Anda di halaman 1dari 10

AL-QARD

MUHAMMAD HABIBURRAHMAN
18102064
Definisi
Secara bahasa, al-qardh berarti al-qath’u yang berarti terputus atau potongan
dan al-salaf  (terdahulu), yang dimaksud dengan al-qardh secara istilah
antara lain dikemukakan oleh ulama Hanafiyah:

‫َﻣﺎ ُﺗ ْﻌ ِﻄ ْﻴ ِﻪ ِﻣ ْﻦ ِﻣﺎل ٍ ِﻣ ْﺜ ِﻠﻲ ِﻟﺘَ ْﻘﺘَ َﻀﺎ ُه‬


Artinya: Sesuatu yang diberikan seseorang dari harta mitsil (yang memiliki
perumpamaan) untuk dikembalikan atau untuk dibayarkan kemali .
‫َﻋ ْﻘﺪُ َﻣ ْﺨ ُﺼ ْﻮ ٌص َﻳ ُﺮد َﻋﻠَﻰ دَ ْﻓ ِﻊ َﻣﺎل ِ ِﻣ ْﺜﻠﻰ ِﻻَ َﺧ ٍﺮ ِﻟ َﻴ ُﺮد ِﻣ ْﺜ ِﻠ ِﻪ‬
Artinya: Akad tertentu dengan membayarkan harta mitsil kepada orang lain
supaya membayar harta yang sama kepadanya.
Sedangkan menurut dsn-mui,
Qardh adalah suatu akad penyaluran dana oleh LKS kepada nasabah
sebagai utang piutang dengan ketentuan bahwa nasabah wajib
mengembalikan dana tersebut kepada LKS pada waktu yang telah disepakati.
Landasan Syariah
Al-Quran
(١١:‫َﻣ ْﻦ َذاﻟ ِﺬى ﻳُ ْﻘ ِﺮ ُض ا َ َﻗ ْﺮ ًﺿﺎ َﺣ َﺴﻨًﺎ َﻓ ُﻴ َﻀ ِﻌ َﻔ ُﻪ ﻟَ ُﻪ َوﻟَ ُﻪ ْﺟ ٌﺮﻛ َ ِﺮ ْﻳ ٌﻢ )اﻟﺤﺪﻳﺪ‬

Artinya: “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Allah akan
melipatgandakannya untuknya dan baginya pahala yang mulia.”  
(QS. Al-Hadid: 11)

ً ‫َﻣ ْﻦ َذاﻟ ِﺬى ﻳُ ْﻘ ِﺮ ُض ا َ َﻗ ْﺮ ًﺿﺎ َﺣ َﺴﻨًﺎ َﻓ ُﻴ َﻀ ِﻌ َﻔ ُﻪ ﻟَ ُﻪ َا ْﺿ َﻌ‬


(٢٤٥:‫ﺎﻓﺎﻛ َ ِﺜ ْﻴ َﺮ ًة َوا ُ َﻳ ْﻘ ِﺒ ُﺾ َو َﻳ ْﺒ ُﺼ ُﻂ َو ِاﻟَ ْﻴ ِﻪ ُﺗ ْﺮ َﺟﻌُ ْﻮ َن)اﻟﺒﻘﺮة‬

Artinya: ”Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik , maka Allah
akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezeki)  dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”  (QS. Al-
Baqarah: 245)
Hadist

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ ‫ َﻧﻔ َﺲ ا ُ َﻋﻨ ُْﻪ ﻛُ ْﺮ َﺑ ًﺔ ِﻣ ْﻦ ﻛُ َﺮ ِب َﻳ ْﻮ ِم ْاﻟ ِﻘ َﻴ‬،‫َﻣ ْﻦ َﻧﻔ َﺲ َﻋ ْﻦ ُﻣ ْﺆ ِﻣﻦ ٍ ﻛُ ْﺮ َﺑ ًﺔ ِﻣ ْﻦ ﻛُ َﺮ ِب اﻟﺪ ْﻧ َﻴﺎ‬


،‫ﺎﻣ ِﺔ‬
َ َ ‫ َوا ُ ِﻓ ْﻲ َﻋ ْﻮن ِ ْاﻟ َﻌ ْﺒ ِﺪ َﻣﺎ ﻛ‬،‫َو َﻣ ْﻦ َﻳﺴ َﺮ َﻋﻠَﻰ ُﻣ ْﻌ ِﺴ ٍﺮ َﻳﺴ َﺮ ا ُ َﻋﻠَ ْﻴ ِﻪ ِﻓﻲ اﻟﺪ ْﻧ َﻴﺎ َو ْاﻵ ِﺧ َﺮ ِة‬
‫ﺎن‬
.‫ْاﻟ َﻌ ْﺒﺪُ ِﻓﻲ َﻋ ْﻮن ِ ِﺧ ْﻴ ِﻪ‬

“Barangsiapa menghilangkan suatu kesusahan dari seorang muslim dari kesusahan-


kesusahan dunia, niscaya Allah akan menghilangkan darinya kesusahan dari kesusahan-
kesusahan akhirat. Dan barangsiapa yang memberi kemudahan kepada orang yang mu’sir
(kesulitan membayar hutang), niscaya Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan
Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya.”

Nb: Shahih: [Mukhtashar Shahiih Muslim (no. 1888)], Shahiih Muslim (IV/2074, no. 2699),
Sunan at-Tirmidzi (IV/265, no. 4015), Sunan Abi Dawud (XIII/289, no. 4925).
Hadist

Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

.‫ﺎن ﻛ َ َﺼﺪَ َﻗ ِﺘﻬَ ﺎ َﻣﺮ ًة‬


َ َ ‫َﻣﺎ ِﻣ ْﻦ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ٍﻢ ُﻳ ْﻘ ِﺮ ُض ُﻣ ْﺴ ِﻠ ًﻤﺎ َﻗ ْﺮ ًﺿﺎ َﻣﺮ َﺗ ْﻴﻦ ِ اﻻ ﻛ‬

“Tidaklah seorang muslim memberi pinjaman kepada muslim yang lain dua kali kecuali, ia
seperti menyedekahkannya sekali.”

Nb: Hasan: [Irwaa-ul Ghaliil (no. 1389)], Sunan Ibni Majah (II/812, no. 2430)
Tafsir Al-Mishbah karya M.Quraish Shihab
Al-Hadid ayat 11
Ayat ini menjelaskan hakikat infak yang dilakukan demi karena Allah. Ia
adalah memberi pinjaman kepada Allah yang pasti dibayar dengan berlipat
ganda. Allah berfirman untuk menggairahkan infak bahwa: Siapakah yang
mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik , yakni menafkahkan
secara ikhlas walau sebagian harta yang berada dalam genggaman
lalu
tangannya, Allah akan melipatgandakan
sebagai imbalannya
pembayaran dan balasan-nya dengan pelipat gandaan yang banyak
untuknya
mencapai tujuh ratus kali bahkan lebih diakhirat dan juga bisa jadi
dan
di dunia ini,baginya, pahala
disamping pelipatgandaan itu, yang mulia,
yakni menyenangkan dan memuaskan.
Tafsir Al-Mishbah karya M.Quraish Shihab
Al-Hadid ayat 11 (lanjutan)
Katadza pada kalimat man dza berfungsi sebagai penguat dorongan berinfak.
Memang, tujuan gaya bertanya ayat ini adalah mendorong siapa pun dari mereka yang
masih berinfak karena Allah menjanjikan balasan yang berlipat ganda.
Kataqardh berartimeminjamkan harta dengan syarat dikembalikan lagi. Agaknya,
dari kata ini lahir katakredit . Sementara ulama menyebut sekian banyak syarat guna
terpenuhinya apa yang dinamai Qardh Hasan. Yang terpenting diantaranya adalah bahwa
harta yang diinfakkan halal serta secara ikhlas tanpa disertai dengan menyebut-nyebutnya
atau menyakiti hati penerimanya.
Sementara ulama berkomentar: Sungguh Pemurah Allah swt. Dia pemilik harta, Dia
yang menganugerahkannya kepada manusia, namun Dia menamakan infak manusia di
jalan Allah (yang justru bukan untuk kepentingan-Nya) sebagaiqardh, yakni pinjaman,
untuk-Nya, lalu itu pun disertai dengan janjian pengembalian yang berlipat ganda
ditambah dengan pengampunan.
Tafsir Al-Mishbah karya M.Quraish Shihab
Al-Baqarah ayat 245
Kata meminjamkan dan pinjaman pada ayat ini adalah terjemahan dari
kataqardh yang kemudian masuk dalam aneka bahasa dengan makna yang
sama dengan kredit . Dari tinjauan bahsa al-Qur’an, kata tersebut pada
mulanya bermakna memotong sesuatu dengan gigi, seperti tikus yang
memotong kayu dengan giginya. Ini memberi kesan bahwa pinjaman yang
diberikan itu diberikan dalam situasi kejiwaan yang sulit. Di sisi lain, pada
saat seorang menggigit sesuatu, jelas ia mengharapkan hasil yang
memuaskan dari upayanya itu. Karena itu, pakar tafsir al-Qurthubi, misalnya,
qardh
mendefinisikan sebagai “segala sesuatu yang dilakukan dengan
mengharapkan imbalan”. Nah, karena yang diberi pinjaman itu adalah Allah,
tentu saja jika Anda percaya kepada-Nya pasti Anda percaya pula bahwa
pinjaman iyu tidak akan hilang bahkan akan mendapat imbalan yang wajar.
Tafsir Al-Mishbah karya M.Quraish Shihab
Al-Baqarah ayat 245 (lanjutan))
Hanya satu syarat yang ditekankan dalam pemberian pinjaman itu disini,
yaknipinjaman yang baik dalam arti dengan niat yang bersih, hati yang tulus,
serta harta yang halal.
Selanjutnya, karena Allah yang meminjam, Dia menjanjikan bahwaDia
akan melipatgandakan pembayaran pinjaman itukepadanya di dunia dan/
dengan lipat ganda yang banyak seperti sebutir benih yang
atau di akhirat,
menumbuhkan tujuh butir, dan pada setiap butir seratus biji (QS. Al-Baqarah
banyak , itu belum
ayat 261), bahkan lebih banyak. Jika anak kecil berkata
banyak
tentu dalam ukurang orang dewasa. Tetapi sebaliknya, jika orang
dewasa berkata banyak, pasti jumlahnya melebihi dugaan anak kecil. Yang
menyatakan banyak dalam ayat ini adalah Allah swt. sehingga sulit
dibayangkan betapa banyakk pelipatgandaan yang dijanjikan-Nya itu.

Anda mungkin juga menyukai