Bahan Dasar Pasir Quarz, Chromit, Zirkon, Olivin, Schamotte,
Eisengranulat.
Non Pasir Grafit, Logam, Keramik.
Bahan Silikatis Bentonite, Kaolinit, Ethyksilikat Air-kaca,
Perekat Semen.
Semen Campuran; SiO2 + CaO + Al2O3+ Fe2O3 +
Lempung (MgO+SiO3).
Resin Furan, Pep-set, Aminoplast, RCS.
Minyak Leinoele, Talloel.
Larut Air Melasse, Alkonolamin, Dextrose.
Bahan Karbon-aktiv Tepung Batu bara, Aspal/Ter, Bitumen,
Additiv Arang batok kelapa. Karbon Td. aktiv Tepung kayu, kokas/batu bara muda.
Non Karbon Fe-oksid, BaSO4, H3BO3, dan S.
Syarat Pasir dapat digunakan sebagai Pasir Cetak 1. Memiliki sifat mampu bentuk 2. Permeabilitas yang cocok 3. Distribusi besar butir yang cocok 4. Tahan terhadap temperatur logam yang di tuang 5. Mampu alir Pasir 6. Ketahanan Bentuk 7. Mampu daur ulang Kemampuan Bentuk
Terutama untuk pembuatan cetakan dengan
tangan, pasir cetak harus dapat dibentuk dengan baik, secara sederhana pembuat cetakan dapat menguji pasir cetak tersebut dengan cara menggenggamnya dengan kuat, maka pada pasir cetakan akan terbentuk garis- garis tangan. Kemampuan Alir Pasir
Pada metode pembuatan cetakan terutama
pembuatan inti dengan suntikan atau semprotan maka kemampuan bentuk pasir cetakan dinyatakan dengan kemampuan alir. Kemampuan alir ini yang menjamin pasir cetakan mampu mengisi setiap rongga maupun celah yang tidak berada diarah penyuntikan sekalipun. Ketahanan Bentuk
Pada saat dibuat cetakan akan mengalami
perlakuan, seperti dibalik, dipasang inti dan juga pada saat penuangan pasir cetakan menerima beban tekanan cairan. Untuk menghindari kerusakan maka pasir cetakan harus melalui pengujian ketahanan bentuk yang terdiri dari uji tarik, uji tekan dan uji geser. Kemampuan Alir Gas Pada saat penuangan akan terbentuk bermacam-macam gas, gas tersebut harus dapat keluar dari lubang pori-pori pasir cetakan. Gas yang terjebak dalam rongga cetakan akan menimbulkan cacat rongga gas pada tuangan atau bahkan meledak. Ketahanan Panas Sebuah cetakan dinyatakan tahan panas bila titik lebur / temperatur cair dari pasir cetakannya lebih tinggi daripada logam cair yang dituangkan. Dinyatakan dalam titik Sinter Kemudahan Hancur Tuangan harus dapat dikeluarkan dengan mudah dari cetakan, berarti pasir cetakan harus mudah dihancurkan setelah dituang. Dengan demikian akan menghemat biaya dan waktu
Kemampuan Daur Ulang
Untuk menghemat penggunaan pasir maka akan sangat baik bila pasir cetak dapat di daur ulang lagi.
. • Bentuk Butiran
Bulat Bersudut bulat Bersudut tajam serpih
Permukaan Butiran : Halus/licin, Kasar dan zerkluftet/bercelah.
Halus Bercelah Kasar Jenis-jenis Pasir
1. Pasir kuarsa (SiO2)
Pasir kuarsa adalah pasir alam, dimana dalam dunia pengecoran logam, pasir tersebut harus dicuci terlebih dahulu dan kemudian diklasifikasikan kedalam bentuk dan besar butirannya. Di Indonesia terdapat disekitar daerah Tuban, Sukabumi dan Bangka. Kandungan (SiO2) nya minimal 98 %.(sebaiknya diatas 99 %) dan kapurnya 0 %. Sifat-sifat fisik pasir kuarsa : BJ 2,65 gr/cm3. (Massa Jenisnya 1,3 – 1,5 gr/cm3) Temperatur cair 1760 -1790 o C. (Sinter Point 1400 oC dan sebaiknya 1500 oC) PH asam. Warna putih hingga abu-abu kekuningan, butirannya bulat dan permukaannya licin. Pemuaian pada suhu 573 o C; dari -kuarsa menjadi -kuarsa sebesar + 1,5 % - 2 %. Besar butirannya dari 0,1 – 1,5 mm Kadar lumpurnya kemungkinannya tidak ada. 2. Pasir Zirkon (ZrSiO4) Pasir ini adalah bahan mineral alam dengan kandungan ZrO2 minimal 65 % dan lainnya adalah SiO2 sebanyak 33 % . Pasir ini memiliki sifat-sifat yang baik yaitu pemuaiannya kecil sekali dan tahan suhu tinggi. Pasir ini banyak terdapat di Australia. Dalam dunia pengecoran logam, pasir Zirkon digunakan untuk pengecoran baja atau pengecoran presisi. Sifat-sifat fisiknya : BJ 4,6 - 4,8 gr/cm3 Temperatur cair 2200 o C - 2400 o C (Sinter Point > 1500 o C) PH asam lunak Warna putih, kelabu kemerah-merahan 3. Pasir Chromit Pasir chromit termasuk pasir buatan, karena pasir ini bahan dasarnya dari batuan chrom yang kemudian diambil/ditambang lalu melalui proses pemecahan dan pemisahan dari bahan-bahan lain yang terkandung dalam batuan tersebut. Komposisi pasir chromit yang telah siap pakai yaitu 50 % Cr2O3 + 27 % Fe2O3 + 10 % Al2O3 + 10 % MgO + 3 % batuan lain. Pasir chromit umumnya dipakai dalam industri pengecoran baja, akan tetapi bukan baja paduan chrom. Batuan chromit terdapat di Afrika Selatan, Finlandia, Rusia, dan Turki.ChromiteSifat-sifat fisiknya : BJ 4,4 - 4,8 gr/cm3 Temperatur cair 1900 o C PH 7-9 , Reaksi pada temperatur tinggi adalah basa Warna hitam mengkilat atau metalik 4. Pasir Olivin Pasir olivin termasuk pasir buatan yang berasal dari batuan alam Magnesium besi silikat yang kemudian melalui proses pemecahkan, pemisahan dari bahan-bahan lain dan dicuci. Komposisi pasir olivin yang siap pakai yaitu: 93 % 2MgO.SiO2 + 6 % 2FeOSiO2 + 1 % batuan lain. Pasir olivin memiliki keunggulan yaitu pemuaian kecil juga ketahanan terhadap penetrasi cairan baja, sehingga pasir ini banyak dipakai dalam industri pengecoran baja. Bahan tambang pasir olivin banyak didapatkan di Norwegia, USA, Jepang dan Yugoslavia. Sifat-sifat fisiknya : BJ 3,3 - 4,2 gr/cm 3. Temperatur cair 1750 - 1780 o C. Reaksi pada temperatur tinggi adalah basa. Warna hijau kekuningan, coklat, merah hati, mengkilat seperti kaca. 5. Schamote Schamote adalah sejenis bahan tahan api buatan dan berupa bahan campuran yang berasal dari bahan lempung/tanah liat atau kaolin. Pembuatannya dengan cara dibakar dan digiling. Schamote berbentuk serpihan dan bahan perekatnya tidak cocok dengan bahan perekat organis. Satu-satunya bahan perekat yang cocok adalah sejenis tanah liat tertentu. Komposisi pasir schamote yaitu: 36 % Al2O3 + 3 % Fe2O3 + 2,5 % (Na2O + K2O) + sisanya Kuarsa max 58 %. Schamote pada umumnya digunakan pada pengecoran baja. Sifat-sifat fisiknya : BJ 2,7 gr/cm3 Temperatur cair > 1710 o C Reaksi pada temperatur tinggi asam lunak Warna Putih keabuan atau kecoklatan THANK YOU