seperti disebut dalam QS Al-
Mumtahanah :10 ‫َو اْس َأُلوا َم ا َأنَفْقُتْم َو ْلَيْس َأُلوا َم ا َأنَفُقو‬.
(ii) menafkahi istri (QS An-Nisa 4:34 ‫الِّر َج اُل َقَّو اُم وَن َع َلى الِّنَس اء ِبَم ا َفَّض َل ُهَّللا‬
‫)َبْع َض ُهْم َع َلى َبْع ٍض َو ِبَم ا َأنَفُقوْا ِم ْن َأْم َو اِلِهْم‬.
(iii) Menafkahi istri yang ditalak dan masih dalam keadaan iddah
c. Infaq Haram
Mengeluarkan harta dengan tujuan yang diharamkan oleh Allah
yaitu:
(i) Infaqnya orang kafir untuk menghalangi syiar Islam. QS Al-Anfal
8:36 ‫ِإَّن اَّلِذ يَن َكَفُروْا ُينِفُقوَن َأْم َو اَلُهْم ِلَيُص ُّد وْا َعن َس ِبيِل ِهَّللا َفَس ُينِفُقوَنَها ُثَّم َتُك وُن َع َلْيِهْم َح ْس َر ًة‬
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta
mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan
menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan
mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang
kafir itu dikumpulkan,
(ii) Infaq-nya orang Islam kepada fakir miskin tapi tidak karena Allah.
QS An-Nisa' 4:38 ‫َو اَّلِذ يَن ُينِفُقوَن َأْم َو اَلُهْم ِر َئاء الَّناِس َو َال ُيْؤ ِم ُن وَن ِباِهَّلل َو َال ِب اْلَيْو ِم اآلِخ ِر‬
‫َو َم ن َيُك ِن الَّش ْيَطاُن َلُه َقِر يًنا َفَس اء َقِر يًن‬
Artinya: Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka
karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman
kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil
syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang
seburuk-buruknya.
C. SADAQAH
Secara etimologi, kata shodaqoh berasal dari bahasa Arab ash-
shadaqah. Pada awal pertumbuhan islam, shodaqoh diartikan dengan
pemberian yang disunahkan (sedekah sunah).Sedangkan secara
terminologi shadaqah adalah memberikan sesuatu tanpa ada tukarannya
karena mengharapkan pahala dari Allah Swt.
Shodaqoh lebih utama apabila diberikan pada hari-hari mulia, seperti
pada hari raya idul adha atau idul fitri. Juga yang paling utama apabila
diberikan pada-pada tempat-tempat yang mulia, seperti di Mekkah dan
Madinah.
Dari pengertian tadi, dapat diartikan bahwa shodaqoh merupakan
ibadah yang sifatnya lentur. Ia tidak dibatasi oleh waktu ataupun batasan
tertentu. Dengan demikian tidak ada waktu khusus untuk bersedekah.
Begitu juga, dalam sedekah tidak ada batasan minimal. Nabi saw.
Bersabda: ”bersedekahlah walaupun dengan sebutir kurma, karena hal
itu dapat menutup dari kelaparan dan dapat menghapuskan kesalahan
sebagaimana air memadamkan api.”(HR. Ibnu Mubarak).

Adapun pakar fiqh membagi beberapa contoh bersedekah ialah:


1. Memberikan suatu dalam bentuk materi kepada orang miskin.
2. Berbuat baik kepada orang lain
3. Berlaku adil dalam mendamaikan orang yang bersengketa.
4. Membantu orang yang akan menaiki kendaraan yang akan
ditumpanginya.
5. Memberi senyuman kepada orang lain, dsb.
Bershadaqah berarti memberikan sebagian harta yang kita miliki
kepada pihak orang lain secara ikhlas dan suka rela, dan karena semata-
mata mengharapkan pahala dari Allah SWT
Shadaqah merupakan salah satu amal shaleh yang tidak akan terputus
pahalanya, seperti sabda Rasulullah SAW:
Artinya: "Apabila seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah
semua amalnya kecuali tiga perkara, shadaqah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, anak shaleh yang selalu mendo'akan kedua orang tuanya".
(HR. Muslim)
Pemberian shadaqah kepada perorangan lebih utama kepada orang
yang terdekat dahulu, yakni sanak famili dan keluarga, anak-anak yatim
tetangga terdekat, teman sebaya, dan seterusnya.Dalam kehidupan
sehari-hari biasa disebut sedekah.Hukum shadaqah ialah sunnah.
1. Orang yang berhak menerima sedekah
2. Orang-orang nyang saleh atau orang-orang yang ahli dalam kebaikan.
3. Orang yang paling dekat dari kita.
4. Orang yang sangat membutuhkan.
5. Orang kaya, keturunan Bani Hasyim, Orang kafir, dan fasik.
6. Sedekah kepada jenazah.

D. HIBAH

1. Pengertian khibah
Hibah ialah pemberian harta dari seseorang kepada orang lain dengan
alih pemilikan untuk dimanfaatkan sesuai kegunaannya dan langsung
pindah pemilikannya saat akad hibah dinyatakan.

2. Pendapat ulama fiqih tentang hibah


a. Menurut mazhab hanafi adalah benda dengan tanpa ada syarat harus
mendapat imbalan ganti, pemberian dilakukan pada saat si pemberi
masih hidup dan benda yang akan diberikan itu adalah syah milik
Pemberi.
b. Menurut mazhab Maliki adalah memberikan suatu zat materi tanpa
mengharap imbalan dan hanya ingin menyenangkan orang yang
diberinya tanpa mengharap imbalan dari Allah. Hibah menurut Maliki
ini sama dengan dengan hadiah. Dan apabila pemberian itu semata-mata
untuk meminta ridha Allah dan mengharapkan pahala maka ini
dinamakan sedekah
c. Menurut madzhab Hambali hibah adalah memberikan hak memiliki
sesuatu oleh seseorang yang dibenarkan tasarrufnya atas suatu harta baik
yang dapat diketahui atau karena susah untuk mengetahuinya tapi harta
itu ada wujudnya untuk diserahkan. Pemberian itu bersifat tidak wajib
dan dilakukan pada waktu Pemberi masih hidup dengan tanpa adanya
syarat imbalan.
3. Dasar Hukum Hibah
Hibah adalah seperti hadiah, Hukum hibah adalah mubah ( boleh ),
sebagaimana sabda Rasulullah sebagai berikut :
Artinya : "Dari Khalid bin Adi sesungguhnya Nabi SA W telah bersabda
"siapa yang diberi kebaikan oleh saudaranya dengan tidak berlebih-
Iebihan dan tidak karena diminta maka hendaklah diterima jangan
ditolak. Karenasesungguhnya yang demikianitumerupakanrizki yang
diberikanoleh Allah kepadanya". (HR. Ahmad )
4. Kepemilikan Barang yang Dihibahkan
Harta yang diberiakan lewat hibah langsung beralih kepemilikan dari
pemberi hibah kepada pihak kedua yang menerimanya. Namun, dalam
hibah masih ada peluang untuk umenarik kembali, yakni hibah yang
diberikan seorang ayah kepada anaknya. Jika seorang ayah melihat
bahwa dengan hibah tersebut, seorang anak justru menjadi lebih nakal
(terjerumus dalam kehidupan yang tidak diridhai Allah SWT) dan makin
tidak teratur, si ayah boleh menarik kembali hibahnya. Selain hibah ayah
terhadap anaknya, pemberi hibah tidak boleh menarik hibahnya kembali.
[5]

5. Hukum Hibah
a. Wajib
Hibah yang diberikan kepada istri dan anak hukumnya wajib sesuai
kemampuannya. Hal itu didasarkan pada anak dan istri menjadi
tanggung jawab suami. Agar tidak menimbulkan rasa iri, sebaiknya
hibah kepada anak diberikan adil.
b. Haram
Hibah menjadi haram hukumnya apabila harta yang telah dihibahkan
ditarik kembali. Hukum haram menarik kembali hibah ini tidak belaku
bagi hibah seorang ayah kepada salah seorang anaknya. Jadi,
diperbolehkan seorang ayah menarik kembali hibah yang diberikan,
mengingat anak dan harta itu sebenarnya adalah milik ayah.
c. Makruh
Menghibahkan sesuatu dengan maksud mendapatkan imbalan sesuatu,
baik berimbang maupun lebih banyak hukumnya makruh. Misalnya,
orang muslim menghibahkan sesuatu kepada orang lain dengan maksud
orang tersebut membalasnya dengan pemberian yang lebih besar.
Al-Qur’an surat ar-Rum ayat 39 membicarakan masalah zakat.
Namun, pada ayat tersebut dapat diambil pelajaran secara umum (selain
zakat). Orang yang menghibahkan sesuatu hendaknya dengan niat ikhlas
untuk membantu orang yang kekurangan. Apabila menghibahkan
sesuatu dangan memperoleh pengambilan, pada hakikatnya tidak
menolong melainkan memeras. Dengan demikian, bukan pahala yang
diterima, tetapi dosa.

A. Kesimpulan
Shadaqah adalah memberikan sesuatu tanpa ada tukarannya karena
mengharapkan pahala di akhirat.
Infaq ialah memberikan sesuatu hak milik kepada orang lain untuk
memilikinya dengan masud berbuat baik dan yang dilakukan dalam
masa hidup yang memberi. Hadiah adalah pemberian sesuatu kepada
seseorang dengan maksud untuk mmnuliakan atau memberikan
penghargaan. Adapun mengenai rukun dan syarat ialah sama seperti
yang telah dibahas di atas.
Perbedaan shadaqah dengan infak, bahwa shadaqah lebih bersifat
umum dan luas, sedangkan infak adalah pemberian yang dikeluarkan
pada waktu menerima rizki atau karunia Allah. Namun keduanya
memiliki kesamaan, yakni tidak menentukan kadar, jenis, maupun
jumlah, dan diberikan dengan mengharap ridha Allah semata
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat
bagi siapa saja yang membacanya. Apabila ada kesalahan dari segi isi
maupun dalam penulisan, itu merupakan kelemahan serta kekurangan
kami sebagai insan biasa.
Hikmah dan manfaat infaq adalah sebagai realisasi iman kepada
Allah, merupakan sumber dana bagi pembangunan sarana maupun
prasarana yang dibutuhkan umat Islam, menolong dan membantu kaum
du’afa. Sedangkan hikmah shadaqah antara lain : Menumbuhkan
ukhuwah Islamiyah, Dapat menghindarkan dari berbagai bencana dan
Akan dicintai Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai