Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan buku Indahnya bersedekah
dijalan allah. Dalam penyusunan buku Indahnya bersedekah dijalan allah ini,
penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis.
Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan
baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa.
Kami menyadari tanpa arahan dari dosen-dosen serta masukan – masukan
dari berbagai pihak tidak mungkin kami bisa menyelesaikan buku Indahnya
bersedekah dijalan allah. Buku Indahnya bersedekah dijalan allah ini dibuat
sedemikian rupa semata-mata untuk membangkitkan kembali minat baca
masyarakat dan sebagai motivasi dalam berkarya khususnya karya tulis. Untuk
itu penulis hanya bisa menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat, sehingga kami bisa menyelesaikan buku ini.
Demikian semoga buku ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
para pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Bersedekah adalah memberikan sebagian harta kita baik itu berupa uang,
makanan, maupun barang yang masih ada manfaatnya kepada orang yang
memang membutuhkannya secara ikhlas semata-mata karena Allah
Swt. Sedekah akan mendekatkan kita kepada Allah, Zat Yang Maha Pemberi
Rezeki. Dekat dengan Allah Yang Maha Kaya akan menjamin terjaganya
rezeki dan harta yang kita miliki. Artinya, semakin bakhil kita, akan semakin
jauh kita dari rezeki dan nilai hakiki kekayaan yang sebenarnya. Akan sangat
baik untuk kita bisa memulai membiasakan diri untuk menyisihkan sebagian
rezeki kita untuk orang lain, entah itu untuk orang tua, saudara, teman,
tetangga, atau pun guru. Ada baiknya orang-orang yang memiliki hubungan
kekeluargaan lebih didahulukan, kemudian tetangga dekat, tetangga jauh,
dan seterusnya.
Di dalam al-Qura’n banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum
muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah. Demikian pula di dalam
sunnah. Hadis yang menganjurkan sedekah tidak sedikit jumlahnya. Di
dalam salah satu hadis, Rasulullah bersabda : “Sebaik-baik orang di antara
kamu adalah yang memberi makan dan menjawab salam” (HR Ahmad bin
Hanbal atau Imam Hanbali).
BAB II
Manfaat Bersedekah
5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.
فمن كان من أهل الصالة دُعي من: هذا خير، نودي في الجنة يا عبد هللا،من أنفق زوجين في سبيل هللا
ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد،باب الصالة
الصدقة
“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan
dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah
untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang
suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari
kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari
golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR.
Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)
9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus
tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:
فال: فأما المنفق، • من ثديهما إلى تراقيهما، عليهما جبتان من حديد، كمثل رجلين، مثل البخيل والمنفق
فال يريد أن ينفق: وأما البخيل. وتعفو أثره، حتى تخفي بنانه، أو وفرت على جلده، ينفق إال سبغت
فهو يوسعها• وال تتسع، شيئا إال لزقت كل حلقة مكانها
“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua
orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga
selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa
bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak
terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan
orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya
merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR.
Bukhari no. 1443)
Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan? Ada rasa senang, bangga,
dada yang lapang setelah kita memberikan sedekah kepada orang lain yang
membutuhkan.
BAB IV
Hikmah Bersedekah
Setiap manusia sudah dijamin rezekinya oleh Allah. Tidak hanya rupiah tetapi
sangat luas sekali baik kesehatan, ketenteraman jiwa, keturunan, isteri dan anak
yang baik.
Ada yang selalu mengeluh terhadap keadaan ekonomi kesehariannya, kerana
sudah membanting tulang kesana-kemari mencari rezeki tetapi belum juga
merubah nasibnya.
Sebagai hamba Allah yang beriman, anggaplah semua itu adalah cobaan serta
rintangan agar menjadikan diri kita lebih bersabar dan terus berusaha.
Allah berfirman:
“Barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, maka Allah akan
mencukupkannya (memelihara). Sesungguhnya Allah menyampaikan urusan-
Nya. Sesungguhnya Allah mengadakan qadar (takdir) bagi setiap sesuatu.” (QS
At-Taalaq: 3).
Kehidupan masyarakat ada yang dibawah ada juga diatas rata-rata. Tujuan kita
hidup bukanlah untuk memenuhi nafsu tetapi kita perlu melihat kekurangan dan
kesengsaraan orang lain.
Jika Allah ‘memberi’ pinjaman kekayaan kepada kita, maka gunakan
kesempatan itu untuk melihat keindahan dari ciptaan Allah. Sebenarnya masih
ada lagi yang memerlukan perhatian dan bantuan.
Justru jalankan amanah kekayaan yang Allah karuniakan itu, untuk membantu
golongan memerlukan. Dalam rezeki Allah itu terdapat hak orang lain yang
perlu dimanfaatkan.
Bersifat individualistik melambangkan seorang itu berhati kikir, sukar didekati
dan orang banyak tidak menghormatinya.
Alangkah baik jika pendekatan mencari rezeki sambil menyumbang diterapkan
dalam diri kita.
Sabda Rasulullah:
“Tidaklah harta itu berkurang disebabkan oleh sedekah.” (Riwayat Muslim).
Dengan memberi tanpa pamrih dapat menjadi pembersih harta kita. Sedekah
orang yang kurang hartanya lebih besar ganjarannya.
Allah berfirman:
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka
tidak mengharapakan sesuatu yang dinafkahkannya itu dengan menyebut
pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka
memperoleh pahala di sisi Allah. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Surah al-Baqarah ayat 262).
Apabila bersedekah, kita harus diiringi dengan perasaan gembira dan tidak
boleh menyesal. Jika tidak mampu menyumbang harta, setidak-tidaknya
berusaha menyumbang tenaga dan fikiran untuk mengajak orang sekeliling
melakukan kebaikan. (Amar ma'ruf nahi munkar)
Sahabat bertanya lagi: Bagaimana jika masih tidak mampu? Nabi menjawab:
“Janganlah kamu lakukan perbuatan buruk, ia juga satu sedekah (Riwayat Al-
Bukhari dan Muslim).
Sedekah semuanya baik, namun antara satu dengan yang lain berbeda
keutamaan dan nilainya, tergantung niat, kondisi orang yang bersedekah dan
kepentingan proyek atau sasaran sedekah. Di antara sedekah yang utama
menurut Islam adalah:
“Jika kamu Menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. dan jika
kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu.” (QS. Al Baqarah: 271)
Perlu diketahui, bahwa yang utama untuk disembunyikan adalah pada sedekah
kepada fakir dan miskin. Hal ini, karena ada banyak jenis sedekah yang mau
tidak mau harus ditampakkan, seperti membangun masjid, membangun sekolah,
jembatan, membuat sumur, membekali pasukan jihad dan sebagainya.
Bersedekahlah dalam kondisi sehat lebih utama dari pada berwasiat sudah
menjelang ajal/ketika sudah sakit parah dan sulit diharapkan kesembuhannya.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki yang datang kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apa
yang paling utama?” Beliau menjawab:
“Sedekah yang terbaik adalah yang dikeluarkan selebih keperluan, dan mulailah
dari orang yang kamu tanggung.” (HR. Bukhari)
4. Sedekah dengan Kemampuan Maksimal
“Sedekah yang paling utama adalah sedekah maksimal orang yang tidak punya,
dan mulailah dari orang yang kamu tanggung.” (HR. Abu Dawud dan Hakim,
dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1112)
Oleh karena itu, para ulama mensyaratkan bolehnya bersedekah dengan semua
harta apabila orang yang bersedekah kuat, mampu berusaha, bersabar, tidak
berutang dan tidak ada orang yang wajib dinafkahi di sisinya. Ketika syarat-
syarat ini tidak ada, maka bersedekah ketika itu adalah makruh.
5. Menafkahi anak-istri
“Ada dinar yang kamu infakkan di jalan Allah, dinar yang kamu infakkan untuk
memerdekakan budak dan dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin.
Namun dinar yang kamu keluarkan untuk keluargamu (anak-isteri) lebih besar
pahalanya.” (HR. Muslim)
1. Dalil:
َسهُ القُ ْرآنَ َو َكان ُ ِحيْنَ يَ ْلقَاهُ ِج ْب ِر ْي ُل فَيُدَا ِر، َضان َ س َو َكانَ أَ ْج َو َد َما يَ ُك ْونُ فِ ْي َر َم ِ أَ ْج َو َد النَّاr (( َكانَ النَّبِ ُّي
َ ِ ِحيْنَ يَ ْلقَاهُ أَ ْج َو َد بr س ْو ُل هللا
الخ ْي ِر ِمن ُ فَ َكانَ َر، َسهُ القُ ْرآن
ُ فَيُدَا ِر، َضان َ ش ْه ِر َر َمَ ِْج ْب ِر ْي ُل يَ ْلقَاهُ ُك َّل لَ ْيلَ ٍة ِمن
)) سلَ ِة َ ح ال ُم ْر ِ ال ِّر ْي
“Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang amat dermawan, dan
beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk
membacakan padanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau setiap malam pada
bulan Ramadhan, lalu membacakan padanya Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam ketika ditemui jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada
angin yang berhembus.”
Kedermawanan adalah sifat murah hati dan mudah memberi, Allah pun bersifat
Maha Dermawan, sebagaimana diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari sa’ad bin
Abi Waqqash t bahwa Nabi r bersabda:
ُ لِ َمنْ يَا َر: َوبُطُ ْونُ َها ِمنْ ظُ ُه ْو ِرهَا )) قَالُ ْوا،الجنَّ ِة ُغ َرفًا يُ َرى ظُ ُه ْو ُرهَا ِمنْ بُطُ ْونِ َها
:س ْو َل هللا؟ قَا َل َ (( إِنَّ فِ ْي
اس نِيَا ٌم )) رواه أحمد وابن حبان ُ َّصلَّى بِاللَّ ْي ِل َوالن ِّ َوأَدَا َم، َوأَ ْط َع َ}م الطَّ َعا َم،(( لِ َمنْ طَيَّ َب ال َكالَ َم
َ َو،الصيَا َم
.والبيهقي
Semua kriteria ini terdapat dalam bulan Ramadhan. Terkumpul bagi orang
mu’min dalam bulan ini; puasa, shalat malam, sedekah dan perkataan baik.
Karena pada waktu ini orang yang berpuasa dilarang dari perkataan kotor dan
perbuatan keji. Sedangkan shalat, puasa dan sedekah dapat menghantarkan
pelakunya kepada Allah taala.
“Puasa itu merupakan perisai bagi seseorang dari api neraka sebagaimana
perisai dalam peperangan ([1]).”
Diriwayatkan pula oleh Ahmad dari Abi Hurairah bahwa Nabi r bersabda:
“Puasa itu perisai dan benteng kokoh (yang melindungi seseorang) dari api
neraka([2]).”
Dalam kitabnya al-Iqna fi Halli Alfadz Abi Syuja’, Beliau menyatakan tentang
sedekah hari jumat,
ويكثر من الصالة على رسول هللا صلى هللا عليه وسلم،ويسن كثرة الصدقة وفعل الخير في يومها وليلتها
فإن صالتكم، فأكثروا• علي من الصالة فيه، إن من أفضل أيامكم يوم الجمعة:في يومها وليلتها لخبر
معروضة علي
Dianjurkan memperbanyak sedekah dan beramal soleh di hari jumat atau malam
jumat. Memperbanyak shalawat untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
di malam atau siang hari jumat. Berdasarkan hadis: “Sesungguhnya hari yang
paling afdhal adalah hari jumat. Karena itu, perbanyaklah membaca shalawat
untukku. Karena shalawat kalian diperlihatan kepadaku.” (al-Iqna’, 1/170)
Karena itu, tradisi di masyarakat kita dengan memberikan infaq setiap jumatan,
insyaaAllah termasuk tradisi yang baik. Meskipun kita menganjurkan agar
semacam ini tidak dibatasi selama hari jumat saja. Termasuk, tidak membatasi
hanya diberikan untuk masjid saja. Banyak masjid di sekitar kita danannya
melimpah. Sementara di sebelahnya ada orang muslim soleh yang lebih
membutuhkan bantuan.
BAB VI
Bentuk-Bentuk Sedekah
َوتُ ِعينُ ال َّر ُج َل فِى،ٌص َدقَة َ اال ْثنَي ِْن ْ ص َدقَةٌ ُك َّل يَوْ ٍم ت
ِ َ تَ ْع ِد ُل بَ ْين، َُطلُ ُع فِي ِه ال َّش ْمس ِ َُّكلُّ ُسالَ َمى ِمنَ الن
َ اس َعلَ ْي ِه
صالَ ِة ْ ُّ َو ُكل،ٌص َدقَة
َّ خَط َو ٍة تَ ْم ِشيهَا إِلَى ال َ ُ َو ْال َكلِ َمةُ الطَّيِّبَة،ٌص َدقَةَ ُدَابَّتِ ِه فَتَحْ ِملُهُ َعلَ ْيهَا أَوْ تَرْ فَ ُع لَهُ َعلَ ْيهَا َمتَا َعه
ٌص َدقَةَ يق ِ َوتُ ِميطُ• األَ َذى ع َِن الطَّ ِر،ٌص َدقَة َ
Untuk setiap tulang/sendi manusia harus ada sedekahnya setiap hari yang di
dalamnya matahari terbit. Engkau berlaku adil di antara dua orang adalah
sedekah. Engkau membantu seseorang di kendaraannya dengan membantu dia
naik ke atasnya atau mengangkatkan barangnya ke atas kendaraannya adalah
sedekah. Kata-kata yang baik adalah sedekah. Setiap langkah yang engkau
ayunkan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Engkau menyingkirkan duri
dari jalanan adalah sedekah (HR al-Bukhari, Muslim, Ahmad dan Ibn Hibban).
Kemudian kamu pasti akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (QS at-
Takatsur [102]: 8)
Rasul saw. memberikan beberapa contohnya dalam hadis ini. Abu Musa al-
Asy’ari juga menceritakan, Rasul saw bersabda:
• فَإِ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع أَوْ لَ ْم: قَالُوا،َُص َّدق َ فَإِ ْن لَ ْم يَ ِج ْد؟ قَا َل فَيَ ْع َم ُل بِيَ َد ْي ِه فَيَ ْنفَ ُع نَ ْف َسهُ َويَت: قَالُوا،ٌص َدقَة
َ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم
: قَالُوْ ا،ُوف ِ بِ ْال َم ْعر: أَوْ قَا َل، فَيَأْ ُم ُر بِ ْالخَ ي ِْر:ال َ َ• فَإِ ْن لَ ْم يَ ْف َعلْ ؟ ق: قَالُوا، َ فَيُ ِعينُ َذا ْال َحا َج ِة ْال َم ْلهُوف:ال َ َيَ ْف َعلْ ؟ ق
ٌص َدقَةَ ُ فَإِنَّهُ لَه، ِّك ع َِن ال َّشر َ َفَإِ ْن لَ ْم يَ ْف َعلْ ؟ ق
ُ فَيُ ْم ِس:ال
Hadis ini menunjukkan, jika seseorang itu tidak bisa bersedekah dengan harta
atau perbuatan apapun, cukuplah bagi dirinya meninggalkan keburukan. Para
ulama menyebut ini sebagai syukur dalam derajat wajib. Seseorang menjauhi
keburukan itu, seperti yang dikatakan oleh al-Hafizh Ibn Rajab, adalah jika dia
melakukan kewajiban dan menjauhi keharaman. Sebab, keburukan terbesar
adalah meninggalkan kewajiban. Dari sini sebagian ulama mengatakan, syukur
itu adalah meninggalkan kemaksiatan. Sebagian yang lain mengatakan syukur
itu tidak menggunakan sedikitpun dari nikmat itu untuk bermaksiat. Abu Hazim
az-Zahid menyebutkan, syukur seluruh badan adalah dengan menjauhkan diri
dari kemaksiatan dan menggunakan badan dalam ketaatan.
Rasul saw. memberikan contoh juga dalam hadis ke-25 sebelumnya bermacam-
macam kebaikan, yakni ketaatan yang bisa mendatangkan pahala seperti
sedekah. Dari situ terlihat bahwa pintu-pintu kebaikan atau sedekah itu sangat
luas dan beragam. Karena itu tidak alasan bagi siapapun untuk tidak bisa
bersedekah, yaitu melakukan kebaikan dan ketaatan serta mendapatkan pahala
seperti sedekah.
Di antara contoh yang disebutkan oleh Nabi saw.: Pertama, berlaku adil di
antara manusia. Termasuk di dalamnya memutuskan perkara dan melakukan
ishlah dengan adil di antara dua orang yang berselisih.
Keempat, bentuk sedekah yang manfaatnya terbatas pada diri pelaku seperti,
berjalan untuk shalat berjamaah, duduk di masjid menunggu shalat, membaca
tahlil, takbir, tahmid, tasbih, istighfar, shalawat, membaca al-Quran,
mendengarkan kajian, dan sebagainya. Begitu juga dua rakaat shalat dhuha yang
dalam satu riwayat dikatakan oleh Nabi saw. bisa memenuhi sedekah untuk
semua tulang/sendi pada hari itu.
Kelima, menjauhkan bahaya dari orang lain, seperti menghilangkan duri dari
jalanan atau menjauhkan orang dari bahaya lisan dan tangan kita atau orang
lain.
Dakwah dan perjuangan agar syariah diterapkan untuk mengatur kehidupan dan
semua interaksi di masyarakat memiliki posisi sangat tinggi dalam hal ini.
Sebab, penerapannya syariah menjadi kunci pelaksanaan kewajiban lainnya,
menghalangi keharaman dan kemaksiatan, mewujudkan manfaat dan hak bagi
tiap orang, serta menjauhkan bahaya dan kemadaratan dari individu dan umat.
Karena itu, keterlibatan di dalam dakwah dan perjuangan penerapan syariah
adalah termasuk bentuk syukur yang paling tinggi.
BAB VII
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِ ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ َر
َ َض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل ق
َ ال َر ُج ٌل لِلنَّبِ ِّي
ْ تَأْ ُم ُل ْال ِغنَى َوت َْخ َشى ْالفَ ْق َر َواَل تُ ْم ِهلْ َحتَّى إِ َذا بَلَغ
َت ْالح ُْلقُو َم
قُ ْلتَ لِفُاَل ٍن َك َذا َولِفُاَل ٍن َك َذا َوقَ ْد َكانَ لِفُاَل ٍن
Disaat keadaan sehat lagi loba alias berambisi mengejar keuntungan
duniawi;
saat keadaan sangat ingin menjadi kaya;
saat keadaan sangat khawatir menjadi miskin dan
saat dalam keadaan sudah menjelang meninggal dunia dan bersiap-siap
membuat aneka wasiat soal harta yang bakal terpaksa ditinggalkannya.
1. saat orang yang terbaik dalam bersedekah ialah orang yang dalam keadaan
sehat lagi loba alias tamak alias berambisi sangat mengejar keuntungan
duniawi.
Artinya, ia masih muda lagi masa depan hidupnya masih dihiasi aneka ambisi
dan perencanaan untuk menjadi seorang yang sukses, mungkin dalam karirnya
atau bisinisnya.
Dalam keadaan seperti ini biasanya seseorang akan merasakan kesulitan dan
keengganan bersedekah karena segenap potensi harta yang ia miliki pastinya
ingin ia pusatkan dan curahkan untuk modal menyukseskan berbagai
perencanaan dan proyeknya.
Dengan dalih masih dalam tahap investasi, maka ia akan selalu menunda dan
menunda niat bersedekahnya dari sebagian harta yang ia miliki. Karena setiap ia
memiliki kelebihan harta sedikit saja, ia akan segera menyalurkannya ke pos
investasinya.
Setiap uang yang ia miliki segera ia tanam ke dalam bisnisnya dan ia katakan ke
dalam dirinya bahwa jika ia bersedekah dalam tahap tersebut maka sedekahnya
akan terlalu sedikit, lebih baik ditunda bersedekah ketika nanti sudah sukses
sehingga bisa bersedekah dalam jumlah ”signifikan” alias berjumlah banyak.
Akhirnya ia tidak kunjung pernah mengeluarkan sedekah selama masih dalam
masa investasi tersebut.
2. Bersedekah saat keadaan sedang sangat ingin menjadi kaya. Nabi shallallahu
’alaih wa sallam seolah ingin menggambarkan bahwa orang yang dalam
keadaan tidak ingin menjadi kaya berarti bersedekahnya kurang bernilai
dibandingkan orang yang dalam keadaan berambisi menjadi kaya. Sebab bila
seorang yang sedang berambisi menjadi kaya bersedekah berarti ia bukanlah
tipe orang yang hanya ingin menikmati kekayaan untuk dirinya sendiri.
Hal ini sangat berbeda dengan orang kaya dari kaum kafir seperti Qarun,
misalnya. Qarun adalah tokoh kaya di zaman dahulu yang di dalam meraih
keberhasilan bisnisnya menyangka bahwa kekayaan yang ia peroleh merupakan
buah dari kepiawaiannya dalam berbisnis semata.
“Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang
ada padaku".(QS Al-Qshshash ayat 78)
ْ أُ ِع َّد
َّ ت لِ ْل ُمتَّقِينَ الَّ ِذينَ يُ ْنفِقُونَ فِي ال َّسرَّا ِء َوال
ضرَّا ِء
Ini bukanlah bentuk bersedekah yang afdhal. Sebab pada hakikatnya, seorang
yang bersedekah ketika ajal sudah menjelang, berarti ia melakukannya dalam
keadaan sudah dipaksa oleh keadaan dirinya yang sudah tidak punya pilihan
lain.
http://hadis-islam.blogspot.co.id/2010/07/manfaat-sedekah-di-dunia-dan-akhirat.html
http://www.hikmahsedekah.tk/2015/keutamaan-bersedekah.html
http://makrabahmanhajasalafi.wordpress.com
http://tinoberita.blogspot.com
http://rohissman43-artikel.blogspot.co.id/2012/09/sedekah-membawa-keberkahan.html
http://www.hikmahsedekah.tk/2015/10/sedekah-yang-paling-utama.html
http://www.islam20.net
http://www.mvoa-islam.com
http://www.konsultasisyariah.com
https://madwahsisvo.wordpress.com/sedekah-di-bulan-ramadhan
https://konsultasisyariah.com/24693-keutamaan-sedekah-hari-jumat.html
http://www.hikmahsedekah.tk/2013/09/aneka-bentuk-sedekah.html
http://www.hikmahsedekah.tk/2014/10/doa-dan-sedekah-yang-tidak-diterima.html
http://www.hikmahsedekah.tk/2015/11/korelasi-sedekah-dengan-syukur.html
http://www.irhams.wordpress.com
http://www.kayadengansedekah.blogspot.com
http://www.drhalim.blogspot.com
http://www.pinterest.com
http://www.hikmahsedekah.tk/2013/09/saat-terbaik-untuk-bersedekah-menurut.html
http://www.hikmahsedekah.tk/2013/09/emang-dahsyat-kekuatan-sedekah.html