NIM : 18410576
BAB V
RIBA DAN PERMASALAHANNYA
D. Macam-Macam Riba
1) Riba Dain (Riba dalam Hutang Piutang)
Riba ini ada dua bentuk, yakni penambahan tempo (bayar hutangnya atau tambah
nominalnya dengan mundurnya tempo) dan bentuk lainnya yakni pinjaman
dengan bunga yang dipersyaratkan di awal akad.
2) Riba Fadhl
a) Tidak ada riba yang lebih keras keharamannya dan diancam dengan hukuman
keras kecuali riba nasi’ah. Sehingga yang ditiadakan adalah kesempurnaan,
bukan wujud asal riba.
b) Bila jenisnya berbeda, maka diperbolehkan tafadhul (selisih timbangan) dan
diharamkan adanya nasi’ah. Ini adalah jawaban Al-Imam Asy-Syafi’i,
disebutkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dari gurunya, Sulaiman bin Harb.
Jawaban ini pula yang dirajihkan oleh Al-Imam Ath-Thabari, Al-Imam Al-
Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, Ibnu Qudamah, dan sejumlah ulama besar
lainnya. Jawaban inilah yang mengompromikan antara hadits yang dzahirnya
bertentangan.
3) Riba Nasi'ah (Tempo)
Riba nasi'ah yaitu adanya tempo pada perkara yang diwajibkan secara syar'i
adanya taqabudh (serah terima di tempat).
BAB VI
JUAL BELI DAN PERMASALAHANNYA
B. Dasar Hukum
1) Alqur’an
“....Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” (Q.S.
Al-Baqarah (2): 275).
2) Hadis
Dari Rifa’ah bin Rafi’ r.a. sesungguhnya Nabi s.a.w. pernah ditanya seorang
sahabat mengenai usaha atau pekerjaan, apakah yang paling baik? Rasul saw.
menjawab: “Usaha seorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang
baik”. (HR. al-Bazzar dan al-Hakim).
3) Ijma’
Ulama telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia
tidak akan mampu mencukupi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain. Namun
bantuan atau barang milik orang lain yang dibutuhkan tersebut harus diganti
dengan barang lainnya yang sesuai.