Anda di halaman 1dari 4

D.

Dalil Infaq

Adapun dasar hukum infaq telah banyak dijelasakan baik dalam Al-
Qur’an atau hadits.

Artinya: Katakanlah: "Kalau seandainya kamu menguasai


perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya
perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya".
Dan adalah manusia itu sangat kikir.

Kemudian dalam QS Adz-Dzariyat 51:19 disebutkan yang berbunyi:

Artinya: Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.

Selain itu dalam QS Al-Baqarah 2:245 juga disebutkan, yang berbunyi:

Artinya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman


yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan
meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda
yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki)
dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

Kemudian dalam ayat lain juga di sebutkan tentang dasar hukum infaq
yang artinya sebagai berikut:
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran 134)

Berdasarkan firman Allah di atas bahwa Infaq tidak mengenal nishab


seperti zakat. Infaq dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang
berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit.
Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf) maka infaq boleh
diberikan kepada siapapun juga, misalkan untuk kedua orang tua, anak yatim,
anak asuh dan sebagainya. Dalam Al Quran dijelaskan sebagai berikut :

Artinya: “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah:


"Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada
ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan
yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha
mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah 215)

Selanjutnya hadits yang menguatkan pentingnya infaq bagi individu dan


sosial kemasyarakat seperti:

1. Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Rasulullah


Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Allah berfirman : "Wahai anak
Adam belanjakanlah, maka Aku akan memberi belanja kepadamu". (Hadits
ditakhrij olah Bukhari).
2. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar
berfirman : "Belanjakanlah maka Aku memberi belanja kepadamu". Beliau
bersabda : "Tangan Allah itu penuh, tidak terkurangi oleh nafkah, terus
memberi siang dan malam". Beliau bersabda : "Tahukah kalian sesuatu
yang sudah di nafkahkan-Nya sejak Dia menciptakan langit dan bumi,
sesungguhnya apa yang di tangan-Nya tidaklah berkurang, pada waktu itu
singgasana-Nya di atas air dan ditanganNya memegang timbangan
(mizan)". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Artinya : Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sampai kepada Nabi
Shalallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: "Allah Yang Maha Suci dan
Maha Tinggi berfirman: "Wahai anak Adam, berikanlah nafkah maka Aku
beri nafkah atasmu". Beliau bersabda : "Tangan Kanan Allah itu penuh,
banyak memberi di siang dan malam hari, dan tidak kurang sedikit pun
karenanya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
3. Ibnu Majah mengeluarkan sebuah hadits dari Ali dan abu Darda’, yang
menceritakan tentang Rasulullah saw. Yang mengatakan, “Siapa saja yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian tinggal di rumahnya, maka
setiap dirham yang ia infaqkan menjadi tujuh ratus dirham (pahalanya).
Dan siapa saja yang ikut berperang di jalan Allah, kemudian menginfaqkan
hartanya untuk itu, maka bagi setiap dirham akan menjadi tujuh ratus kali
dirham di hari kiamat esok”1

1
H. Bagus Setiawan, “Infaq dalam Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 261”,
Islamic Banking Vol. 1 No. 1 (Agustus, 2015), hlm. 62-63.
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, H. Bagus. (2015). Infaq dalam Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat
261. Islamic Banking. 1(1) : 62-63.

Anda mungkin juga menyukai