#ilffiwffiffi ffi
Bab Tentang:
HUKUM JUAL BELI 3
Bab Tentang:
JUAL BELr YANG TERLARANG .......... 11
Pendahuluan ............. 11
Bab Tentang:
SYARAT-SYARAT DALAM JUAL BELI 2l
Pertama: Syarat-syar at yangsah............ 2t
Kedua: Syarat-syar at y^ngtidak sah (rusak) 23
Bab Tentang:
KHIYAR (HAK PILIH) DALAM JUAL BELI 29
Bab Tentang:
HUKUM-HUKUM MELAKUKAN TRANSAKSI
TERHADAP BARANG YANG DIBELI SEBELUM
DITERIMA, DAN HUKUM IQAALAH 41
[Hukum iqaalab)..... 45
Bab Tentang:
RIBA DAN HUKUMNYA 49
Daftar ki xvll
Bahkan adayangmengatakan bahwa pinjaman lebih baik dari-
pada sedekah. Sebab seseorang tidak akan meminjam (berhutang)
kecuali bila sangat membutuhkan.
Dalam hadits shahih disebutkan:
\frF;,at$ #b)ip,hJ\
"sesungguhnya engkau berada di suatu negri, di mana (praktek) riba telah mera-
jalela. Karenanya, apabila engkau memiliki hana yang engkau utangkan pada
seseorang, lalu dia menghadiahimu sepikul jerami, atau sepikul gandum, atau
sepikul makanan ternak, maka janganlah kamu menerimanya, karena itu ter-
masuk riba." (HR. Al-Bukhari, no. 3814).
[Yakni kekuatan hukumnya seperti hadits Nabi ffi1.0*''
8 HR. Al-Bukhari (no. 2305) [IV:608] kitab al-lVahalab,bab 5, dan Muslim (no.
L60l (4112)) [VI:39] kitab al-Musaqab,bab 22, dari Abu Hurairah €5 .
(@ iGlf nt-u!r*i{ii-.i1 }
"Bwhankah balasan suatu kebaihan adalah kebaikan pula?" (QS,
Ar-Rahmaan:60)
Sebagian orang memang menggampangkan hak orang lain secara
umum, lebihJebih masalah hutang. Ini merupakan sikap tercela yang
menjadikan banyak orang enggan memberikan pinjaman kepada yang
membutuhkan. Hingga terkadang mendorong orang yang terjepit
untuk pergi ke bank-bank ribawi. Lalu bekerja sama dengannya
dengan car^ yang diharamkan Allah.'Akibat peminjam tidak lagi
mendapati orang yang mau memberi pinjaman secara sukarela dan
pemberi pinjaman juga kesulitan mendapatkan orang yang baik dalam
melunasi pinjamannya. Sehingga sirnalah sikap tolong-menolong
dalam masyarakat.
Gz-.:.-J
' HR. Al-Bukhari (no. 2915) [VL121] kitab al-Jihad,bab 89, dari 'Aisyah. Inti ha-
dits ini diriwayatkan secar^ muttafdq'alaib oleh al-Bukhari (no. 2068) [IV:383]
kitab al-Buyu', bab 14, dan Muslim (no. 1503 (4130) [VI:40] kitab al-Musaqah,
bab 24.
# og$ *
b
"^A;rf iciey br$ $# &
rt t*;
Kv
"Jiha kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak memperoleb
seorang penulis, maka bendaklah ada barang tanSSungan yang
dipegang,.." (QS. Al-Baqarah z 283)
Ini termasuk salah satu rahmat Allah atas hamba-Nya karena Dia
membimbing mereka kepada apa-apayang baik untuk mereka.
[Maksudnya sudah baligh, berakal sehat, dan bijak dalam menggunakan harta].
Pent.
[Artinya orang tersebut bukanlah pemilik rabn namun ia mendapat izin dari
pemiliknya untuk menjadikannya sebagai rabn umpamanya].n"n''
lsrFAT RAHI{I
Rabn bersifat mengikat bagi yang memberikannya saia.
Maksudnya, dia tidak bisa dibatalkan. Sebab, dalam hal ini, dia ber-
tindak untuk kemaslahatan orang lain sehingga ia mengikat bagi yang
memberik^nnya.
Rabniuga tidak mengikat bagi yang memintanya. Sebab, da-
lam hal ini, dia benindak untuk kemaslahatan diri sendiri. Karenanya,
dia boleh membatalk annya.
Seseorang boleh menjadikan saham kepemilikannya atas suatu
barang yang dimiliki secara bersama dengan orang lain sebagairahn.
Hal ini karena ia boleh menjual sahamnya saat jatuh tempo dan
uangnya bisa digunalcan untuk melunasi hutang tersebut.
#@) Wir;-,\i_rj
'\
\/ /\J -'-- -J *
)/
Jika ia tidak mau melunasi berarti dia seorang lnumaathi| ". Maka
ketika itu pemerintah harus memaksanya untuk melunasi hutang.Jika
ia tidak mau juga, pemerintah harus memenjarakannya dan mem-
berinya pelajaran hingga ia melunasi hutangnya. Atau pemerintah
menjual barang gadaiannyadan melunasi hutang tersebut dari hasil
penjualannya. Sebab ini merupakan hak yang harus dibayar oleh
penghutang. Maka ketika ia tak mau melakukannya, pemerintahlah
yang menanganinya. Lagi pula rabn merupakan jaminan atas hutang
yang boleh dijual ketika jatuh tempo. Jika nilai jualnya lebih dari
10
[Istilah syar'i yang digunakan bagi orang yang menunda-nunda pelunasan
hutangnya (molor)].n*''
,3.
A)'il\ dJ'),6pyJK \il )+ffi,+S,"frSt
-eSs;rir &S ,vpy 3K lil *1;r 2.-<et,
'r HR. Al-Bukhari (no.2512)lY l77)kitab ar'Rahn, bab 4, dari Abu Hurairah
g).
.11'-
1. Hewan yang bisa ditunggangi dan diperah susunya. Hal ini telah
dijelaskan di atas.
2. Sesuatu yang tidak bisa ditunggangi maupun diperah susunya,
seperti budak laki-laki dan wanita. Rabnsemacam ini tidak boleh
dimanfaatkan oleh pemegangnya kecuali dengan izin pemiliknya.
Jika pemiliknya mengizinkan untuk mengambil manfaat darinya
sebagai ganti dari menafkahinya maka boleh-boleh saja. Sebab ini
merupakan bentuk jual beli.
(r:-J
t2 [Yaitu pemilik hewan, penerimanya, dan hewan gadaiannya].r'n''
tr Lihat Haasyiyah ar-Raudbul Murbi' (V /91).
IMAKNA DHAMAAIN]
Makna dhamaan menurut syari'at adalah menjamin yang
^Pa
telah wajib bagi orang lain dengan catatan orang tersebut tetaP me-
mikulnya dan menjamin apa yang mungkin diwajibkan juga.
Contohnya bila seseorang mengatakan: "Apa saja yang kamu
jual kepada Fulan, maka aku yang menanggungnya."t
t [Ini berarti setiap barang yang telah dijual, -di mana telah wajib atas si Fulan-
menjadi tanggungannya, termasuk barang-barang yang akan dijualnya nanti
-di mana yang mungkin akan diwajibkan-l.r'"
(@ U:-*G1'#b+,r;Ji y
"... Siapa yang dapat mengembalikannya (piala raja) akan me/r7'
peroleb bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin
terbadapnyd." (QS. Yusuf: 72)
Kata (ne;) artinya adalah orang yang menjamin.
Dalam hadits marfu' riwayat Imam at-Tirmidzi disebutkan:
9 t< to itt
fsa f*t-,,
"Orang yang menjamin berarti memikul hutang."2
Para ulama jugatelah sepakat (iima') atas diperbolehkannya
dhamaan secara umum. Apalagi mengingat besarnya kemaslahatan
yang dikandungnya yang terkadang, karena desakan kebutuhan dan
kondisi darurat, seseorang harus melakukannya.
Dbamaantermasuk bentuk tolong-menolong dalam kebaik'
an dan ketakwaan. Sebab, melalui dhamaan, seseorang dapat me-
nutup kebutuhan saudaranya seislam dan menanggulangi kesulitan
yang menimpanya.
a [Yaitu orang yang tidak pandai dalam bertransaksi hingga sering kali merugi
atau mudah tertipu].r'nt'
s Lihat tahhrijnya halaman 118.
(2,:-J
(t?-\,
IDEFTNIST HAWALAII)
Hawalab secara bahasa berasal dari kata at'tabawuul ()"t;a\
yang artinya: 'beralih'. Karena hawalah mengalihkan hutang dari
tanggungan seseorang menjadi tanggungan orang lain. Sebab itulah
para fuqaha' mendefinisikannya sebagai pemindahan utang yang di-
tanggung seseorang kepada orang lain.
[HUKUM HA\VALAIil
Haualah dibolehkan menurut Sunnah dan ijma'. Rasulullah ffi-
bersabda:
zbe?Li 6:i
rrr
I [Kami akan menggunakan tiga istilah dalam bab ini, yaitu mwbiil, mubaal
'alaib, dan mwbtaal.
Mwbiil artinya pihak yang mengalihkan utangnya. Adapun mubaal'alaib
adalah pihak yang menerima pengalihan, sedangkan mubtaalberarti pihak yang
dialihkan.
Misalnya: A berutang kepada B Rp. 5 juta' dan A memiliki piutang pada
C juga Rp. 5.iuta. Ketika B menagih A, A mengalihkan tagihan tersebut ke-
pada C hingga B beralih menagih C. Dalam contoh ini, A disebut mubiel, C
disebut mubaal 'alaib, dan B adalah muhtaal).r""''
2 HR. Al-Bukhari (no.2287) [IV:585] kitab al'Hiualat,bab 2, dan Muslim (no.
1,564 (4002)) lY:47llkitab al'Musaqah,bab 7, dari Abu Hurairah ry' .
"H;l;
2Lye14ViU
"Siapa yang haknya dialihkan t .pra, orrng yang mampu, maka
hendaknya ia terima hawalab itu."3
Di samping itu, ada sejumlah ulama yang menukil adanya ijma'
tentang dibolehkan ny a baualab.
Hawalab mengandung unsur menolong orang lain dan memu-
dahkan cara bermuamalah mereka.
Hawalab juga merupakan sikap toleran dan kerjasama dalam
memenuhi hajat masyarakaqmembayar hutang mereka, serra mem-
berikan kenyamanan bagi mereka.
Sebagian orang mengarrggap bahwa bawalahtidak sesuai dengan
qiaskarena haualab adalah menjual hutang dengan hutang. Padahal
jual beli hutang dengan hutang adalah terlarang. Pun demikian, hal
ini dibolehkan dalam hawalah meski tidak sesuai dengan qiyas.
Anggapan semacam ini telah dibantah oleh al-'Allaamah Ibnul
Qayyim. Beliau menjelaskan bahwa haanlab sebenarnya sesuai de-
ngan qiyas. Sebab bawalah termasuk bentuk pelunasan hak orang
dan bukan jual beli.
Beliau mengatakan: "Kalau hal itu termasuk jual beli hutang de-
ngan hutang, tetap saja syari'at tidak melarangnya. Bahkan kaidah-
kaidah syar'i mengarah kepada dibolehkannya hal tersebut. Sebab
konsekuensi dari haualab adalah pemindahan dan pengalihan hutang
dari muhiil ke muhaal'alaih."a
1 Dalam Fat-hul Baari N /587) Ibnu Hajar menyebutkan bahwa lafazh ini adalah
perkataan al-Khiraqi (salah seorang fuqaha'): "Siapa yang haknya dialihkan
kepada oranB yang mampu, maka wajib baginya unruk menerima pengalihan
tersebut."
[Sedangkan lafazh yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim tidak
mengandung ka:a' bihaqqih i 1.e""''
I Lihat I'laamul Muuaqqi'iin 0/380).
5 [Sebab bapa+g yang masih dalam tempo khiarbelum benar-benar terjual, dan
masih mtjngkin dikembalikan. Jadi nilai barang tersebut adalah hutang yang
belum n {pat hingga tempo kbiyar'nya berakhirl.r*'
(=-:.-J
[DEFINISI \T/AKALAIil
'Wakalab
-atau uikalah- secara bahasa artinyapenyerahan. Jika
Anda mengatakan lVakkaltu amri ilallaah, maknanya adalah "Ku-
serahkan urusanku kepada Allah". Sedangkan secara istilah berarti
perwakilan dari seoran gyangboleh bertransaksi terhadap semisalnya,
dalam hal-hal yang bisa diwakilkan.'
'WAKALAIII
IHUKUM
'Wakalab
hukumnya boleh menurut al-Qur-an, as-Sunnah, dan
ijma'.
Allah $& berfirman:
,1| iJL=yy&;ru;!twSF
{@
"... Maka utuslah salah seorangdari balian dengan membaua uang
perak, kalian ini ke kota..." (QS. Al-Kahfi: 19)'?
{@ ',risi;,r;ir"6alJ6}
I [Dengan kata lain bahvra seseorang melakukan uabalah bila ia mewakilkan
or"n[lait untuk melakukan hal-hal yang memang bisa diwakilkan. Mereka
berdua tergolong orang yang boleh bertransaksi (memiliki kriteria baligh, ber-
akal sehat, dan bijak menggunakan harta)1.
2 [Ayat ini menjadi dalil diperbolehkannya wakalah karena mengandung an-
jurrn ag". salah satu dari mereka diutus ke kota membawa uang mereka, dan
mewakili mereka dalam membelikan makanan].
{@ W'q*;i; }
"... Ddn pengurus-pengurus zahat..." (QS. At-Taubah: 60){
Dalam hadits disebutkan bahwa Rasulullah H., pernah mewakil-
kan 'lJrwah binJa'ad untuk membeli seekor kambing.s Beliau juga
mewakilkan Abu Rafi'ketika beliau H, menikahi Maimunah,"
dan beliau konon mengutus para'amil-nya untuk mengumpulkan
zakat.T
[Ayat ini juga menjadi dalil diperbolehkannya uakalah karena Nabi Yusuf
).pi yang ma'shum minta diangkat sebagai bendaharawan, dan ini termasuk
permohonan mewakili (menangani) suatu pekerjaan].
[Ayat ini pun menjadi dalil atas diperbolehkannyauahalahkarena seorang
'amil adalah orang yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mengumpulkan
zakat, mereka mewakili pemerintah dalam hal ini].
HR. Al-Bukhari (no. 3642)lYI:7721kitab al-Manahib, bab ke-28, dari jalur
Syabib bin Gharqad.
HR. At-Tirmidzi (no. 841)[III:200] kitab al-Hajj,bab23,dari Abu Rafi' €5 .
Dalam hadits tersebut Abu Rafi' mengatakan: "Akulah utusan yang menjadi
perantara antara Nabi dan Maimunah." Hadits ini didha'iJkan oleh Syaikh al-
Albani dalam Sunan at-Tirmidzi dengan ta'liqbeliau,dan beliau berkata dalam
Irua al-GbalilUY:227)dalam sanad hadits Abi Rafi' ada Mathar al-Warraq dan
ia adalah perawi yang dba'if,Imam Malik menyelisihinya dan menganggap
riwayat Abi Rafi' sebagai hadits mursaL.. sebagaiman akan datang keterangan-
nya dalam bab Nihah..., (no. hadits: 1849).
Lihat tahhrijnya dalam jilid pertama hal.320.
ISYARAT SAHNYA'{(/AKALAIII
Penerimaanwakalah sah dilakukan secara langsung maupun ke-
mudian dengan setiap ucapan atau tindakanyangmenunjukkan sikap
menerima. Dalilnya ialah karena penerimaan wakil-wakil Rasulullah
ffi, rcrhadap uakalah beliau terjadi di waktu kemudian.
\Vakalab sah dilakukan untuk sementara atau dita'liq dengan
syarat tertentu. Contoh yang pertama adalah "Anda menjadi wakilku
selama sebulan." Sedangkan contoh kedua adalah "Kalau rumahku
selesai dikontrak maka juallah."
8 [Yaitu menjatuhkan talak dengan tebusan yang dibayarkan oleh pihak istri].
Pent.
r0 HR. Al-Bukhari (no. 2314) [IV:619] kitab al-lVahalah,bab 13, dan Muslim
(no.1997/1998 (4435)) [VI:204] kitab al-Hudud,bab 5, dari Abu Hurairah
danZaid bin Khalid al-Juhani .
"gE
t40 Kitab Jual Beli
hal tersebut sifatnya tidak mengikat. Sehingga masing-masing bisa
membatalkan wakalah sesukanya kapan saja.
n [yaitu orang yang tidak pandai dalam membelanjakan hartanya, baik karena
lemah akal atau karena masih kecil]'e*''
12
[Yakni kerabat dekat. Berhubung kerabat dekat akan cenderung membela,
maka kesaksian mereka yang meringankan tertolak. Namun kesaksian mere-
ka yang memberatkan tetap diterima karena kecenderungan membela tidak
ada lagi].e*'
Cr-:-J
t' lDbamaan darah artinya menjamin selamatnya barang yang dibeli dari hak
orang lain yang mungkin terkait dengannya, sekaligus menjamin akibat yang
ditimbulkan bila ternyata ada hak orang lain dalam barang tersebut, (ihat al-
Fiqbul Islamy ua A dillatuhu, IY / 7 29)1.t""'
Islam datang untuk menjaga harta dan hak orang lain. Sebab
itulah bajr disyari'atkan bagi orang yanglayakmendapatkannya. Ini
tidak lain demi terjaganyaharta orang lain dan hak mereka.
HAIR secara bahasa artinya 'melarang'. Karena sebab itulah se-
suatu yang haram dinamakan bijr, sebab ia terlarang. Seperti pada
firman Allah.€:
(@ s;tc-tjiJ F
"... DAn mereka mengatakan'hijran rnahjuura'." (QS. Al-Furqaan:
22)
Artinya: '(Ini) haram dan terlarang.' Akal manusia juga dinama-
kan hijr, seperti pada firman Allah ,€:
(@;o!)"i -..rJ"F
"sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat sumpab (yong
dapat diterima) oleb orangydngpunya bijri'(QS. Al-Fajr: 5)
Artinya yang punya akal. Hal ini karena akal akan melarang
seseorang untuk melakukan apa yang tidak baik dan berakibat
bahaya.
Sedangkan makna hajr secara syar'i adalah melarang seseorang
dari mengadakan transaksi atas hartanya.
Dalil diperintahkanny a bajr darial-Qur-an adalah firman Allah
&,
ifiiS&-KlxirJa,rl'iJt*1',i6il\6"is;y
Bab Tentang Hukum Hajr (Larangan Bertransaksi) 145
$L{; ffir'I":S@ gi;t{} AiJ:,i J;ri; u*
W fiyri,5":6r^r, e F, og'c$\W
(@
"Dan janganlah kamu serahkan bartamu kepada orang-orang
safiib, yang rnand harta tersebut dijadikan Allab sebagai pondasi
kebidupan. Q'{amun) berilah mereka rizki dan pakaian (dari basil
barta itu), dan ucapkanlab kepada mereka kata-kata yang baik.
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk
hawin. Kemudian jiha menurut pendapatmu mereka telab cerdas
(pandai memelibara harta), maka serahkanlah kepada mereba
barta merek ..." (QS. An-Nisaa': 5-5)
Kedua ayat di atas menunjukkan dianjurkan nya bajr atas harta
anak yatim dan orang safiih. Tujuannya agar mereka tidak merusak
dan menyia-nyiakannya. Hendakn ya hartatersebut tidak diserahkan
kepada mereka kecuali setelah mereka benar-benar dianggap bijak
menggunakannya.
Nabi H, juga pernah melakukan bajrrerhadap sebagian sahabat-
nya dalam rangka melunasi utang-urang mereka.r
' Hadits dha'if. Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni (no. a5O5) [IV:148] kitab
al-Aqdbiyab, dan al-Hakim (no. 2a03) [II:75] dari Ka'ab bin Malik
^{5 yang
bercerita tentan g bagaimana Nabi men g-Dai r Mu' adz. Didb a' iJkan oleh Syaikh
al-Albani dalam lrua'al-Gbalil (no. 1435). Namun dalam menjelaskan tahhrij
hadits tersebut Syaikh al-Albani menyebutkan hadits lain yang diriwayatkan
oleh al-Haki m llIL27 3) dan al-Baihaqi den gan laf azh:
(@ #;;aia6'i$y
"Dan janganlah kamu serabkan hartamu kepada orang-orang safi.ih
..." (QS. An-Nisaa': 5)
(@ ;;;lf;{si&i5hgfu
"Dan jika (orang yang hutang itu) dalam kesukaran, maka berilah
tangguh sampai dia berkelapangan..." (QS. Al-Baqarah: 280)
Tentang keutamaan orang yang memberi tempo kepada yang
kesulitan membayar hutangnya, Nabi ffi bersabda:
4;1 e s4lb
tz/y*
, i iiil
^rbj
ji tl / o z
0 --{, .'.-o
(@ iqt'r\Liati; F
",,, DAn bila kamu menyedehabkan (butangtersebut), maka itu lebih
baik bagimz..." (QS. Al-Baqarah: 280)
Adapun orang yang mampu melunasi hutangnya, maka ia tidak
boleh dr-bajr. Sebab hal ini tidak diperlukan. Ia cukup diminta untuk
melunasi hutangnya saja jika yang berpiutang menagihnya. Dalilnya
adalah sabda Nabi ff,,:
peg W
'? [Shahih ligbaiib. Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Ka-
bir (I/304, no.9O3) dari As'ad bin Zurarah €5 dengan tambahan di akh-
irnya: "Atau membebaskan hutangnya." Lihat Sbahib at-Targbiib wat Tarbiib,
hadits (no 912)).v"".
Nabi #, bersabda:
)..o 2) )<
.{rJ eAS)- 4-4t i1 Y*0\'o
o
"Men gelak ny or ang yang mampu (membayar hut an g), menj adi-
^
kannya boleh dituntut dan dihukum."s
Dihukum maksudnya dipenjara. Sehingga orang yang mengelak
melunasi hak orang lain memang layak dihukum, baik dengan penjara
atau hukuman lainnya. Hukuman ini boleh diulang hingga ia me-
lunasi hutang-hut dia tetap mengelak, maka pemerintah
^ngnya.Jika
boleh ikut campur tangan dengan menjual aset kekayaannya lalu
melunasi hutangnya. Sebab pemerintah dapat menggantikan posisi
orangyang mengelak tersebut. Ini juga ag ryarLgberpiutangterbebas
dari kemudharatan.
Jika dalam kondisi ini orang yang berhutang telah divonis bajr,
maka vonis tersebut harus diumumkan dan ditampakkan ke tengah-
tengah masyarakat, bahwa si fulan relah di-bajr. Sehingga mereka
P >.
E,E
.E€
a qp
".]
v
':] E $$- * E"$-[
E.-
=x-:(s
EE AT
ES
?5 =*s
s:* \
t
A
*{ $t, fi
c= srL; -EA
v:
e_8 g€ U t';
L-i\s
\e j
AUW-
I-c 5-6
HEXg
a^9
g*
i9
,1'
U.= tr oo
3E +F
,
E=€ "J:
X-E
s
*itil$Ei €q
-do+
t S"
66
c.l -
s
_li.a
E
[;T EE
Sq
€'Ig .S€ =E
3e
q) ?.() H
H
E F€ H€=
o.4
)J
H.
st TEJ
5x+l isgt aEEi t 8.;
\€
Xs
::Xii
s33i3 .lr :.'
L-!-.<
hot{
(! a La
'Gi X-cl
P
uE-6
.-!
"8.*,
""il -o-o
.E.s <€
rssr r :'1
F:. x.$fr 14 \rl.-.
{E {E,$g?E Bt$${;III :$ €,h
R S 6*
..\
>* --a :
gi
o
FiJ H; '5 ils;
"fr.'.
5I tE
: yEtz hE E :3
$EE$igE[i lj .'i E=6
S S€Ef
t€ H.E * ':,4
\t Hf" HEE$EE rl\ n-
:6.^.=-c
;{ I
fz€{;
i' q
s 8.t-T H *** ?gi s=€ H?;s $j;
$E fe.:i:
i <t cJ#
s
s-idH
s9-q bo-tr 6
<=.<Li!-9
g di'
fB'sE ; i* rtr
S,-E d s'e { $E sisii $* T5E:I
;or =E SO
HET fi EN
E gsi
trtBhtr
c,Eirs
-C ci tr-U E;$ 6ep
C!
Keempat: Keadaan barang tersebut masih seperti dahulu, sifat-
sifatnya tidak berubah sedikit pun.
Kelima: Barang tersebut belum terkait dengan hak orang lain.
Seperti jika orang yang bangkrut sedang menggadaikannya, dan se-
misalnya.
Keenam: Barang tersebut tidak bertambah dengan sesuatu yang
melekat padanya, seperti bertambah gemuk.
{
. w_ K KG 8t,iJt^,"\iAi w{r }
"Dan janganlah kamu serabkan bartamu kepada ordng-orang
safi.ih, yd.ng rnana harta tersebut dijadikan Allah sebagai pondasi
kehidupan..." (QS. An-Nisaa': 5)
Sampai pada firman-Nya:
Masehi. Sebab penanggalan Masehi tidak digunakan oleh para sahabat sama
sekali. Sedangkan penanggalan Hijriyah jumlah harinya dalam setahun rata-
rata 10 hari lebih sedikit dibandingkan Masehi. Maka bila dikalikan 15 hasil-
&:i o;?s
"Karena Nabi belum menganggapku baligh."rs
4. Khusus bagi perempuan, ada tanda tambahan yang menunjuk-
kan bahwa ia telah baligh, yairu haidb. Dalilnya adalah sabda
Nabi ffi,:
. el/ a\l / ..j
d,
rlt
2v )li\)r-
, €r\> o )\-a
"ut ,-ui
"Allah tidak akan menerima shalatnya wanita yang telah haidb,
kecuali bila memakai kerudun g. " (Diriwa y arkan oleh at-Tirmi-
dzi dan beliau menghasankannya)r"
Kedua, selain baligh ia juga harus rasyid,yangarrinya pandai da-
lam menggunakan harta. Dalilnya adalah firman Allah.J6:
nya 150 hari, yaitu lebih cepat 5 bulan dari tanggal lahirnya dalam Masehi.
Demikian pula yang menjadi tolok ukur dalam menghiwngbaul untuk zakat,
semuanya berdasarkan penanggalan Hijriyah].m''
ts Hadits shahih. Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni (no.4155) [IV:6a] kitab
as-Siar. Dishahihkan oleh Syaikh Syu'aib al-Arna-uth dalam Musnad Ahmad
dengan ta'liq beliau (no. 4202) [V:203].
t6 Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (no. 25710), Abu Dawud (no. 641)
lIt298)kitab asb-Sbahlab,bab 84, at-Tirmidzi (no.377) [I:215] kitab ash-Shalah,
bab 150, dan Ibnu Majah (no. 655) 1L362)kitab atb-Tltabrah,bab 132, dari
'Aisyah. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Inaa al-Gbalil (no. 196).
[Perempuan yang telah haidb disini maksudnyayangtelah baligh (bukan
yang sedang baidb). Sebab kewajiban menutup kepala dalam shalat hanya
berlaku atas perempuan baligh].e*'
{
.. tG a$Vi t *i J \i {i I ty
\
*Janganlab
kalian dekati harta anakyatim kecuali dmgan cd.rayd.ng
terbaik..." (QS. Al-An' aam: 752)
Artinya, janganlah mempergunakan harta mereka kecuali untuk
sesuatu yang bermaslahat bagi mereka dan mengembangkan harta
tersebut. Ayat ini meskipun berbicara tentang harta anak yatim,
akan tetapi mencakup harta orang safi.ih dan orang gila juga, yaitu
dengan meng-qiaskannya kepada harta anak yatim.
{,fL6tf'!+"1:*y5"6eii*6}e4'...y
(@ #';s
"... Mereka bertanya kepadamu (Mubammad) tentang anak'anak
yatim. Katakanlah, merauat harta mereka adalab lebib baik, namun
jika kalian mencarnpumya maka mereka adalah saudara kalian'.."
(QS. Al-Baqarah:220)
Maka mereka mencampur kembali makanan dan minuman me-
reka dengan milik anak-anak yatim," Ianiut Ibnu 'Abbas.
yatim adalah de-
Salah satu perbuatan baik terhadap harta anak
ngan memutarnyalewat perdagang an yangmenguntungkan dan
[Yaitu kerjasama antara pemilik modal dan pengusaha dengan nisbah bagi
hasil tertentu].r"n''
19
D iriwayatkan oleh' Ab dur r azzaq da\am M us h annaf-ny a (no. 69 8 3) [III: 66].
[Muhammad bin Abi Bakr adalah saudara laki-laki'Aisyah yang lahir ketika
haji uada' dan ditinggal wafat ayahnya saat berumur dua tahun, jadi 'Aisyah
bertindak sebagai walinya].ru''
Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni (no. 195a) [II:95] kitab az-Zahah, al-Baihaqi
(no. fi a0) [IV: 1 79] kitab az-Zabah, bab 24, dan'Abdurr azzaq (no. 6990) [IV:
681 kitab az-Zakab, dari jalur Sa'id bin Musayyib. [Dan dishahihkan oleh al-
Baihaqi].r-' Ada pula hadits yang hampir sama, yang diriwayatkan oleh at-
Tirmidzi (no. 6a0) [III:32] dan al-Baihaqi (no. 7339)lIY:1791, dari'Amru
bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya secara marfu'. Syaikh al-Albani me-
ngomentari hadits ini sebagai hadim yang dha'if dalam kitab beliau lrua al-
Gbalil(no.788).
2t Lihat Haasyiyab ar-Raudhul Murbi'$/19a).
{@ ',}ifr\"ST6srs;s }
"... Barangsiapayangfakir, maka i.a boleh memakan (harta tersebut)
dengan carayangbaik..." (QS. An-Nisaa': 6)
{@ 6v;';'( fr;#:Adl{6r&u15 }
kalian mengambil barta mereka (dan memaswkkan-
"... Janganlab
nya) kepada harta kalian, h,arena itu merupakan dosa besar." (QS.
An-Nisaa':2)
.Artinya, perbuatanmu yang mencampur harta mereka dengan
hartamu lalu memakannyaitu merupakan dosa dan kesalahan besar,
maka jauhilah itu.
Allah juga berfirman:
( AEA;tj"6b
2r Lihat Tafsir lbnu Ka*ir S/595).
2a Telah ditabhrijsebelumnya.
2s
[Artinya mereka telah baligh. Ssebab definisi yatim adalah orang yang diting-
gal mati ayahnya sebelum baligh].e*''
(,;;$&W'b.'f,"(t"45dW;fig)
(@
*...
Bila kalian hendak mmyerahkan harta tersebut kepada mereka,
maka angkatlah saksi bagi mereha dalam penyerahan tersebut, dan
cukuphh Alkb sebagaiyangMaha MmgaluAsi." (QS. An-Nisaa': 6)
Artinya, cukuplah Allah yang mengawasi dan menjadi saksi atas
para wali selama mereka mengurus harta tersebut hingga menyerah-
kannya kepada anak yatim; apakah harta tersebut diserahkan secara
utuh dan sempurna ataukah kurang dan tidak utuh?
(r-::.-\)
J,fh-s-KX t
BAB TENTANG:
HUKUM SHULH (PERDAMAIAN)
( @'+'&u F
"... Perdamaian itu lebib baik.,." (QS. An-Nisaa': 128)
{@
"... Maka damaikanlab kedwanya dengan adil dan berlaku adillab.
Sesunggubnya Allab menyuk ai ora.ng-ordngyang berlaku adil." (QS.
Al-Hujuraat:9)
3iYt;yirzr)\lr l,t,n^:
v-. J-tf 4ar
lz
.Y)\; ?"
"Sbulub itu boleh dilakukan di antara kaum muslimin, kecuali
s h u lh y angmenghal alk an y angh aram at au men gh aramkan yan g
halal."'
Di samping itu, beliau M, j"g mendamaikan orang-orar,gyar.g
bertikai.'
Syarat lain yang menentukan sahnya shulb jenis ini adalah bahwa
hak tersebut tidak boleh ditahan dari pemiliknya seandainya sbulb
tersebut tidak terjadi. Sebab yang demikian itu berarti memakan
harta orang dengan cara batil yang diharamkan. Lagi pula orang yang
memegang hak memang harus menyerahk autyakepada pemiliknya
tanpa ikatan dan syarat apa pun.
Syarat sah lainnya ialah pemilik hak tersebut haruslah orang yang
boleh memberikan hartanya. Kalau dia tidak termasuk orang yang
boleh memberikan hartanya, maka shulhnya tidak sah. Sepeni jika
dia seorang wali atas harta anak yatim atau orang gila, ia tidak sah
melakukan shulh atas harta mereka. Karena berarti ia memberikan
sesuatu yang tidak dimilikinya.
I HR. Al-Bukhari (no.2127) [IV:435] kitab al'Buyu', bab ke-51 dari Jabir $5 .
Hadits shahih. Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni (no. 4425) lIY :1321 kitab
a l -A q db iy a b, b ab 1, dan al-B aih aqi (no. 20 5 37) lX:252) kiaba sy - Sy a h a da t, b ab
{@ ,Yi&#g'rBG$Y
"Janganlab kalian memakan harta sesama kalian (orangberiman)
dengan cara batil..." (QS. Al-Baqarah: 18S)
Meskipun perdamaian ini di mata orang nampak benar -karena
mereka tidak tahu apa yang tersembunyi-, akan tetapi hakikatnya tidak
akan berubah di sisi Allah yang tak tersembunyi sesuatu Pun dari-Nya,
baik di langit maupun di bumi. Oleh sebab itu, seorang muslim hen-
daknya menghindari perbuatan ielek dan cara licik sepeni ini.
Di antara aturan dalam shulh karena pengingkaran adalah bila
ada orang luar melakukan shulh untuk orang yang dituntutT tanPa
izinnya,maka hal itu sah. Sebab maksud dari orang luar ini adalah
membebaskan orang tersebut dari tuntutan dan menghentikan seng-
keta.,Maka dia ibarat melunasi hutang orang tersebut. Hanya saja
dia tidak berhak meminta kembali uang yang dibayarnyasebab dia
ibarat penyumbang, dan sumbangan tidak bisa ditarik kembali.
Sbulb sah dilakukan untuk hak yang tidak diketahui, baik itu
milik mereka berdua atau salah satunya, jika memang hak tersebut
tidak mungkin diketahui. Contohnya hitung-hitungan yang pernah
terjadi di antara mereka di masa lampau, hingga masing-masing tidak
tahu pasti berapa hak saudaranya.
Dalil dibolehkannya hal ini adalah sabda Nabi ffi
kepada dua
orang yang berselisih tentanghartawarisan yang telah dihabiskan
mereka berdua. Beliau ffi bersabda:
Gz:^J
Hadits hasan. Diriwayatkan oleh Ahmad (no. 26596) [VI:320] dan Abu Da-
wud (no. 358a) [IV:13] kitab al-Qadha,babT,dengan lafazh mirip, dari Ummu
Salamah €F, . Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam lran al-Gbalil (no.
1423).
9
lQkbas adalah hukuman yang setimpal bagi orang yang melukai, memotong,
atau membunuh orang lain].n'n''
l0
Muraji'berkata, sbulh dalam masalah qisbasb, pembunuh diancam hukuman
qisbasb oleh pengadilan, namun dia mencari jalan damai dengan keluarga kor-
ban dengan membayar diyat yang ditetapkan syari'at kepada mereka, atau
kurang dari itu atau lebih dari itu agar mereka menarik tuntutan qisbash,hal
ini dibolehkan karena hak dalam masalah ini adalah milik keluarga korban,
mereka bisa menuntut qisbash ata:u diyat atau berdamai dengan pembunuh
dengan ganti rugi yang mungkin lebih sedikit atau lebih banyak dari diyat.
ll
fladi, seseoranB yang telah divonis cambuk 100 kali karena berzina umpama-
nya, tidak bisa mengadakan sbulb agar terbebas dari hukuman tersebut. Ka-
rena hukuman itu adalah hak Allah, beda dengan qisbas yangmerupakan hak
manusia hingga bisa digugurkan lewat shulh].ru''
[HUKUM BERTETANGGA]
Solusi untuk masalah ini bisa dengan beberapa macam:
Salah satunya dengan melakukan perundingan (persetujuan) demi
mewujudkan kemaslahatan dan keadilan. Contohnya:
-Jika seorang tetangga perlu mengalirkan air lewat pekarangan
tetangganya atau atap rumahnya, kemudian keduanya membuat
persetujuan dengan imbalan tertentu untuk itu, maka persetujuan
tersebut sah-sah saj a demi terpenuhin y a hajat.
-Jika imbalan tersebut adalah ganti atas fasilitas yang dimanfaat-
kan dengan kepemilikan yang tetap berada pada pemilik pekarangan
atau atap,maka persetujuan ini dianggap sewa-menyewa. Namun jika
kepemilikannya berpindah, maka dianggap jual beli.
-Jika seorang tetangga membutuhkan jalan untuk lewat di tanah
milik tetangganya, lalu ia membayar sejumlah uang baik secara jual
beli atau shulub, maka ini pun diperbolehkan demi terpenuhinya
ha1at. Hanya saja seyogyanya pemilik tanah tidak memanfaatkan ke-
sempatan ini dengan meminta hargajual atau imbalan yang tinggi. Ia
tidak sepantasnya melarang tetangganya menggunakan jalan tersebut
atau menghalanginya melakukan hal-hal yang bermanfaat.
.D\)C^#3i
"Janganlah seorang tetangga melarang tetangganya untuk me-
nancapkan kayu di temboknya."
Abu Hurai rah $ lantas berkata: "Mengapa kalian terlihat meng-
hindar dari aturan ini? Demi Allah, aku akan tetap memberlakukan-
nya."t
' HR. Al-Bukhari (no. 2463) [V:136] kirab al-Mazhalirn, bab 20, dar. lafazh ha-
dits ini berdasarkan periwatannya, dan Muslim (no. 1609 (4130)) [VI:48]
[ATURAN JALAN]
Adapun yang berkaitan dengan aturan ialan:
- Tidak diperbolehkan mempersempit jalan kaum muslimin.
Bahkan sebaliknya, wajib melapangkan jalan mereka. Demikian pula
hal-hal yang mengganggu hendaklah disingkirkan dari jalan. Sebab
hal ini termasuk bagian dari iman, sebagaimanayang disabdakan
Nabi H-.
- Seseorang tidak diperbolehkan mendirikan sesuatu di atas tanah
atau bangunan miliknya yarLg dapat mempersempit jalan. Seperti
membuat atap di atas jalan yang menghalangi lewatnya kendaraan
besar atau membikin tempat duduk yang memakan bahu jalan.
.e*ea-brA#\'##3i.:Jl
"Muslim sejati ialah bila kaum muslimin selamat dari lisan dan
tangannya."2
Nabi H- juga bersabda: I
1
'il 4il .j
i
eqyl j#
"Iman itu ada tujuh puluh sekian cabang; yang paling tinggi ada-
lah mengucapkan laa ilaaha illallaab,sedang yang paling rendah
ialah menyingkirkan gangguan dari jalan; dan rasa malu juga
termasuk cabang iman."3
HR. Al-Bukhari (no. L0)ll:7flkitab al-Iman, bab 4, dari 'Abdullah bin 'Amru
bin al-'Ash, dan Muslim (no.41 (162))llt22lkitab al-Iman, bab 14, dariJabir
rirl.-
*f) .
HR. Al-Bukhari (no. 9)ll,7z)kitab al-Iman, bab 3, secara ringkas, dan Muslim
(no. 35 (153)) [I:195] kftab al-Iman,bab 12.
(2.?-\)
lain. Dengan begitu sang partner tidak mendapat masalah dan peniual
pun tidak rugi sebab ia tetap memperoleh imbalan atas miliknya. Jadi,
syufab termasuk keadilan terbesar dan aturan terbaik yang sesuai
dengan akal sehat, fitrah, dan kemaslahatan manusia."r
Dari sini, makar apa pun yang bertuiuan menggugurkan syufah
berarti menentang nilai-nilai yang diperjuangkan oleh syari'at terse-
but.
Syufab telah dikenal oleh bangsa Arab di masa Jahiliyah. Bila
seseorang hendak menjual rumah atau kebunnya,ia akan didatangi
tetangga, partner, dan temannya untuk membeli. Ia kemudian meng-
utamakan sang partner dan menjadikannya pembeli pertama. Dari
sinilah istilah syufab muncul, dan orang yang menuntutnya dinama-
kan syafi.'.
\t\i:#:p $ Cy,Au #
'3i
u M'#\
.i;i, * tJAt *r*SSjAlt +;sS
"Bahwa Nabi ffi memberlaktkan syufab atas setiap (milik ber-
sama) yang belum dibagi. Jika pembatas telah dibuat dan jalan-
jalan telah dialihkan, maka syufab tidak berlaku lagi."3
Hadits ini menunjukkan berlakunya syufah bagi seorangpartner,
dan syufah tersebut hanya berlaku pada tanah dan properti, bukan
pada barang atau harta lainnya.
Nabi #, bersabda:
) z o < <.ot 6 z zO z
.ae) -4-.i ,'!)L
v-J-e
t:-> e*l
(;:- if ei j1- n
"Dia (sang pemilik propeni) tidak halal menjual bagiannya hingga
memberitahu partner rly a." u
(2.:'-=)
{ 6{i,\j }
"... Sesunggubnya banyak dari orangyang berpatungd.n berlaku
melampaui batas sd.tu sama lain..." (QS. Shaad: 24)
'Orang yang berpatungan' ialah mereka yang ber-syarikah. Se-
dangkan'berlaku melampaui batas satu sama lain' maknanya berlaku
zhalim satu sama lain. Sehingga ayat ini menunjukkan bolehnya
ber-syarikah.Yangtidak boleh ialah berlaku zhalim atas sesama
rekan patungan.
Gz?^\)
IHUKUM SYARIKAH'INAAI{]
Syarikab'inddndengan bentuk seperti ini hukumnya diboleh-
kan menurut ijma' sebagaimanay^ngdinukil oleh Ibnul Mundzir
'S,B meski ada perbedaan pendapat dalam sebagian syaratnya.
Transaksi yang dilakukan masing-masing rekan patungan (part-
ner) atas modal patungan hukumnya sah. Ia ibarat pemilik bila meng-
gunakan modal pribadinya atau wakil bila menggunakan modal
rekannya. Sebab istilah syarihab (patungan) maknanya satu sama lain
tidak perlu lagi minta izin.
Para ulama juga sepakat bahwa modal patungan mereka bisa
berupa uang tunai -termasuk uang emas dan perak-. Sebab sejak
zamanNabi ff, sampai hari ini orang-orang selalu melakukannya
dengan uang tunai tanpa adayangmengingkari. Hanya saja mereka
berbeda pendapat jika modal syaribab'inaAn itu berupa barang da-
gangan. Sebagian mengatakan tidak boleh karena nilai barang salah
satu patner sebelum dijual mungkin lebih banyak dari yang lain. Hal
Gz-:.-J
t [Yaitu orang yang mengelola modal orang lain dalam mudhaarabab, biasa di-
sebut pengelola].r"n''
P'engelola tidak boleh mengambil modal dari pihak lain jika hal
itu merugikan pemodal pertama, kecuali dengan izinnya. Misalnya
jika pihak kedua memiliki banyak modal yang menghabiskan waktu
pengelola hingga menyibukkannya dari mengelola modal pihak
pertama. Atau sebaliknya, modal pihak pertama yangbanyak hingga
menyerap seluruh waktunya. Maka begitu ia mengelola modal lain,
terbengkalailah sebagian urusannya dengan modal pihak pertama.
Intinya, pengelola tidak boleh mengelola modal pihak lain, kecuali
bila pemodal pertama mengizinkan, atau hal tersebut tidak merugi-
kan pemod al yangpertama.
Jika pengelola nekat mengelola modal pihak lain tanpa izin pihak
pertama dan ternyata merugikan pihak pertama, maka pengelola ha-
nrs mengembalikan bagian yang diperolehnya dari kerjasama dengan
pemodal kedua kepada pihak pertama. Jadi, pengelola menyerahkan
laba dari mudbaaraba& kedua kepada pemodalnya, lalu pengelola
mengambil laba pribadinya dan menggabungkannya dengan laba dari
mudbaarabah-nyadengan pemodal pertama, kemudian laba tersebut
dibagi sesuai ketentuan yang mereka sepakati. Hal ini karena manfaat
yang diberikan pengelola dalam mudhaarabaD kedua telah menjadi
milik mudbaarabab pertama.
Cr-:--J
1. SYARIKAH',VqUH
Syarikab uujuh ialah patungan yang dilakukan oleh dua orang
atau iebih terhadap apayangdibeli lewat tanggungan mereka' dan
labanya dibagi sesuai kesepakatan masing-masing.
Dinamakansyarikab uujuh (wajah) karena Patungan ini dilaku-
kan tanpa modal. Masing-masing menggunakan nama baik, reputasi,
dan kepirc ayaanyang diberikan para pedagang kepada mereka. Lalu
dengan bekal kepercayaan ini mereka melakukan transaksi jual beli dan
membagi laba yang diperoleh sesuai nisbah yang disyaratkan masing'
masing. Hal ini berrdasarkan pada sabda Nabi ffi: "Kaurn muslimin itu
terikat dengan syarat-syarat mereka."2
Syarikab ini mirip dengan syarikab'inaan. OIeh sebab itu, hu-
kumnya pun sama.
Masing-masing rekan dalam hal ini bertindak sebagai wakil seka-
ligus penjamin harga barang yang dibeli rekannya (k^fi.[).Karena sya'
,ikoi t" ini tergolong kerjasama dalam perwakilan (wakalab)
^cam (kafalab).
dan penj am inan
Kadar kepemilikan masing-masing partner dalam syarihah sesuai
dengan yang.disyaratkan, baik itu separuh-separuh,lebih besar, atau
lebih kecil.
Masing-masing akan menanggung kerugian sesuai dengan kadar
kepemilikannya dalam syarikah. Orang yang memiliki separuh sya-
rikab akan menanggung separuh kerugian, begitu seterusnya.
t Aninya bukan dibeli dengan uang tunai tapi secara hutang' karena mereka di-
p"rr y^dan memiliki reputasi yang baik, sehingga orang berani menghutangi
barang kepada mereka.
2 Lihat takbrijnya halaman 21.
2. SYARIKAH ABDAAN
Syarikah abdaan ialah patungan yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih atas apa yang mereka hasilkan dengan badan mereka.
Dinamakan demikian, karena mereka yang patungan mengguna-
kan badan mereka untuk bekerja mencari penghasilan dan berbagi
dalam penghasilan yang didapat.
Dalil dibolehkannya ryarikah model ini adalah hadits yang di-
riwayatkan oleh Abu Dawud dan yang lainnya, dari Ibnu Mas'ud
&!' yangmengatakan:
, J,r!. ?';
;\4b, lJ- *3 W .
X';;l
. .
Ui
"Z)'r.j;S
t6i
.
2
?,"b5 ui l't,,i:b\'il"
"Aku pernah berpatungan dengan 'Ammar dan Sa'ad atas gbani
mabyangakan kami dapatkan dalam perang Badar. Maka Sa'ad
datang membawa dua orang tawanan, sedangkan aku dan 'Am-
mar tidak membawa apa-apa."3
Imam Ahmad '$t)H mengatakan: "Nabi S- lantas membagi ke-
dua tawanan itu untuk mereka bertiga.{ Hal ini menunjukkan bah-
I Hadits dha'if. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3388) [III:a4O] khab al-
Buyu',bab 29, an-Nasa-i (no.3947) [IV:67] kitab al-Aiman,bab 47, dan Ibnu
Majah (no. 2288) [Il79]kitab at-Tijarar, bab 63. Didba'ilkan oleh Syaikh al-
Albani dalam lrua al-Ghalil (no. 1474).
{ [Artinya kedua tawanan tersebut dijadikan milik mereka bertiga oleh Nabi
{['; pent.
Jika hal itu telah disepakati, maka setiap order kerjaan yang
diterima oleh salah satu rekan harus dikerjakan oleh rekan-rekan
lainnya. Yakni setiap rekan wajib mengerjakan apa yang dikerjakan
rekan lainnya sebagai konsekuensi dari patungan tersebut.
Syarikah abdaan sah dilakukan meslci profesi masing-masing
pelakunya herbeda, seperti kerjasama antara tukang jahit dengan
tukang besi, dan semisalnya. Masing-masing yang bekerja sama ber-
hak meminta upah atas kerjaan yang diterimanya atau yang diterima
rekannya. Orang yang mengupah salah seorang dari mereka boleh
membtyarkannya kepada siapa saja dari mereka. Sebab masing-masing
benindak selaku wakil bagi lainnya. Karenanya,kerjaan atau upah
yang mereka dapatkan juga jadi milik bersama.
Syarihab abdaansah diterapkan dalam kepemilikan atas hal-hal
yang mubah, seperti mencari kayu bakar, mengumpulkan buah-buah-
an dari gunung atau hutan, dan mengeluarkan barang tambang.
Jika rekan yang sehat meminta kepada yang sakit untuk menunjuk
orang lain yang menggantikannya bekerja, maka ia harus melakukan-
nya. Sebab keduanya berjanji untuk sama-sama bekerja. Sehingga jika
salah satunyrr tidak bisa bekerja secara langsung, ia harus mengangkat
orang yang bisa menggantikannya demi memenuhi perjanjian. Kalau
dia men,.rlak mengangkat pengganti setelah diminta untuk itu, maka
rekannya boleh membatalkan akad kerjasama ini.
Kalau pemilik hewan tunggangan atau kendaraan bekerja sama
untuk mengantarkan penumpang dengan catatan apa yangmereka
peroleh menjadi milik bersama; maka hal itu sah (boleh). Sebab ini
merupakan bentuk mencari penghasilan. Selain itu, ia juga diboleh-
kan ia menyerahkan hewan tunggangan atau kendaraainyatersebut
kepada orang yang menggunakannya untuk bekerja, lalu uang yang
dihasilkan menjadi milik berdua.
Patungan yang dilakukan oleh para makelar juga sah; jika mere-
ka sama-sama menawarkan barang dan mencari pelanggan, lalu ke-
untungannya mereka bagi.
3. SYARIKAH MUFAAIVADHAH
Syarikab mufaauadhah ialah bila seluruh orang yang melakukan
kerjasama memasrahkan sernLra tindakan atas modal maupun badan
1,ang ada dalam semua bentuk syarikah tersebut kepada rekannya.
lrdi, syarikab ini adalah gabungan dari syarikah'inaan, mudbaarabab,
wujuh, dan abdaan. Atau c{engan kata lain, mereka berpatungan atas
setiap hak dan kewajiban yang mereka dapatkan.
Syarikah model ini sah dil*ukan karena merupakan gabungan
dari berbagai syarikab yang masing-masing sah dilakukan. Maka jika
digabung hukumnya juga sah (boleh).
Pernbagian keuntungan dalam syarikah ini adalah sesuai dengan
kesepakatan mereka. Sedangkan kerugian yang mereka tanggung se-
suai dengan kadar kepemilikan masing-masing atas usaha patungan
tersebut, dengan hitungan tertentu.
Demikianlah syari'at Islam memberi kelonggaran dalam urusan
mencari penghasilan pada brrtas-batas yang dibolehkan. Ia memboleh-
kan manusia untuk bekerja sendirian maupun bersama orang lain.
Syari'at Islam memperlakukan mereka sesuai dengan syarat yang
mereka sepakati selama tidak bersifat zhalim atau haram. Dengan
demikian, menjadi jelaslah bahwa syari'at Islam senantiasa relevan
kapan saja dan di mana sajrr.
Kita memohon kepada Allah & aga, menjadikan kita tetap
berpegang teguh pada syari'at-Nya dan mengikuti segala petunjuk-
Nya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar dan Mengijabahi
permohonau.
Gz.?-J
214 Kitab Syaribah
BAB TENTANG:
HUKUMMUZAARA'AH
DAN MUSAAQAAH
PENDAHULUAN:
Muzaara'ah dan musaaqaah tergolongusaha yang digeluti manusia
sejak dahulu kala, demi memenuhi hajat mereka. Kadang seseorang
memiliki tanaman yang tidak bisa dia rawat sehingga tidak meng-
hasilkan buah, atau memiliki lahan pertanian namun dia tidalc bisa
menggarapnya. Sedangkan pihak lain mampu menggaraP namun
tidak memiliki tanaman mxupu lahan. Maka dari itu, muzaara'ab
dan musaaqaab dibolehkan demi kemaslahatan kedua belah pihak.
Demikianlah, setiap muamalah dalam syari'at selalu ditegakkan demi
mewujudkan kemaslahatan dan menol ak kemudharatan.
1. TENTANG MUSAAQAAH
MwsaaqaaD menurut definisi para fuqaha' ialah menyerahkan
pohon yang telah ditanam, atau yang belum ditanam beserta lahan-
nya kepada orang yang bisa menanaminya lalu mengelolanya dengan
menyiiami dan merawatnyahingga berbuah. Kemudian ia mendapat
bagian tertentu dari buah yang dihasilkan sedangkan sisanya bagi
pemilik lahan.
Adapun muzaara'ah ialah menyerahkan lahan kepada orangyang
bisa menanaminya, atau menyerahkan lhan dan benih kepada orang
yang menyemarnya dan merawatnya. Lalu ia mendapat bagian ter-
tentu dari hasil tanamannya sedangkan sisanya bagi pemilik lahan.
Bisa juga bagian yang disyaratkan dalam musaaqaah dan muzaa'
ra'alt tersebut adalah bagi pemilik lahan dan tanaman, sedangkan sisa-
nya untuk pengelola.
Dalil dibolehkannya musaaqaab dan muzaara'ah adalah hadits
Ibnu 'LImar ,$F.' yang mengatakan:
HR. Al-Bukhari (no.2328) [IV:15] kitab al-Harts, bab 8, dan Muslim (no.
l55t (3962)) [V:453] kitab al-Musaqab,bab 1, dari Ibnu 'Umar q,+ts,.
[Hal ini beliau lakukan setelah beliau dan kaum muslimin mengepung benteng
kaum Yahudi di Khaibar. Akan tetapi mereka benahan dalam benteng karena
mendapat suplai logistik yang cuhup lewat kebun kurma mereka. Maka ketika
Nabi hendak membakar kebun mereka, mereka pun menyerah dan terjadilah
kesepakatan di atasl.r'n''
HR. Muslim (no. 1551 (3966)) [V:456] kitab al-Musaqab,bab 1, dari Ibnu
'Umar q,*!.ir.
HR. Ibnu Ma.iah (no. 2468) [III:174].dari Ibnu.'A_b_bas. q{f' denganlaf.azh
yang mirip seperti ini. Berkata Syaikh al-Albani: "Hadits ini shahih dengan
sebelumnya." (Sunan Ibnu Majah dengan ta'liqbeliau). Adapun riwayat Imam
Ahmad maka Syaikh Syu'aib al-Arna-uth mengatakan: "Hadits ini hasan li
gbairibi," (Musnad Abmad dengan tahqiq dan ta'liqbeliau,IV:118)
Lihat Haasyiyah ar-Raudbul Murbi' N / 27 6).
lo
)-rs
jz
[Karena bagian yang panen adalah yang mendapat suplai air cukup, yaitu yang
berada dekat sungai atau saluran irigasi. bagian tersebut telah disyaratkan un-
tuk pemilik Iahan].r'n''
[Karena tanaman tertentu yang disyaratkan hasilnya untuk pemilik lahan ter-
ny ata gagal panen].r'nt'
(z:?,-J
rr HR. Muslim (no.1547 (3952))lY:449)kitab al-Buyu', bab 19. Asal hadits ini
adalah riwayat muttafaq 'alaib, diriwayatkan secara ringkas oleh al-Bukhari
(no. 2327) [V: 13] kitab al-Harts, bab 7.
14 HR. Al-Bukhari (no.2722)
[V:96] kitab asy-Syuruth, bab 7, dengan lafazh mirip.
PENDAHULUAN
Sewa-nrenyewa sering clilrrkukan oleh manusia dalam berbagai
keperluan c{an muamalah, baik sehari-hari, setiap bulan, maupun
setahun sekrrli. Oleh karenanya, perlu sekali mengenali aturan-aturan-
nya mcngingat setiap muamrrlah yang dilakukan manusia di berbagai
tempat dan waktu pasti telrrh diatur oleh syari'at Islam, sesuai dengan
kaidah-kaidah syar'i demi nrerrcapai kemaslahatan dan menolak ke-
mudbaratan,
Sewa-menyewa dalam lr:rhasa Arab disebut ijaarah,yang berasal
dari katr ajr yang artinya 'uprrh'.
Allah,98 berfirman:
{(} #tr*L"i$J4"x...&
r)/
"... Kalau engkau mau, niscaya mgkau bisa minta upab untuk itu."
(QS. Al-Kabfi;77)
Secara syar'i, sewa-menyewl artinya: Akad untuk mendapatkan
manfaat yang mubah dari lrarang yang sudah ada, atau belum ada
tapi dijamin clengan sifat-sifat tertentu, dalam waktu tertentu atau
akad untuk melakukan pekeriaan tertentu, dengan upah tertentu.
Definisi ini mencakup sebagian besar syarat-syarat sahnya sewa-
menyewa, sekaligus macam-fllacamnya:
-- Makna "akad untuk rnendapatkan manf.aat", berarti bukan
akad untuk mendapatkan b:rrang. Sebab yang kedua ini tidak disebut
sewa-menyewa tapi jual beli.
- Makna "dari barang yang sudah ada, atau belum ada tapi dijamin
dengan sifat-sifat tertentu... Atau akad untuk melakukan pekerjaan
tertentu...", berarti bahwa sewa-menyewa ada dua jenis:
Pertama: Sewa-menyewa manfaat suatu barang yang sudah ada
maupun yang dijamin dengan sifat tertentu.
Contoh untuk barang yang sudah ada: "Rumah ini saya sewakan
kepadamu." Sedangkan untuk yang dijamin dengan sifat tertentur
"Aku menyewakan seekor unta kepadamu dengan sifat begini dan
begitu untuk mengangkut barang dan tunggangan."
Kedua: Sewa-menyewa diilam melakukan pekerjaan tertentu,
seperti mengantarkan ke tempat tertentu atau membangun sebuah
dinding.
Makna "dalam waktu tertentu", berarti sewa-menyevra suatu
--
manfaat berlaku dalam waktu terbatas, seperti sehari atau sebulan.
.. Makna "dengan upah ter"tentu", berarti ongkos sewanya harus
jelas.
(@'"6A'#3'G K',,::r\;f F
*...
Iiko mereha (uanita-wanita itu) selaai menyusui anahmu, maka
ba.yarlah upab merehu... " (QS. Ath-Thalaaq: 6)
(@Gt*L'i$el4i F
".,. Kalau engkau mau, engkau bba mengambil upah untuk itu..."
(QS. Al-Kahfi:77)
Nabi ffi sendiri pernah menyewa seseorang sebagai penunjuk
jalan saat beliau hijrah ke Madinah.
Sedangkan Ibnul Mundzir menukil bahwa para ulama telah
sepakat atas diperbolehkannya sewa-menyewa.'
Di samping itu, hajat manusia mengharusk:rn dilakukannya
sewa-menyewa. Sebab manusia membutuhkan manfaat sebagaimana
membutuhkan barang.
Diperbolehkan menyewa orang untuk melakukan pekerjaan ter-
tentu, seperti menjahit pakaim, membangun tembok, atau menunjuk-
kan jalan. Dalilnya ialah hadits yang terdapat dalam Sbahih al'Bukhari
dari 'Aisyah k?b', tentang kisah hijrahnya Nabi: "Bahwasanya Nabi
W, danAbu Bakar gE menyewa'Abdullah bin Uraiqith al-Laitsi.
Dia konon penunjuk jalan yangahli."2
Tidak diperbolehkan menyewakan tempat, kios, dan toko untuk
bermaksiat seperti menjual khamr, menjual barang-barang haram,
termasuk rokok dan gambar-gambar makhluk bernyawa. Sebab itu
semua termasuk membantu kemaksiatan.
Seorang penyewa boleh menyewakan barang sewaannya kepada
orang lain yang menggantikan posisinya, untuk mengambil manfaat
barang itu. Hal ini karena manfaat barang tersebut telah meniadi
miliknya, maka ia boleh mengambilnya sendiri atau melalui peng-
gantinya, dengan syarat kedua-keduanya sama dalam menggunakan
manfaat barang sevraan, bukan lebih parah. Misalnya jika ia menyewa
rumah tinggal, maka ia boleh meyewakannya ke orang lain untuk
rumah tinggal atauyanglebih ringan dari itu. Ia tidak boleh menyewa'
kannya ke orang yang me4jadikannya sebagai pabrik atau bengkel.
1 Lihat al-Ijmaa'ha\.60.
2 HR. Al-Bukhari (no.2263) [IV:558] kitab al'Ijarah,bab 3, akan tetapi nama
orang ini tidak disebutkan.
l3pqii jf G\;'u\VLi
"Berilah upah kepada pekerja sebelum kering keringatnya.""
Sedangkan Abu Hurai rah $F-' meriwayatkan dari Nabi #.., bah-
wa Allah J& berkata:
"Ada tiga orang yang akan menjadi lawan-Ku pada hari Kiamat,
dan siapa pun yang Aku lawan pasti akan kalah: orang yang
memberi jaminan atas nama-Ku lalu menipu, orang yang men-
jual orang merdeka lalu memakan harganya, dan orang yang
menyewa seorang pekerja hingga selesai menunaikan kerjaan-
6 Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah $o.24a3) [III:162] kitab ar'
Rubun, bab 4, dari Ibnu 'Umar qfli:,.Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani da-
lam lrwa al-Gbalil (no. 1498).
Gz-:.-J
{@ i::'d'iYJ\1'r{)bWY
"Pmiapkanlab untuk mereka (musuh'musuh kalian) kekuatan yang
kalian sanggupi..." (QS. Al-Anfaal: 50)
Nabi #- bersabda:
.&1\';g[t,it 'ii
"Ingat, kekuatan itu adalah memanah!"r
Allah juga berfirman tentang saudara-saudara Yusuf SW:
I HR. Muslim (no.1917 (4946)) [vII:55] kkab al-Imarab, bab 52, dari'uqbah bin
'Amir €!6 .
.lv)i,F3i,#e.il #i
"Tidak untuk perlombaan kecuali pada balap unta,
ada hadiah
balap kuda, atau memanah."2
Hadits ini menunjukkan diperbolehkannya mengadakan lom-
ba berhadiah.
Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 257a) [III:46] kitab al-
Jibad,bab 60, at-Tirmidzi (no. 1704) [IV:205] khab al-Jibad,bab 22,an-Nasa-i
(no. 3591) [III:536] kitab al-Kbail, bab 14, Ibnu Majah (no. 2828) [III:aOO]
kitab al-Jibad, bab 44, dan Ahmad (no.7a76) [II:256]. Dalam riwayat Abu
Dawud dan at-Tirmidzi tidak diseburkan'memanah'. Dishahihkan oleh
Syaikh al-Albani dalam lruta al-Gbalil (no. 1506).
Lihat a l -A kb baaru l' I I mi1ry ab m ina I I hb t iy aaraat i I Fiqb iyy ah, hal. 23 3 .
.lY3i,#3\,F*-.il 6;\
"Tidak ada hadiahuntuk perlombaan kecuali pada balap unta,
balap kuda, atau memanah." (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-
Nasa-i, Ibnu Majah, dan Ahmad dari Abu Hurairah $F, )
Maksudnya, tidak boleh ada imbalan dalam berlomba kecuali
lomba balap unta, balap kuda, atau memanah karena semua hal ini
ternrnsul< al;rt-alat berperang yang diperintahkan supaya dipelajari
dnrr dil<unsei. Dnri hadits ini bisa difahami bahwa tidak boleh htr-
l<umny,,r nrensnmbil imbalan dalam lomba-lomba selain yang di-
sclrtrtl<',rn cli rrtns. Namun ada juga yang berpendapat bahwa hadits
ini nrtrrrgliin nrensnndung pengertian bahwa imbalan yang paling
pantils untul< cliberil<nn ialah pada ketiga lomba tersebut, Sebab l<eti-
e.r1 r1)/i1 nren ga nclu rr e banyak manfaat dan memberi l<an l<emasl a h ata n
' [T(isnh Abu Rrrkar ialah saat turun ayat-ayat awal surat ar-Ruum. Orang-orang
Qurrisy lrerl<ata kepadanya: "Apakah menurutmu bangsa Romawi akan me-
neil,llll<xn brngsa Persi?" "Ya," jawab Abu Bakar. Lalu mereka bertanya: "Mau-
lirrlr l<nnrrr bertaruh dengan kami untuk itu?" "Ya," jawab Abu Bakar. Ketika
lrcrite ini terdengar oleh Rasulullah ffi, beliau menyuruh Abu Bakar untuk
nrentril<kan taruhannya, maka Abu Bakar pun melakukannya. Kemudian tat-
l<ala Ronrawi benar-benar mengalahkan Persi, Abu Bakar mengambil imbalan
atas taruhan tersebut dan Nabi ffi mengizinkannya (ihar Mausu'ab Fiqhiytah
XXI[/171)].P*''
(2.?.-J
(@'&t7i3;;iy
"D an mereha meno lak memberikan s esudtu yang berguna. " (QS.
Al-Maa'uun:7)
Maksudnya perkakas/perabot yang sering dipinjamkan ke orang
lain.
Karenanya, orang yang menolak meminjamkan sesuatu kepada
yang membutuhkannya adalah tercela. Ayat ini dijadikan dalil oleh
mereka yang mewajibkan 'aariab, dan pendapat ini yang dipilih
oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyahselama pemiliknya adalah orang
kaya.
{@ is'si;;tie;}6('15 }
",,. Janganlah kalian tolong-menolongdalam bal dosa danpermuswh-
An... " (QS. Al-M aa-idah: 2)
Keempat: Barang yang dipinjamkan dapat diambil manf.aatnya
dan wujudnya tetap ada sebagaimana yang telah dijelaskan.
'^3""i-i
&esi urtr ia
"Tangan bertanggung jawab atas apa yang diambilnya hingga ia
mengembalikannya."3
I Hadits dha'if. Diriwayatkan Abu Dawud (no. 3551) [III:526] kitab al-Buyu',
bab 88, at-Tirmidzi (no. 1265) [III:566] kitab al-Buyu', bab 39,Ibnu Majah (no.
2400) [III:138] kitab ash-shadaqaar, bab 5, dan al-Hakim (no.2357) [II:60] dari
Samurah bin Jundub
^lb .Didha'iJkan oleh Syaikh al-Albani dalam lran al-
Ghalil (no.l5t6).
.,l;3l u l1ru'Jt ii
"Tunaikanlah amanat kepada orang yang -.rlb.ri-u kepercaya-
an.a
{@ it;Yf 'it-"!r*i{64-F }
"Bukankab balasan suatu kebaikan adalah kebaikan jugai" (QS.
Ar-Rahmaan:60)
a Hadits shahih, Abu Dawud (no. 3535) [III:516] kkab al'Buyu', bab 81, at-Tir-
midzi (no. 126a) kitab al-Buyu', bab 38, dari Abu Hurairah.{5 . Dishahih-
kan oleh Syaikh al-Albani dalam Shabib al-Jami'(no. 2a0).
Gzi'-J
( ,M\\-3u13y
"Janganlab kalian memakan bartasesamakalian dengan cara batil
..." (QS. Al-Baqarah: 188)
.U*.-il*it# 2,$r\3Y kn
"Harta seorang muslim tidaklah halal kecuali dengan kerelaan
hatinya..2
' HR. Muslim (no. 1218 (2950) [IV:a02] kitrb al-Hajj,bab 19, dari haditsJabir
$ yanglafazh aslinya cukup panjang.
2 Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Abu Ya'la dalam Musnadnya (no. t570)
[IIL140]. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Inoa al-Ghalil (no. 1459).
.,'rr,-b ,l
.1
o I ol
'2€ )'
oz g.o
:G.,-,-
s.'l-9rro
f-Ar) r:':61 t
\H"'i ii,p i;j\ 4
7ol-...f 9l io<.o -"ttJo
I HR. Muslim (no. 1610 (4132)) [VI:49] kitab al-Musaqab,bab 30, dari Sa'id bin
Zaid $B.Inti hadits ini diriwayatkan secara muttafaq'alaib oleh al-Bukhari
(no. 3198) [VI:52] kitab Bad-ul Kbalqi, bab 2, dan Muslim (no. 1612 (4134))
[VI:59].
b d* eH-;{
"Orang yang menanam secara zhalim tidak memiliki hak apa
pun." (HR. At-Tirmidzi dan lainJain, dan beliau menghasan-
kannya).7
Namun jika hal itu berdampak buruk bagi tanahnya, maka ia
harus membayar denda sebesar kerugian yang diderita. Selain itu, dia
juga harus menghilangkan seluruh bekas bangunan dan tanaman yang
;\\,r$i
n) ?.
;!$ )5A U
{@'bAJ'
Bab Tentang: Huhum Gbasbab (Merampas)
"Janganlab kalian memaban barta sesama kalian dengan cara ba'
t:il, dan (anganlab) kalian baua (urusan) harta itu kepada hakim,
supayd ialian dapat memakan sebabagian dari barta oranglain
itu dengan perbuatan dosa, padabal kalian mengetahu,." (QS'
Al-Baqarah: 188)
Allah ffijugaberfirman:
a{;
y7 i'iit W; i i }}$i A'&'{L1
I9
\-
^'#\r-Jr;
e;ii'q )ti5 *\ !.'a
tft 'AW3 v
2v b"^;L)'
"Jika aku memutuskan untuk memberikan kepada salah seorang
darimu yang merupakan hak saudaranya, maka janganlah dia
mengambilnya, karena aku seakan memberinya sepotong api
Neraka."e
Gr-i.-J
e HR. Al-Bukhari (no. 2680) [V:354] kitab asy-Syahadat,bab 27, dan Muslim
(no.l7l3 (4473)) [VI:231] kitab al-Aqdhiah,bab 3, dari Ummu Salamah r€k, .
Laf.azh hadim ini adalah berdasarkan riwayat al-Bukhari.
fHadits ini merupakan dalil bahwa keputusan seorang hakim di pengadilan
tidak akan mengubah hakikat yang sebenarnya. Sebab hakim hanyalah me-
mutuskan berdasarkan bukti-bukti dan argumentasi yang ada, dan boleh jadi
pihak yang batil lebih pandai dalam berargumentasi hingga hakim condong
kepadanya lalu memenangkan dia dalam pengadilan. Inilah yang dimaksud
oleh Rasulull M, sebagaimana yang tercantum dalam bagian awal hadits ini
^h
namun tidak dinukil oleh Syaikh hafi.zhalullaah).t""'
q.pe)\, \y.b$^,,,c4t;G3\u
.Srv *',Fr-)i *aVtVl&V\ b
"Siapa yang menambatkan binatang di salah satu jalan kaum
muslimin atau di salah satu pasar mereka, kemudian binatang
itu menyepak tangan atau kaki mereka, maka dia yang akan
menanggung."s
Begitu juga halnya jika ia meletakkan lumpur, kayu, batu, atau
menggali lubang di jalan dan mengakibatkan tersandungnya orang
yang lewat hingga luka atau celaka, atau meletakkan kulit semangka
dan yang semisalnya, atau mengalirkan air, hingga mengakibatkan
orang terpeleset dan luka, maka pelaku semua hal ini dalam semua
kondisi ini harus menanggunEny^, karena ia telah melakukan pe-
langgaran.
Namun alangkah banyaknya orang yang meremehkan masalah
ini di zam n kita sekarang. Alangkah banyaknya lubang-lubang
yang digali di jalanan!Alangkah seringnya orang menutup ialan dan
meletakkan berbagai halangan padanya! Dan alangkah banyaknya
kerugian yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut tanpa ada yang
mencegah maupun mengawasi! Bahkan ada di antara mereka yang
menguasai jalan dan menggunakannya untuk kepentingan pribadinya.
Ia tidak peduli mempersempit jalan orang yang hendak lewat dan
tidak peduli terhadap dosa yang ditimbulkannya dari ini semua.
Di antara hal-hal yang mengharuskan ganti rugi ialah bila sese-
orang memelihara anjing galak lalu anjing tersebut menyerang orang
yang lewat atau menggigitnya, maka pemiliknya harus menanggung
hal tersebut karena ia telah melakukan pelanggaran dengan meme-
lihara anjing galak.
a
tt:t'r@6.g &u ;;;fr &
Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3570) [III:530] kitab
al-Buyu', bab 90, Ibnu Majah (no.2332) [III:101] kitab al-Ahkam,bab 13, dan
Ahmad (no. 23581) [V:a36] dari Abu Muhaysah al-Anshari. Dishahihkan
oleh Syaikh al-Albani dalam Sikilah al-Abadi* asb'shabihab (no. 238)'
s Lihat Haasyryab ar-Raudbul Murbi'$/a1,9).
'"u;_Pt
"(Kerusakan yang ditimbulkan) kaki (binatang ternak) adaiah
bebas jaminan."8
.iL3,L:;ir
J ''
'tl,
V'4
"Kaki hewan adalah bebas jaminan."e
8 Hadits dha'if. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 4592) [IV:463] kitab
ad-Diyat,bab 27, dari Abu Sa'id al-Khudri . Didha'i{kan oleh Syaikh al-
"W hadits yang setelahnya adalah
Albani dalam Inaa al-Ghalil (no. 1526). Namun
shahih.
e HR. Al-Bukhari dengan lafazh: j\:g-lu+it, @o.1499)kitab az-Zaba], bab ke-
66, dan Muslim dengan laf.azil j\:,r\jlj L\:-vJJ\r, (no. 1710 (4465)) kitab al-
Hudud, bab 11.
r0 Lihat Haasyiah ar-Raudbul Murbi' $/a22).
Gz-:.-=)
I
\J6)5[>uz,#\*
Sus#\*
"Peminjam yang tidak berkhianat tidak dibebani ganti rugi,
dan penerima titipan yang tidak berkhianat juga tidak dibebani
ganti rugi."l
Sedangkan riwayat lain mengatakan: "Tidak ada tanggungan atas
orang yang diserahi amanah."a
Di samping itu, seorang yang diberi titipan berarti akan men-
jaganyadengan sukarela; maka kalau dia harus menanggung barang
tersebut, niscaya orang-orang tidak akan menerima titipan. Hal ini
mengakibatkan orang-orang terkena masalah dan kemaslahatan
gagal diraih.
Hadits hasan. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (no. 2a01) [II:138] kirab ash-
Sbadaqat, bab 6, dari 'Abdullah bin'Amru {5 . Dihasankan oleh Syaikh al-
Albani dalam lrwa al.Ghalil (no.1547).
Hadits dba'if jiddan Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni (no. 2939)lllL36)
dari jalur'Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya.Didba'ifkan oleh
Syaikh al-Albani dalam lrua al-Gbalil [V:386] di bawah pembahasan hadits
no. 1547.
Hadits hasan. Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni (no. 2938) [III:36] dari jalur
'Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya. Dihasankan oleh Syaikh al-
Albani dalam Sbahib al-Jami'(no. 7518).
[ATURAN DALAM'WADI'ATI)
Di antara aturan dalam uadi'ah adalah wajib bagi penerima titipan
untuk menjaga titipan pada tempaty^rLgsemestinya, sebagaimana ia
menjaga hananyaiendiri. Sebab Allah telah memerintalnya untuk
-.nj.[. barang titipan sebagaimana menjaga harta pribadinya.
Allah tlW berfirman:
{ @ .. \a;\ dL*i{"ii
\;:i' J "$Uai6ls }
Allah menyuruh kalian d.gar rnenunaikan amanab'
" sesungguhnya
amanah kEada para pemiliknya..." (QS. An'Nisaa': 58)
Di samping itu, pada dasarnya ia juga bersih dari tuduhan jika
tidak ada tanda-tanda bahwa ia berbohong dalam ucaPannya.
Namu, bila ia mengklaim bahwa titipan hilang/rusak karena
suatu kecelakaan nyataseperti kebakaran misalnya, maka ucaPannya
tidak diterima kecuali jika ia bisa membuktikan adanyakecelakaan
tersebut.
Gz-:i.-J
Jika tanah telah terbebas dari segala bentuk kepemilikan dan pe-
manfaat an p ihak y ang m a'sb u m lalru ada seseo ra ng y ghidup-
kannya, maka orang tersebut dapat memilikinya. Dasarnya ^ngmen
adalah
hadits Jabir gF' :
.'^s sp*uZ:iVi U
t [Pihak yangma'shum aninyapihak yang dilindungi harta dan jiwanya, sepeni
kaum muslimin dan seluruh orang kafir selain hafir barbi (kafir yang terlibat
perang dengan kaum muslimin)1.n*''
Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (no. 14205) [III:304], at-Tir-
midzi (no. 1379)llll.6631kitab al-Abham, bab 38. Hadits dengan lafazhyang
mirip juga diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3073) llll:297)kitab al-Kharaj,
bab 35, dan at-Tirmidzi (no. 1378) [III:663] dari Sa'id binZaid gi,i . Dishahih-
kan oleh Syaikh al-Albani dalam lrua al-Ghalil (no. 1550).
Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (no.20009) [V:11], sedang- i
i
kan Abu Dawud meriwayatkan hadits senada dari Samurah (no. 3077) [III:
2981 kitab al-Kbaraj, bab 35. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Inaa l
j
al-Gbalil (no. 1554) [VI: 10]. {
I
280 Kitab Menghidupkan Tanab Mati... I
I
l
A
secara bahasa bisa disebut tembok. Adapun bila ia memagari tanah
tersebut dengan tumpukan batu, gundukan tanah, tembok kecil dan
sebagainya yang tidak melindungi bagian dalamnya, atau menggali
parit di sekelilingnya; maka ia tidak bisa memilikinya dengan cara
seperti itu. Hanya saja, ia lebih berhak untuk menghidupkannya
dari orang lain, dan ia tidak boleh menjualnya kecuali bila telah
menghidupkannya.
Kedua: Dengan menggali sumur di tanah mati hingga berhasil
mencapai mata airnya. Jika ia menggali sumur namun tidak men-
dapatkan air, maka ia belum bisa memiliki tanah tersebut dengan cara
itu. Hanya saja, ia lebih berhak untuk menghidupkannya dari orang
lain, sebab ia telah memulai usahanya untuk menghidupkannya.
Ketiga: Dengan mengalirkan air dari sungai atau mata air menuju
ke tanah yang mati. Hal ini karena air lebih bermanfaat bagi tanah
dari pada tembok.
Keempat: Dengan membendung air yang sebelumnya meng-
genangi tanah mati yang tak bisa ditanami. Jika ia berhasil memben-
dung air tersebut hingga ranahnyakembali bisa ditanami, maka ia te-
lah menghidupkannya. Hal ini karena cara tersebut lebih bermanf.aat
bagi tanah daripada sekedar membangun tembok di sekelilingnya, dan
ini pula yang menjadi alasan ia boleh memiliki tanah tersebut.
Ada sebagian ulama yang memandang bahwa menghidupkan ta-
nah mati tidak bisa dibatasi dengan kriteria tertentu yang sifatnya me-
nyeluruh, akan tetapi semua itu tergantung pada tradisi yang berlaku.
Sehingga apa pun yang menurut masyarakat dianggap menghidup-
kan tanah mati, maka pelakunya berhak memiliki tanah tersebut.
Pendapat ini dianut oleh sejumlah ulama dari madzhab Hambali dan
yang lainnya. Hal ini karena syari'at sekedar mengaitkan kepemilikan
suatu tanah dengan menghidupkannya, tanpa menjelaskan cararLya.
Oleh karenanya, hal ini harus dikembalikan kepada apayatgdisebut
'menghidupkan' menurut tradisi yang berlaku.
Diperbolehkan bagi pemerintah kaum muslimin untuk memberi-
kan sepetak tanah mati kepada orang yangdapatmenghidupkannya.
Sebab Nabi ffi pernah memberikan sepetak tanah 'Aqiqo kepada
Hadits hasan. Diriwayatkan oleh al-Baihaqi (no. 11824)lYI:2451 kitab llrya al'
Mauat,bab 9, dari Bilal bin al-Harits gE . Sedangkan Abu Dawud meriwayat-
kannya dari Bilal dengan lafazht
.$aj;ra or\;jrs j\ eji
"Nabi memberikan sepetak tanah di ma'adin al'qabalfryab kepada Bilal bin
al-Harits."
lMa'adin al qabaliyyab adalah nama suatu daerah dekat Madinah Qihat an'
Niha.yahfi. Ghariebil Hadits olehlbnul Atsir, l/792)). Riwayat ini juga terdapat
dalam Sunan al-Baibaqi (no. L1797) [VI:240], kitab llrya al'Mauat, bab 5' Di-
hasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Inoa al-Gbalil [II:313] di bawah pem'
bahasan hadits no. 830.
Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3058) [III:291] kitab al'
Kbaraj, bab 34, dan at-Tirmidzi (no. 1381) [III:565] kitab al'Ahkam, bab 39,
dari Va-il bin Hujr gE .
[Hadhramaut adalah sebuah daerah luas di Yaman selatan yang masih ter-
kenal hingga saat inil.n"n'' Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sbabih
Abi Daaud (no.2631).
HR. Al-Baihaqi (no. 20394)lX.2l2)kitab Adabal'Qadhi, bab ke-30, dari'Ab-
durrahman bin'Auf .$5 . [Syaikh Syu'aib al-Arna-uth berkata, "Para perawi
hadits ini terpercay^. Mereka adalah para perawi al-Bukhari dan Muslim, ke-
cuali Hamad bin Salamah. Ia termasuk perawi Muslim, hanya saja mengenai
mendengarnya'Urwah dari'Abdurrahman adalah riwayat rnauquf." Musnad
Abmad dengan ta'liq beliau III:3051.
8
HR. Al-Baihaqi (no. 11795) lY[z239l kitab llrya al-Mauar, bab 4.
9
Di antara mereka ialah: Zubeir bin 'Awwam, Hushain bin Musyammit, 'Ali,
dan'Amru bin Huraits. Lihat riwayat al-Baihaqi (VI:2381kirab llrya al-Mawat,
bab 4.
Sebagaimana 'IJmar meminta kembali tanah 'aqiq dari Bilal bin al-Harits, yang
diriwayatkan oleh al-Baihaqi (no. tfi2a)lYl:2461 kitab llrya al-Mauar, bab 9.
' Ab dur r azzaq mencerit akan dari Ma' ma r dari az-Zuhri, kat anya:
rr HR. Al-Bukhari (no. 2359) [V:44] kitab al-Musaqah, bab ke-6, dan Muslim
(no.2357 (6112)) [VIII:107] kitab al-Fadbail,bab 36,dari 'Abdullah bin Zubeir
'll'- .
*9)
12 HR. Al-Bukhari
[V:a9] di akhir hadits (no. 2362) kirab al-Musaqah,bab 8,
dengan lafazh yang mirip.
tr Hadits hasan shahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3639) [IV:35] kitab
al-Qadha,bdb 31. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Tsa'labah
bin Abi Malik denganla{azh senada (no. 2481) [III:181] khab ar-Ruhun,bab
20. Hadits ini dihukumi basan shahib oleh Syaikh al-Albani dalam Ta'liq lbnu
Majah,hal.423.
.o -ilt
,.*riJ
(j- I
&W,'b3\'!i
"Bahwasanya Nabi #- melindungi padang an-Naqii'15 untuk
kuda-kuda kaum muslimin."l6
Gz-:.-=)
.W'4JG*V\,:-3\,ft\s
"Kalian telah berbuat benar, bagi-bagilah imbalannya dan sisa-
kan sebagian untukku."l
' HR. Al-Bukhari (no.2276) [IV:571] kitab al-ljarab,bab 16, dan Muslim (no.
2201 (5733)) [VII:410] kitab as-Salam, bab 23. Laf.azh hadits ini adalah ber-
dasarkan riwayat al-Bukhari.
Gz-:.-J
290 Kitab Mengbidupkan Tanab Mati.,
BAB TENTANG:
HUKUMLUQATHAH
(BARANG TEMUAN)
;);":tt L- iVu.i r
e M, g i;,
') C 'v'Jrl'tt
.^,'r-b;3
"Rasulullah ffi mengizinkan kita untuk mengambil tongkat,
cemeti, tali dan semisalnya yang ditemukan seseorang untuk di-
manfaatkan."l
kan oleh Muslim secara marfu'(disandarkan kepada Nabi ,gE ) dari Zaid bin
Khalid al-Juhani dengan laf.azht
w;;pYJv'6tfut$\,Y
"Barangsiapa mengambil luqathah, maka ia adalah orang sesat selama tidak
mengumumkannya." (no. 1725 (4510) [VI:254] kirab al-Luqatbab,bab L.
6 Ini adalah bagian dari hadits Zaidbin Khalid, catatan kaki no. 4 di atas.
7 HR. Muslim (no.568 (1260)) [II:55] kitab al-Masajid, bab 18, dari Abu Hu-
rairah
^# ,
)+4 c'ls
"Luqathabnya tidak halal kecuali bagi yang akan mengumum-
kannya."e
Pendapat inilah yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
'rt$ . B men gat ak an " L uq at h ah di tanah haram (suci) tidak b is a
"li^u
dimiliki dengan caraapapun.Ia harus diumumkan selamanya." Dan
pendapat inilah yang sesuai dengan zhahir hadits yang melarang hal
tersebut.
Ketwjub: Bila seseorang meninggalkan binatang di tanah kosong
karena ia terpisah dan tidak bisa menyusul, atau karena pemiliknya
tidak sanggup membawanya; maka binatang tersebut boleh diambil
dan dimiliki.
Dalilnya adalah hadits:
Kedelapan: Jika ada anak kecil atau orang yang lemah akal me-
nemukan luqatbah lalu mengambilnya, maka orang tuanya (atau
yang menjadi walinya) harus menggantikan posisi keduanya dalam
mengumumkan barang tersebut. Ia juga harus mengambil barang itu
dari tangan mereka, karena mereka bukan orang yang Pantas diserahi
amanah. Bila ia membiarkanny;- hingga barang tadi hilang/rusak,
maka ia harus menanggunEnya,sebab ia telah menyia-nyiakannya.
Namun bila ia telah mengumumkannyadantidak menemukan pemi-
liknya, bahkan tidak ada orang pun yang datang juga, maka barang itu
menjadi milik mereka (anak kecil dan orang lemah akal tadi) secara
nisbi, persis seperti bila ditemukan oleh orang dewasa dan berakal.
Kesembilan:Bilaia mengambil luqathab dari suatu tempat lalu
mengembalikannya lagi ke tempat semula, ia harus menanggungnya.
Sebab barang tersebut telah menjadi amanah di tangannya; makaia
wajib menjaganya sebagaimana menjaga amanah-amanah lainnya,
sedang bila ia meninggalkannya berarti telah menyia-nyiakannya.
ro Hadits hasan. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no.352a) [III:510] khab al'
Buyu',bab75, dari 'Amir asy-Sya'bi secara mursal [Hadits mursal adalahhadhs
yang gugur dari sanadnya rawi setelah tabi'in] . Dihasankan oleh Syaikh al-
Albani dalan lrwa al'Ghalil (no. 1562) [VI:16].
Gz,:-J
{
'tflGlig$G; F
"... Salingtolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakua-
d.n... " (QS. Al-M aa-idah 2)
(@ '{raT"}i&'t;'5c6 Y
"... Salingtolong-menolonglab kalinn dalam kebaikan dan ketakua'
dn... " (QS. Al-M aa-idah: 2)
.rN\,Y{,i.,;;3
"setiap bayi dilahirkan di atas fitrah (muslim)."3
Namun, bila ia ditemukan di negara yang kafir seratus Persen
atau sedikit kaum musliminnya maka ia dianggap kafir mengikuti
negeri asalnya. Dalam hal ini, yang berhak mengasuhnya ialah orang
yang menemukannya jika ia seorang yang amanah. Sebab 'IJmar
$b menyetujui pengasuhan seorang anak yang ditemukan oleh
AbuJamilah begitu ia mengetahui bahwa AbuJamilah seorang lelaki
shalih. 'umar mengatakan: "Engkau boleh mengasuhnya."a Hal ini
karena dialah yang lebih dahulu menemukannya,maka dialah yang
lebih berhak atasnya.
Jika ada seorang pria atau wanita yang mengakui anak tersebut
sebagai anaknya, maka ia diikutkan kepada orang itu. Sebab hal ini
308 Kitab Mengbiduphan Tanab Mati,.
menrpakan kemaslahatan baginya dalam hal bersambungnya nasab
dan tidak merugikan orang lain, dengan syarat hanya' orang terse-
but yang mengakuinya sebagai anaknya dan anak itu juga mungkin
untuk dianggap sebagai anaknyas. Namun, jika yang mengakuinya
sebagai anak ada sejumlah orang, maka yang didahulukan adalah
yang memiliki bukti. Jika mereka sama-sama tidak memiliki bukti
atau buktinya saling bertentangan, maka mereka dan anak tersebut
dihadapkan ke sejumlah qa-if,dansiapa yang dianggap sebagai orang
tuanyaoleh paraqa-ifmaka ia yang berhak mengambil anak tersebut.
Inilah keputusan yang diambil oleh 'umar yang dihadiri oleh para
sahabat #.6
Qa-if adalah orang yang bisa mengenali nasab lewat kemiripan
anggota badan. Dalam hal ini cukup satu qa'if yang memutuskan,
dengan syararia seorang lelaki yang adil dan pernah teruji kebenaran-
nya (dalam mengenali nasab seseorang).
Gz-:.-J
t HR. Al-Bukhari (no.2737) [V:435] kitab asy-Syuruth,bab 19, dan Muslim (no.
1632 (4224)) [VL88] kitab al-Vashi,yyah,bab 4, dari Ibnu'LImar ,#b ,danlafazh
hadits ini adalah berdasarkan riwayat al-Bukhari.
-a...-i<o
{sJ-.,o:?) i Jr, .it tt; '{,J,\,11-}t ,.i\;li!
.'rl"r;:i
J -eAW , iS:\ c):
-:(-
'/,i*-\" r)g/ J"ti r*sV
'Jika seseorang meninggal dunia, terputuslah seluruh amalnya
kecuali yang termasuk tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang ber-
manfaat, atau anak shalih yang mendoakannya."2
ISYARAT \X.AKA\
Syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang hendak mewakaf-
kan ialah ia harus baligh, merdeka, dan rasyid. Sehingga uakaf dari
anak kecil, orang lemah akal, dan budak tidak dianggap sah.
2 HR. Muslim (no. 1632 (4223)) [VI:87] kitab al-lVasbiyyah,bab 3, Abu Dawud
(no. 2880) [III:201] khab al-lVashaya,bab 12, at-Tirmidzi (no. 1376) IIII:660)
kftab al-Ahkam,bab 36, dan an-Nasa-i (no. 3653) [III:561] khab al-lVasbaya,
bab 8, semuanya dengan laf.azh: "Jika seseorang wafat..."
I Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2879) [III:20l]kitab a/-
tVasba.ya,
bab 13, dari jalur Yahya bin Sa'id dengan lafazh senada.lTsamghan
adalah nama salah satu tanah milik 'IJmar g5 l. Dishahihkan oleh Syaikh al-
Albani dalam Sbahib Abi DautudUl:210-2111.
a Lihat takbrijnyahalaman2l
{@ "e$5-edi't'fuiy
5 Sepeni mengatakan: "Bangunan ini hanya boleh dipakai oleh orang yang ber-
akidah Ahlus Sunnah ual Jama'al)", atau "Rumah ini tidak boleh ditempati
oleh orang yang merokok".
(@l{ri#ii;fixt}
"Apakab pantas (Allab) mendapat putri, sedangkan halian men-
dapat pu*ai" (QS. Ath-Thuur: 39)
Namun, jika wt akaf tersebut dituj ukan kep ada kab ilah/suku ter-
tentu, seperti Bani Hasyim, Bani Tamim, [orangJawa, orang Bugis,
dan semisalnya], maka wanita-wanitanya termasuk ke dalamnya.
Sebab istilah 'kabilah' atau'suku' mencakup pria dan wanita.
Bila ia meuakafkan kepada sekelompok orang yang bisa dibatasi,
maka semuanya harus mendapatkan bagian yang sama. Namun, bila
tidak bisa dibatasi dan dijangkau seluruhnya, seperti Bani Hasyim dan
Bani Tamim misalnya6, maka mereka tidak wajib diberi semua karena
tidak mungkin. lVak af tersebut b oleh dituj ukan kep ada seb agiannya
saja dan pembagiannya boleh dilebihkan satu sama lain.
Gz.:.-J
.r$v,: D3\ij
"saling menghadiahilah kalian, niscaya kalian saling mencintai."1
Diriwayatkan oleh'Aisyah t#' , beliau bersabda:
-:
'{:16 +:}i
i-I,t t-t M )i\\ i;:rt Sg
"Rasulullah ffi biasa menerima hadiah dan membalasnya."2
Beliau juga bersabda:
na sama, yaitu dengki, dendam, dan hasad. Didba'ifkan oleh Syaikh al-Albani
dalam lrwa al-GhalillYl:44-461, di bawah pembahasan hadits no. 1601.
Syaikh Muhammad al-'Utsaimin di dalam Syarh Bulugb al-Maram [IV:320] me-
ngatakan, "Hadits ini dha'if, namun maknanya benar."
a I uasaq : 60 sha',sedangkan I sha' : 4 mud,dan I mud : takaransepenuh
dua telapak tangan ukuran sedang yang digabungkan. Sedangkan'Aaliab ada-
lah nama suatu daerah di kota Madinah.
5 Hadits shahih. HR. Al-Baihaqi (no. 119a8) [VI:280] kitab al-Hibat,bab ke-2,
dari jalur 'lJrwah dengan laf.azh: "dari kebunnyayangada di ghaabah," lyang
juga nama daerah di Madinahl. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-
Iruaa' (no. 1619) [VI:61].
y,- L'iJ
'i!> rUi '"uAr#ii&il J1"n
V-_
).1 . I o) tzo.
.o-\]y . .br-t t^^9
U,,
"seseorang tidak halal meminta kembali ap^yangtelah diberi-
kannya, kecuali seorang ayahyangmeminta kembali apayang
telah diberikannya kepada anaknya (HR.Imam yang lima dan
disb ab ibkan oleh at-Tirmidzi)
8
b?si3i51r' Jr'#iY+#i31
"Se baik-baik yang kalian makan adalah hasil jerih payah kalian,
dan anak kalian adalah bagian dari jerih payahkalian." (FIR. At-
Tirmidzi dan beliau mengbasankannya).
HR. Al-Bukhari (no. 2589) lY:2661 kitab al-Hibah, bab 14, dan Muslim (no.
1622 (4170)) [VI:57] kirab al-Hibab,bab 2.
Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3539) [III:518] khab al-
Buyu',bab 81, an-Nasa-i (no.3692) [III:576] kitab al-Hibab,bab2,Ibnu Majah
(no.2377) [III:126] kitab al-Hibat,bab 2. Hadits ini juga disebutkan tanpa sa-
nad oleh at-Tirmidzi [III:592]. Dbbahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam lraa
al-Gbalil [VI:63], di bawah pembahasan hadits no. 1622.
.a;'f 6t^;
"lVS
"Engkau dan hartamu adalah milik ayahmu."ro
Konsekuensinya, bahwa diri seseorang adalah milik sang ayah
sebagaimanahartanya. Karenanya, seorang anak wajib berbakti ke-
pada ayahnya melalui dirinya atau melaluihartanyajika diperlukan,
dan ia harus memenuhi kebutuhan sang ayah.
Seorang ayah tidak boleh mengambil harta anaknya iika hal
itu berdampak buruk bagi sang anak, atau harta tersebut terkait
langsung dengan hajat anak itu sendiri.
Dasarnya adalah sabda Nabi ffi yangartinya:
;wY3;b1
"Tidak boleh (seseorang) menimbulkan mudhard.t atalr mem-
balas mudbarat dengan mudb arat." 11
Seorang anak iuga tidak boleh menagih utang dan semacam-
nya kepada ayahnya. Sebab pernah ada seseorang yang datang ke-
pada Nabi ffi membawaayahnya dalam rangka menagih utangnya,
maka Nabi #, bersabda: "Engkau dan hartamu adalah milik ayah-
e Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3528) [III:513] kirab al-
Buyu',bab 77, at-Tirmidzi (no. 1358) [III:639] kitab al-Ahham ,bab ke-22, an-
Nasa-i (no. 4a6\llY:276lkitab al-Buyu',bab 1, dan Ibnu Majah (no. 2290)IIII:
801kitab al-Ahkam, bab 64. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam lrwa
al-Gbalil (no. 1626) [VI:65].
'0 Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3530) [III:514] kitab al-
Buyu',bab 77, dan Ibnu Majah (no.2292) [III:80] kitab al-Abham,bab 64, dari
jafur'Amru bin Syu'aib dariayahnyadari kakeknya. Dishahihkan oleh Syaikh
al-Albani dalam Inaa al-Gbalil (no. 1625).[VI:55].
tr Lihat tahbrijnya halaman 149,32.
(@ (t*L-ri46ui F
"... (Allab telah memerintahkan) agar kalian berbuat baib kepada
hedua ord.ng tuA..." (QS. Al-Baqarah: 83)
Allah l{6 memerintahkan agar anak berlaku baik kepadaorar,g
tuanya. Perlakuan baik itu di antaranya ialah dengan tidak menun-
tut hak anak kepada orang tuanya, selain nafkah yang merupakan
kewajiban sang ayah. Dalam hal ini, anak boleh menuntut nafkah
tersebut kepada ayahnyademi kelangsungan hidupnya, jika ia me-
mang tidak mampu mencari penghasilan sendiri dan ayahnyaiuga
masih mampu menafkahinya.
Dalilnya adalah sabda Nabi kepada Hindun (isteri Abu Sufyan
"!b),
rrja\4$') de;-u +li
"Ambillah harranya-yakni Abu Sufyan- untuk mencukupi ke-
butuhanmu dan anakmu secara waiar."r2
Hadiah dapat menghilangkan kedengkian dan memupuk
cinta kasih, sebagaimana sabda Nabi #,: "saling menghadiahilah,
karena hadiah akan menghilangkan dendam dalam dada."13
Sebaiknya tidak menolak suatu hadiah walaupun sedikit dan
dianiurkan untuk membalas hadiah tersebut, sebab Nabi #- se-
ring menerima hadiah dan membalasnyala. Karena hal ini termasuk
keindahan ag ma dan sikap seseorang yang mulia.
Gz::.-J
t2 HR. Al-Bukhari (no. 536a)[IX:628] kitab an'Nafaqat,bab 9, dan Muslim (no.
17 t4 4477)) lVL234) kitab al-Aqdbiyab, bab 4, dari 'Aisyah u,4F' . Lafazh ha-
dits ini berdasarkan riwayat al-Bukhari.
1r Hadits dha'if. Diriwayatkan oleh Ahmad (no.9222) [II:a05] dan at-Tirmidzi
(no. 2135) [IV:441] kitab al-Hibab,bab 6,dari Abu Hurairah $$ .Didba'ilkan
oleh Syaikh al-Albani dalam Dha'if al'Jarni'(no.2489).
ta Lihat tahbrijnyahalaman 323.
2 Hadits hasan. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (no. 2709) [III:308] kitab al-
tX/asbaya, bab 5,
al-Baihaqi (no. t2571) [VI:aa1] kitab al-tYashaya,bab 5, dan
ad-Daruquthni (no. a2a5) [IV:85] kitab al-lVashaya, dari Abu Hurairah {5 .
Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam lrwa al-Gbalil (no. 1541) lYl:76-771.
(2.:'-J
[DEFINISI \TASIAT]
\/ASIAT secara bahasa berasal dari kata uashaitusy syai-a (* ":"zS
;g!Jt) yang berarti menyambung. Dinamakan demikian karena wa-
siit merupakan sambungan dari apa yangada ketika hidup dengan
ap^yangada setelah mati. Hal itu karena orang yang memberi wasiat
menyambung sebagian perbuatan yang boleh dilakukannya ketika
hidup, agar tetap berlangsung setelah dirinya mati.
\Wasiat menurut istilah para fuqaha' berarti perintah untuk meng-
gunakan harta setelah mati. Dengan kata lain, wasiat adalah memberi
sumbangan setelah yang bersangkutan mati.
Dalil disyari'atkannya wasiat adalah al-Qur-an, as-Sunnah, dan
Ijma'.
Allah Ta'ala berfirman:
W {i $
c,L ;; $y"${e .if y
LA\
'6f5iJi?'*.rii\'".;J.ii|i-4q*;i
(@
"Apabila seseorang di antara kamu kedatangan (tanda+anda) rnd.t t t,
jika ia meninggalkan hd.frayangbanyak, diuajibkan atasnya dgar
bentasiat untuk ibu-bapa dan karib herabatnya secara ma'ruf, Itulah
keuaj iban orang-orang yang bertakua. " (QS. Al-Baqarah: 1 80)
Allah &jugaberfirman:
{@ {'ft-ur,riii,-?i +;;u }
Bab Tentang Hubum Vlasiat 337
"... (Pembagian warisan ini ialah) setelah dipenuhinya uasiat yang
ia buat atau setelah pelunasan hutangnya..." (QS. An-Nisaa': 11)
Sedangkan Nabi ff, bersabda
"-=)-\;fgif
\ -t )\
'by: .J.ig-\ ^5-..I9 O1;'oxl3r
'
zo 5 ) o-, .
#-J,;;f |isv:
"Allah bersedekah untuk kalian saat kematian kalian lewat se-
pertiga harta kalian, sebagai tambahan bagi amal kalian."l
Para ulama' pun telah ber-ijma'tentang diperbolehkannya ber-
wasiat.
IHUKUM \TASTATI
\Wasiat terkadang hukumnya wajib dan terkadang sunnah.
'
2
Lihat takbrijnya halaman 333.
HR. Al-Bukhari (no.2738) [V:a36] khab al-lVashaya,bab 1, dan Muslim (no.
1627 (4204) lYlJT)kirab al-\Y/ashlryab,bab 1, dari Ibnu 'Umar q{l:i, .
I Atsar dha'if. Diriwayatkan oleh 'Abdvrrazzaq (no. 16363) [IX:66] kitab al-
lY'asba1'a,dan dirifuayatkan pula oleh al-Baihaqi dari jalur Qatadah (no.12574)
IVI:661kitab al-lVasbaya,bab 6, dan Ibnu Abi Syaibah (no. 30909) [VI:228]
kitab al-lVashaya,bab 46. Didha'i{kan oleh Syaikh al-Albani dalam lrwa al'
Gbalil (no. 16a9) [VI:85].
a Atsar dha'if. Diriwayatkan oleh 'Abdvrrazzaq (no. 16361) [IX:66] kitab al-
lVashaya, dari jalur al-Harits, danlafazh yang senada diriwayatkan oleh al-
Baihaqi (no,12576)lYl:4a2lkitab al-Vasbaya. bab 6. Didha'i{kan oleh Syaikh
al-Albani dalam lrua al-Ghalil (no. 1560) [VI:85].
.9,1J-U:\
zJ J-
"Tidak boleh ada wasiat bagi ahli waris." (HR. Ahmad, Abu
Dawud, at-Tirmidzi, dan beliau menghasankannya)6
Hadits ini didukung oleh hadits-hadits lain yang semakna.
Syaikh Taqiyyuddin Ibnu Taimiyyah mengatakan, bahwa hal ini
telah disepakati oleh umat Islam. Bahkan Imam Syafi'i menyebutnya
sebagai sesuatu y^ngtnutduarlr. Beliau berkata: "Kami dapati bahwa
semua ahli fatwa dan para ulama yang kami hafal perkataannya dalam
hal magbaziT,baik dari suku Quraisy maupun yang lainnya; mereka
tidak berbeda pendapat bahwa Nabi ffi mengatakan saat Fat-hu
Makkah: "Tidak boleh ada wasiat bagi ahli waris." Mereka menda-
patkan hadits ini dari para ulama yang mereka temui."8 Namun hal
ini tidak berlaku bila ahli waris membolehkan wasiat yang diberikan
kepada salah satu dari mereka; maka wasiat tersebut sah, karena itu
HR. Al-Bukhari (no. 2743)lYA53l kitab al-\Vashaya, bab 3, dan Muslim (no.
1629 (4218)) [VI:85] kitab al-lVasbfiryah,bab 1. l
Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3565) Ul[:S27lkitab al-
Buyu',bab 88, at-Tirmidzi (no. 2l2L) IIII:4331 kitab al-tYashaya, bab 5, dan
Ibnu Majah (no.2714) [III:311] kitab al-lVasbaya. bab 6, dari Anas
^i5 . Disha-
hihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Inua al-Gbalil (no. 1655) [VI:89].
lMagbazi artinya sejarah peperangan Rasulullah ffi1.0"".
Lihat Haasyiyah ar-Raudbul Murbi' NI/ 45).
' HR, Al-Bukhari (no. 1295) [III:210] kitab al'Jana'iz,bab 36, dan Muslim (no.
1, dari Sa'ad bin Abi \Taqqash
1628 (4209)) IYl:79lkitab al-lVasbiyyab,bab
tjll.z
*i) ,
10 Lihat Haasyr.yah ar-Raudhul Murbi'
$l/a6).
Bab Tentang Hu kum lV'asiat 341
'Ali €5 pernah berkata kepada seorang laki-laki: "Engkau hanya
meninggalkan sedikit harta, maka biarkan saja untuk ahli waris-
mu."11
{@'wr
"... dengan tidak memberi mudarat (kepada ahli waris)..." (QS.
y
An-Nisaa': 12)
.',\fll
J
XUA,aLit,\e,\25 ,.!;lr
. ) ---J
-*J
"seseorang bisa saja berbuat taat kepada Allah selama 60 tahun,
lalu ketika maut hendak menjemputnya ia berwasiat yang me-
mudbaratkan (ahli warisnya) hingga menyebabkannya masuk
Neraka."12
Dan Ibnu'Abbas juga mengatakan, bahwa berwasiat untuk me-
mudbaratkan ahli waris termasuk dosa besar.l3
11
HR. Ad-Darimi (no. 3072)kitab al-\Y/ashaya, bab 5,Ibnu Abi Syaibah (no.
30937) [VI:230] kitab al-lY/asbaya, bab 48, dan 'Abdurrazzaq(no.16352) [IX:
631 kitab al-lVasbaya, dengan lafazh senada.
Hadits dha'if. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no.2867) [III:195] kitab al-
'lVashaya,
bab 3, at-Tirmidzi (no. 2Lt7)lIY:43t1kitab al-tYasbaya, bab 2, dan
Ibnu Majah (no. 2704) [III:305] kitab al-lVashaya,bab 3, dari Abu Hurairah
€5 . Dalam lafazh Ibnu Majah disebutkan: '70 tahun'. Didha'i{kan oleh
Syaikh al-Albani dalam Dba'if Abi Dauud (no. 495).
ll Atsar dha'if. Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni (no. 4249)lIY:86lkirab al-
'lVasbaya,
dan al-Baihaqi (no.12587) [VI:444] kitab al-\Vasbaya, bab 8, dari jalur
'Ikrimah. Diriwayatkan juga oleh al-Baihaqi secara marfu'dari hadits Ibnu
'Abbas dan dia berkata, "Yang shahih adalah riwayat mauquf, menyatakan- j
nya marfu'adalah salah." (no. 12586), 'Abdurrazaq (no. 16456) [IX:88] kitab j
j
342 Kitab Harta W'arisan I
Imam asy-syaukant qltSS dalam menafsirkan firman Allah:
"dmgan tidak memberi mudbarat (kepada abli uari)"
$@';tal'&$i'Maksudnya,
,irenfatakan: dalam berwasiat, ia tidak boleh memudha-
ratkan ahli warisnya dengan kemudharatan aP^pun. Seperti meng-
aku berhutang padahal tidak demikian, atau berwasiat tanpa tujuan
apa-lpaselain memudbararkan ahli warisnya, atau berwasiat secara
mutlak kepada salah seorang ahli waris atau yang lainnya dengan
kadar yang melebihi sepertig ahartanya,padahal ahli warisnya tidak
menyetujuinya. Jadi, kriteria 'dengan tidak memberi mudharat'ini
berlaku untuk hal-hal yang disebutkan sebelumnya, yaitu wasiat dan
hutang. Sehingga pengakuan-pengakuannya tentang hutang, atau
wasiat terlarang yang dibuatnya, atau wasiat yang tidak bertujuan
selain memudharatkan ahli warisnya adalah batil dan tertolak. Tidak
ada satupun yang dianggap berlaku, baik itu sePertiga maupun yang
kurang darinya."
Demikian penjelasan Imam asy-Syauka ni'+l$5.
Di antara aturan wasiat adalah diperbolehkan mewasiatkan
seluruh kekayaan bagi orang yang tidak punya ahli waris.
Dalilnya adalah sabda Nabi ffi: "sesungguhnya lebih baik bagi-
mu jika kautinggalkan ahli warismu sebagai orang kaya daripada
kautinggalkan sebagai orang melarat yang meminta-minta manusia."la
Pendapat ini juga dinukil dari Ibnu Mas'ud #' ts. Sejumlah ulama
mengatakan, bahwa tidak diperbolehkannya berwasiat lebih dari
sepertiga ialah karena hal itu adalah hak ahli waris. Maka jika mereka
tidak ada, larangan itu pun sirna. Hal ini karena tidak ada lagi hak
ahli waris maupun orang yang berpiutang kepadanya. Perbuatannya
ini seperti menyedekahkan seluruh hartanya saat ia sehat.
Peraturan lain dalam wasiat adalah bahwa tolok ukur sah dan
tidaknya wasiat ialah keadaan setelah mati. Maksudnya, bila ada
seseorang yang berwasiat kepada orang yang selama hidupnya diang-
gap ahli warisnya, kemudian setelah ia mati menjadi bukan ahli waris
{ {'6-q€ifu;)xg }
"... (Pembagi.an uarisan ini i.alah) setelah dipenubinya uasint yang
ia buat atau setelab pelunasan butangnya..." (QS. An-Nisaa': 11)
*...
{ @'6;a tvP.5 dL61x it "ty }
Kecuali jika kalian hendak berbuat baik kepada saudara'sau'
daramu..." (QS. Al-Ahzaab: 5)
Muhammad Ibnul Hanafiyah mengatakan: "Maksudnya seorang
muslim yang berwasiat untuk seorang Yahudi atau Nasrani."
'lJmar €F, pernah memberi saudaranya yang musyrik sebuah
p akaian.22Kemudian Asma' p ernah menyantuni ibunya yan g belum
masuk Islam.23 Sedangkan Shafiyyah Ummul Mukminin mewasiat-
kan sepertigahartanya untuk salah satu saudaranya yang Yahudi.2a
Selain itu, Allah,98 berfirman:
25
[Perkiraan ini bertolak dari usia kandungan terpendek dan terpanjang yang
pernah terjadi].n*''
(@ -{,aiili*'t;'iG'5 y
",.. DAn saling tolong-menolonglab kalian dalam kebaikan dan
ketakuaan.." (QS. A1-Maa-idah: 2)
28
Lihat t a k h r ij ny a halaman 27 I
2' Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (no. 30899) [Yl:227)kitab al-lVashaya,
bab 44.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al-Musbannaf (no.30902) [VI:
227)darijalur Isma'il bin Qais. Syaikh Shalih bin'Abdil'Aziz berkata dalam
at-Takmil (hal. 106-107): "Sanadnya hasan."
Diriwayatkan oleh ad-Darimi (no.3179) [II:844] khab al-tilasbaya,bab 41,
dan ad-Daruquthni (no. a379) ll[l:L771dari jalur Ibnu 'Umar €F . Atsar ini
.iuga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (no. 30761) IYI:2l,alkkab al-lVa-
shaya,bab 13, dari jalur'Amru bin Dinar.
.r,rj# jF ,,;.::L'h\
"Amir (komandan) kalian adalah Zaid.lika ia terbunuh, maka
tz
penggantin y a adalah I a' far ."
Gz-.:--J
PENDAHULUAN
Masalah pembagian warisan adalah masalah penting yang layak
diperhatikan. Nabi ffi menganjurkan umatnya agar mempelajari
dan mengajarkan ilmu pembagian warisan. Hal itu beliau sampaikan
dalam banyak haditsnya.
Salah satunya adalah sabda beliau M, y^ng berbunyi:
'..,-o1 d.#
' Hadits dha'if. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (no. 2719) Illl:3lllkitab al-Fara-
idh,bab 1, dari Abu Hurairah €5 . Didha'ifkan oleh Syaikh al-Albani dalam
Irua al-Ghalil (no. 1665) [VI:105]. Namun dalam hal ini terdapat riwayat lain
dengan lafazh:
."34r.j4 6!j a@\\iz
"Pelajarilah ilmtfaraidb, karena sesungguhnya ia bagian dari agama kalian."
(HR. Ad-Darimi, no. 2851).
Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Hidayah ar-Ruutah
ila Tahhrij Ahadits al-Mashabib uta al-Miryhah (no. 3005) [III:238].
9-tt-
N.-.9 C '^3"T,
M,.l! ey V'),:a3>\3 glr
6-G
^r<2.
.+J:\c 4^b-s
-JJ
s-e c 4ite
Hadits dha'if. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 2095) [IV:413] khab al-
Fara-idh, bab 2, secara ringkas hingga lafazht "... karena aku akan wafat," dan
al-Hakim (no. 8020-8021) [IV:333]. Didha'i{kan oleh Syaikh al-Albani dalam
Imoa al-Ghalil (no. $6a) [VI:106].
Hadits dha'if. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2885) llll:2)7)kitab al-
Fara-idb, bab 1, dan Ibnu Majah (no. 54) [I:41] kitab atb-Thaharah, bab 8, dari
tetap. Bila warisan masih tersisa, maka menjadi milik 'asbabab seba-
gaimana yang akan dijelaskan.
Tidak diperbolehkan mengubah-ubah pembagian warisan
dari apa yang telah ditetapkan syari'at, sebab itu termasuk ke-
kufuran terhadap Allah .*&.
Allah,9& berfirman:
*"[!r iil4:4\;y's}'^t'e
"Siapa yang memutus warisan milik seseorang, maka Allah akan
memutus warisannya dari Surga hari Kiamat kelak."6 7
6 Hadits dha'if. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (no. 2703) [III:304] (dengan
lafazh: *tt: o\k u j ;e) kitab al-lVasbaya, bab ke-3. Hadits ini ,iuga diriwayat-
kan oleh Ibnu Abi Syaibah dengan lafazh senada dari Sulaiman bin Musa (no.
31032) IY[:242)kitab al-Faraidh, bab 1. Didha'ifkan oleh Syaikh al-Albani da-
lam al-Misyhah (no. 307 8).
7 Fat-bul Qadiir [/700).
*A
{@
llah mensyari'athan bagimu tentang (pembagian warisan untuk)
anak-anahmu. Yaitu: babagian seorang anah lelaki sama dengan
bahagian dua orang anak perempuAn.,," (QS. An-Nisaa': 11)
Dan berfirman:
.tn
$, ,y tL
tl$ '11;{Vr-Gy\-j,fu5 F
{@ "ffii
"... Danjika mereka (ahli uaris itu terdiri dari) saudara-saudara laki
dan perempuan, maka bahagian seordng saudara laki-laki sebanyak
bagian dua orang saudara perernpuan.." (QS. An-Nisaa': 176)
Kedua ayat ini membatalkan tunturan orang jahiliyah masa kini
yang hendak menyamaratakan bagian warisan dan
^ntaralaki-laki
perempuan. Mereka melakukan hal ini karena hendak menenrang
dan melanggar batasan Allah dan Rasul-Nya. Jadi, bila kaum jahiliyah
tempo dulu menghalangi wanita dari mendapatkan warisan, maka
kaum jahiliyah masa kini memberi wanita apayangbukan haknya,
sedangkan Islam memperlakukannya dengan adil. Islam menghargai
kaum wanita dan memberikan hak mereka dalam kadar yang sesuai.
Semoga Allah membinasakan orang-orang kafir dan mulhid.
(2.:'-J
{@
"i{
so,6::.ltt# *,n\ 6ir' }
"... Mereka yd.ng rnerniliki bubungan rabim itu ada yang lebih
berhak terhadap sesd.rnd.nya rnenurut Kitabullaar... " (QS. A1'
Anfaal:75)
Ini menunjukkan bahwa kerabat, baik yang dekat mauPun yang
jauh, berhak mendapat warisan selama tidak terhalang orang lain.
Kerabat secara nasabdi sini meliputi orang tua, keturunan, dan
hauasyi. Orang tua meliputi ayah, kakek, dan terus ke atas namun
khusus yang laki-laki. Sedangkan keturunan meliputi: anak (baik
laki-laki maupun perempuan), anak dari anak laki-laki, dan terus
ke bawah.
Adapun hauasyimeliputi saudara (laki dan perempuan), anak la-
ki-laki saudara dan seterusnya ke bawah, saudara lelaki ayah ('amm),
saudara lelaki kakek dan seterusnya ke atas, serta anak lelaki mereka
dan seterusnya ke bawah.l
{@ H;i3r(:"a#ss}
"Kalian berhak mendapat harta yang ditinggalkan oleh istri-istri
kalian..." (QS. An-Nisaa': 12
Hingga firman-Nya:
{@ ;Kit U}\(6; }
"... ddn mereba (para wanita)juga berhak mendapat harta yang
ditinggalhan suami-suami mereka,." (QS. An-Nisaa': 12)
Yang berhak mewarisi karena pernikahan adalah suami-istri.
Masing-masing mewarisi pasangannya berdasarkan ayat ini. Suami-
istri tetap saling mewarisi walaupun istri tersebut berada dalam
masa'iddab akibat talak yang masih bisa dirujuk. Sebab kerika itu
ia masih berstatus sebagai istri. Ungkapan: 'akad perkawinan yang
sah' mengecualikan akad perkawinan yang tidak sah. Karenanya,
pernikahan yang tidak sah menyebabkan suami-isteri tidak saling
mewarisi.
Ketiga:'Wala' karena memerdekakan. Artinya, seseorang
berhak mendapat warisan dalam jumlah yang tidak terap (ta'shib),
karena jasa baiknya memerdekakan budaknya. Yang mewarisi da-
lam kondisi ini hanyalah satu pihak yaitu majikan. Jadi, majikan
berhak mewarisi harta budak yang telah dimerdekakannya, namun
tidak sebaliknya. Adapun sepeninggal majikan, maka yang mewarisi
harta mantan budak itu adalah'ashabah majikan yang bisa mewa-
risi dengan sendirinya ('asbabah binnafsi), bukan 'ashabah bil gbairi
maupun 'asbabah ma'al ghairi.
Dalil mewarisi karena uala' adalah sabda Nabi #,,:
(@...iair%,e;g;;rt; *
"... D dn bagi i bu bap akny a, mas in g-mas ing m mdd? dt s erend.m...
-
E "
(QS. An-Nisaa': 11)
Kakek pada hakikatny^ adalah bapak juga, dan Nabi #, mem-
berinya seperenam bagian.l
5. Saudara lelaki secara mutlak, baik yang sekandung, se-ayah, mau-
pun se-ibu. Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala:
irfi3N
J -)/
;t,Pri)i>$
,, 6;\3,\i$! j4p\\;;\
"Berikanlahsemuafardb ftagian yang tertentu) kepada yang ber-
hak. Jika masih tersisa maka menjadi milik laki-laki yang paling
utama."7
9. Suami. Dalilnya adalah firman Allah &yangartinya:
{@ HCii:tr(:"afr5s}
a [Yakni putra dari saudara laki-laki sekandung, atau putera dari saudara laki-
laki seayah saja].r'n''
5 lDzauil Arhaam menurut ulama faraidb adalah setiap kerabat yang tidak
mendapat warisan, baik secara fardb Sagian yang teftentu seperti t/ o, yo, / ,,
|
{@'J4(\i16'rs*s
*Allab
beruasiat kepadamu (tentang pembagian uarisan) untuk
anak -anakmu ; merek a yang laki-laki mendapat bagian seperti dua
ora.ngperernpuan. tiha anak-anak pererrtpuan itw jumlabnya lebih
dari dua, maka bagi mereka duapertiga harta uarisan, namun jika
hanya seordngperempuan maka baginya setengah harta uarisan..,"
(QS. An-Nisaa': 11)
3 &.4.Ibu dan nenek. Dalilnya adalah firman Allah ,€:
lt Hadits dha'if. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2895) Ull:2Lilkitab al-Fara-
idb,bab 5. Didha'ifkan oleh Syaikh al-Albani dalam Dha'if Abi Daraud (no.
4e8).
(
'tjg$ra(qr#iuih$
fu
"... namun jika saudara perernpuan itu ada dua orang maha bagi
heduanya duapertiga dari harta yang ditinggalhan..." (QS. An-
Nisaa': 176)
(@ ;K;q&i€#; F
"... DAn bagi mereka (isteri-isteri kalian) seperernpat dari harta
yang halian tinggalkan.." (QS. An-Nisaa': 12)
7. \flanita yang memerdekakan budaknya. Dalilnya adalah sabda
Nabi ffi: "V/'ala' hanyalah bagi orang yang memerdekakan."
Inilah orang-orang yang mewarisi secara global baik yang laki-
laki maupun perempuan. Jika diperinci, maka jumlah lelaki yang
mewarisi bisa mencapai lima belas orang dan yang wanita mencapai
sepuluh orang. Hal ini dapat diketahui dengan memperhatikan dan
merujuk ke referensi-referensi yang ada. lWallaabu Ta'ala a'lam.
t2 [Yaitu pengembalian warisan yang tersisa setelah diberikan kepada ahli waris
fardb, untuk kemudian diberikan kepada orang yang berhak di antara mer-
eka sesuai dengan nisbah fardh masing-masing].r'n''
tr [Yaitu suatu kondisi di mana jumlah bagian yang harus diberikan lebih banyak
dari hartanya. Misalnya: seorang wanita wafat meninggalkan suami (dapat
(z-::.-J
K;;)LH+Ci":trc:"aP5 S*
,, &\,Hi"15 "4'u\4 og','$i<r{
...
:;-', i A, <ry"i lir-; +3t,q,"uu;
{@
"Kalian berhak mendapat setengab dari barta uarisan isteri-isteri
balian jiha mereka tidak memiliki anab, namun jika mereka memi-
liki anak maka bagi kalian sEerernpat dari hartawarisan mereha,
yaitu setelah dilunasinya wasiat dan butang mereka..." (QS. An-
. Nisaa': 12)
tr;"F1.4{rt eiltiGi y
',;Fiti'bAi 6)/( t/tz
++rg J_l
Gz:.-\)
(7,::.-=)
( @ :J a\ )t$'i;LA
.. i,fuf *
Jika ia memiliki saudara-saudara, maka ibunya mendapat
"... se-
perenarn..." (QS. An-Nisaa': 11)
(r-: -J
t [Ini yang kami temukan dari kitab al-Mulakhkbash al-Fiqbi cetakan Dar Ibn
Jauzi, dan juga kitab Fara-idh milik beliau (Syaikh al-Fauzan) yang berjudul
at-Tabqiqat al-Mardbiyyah fil Mabahits al-Fardhiyyab, hal. 99-100 (yakni: ..)i ;i
-,!tri ibu ayah nenek dari bapak), dengan demikian Syaikh tidak keliru cla-
lam memberikan contoh, akan tetapi -uallaabu a'lam- ini hanya kesalahan
cetak dari penerbit Dar al-'Ashimahl.
2 Hadits dha'if. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no.2894) [III:213] kirab al-
Fara-idh, bab 5, at-Tirmidzi (no. 2100) [IV:419] kitab al-Fara-idb, bab 10, dan
Ibnu Majah (no. 2725) [III:318] kitab al-Fara-idh,bab 4, dari jalur Qabishah
bin Dzu-aib. Didha'ifkan oleh Syaikh al-Albani dalam lrua al-Gbalil (no.
1580) [VI:124]. Namun al-Hafizh Ibnu Hajar di dalam Muuafaqab al-Khabar
[II:a15] menyatakan bahwa hadits ini shahih.
(@ "'F.*\#ts"?Y
"Diharamkan bagi balian (menikahi) ibu'ibu kalian..." (QS. An-
Nisaa':23)
'Walaupun demikian, Rasulullah
ffi membe rinya seperenam.
Ini berarti bahwa warisan untuk nenek ditetapkan berdasarkan
Sunnah.
'\tr7arisan
nenek juga ditetapkan berdasarkan ijma'ulama. Sebab
tidak ada perselisihan di antara mereka bahwa ibu dari bapak dan
ibu dari ibu berhak mendapat warisan. Perselisihan yang ada ialah
berkenaan dengan selain keduanya.
Ibnu'Abbas dan sejumlah ulama memberikan warisan kepada
. nenek-nenek lainnya meskipun jumlahnya banyak jika mereka
berada dalam level yang sama, kecuali bagi yang terhubung melalui
bapak yang tidak mewarisi, seperti ibu kakek dari ibu.
Adapun sebagian ulama lainnya hanyamemberi warisan kepa-
da tiga nenek saja, yaitu: ibu dari ibu, ibu dari bapak, dan ibu kakek
dari bapak.
(r-:.-\)
d'$ii yji
*
Pen ggal an ayat : $ :y$ m ere ka y an g l a kiJa ki m en -
dapat bagian sEerti dua orangperempian" menjadi dalil bagi syarar
kedua. Sedangkan penggalan ayat:
{ i!fr\g}iqf"y$ "jika anak-
dari warisan atau bahkan tidak mendapat warisan sama sekali].e"n'' ft-
L
404 Khab Harta lV'arisan $
f,
anak perempudn itu lebih dari dua... " menjadi dalil bagi syarat yang
Pertama.
Laf azh 4 ri-&i ej, i'C4:1tr"9*' a n a k' a n a k p e r e mp u d n i t u l e b i h d a r i
dua'dalam ayat di atas meninibulkan masalah bagi sebagian ulama.
Sebab zhahirrya anak perempuan yang hanyadua orang tidak akan
mendapat duapertiga warisan; karena yang mendapat duapenigaada'
lah tiga orang atau lebih. Pendapat seperti ini konon pernah diucapkan
oleh Ibnu 'Abbas $b ,. akan tetapi jumhur ulama tidak sependapat
dengannya. Menurut mereka, anak perempuan yang berjumlah dua
orang juga akan mendapat duapertiga warisan, berdasarkan hadits
Jabir $5 yang mengatakan: Isteri Sa'ad bin Rabie'pernah mengha-
dap Rasulullah dengan membawa kedua puteri Sa'ad seraya berkata:
"Ya Rasulullah, mereka berdua adalah puteri Sa'ad bin Rabi'. Ayah
mereka mati syahid dalam perang Uhud dan paman mereka hendak
mengambil warisan mereka seluruhnya tanpa memberi mereka apa-
apa. Padahal keduanya membutuhkan harta agar bisa menikah."
Maka Nabi ffi menjawab: "Biarlah Allah yang memutuskan masalah
kalian." Lalu turunlah ayat tentang pembagian waris. Kemudian
Rasulullah mengirim utusan kepada paman mereka dengan Pesan:
"Berikan kedua puteri Sa'ad duapertiga dari warisan, lalu ibu mereka
seperdelapan, dan sisanya menjadi milikmu." ftIR.Imam yang lima
selain an-Nasa-i, dan dihasankan oleh at-Tirmidzi).3
Hadits ini menunjukkan bahwa dua orang puteri juga mendapat
duapertiga warisan. Hal ini menjadi nash atas masalah yang diper-
selisihkan sekaligus merupakan penafsiran dari Rasulullah M, ter'
hadap firman Allah: 4 '{jfi!i'L1t r#i i;"b:'K"Y,* "lika anak'anak
perenxpuan itu jumlahirya lebib dari dua, maka bagi mereha duapertiga
h arta waris an. " Hadits ini telah menj elaskan ap a makn ay at tersebut,
^
lebih-lebih karena asbabun nuzul-nyaadalah kisah dua orang puteri
Sa'ad bin Rabi' dan pertanyaan ibu mereka tentang nasib mereka.
Sehingga begitu ayat ini tunrn Rasulullah langsung mengirim utusan
kepada paman mereka.
I Hadits hasan. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2891) Ull.2t2)kitab al'
Fara-idh, bab 4, at-Tirmidzi (no. 2092) llY:4151 kitab al'Fara'idb, bab 3, dan
Ibnu Majah (no.2720) [III:316] kitab al-Fara'idb,bab 2. Dihasankan oleh
Syaikh al-Albani dalam Sbahib Abi Datpud (no.2573 dan 2574).
'qfir V 3r t ^\ ;L +16-i.li;r1,f,* iy
{
...'t;cgi'iAr, ;&\ '6j,XQ:"f"y
*Allab
berwasiat kepadamu (tentang pembagian warisan) untuk
anak-anak kalian; mereba yang laki-lahi mendapat bagian seperti
dua orangperempuan. Jika anak-anak peretnpadn itu jumlahnya
lebih dari dua, maka bagi mereka duapmiga barta uarisalr... " (QS.
An-Nisaa': 11)
Cz,.i.-=)
{@ "ffir
*...
Jika mereka (abli uaris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan
perern?udn, maka bahagian seorangsa.udara laki'laki sebartyak ba'
gian dua ordng saudara perenxPudn.." (QS. An-Nisaa': 176)
2. Tidak ada saudari kandung lain yang bersamanya. Dalilnya
adalah firman Allah:
{@ '1;6K{ol-iA;"K'W
412 Kitab Harta lV'arisan
"... Jiha seseordng meninggal dunia, dan in tidak rnenTpunyai anak
dan mempunyai saudara perern?udn, maka bagi saudaranyd.yd.ng
p er e mp ild.n it u s ep er du a dar i h art a y an g dit in gga I k anny a... " (Q S.
An-Nisaa':175)
3. Simayit tidak memiliki orang tua laki-laki yang mewarisi, yaitu
ayah dan kakek dari pihak ayah -menurut pendapat yang sha-
hih-.
4. Si mayit tidak memiliki keturunan yang mewarisi, yaitu anak
laki-laki, cucu lakilaki dari anak tersebut secara turun temurun,
anak perempuan (puteri kandung), dan puteri dari anak laki-laki
mayit meski ayahnya adalah keturunan ke sekian dari si mayit.
Dalil untuk dua syarat terakhir di laki-
atas ialah karena saudara
laki dan saudara perempuan hanyamendapat warisan dalam kondisi
kalaalah.
Kalaalab ialah mayit yang tidak meninggalkan orang tua mau-
pun keturunan.
Saudara perempuan seayah berhak mendapat setengah wa-
risan dengan lima syarat, yaitu keempat syarat yang berlaku atas
saudara kandung perempuan di atas, dan ditambah syarat kelima
yaitu: tidak adanya saudara kandung laki-laki maupun saudara kan-
dung perempuan. Sebab keduanya lebih kuat posisinya dibanding
dirinya.
Dua orang saudara kandung perempuan atau lebih menda-
patkan duapertiga warisan. Dalilnya adalah firman Allah:
{@ 'tig$,Ai$#istu$ y
"... Tetapi jika saudaraperempuan itu dua oran& maka bagi kedua-
nya dua pertiga dari barta yang ditinggalhan oleb yang meninggal
..." (QS. An-Nisaa': 176)
";*n*t
$: b S +'i1;1 cr-',;yr:3(i{, *
(@
"... DAn jiha
mereha (ahli uaris itu terdiri dari) saudara-saudara
laki dan perenxpud.n, maka bagian seorang saudara laki-laki se-
banyah bagian dua orang saudara perempuAn,.. " (QS. An-Nisaa' :
176)
Ketiga: Mayit tidak memiliki keturunan yang mewarisi, yaitu
putera/puteri kandungnya dan keturunan dari anak laki-lakinya
(cucu dari puteranya). Dalilnya adalah firman Allah:
(=-i.-J
t [Yakni bila hanya seoranB maka mengambil setengah warisan, namun bila
lebih dari seorang maka mengambil duapertiga].r"n''
2 HR. Al-Bukhari (no.6736) [XII:21] kitab al-Fara-idb,babke-8.
Kesimpulannya:
Seorang penghubung tidak akan menghalangi orang yang di-
hubungkannya untuk mendapat warisan, kecuali bila orang yang di-
hubun[kan itu bisa menggantikan posisinya dengan mengambil bagi-
anrLyaketika dirinya tidak ada. Adapun iika dia tidak bisa mengambil
bagiannya, maka dia tidak akan terhalangi olehnya, sebagaim.ana
yang terjadi pada saudara-saudara seibu. Di mana mereka tidak bisa
mengambil bagian ibu, jika ia tidak ada. Demikian pula dengan nenek
(ibu dari ayah atau ibu dari kakek); ia tidak akan mengambil jatah
ayah/kakek bila keduanya tidak ada. Ia hanya -.q/2risi sebagai 'ibu"
menggantikan ibu yang sesungguhnya. lYallaahu a'lam.
Gz-':.-J
1
isr,ilah fara idb bisa dip akai untuk tun g gal mauPun j am ak.
'Asbabah seseorang adalah semua kerabatnya dari jalur ayah
(dari kata'ash-shaba).
Dinamakan begitu karena mereka mengelilin gi ayah,dan segala
sesuatu yang mengelilingi sesuatu dinamakan 'asbabah;bapak berada
di atas, anak laki-laki berada di bawah, saudara laki-laki di samping
kanan, dan saudara ayah (paman) di samping kiri.
Ada pula yang mengatakan bahwa mereka disebut 'asbabah ka-
rena satu sama lain saling menguatkan dan mencegah. Diambil dari
kaaal-'ashbu;karenasatu sama lain saling menguatkan dan mencegah
dari campur tangan pihak luar.
'Asbabab menunrt istilah ahlifara-idb berarti orang yang men-
dapat warisan tanpa kadar tertentu. Sebab jika ia sendirian, ia akan
mendapat seluruh warisan, dan bila ia bersama orang yang memiliki
bagian tertentu, ia akan mendapatkan sisanya.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi ffi,: "Berikanlah semua fardb
(bagian yang tertentu) kepada yang berhak. Jika masih tersisa maka
menjadi milik laki-laki yang paling utama."2
'y,,fit V 3, $W $i -i.{i,|,f.., i X
(@
Yakni cucu laki-laki, cicit laki-laki, dan sererusnya ke bawah dengan syarat
ayah mereka adalah keturunan si mayit.
Yakni saudara sekandung ayah, saudara seayah ayah, saudara sekandung ka-
kek, saudara seayah kakek, dan seterusnya ke atas.
'
;*nsi V Jr t #,b; $;,-'Gy::}$b b
{@ry ^a&rw'i$siH{ifrW
Jika mereka (ahli uaris itu terdiri dari) saudara'saudara laki
"...
dan perempuan, maka bagian seord.ng saudara laki'laki sebanyak
bagian dua orang saudara perernpudn." (QS. An-Nisaa': 175)
Jadi, ayat yang mulia ini cakupannya meliputi saudara dan sau-
dari sekandung, juga saudara dan saudari seayah.
Keempat tipe laki-laki di atas, yaitu: putera kandung, putera dari
putera kandung, saudara kandung, dan saudara seayah; maka saudari-
saudari mereka akan berbagi warisan bersama mereka secara ta\hiE.
Namun laki-laki selain yang empat ini, saudari-saudarinya tidak ikut
berbagi warisan dengan mereka sama sekali. Contohnya putera dari
saudara laki-laki ft ep onakan), saudara-saudara ay ah ('ammi/p aman),
dan putera-putera mereka (sepupu).
s [Yakni yang laki.laki mendapat dua bagian dan yang perempuan satu bagian].n"'"
Jika salah satu dari 'ashabab binnafsi meniadi ahli waris tung-
gal, maka ia mendapat seluruh harta warisan.
Dalilnya ialah firman Allah,€:
( 'fr;tik{ry-ui;';, y
"... DAn saudara laki-laki akan mewarisi saudaranya perernpuan
jika ia tidak mempunyai anak..." (QS. An-Nisaa' :176)
Jadi menurut ayat ini, saudara laki-laki bisa mewarisi seluruh
harta saudara perempuannya. Hukum ini khusus berlaku bagi'asba-
bab binnafsl. Namun jika ternyata adaash-baabulfurudh, maka mereka
6 [Istilah untuk Imam yang enam: al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi,
an-Nasa-i, Ibnu Majah].w''
7 Lihat takbrijrya halaman 419.
Jika bertemu dua orang 'ashabab atau lebih, maka tak ter-
lepas dari empat keadaan:
Pertama:Keduanya memiliki ialur, level, dan kekuatan yang
sama. Seperti sama-sama putera mayit, sama-sama saudara kandung
mayit, dan sama-sama paman mayit ('amm). Dalam keadaan ini,
mereka bersekutu dalam mendapat harta warisan.
Kedwa:lalur keduanya berbeda, maka yang lebih utama harus
didahulukan. Contohnya anak laki-laki dengan bapak; maka anak
lebih didahulukan dalam mengambil sisa warisan daripada bapak.
Ketiga:Jalurnya sama namun levelnya berbeda. Sepeni jika
putera kandung bertemu dengan cucu laki-laki dari putera kandung
juga; maka putera kandung harus diutamakan di atas cucu karena
ia lebih dekat kepada mayit.
Keempat:lalur dan levelnya sama namun kekuatannya ber'
beda, maka yang lebih kuat yang didahulukan. Contohnya seperti
I [Yaitu setiap ahli waris yang mendapat bagian dalam kadar tertentu, seperti
seperenam, seperempat, sepertiga, setengah, dan seterusnya].P"n''
e Lihat takbrijnya halaman.371.
r0 [Keponakan di sini adalah yang laki-laki dan dari saudara laki-laki pula].e"n''
tr Lihat tahbrijrrya halaman 369.
Cz,.i-J
t Ini bisa jadi kesalahan cetak seperti yang kami dapatkan dalam cetakan Dar
al-'Ashimah dan juga Dar Ibn al-lauzi, karena setelah kami merujuk ke kitab
Fara i d h b eliau (at - Tab q iq at a l M ardb iyy ah, hal. 127) kami dapat k an bahwa
- -
yang benar seperti yang diterjemahkan oleh penerjemah; empat karena per-
pindahan dari satu bagian kebagian lain dan tiga karena berdesakannya ahli
wafls.
Czi-J
I
l
Dan tidak diragukan lagi bahwa sisa yang setengah itu, yang ber-
ani seperempat dari total harta, adalah lebih besar daripada sePertiga
sisa harta maupun seperenam totalnya. Hanyasaja sisa bagian suami
(yaitu satu) tidak bisa dibagi secara utuh untuk kakek dan saudara.
Sehingga jumlah mereka yang dua itu dikalikan dengan asal masalah
yangjuga.dua, maka hasilnya adalah empat. Bagian suami: satu dikali
dua menjadi dua, sisanya dua; untuk kakek satu dan saudara satu.
Kakek 1
Sisa tx2
Saudara lakiJaki 1
Suami t/z x6 J
Nenek ,/, x6 1
Kakek ,/u x 6 1
2 Bersaudara STSA
2/r sisa x 3 2@r
Faidah (1): Ditinjau dari ada atau tidaknya bagian yang ter-
sisa setelah semuafardb diberikan, kakek tidak terlepas dari empat
kondisi:
Pertama: Bagian yang tersisa lebih dari seperenam total wa-
risan. Maka dalam kondisi ini kakek bebas memilih antara berbagi,
mengambil sepetiga sisa warisan, atau mengambil seperenam total
warisan.
Kedua: Bagian yang tersisa sama dengan seperenam, maka
bagian ini menjadi milik kakek secarafardb.
Ketiga: Bagian yang tersisa kurang dari seperenam, maka
kakek mendapatkan'aul hingga bagiannya genap menjadi seper-
enam.
(2.:'-J
Apa yang baru saja kita kaji tentang kakek yang mewarisi ber-
sama saudara-saudara mayit, hanyaberlaku bila kakek bersama salah
satu dari dua kelompok saja (yakni semuanya saudara kandung atau
semuanya saudara seayah). Namun jika mereka adalah campuran
dari saudara sekandung dan saudara seayah, maka saat diperlukan,
saudara yang sekandung akan berkoalisi dengan saudara seayah untuk
mendesak kakek. Jadi bila kakek telah mengambil bagiannya, saudara-
saudara sekandung itu akan berkoalisi dengan saudara-saudara seayah
dan mengambil apa yangadadi tangan mereka. Kalau yangadahanya
seo ran g saudari kandun g, ia akan mendap at k an b agianfardb - ny a se-
cara utuh, sedangkan sisanya menjadi milik saudara-saudara seayah.
L
KAPANKAH M U' AAD D AH TERJADI?
Mu'aaddab hanya bisa terjadi apabila jumlah bagian saudara
kandung kurang dari dua kali jumlah bagian kakek dan setelah pem-
bagian fardh harta yang tersisa lebih dari seperempat. Jika jumlah
bagian saudara kandung itu sama dengan dua kalinya bagian kakek
atau bahkan lebih maka tidak perlu diadakan mu'aaddah.
BENTUK MU'AADDAH:
Mu'aaddaE memiliki 68 bentuk. Alasan mengapa bentuknya di-
batasi dalam jumlah ini ialah karena dalam masalah-masalah mu'aaddab
disyaratkan bahwa jumlah bagian saudara kandung harus kurang dari
dua kali bagian kakek. Dan jumlah yang dianggap kurang dari dua
kali itu memiliki lima bentuk, yaitu:
1. Kakek dengan seorang saudari kandung,
2. Kakek dengan dua orang saudari kandung,
3. Kakek dengan tiga orang saudari kandung,
4. Kakek dengan seorang saudara kandung,
5. Kakek dengan satu saudara kandung dan satu saudari kandung.
Dari kelima bentuk ini, mereka yang disebut bersama kakek
memerlukan keberadaan saudara seayah untuk menjadikan jumlah
bagian mereka dua kali lipat jumlah bagian kakek atau kurang dari
itu.
Bersama seorang saudari kandung bisa disusun lima bentuk baru,
yaitu: saudari kandung dengan satu saudari seayah, saudari kandung
dengan dua saudari seayah, saudari kandung dengan tiga saudari
seayah, saudari kandung dengan satu saudara seayah, atau saudari
kandung dengan satu saudara dan satu saudari seayah.
Bersama dua saudari kandung bisa disusun tiga formasi baru,
yaitu: dua saudari kandung dengan satu saudari seayah, dua saudari
kandung dengan dua saudari seayah, atau dua saudari kandung dengan
satu saudara seayah.
Bersama seorang saudara kandung bisa disusun tiga formasi
baru, yaitu: satu saudara kandung dengan satu saudari seayah, satu
saudara kandung dengan dua saudari seayah, atau satu saudara kan-
dung dengan satu saudara seayah.
2 [Keempat bentuk pertama ialah bila di antara mereka ada ahli waris yang ber-
hak mendapat bagian tertentu (fardb), sedang yang kelima ialah bila tidak ada
di antara mereka ahli waris dengan bagian tertentu].pent
1. Al-'Asy-iyyab.
Yaitu kakek, satu saudari kandung, dan satu saudara seayah.
Sebenarnya asal masalahnya adalah lima sesuai jumlah kepala, lalu
dijuluki 'asyriyyah (dari kata 'asyrab yang artinya sepuluh) karena
asal masalahnya harus ditashih dari lima menjadi sepuluh.
2. Al-'Isyriiniyyah.
Berasal dari kata 'isyriin yang artinya duapuluh. Sebab asal
masalahnya ditashih sehingga menjadi duapuluh. Yaitu: kakek, se-
orang saudari kandung, dan dua orang saudari seayah. Asal masalah
berdasar jumlah kepala adalah lima3, sebagaimana masalah yang
I fiumlah kepala dihitung berdasarkan jenis kelamin ahli waris. Setiap laki-laki
dihitung dua, dan perempuan dihitung satu, maka hasilnya dalam contoh ini
adalah lima].n"n''
Dalam masalah ini, Anda juga bisa menganggap bahwa asal ma-
salahnya adalah lima. Hasilnya, kakek mendapat dua dengan ber-
bagi, saudari kandung mendapat setengahnya yaitu dua setengah,
dan sisanya yang setengah untuk dua saudari seayah, masing-masing
mendapat seperempat. Lalu penyebut dari seperempat, yaitu empat,
dikalikan asal masalahnya, yaitu lima, sehingga menjadi duapuluh.
Maka hasilnya menjadi: 8 untuk kakek, 10 untuk saudari kandung,
dan2 untuk dua saudari seayah, sehingga masing-masing 1.
Cara pertama: 18 90
Ibu ,/, J 15
Gz-:.-J
Gz-.:.-J
i
;
'r Ada juga yang membedakan antara status khuntsa yang di-
harapkan menjadi jelas dengat yangtidak. Bagi yang ada harapan
l
jelas, ia dan orang-orang yang bersamanya diperlakukan sebagai ,i
(2,.i-J
2 [Yakni dengan mengambil bagian paling kecil. Misalnya: kalau dia laki-laki
mendapat 2, namun bila perempuan mendapat 1, maka bagian yang diyakini
menjadi miliknya adalah 11.r*'
Bisa jadi salah satu ahli waris adalah janin dalam kandungan. Jika
memanB demikian, maka akan muncul masalah karena keadaan ja-
nin tersebut tidak bisa diketahui; apakah ia hidup atau mati, satu arau
lebih,laki-laki atau perempuan. Sehingga hukumnya pun sering kali
berbeda sesuai dengan perbedaan kemungkinan tersebut. Dari sini-
lah para ulama kemudian memperhatikan masalah ini hingga me-
nyusun bab khusus untuk itu dalam kitab-kitab pembagian waris.
Yang dimaksud janin disini adalah anak manusia yang masih be-
rada dalam kandungan. Artinya saat pewaris meninggal dunia, janin
tersebut berada dalam perut seorang wanita. Boleh jadi ia menjadi
ahli waris secara mutlak atau terhalang secara mutlak, arau munB-
kin menjadi ahli waris dan mungkin juga terhalang dalam sebagian
perkiraan, yakni bila akhirnyaialahir dalam keadaan hidup.
u)3,i;J is.:,,tr'Y
'Jika bayi lahir dengan istiblal, ia akan diberi warisan." (HR.
Abu Dawud)l
(@ fr1'';,;ii,!W,l\T-, F
"... (Ibunya) mengandungnya dan menyapibnya sampai tiga pulub
bulan..." (QS. Al-Ahqaaf: 15)
Dan juga firman-Nya:
{
...'6ln( g,l; 6|'if;:;) La:ls sF
"PArd. ibu bendaklab menyusui anak-anaknya selama dua tabub
penub..." (QS. Al-Baqarah : 233)
qW b';\sir;\,Felljr jiI'i
"Anak tidak akan menetap dalam perut ibunya selama lebih dari
dua tahun.2"
Ucapan seperti ini tidak mungkin hasil ijtibad 'Aisyah semata.
Oleh karenanya ia dihukumi sebagai hadits marfu'(disandarkan
kepada Nabi ffi).
2. Batas maksimal kehamilan adalah empat tahun. Sebab apa-apa
yang tidak ada nashnya harus dikembalikan kepada realitayang
ada, dan dalam hal ini pernah dijumpai adabayiyang menetap
dalam kandungan hingga empat tahun.
3. Batas maksimal kehamilan adalah lima tahun.
Pendapat yang palingrajih dalam masalah ini adalah bahwa ba-
tas maksimal kehamilan adalah empat tahun, sebab tidak ada dalil
shahih yang secara tegas menentukannya. Sehingga hal ini dikem-
balikan kepada realita yangada,dan pernah dijumpai ada kehamilan
hingga empat tahun. lVallaabu a'lam.
Para ulama telah ber-ijma' bahwa jika bayi lahir dengan istiblal
maka ia berhak mendapat warisan.
Sebab dengan itu ia dipastikan lahir dalam keadaan hidup yang
stabil. Hanya saja mereka berbeda pendapat mengenai selain istiblal:
seperti gerakan, menyusu, dan bernafas. Ada sebagian ulama yang
hanya mensyaratkan istihlal saja tanpa memasukkan hal-hal tersebut
ke dalamnya. Namun ada pula di antara mereka yanB menyamara-
takan dan menganggap bahwa istihlal meliputi semua tanda-tanda
yang menunjukkan hidupnya si bayi. Inilah pendapat yang rajib.
Alasannya karena istihlal tidak hanya ditafsirkan dengan teriakan
saja, tapi ia meliputi gerakan dan yang lainnya menurut sebagian
ulama. Bahkan seandainya ia hanya ditafsirkan dengan suara dan
teriakan saja, tetap saja itu tidak menghalangi kita untuk membukti-
kan lewat tanda-tanda lainnya. lY/allaabu a'lam.
Gr,.:-\)
[DEFINISI MAFQUD\
Mafqud adalah isim rnaful darikatafaqadasy syai-a (;AiltUI),
yakni'kehilangan sesuatu'. Kehilangan artinya anda mi:ncari se-
suatu namun tidak mendapatkannya. Adapun yang dimaksud
'orang hilang'di sini ialah orangyangterputus kabar beritanya
dan tidak diketahui keadaannya. Ia tidak diketahui apakah masih
hidup atau sudah mati. Baik karena ia pergi, ikut perang, terhem-
pas ketika naik kapal /pesawar, ata,, karena ditawan musuh, dan
lain sebagainya.
Berhubung kondisi orang hilang -sejak ia hilang- berkisar ant^ra
dua kemungkinan: masih ada atau telah tiada, maka bagi tiap-tiap
kemungkinan itu memiliki hukum-hukum tersendiri. Ada hukum-
hukum yang berkaitan dengan istrinya dan ada yang berkaitan de-
ngan hak warisannya dari orang lain, atau warisan orang lain dari-
nya, atau warisan orang lain bersamanya. Dari dua kemungkinan itu
tidak ada satu pun yang.bisa dirajihkan. Oleh karenanya, harus ada
batas waktu untuk memastikan nasibnya. Batas waktu itu menjadi
masa pencarian tentang dirinya; bila telah berlalu ranpa ada kabar,
berarti dirinya telah tiada.
Berangkat dari sini para ulama sepakat untuk menentukan masa
tersebut. Hanya saja mereka berbeda tentang kadarnya menjadi dua
pendapat:
Penentuan kadar masa hilang dikembalikan kepada
ij tib ad pihak yang berwenan g (pemerintah). Sebab hukum asal oran g
hilang adalah masih hidup. Ia tidak bisa dikeluarkan dari hukum asal
ini kecuali dengan sesuatu yang meyakinkan atau yang setara de-
ngan itu. Inilah pendapat jumhur (mayoritas) ulama. dan pendapat
c>-:i.-\)
!
BAB TENTANG:
\TARISAN UNTUK ORANG.
ORANG YANG TENGGELAM
ATAU TERTIMPA RERUNTUHAN
Ini adalah hal yang sering terjadi dan masalah yang cukup be-
sar, yaitu kematian banyak orang sekaligus. Dalam kematian ini,
yang menjadi korban adalah orang-orangy^ngsaling mewarisi. Kita
tidak mengetahui siapakah di antara mereka yang lebih dulu mati
sehingga menjadi pewaris dan siapa yang belakmgrn matinya seh-
ingga menjadi ahli waris. Hal ini sering terjadi akhir-akhir ini akibat
banyaknya kecelakaan lalu lintas yang memakan korban sejumlah
or_ar,rB. Seperti kecelakaan mobil, kecelakaan pesawat terbang, ke-
celakaan kereta api, termasuk kecelakaan akibat bangunan runtuh,
kebakaran, banjir besar (seperti tsunami), r.rrrrgrn
-iliter dalam
pertempuran, dan sebagainya.
[Yaitu perang besar antara kaum muslimin dan Bani Hanifah pengikut Mu-
sailamah al-Kadzdzab yang murtad dari Islam. Perang ini memakan korban
jiwa cukup banyak].e*''
[Yaitu perang saudara yang terjadi antara pasukan Amirul Mukminin 'Ali
bin Abi Thalib gE dengan pasukan Mu'awiyah bin Abi Sufyan €5 1.n"n,.
[Al-Harrah adalah nama daerah di Madinah. Ibnu Katsir dalam al-Bidayab uan
Nibayab NI/262) mengatakan: "Tragedi al-Harrah disebabkan karena adanya
utusan warga Madinah yang datang menghadap Yazid bin Mu'awiyah di Da-
maskus. Setibanya di hadapan Yazid,ia memuliakan mereka dan memberi san-
tunan yang banyak kepada mereka, bahkan pemimpin urusan tersebut -yaitu
'Abdullah bin Hanzhalah bin Abi 'Amir- diberi hampir serarus ribu. Namun
sekembalinya mereka, keluarga mereka dikabari akan berbagai kebejatan Ya-
zid seperti kebiasaannya minum h.hamr dan berbagai dosa besar lain, dan yang
terbesar dari itu semua ialah mengakhirkan shalat hingga keluar dari waktu-
nya akibat mabuk. Akhirnya utusan Madinah tadi sepakat untuk mencopot
Yazid dari jabatan Khalifah, dan benar-benar mencopotnya dari atas mimbar
Nabi ffi. Ketika berita initampai ke Yazid, ia mengutus pasukan di bawah
komando Muslim bin 'Uqbah al-Murri -yang oleh para Salaf diplesetkan men-
jadi: Musrif (orang yang kelewat batas) bin 'Uqbah-. Setibanya pasukan di
Madinah, mereka melanggar kesuciannya selama 3 hari dan membantai sejum-
lah besar warganya hingga hampir tak ada yang luput dari maut. Bahkan ada
yang mengatakan bahwa jumlah wanita perawan yang terbunuh saja mencapai
seribu orang!"]r"''
a Hadits dha'if. Diriwayatkan secara maknawi oleh Ibnu Abi Syaibah (no.
31337) lYl:279lkitab al-Fara-idb,bab 73. Didha'iflian oleh Syaikh al-Albani
dalam lrua al-Gbalil (no. l7l2) [VI:152 ].
(2.:-\)
lDEFrNrSr RADDI
RADD secara bahasa arrinya menolak dan mengembalikan.
Dikatakan raddabu raddan,yakni 'Ia mengembalikannya dan me-
nolaknya'. Dari sinilah muncul istilah riddab (munad), yangarrinya
kembali kepada kekufuran.
Radd menurut istilah ulama faraidb artiny a: men gemb alikan
sisa warisan setelah diberikan kepada asb-haabwl furudh -jika tidak
ada'ashabab yang berhak mengambilnya- kepad a asb-baabul furudb
tersebut sesuai fardh mereka masing-masing.
Hal ini dilakukan karena Allah,ffi telah menentukan kadar
fardh setiap ahli waris, baik itu seperempat, setengah, sepertiga,
seperenam, dan seterusnya. Allah juga menjelaskan bagaimana cara
memberikan warisan kepada para'asbabab baik laki-laki maupun
wanita. Sedangkan Nabi #, bersabda:
t Lihat tahbrijnyahalaman3Tl.
I
I
{@
I
"... Mereka yang memiliki hubungan rahim itu a.da yang lebih bqbak
terhadap sesdtnd.nyd. rnenurut Kitabullaah..." (QS. Al-Anfaal: 75)
2 HR. Al-Bukhari (no. 6731) [XII:13] kitab al-Fara-i.db,bab 4, dan Muslim (no.
t6L9 (4t57)) [VI:61] kitab al-Fara-idh,bab 4, dari Abu Hurairah €f, .
{@ "ii$c"{..15;#,rr'J1 'di6 }
"... Mereka yangmemiliki hubungan rahim itu ada yang lebih bqbak
terhadap sesdtnanyd, menurut Kitabullaah..." (QS. Al-Anfaal: 75)
Para ulama telah sepakat bahwa radd idak diberikan kepada
suami-isteri, kecuali sebuah riwayat yang dinukil dari 'IJtsman
$5 bahwa beliau memberikan radd kepada suami. Akan tetapi
mungkin saja beliau memberikannya karena sebab lain selain radd,
seperti karena suami tersebut sebagai 'asbabab atau punya hubung-
an rahim. Itulah sebab 'IJtsman memberinya sisa harta dan bukan
karena radd. \Y/allaahu a'lam.
(>-:.-\)
j,r,-j5q8:..&',ii6r*j*1 '$j'6
{@ }
Merekayangmemiliki hubungan rahim itu adayanglebih berbah
"...
terbadap sesarnanyd nlenurut Kitabullaab..." (QS. Al-Anfaal: 25)
Artinya, sebagian daridzauil arhaam itu lebih berhak mendapat
warisan dari sesama mereka menurut hukum Allah Ta'ala.
Kedua: Berdasarkan keumuman firman Allah,€:
C'z::.=J
.rr' I
iVl,:! H;ixfr(:"a fr5 sF
\rg)i ,HT 55
"t'ut4 og'xi <r{
:;-3 i e, <r-,-4- *S +Z)g "uU;
og''ljl "F ;t; q g)i 6i1 i
"qq "y
d
+:, u'i1i iai L{i*; H i,a
{@ . U;5-a"6}3'i+-;
"Kalian berhak mendapat setengah dari barta uarisan isteri-isteri
kali.an jika mereka tidak, memiliki anak, namun jika mereka me-
milikianak maha bagi kalian sEerernpat dariharta uarisan mere-
ka, yaitu setelah dilunasinya uasiat dan hutang mereka. Sedangkan
bagi mereka (isteri-isteri kalian) adalab seperempat dari hartayang
kalian tinggalkan jika kalian tidak memiliki anak. Namun jika
kalian memiliki anah maka mereka mendapat seperdelapan dari
barta yang kalian tinggalhan, yaitu setelah dilunasinya uasiat dan
butang kalian..." (QS. An-Nisaa': 12)
t [Aninya, bila perceraian terjadi saat suamisehat, ia bersih dari tuduhan hendak
menBhalangi istrinya dari mendapar warisan. Lain halnya jika talak tersebut
terjadi saat suami sakit menjelang mati, ia bisa dituduh hendak menghalangi
istrinya dari mendapat warisan].
Gi HSixf(,,iu4?-J5SF
2 Hadits shahih. Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni (no.4005) [IV:35] kitab atb-
Thakq, dari jalan 'Abdullah bin Zubair, dan (no. a007) [IV:35] kitab ath-Tha-
laq, darijalan Thalhah bin 'Abdirrahman bin 'Auf. Diriwayatkan juga oleh
Ibnu Abi Syaibah (no.19026) [IV:175] kitab ath-Thalaq,bab 200. Dishahihkan
oleh Syaikh al-Albani dalam lran al-Gbalil (no. l72l) [VI:159] dari riwayat
Ibnu Sa'id.
Gz.:-\)
# 5S,e\1 tb'*tfu\+J \
C?" # 3
iY-)t '4\; cie ii,u ri>r;) t Kr\i
"Setiap pembagian warisan yangterjadi di zaman jahiliyah, maka
tetep berlal<tr seperti itu. Dan setiap pembagian warisan yang
didnhului Islam, mal<a sesuai dengan aturan Islam."'1
I-Iedits ini menunjukl<an bahwa bila orang kafir masul< Islam
sebelum warisan dibagi, maka ia ikut mewarisi.
I(eempat: Seorang muslim boleh mewarisi harta orang kafir,
nan'nrn tidal< sebaliknya. Dalilnya adalah hadirs:
l
t !.o'\'l .
.Jaa4 \j *;il-yt
"Islnm itu menambah, btrkannya menglrrangi."a
I-Iadits dhr'if. Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni (no. 4036) [IV:a1] kitab a/-
Fara-idb, dariJabir eE . Ad Daruquthni mengatakan bahwa yang maqtbur
hadits ini sebagai ucapan sahabat, bukan ucapan Nabi. Didha'ifkan oleh Syail<h
I
al-Albani dalam Inua al-Gbalil (no. 1715) [VI:155].
I-Irdits shnhih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no.29M) llllt222)kitab al.
Fara-idb, bab 11, dan Ibnu Majah (no. 2485) lIlI:2211 kitab ar.Rubun,bab 21,
dari Ibnu 'Abbas qEht,. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Inaa al-Gba-
lil (no. t7t7) lYl:t571.
Hadits dha'if. Diriwayatkan oleh al-Baihaqi (no. 12153) [VI:33S] kitab al.
Luqathab,bab 18, dari Mu'adz €5 . Didha'i{kan oleh Sy"iki, al-Albani dalam
Dha'if Abi Dawud (no. 505).
(@ "d2x{qji#\'F{'uJf }
"Orang-orang kafi.r itu sebagiannya menjadi penolong bagi se-
bagian lainnya,." (QS. Al-Anfaal: 73)
l
orang-orang kafir. Di samping itu, antara sebab yang mewajibkan
mendapat warisan dan penghalangnya saling berbenturan, yaitu
adanya perbedaan agama. Berhubung perbedaan agama konsekuen-
sinya adalah berbeda dalam segala sisi, maka penghalang inilah yang
lebih kuat statusnya, hingga mengalahkan sebab itu. Kesimpulannya,
sebab tersebut tidak berfungsi karena adanyapenghalang.
Cr,.:.-J
"r+
"Tidak ada jatahwarisan bagi pembunuh."l
Demikian pula sabdanya:
.W,IU.lr &;.i
"Pembunuh (seorang pewaris) tidak akan mewarisi hartanya
sedikit pun."'
' Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no.4554) [IV:449] kitab
ad-Diyat, bab 18, dan Ibnu Majah (no. 26a6)llllt277l kitab ad-Diyat, bab 14,
dan lafazh hadits ini adalah berdasarakan riwayat Ibnu Majah, dari'Amru bin
Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya. Dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam
Irua al-Ghalil (no. t671).
2 Hadits hasan. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no.4564) [IV:449] kitab ad-
Diyat, bab 18, dari 'Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya dengan
lafazh ini secara wijadab (tidak mendengar langsung, namun mendapati hadits
ini dalam kitab). Hadits ini diriwayatkan pula oleh at-Tirmidzi (no. 2109) [IV:
425)kitab ad-Diat,bab L7 , dan Ibnu Majah (no. 2645) llll:2771 kitab ad-Diat,
bab 14, dari Abu Hurairah dengan lafazh senada. Dihasankan oleh Syaikh al-
Albani dalam Sbahib al-Jami'(no. 9552).
(1,.:-J
Bab Tentang:
HUKUM JUAL BELI PROPERTI 67
Bab Tentang:
HUKUM JUAL BELI HASIL TANAMAN 73
[Larangan menjual hasil tanaman sebelum terlihat
panennya akan berhasil] 73
lLarangan menjual tanaman berbulir hingga nampak
baik1......... 74
[Hikmah dari larangan tersebut]................ 74
Bab Tentang:
PENGEMBALIAN KARENA PANDEMI (GAGAL
PANEN) 81
Bab Tentang:
APA SAJA YANG TERMASUK SEPERANGKAT
DALAM BARANG YANG DIBELI DAN APA
YANG TIDAK 87
Bab Tentang:
HUKUM SAL'AM... 9I
[Syarat-syarat muamalah dengan cara salam] 92
[Aturan dalam salam]....... 94
Bab Tentang:
HUKUM QARDH (PTNJAMAN) ............ ee
[Definisiqardh) 99
[Syarat sahnya qardh)....... 100
[Larangan memungut tambahan yang disyaratkan atas
qardhl 101
[Akhlak terpuji bagi peminjr*].......... 103
[Hukum pelunasan utang] t04
Bab Tentang:
HUKUM RAHN (GADAT) to7
[Hikmah disyari'atkannya rahnf......... 108
[Syarat sahnya rahn) 108
lSifar rahn1............... 109
[Dua jenis rabn) ll4
- lRahn yang butuh nafkahl..... .. lt4
- lRahn yang tidak butuh nafkahl !14
Bab Tentang:
HUKUM DHAMAAN(JAMINAN ATAS BARANG)... IL7
[Makna dbamaanf 117
[Syarat sahnya dhamaan) 118
[Masalah-masalah yang berkaitan dengan dhamaan)...... 120
Bab Tentang:
HUKUM HAWALAH(PENGALTHAN UTANG)....... t2e
[Definisi haualah) 129
[Hukum haualah) 129
[Syarat sahnya haualab) 1,31
Bab Tentang:
HUKUM WAKALA.H (PER\TAKILAN) 1,37
tidak........ 142
Bab Tentang:
HUKUM HAJR (LARANGAN BERTRANSAKSI)...... t45
Hajr ada dua macam:................ 1.47
l. Hajr demi kemaslahatan orang lain........... 147
2. Hajr demi kemaslahatan diri sendiri. ............. 154
-- Hajr atas anak kecil akan hilang dengan dua hal 156
-- Hajr atas orang gila juga hilang dengan dua hal 158
Bab Tentang:
HUKUM SHULH (PERDAMATAN)..... 16e
L. Shulh karena pengakuan 172
2. Sbulb karena pengingkaran........... 173
Daftar ki
Bab Tentang:
HUKUM BERTETANGGA DAN ATURAN JALAN.... t79
[Hukum bertetangga].............. 179
[Aturan jalan]........ 181
Bab Tentang:
HUKUM SYUF'AH 1,87
KITAB SYARIKAH
Bab Tentang:
HUKUM DAN MACAM 5YAR1K4H.........,.,.. 195
[Dalil dari al-Qur-an].......... 195
[Dalil dari as-Sunnah].......... 195
Bab Tentang:
HUKUM SYARIKAH',INAAN (KEKANG KUDA)..... 20t
[Hukum syarikab'inaan) 201
[Syarat sahnya syarikah'inaanf 202
Bab Tentang:
HUKUM SYARIKAH MUDHAARABAH 205
Bab Tentang:
SYARIKAH IVUTUH, ABDAAN, DAN MUFAA.
.WADHAH 2II
1. Syarikab uujuh 211
2. Syarikah abdaan 212
3. Syarikab mufaauadbah............. 214
KITAB MUZAARA'AH,
M US AAQAAH DAN SE\TA.MENYE\TA
Bab Tentang:
HUKUM MUZAARA'AH DAN MUSAAQAAH 2t7
Daftar hi
Pendahuluan:............ .. 217
1. Tentang musaaqaah 217
2. Tentang muzaara'ah 221
Bab Tentang:
HUKUM SE\TA.MENYE\TA 227
Pendahuluan............, .. 227
Sewa-menyewa yang sah (benar) dibolehkan menurut
al-Qur-an, Sunnah dan ijma'. 228
Hal-hal yang harus dilakukan oleh pemilik dan
penyewa 230
Akad sewa-menyewa menjadi batal 231
Orang yang disewa ............... 232
Bab Tentang:
HUKUM MUSABAQAH (PERLOMBAAN) 237
Furuusiyyab:............. 239
Boleh hukumnya mengadakan lomba lari atau lomba
hewan tunggangan dan kendaraan lainya. 239
Musabaqab tidak boleh dilakukan dengan imbalan
kecuali dalam balap unta, balap kuda, atau memanah. ... 240
Agar menjadi sah, musabaqah harus memenuhi lima
syarat:............r.......... 24t
Bab Tentang:
HUKUM',AARIYYAH(PTNJAM-MEMTNJAM).......... 24s
Pinjam-meminjam dianjurkan dalam al-Qur-an,
as-Sunnah, dan ijma'. .. 245
[Syarat sahnya pinjam-meminjam].... 246
Pemilik barang boleh meminta kembali barangnya
kapan saja dia suka, ........ 247
Peminjam wajib menjaga barang pinjamannya dengan
Iebih baik daripada harta pribadinya. 247
Bila ia memakainya di luar fungsinya lalu barang itu
rusak, maka ia wajib menanggungny^. 248
Peminjam tidak diperkenankan meminjamkan barang
pinjaman ke orang lain.......... 249
xxii Daftar ki
Peminjam wajib menjaga, merawat, dan segera
mengembalikan barang pinjaman kepada pemiliknya
setelah selesai digunakan 249
Bab Tentang:
HUKUM GHASHAB (MERAMPAS) 253
Bab Tentang:
HUKUM TINDAK.TINDAK PENGRUSAKAN 263
Bab Tentang:
HUKUM',WADI'AH (TITIPAN)................ 271
Bab Tentang:
HUKUM IA'ALAH (SAYEMBARA) 287
Barangsiapa melakukan suatu perbuatan yang ada
imbalannya setelah ia mengetahui imbalan tersebut, .... 288
Ja'alab adalah akad yang tidak mengikat. ......... 288
Ja'alab berbeda dengan sewa-menyewa dari beberapa
sisi, .......... .. 289
Bab Tentang:
HUKUM LUQATHAH (BARANG TEMUAN)............ 2e3
Daftar ki xxlll
Bab Tentang:
HUKUM LAQTTH (ANAK YANG DTTEMUKAN).... 30s
Bab Tentang:
HUKUM'WAKAF... 313
[Syarat uakaf] 314
-- lVakafberlaku dengan salah satu dari dua hal: .............. 314
Laf.azh-laf.azh uahaf terbagi menjadi dua: .......... 315
Agar menjadi sah, wakaf harus memenuhi syarat-
Bab Tentang:
HUKUM HIBAH DAN HADIAH 323
Hibah menjadi milik seseorang begitu ia menerimanya
atas izin pemberinya. ............. 324
Dalilnya adalah hadits riwayat'Aisyah QF, bahwa
Abu Bakar (ayahnya) pernah memberinya20 wasaq
dari panen kebunnya yang terdapat di 'Aaliyah. 324
Hibah tidak sah dikaitkan atas syarat yang terjadi
kemudian, 325
Hibab yang sifatnya sementara juga tidak sah, 325
Seseorang tidak diperbolehkan memberi hibah kepada
sebagian anaknya sedangkan yang lainnya tidak diberi,.... 325
Jika seseorang memberikan hibah lalu diterima oleh
penerimanya, ,......,.. 325
Seorang ayah juga boleh mengambil dan memiliki
sebagian harta anaknya selama tidak memudharatkan
(membahayakan) sang anak, 326
Seorang ayah tidak boleh mengambil harta anaknya
jika hal itu berdampak buruk bagi sang anak, .............. 327
Seorang anak juga tidak boleh menagih hutang dan
semacamnya kepada ayahnya. 327
Hadiah dapat menghilangkan kedengkian dan
memupuk cinta kasih .. 328
Bab Tentang:
TINDAKAN FINANSIAL ORANG YANG SAKIT.... 331
Kondisi sakit......... 332
Ada beberapa perbed^an antara pemberian ('athiyab)
dan wasiat 334
Bab Tentang:
HUKUM \TASIAT 337
Bab Tentang:
HUKUM PEMBAGIAN \TARISAN 359
Pendahuluan 359
Bab Tentang:
SEBAB.SEBAB ME\TARISI DAN PENJELASAN
TENTANG AHLI \TARIS.... 369
Macam-macam ahli waris berdasarkan jenis
ke1aminnya............... .. 371
Macam-macam ahli waris berdasarkan warisan yang
diterima... 376
Bab Tentang:
\TARISAN UNTUK SUAMI.ISTRI 381
Bab Tentang:
\TARISAN UNTUK AYAH DAN KAKEK... 385
Bab Tentang:
\TARISAN UNTUK IBU 391
Bab Tentang:
\TARISAN UNTUK ANAK PEREMPUAN................. 403
Bab Tentang:
VARISAN UNTUK SAUDARA.SAUDARA
PEREMPUAN SEKANDUNG. 4II
ISyarat warisan untuk saudara-saudara perempuan
sekandung1............... 412
Bab Tentang:
\TARISAN UNTUK SAUDARA.SAUDARA
PEREMPUAN BERSAMA ANAK PEREMPUAN
DAN \TARISAN UNTUK SAUDARA.SAUDARA
SEIBU 421
Bab Tentang:
TA'SHIB 429
Bab Tentang:
HAIB (HALANGAN)......... 437
Bab Tentang:
MEMBERI \TARISAN KEPADA SAUDARA.
SAUDARA BERSAMA KAKEK 443
Bab Tentang:
MU'AADDAH 455
Kapankah mu'aaddah terjadi? 456
Bab Tentang:
MEMBERI \TARISAN DENGAN PERKIRAAN
DAN KEHATI.HATIAN
Bab Tentang:
\TARISAN UNTUK KHUNTSA (MANUSIA BER-
KELAMIN GANDA) 469
Allah telah menciptakan manusia sebagai laki-laki dan
perempuan 469
Bab Tentang:
\TARISAN UNTUK JANIN 475
Bab Tentang:
\rARrsAN UNTUK ORANG HTLANG (MAFQUD)... 485
Bab Tentang:
\TARISAN UNTUK ORANG.ORANG YANG
TENGGELAM ATAU TERTIMPA RERUNTUHAN..,, 491
Bab Tentang:
\rARrsAN DENGAN RADD (PENGEMBALTAN)..... 4e7
[Definisi radd)........ 497
Bab Tentang:
\TARISAN UNTUK DZAWIL ARHAAM 503
Bab Tentang:
MEMBERI \TARISAN DENGAN PERBEDAAN
AGAMA 515
L. Orang kafir yang mewarisi seor:lng muslim dan
seorang muslim yanB mewarisi orang kafir......... 515
2. tWarris-mewarisi di antara orang kafir.......... .. 517
Bab Tentang:
HUKUM MEMBERI \TARISAN KEPADA
PEMBUNUH 523
(z:-=)
(@ '$i^ibv F
"... Allah telab mengbalalkan jual beli..," (QS. Al-Baqarah 275)
(@ "e'; ev L{;i?-<rk|{f }
"... kecuali bila hal tersebut terjadi leutat jual beli dengan penub
keridhaan di antara kalian..." (QS. An-Nisaa': 29)
Nabi H, bersabda:
"... Jual beli itu tidak lain atas dasar saling meridhai." (HR. Ibnu
Hibban, Ibnu Majah dan lainnya)s
Namun, jika pihak yang memaksa itu melakukannya dengan
jika pemerin-
cara yang benar maka jual belinya tetap sah. Misalnya
!'rb";^!
-v - Y ry\:
L
"Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak ada padarnu." GIR.
Ibnu Majah dan at-Tirmidzi, dan beliau rnenshahihkannya)'
Maksudnya, janganlah engkau menjual barang-bar;rng yang ri-
dak karnu miliki.
Al-\X/azir Ibnu Hubairah mengatakan: "Mereka (para ulama) ber-
sepakat dengan tidak diperbolehkannya seseorang menjual sesuaru
yang tidak ada padanya dan tidak dimilikinya, lalu ada orang lain
yang membeli barang tersebut sebagai barangnya. Jual beli macarn
ini adalah batil."
Adapun syarat-syarat bagi barang yang diperjualbelikan adalah:
Pertama: Barang yang dimaksud boleh dimanfaatkan secara
mutlak. Maka tidaklah sah menjual barang yang hararn dimanfaat-
kan seperti kbamr (miras), babi, alat musik, dan bangkai. Dalilnya
adalah sabda Nabi H,:
6
[Yakni telah baligh dan berakalsehat].t'"n''
7
Hadits shahih. Abu Dawud (no. 3503) [III:495] kir.ab al-Buyu', bab 68, at-Tir-
midzi (no. 1235) [III:534] kitab al-Buyu', bab 19, an-Nas:r-i (no. a627) [IVr3.14]
kitab al-Buyu', bab 60, dan Ibnu Majah (no. 2187) [III:39] kkab al.Buyu',bztb
20, dari Hakim bin Hizam ,gi6 . Dishahihkan oleh Syrrikh al-Albani dalam
Irua' al-Ghalil (no. 1292).
atcta
(f) ir*:J f
i'tst fait ;tJ\ ?;
0
.)frt"Wi" rit Cr 3t
"sesungguhny:r bila Allah telah rnengh,rr,rtnk:rn sesu:ltu, mak:r
Di:r mengharamkan pula uang hasil penjualannya."r"
8 Diriwityitthirn clrtri hadits J:rbir €F, olch rl-Bukhrrri (no. 2236) [IV:535] kit,rb a/'
Buyu',btb 112, c{rn Muslim (no. 1581 (4048)) [VI:S] kitrrb al-Mrrsaqah, blb 1.1.
' Hadits shahih. Diriwiryrtkirn drrri hrrclits Abu Huriririrh €5 olch Atru D:rwucl
(no. 3485) [III:487] kittb al-Buyu', bab 64. Dishrrhihkrrn olch Sy,rikh rl-Alblni
driam Sbabih at-Targhib wat Tarhib (no. 2358).
r0 Hadits shahih. Diriwayatkrn d:rri h,rdits Ibnu'Abbrrs qe}, olch Abu Drwucl
(no. 3488) [III:488] kir.ab al-Buyu', birb 64, dcng,,rn lafazh:
.'^*'.l";^L i? ,q #i e; e i;r:taiir
"Bila Allah nrenghirrirnrk:ln atas suirtu kirurn untuk memirkiu sesuiltu, nlilkil
5t
Begitu pula tidak sah jual beli secara mulaamasab (sentuhan acak),
seperti dengan mengatakan: "Kain apa saja yang engkau senruh mirka
harus engkau beli seharga sekian." Atau secara munaabadzab Qen-
paran acak), seperti dengan mengatakan: "Kain apa saja yang kau
lernparkan kepadaku, maka harganya sekian." Dalilnya adalah hadits
Abu Hurairah 49,, bahwa Nabi H, melarang jual belisecara mulaa-
masah dan munaabadzah".
Demikian juga halnya dengan jual beli dengan c;rra melempar
batu, seperti bila si penjual berkata: "Lemparkanlah batu ini, dan di
atas kain apa pun jatuhnya maka engkau beli dengan harga sekiirn."
(z:-=)
II
Diriwrryatkrrn clari h:rc{its Jabir 45 olch rrl-Bukh,rri drrn Muslirn, clrrn ini n.rc-
rupakan penggirlirn dari hadits yang sebelur.nnya.
[Artinya, mcmbcli j,urin clirlarn perut .rtiu.r susu c],rlirm cnrpcng s,rj,r, tirnpir nlcru-
beli indtrknya sckirligus].r'""''
ll Mlttafaq 'alaih. Diriwayatk'rn oleh irl-Buklu ri (no.2146) [lV:453] kitab al-Buyu',
brb 53, dan Muslirn (no. 1511 (1801) [V:393] kitrtl:' al.Buyn ', birb l.
PENDAHULUAN
Jual beli adalah sesuatu yang diperbolehkan Allah :rt:rs hamba-
Nya selama tidak mengakibatkan terlewatkannya hal-hil yang lebih
bermanfirat dan lebih penting. Seperti rnenyibukk?tn seseorilng chri
ibadah wajib, atau menimbulkan kemudharatan ?1tas orang lain.
Maka dari itu, jual beli yang dilakukan setelirh irdzirn kec{ur pada
hariJum'at oleh orang yang terkena kewajiban shalatJum'at hukum-
nya tidak sah. Dalilnya adalah firrnan Allah:
./tril
)a^41 zi u: i[-rl. 3 13
(tlrlJ( i$i tiU.
F
F'r "St U \i1{-, ;i'\ 5> Jyt;:6
{@'b;1;
*lY'ahai
orang-orangberiman, bila kalian diseru untuk shalat pada
harilum'at, maka bergegaslah untuk mengingat Allah dan tinggal'
hanlah jual beli. Yangdemikian itu adalab lebib baik bagi kalian
jika kalian mengetahui." (QS. Al Jumu'ah: 9)
Adapun alasan di balik larangan Allah tersebut ial:rh agar jangan
sampai perniagaan melalaikan seseorang dari menghadiri shtrlat
Jum'at. Padahal perniagaan itu adalah sarana terpenting bagi peng-
hidupan manusia sehingga Allah pun mengkhususkannya (dalam
ayat ini). Tentunya, larangan ini berkonsekuensi pada keharaman
dan tidak sahnya jual beli tersebut.
Lalu Allah menyebutkan'yangdemikian itu', yang dimaksud
ialah meninggalkan jual beli dan menghadiri shalat Jum'at. 'Adalah
&,uiw.?dr'&JxroJ*1 eF
i!,#$3cr@ $at,V fr
)\7sG
q|rj't|:'igi rqti z
16[ 4nt, fc1."
-,iz $>z
'i$i
'# {ifr '&A@ lt;*v
- $i r+ 5fr
,&A4;,,t.fr;:r# i i+# $""Y
( .r17.,-
'.(Cahaya itu) di rumab-rumah yang di sana telab diperintah-
kan Allah untuk. memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana
bertasbih (menyucikan) nama-Nya padi w,ahtu pagi ion prrorg.
Para lelaki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan jual beli
dari mengingat Allah, nnendirikan sbalat, dan menunaikan zakat,
selalu bertasbih kepada Allah pada waktu pagi dan petangdi mesjid-
id yang diperintabkan agar dimuliahan dan disebu t no*o-ilyo
ryesj
di-dalamnya. Mereka takut kepada suatu hari saat bati dan peng-
lib atan menj adi goncang. (Mereha mengerj akan yang dem ikiin iti)
supayd Allab memberi balasan kepada mereka (dengan balasan)
yang lebih baih dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya
Allah menambab karunia.Nya kepada mereka,. Dan Allab mem.
beri rizki kEada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas." (eS.
An-Nuur:36-38)
{@ is"'rs;!i&wi;15 }
".,. Janganlab kalian tolong'menolong dalam bal dosa dan per-
musuban." (QS. Al-Maa-idah: 2)
Karena dengan menjual kepadanya, berarti menolongnya untuk
berbuat dosa dan permusuhan.
Tidak diperbolehkan menitral seniata saat teriadi perang sau'
dara di ant^rakaum muslimin; demi menghindari dipergunakannya
ienjata tersebut untuk membunuh orang Islam. Hal ini iuga berlaku
untuk semua jenis peralatan perang lainnya. Sebab Nabi H, melarang
hal tersebut, dan juga sebab Allah,98 berfirman:
( ..isnrrili;F6e{; }
kalian tolong'menolong dalam hal dosa dan per'
"... Janganlah
musuban." (QS. Al-Maa-idah: 2)
Ibnul Qayyim '+ti6 meng t:rkan: "Dalil-dalil syar'i yang:rda )elas
menunjukkan bahwa "tujuan" dari setiap transaksi sangat berarti dan
berpengaruh terhadap sah+idaknya atau halal-h:rramnya transaksi
tersebut. Menjual senjata kepada seseorang yang diketahui akirn meng-
gunakannya untuk membunuh orang Islam hukumnya haram dan
batil. Sebab hal ini mengandung unsur tolong-menolong dalarn hal
dosa dan permusuhan. Namun meniualnya kepada seseorang yang
diketahui akan menggunakannya untuk berjihad fi sabilillah adalah
sebuah ketaatan dan taqarrubkepadaAllah. Begitu iuga menjual sen-
jata kepada orang yang memerangi kaum muslimin atau menyamun
juga diharamkan sebab termasuk bentuk tolong-menolong c{alam
hal maksiat."'
,;rKL-'^\ ,\,:1J',
F
*...
Allah tidak akan memberi jalan hepada orang-orang kafir un.
tuh mengalahkan orang-ordng beriman." (QS. An-Nisaa' : 141)
Dan Nabi H, bersabda:
o't -
.A*l-c
ri*'i, ;\L;iY;)t
"Islam itu selalu di atas dan tidak ada yarng lebih tinggi dari-
nya."'
Haram hukumnya melakukan transaksi penjualan di atas
transaksi saudaranya sesama muslim. Contohnya clengan mengata-
kan kepada orang yang telah membeli barang r.hrrgr'itp. tO ribu:
"Aku bisa memberimu barang yang sama dengan harga Rp. 9 ribu
saja", atau "Aku bisa memberimu bar,rng yang lebih baik c{engan
h;rrga yang sama."
Nabi H, bersabda:
6ei de 'L"L;iCi.'i;
"Janganlah sebagian dari kalian rnelakukan transaksi penjualan
di atas transaksi sebagian lainnya." @auuafaq'alaih)'
Hadits hasan. Diriwrryrrtkan sec r2r marfu' d,rri h,rdits 'Aidz. bin 'Anrru irl-Mu-
zani oleh ircl Dirruquthni (no. 3578) [III:176] ki;.;tb an-Nihrtlt,btll al-Mabri. Drlrrnr
Fat-hul Baari (IIII280), al-Hafizh lbnu Hirjrrr mcngirrahan birlrwir sirn;rcl hrrdi* ini
jayyid (htrs;an). Dih,rsankan jug,r olch Syaikh rrl-Albani chlanr lrwa'al.Gbalil (n<t.
1268), bcliau bcrklta, "Hirclits ini has:rn jik:r diriwlyrrrkirn sccrlrir mat.fir', cl.,tn
ia adrrlah luclits sh:rhih sec.rr.t mduqilfdari Ibnu 'Abbrrs." Imrrm rrl-Bul<hirri ruc-
riwary:rtkrn lradits ini secrrr;t mu'al.lar7 clirlirnr kitl'b al-tana-iz, ll.tb 79 .
Diriway:rtkrrn chri hrdits Itrnu'lJmrrr olch al-Bukhari (no. 21.19) [IV:446] kitrrlr
al-Buyu', bab 58, dirn Muslirn (no. 1515 (3815) [V:200] kittrb al.Buyu ', birtr 4,
deng,ln lafazh, " g"- V (Di atas penju:rl:rn scb:rgiirn y,rng l,rin)."
i
l4 lfitab Jual Bcli
Beliau ffi, jrg^ bersabda:
"(
.Ar>l
'Janganlah seseorang melakukan transaksi penjualan di atas tran-
saksi sauda r any a." (Mut t afaq' ala ih)t
Diharamkan iuga melakuhan transaksi pembelian di atas
transaksi orang lain sesama muslim. Contohnyir deng:rn rxengatar-
kan kepada orang yang telah menjual barangnya seharga Rp. 9 ribu:
"Aku bisa membelinya darirnu dengan harga Rp. 10 ribu."
Hanya saja yang disayangkan, transaksi hararn seperti ini sering
terjadi di pasar-pas:rr kaum muslirnin hari ini. Oleh k:rrenanya, wajib
atas setiap muslim untuk rnenghindarkan diri d:rrinya, melarangnya,
dan mengingkari pelakunya.
Di antara bentuk jual beli yang diharamkan adalah orang
kota meniual untuk orang pedalarnan. Orang kota di sini rnaksud-
nya adalah mereka yang bermukim di perkota:rn dan pedesaln. Se-
dangkan orang pedalaman ialah mereka yang datang d:rri pedalarnan
atau pelosok. Dalilnya adalah sabda Nabi #,:
.)ul
,..J 2E
- l-;
(j -
a,
a Diriway:rtk,rn clrrri h,rc'lits Ibnu 'IJmitr olch ,rl-Bukhrrri (no. 5142) [IX:24(r] l<it:rlr
an-Nihah, batr 46, cl'rn Muslim (no. l4l2 (3811) [Vr201] k|ttrb al-Buyt ', b'rb 4
drrn lafazh hadits ini bcrclasirrk:rn riw:ry:rt Muslim.
5 Diriwayi,rtkan cl:rri h,rdits Abu Hurairirh olch ,rl-Bukhari (no. 21a)) llY:aa6)
kittb al-Buyu', bab 58, d,rn Muslin: (no. 1520 (3824)) [V:a02] kit;'it't al-Brryu',
bab 6, drn lafazh hadits ini berdasarkan riwaryirt Muslim.
" Perkatiran Ibnu 'Abbas dE ini diriw:ry:rtkirn olch al-Btrlch,rri (no. 2158) [IV:
4671kitab al-Buyu', bab 68, d,rn Muslim (no. 1521 (3825))[V:aOa] kitab a/-
Buyu',bab 6.
Nabi s, bersabda:
i::'..4,1 ;rli
o:o
\; F-l"b,iiJ! Fi\i \il
,.jl
7 HR. Muslim (no. 1522 (3826)) [V:404] kh.alt al-Buyu', bab 6, dari hadits Jrrbir
it..
'{29 ,
.n-.lu v)\
e'i -
3)z#"[>v:.rEJ\ .t" +r
"Akan datang suatu masa di man:l orang-orang menghal:rlkan
riba lewat jual beli."r"
(:-:.-i
&t;tYo;;
"Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka."r
Di samping itu, hukum asal suatu syarat adalah sah kecuali yang
dibatalkan dan dilarang oleh syari'at.
' Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3594) [IV:16] kitab al'
Qadba', bab 12, dari hadits Abu Hurairirh ^#5 , dan :rt'Tirmidzi (no' 1352)
[III:63a] khab al-Abkam,bab lT,dari hadits'Amru bin'Auf al-Muz.irni dari
bapaknya dari kakeknya. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Inaa'al-
Ghalil (no.1303).
lenis keduar Dari syarat yang dianggap sah dalam iual beli
adalah bila salah satu pihak mengaiukan syarat kepada pihak
lainnya untuk memberikan suatu manfaat yang mubah dalam
barang yang dibeli.
Misalnya jika penjual mensyaratkan untuk diizinkan menemp;rti
rumah yang dijual selama waktu rerrenru, atau diizinkirn mengendarai
hewan atau kendarar nyangdijual hingga rempar rertenru. Dalilnya
adalah hadits yang diriwayarkan oleh Jabir €F, , bahwa Nabi H,
menjual seekor unta dengan persyararan masih boleh menunggangi-
nya sampai Madinah.'?
'1 Muttafaq 'alaih.Diriwayirtkan oleh al-Btrkhari (no. 2718) [V:J85] kitrrb asy.
Syurutb, bab 4, d'rn Muslim (no. 715 (4098) [VI:32] kitab al.Musaqah,bttb 2t.
I Hadits shahih, at-Tirmidzi (no. 1231) [III:533] kitab al-Buyu', bab 18, an-
Nasa-i (no.46a6) [IV:3a0] kftab al.Buyu', bab 73, dari hadits Abu Hur;rirah
€5 . Dishahihk:rn oleh Syaikh al-Albani dahm Sbahib al.Jami' (no. 6943)
BabTentang: Syarat-Syarat dalamtual Beli 23
mengajukan syarat kepada pembeli agar ia tidak menjual barang ter-
sebut, dan yang semisalnya. Syarat-syarat seperti ini dianggap rusak
dengan sendirinya karena bertentangan dengan konsekuensi dari
transaksi yangterjadi. Sebab konsekuensi dari jual beli adalah pembeli
bebas melakukan apa saja terhadap barang yang telah dibelinya secara
mutlak. Dalilnya adalah sabda Nabi H,:
u
-Y:,JgV *,iut C'# VF vfr\ q
"6 +)r + ss
"Barangsiapa mensyaratkan suatu syarat yang tidak sesuai de-
ngan Kitabullaah, maka syarat tersebut batil walaupun seratus
syarat. "l
KitabullaaD di sini maksudnya hukum Allah dE yrng meliputi
Sunnah Rasulullah M, juga.
Meskipun demikian, jual beli tidak serta merta menjadi batal
karena syarat yang batil ini. Sebab Nabi H dalam kisah Barirahs,
yaitu ketika penjual (majikan) mengajukan syarat agar Barirah tetap
berwala'' kepadanya setelah dimerdekakan, Nabi H, membatalkan
syarat tersebut dan tidak membatalkan jual beli itu sendiri. Beliau
H, mengatakan:
.&\,pr.irt url
"tX/ala' itu hanyalah bagi orang yang memerdekakan."T
(-Z: -=)
I tIR. Al-Rukhrrri (no. 2l l2) [V:a20] kiiit,tl-l]rryu ', b;rb 45, tlirn Musliur (no.
15.11 (3853))[V:415] kitt,irt al-hryu ', blb 10. Dirri Ibnu 'Unrirr dF .
((')"'qi"P Y
'... dengan penuh heritlhaan di antara lcalian..."
Men gin grrt t r:rnstksi jual bel i biasn nyrr bcrl;t rr gsun g ntentlrrrlrrl<
clan tanpir memperhrrtikrrn nil:ri brtrang tlcngrtt't ce rn"rilt. Olch ltirrcnir
itu, sy:rri':rt Islarn yang clcrnikirrn ind:rh rlrtn scrttpunlil nrcnghilrus-
k:rn ad:rny:r bltrrsan c{irlam trrrnsrrksi yiur11 rtrenrlrcri l<cscrtrprrtrrn lragi
kedul behh untuk lebih tenlng, urcrrirrjrru l<enrlrirli, rlrrn nreritlitt
secara prib.rcli rnrtsi n g-m:rsing, d rrlarn bc rj u rrl hcl i.
K:rrenirnya, konteks h:rclits ini rncnunjukl<itn birhw:r brril< pcn-
juurl rnaupun pc'nrbeli menriliki ketrebls:tn clrtlrtnr rrrclrrnjutkrln atilu
rnembrtllk:ln tr:lnsill$i, sehrna kecluanya beluur bcrpisah sccirr;r I'isik
clari ternp:rt tr:rnsrtksi. Bill s:rlah s:ltu rltilu ltcclurury,t trtcttl;1;ugurl<itn
khiyar terselrut clengirn berjull beli t:rnpir kbiyar tttrtkit gugtrrLrlr
khiyar tersebut. Sedangli:rn jual belinyil tetap sah drtn ntcng,ikrtt,
brrik lragi kec{uit belah pih:rh irtilu y:ulg, urcrUlgug,url<rrn hrrknyir srrjit.
Sebab kbiyar adalah hak brgi sirrpa s:rj:r ylng bertritnsrtl<si, yrrng bisir
gugLrr jika ia menggLrgurklnnyl.
'' lQS.Arr-Nisll':2()1.
30 l(tab.lual llcli
;iq"Jil'#;frt6ji l un:
"Tidak halal baginya untuh rneninggirlkrrn srutlarirnya l<rrrcnrr
t:tl<ut s:rudirr:rny:r rnernbat:rlkan transrksi."''l
&t-ttai;U^:tt
"K:runl muslirnin terikat dengln persyilrlltan nlercrl(:1."
Juga keurnuln:rn yang terkrrndung cJrrl,un firrnln Alhh ,!ts:
l I la<lits hasarr. Diriwityrrtkirn olch Abu Drrwrrtl (rro. .145(r) |ll:a7\ l<irrrb a/.
Buyu',btil 51, rrt-Tirrniclz.i $o.1247) [III:550] kitilt al-lilrytt', birb 2(r, tlrrrr rur-
Nrrsrr-i (no. aa95)lIY:228] kitrrb al-Brryn', lrrrb 11. Dihrrsirrrhirn olclr S1,1il1l1 1l-
Albrrni tlltliwn I rua' a l -G ltal i l (no. 1 -1 1 1).
'l Lilurt I'lamul Muwaqqi'iin $l/307; 376 drrn IUl.101) olclr Ibrrul Quyyirn ilH.
Bab Tcntang: Kbiyar (Llak Pitib)dalam lrml Beli 31
Dalilnya adalah srbda Nabi s,:
;\h\si?1
"Tidak boleh rnenimbulkan mudharar chr-r tidal< ptrl:r menrbllas
mudharat dengan mu dltarat."'
Dan sabda beliau H,:
'^rd+{f # ur\ju;a'i
"I{artl seorang muslirn tidak halal dianrbil kcctrlli dengrrn ke-
rellan hirtinya.""
Sedangk:rn orang yang dirugikan tidrrk akan relrt tncrr.rgi. Nrtnturr
jika kerugiannya kecil dan masih waiar mrkrr khiyar ini tidrrl< bcr-
lirku.
Kbiyar gbabn dapat terjrdi d,rlarn tig:r bentr.rl<:
7 HR. Muslim (no. 1519 (3822)) [V:a03)kitlrl> al-Buyz', brb 5. drrri Abu IJtrririr,rh
rjlt.'
Yo.
8 Lilrrrt Haasyiyah ar-Raudbul Murbi (lV / a3a).
" [Misirlnya: A adalah penju,rl dan B adahh pcmtrcli. B tcrtaril< untuk mcrnbeli
b:rr:rng dari clcngrrn harBa tertentu, nrlmlul d:rt,rnghh C y:rng tncn,rwrrr de-
A
ng,,rn hrrga lcbih rnrrhirl drrri B, padahal C tidrtk ingin nrcrnbclinya. Maksud C
i,rl,rh agrrr B mernbcli b;rrrrng itu deng,rn harga lcbih nrirlrirl l,rgi. Pcrbr,rirtan C
trrcl i din am,rk an naj asyf.r'"'
HR. Muslim (no. 1515 (3815)) [V:302] kitab al-Buyu', bnb 4, dari Abu Hurairah
.!1.-
*-f) ,
il I{adits dha'if jiddan Diriwayatkirn oleh :rl-Brrihrqi (no. 10924,10925 dan
10926)lY:5711 kitab al-Buyn', bab 96, d:rri Anirs bin M,rlik,'Ali bin AbiTha-
lib, dan J:rbir $,. Didha'i{kan oleh Syaikh al-Alb.ni <htlmt Silsilah al-Ahatlits
a dh-Dha'iifab (no. 668).
tl Lihat Haasyiyah ar-Raudbul Murbi' (lV /435-436) dengirn pcrubahirn.
tr- HR. Al-Bukhari (no. 2148)lIY:4561kitab al-Buyu', bab 64, dan Muslim (no.
1524 (3830) [V:405] khab al-Buyu', bab 7, deng,an lafazh: "B:rrirngsiapa mem-
beli kambing..." dan seterusnya.
[Catatan: L Sba' = 4 mud, dan 7 mud adalah takaran (volume) yang setara
dengan kedua telapak tangan -yang berukuran sedang- bila disatukan].r""'
ra Menurut muraji'catatan kaki mutarjim di sini tidak diperlukrrn karena mu'al-
lif dalam bab ini telah berkali-kali benyebutkan kata khiar sebelumnya, dan
juga beliau telah menjelaskan maknanya pada awal brrb ini.
Kelima: KHIYAR'AIB,
Yaitu khiar yang diberikan kepada pembeli karena cacat y^ng
terdapat dalam barang yang dibeli. Hal ini mungkin terjadi karena
penjual tidak memberi tahu pembeli cacat tersebut. Atau penjual me-
mang tidak mengetahui cacat tersebut, namun setelah diteliti ternyata
barang tadi memang cacat sebelum dijual.
i
Krit eria cacat y angmenye b ab k an adany a k h ar adalah c ac at yan g
biasanya mengurangi harga barang, atau yang mengurangi barang itu
sendiri. Yang menjadi rujukan dalam hal ini adalah para pedagang
yang terkenal. Sehingg apa saja yang mereka anggap sebagai cacat
maka harus dijadikan acuan untuk memberlakvkan khiyar dan apa
yang tidak mereka anggap sebagai cacat tidak dijadikan acuan.
Adapun jika pembeli mengetahui adanya cacat tersebut setelah
transaksi, maka ia memilikikhiaruntuk tetap menyetujui transaksi
itu atau meminta ganti rugi sebesar selisih harga antara barang yang
tidak cacat dengan barang yangcacat tadi. Disamping itu, pembeli
juga berhak membatalkan transaksi dengan mengembalikan barang
tersebut dan meminta uangnya kembali.
(z:.-J
'6 [Artinya jual beli tadi tetap sah dan mengikat, hanya saja pembeli mendapat
kembalian uang jika ternyara harga pokoknya lebih murah dari yang dia
bayarkan].e"*'
'4e
La{azh lainnya mengatakan:
"Hingga ia menerimanya."s
Sedangkan riwayat Muslim mengatakan:
t7t-o 6-
.4Us+- &.>
"Hingga ia menakarnya."n
Ibnu 'Abbas q,tf, mengatakan: "Menurutku, selain makanan
hukumnya juga seperti itu."7
Bahkan ada riwayatyangdengan tegas mengatakan hal tersebut,
sebagaimana yangdiriwayatkan oleh Imam Ahmad berikut:
4 HR. Al-Bukhari (no.2126) [IV:a35] kitab al-Buyu', bab 51, dan Muslim (no.
1526 (3840)) [V:409] kitab al-Buyu', bab 8, dari Ibnu 'Umar rip,.
1 Muuafaq alaibi dari hadits Ibnu 'lJmar. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no.
2136)llY:4411kitab al-Buyu', bab 55, dan Muslirn (no.1526 (3845) [V:a10]
kirab al-Buyu', bab 8.
6 HR. Muslim (no. 3839 dan 1528 (3848) [V:409,411] kitab al-Buyu',bab 8, dari
Abu Hurairah dan Ibnu 'Abbas r$i,.
7 HR. Al-Bukhari (no. 2135) [IV:441] khab al-Buyu', bab 55, dan Muslim (no.
1525 (3838)) [V:408] kitab al-Buyu', bab 8, dengan lafazh yang mirip dari
Ibnu 'Abbas r;i!;,.
8 Hadits shahih ligbainbi. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (no. 15253) [III:
402)dan an-Nasa-i (no.4615)[VII:329] kitab al-Buyu', bab 55, dengan lafazh
yang mirip dari Hakim bin Hizam gF . Syaikh Syu'aib al-Arna-uth me-
nyebutkan hadits ini sebagai hadits Shahib ligbairibi dalam komentar beliau
terh,rdap Musnad Ahmad (no.15316) IXXIV:32].
rel-q,!l
"Beliau (I',labi) H, melarang menjual barang-barang di tempat
pembeliannya hingga para pedagang memasukkannya ke dalam
kantong-kantong mereka. "e
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah iE d^nmuridnya,Ibnul Qay-
yim #E,mengatakan: "Alasan dilarangnya menjual barang sebelum
berada di tangan ialah karena pembeli tidak mampu menerima barang
tersebut. Sebab penjual (yrtg pertama) mungkin menyerahkannya
dan mungkin juga tidak. Apalagi jika penjual tersebut mengetahui
bahwa pembeli mendapat untung besar dari barang tersebut, ia akan
berusaha untuk menggagalkan jual beli semula. Baik dengan meng-
ingkari terjadinya ,iual beli tersebut atau membuat trik-trik agar
jual belinya dibatalkan. Hal ini dikuatkan dengan adanya larangan
untuk mengambil untung dari barang yang belum menjadi tanggung
jawabnya.r" rr
Karenanya, wajib bagi seorang muslim menaati aturan tersebut.
Jika seorang muslim membeli barang ia tidak boleh melakukan
transaksi atasnya dalam bentuk penjualan ataupun lainnya sampai
ia benar-benar menerima barang tersebut. Hal ini sering disepelekan
12 ini, bentuk serah terima yang paling baik dalam hal ini ialah dengan
[Saat
memberikan sertifikat tanah atau rumah tersebut kepada pembeli, kemudian
dibuatkan akte tanah yang baru atas nama si pembeli].n*''
[HUKUM IQAALAI-II
Di antara hal-hal yang dianjurkan Rasulullah #, adalah iqaalab,
yaitu permintaan salah satu pihak yang berjual beli kepada pihak
lainnya agar membatalkan jual beli karena menyesali akad tersebut,
atau karena ia tidak lagi membutuhkan barang yang dibelinya, atau
karena merasa berat dengan harganya.
Nabi #,, bersabda:
'r Hadits shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Maiah (no. 2199) [III:36] kftab at-
Tijarah,bab 26,dari Abu Hurairah .gE . Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani
dalam lrwa' al-Gbalil (no. 1334).
Gz:-J
(@ \i;1i{ti}:;-fi
*Allab
ahan mengbapus riba..." (QS. Al-Baqarah:276)
Artinya, Allah menghapus keberhakan harta yang tercampuri
riba. Jadi, sebanyak apa pun harta seorang rentenir, ia tidak diberkahi
dan tidak mengandung kebaikan sama sekali. Harta tersebut tak lain
hanyalah bencana bagi pemiliknya. Ia bersusah payah mengumpul-
kannya ketika di dunia namun ia akan disiksa karenanya di akhirat
nanti dan tidak bisa memanfaatkannya.
Allah bahkan mensifati pemakan riba sebagai orang yang sangat
kufur lagi pendosa.
Allah,9& berfirman:
*Allab
{@Ff
menghapus Berkah)riba, dan menyuburkan sedekah; dan
Allah tidak menyuhai orangyang sangd.t kufur lagi pendosa." (QS.
Al-Baqarah:276)
Dalam ayat ini AllahJ& mengabarkan bahwa Dia tidak menyukai
pemakan riba. Padahal konsekuensi bagi orang yang tak disukai-Nya
iJ
M u x afa q' a I a i h, de ngan laf azh: " J.')r,Yl i. . . . . eq
.
ait t'r-$t (H i n da ri I ah
tujuh hal yang membinasakan... (lalu beliau menyebftkan) ...dan memakan
riba...)." Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 2766) [V:481] kirab al'\Y/asbaya,
bab23, dan Muslim (no.89 Q62))tl:273lkhab al-lman, bab 38, dari Sahabat
Abu Hurairah €5 .
HR. Muslim (no. 1598 (4093) [VI:28] khab al-Musaqah, bab 19, dari Jabir
$, , dan hadits (no. 1597 (4092)) dengan laf.azh yang mirip dari Ibnu Mas'ud
at.-
*u).
Hadits shahih mauquf. Diriwayatkan secara mauquf pada Ka'ab dengan ri-
wayat senada oleh Ahmad (no. 21855) lY:225ldan ad-Daraquthni (no. 2820)
[III:13] kitab al-Buyu'. Syaikh al-Albani mengatakan bahwa haditsini sbabih
mauquf dalam kitab beliau Shabih at-Targhib uat Tarhib (no. 185a).
Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (no.2185a) lY:225), ad-Daruquth-
ni (no. 2S21) [III:13] kitab al-Buyu', dan ath-Thabrani dalam al-Austah (no.
7151) pII:1581 dari 'Abdillah bin Hanzhal^h q;,. [Hadits ini dishahihkan
oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilab al-Abadix ash-Sbahibab (no. 6758), dan
Shahih at-Targbib uat Tarhib (no. 1855).
Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan riwayat senada dari ha-
dits Abu Hurairah €5 ("". 227a) IIIIJ2)dan riwayat lainnya (no.2275) kitab
at-Tijarat, bab Ss. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sbahib al-Jaami'
(no. 3537).
"{il;#;*(;;66 oire;4y
v K,:fii b#s@ 6f,r,1 w G ei41
6(ift 'ui5$ffit5';41'',q(i6\A;gVre
{@4
"Maka tersebab kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan
atas rnereka (memahan mahanan) yang baik (yong dahulunya)
dihalalkan bagi mereka. (Itu) karena mereka sering menghalangi
(manusia) dari jalan Allah, tuga karena mereka mengambil riba,
padahal mereka telah dilarang dari rnengambilnya, dan karena
mereka memahan harta orangdengan cara batil. Dan Kami telah
menyiapkan untuk orang-orangkafir di antara mereba siksayang
pedih." (QS. An-Nisaa' : 150-151)
oo
c,
V,
\i* )lL !c!!, ,#lL '51;, ;r-iJU
1 >J J /'
z tl- lz / al. u
.l*.r l! (elo-J glo*,
,-) ,J 2 J
"(Bila) emas ditukar dengan emas, perak ditukar dengan perak,
burr ditukar dengan bun (biji gandum), sya'iir ditukar dengan
sya'ier,kurma ditukar dengan kurma, atau garam ditukar dengan
garam; maka keduanya harus sama persis dan langsung diserah
terimakan."r3
Hadits ini menunjukkan diharamkannya menjual emas dengan
emas dalam jenis apa pun, baik yang telah dibentuk maupun yang
belum, kecuali dalam jumlah yang sama persis dan langsung diserah-
terimakan. Demikian pula dengan tukar menukar ant^raperak de-
ngan perak, burr dengan burr, sya'iir dengan sya'iir, kurma dengan
kurma, atau garam dengan garam. Semuanya harus dalam jumlah
yang sama persis dan langsung diserahterimakan.
t2
[Artinya, 1 kg kurma hanya boleh dibarterkan dengan 1 kg kurma juga ranpa
memandang kualitas maupun harganya. Bila salah satunya dilebihkan sedikit
saja, maka terjadilah riba fadb[).v^,
HR. Muslim (no. 1587 (4063) [VI:16] kitab al-Musaqah,bab 15, dan Ahmad
(no. 9605) [II:438].
ra [Misalnya selembar uang Rp. 100.000.- hanya boleh ditukarkan dengan nomi
nal yang sama meski jumlah lembarannya berbeda].r"*'
's Lihat Fataua Syaikhul Islam (XXIX/470).
ril
,-t+ J5\;*,16j{re+r6uiiir l5,U
'*\'43K
"Jika jenis barang-barang tadi berbeda, maka juallah sesuka
kalian asalkan langsung serah terima.tT
Artinya serah terima di tempat transaksi sebelum satu sama lain
berpisah.
Adapun jika'illahdan jenisnya berbeda, maka boleh terjadi se-
lisih maupun tempo. Seperti emas yang ditukar dengan burr, atau
perak ditukar dengan sya'iir.
Kemudian perlu kita ketahui bahwa sesuaru yang dijual dalam
takaran tidak boleh ditukar dengan sesama jenisnya kecuali dalam
takaran pulart. Demikian pula sesuatu yang dijual dalam timbangan
ddak boleh ditukar dengan sesama jenisnya kecuali dalam rimbangan
pula. Dalilnya adalah hadits Nabi #-:
re HR. Muslim (no. 1584 (4065) [VI:17] khab al-Musaqab,bab 15, dari Abu
Sa'id al-Khudri ,gE . Berkata Syaikh al-Albani "Hadits ini merupakan ri-
wayat ath-Thahawi dari Sahabat 'Ubadah bin Shamit, Inaa' al-Gbalil (no.
13a9)lY: 196).
20 Yang terkenal dengan istilah tukar uang atau rnoney cl)anger.p'nt'
2' Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Hurairah $' yangdiriw^yat-
kan oleh Abu Dawud (no. 3331) [III:407] kitab al-Buyu', bab 3, an-Nasa-i (no.
a455 ) IIY:2791 kitab al-Buyu', bab 2, dan Ibnu Majah (no. 2278) [III:7a] kitab
at-Tijarat,bab 57. Lafzh hadits tersebut berbunyi:
.,)G b'*viti3ti p
"Akan datang suatu
* V1t irStsu$u; out &
masa di mana orang-orang fterlomba-lomba ) memakan
U-q
riba, dan orang yang tidak memakannya maka ia akan terkena debunya."
Syaikh al-Albani mengomentari hadits ini sebagai hadits dha'if (Sunan Ibnu
Majah dengan komentar beliau).
{@ <-,;:G15
"Hai orang-orangyang beriman, bertakualab kepada Allab dan
tinggalkan sisa riba (yangbelum dipungut)jika kalian benar'benar
beriman. Jika kalian tidak. melakukannya (meninggalkan sisa
riba), maka hetahuilab, bahwa Allah dan Rasul'Nya akan meme'
rangi kalian. Dan jika halian bertaubat (dari pengambilan riba),
maka kalian boleb mengambil modal kalian; (jadi) kalian tidak
zhalim dan tidak (pula) dizhalimi." (QS. Al-Baqarah:275-279)
Dalam ayat ini terdapat sejumlah ancaman bagi orang yang
melakukan riba semacam ini:
Pertama: Allah memanggil hamba-Nya dengan nama iman:
4 @ Vc O. iiri::l- $ "Hai orang- ordng yang beriman," lalu men gatakan
di ,t t i. ayar 278: 4@ *,t&"y$ "jika kalian benar'benar beriman."
Artinya, memakari riba sangat tidak layak bagi seorang mukmin.
Kedua: Allah,9& *et grtakan: {@6iliji,* "bertakwalab kepada
Allah."Ini menunjukkan bahwa oring yanghemakan riba berarti
tidak bertakwa dan tidak takut kepada Allah.
Ke ti g a : Allah,9& me n gat akan G'Ji\iV1n* " t in ga I k a n I a h
:
{ @'r!. I i
22
[Artinya bila kalian mengambil lebih dari modal kalian, berarti kalian orang
yang zhalim dan menzhalimil.
(z:-J
'K"i'ii+tvJZs\\#-Ydi\'t;"grS(r5\\&y
i','o;;i ioy.;;:lV I'i Jy;;# ,,1c i;; u9
{@ 5,*ffr'?q'rJirAG
2 HR. Al-Bukhari (no.2379) [V:62] kitab al-Musaqab,bab t7, dan Muslim (no.
1543 (3901) lYA32lkhab al-Buyu', bab 15. Dari Ibnu'lJmar r{!.i,.
'b#;;;L(?;i't'a6aZX;*ifr#*
{@
"Apakab bukum jabiliyyab yang mereka inginkan? Padabal siapa'
kah yang lebib baik hukumnya daripada Allah bagi orang-ord.ng
beriman?" (QS. Al-Maa-idah: 50)
Kita memohon kepada Allah agar Dia menolong agama-Nya,
meninggikan kalimat-Nya, dan melindungi kaum muslimin dari tipu
daya musuh mereka. Sesungguhnya DiaJah yang Maha Mendengar
dan Maha Mengabulkan do'a.
(=-:.-J
70 Kitab Jual Beli
KITABJUAL BELI
Bab Tenta
Jual Beli H
Tanamatr
BAB TENTANG:
HUKUM JUAL BELI
HASILTANAMAN
r HR. Al-Bukhari (no.2195) [IV:498] kitab al'Buyu', bab 58, dari anas dan Mus-
lim (no. 1555 (3977)) [V:a60] kftab al'Musaqab,bab 3, dari Anas bin Malik
&#' .Dan lafazh hadits ini adalah berdasarkan riwayat Imam al-Bukhari.
[Tanda-tanda ini tidak mutlak untuk setiap tanaman, namun berbeda
antara satu jenis dengan jenis lainnya, dan hal ini diketahui oleh orang yang
berpengalaman di bidangnya].P"n''
'9," pr r
d *tu W, )ir\ i;, 3i
#\a \,;nj
g' v ai\;J t];US,e
(' -Jt) F;3 r
eS
G},:AI3
"Bahwa Rasulullah ffi, melarang menjual pohon kurma hingga
buahnya kelihatan baik, dan (melarang menjual) tanaman ber-
bulir hingga memutih dan aman dari gangguan hama. Beliau
melarang penjual dan pembelinya."5
Hadits ini menunjukkan akan ketidakbolehan menjual tanaman
berbulir hingga nampak baik. Hal ini diketahui bila tanamannya
mulai memutiht'dan bulirnya mulai berisi, serta dianggap aman dari
gangguan.
7 HR. Al-Bukhari (no. 2208) [IVr510] kitab al-Buyu', bab 93, dan Muslim (no.
l55s 0977)) [V:450] dari Anas bin Malik gE .
[Termasuk menjual padi yang masih hijau -belum berbulir- besena sawahnya,
atau tanaman sepeni tomat, terong, dan sayur-mayur beserta ladangnya].r"n'
[Yaitu buah yang belum siap panen (masih hijau) dan tanaman yang masih
hijau tadil.m''
(r,:-J
ro HR. Al-Bukhari (oo.6473) [XI:371] kitab ar'Raqaq,bab 22, dan Muslim (no.
t715 (4481)) [VI:23S] kitab al-Aqdbiab,bab 5, dari al-Mughirah bin Syu'bah
gfi , dan ini adalah lafazh Imam al-Bukhari.
" Lihat Fataua Syaikbul Islam (XXXVII/295).
t [Yaitu semua kejadian alam yang bukan karena perbuatan manusia, seperti
angin topan, cuaca panas, kekeringan, hujan lebat, cuaca dingin, serangan
hama, dan sebagainya yang tidak bisa ditolak oleh manusia].e"n"
2 HR. Muslim (no. 1554 (3980) lY:a62)kitab al-Musaqah,bab 3.
I Hadits dengan lafazh ini diriwayatkan oleh Muslim (no. 1554 Q97S)) [V:a50]
kitab al-Musaqab, bab 3, dari Jabir .{E . Sedangkan lafazh lain yang mirip
dengannya diriwayatkan secaraMuttafaq'alaih dari Anas bin Malik, dan rclah
ditakhrijsebelumnya.
a Hadits shahih. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3371) [III:
433)kitab al-Buyu',babz2,at-Tirmidzi (no.1228) [III:530] kitab al-Buyu',bab 15,
dan Ibnu Majah (no. 2217)llIl:aflkitab at-Tijarat,bab 32, dari Anas. Dishahih-
kan oleh Syaikh al-Albani dalam lrua'al-Gbalil (no. 1366).
5 Muuafaq alaibi.Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 2196) IIY:4981 kitab a/-
Buyu',bab 85, dan Muslim (no. 1536 (3849,3871))lYz42l)kitab al-Buyu',bab
13, dari Jabir gE , dan lafazh hadits ini adalah berdasarkan riwayat Muslim.
C,?J
6 Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam yang lima selain an-Nasa-i dari
Anas SE , dan ini merupakan penggalan dari hadits Anas yang sebelumnya.
(r:-J
Muuafaq 'alaih. Diris,ayatkan oleh al-Bukhari (no. 2240) llY:5401 kitab as.
Salam, bab 2, dengan laf.azh"4-o (atas sesuatu)," dan Muslim (no. 160a a118))
IYI:alkitab al-Musaqab,bab'ki-25, dengan lafazh" j; (atas kurma)," dari
Ibnu 'Abbas. Dalam lafazh al-Bukhari lainnya "r[lr; (imi-buah-buahan)," (no.
2253) llY :a571 kitab as-Salarn, bab 7 .
Lihar al-ljmaa' hal. 54.
[Artinya syarat sahnya salam mencakup syarat jual beli secara umum ditambah
syarat-syarat tambahan tersebut di atas].r"n"
Jb)QrV,F C q
io. lo-
.a Ja,-a
\o-t Fitt p.Ir-o
lrt
"Barangsiapa melakukan salaf atas sesuatu, maka hendaklah ia
melakukannya dalam takaran yang jelas, timbangan yang jelas,
dan hingga waktu yang jelas." (Munafaq'alaih)
Sebab jika kadarnya tidak diketahui maka mustahil untuk di-
serahkan.
4. Menyebutkan tempo yang jelas. Sebab Nabi H., mengatakan:
"Hingga waktu yrng jelas," dan Allah ,$8 berfirman:
6 [Yaitu kurma yang serengah matang. Kedua jenis barang ini hanya ada di mu-
sim panas. oleh sebab itu tidak boleh dijual dengan carasalamhingga musim
dingin. Demikian pula dengan barang-baran gyangsifatnya *,_,si*rrr, ia tidak
boleh dijual dengan cara salam hingga di luar musimnyal.
(t:.J
lDEFrNrSt QARDTI)
Sedangkan definisi qardb secara syar'i adalah memberikan harta
kepada orang yang bisa memanfaatkannya, kemudian orang itu
mengembalikan gantinya.
oK.it ,#'y\s$Vt
":
rb*#J4v
Xi' 49J;a)
ra' ' ?
.o_..o