Anda di halaman 1dari 19

Agency Theory

Jensen dan Meckling (1976)


Tiga asumsi yang melandasi teori
keagenan :

(a) asumsi tentang sifat manusia,


(b) asumsi tentang keorganisasian, dan
(c) asumsi tentang informasi
(a) asumsi tentang sifat manusia,
Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa
manusia memiliki sifat untuk :
mementingkan diri sendiri (self interest),
memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded
rationality), dan
tidak menyukai risiko (risk aversion).
(b) asumsi tentang keorganisasian,
konflik antar anggota
organisasi, efisiensi sebagai
kriteria produktivitas
(c) asumsi tentang informasi
informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya
distribusi informasi yang tidak sama antara prinsipal dan agen.
Dalam hal ini prinsipal seharusnya memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam mengukur tingkat hasil yang diperoleh dari
usaha agen, namun ternyata informasi tentang ukuran
keberhasilan yang diperoleh oleh prinsipal tidak seluruhnya
disajikan oleh agen.
Akibatnya informasi yang diperoleh prinsipal kurang lengkap
sehingga tetap tidak dapat menjelaskan kinerja agen yang
sesungguhnya dalam mengelola kekayaan prinsipal yang telah
dipercayakan kepada agen.
Agency Problem
(a). Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika
agen tidak melaksanakan hal-hal yang telah disepakati
bersama dalam kontrak kerja.
(b) Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana
prinsipal tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan
yang diambil oleh agen benar-benar didasarkan atas
informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai
sebuah kelalaian dalam tugas.
Penekanan Teori Agensi
 Masalah keagenan yang timbul pada saat :
 Keinginan/tujuan dari prinsipal dan agen
berlawanan
 Merupakan hal yang sulit/mahal bagi prinsipal
untuk melakukan verifikasi tentang yang telah
benar-benar dilakukan.
 Masalah pembagian resiko yang timbul pada saat
memiliki sikap yang berbeda terhadap resiko.
Agency Problem

Agency Cost
Agency Cost
(a) The monitoring expenditures by the principle . Biaya monitoring dikeluarkan
oleh prinsipal untuk memonitor perilaku agen, termasuk juga usaha untuk
mengendalikan (control) perilaku agen melalui budget restriction, dan
compensation policies
(b) The bonding expenditures by the agent. The bonding cost dikeluarkan oleh
agen untuk menjamin bahwa agen tidak akan menggunakan tindakan tertentu yang
akan merugikan prinsipal atau untuk menjamin bahwa prinsipal akan diberi
kompensasi jika ia tidak mangambil banyak tindakan.
(c) The residual loss yang merupakan penurunan tingkat kesejahteraan prinsipal
maupun agen setelah adanya agency relationship.
Minimalisasi agency Cost

 Untuk meminimalkan agency cost yang ada, maka shareholder


melakukan pengawasan terhadap pihak manager dengan meminta
pengungkapan yang lebih luas, pengungkapan akan lebih meningkat
lagi sebanding dengan banyaknya jumlah shareholder external
(Woodcock dan Whiting, 2009).
 Perubahan kebijakan mengenai pengungkapan yang dilakukan
perusahaan bertepatan dengan perubahan ekonomi perusahaan dan
corporate governance (Healy dan Palepu, 2001 dalam Li et al.,
2007) serta struktur corporate governance yang dirancang dengan
baik akan memaksimalkan kebijakan dalam hal pengungkapan (Li et
al., 2007).
Corporate Governance (CG)

 CG adalah seperangkat sistem yang mengatur dan


mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah
bagi stakeholder
 Prinsip CG :
 Kejelasan hak pemegang saham untuk memperoleh
informasi yang benar dan tepat waktu
 Itikad perusahaan untuk melakukan pengungkapan
(disclosure) secara akurat, tepat waktu dan transparan
terhadap semua kinerja perusahaan, kepemilikan dan
stakeholder.
Aspek-aspek penting dari CG

 Adanya keseimbangan hubungan antara organ-organ


perusahaan antara Dewan komisaris, Direksi, dan RUPS
 Adanya tanggungjawab perusahaan kepada stakeholders
 Adanya hak-hak pemegang saham untuk :
 Mendapatkan informasi yang tepat dan benar,
 Peran serta dalam pengambilan keputusan mengenai
perkembangan strategis,
 Perubahan mendasar di perusahaan, keuntungan yang
diperoleh perusahaan,
Adanya perlakuan yang sama
terhadap seluruh pemegang saham
berupa :
Keterbukaan informasi yang
material dan relevan
 Penyampaian informasi untuk
semua pihak
Tujuan utama penerapan CG

 Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham


 Melindungi hak dan kepentingan para anggota the stakeholders
non pemegang saham
 Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham
 Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus atau
manajemen puncak dan manajemen perusahaan
 Meningkatkan mutu hubungan manajemen puncak dengan
manajemen senior perusahaan.
Manfaat CG secara teknis aktivitas keseharian
perusahaan

Mengurangi agency cost


Mengurangi biaya modal (cost of capital)
Meningkatkan nilai saham perusahaan
Meningkatkan dukungan dari stakeholders
dalam lingkungan perusahaan
Pedoman umum Good Corporate
Governance tahun 2006 oleh
Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG) :

Transparan / Transparancy
Akuntabel / Accountability
Responsibilas / Responsibility
Independensi / Independency
Kewajaran dan Kesetaraan / Fairness
Teori Agensi dan Corporate Governance

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang


digunakan untuk memahami corporate governance
Konsep corporate governance sebagai upaya untuk
pengendalian atau mengatasi perilaku manajemen yang
mementingkan diri sendiri terutama berkaitan dengan hak
pengendali residual (residual control right)
Corporate Governance merupakan hubungan
mekanisme yang dapat melindungi pihak-pihak
minoritas (outsider investor atau minority
shareholders) dari ekspropriasi yang dilakukan oleh
para manajer dan pemegang saham pengendali dengan
penekanan pada mekanisme legal (Shleifer dan
Vishny, 1997)
Pemenuhan Kepentingan Pemegang
saham Melalui Penerapan Prinsip CG

Mendapatkan keuntungan yang maksimal atas


investasi
Perlakuan dan perlindungan yang seimbang
dari perusahaan
Memenuhi kepentingan akan perlakuan yang
adil terhadap kontrol perusahaan
Adanya prinsip transparansi, akuntabilitas dan
responsibilitas

Anda mungkin juga menyukai