Ah}ka>m al-Qur’a>n
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Asbabun Nuzul ayat ini adalah ketika, Ibnu Hibban ( dalam shahihnya), Ibnu
Abi Hatim, dan Ibnu Mardawaih yang meriwayatkn dari Ibnu Umar,
bahwasannya : ketika turun ayat “perumpamaan orang yang menginfakkan
hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji” (al- Baqarah; 261). Rasulullah Saw
berdo’a “Ya Allah berilah tambahan kepada ummatku”. Maka turunlah ayat:
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
( menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.”1
Dalam hadis shahih, Rasulullah SAW menceritakan dari Allah SWT, Dia
berfirman, " Hai anak Adam, Aku sakit namun kamu tidak menjengukKu,
Alat meminta makan kepadamu namun kamu tidak memberi-Ku makan, dan
AKU meminta minum kepadamu namun kamu tidak memberiKu minum.
B. Kajian Teori
1. Penguraian Mufrada>t
ۡ
a. ِ َّمن َذا ٱلَّ ِذي يُقyakni barangsiapabersedekah dengan ikhlas
َ رضُ ٱهَّلل
karena Allah قَ ۡرضًا َح َس! ٗناdan sedekahnya itu diberikan dengan ikhlas
dengan kerelaan hati
d. ُيَ ۡقبِض yaitu menyempitkan atau menahan rizki dari orang yang
dikehendaki-Nya sebagai cobaan bagi orang itu
e. ُۜ َويَ ۡبdan
ُ ص !ط melapangkan rizki bagi orang yang dikehendaki-Nya
sebagai cobaan baginya
ََوِإلَ ۡي ِه تُ ۡر َجعُون
f. Kepada-Nya kalian akan dikembalikan di akhirat lalu dia akan
membalas amal- amal kalian.3
2. Pengertian Qardhul Hasan
Pengertian qardhul hasan menurut bahasa ada dua suku kata qardhu
artinya potongan dari harta yang diberikan kepada orang yang meminjam
2
Tafsir al qurthubi. 513
3
Wahbah az-Zuhail, Op-Cit, 1,783
atau muqaridh sedangkan kata hasan yaitu berarti kebaikan.4 Ada
beberapa pendapat tentang pengertian qordhul hasan yaitu:
4
Muhammad, Tekhnik perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syari’ah, UII Press,
(Yogyakarta, 2004), 40.
saat peminjaman karena jika dilebihkan maka tersebut merupakan
riba yang sangat dilarang keras.5
3. Interpretasi Surah al- Baqarah ayat 245 Menurt Beberapa Tokoh
Sebelum masuk pada hukum yang terdapat pada surah al- Baqarah ayat
245, maka pemakalah akan memaparkan interpretasi atau tafsir ayat menurut
beberapa tokoh ulama’
Yang pertama, adalah tafsiran dari Imam Imad ad-Din Abu al-Fida Ismail Ibn
Amar Ibn Katsir Ibn Zara’ al-Bushra al-Damasqy atau biasa dikenal dengan
sebutan Ibnu Katsir.
5
Muhammad Muslehudin, Sistem Perbankan dalam Islam,(Raneka Cipta: Jakarta, 2004), 78.
6
https://alquranmulia.wordpress.com/2015/04/27/tafsir-ibnu-katsir-surat-al-baqarah-ayat-243-245.
Yang kedua, wahbah az-Zuhaili menjelaskan bahwa orang yang berinfak atau
menyedekahkan hartanya di jalan Allah itu ibarat sebutir biji yang
menumbuhkan tujuh tangkai dan pada setiap tangkai terdapat serratus biji
dalam artian Allah akan mengembalikan harta yang telah kalian pinjamkan
atau sedekahkan di jalan Allah dengan berlipat lipat ganda
Yang ketiga, Dalam tafsirnya al- Misbah, Quraish Syihab menjelaskan bahwa
jika ada seseorang yang berjihad di jalan Allah lalu memerlukan harta
sedangkan dia tidak mempunyainya maka korbankanlah harta kalian, Allah
berjanji akan membalasnya dengan berlipat ganda, Dia yang maha memberi
rizki. Dia bisa mempersempit dan memperluas rizki seseorang yang
dikehendaki sesuai dengan kemaslahatannya. Meskipun rizki itu karunia Allah
dan hanya Dialah yang bisa memberi atau menolak, seseorang yang berinfak
disebut ‘’memberi pinjaman” kepada Allah. Hal itu berarti menjadi sebuah
dorongan agar kita gemar berinfak, dan penegasan atas balasan berlipat ganda
yang telah dijanjikan di dunia dan akhirat.
Pinjaman yang baik itu yang sesuai dengan bidang dan kemanfaatannya dan
dikeluarkan dengan ikhlas semata-mata untuk mencapai keridaan Allah ﷻ
Allah menjanjikan akan memberi balasan yang berlipat ganda.
Allah memberikan perumpamaan tentang balasan yang berlipat ganda itu
seperti sebutir benih padi yang ditanam dapat menghasilkan tujuh tangkai
padi, setiap tangkai berisi 100 butir, sehingga menghasilkan 700 butir.
Bahkan, Allah membalas itu tanpa batas sesuai dengan yang dimohonkan
Rasulullah bagi umatnya dan sesuai dengan keikhlasan orang yang
memberikan nafkah.
4. Hukum
7
https://risalahmuslim.id/quran/al-baqarah/2-245
memberikan pelayanan dengan menetapkan bunga sebagai pedapatan
sedangkan bank syariah tidak menggunakan bunga, salah satunya adalah bagi
hasil (musyarakah). Pada tahun 1997 terjadi krisis moneter di Indonesia,
banyak bank konvensional yang tidak mampu bertahan karena sistem yang
digunakan adalah bunga, dimana pada saat krisis moneter tingkat bunga
meningkat secara drastis sehingga resiko gagal bayar dari konsumen juga
meningkat. Sedangkan bank syariah mampu bertahan atau tidak terlalu
terpengaruh oleh krisis moneter karena tidak menggunakan bunga sehingga
dalam peminjaman uang nasabah tidak gagal bayar karena nominal utang
yang semakin meningkat.