Anda di halaman 1dari 12

B.

PERHITUNGAN DAN KETENTUAN MASING-MASING HARTA BENDA


DALAM ZAKAT
a. pengertiang zakat
Zakat merupakan salah satu rukun islam yang kelima dan ia adalah ibadah
"mahdhah" dalam bidang materi Karena Zakat termasuk ibadah mahdhah, maka
dasar pensyari'atannya dikukuhkan al-Qur'an dan al-Sunnah dengan banyak
keterangan tambahan tentang himbauan, ajakan dan pahala balasan bagi yang
melaksanakannya. Sebaliknya, ancaman ringan berupa celaan bahkan ancaman-
ancaman keras pun turut serta dimunculkan dalam deretan beberapa ayat dan
diperuntukkan kepada mereka yang mengabaikan, apalagi melalaikannya dengan
sengaja. Selain keterangan al-Qur'an dan al-Sunnah sebagai dasar legalitas
hukum zakat, di dalam buku ini dimuat pula hikmah atau rahasia pensyari'atannya di
samping tentu tujuan zakat itu sendiri. Dan untuk melengkapi keterangan yang ada,
ditambahkan juga uraian tentang jenis-jenis harta yang wajib dizakati dengan
modifikasi penyebutan beberapa jenis harta yang diperoleh atau dihasilkan selain jenis
harta yang diterangkan oleh nash al-Qur'an dan al-Sunnah pada masa sekarang dan
atau masa yang akan datang.
Oleh karenanya, jenis pekerjaan yang menghasilkan dan atau jenis harta
produktif yaitu yang dapat diperkembangkan berdasar qiyas, juga diwajibkan atasnya
zakat. Bahkan bentuk-bentuk harta simpanan berarti seperti uang deposito, saham,
obligasi, dan semacamnya yang sengaja diamankan dari kehancuran, kebakaran,
perampokan, dan lain-lain di bank, wajib pula dikenakan zakat walau secara riil
terjadi perbedaan pemahaman tentang status bunga (kelebihan) darinya.Analisis
syarat yang penulis pahami mengenai uang deposito dan berbagai-bagai jenisnya
adalah berperan sebagai pemodal yang mendapat perlindungan hukum penuh dari
undang-undang Negara guna andil menyemarakkan aktifitas ekonomi bagi para
pengusaha. Dan dari sisi yang lain, para peminjam uang di bank adalah mereka yang
punya keahlian usaha dengan modal terbatas, kemudian keduanya mengadakan
hubungan kerjasama dan membagi keuntungan sesuai aturan pasar yang berlaku,
Pihak bank pun melakukan pembagian keuntungan dengan para nasabah. Jadi,
keuntungan yang ada sesungguhnya diproyeksikan bagi biaya operasional itu,
sehingga pihak nasabah yang memperoleh kelebih pemerintah pun mengatur
pengelolaannya melalui undang-undang RI No. 38 Tahun 1999 dan keputusan
Menteri Agama tentang pelaksanaan undang-undang tersebut.
Karya ini adalah sumbangan pemikiran kepada umat islam. Dan uraian di
dalamnya merupakan bahagian terkecil dari banyak hal yang belum terungkap oleh
suatu sebab dan lainnya. Penulis berharap akan ada kelanjutan pembahasan dari para
ahli di bidangnya dengan saling mengisi informasi dan melengkapi beberapa data
aktual demi hajat umat terhadap pemahaman tentang zakat, Zakat yang berarti
pertumbuhan dan pertambahan serta kesucian merupakan bagian tertentu dari harta
tertentu pada waktu tertentu dan didistribusikan kepada para pihak tertentu juga.
Dikatakan tumbuh dan bertambah karena berzakat berarti mengurangi timbangan
kejahatan dan memperberat timbangan kebajikan, Zakat merupakan salah satu rukun
Islam yang kelima dan kedudukannya ditempatkan pada bagian kewajiban agama
dengan keutamaan dan manfaat sosial, Terhadap pelaksanaan kewajiban agama
berupa zakat ditentukan syarat-syarat "muzakki" (orang yang berzakat) dan juga
syarat-syarat harta yang dizakati. Pada pembahasan di bab zakat, dikupas juga
penjelasan tentang "asnaf" atau mereka yang berkewajiban mengeluarkan zakat,
Untuk lebih mengetahui dan mengenal zakat dengan berbagai seluk beluknya, akan
dikupas beberapa persoalan antara lain: pengertian zakat, syarat-syarat berzakat,
semacamnya.

b. pengertian perhitungan dan cara membayar zakat


Umat Islam memiliki lima rukun Islam. Syahadat, sholat, zakat, puasa dan
pergi haji bila mampu. Pada bulan ramadhan, selain berpuasa, umat Islam juga harus
membayar zakat. Zakat dimaknai sebagai bentuk dari kepedulian untuk orang-orang
yang kurang mampu. Membayar zakat ini bertujuan supaya keberkatan dan
kemenangan di hari Idul Fitri bisa dirasakan oleh semua umat Islam termasuk mereka
yang kurang mampu.
Umumnya ada dua jenis zakat yang harus dibayar pada bulan Ramadhan yaitu zakat
fitrah dan zakat mal. Namun, ada juga zakat penghasilan yang bisa ditunaikan setiap
bulan atau dibayar per tahun. Jika kamu masih bingung bagaimana perbedaan zakat
fitrah dan zakat mal, atau bagaimana cara menghitung dan membayar zakat, simak
tulisan mengenai zakat di bawah ini.
Zakat secara bahasa adalah bentuk masdar dari kata dasar (bersih). Zakat
diterjemahkan "barakah" tumbuh, suci/bersih dan maslahah. Sesuatu itu, 'zaka' berarti
tumbuh dan berkembang, sedang seseorang yang dikatakan 'zaka' berarti orang ini
baik, Dalam kitab-kitab fikih, perkataan zakat diartikan suci, tumbuh dan berkembang
serta berkah. Jika pengertian ini dihubungkan dengan harta, secara menurut islam
harta tersebut (yang sudah dizakati) akan tumbuh dan berkembang, suci serta berkah,
Apabila dikupas pengertian menurut bahasa sebagaimana telah dikemukakan, maka
akan timbul beberapa makna, antara lain:
a) Menumbuh-kembangkan tanaman amal di akhirat, dan secara otomatis di
dunia dapat langsung dirasakan oleh para penerima zakat.
b) Bertambahnya kebaikan antara muzakki (orang yang berzakat) dan orang
yang menerima zakat adalah dalam hal 'silaturahmi'.
c) Membersihkan sikap egois dalam jiwa, seperti isyarat al-Qur'an dalam surat
At-Taubah, 9:60; ‫إنما الصدقات للفقراء والمسكين والعاملين عليها والمؤلفة قلوبهم وفي الرقاب‬
d) ‫ والغرمين وفي سبيل هللا وابن السبيل فريضة من هللا وهللا عليه حكيم‬Artinya: "Sesungguhnya
zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) hamba sahaya, orang orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan. Sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana".
e) Memberikan identitas kebaikan seseorang yang telah berzakat. Allah SWT
telah berfirman dalam surat Al-Anbiyaa, 21:73; Artinya: "Dan kami telah
menjadikan mereka pemimpin-pemimpin yang memimpin manusia dengan
perintah kami wahyukan kepada mereka agar mengerjakan kebajikan,
mendirikan shalat, membayar zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu
menyembah".
Pengertian zakat menurut istilah diungkap dengan ungkapan:
‫ في وقت مخصوص يصرف في جهات مخصوصة‬,‫ من مال مخصوص‬,‫حصة مقدرة‬
Artinya: "Ukuran yang telah ditetapkan terhadap kepemilikan harta tertentu dalam
hitungan waktu khusus yang didistribusikan kepada pihak tertentu".
‫مال الزكاة اسم للخذشيء مخصوص من مخصوص على اوصاف مخصوصة لطائفة مخصوصة‬.
Artinya: "Zakat adalah sebutan bagi bentuk pengambilan sesuatu dari harta tertentu
berdasar sifat-sifat yang telah ditentukan dan diperuntukkan golongan tertentu pula".
Ukuran tertentu yang ditetapkan atas harta disebut "zakat" dan penyebutan itu
disebabkan adanya pengekangan terhadap gejolak jiwa yang selalu berorientasi
negatif sebagai penyakit masyarakat. Melalui zakat, jiwa orang yang melakukannya
bersih secara batin, karena ia tidak lagi menganggap harta adalah segalanya dan harta
tidak menjamin seseorang bahagia, akan tetapi, dengan berzakat, seseorang yang telah
melaksanakannya menyadari sepenuh hati bahwa harta yang didapat hanya sekedar
pendukung kearah terlaksananya tugas pokok manusia yaitu "beribadah" kepada Allah
SWT, semata, Fungsi zakat sebagai pembersih jiwa sesuai dengan firman Allah SWT
dalam surat At-Taubah, 9.103;
‫خذ من أموالهم صدقة تطهرهم وتركهم بها وصلي عليهم ان‬
)2( ‫صلونت مسكن لهم وهللا سميع عليم‬
Artinya: "Ambillah zakat dari sebahagian harta mereka, dengan zakat itu engkau
membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doa engkau itu menjadi ketentraman bagi jiwa mereka. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.
Dalam surat Ar-Ruum, 30:39;
‫وما اليشم مين بهالبريوا في أموال الناس فال يربوا عند هللا وما‬
5 ‫انیشم من تكون فریدون وجه هللا أوليك هم الشيفون‬
Artinya: "Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka
(yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya)."Dalam surat Ash-Shams, 91:9-10;
2 ‫)قد أفلح من ركنها )) وقد خاب من دستها‬
Artinya: "sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya,"
Zakat dari istilah (fiqih) berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah
SWT dan diserahkan atau disalurkan kepada mereka yang berhak (al-mustahiq)bdi
samping mengeluarkan jumlah tertentu itu berarti sendiri. Penyebutan zakat dengan
makna bertambah karena membuat lebih berarti terutama bagi orang-orang yang
menghajatkan, Dengan demikian, zakat merupakan sarana atau pengikat yang kuat
dalam membina hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antar sesama
manusia (kaya dan miskin) Islam telah memberikan tuntunan bagi kehidupan manusia
dan zakat adalah salah satu bentuk cara hidup sosial yang peduli sesama manusia,
dimana zakat berfungsi sebagai jembatan untuk mempererat hubungan kasih sayang
antar umat manusia. Selain itu, zakat adalah bukti kongkrit ajaran islam tentang
persaudaraan dan ajang tolong-menolong. Oleh karenanya, zakat mempunyai arti dan
fungsi dalam kehidupan, sehingga dalam pelaksanaannya menuntut adanya suatu
lembaga khusus pemungutan dan penyaluran. yang menangani

c. dasar hukum zakat


Zakat sebagai salah satu rukun islam yang lima memiliki rujukan atau landasan kuat
berdasar al-Qur'an dan al-Sunnah. Berikut ini adalah dalil - dalil yang memperkuat
kedudukannya.
a) Dalil al-Qur'an.
"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. At Taubah, 9 : 60)
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."(QS. At-Taubah, 9 : 71)
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui."(QS. At-Taubah, 9 : 103)
b) Dalil Sunah
"Dari Abdullah bin Musa ia berkata, Khanzalah bin Abi Sofyan menceritakan kepada
kami dari Ikrimah bin Khalid dari Ibnu Umar r.a, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda: Islam didirikan atas lima dasar yaitu:
1) Persaksian bahwa tiada tuhan selain Allah
2) Menegakkan shalat
3) Membayar zakat
4) Menjalankan puasa ramadhan dan
5) Melaksanakan ibadah haji bagi yang berkemampuan."
"Dari Ibnu Abbas r.a, bahwa Rasulullah SAW ketika mengutus Muadz ke Yaman
beliau berpesan: "Hai Muadz, engkau hendak mendatangi sekelompok kaum dari
kalangan Ahli Kitab (di Yaman), maka mula-mula yang harus engkau lakukan adalah:
Ajak mereka untuk bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku Muhammad
adalah utusan-Nya;
1) Apabila mereka mentaati dan mengikuti engkau, maka beritahu kepada
mereka bahwa Allah SWT telah mewajibkan atas mereka shalat lima kali
sehari semalam;
2) Setelah itu jika mereka mengikuti perintahmu mendirikan shalat,
beritahukan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka
untuk membayar zakat yang diambil dan dihimpun dari orang-orang kaya
diantara mereka lalu diserahkan atau didistribusikan kepada orang-orang
miskin mereka;
3) Apabila mereka telah mentaati engkau, maka hendaklah engkau
melindungi harta mereka;
4) Hendaklah engkau takut dan berhati-hati terhadap doa orang yang
teraniaya, karena tidak ada penghalang antara doa orang yang teraniaya
dengan Allah"
c) Ijma
Sepeninggal Nabi SAW dan tampuk pemerintahan dipegang Abu Bakar,
timbul kemelut seputar keengganan membayar zakat sehingga terjadi peristiwa
"perang riddah". Kebulatan tekad Abu Bakar sebagai khalifah terhadap penetapan
kewajiban zakat didukung penuh oleh para sahabat yang kemudian menjadi ijma.

SYARAT WAJIB ZAKAT


Harta yang wajib dizakati haruslah harta yang baik dan halal, Allah SWT
berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 267 :
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk
kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya. dan Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji."
Dan dalil hadist dalam Shahih Bukhari terdapat satu bab yang menguraikan bahwa
sedekah atau zakat tidak akan diterima dari harta yang ghulul, dan tidak akan diterima
pula kecuali dari hasil usaha yang halal dan bersih, Harta wajib zakat juga haruslah
harta yang bernilai dan berpotensi berkembang. Dalam terminologi fiqhiyyah,
menurut Yusuf Qardhawi, pengertian berkembang itu terdiri dari dua macam: yaitu
yang kongkrit dan tidak kongkrit. Yang kongkrit dengan cara dikembangkan, baik
dengan investasi, diusahakan dan diperdagangkan. Yang tidak kongkrit, yaitu harta itu
berpotensi berkembang, baik yang berada di tangannya maupun yang berada di tangan
orang lain tetapi atas namanya. Adapun harta yang tidak berkembang seperti rumah
yang ditempati, kendaraan yang digunakan, pakaian yang dikenakan, alat-alat rumah
tangga, itu semua merupakan harta yang tidak wajib di zakati kecuali menurut para
ulama semua itu berlebihan dan di luar kebiasaan, maka dikenakan zakatnya.
Seseorang tidak diwajibkan berzakat selama ia belum mampu memenuhi kewajiban
pokoknya.
Menurut para ulama yang dimaksud dengan kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang
jika tidak terpenuhi akan menyebabkan kerusakan dan kemelaratan dalam hidup. Para
ulama telah memasukkan syarat ini sebagai syarat kekayaan wajib zakat karena
biasanya orang yang mempunyai kelebihan kebutuhan pokoknya maka orang tersebut
dianggap mampu dan kaya. Kebutuhan pokok yang dimaksud itu meliputi makanan,
pakaian dan tempat tinggal, Zakat juga mensyaratkan seseorang harus terbebas dari
hutang. Syarat ini merupakan penguat syarat kekayaan wajib zakat yang harus
merupakan kepemilikan penuh. Karena dengan adanya hutang, berarti harta yang kita
miliki masih bercampur harta milik orang lain, maka apabila kita ingin mengeluarkan
zakat sedangkan kita masih mempunyai hutang, maka harus kita lunasi terlebih
dahulu hutang-hutang yang kita miliki. Apabila setelah dibayarkan hutang-hutangnya
tapi kekayaannya masih mencapai nishab, maka wajib untuk mengeluarkan zakat, tapi
sebaliknya apabila tidak mencapai nishab setelah dilunasi hutang-hutang maka tidak
wajib mengeluarkan zakat.
Secara umum syarat-syarat wajib zakat adalah sebagai berikut:

1. Islam
Ini berdasarkan perkataan Abu Bakar ash-Shiddiq r.a., "Ini adalah kewajiban
sedekah (zakat) yang telah diwajibkan oleh Rasulullah SAW atas orang-orang
Islam." Seorang muzakki dinyatakan muslim, dan tidak dikenakan kewajiban
zakat bagi orang kafir. Ketentuan ini telah menjadi ijma di kalangan kaum
muslimin, karena ibadah zakat tergolong upaya pembersihan bagi orang
Islam. 
2. Merdeka
Zakat tidak wajib atas budak meskipun budak mudabbar, muallaq, dan
mukatab. Alasannya adalah kepemilikan mukatab lemah, dan yang lain
(mudabbar dan muallaq) tidak mempunyai kepemilikan. Umar bin Khattab r.a.
menegaskan:
"Tiada zakat di dalam harta hamba sahaya, sampai ia bebas."
3. Kepemilikan yang sempurna
Maksudnya harta itu dimiliki secara penuh berada di dalam kekuasaannya dan
dapat diapasajakan olehnya tanpa tersangkut dengan hak orang lain. Zakat
tidak wajib pada harta yang tidak dimiliki secara sempurna, seperti harta yang
didapat dari hutang, pinjaman ataupun titipan.
4. Nisab
Maksudnya jumlah harta yang dimiliki selain kebutuhan pokok  (rumah,
pakaian, kendaraan dan perhiasan yang dikenakan) telah melebihi batas
minimal wajib zakat yaitu 91,92 gram emas 24 karat. Nisab adalah nama kadar
tertentu dari harta yang wajib dizakati. Oleh karena itu harta yang tidak
mencapai satu nisab tidak perlu dizakati.
5. Haul
Berdasarkan hadis, "Harta yang belum mencapai haul (satu tahun) tidak perlu /
wajib dizakat." Hadis ini meskipun dhaif namun diperkuat beberapa atsar yang
shahih, yaitu dari para khalifah yang empat dan shahabat yang lain. Oleh
karena itu, harta yang belum genap sampai pada haul, meskipun sebentar,
tidak perlu untuk dizakati.
Cara Menghitung Zakat Mal sesuai Peraturan Menteri Agama Cara menghitung zakat
mal
adalah 2,5% dikali jumlah harta yang tersimpan selama 1 tahun. Ini berlaku
untuk emas, perak, uang, logam mulia lainnya, surat berharga dan perniagaan,
Menurut tafsir Kementerian Agama, ayat tersebut adalah perintah Allah SWT untuk
mengambil sebagian dari harta benda sebagai sedekah atau zakat. Tujuannya untuk
membersihkan diri dari dosa yang timbul karena mangkir dari peperangan dan untuk
mensucikan diri dari sifat cinta harta yang mendorong mereka untuk mangkir dari
peperangan, Secara yuridis, pengelolaan zakat di Indonesia diatur dalam Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat (UU No. 23 Tahun 2011).
Menurut undang-undang, definisi zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh
seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada orang yang berhak
menerimanya sesuai dengan syariat Islam.

Cara Menghitung Zakat Mal


Cara menghitung zakat mal adalah 2,5% x Jumlah harta yang tersimpan
selama 1 tahun. Contohnya, pada 15 Desember 2019, Ibu Ani membeli emas
sebanyak 200 gram. Maka, besar nisab harta kekayaan berupa emas adalah 2,5%.
Dengan demikian, besarnya zakat mal yang harus dikeluarkan oleh Ibu Ani adalah
emas x nisab = 200 gram x 2,5% = 5 gram. Zakat emas yang harus dikeluarkan Ibu
Ani adalah satu tahun setelah memiliki 200 gram emas tersebut, yaitu pada tanggal 14
Desember 2020. Zakat mal dapat diberikan kepada Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS). Menurut BAZNAS, standar harga emas yg digunakan untuk 1 gram nya
adalah Rp938.099. Maka, zakat mal yang harus dikeluarkan Ibu Ani sebesar 5 gram
atau setara dengan uang sejumlah uang Rp938.099 x 5 gram = Rp4.690.495.
Zakat Mal adalah Zakat Harta Benda, Berikut Hukum dan Cara Menghitungnya Allah
SWT memerintahkan kepada seluruh umat muslim di seluruh dunia untuk
melaksanakan kewajiban membayar zakat dan sekaligus memerintahkan untuk
mengolah zakat tersebut dengan baik. Orang yang diwajibkan membayar zakat adalah
seorang muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Adapun syarat
membayar zakat ada dua, yaitu syarat wajib dan syarat sah, Ada dua macam zakat
yang wajib dibayarkan oleh seorang muslim yaitu zakat mal dan zakat fitrah. Dalam
hal ini zakat mal sendiri merupakan zakat harta benda artinya zakat yang wajib
dibayarkan atas harta benda yang dimiliki jika harta benda tersebut telah mencapai
batas wajib dikeluarkan zakatnya atau nisbah, Salah satu hal paling penting dalam
membayar zakat mal adalah perhitungan yang benar. Zakat mal memang tidak
sepopuler zakat fitrah yang dibayarkan saat menjelang hari Rata Idul Fitri, Namun,
zakat mal juga sama pentingnya untuk mensucikan harta. Berikut ini informasi
mengenai zakat mal adalah zakat harta benda, lengkap dengan hukum dan cara
menghitungnya telah dirangkum merdeka.
setiap orang yang beragama Islam diwajibkan membayar zakat.
1) Merdeka, pada hakikatnya seorang hamba sahaya yang belum merdeka, tidaklah
memiliki apa-apa. Mereka sepenuhnya adalah milik majikannya. Karena itu, mereka
tidak wajib mengeluarkan zakat.
2) Harta itu mencapai nisab, nisab adalah jumlah atau berat minimal yang harus dimiliki
oleh harta tersebut untuk dikeluarkan zakatnya.
3) Harta itu sampai haul, haul adalah masa satu tahun bagi emas, perak, ternak, dan harta
perniagaan, untuk dikeluarkan zakatnya.
4) Harta itu adalah miliknya secara penuh/sempurna. Maksudnya adalah harta tersebut
bukanlah harta pinjaman (kredit) dan bukan pula harta hasil kejahatan.

Cara Mudah Menghitung Zakat Penghasilan dan Cara Membayarnya


Zakat adalah kelebihan harta yang dikeluarkan untuk golongan penerima apabila telah
mencapai syarat yang diatur dalam Islam. Zakat merupakan rukun Islam keempat dan
hukumnya wajib dilaksanakan, Perintah berzakat terdapat pada Quran Surat Al Baqarah
ayat 43, yang berbunyi “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta
orang-orang yang rukuk.”Perintah zakat juga terdapat pada ayat lainnya, bahkan berulang
hingga 32 kali. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menyisihkan harta yang dimiliki
untuk diberikan pada orang yang membutuhkan.

Jenis-Jenis Zakat
Pada dasarnya, zakat terbagi menjadi dua jenis, yaitu zakat fitrah dan zakat harta
(zakat maal) Zakat fitrah adalah zakat yang dikeluarkan pada bulan Ramadan, menjelang
Idul Fitri. Besar zakat fitrah yaitu 2,5 kg beras (3,5 liter) atau makanan pokok yang biasa
dikonsumsi, atau uang senilai beras tersebut, Sedangkan zakat maal dikeluarkan ketika
syarat zakat terpenuhi, jadi bisa dikeluarkan kapan saja. Zakat maal terdiri dari:

1) Zakat penghasilan (zakat profesi)


2) Zakat pertanian
3) Zakat perniagaan (jual-beli)
4) Zakat ternak
5) Zakat emas dan perak
Artikel ini akan secara khusus membahas mengenai perhitungan zakat penghasilan.

Cara Menghitung Zakat Penghasilan


Umat Islam yang telah balig, berpenghasilan tetap, dan jumlah penghasilannya telah
memenuhi nisab (batas), maka wajib hukumnya mengeluarkan zakat penghasilan. Zakat
penghasilan bisa dibayarkan per bulan atau per tahun. Namun alangkah baiknya jika zakat
penghasilan dibayarkan per bulan begitu menerima gaji atau mendapat penghasilan,
Sesuai Peraturan Menteri Agama Nomor 17/08/BR/VII/2017, yang wajib mengeluarkan
zakat penghasilan adalah mereka yang berpenghasilan Rp 5.240.000 per bulan. Jumlah
zakat yang harus dikeluarkan adalah 2,5 persen dari penghasilan per bulan.
Berikut simulasi perhitungannya:
Jumlah penghasilan dalam 1 bulan x 2,5%
Jadi jika gajimu sebesar Rp10.000.000 per bulan, maka zakat penghasilan per bulan
sebesar Rp250.000 (Rp10.000.000 x 2,5%).
Sedangkan jika dibayar untuk satu tahun, jumlahnya menjadi Rp3.000.000 (Rp250.000 x
12 bulan).

Cara Pembayaran Zakat Penghasilan


Seperti yang disebutkan dalam QS At-Taubah ayat 60, terdapat delapan golongan
yang berhak menjadi penerima zakat.
Fakir:
Orang yang tidak memiliki harta dan tempat tinggal, sehingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidup.
Miskin:
Orang yang memiliki harta dan tempat tinggal namun masih sangat kekurangan.
Amil:
Orang yang mengelola dan mendistribusikan zakat.
Mualaf:
Orang yang baru masuk Islam dan imannya masih lemah.
Budak atau hamba sahaya:
Zaman dahulu, di mana praktik perbudakan masih umum, uang zakat bisa
diperuntukkan untuk menebus atau memerdekakan mereka.
Gharimin: Orang yang terlilit utang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun tetap
menahan diri dari perbuatan haram dalam mencari nafkah.
Fisabilillah, mereka yang berjuang dalam menegakkan agama Islam atau berjuang di jalan
Allah seperti dalam kegiatan dakwah, pendidikan, kesehatan, aktivitas sosial, dan
sebagainya.
Ibnu Sabil:
Musafir atau orang yang dalam perjalanan dan kehabisan bekal atau biaya untuk
kembali pulang.
Zakat bisa langsung dibayarkan kepada golongan orang yang membutuhkan di sekitarmu,
atau melalui lembaga amil untuk didistribusikan. Kelebihan membayar zakat penghasilan
melalui lembaga amil di antaranya sasaran penerima lebih luas, zakat lebih tepat sasaran,
lebih praktis, dan kamu juga bisa mendapatkan laporan bulanan dari setiap transaksi yang
dilakukan, Kini kita sudah mengetahui bahwa zakat merupakan kewajiban yang harus
ditunaikan umat muslim. Oleh karenanya, jika sudah memenuhi syarat namun tidak
menunaikannya, maka akan berdosa, Saat ini pembayaran zakat penghasilan sangat
dimudahkan melalui platform online. Bahkan tersedia pula kalkulator online untuk
menghitung zakat penghasilan maupun jenis zakat lainnya, Nah, sudahkah kamu
mengetahui besaran zakat penghasilan yang harus dibayarkan? Yuk tunaikan segera
kewajiban ini agar mendapat kebaikan dan berkah bagi harta kita.

Anda mungkin juga menyukai