Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

Bahan galian adalah semua produk dari pertambangan diperoleh dengan


cara pelepasan dari batuan induknya di dalam kerak bumi, terdiri dari mineralmineral. Mineral adalah suatu benda berbentuk padat,cair, atau gas yang
homogeny dan terdapat dialam, terbentuk secara alamiah dari bahan-bahan anorganis, mempunyai komposisi kimia tertentu dengan struktur atom dan sifat fisik
yang sama.
Klasifikasi bahan galian industri dapat ditentukan berdasarkan asal bahan
galian tersebut diperoleh. Berdasarkan sumber diperolehnya bahan galian industri,
maka bahan galian industri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Sedimen
2. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Gunung Api
3. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Intrusi Plutonik Batuan Asam
danUltra Basa
4. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Endapan Residu dan Endapan
Letakan
5. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Proses Ubahan Hidrotermal
6. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Malihan

BAB II
PEMBAHASAN
1.

Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Sedimen


1.1 Batu Gamping

Secara kimia batu gamping terdiri atas Kalsium karbonat (CaCO3).


Dialam tidak jarang pula dijumpai batu gamping magnesium. Batu
gamping/batu kapur/limestone merupakan salah satu golongan batuan
sedimen yang paling banyak jumlahnya.
Ciri dari batu gamping adalah sebagai berikut :
a.
Warna : Putih, Putih kecoklatan, dan Putih keabuan
b.
Kilap : Kaca, dan tanah
c.
Goresan : Putih sampai putih keabuan
d.
Bidang belahan : Tidak teratur
e.
Pecahan : Uneven
f.
Kekerasan : 2,7 3,4 skala mohs
g.
Berat Jenis : 2,387 Ton/m3
h.
Tenacity : Keras, Kompak, sebagian berongga
Batu Gamping terjadi secara organik, mekanik atau secara kimia.
Organik
Pengendapan binatang karang/cangkang siput, foraminifera, koral/kerang.
Mekanik
Bahannya sama dengan organik yang berbeda hanya terjadinya
perombakan dari batu gamping tersebut yang kemudian terbawa arus dan
diendapkan tidak terlalu jauh dari tempat semula.
Kimia
Terjadi pada kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut
atau air tawar. Mata air mineral dapat juga mengendapkan batu gamping

karena peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan batu gamping
dibawah permukaan yang kemudian diendapkan di permukaan.
Sebagian perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan
pada perlapisan yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang
membantu ketahanan dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Lapisan
gelap pada bagian atas mengandung sejumlah besar fraksi dari silika yang
terbentuk dari kerangka mikrofosil, dimana lapisan pada bagian ini lebih
tahan terhadap cuaca.
Tempat Terdapatnya Batu Gamping:
1. Jabar (serang, padalarang, cibadak, tasikmalaya)
2. Jateng ( nusakambangan, gunungkidul, rembang, klaten)
3. Jatim ( tuban, pacitan, madura, malang)
4. Sumatera ( kotaraja, aceh, nias, jambi, bengkulu)
5. Kalimantan ( barito, kutai, kalbar, kalteng)
6. Sulawesi ( tonnasa, ujungpandang)
7. Nusa tenggara (timor, sumbawa)
8. Maluku
9. Papua (kotabaru)
Lokasi yang menghasilkan batu gamping terbanyak adalah di Kabupaten
Manggarai dengan cadangan mencapai 5.558.771.299 m3.
Penambangan:
Tambang
terbuka,
dikupas
tanah
penutupnya
dengan
bulldozer/powershovel kemudian ditambang dengan pemboran peledakan
atau secara sederhana dengan linggis, ganco dan lain-lain.
Pengolahan:
1. Tanpa diolah dapat untuk semen jalan bangunan
2. Dengan pemanasan untuk mendapatkan kapur tohor (CaO)3, kapur padam
(Ca(OH))2 dan gas CO2. prosesnya disebut kalsinasi pada T = 900-1000 0C.
Reaksi :
CaCO3
CaO + H2O

CaO + CO2
Ca(OH)2

Pada pembuatan LCC (Light Calcium Carbonat) Bahan Galian gamping


telah dikalsinasi. Masing-masing produk dicuci dan direaksikan
3

kembali maka didapatkan CaCO3 yang murni dan ringan, kadar tinggi. Di
alam ada HCC (High Calcium Carbonat) yaitu Bahan Galian gamping
yang dengan kadar tinggi dialam >95% CaCO3.
Kegunaan:
1. Batu bangunan
Dipakai untuk pondasi jalan, rumah, bendungan. Biasanya dipakai Bahan
Galian Gamping yang keras dan pejal berhablur halus dan mempunyai
daya tekan 800-2500 kg/cm2.
2. Bahan bangunan
Syarat : CaO+ MgO mininal 95 %, SiO 2+Al2O3 + Fe2O3 maksimal 5%,
CO2 3 %, 70 % lolos ayakan 0,85 mm.
3. Industri kaca
Berfungsi sebagai Galian fluks dengan kadar 0,96% SiO2, 0,04 Fe2O3,
0,14 % Al2O3, 0,15% MgO, 55,8% CaO
4. Industri bata silika
Syarat: 90% CaO, maksimal 4,5% MgO, maksimal 1,5% Fe 2O3+Al2O3,
maksimal 55,8% CO2.
5. Industri semen :
Syarat: 50-55% CaO, maksimal 2% MgO, viskositas 3200 cp (40%
H2O), 2,47 % Fe2O3, 0,95% Al2O3
6. Pembuatan karbit
Bahan utama 60 % kapur tohor dan 40 % kokas.
Syarat: minimal 92% CaO, 75 % MgO, maksimal 1% Fe 2O3 + Al2O3.
Untuk kokas maksimal 5% Fe2O3, maksimal 0,2% S, maksimal 0,02 %
P, hilang pijar 4 % maksimal 2% SiO2. Khusus kokas kadar arang padat
> 86%. Kadar abu maks 12%, tidak rapuh, kadar air rendah.
Pembuatan karbit : kokas dan kapur tohor dicampur dengan
perbandingan 1,7 : 1 diaduk, kemudian dibakar dalam tanur listrik
dengan T 2000C. Hasil pembakaran dimasukan dalam tabung dengan
reaksi:
CaO+ C + CaC2 + CO
7. Pembuatan refraktori

Sebagai Galian bahan baku adalah high calcium lime yg mengandung


95% CaCO3, 5 % dolomit. Dapat juga high magnesium lime mengandung
50-90% CaCO3, 10-50% dolomit, sebagai Galian bahan tambahan adalah
clay dan air.
Pembuatannya :
Dibuat CaO maupun CaOMgO, dilakukan hidrasi diperoleh Ca(OH) 2 dan
Ca(OH)2MgO kemudian bahan baku dicampur dengan bahan tambahan
(clay,samot,air) dan dicetak serta diangin-anginkan, setelah itu
dipanaskan 1200 0C sehingga didapatkan produk.
8. Pelicin tablet
Syarat: berukuran 200 mesh, kandungan CaCO3 98,5% sehingga
merupakan serbuk hablur putih tidak berbau dan tidak berasa,
tidak mengandung arsen dan logam berat lainnya, susut kering tidak
melebihi 1% tidak mengganggu bahan aktif.
Pembuatannya :
Formulasi tablet dicampur sesuai dosis + digiling granuler dan
dikeringkan + digiling dan ditambah dengan CaCO3 + lubrication
& dicetak & ditekan + didapat produk.
9. Peleburan baja
Berfungsi sebagai Galian bahan imbuh (fluks). Silika dan alumina akan
bereaksi
dengan
bahan
imbuh
menjadi
terak/slag
yang
mengapung terletak di atas lelehan besi baja, sehingga mudah dipisahkan.
Disamping itu Bahan Galian Gamping dapat mengikat SO2 dan H2O.
Syarat: CaO minimal 52%, SiO2 maksimal 4%, Al2O3+Fe2O3 3%, MgO
maksimal 3,5%, P maksimal 0,1%, Fe2O3 maksimal 0,65%.
10. Bahan Pemutih kertas, pulp, karet
Bahan Galian Gamping hablur murni digerus halus dengan syarat 98%
CaCO3 dan PH > 7,8 dengan kehalusan 325 mesh mempunyai daya
serap terhadap minyak warna putih.
11. Industri gula
Bahan Galian gamping berfungsi menjernihkan nira tebu dan menaikan
tebu. Biasanya untuk 1000 kw tebu = 100 kg kapur tohor dengan syarat
0,2% H2), 0,2% HCl, 55% CaO, 0,1% SiO2, 0,1% Al2O3, 0,4% MgO,
43,6% CO2, 0,3% Na2OK2O.
1.2 Dolomit (Karbonat Magnesium Zat kapur)

Karakteristik Fisik:

Berwarna sering merah muda atau kemerah merahan dan dapat tidak
berwarna, putih, kuning, beruban/kelabu atau bahkan warna coklat atau
hitam ketika besi hadir di kristal.
Berkilap seperti mutiara ke seperti kaca ke tumpul.
Sifat terhadap cahaya adalah transparan ke tembus cahaya.
Sistem hablur adalah trigonal; menghalangi 3 Crystal Habits meliputi
rhombohedral pelana yang shaped yang kembar belah ketupat dan yang
sederhana beberapa dengan wajah yang sedikit dibengkokkan, juga
seperti prisma/aneka warna, raksasa (masive), berisi butir kecil dan batu
karang yang membentuk. Tidak pernah yang ditemukan di
scalenohedrons.
Perpecahan sempurna di tiga arah yang membentuk rombohedron.
Belahan conchoidal.
Kekerasannya adalah 3.5-4
Specific Gravity adalah 2.86 ( rata-rata)
Warna lapisan putih.
Karakteristik yang lain: Tidak sama dengan kalsit, berbuih dengan
lemah dengan cuka yang hangat atau ketika lebih dulu
bertepung/berbubuk dengan HCl yang dingin.
Mineral yang dihubungkan: meliputi kalsit, mineral bijih sulfida, fluorit
[CaF], barit, kwarsa dan adakalanya dengan emas.

Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni


secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3%
CaCO3 atau 30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi
CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil
dari satu. Dolomit di alam jarang yang murni, karena umumnya mineral ini
selalu terdapat bersama-sama dengan batu gamping, kwarsa, rijang, pirit dan
lempung. Dalam mineral dolomit terdapat juga pengotor, terutama ion besi.
6

Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan


kekerasan lebih lunak dari batu gamping, yaitu berkisar antara 3,50 - 4,00,
bersifat pejal, berat jenis antara 2,80 - 2,90, berbutir halus hingga kasar dan
mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan.
Penggunaan dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan batu
gamping dan magnesit. Kadang-kadang penggunaan dolomit ini sejalan atau
sama dengan penggunaan batu gamping atau magnesit untuk suatu industri
tertentu. Dalam beberapa semen, sebagai sumber dari magnesium dan sebagai
specimen mineral.
Tempat Terdapatnya Batu Dolomit :
a. Propinsi Nangroe Aceh Darussalam; Aceh Tenggara, desa Kungki berupa
marmer dolomit. Cadangan masih berupa sumberdaya dengan
kandungan MgO = 19%.
b. Propinsi Sumatera Utara; Tapanuli Selatan, desa Pangoloan, berupa lensa
dalam batugamping. Cadangan berupa sumberdaya dengan kandungan
MgO = 11 - 18%.
c. Propinsi Sumatera Barat; Daerah Gunung Kajai. (antara Bukittinggi Payakumbuh). Umur diperkirakan Permokarbon.
d. Propinsi Jawa Barat; daerah Cibinong, yaitu di Pasir Gedogan. Dolomit
di daerah ini umumnya berwarna putih abu-abu dan putih serta
termasuk batu gamping dolomitan yang bersifat keras, kompak dan
kristalin.
e. Propinsi Jawa Tengah; 10 km timur laut Pamotan. Endapan batuan
dolomit dan batu gamping dolomitan.
f.
Propinsi Jawa Timur :

Gunung Ngaten dan Gunung Ngembang,


Tuban, formasi batu-gamping Pliosen. MgO = 18,5% sebesar 9 juta
m3, kandungan MgO = 14,5% sebesar 3 juta m3;

Tamperan, Pacitan. Cadangan berupa


sumberdaya dengan cadangan sebesar puluhan juta ton. Kandungan
MgO = 18%;

Sekapuk, sebelah Utara Kampung Sekapuk


(Sedayu Tuban). Terdapat di Bukit Sekapuk, Kaklak dan Malang,
formasi gamping umur Pliosen, ketebalan 50 m, bersifat lunak dan
berwarna putih. Cadangan sekitar 50 juta m3; Kandungan MgO di
Sekapuk (7,1 - 20,54%); di Sedayu (9,95- 21,20 %); dan di Kaklak
(9,5 - 20,8%);

Gunung Lengis, Gresik. Cadangan


sumberdaya, dengan kandungan MgO = 11,1- 20,9 %, merupakan
batuan dolomit yang bersifat keras, pejal, kompak dan kristalin;

Socah, Bangkalan, Madura; satu km


sebelah Timur Socah. Cadangan 430 juta ton dan sumberdaya.
Termasuk Formasi Kalibeng berumur Pliosen, warna putih, agak
lunak, sarang. Ada di bawah batu gamping dengan kandungan MgO
9,32 -20,92%.

Pacitan, Sentul dan Pancen; batu gamping


dolomitan 45,5 - 90,4%, berumur Pliosen. Di Bukit Kaklak, Gresik
endapan dolomit terdapat dalam formasi batu-gamping Pliosen,
tebal + 35 m dan cadangan sekitar 70 juta m3.
f. Propinsi Sulawesi Selatan; di Tonassa, dolomit berumur Miosen dan
merupakan lensa-lensa dalam batu gamping.
g. Propinsi Papua; di Abe Pantai, sekitar Gunung Sejahiro, Gunung Mer dan
Tanah Hitam; kandungan MgO sebesar 10,7-21,8%, dan merupakan
lensa-lensa dan kantong-kantong dalam batu gamping.

1.3 Kalsit (Batu Bintang)

Kalsit merupakan mineral utama pembentuk batu gamping, dengan


unsur kimia pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO 3),
mempunyai sistem kristal Heksagonal dan belahan rhombohedral, tidak
berwarna dan transparan. Unsur kalsium dalam kalsit dapat tersubtitusi oleh
unsur logam sebagai pengotor yang dalam persentasi berat tertentu
membentuk mineral lain. Dengan adanya substitusi ini ada perubahan dalam
penulisan rumus kimia yaitu CaFe (CO 3)2 dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe),
CaMgCO3, Ca2MgFe (CO3)4 (subtitusi oleh Mg dan Fe) dan CaMnCO 3
(substitusi oleh Mn).

Sifat fisika dari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs);
bentuk prismatik; tabular; pejal; berbutir halus sampai kasar; dapat terbentuk
sebagai stalaktit, modul tubleros, koraloidal, oolitik atau pisolitik. Warna
kalsit yang tidak murni adalah kuning, coklat, pink, biru, lavender, hijau
pucat, abu-abu, dan hitam. Penggunaan kalsit saat ini telah mencakup
berbagai sektor yang didasarkan pada sifat fisik dan kimianya.
Tempat Terdapatnya Batu Kalsit meliputi daerah sepanjang pantai barat
Sumatera, Jawa bagian selatan dan utara.
1.4

Marmer (Batu Pualam)

Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa


atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan
oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut
membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.
Tulungagung adalah salah satu penghasil marmer terlama di Indonesia.
Saat ini daerah penghasil marmer di Indonesia sangat tersebar, antara lain
Lampung, Jawa Tengah, Bandung, Sulawesi, Kalimantan, Bangka, dan
Kupang.
Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batu gamping.
Setiap ada batu marmer akan selalu ada batu gamping, walaupun tidak setiap
ada batu gamping akan ada marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan
dengan proses gaya endogen yang mempengaruhinya baik berupa tekan
maupun perubahan temperatur yang tinggi. Penggunaan marmer atau batu
pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua penampilan yaitu tipe
ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk
pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan sebagainya, sedangka tipe
staturio sering dipakai untuk seni pahat dan patung.

Kelas
1
2
3
4

1.5

Daya Aus (mm/menit)


< 0,100
0,100 0,130
0,130 0,160
< 0,160

Kuat Tekan (kg/cm2)


1500 2000
1200 1400
990 1100
300 800

Oniks

Batu oniks atau onyx yang tergolong batu-batu kuarsa ada tiga macam.
Yang berwarna hitam dan dasarnya putih disebut batu oniks biasa, yang
berwarna merah dan dasarnya putih dinamakan karneol onyx, sedangkan yang
merah tua dan dasarnya putih diberi nama sardonyx. Biasanya batu oniks atau
onyx di buat menjadi bentuk cabochon dan kebanyakan warna dari batu ini
telah dihasilkan lewat proses pemanasan atau kimia dan amat sulit untuk
dibedakan sehingga pembeli maupun penjualnya pun banyak yang tidak bisa
membedakan mana yang alami dan mana yang tidak. Batu oniks mempunyai
nilai keras 7 dalam daftar Mohs, walaupun batu ini keras tapi juga mudah
tergores atau lecet jika terbentur dengan keras.
Tempat ditemukan :

Jawa Barat : Cinuru, Kabupaten Kuningan


Jawa Tengah : Daerah Wirosan
Jawa Timur : Desa Jari, Kecamatan Bubulan, Kabupaten Bojonegoro;
Pulau Bawean, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik; Petiken,
Kabupaten Mojokerto.

10

Pengolahan dan Pemanfaatannya : Oniks biasanya dimanfaatkan


sebagai hiasan seperti asbak, vas, lampu duduk/gantung atau bentuk dekorasi
lainnya atau ornamen.
1.6

Fosfat

Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen
dengan kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan
sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau
berdasarkan kandungan P2O5.
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya
terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6F2) yang terbentuk selama proses
pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan
batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit.
Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan
kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber
lain dalam jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano, crandallite
[CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite (Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat
yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,813,23, dan kekerasan 5 H.
Kegunaan Fosfor/Fosfat Kegunaan fosfor yang penting adalah dalam
pembuatan pupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api,
pestisida, odol dan deterjen.
Di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton
endapan guano (kadar P2O5 = 0,17 - 43 %). Keterdapatannya di Propinsi
Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya adalah Sumatera Utara,
Kalimantan, dan Irian Jaya.

11

1.7

Gipsum

Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang
mendominasi pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah
jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO 4.2H2O. Gipsum adalah
salah satu dari beberapa mineral yang teruapkan. Contoh lain dari mineralmineral tersebut adalah karbonat, borat, nitrat, dan sulfat. Mineral-mineral ini
diendapkan di laut, danau, gua dan di lapisan garam karena konsentrasi ionion oleh penguapan. Ketika air panas atau air memiliki kadar garam yang
tinggi, gipsum berubah menjadi basanit (CaSO 4.H2O) atau juga menjadi
anhidrit (CaSO4). Dalam keadaan seimbang, gipsum yang berada di atas suhu
108 F atau 42 C dalam air murni akan berubah menjadi anhidrit.
Gipsum termasuk mineral dengan sistem kristal monoklin 2/m, namun
kristal gipsnya masuk ke dalam sistem kristal orthorombik. Gipsum
umumnya berwarna putih, kelabu, cokelat, kuning, dan transparan. Hal ini
tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gipsum. Gipsum
umumnya memiliki sifat lunak dan pejal dengan skala Mohs 1,5 2. Berat
jenis gipsum antara 2,31 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/liter pada 0C
yang meningkat menjadi 2,1 gr/liter pada 40C, tapi menurun lagi ketika suhu
semakin tinggi. Gipsum memiliki pecahan yang baik, antara 660 sampai
dengan 1140 dan belahannya adalah jenis choncoidal. Gipsum memiliki kilap
sutra hingga kilap lilin, tergantung dari jenisnya. Gores gipsum berwarna
putih, memiliki derajat ketransparanan dari jenis transparan hingga
translucent, serta memiliki sifat menolak magnet atau disebut diamagnetit.
Tempat diketemukan : Daerah istimewa aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan.

12

Pengolahan dan Pemanfaatannya : Bahan Tambang semen Portland,


bahan plester, bahan pembuat cetakan, bahan pembuat kapur tulis, alat optic
dalam mikroskop polarisasi, industri kimia, industri makanan (Sebagai
pengental tofu karena memiliki kadar kalsium yang tinggi).

13

1.8

Bentonit

Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit


dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Penamaan
jenis lempung tergantung dari penemu atau peneliti, misal ahli geologi,
mineralogi, mineral industri dan lain-lain.
Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alumunium silikat hydrous, yaitu activated clay dan fuller's Earth. Activated clay
adalah lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya
dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu. Sementara itu, fuller's earth
digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari lemak.
Sedangkan berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Tipe Wyoming (Na-bentonit Swelling bentonite)
Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila
dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air.
Dalam keadaan kering berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan
terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan
kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak dapat
diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion sodium (Na+).
b.

Mg, (Ca-bentonit non swelling bentonite)

Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air,


dan tetap terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktifkan
mempunyai sifat menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na dan Ca
rendah, suspensi koloidal memiliki pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih
banyak diduduki oleh ion-ion kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering
bersifat rapid slaking, berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat.

14

Penggunaan bentonit dalam proses pemurnian minyak goreng perlu aktivasi


terlebih dahulu.
Endapan bentonit Indonesia tersebar di Pulau Jawa, Pulau Sumatera,
sebagian Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi, dengan cadangan
diperkirakan lebih dari 380 juta ton, serta pada umumnya terdiri dari jenis
kalsium (Ca-bentonit) .
Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi (filler),
lumpur bor, sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi kental setelah
bercampur dengan air. Sedangkan Ca-bentonit banyak dipakai sebagai bahan
penyerap. Untuk lumpur pemboran, bentonit bersaing dengan jenis lempung
lain, yaitu atapulgit, sepiolit dan lempung lain yang telah diaktifkan.

15

1.9

Bar Clay dan Bond Clay

16

Tempat diketemukan: Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jawa


Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara.
Pengolahan dan Pemanfaatan

Untuk bahan industri keramik dan bata tahan api


Campuran makanan ternak (pelet)
Sebagai bahan vulkanisir dalam industri karet

1.10 Fire Clay

Fire clay (tanah liat tahan api) adalah mineral yang terdiri dari mineral
kaolinit yang bentuk kristalnya tidak sempurna, dengan mengandung sedikit
mika atau ilit, kuarsa, dan mineral lempung yang bersifat lunak dan tidak
mempunyai perlapisan. Kebanyakan tanah liat tahan api berwarna terang
(putih) ke abu-abu gelap menuju ke hitam dan ditemukan di alam dalam
bentuk bongkahan padat, beberapa diantaranya berkadar alumina tinggi dan
berkadar alkali rendah. Titik leburnya mencapai suhu 1500 C
Tempat Diketemukan : Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi.
Pengolahan dan Pemanfaatannya : Untuk pembuatan bata tahan api,
perlengkapan tungku, dalam badan keramik untuk menambah kemampuan
bentuk.
1.11 Zeolit

17

Zeolit di alam banyak ditemukan di India, Siprus, Jerman dan Amerika


Serikat.

Rumus umum zeolit adalah Mx/n[(AlO2)x(SiO2)y].mH2O


Dimana M adalah kation bervalensi n
(AlO2)x(SiO2)y adalah kerangka zeolit yang bermuatan negatif
H2O adalah molekul air yang terhidrat dalam kerangka zeolit.

Zeolit (Zeinlithos) atau berarti juga batuan mendidih, di dalam risetriset kimiawan telah lama menjadi pusat perhatian. Setiap tahunnya, berbagai
jurnal penelitian di seluruh dunia, selalu memuat pemanfaatan zeolit untuk
berbagai aplikasi, terutama yang diarahkan pada aspek peningkatan
efektivitas dan efisiensi proses industri dan pencemaran lingkungan.
Berikut adalah beberapa contoh jenis mineral zeolit beserta rumus
kimianya :
Nama Mineral Rumus Kimia Unit Sel
Analsim

Na16(Al16Si32O96). 16H2O

Kabasit

(Na2,Ca)6 (Al12Si24O72). 40H2O

Klipnoptolotit

(Na4K4)(Al8Si40O96). 24H2O

Erionit

(Na,Ca5K) (Al9Si27O72). 27H2O

Ferrierit

(Na2Mg2)(Al6Si30O72). 18H2O

Heulandit

Ca4(Al8Si28O72). 24H2O

Laumonit

Ca(Al8Si16O48). 16H2O

Mordenit

Na8(Al8Si40O96). 24H2O

18

Filipsit

(Na,K)10(Al10Si22O64). 20H2O

Natrolit

Na4(Al4Si6O20). 4H2O

Wairakit

Ca(Al2Si4O12). 12H2O

Di Indonesia, jumlah zeolit sangat melimpah dan tersebar di


berbagai daerah baik di pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Pemanfaatan
zeolit Indonesia untuk penggunaan secara langsung belum dapat
dilakukan, karena zeolit Indonesia banyak mengandung campuran
(impurities) sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk
menghilangkan atau memisahkannya dari kotoran-kotoran.
Bidang/Sektor Aplikasi
Pertanian

Penetral keasaman tanah, meningkatkan aerasi tanah,


sumber mineral pendukung pada pupuk dan tanah, serta
sebagai pengontrol yang efektif dalam pembebasan ion
ammonium, nitrogen, dan kalium pupuk.

Peternakan

Meningkatkan nilai efisiensi nitrogen, dapat mereduksi


penyakit lembuhg pada hewan ruminensia, pengontrol
kelembaban kotoran hewan dan kandungan amonia
kotoran hewan.

Perikanan

Membersihkan air kolam ikan yang mempunyai sistem


resikurlasi air, dapat mengurangi kadar nirogen pada
kolam ikan.

Energi

Sebagai katalis pada proses pemecahan hidrokarbon


minyak bumi, sebagai panel-panel pada pengembangan
energi matahari, dan penyerap gas freon.

Industri

Pengisi (filler) pada industri kertas, semen, beton, kayu


lapis, besi baja, dan besi tuang, adsorben dalam industri
tekstil dan minyak sawit, bahan baku pembuatan
keramik.

Karena sifat unik dari zeolit, maka zeolit banyak digunakan untuk berbagai
aplikasi di industri diantaranya zeolit digunakan di industri minyak bumi
sebagai cracking, di industri deterjen sebagai penukar ion, pelunak air sadah
dan di industri pemurnian air, serta berbagai aplikasi lain

19

1.12 Diatomea

20

Diatomit atau tanah diatomea adalah suatu batuan sedimen silika, yang
secara geologi terbentuk dari akumulasi dan pengendapan kulit atau kerangka
diatomea (fosil tumbuhan air atau binatang kersik atau ganggang bersel
tunggal) dan terendapkan di danau atau non marin. Diatomea berasosiasi
dengan elemen pengotor dan bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya.
Elemen pengotor diatomea tersebut yaitu abu vulkanik, larutan garam,
lempung, senyawa karbonat, pasir silica, dan unsur organik lainnya.
Diatomit mempunyai sifat porous, permeabel, ringan, mudah pecah,
dan abrasif, densitas ruah 0,5 1 ton/m 3, berat jenis, 2 2,3, porositas < 90%,
dan kandungan cangbang 1,7 30 juta/cm3, dengan ukuran 0,001 0,4 mm.
Sebagian diatomit berwarna putih atau abu-abu, akan tetapi ada juga yang
berwarna kuning, coklat, merah muda, hitam, dan hijau, yang tergantung dari
unsur pengotornya. Secara kimia, komposisi utama diatomit adalah silika,
tetapi ada unsur lainnya seperti alumina, besi oksida, magnesium, sodium,
potassium oksida, titanium oksida, fosfat, dan kalsium oksida.
Tempat diketemukan : Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur.
Pengolahan dan Pemanfaatan : Bahan Bangunan, bahan isolator/peredam
panas, bahan penyaring/filter, bahan pemutih, bahan keramik, bahan
penggosok logam.

1.13 Yodium

21

Yodium biasanya terjadi di alam hanya sebagai yodat dan yodida atau
kombinasi keduanya. Unsur yodium dalam kerak bumi, diantaranya adalah
lautarit (IO3)2 atau kalsium yodat, dan dietzet (Ca (IO3)2 (CrO4) atau kalsium
yodat kromat.
Keberadaan yodium di Indonesia tidak jauh berbeda kondisi
kegeologiannya dengan keberadaan air dan minyak bumi, yaitu merupakan
air konat atau air purba yang mengan-dung yodium dengan berbagai variasi
dalam suatu endapan permeabel yang terjebak bagian atas dan bawahnya oleh
lapisan impermeabel. Seperti halnya di Watudakon Jawa Timur reservoar
yang mengandung yodium terjebak dalam suatu Antiklin Pucangan,
Tempuran, dan Antiklin Segunung. Mineral yang mengandung yodium ini
bersifat halus, dengan kilap kaca, berwarna abu-abu kehitaman mengandung
unsur non logam, berat jenis sekitar 4,9. Potensi yodium di Watukadon total
volume struktur antiklinnya sekitar 4,847 milyar m 3, dengan total potensi
struktur terisi gas adalah 472,19 juta m3, sedangkan struktur terisi brine
adalah 4,375 milyar m3 dan cadangan potensial mencapai 288 juta m 3.
Yodium mempunyai titik leleh pada 113C, dan menguap pada temperatur
184,4C menjadi gas biru-ungu dengan bau kurang sedap.

1.14 Mangan

Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi.


Bijih mangan utama adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai
komposisi oksida dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu.
Mangan mempunyai warna abu-abu besi dengan kilap metalik sampai
submetalik, kekerasan 2 6, berat jenis 4,8, massif, reniform, botriodal,
stalaktit, serta kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial. Mangan
berkomposisi oksida lainnya namun berperan bukan sebagai mineral utama
dalam cebakan bijih adalah bauxit, manganit, hausmanit, dan lithiofori,
sedangkan yang berkomposisi karbonat adalah rhodokrosit, serta rhodonit
yang berkomposisi silika.

22

Sekitar 90% mangan dunia digunakan untuk tujuan metalurgi, yaitu


untuk proses produksi besi-baja, sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan
non-metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering, keramik dan gelas,
kimia, dan lain-lain.
Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun
terdapat di berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi
tersebut terdapat di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau
Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Sifat-sifat
Mangan berwarna putih keabu-abuan, dengan sifat yang keras tapi
rapuh. Mangan sangat reaktif secara kimiawi, dan terurai dengan air dingin
perlahan-lahan. Mangan digunakan untuk membentuk banyak alloy yang
penting. Dalam baja, mangan meningkatkan kualitas tempaan baik dari segi
kekuatan, kekerasan, dan kemampuan pengerasan.
Logam mangan bersifat ferromagnetik setelah diberi perlakuan. Logam
murninya terdapat sebagai bentuk allotropik dengan empat jenis. Salah
satunya, jenis alfa, stabil pada suhu luar biasa tinggi; sedangkan mangan
jenis gamma, yang berubah menjadi alfa pada suhu tinggi, dikatakan
fleksibel, mudah dipotong dan ditempa.
Kegunaan
Mangan dioksida (sebagai pirolusit) digunakan sebagai depolariser dan
sel kering baterai dan untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang
disebabkan oleh pengotor besi. Mangan sendiri memberi warna lembayung
pada kaca. Dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen dan khlorin, dan
dalam pengeringan cat hitam. Senyawa permanganat adalah oksidator yang
kuat dan digunakan dalam analisis kuantitatif dan dalam pengobatan. Mangan
juga banyak tersebar dalam tubuh. Mangan merupakan unsur yang penting
untuk penggunaan vitamin B1.
Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun
terdapat di berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi
tersebut terdapat di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau
Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
1.15 Feldspar

23

Feldspar berasal dari bahasa jerman yaitu field dan spath. Field
berarti bidang dan spath yang berarti suatu batu karang yang tidak berisi.
Fieldspathic mengacu pada material yang berisi feldspar. Feldspar adalah
nama kelompok mineral yang terdiri atas Kalium (potasium:K), Natrium
(sodium:Na), dan kalsium alumino silikat. Pada umumnya kelompok mineral
ini terbentuk oleh proses pneumatolistis dan hydrothermal yang membentuk
urat pegmatite. Pegmatit hanya tersusun oleh alkali feldspar dan kuarsa.
Feldspar di temukan pada batuan beku, batuan erupsi, dan
metamorfosa, baik yang bersifat asam maupun basa. Batuan granit
mengandung 60% feldspar yang berasosiasi dengan kuarsa, mika khlorit,
beryl, dan rutil, sedangkan pada batuan pegmatit berasosiasi dengan kuarsa,
mika dan topaz.
Seluruh jenis feldspar umumnya mempunyai sifat fisik yang hampir
sama, yaitu nilai kekerasan sekitar 6 6, 5 skala mohs dan berat jenisnya
sekitar 2, 4 2, 8 gram/ml, sistem kristal antara triklin atau monoklin,
sedangkan warna bervariasi mulai dari putih keabu-abuan, merah jambu,
coklat kuning dan hijau. Feldspar dapat membentuk tanah liat karena proses
pelapukan kimiawi.
Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, feldspar
secara kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium feldspar
(KAlSi3O8), natrium feldspar (NaAlSi3O8), kalsium feldspar (CaAl2Si2O8) dan
barium feldspar (Ba Al2Si2O8). Feldspar dapat membentuk tanah liat karena
proses pelapukan kimiawi.
Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai kerangka
struktur tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam
struktur tetraheral SiO2 yang dipakai juga oleh struktur tetraheral lainnya.
Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang terutama bila ada kation
lain yang masuk ke dalam struktur tersebut seperti penggantian silikon oleh
aluminium.
Feldspar di gunakan di berbagai industri, banyak di perlukan sebagai
bahan pelebur/perekat pada suhu tinggi dalam pembuatan keramik halus
seperti barang pecah belah, saniter, isolator dan juga di gunakan dalam
industri gelas/kaca. Di Amerika feldspar juga termasuk dalam bahan

24

campuran pembersih peralatan rumah tangga, terutama yang memiliki


kandungan K2O tinggi dan CaO rendah.
Kegunaan Feldspar untuk industri
1. Industri Keramik
Jenis feldspar yang di gunakan dalam industri keramik adalah
orthoklas/mikrolin dan albit/plagioklas asam (natrium feldspar). feldspar
dalam bentuk plagioklas basa dengan kadar kalium tinggi tidak di pakai.
Persyaratan untuk industri keramik berdasarkan standar nasional indonesia
(SNI) adalah: SNI NO. 1145 1984.
2. Industri Gelas
Dalam industri gelas terdapat beberapa persyaratan khusus yang harus
dipenuhi, yaitu :
Syarat kimia atau komposisi oksida (%)
- SiO2, antara 68,00 69,99%
- Al2O3, di atas 17%
- (K2O + Na2O), di atas 11%
- Fe2O3, antara 0,1 0,2%
Syarat fisik
Ukuran butir: + 16 mesh 0, + 20 mesh 1%, maksimum, - 100 mesh
25%, maksimum
3. Industri Gelas Amber
Kalium feldspar 99,5% berukuran 20 mesh
Fe2O3 (maksimum) = 0,05
K2O lebih dari 10%
Al2O3 lebih dari 18%. Silika bebas (maksimum = 6%)
CaO (maksimum) = 2%
4. Industri Kaca Lembaran
AlO3 lebih besar dari 18%
Fe2O3 lebih kecil dari 0,8%
K2O (alkali komponen) lebih besar 10%
5. Penggunaan sebagai bahan pengisi (fillter) di utamakan yang ukuran
butirnya berkisar antara 200 mesh sampai 10 mikron.

25

2.

Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Gunung Api


2.1

Perlit dan Obsidian

Perlit adalah batuan yang terbentuk oleh lava riolit. Pada waktu lava
mengalir, bagian bawahnya bersentuhan dengan media air dan akibat beban

26

diatasnya dan aliran lava yang tertahan akan terjadi pendinginan sangat cepat,
maka terbentuklah perlitisasi. Batuan ini berwarna abu-abu kehijauan hingga
abu-abu kehitaman dan mempunyai sifat yang khas, apabila dipanaskan akan
mengembang antara 4 hingga 20 kali, serta batuan ini tahan terhadap api.

Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi


gunung api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat
sehingga akan terbentuk gelas atau kaca dari pada kristal dominan. Obsidian
adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit
kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
Manfaat dari perlit dan obsidian adalah sebagai bahan baku beton
ringan, isolasi bangunan, plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah, bahan
penggosok, saringan/filter, bahan pembawa (media) dan campuran makanan
ternak.
Lokasi ditemukan bahan galian ini antara lain di Gunung Kiamis dan
sekitarnya, Kecamatan Pasirwangi dengan jumlah cadangan diperkirakan
sebesar 72 juta ton. Berdasarkan mutu dengan index pemuaian antara 120
-160 kali, prospek penambangan perlit di masa mendatang cukup
menjanjikan.
2.2

Purnice/Batu Apung

Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang,


mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan
biasanya disebut juga sebagai batuan gelas volkanik silikat. Batu Apung
terdiri dari pada silika, alumina, soda, besi oksida. Warna : putih, abu-abu
kebiruan, abu-abu gelap, kemerah-merahan, kekuning-kuningan, jingga.
Bongkah-bongkah di waktu kering dapat terapung diatas air.
Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunung api
yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi
secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Batu apung
mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak
27

(berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di


dalamnya, dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmenfragmen dalam breksi gunung api. Sedangkan mineral-mineral yang terdapat
dalam batu apung adalah feldspar, kuarsa, obsidian, kristobalit, dan tridimit.
Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur fisika dan asal
terbentuknya sama dengan batu apung adalah pumicit, volkanik cinter, dan
scoria.
Sifat kimia dan fisika batu apung antara lain, yaitu: mengandung oksida
SiO2, Al2O3, Fe2O3, Na2O, K2O, MgO, CaO, TiO2, SO3, dan Cl, hilang pijar
(Loss of Ignition) 6%, pH 5, bobot isi ruah 480 960 kg/cm 3, peresapan air
(water absorption) 16,67%, berat jenis 0,8 gr/cm 3, hantaran suara (sound
transmission) rendah, rasio kuat tekan terhadap beban tinggi, konduktifitas
panas (thermal conductivity) rendah, dan ketahanan terhadap api sampai
dengan 6 jam. Penyebaran meliputi daerah Serang, Sukabumi, Pulau
Lombok, dan Pulau Ternate.
Kegunaan batu apung : Untuk Bahan Penggosok (Ampelas), Bahan
Bangunan Konstruksi Ringan dan Tahan Api, Bahan Pengisi (Filler), Isolator
Temperatur Tinggi, Rendah dan Akustik Pembawa, Penyerap dan Saringan
(Filter)
2.3

Tras

Tras adalah sejenis batu truf. Tras adalah batuan gunung api yang telah
mengalami perubahan komposisi kimia yang disebabkan oleh pelapukan dan
pengaruh kondisi air bawah tanah. Bahan galian ini berwarna putih
kekuningan hingga putih kecoklatan, kompak dan padu dan agak sulit digali
dengan alat sederhana.
Sifat Fisik Tras
Kadar air
Kehausan
Bobot isi :

: 1 - 5,6 %
: 18 - 46 %

28

Gembur
: 889 -1155 gr/l
Padat
: 1177 - 1361 gr/l
Kuat tekan
: 4,6 - 83,2 kg/cm2
Kuat lentur
: 1,9 - 25,5 kg/cm2
Waktu pengikatan
:1-2
Kegunaan tras adalah untuk bahan baku batako, industri semen,
campuran bahan bangunan dan semen alam. Pada saat ini belum
dimanfaatkan secara optimal, namun secara lokal telah dimanfaatkan
penduduk untuk pembuatan batako.
Standar komposisi Kimia tras
Unsur
Kisaran % berat
SiO2
Al2O3
Fe2O3
H2O
CaO
MgO

40,75-56,2
17,35-27,95
7,35-13,15
3,35-10,7
0,82-10,27
1,96-8,05

Tempat Ditemukan : NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi,


Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur Bali, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara.
Teknik Penambangan
Dilakukan dengan sistem penambangan terbuka
Pengolahan dan Pemanfaatan
Untuk luluh, plesteran, lantai, batako, semen rakyat.
2.4

Belerang

Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses


vulkanisme, sifat-sifat fisik belerang adalah : Kristal belerang berwarna
29

kuning, kuning kegelapan, dan kehitam-hitaman, karena pengaruh unsur


pengotornya. Berat jenis : 2,05 - 2,09, kekerasan : 1,5 - 2,5 (skala Mohs),
Ketahanan : getas/mudah hancur (brittle), pecahan : berbentuk konkoidal dan
tidak rata. Kilap : damar, Gores : berwarna putih. Sifat belerang lainnya
adalah : tidak larut dalam air, atau H2SO4. Titik lebur 129oC dan titik didihnya
446oC. Mudah larut dalam CS2, CC14, minyak bumi, minyak tanah, dan
anilin, penghantar panas dan listrik yang buruk. Apabila dibakar apinya
berwarna biru dan menghasilkan gas-gas SO2 yang berbau busuk.
Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai
mineral- mineral sulfida dan sulfat. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan
dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama
dalam fertilizer namun juga dalam bahan peledak (bubuk mesiu), korek api,
insektisida dan fungisida.
Tempat Ditemukan : NAD, Sumut, Sumbar, Jambi, Jabar, Jateng, Jatim,
Sulut, Maluku.
Teknik Penambangan : Penambangan dilakukan dengan sistem tambang
terbuka.

2.5

Trakhit

Komposisi kimia dan mineral dari trachyte :


Komposisi Kimia : SiO2 = 60,40%; Al2O3 = 16,19%; Fe2O3 = 5,25%; MgO
= 1,97%; Na2O = 4,26%; K2O = 5,00%; TiO2 = 0,51%; MnO = 0,10%
Komposisi Mineral : Mineral utama : alkali felspar (sanidin), plagioklas
(andesin- labradorit), biotit. Mineral asesori : amfibol, piroksen, magnetit,
ilmenit, apatit, dcxv cgarnet, zirkon, titanit, gelas.
Tempat Ditemukan : Bengkulu, Sumsel, Lampung, Jateng, Jatim, Sulsel.
Pengolahan dan Manfaat : Untuk keperluan ornamen dan industri kimia.
2.6

Opal

30

Batu opal mempunyai nilai keras 5.5-6.5 berdasarkan daftar keras


Mohs, mereka menempati di urutan ke delapan. Komposisinya pun agak
sederhana yaitu kiezelzuur dan air dan bermacam-macam logam yang
menyebabkan batu opal memantulkan beraneka ragam warna. Dari segala
macam variasi warna, batu opal yang berwarna merah dan hitam adalah yang
paling langka dan warna putih dan hijau adalah yang paling umum. Batu opal
yang mempunyai dasar background hitam lebih berharga dari pada yang
putih. Tapi dari semua itu batu opal yang memantulkan beraneka ragam
warna adalah yang paling tinggi nilainya. Karena salah satu komposisi dari
batu opal itu adalah air (3-10% bahkan ada yang sampai 20%) maka hati-hati
jangan biarkan batu ini menjadi terlalu kering karena akan mudah retak, juga
jangan terbentur terlalu keras oleh karena itu. Batu opal juga merupakan batu
nasional dari negara Australia. Batu opal juga banyak disukai oleh para raja
dan bangsawan.
Permainan warna pada permata opal disebabkan oleh butiran-butiran
halus silica yang tersusun sangat rapi dan berfungsi membelokkan cahaya
serta memancarkannya, sehingga menyebabkan warna-warna pelangi
bermunculan saat dilihat dari sudut berbeda. Kegunaannya untuk hiasan dan
ornamen.
Terdapat beberapa jenis opal yang dikenal masyarakat umum seperti:
1. Opal biasa (common opal): Opal yang tidak menunjukkan permainan
warna sama sekali.
2. Opal putih (white opal): opal berwarna putih, abu-abu, putih susu, hanya
memiliki sedikit permainan warna atau tidak ada sama sekali.
3. Opal hitam (black opal): opal berwarna agak gelap kehitaman atau
kecokelatan dengan permainan warna, sehingga membuatnya lebih
kontras.
4. Boulder opal: opal yang masih menempel pada batuan.
5. Matrix opal: opal yang masih menempel pada batuan sebagai garis atau
bercak-bercak warna.

31

6. Fire opal: opal tembus pandang atau sedikit tembus pandang berwarna
merah, oranye, kuning atau kecoklatan dengan sedikit permainan warna
atau tidak ada sama sekali.
Tempat Ditemukan : Jabar, DIY, Irian Jaya
Teknik Penambangan
Penambangan dilakukan secara sederhana dan dengan alat sederhana.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Sebagai ornamen/hiasan antara lain mata cincin, kristal lampu gantung.
2.7

Kalsedon

Semua batu yang terdiri dari microcrystalline atau cryptocrystalline


dalam berbagai batu kuarsa disebut batu kalsedon (yang artinya jika tanpa
bantuan mikroskop, kristal-kristal kuarsa yang tersusun amat rapat di
dalamnya akan teralu kecil untuk dilihat oleh mata telanjang). Termasuk
mineral yang keras, nilai kerasnya 6.5-7 dalam daftar keras Mohs dan batu
kalsedon warnanya seperti diselimuti kabut, sehingga kusam atau buram
cahayanya. Tidak seperti batu-batu kuarsa lainnya yang seperti kristal. Batu
kalsedon banyak berlubang-lubang lembut, sehingga gampang untuk diberi
warna-warna khusus dalam batu tersebut. Batu kalsedon tertentu akan
mengkilau dari dalam setelah dipoles secara teratur. Batu kalsedon terdapat di
berbagai tempat di seluruh dunia dan warnanya bermacam-macam dari abuabu, putih, hitam, oranye, coklat, kuning, coklat-kemerahan, hijau muda
sampai hijau tua, lavender, biru dan ada juga yang campur-campur seperti
batu akik (agaat) atau jasper. Warna yang paling banyak ditemui dari batu
kalsedon adalah warna putih sampai abu-abu, biru-keabu-abuan dan colat
terang sampai coklat gelap.
Kegunaanya banyak dalam pembuatan barang-barang suci keagamaan
yang terdiri dari salib, jimat, perhiasan jubah, gelang atau kalung, lambinglambang dan patung.
Tempat Ditemukan: Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Maluku.
Teknik Penambangan

32

2.8

Penambangan dilakukan secara sederhana dan dengan alat sederhana.


Pengolahan dan Pemanfaatan
Sebagai batu Mulia atau untuk hiasan/ornamen.
Andesit dan Basalt

Andesit merupakan batuan bertekstur halus dari diorite, terdiri dari


feldspar terutama plagioklas, tetapi plagioklas sodik adalah tipe yang utama
kwarsa tidak ada, tetapi ada mineral gelap seperti hornblende atau augit. Jika
hornblende atau augit yang banyak, maka batuannya disebut dengan andesit
hornblende atau andesit biotit. Warna dari andesit abu-abu hijau, tetapi sering
merah atau jingga. Andesit sulit dibedakan dengan desit, latit, dan tracit.
meskipun demikian kebanyakan andesit adalah porfitis. Jika banyak
penokrisnya disebut dengan porfir andesit. Jikan tanpa penokris dengan
absidian. Batu apung dari komposisi andesit juga diketemukan, demikian juga
tuff andesit dan breksi andesit.
Basalt mempunyai komposisi mineral yang bermacam-macam.
Plagioclase feldspar, pyroxene, olivine, magnetite, and ilmenite mineral yang
umumnya ditemukan di batuan basalt. Biasanya berwarna abu-abu menjadi
hitam dan halus karena pendinginan yang cepat dari lava pada suhu
permukaan. Menurut definisi resmi, basal didefinisikan sebagai batuan beku
aphanitic yang mengandung, volume, kurang dari 20% kuarsa dan kurang
dari 10% feldspathoid dan di mana setidaknya 65% dari felspar dalam bentuk
plagioklas.
Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik,
terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral
hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan
basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang
bernama gabbro.

33

Tempat Ditemukan : NAD, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu,


Lampung, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Kalsel, NTT, Sulut, Sulsel, Maluku, Irian
Jaya.
Teknik Penambangan : Dilakukan dengan sistem peledakan, penggunaan
backoe, showel, buldoser atau scraper.
Pengolahan dan Pemanfaatan : Sebagai batu tempel/hiasan pada tembok
luar/pengganti tegel (dinding) dan lantai.

3.

Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Intrusi Plutonik Batuan


Asam dan Ultra Basa
3.1 Granit dan Granodiorit

34

Ciri-ciri :

Batuan beku asam berbutir kasar.


Batuan granit berwarna kelabu dan terdapat bintik-bintik hitam.

Mineral pembentuknya berwarna terang (Kuarsa Ortoklas).

Proses pembekuannya perlahan dan jauh dari permukaan bumi.

Susunan kimianya terdiri dari Al2O3, SiO2, TiO2, K2O, Fe2O3, MgO, CaO,
MnO, FeO, Na2O, H2O+, P2O5.

Batuan granit berbentuk padat tak bereaksi dengan asam sulfat,


permukaan kasar, berat, tidak mudah hancur, dan berkilau.

Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstrur porfiritik, terdiri atas


mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit, dan hornblende. Granit adalah
batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna
terang, mempunyai banyak warna umumnya putih, kelabu, merah jambu atau
merah. Warna ini disebabkan oleh variasi warna dari mineral feldspar. Granit
terbentuk jauh di dalam bumi dan tersingkap di permukaan bumi karena
adanya erosi dan tektonik. Granit merupakan batuan yang banyak terdapat di
alam.
Tempat Ditemukan : NAD, Sumut, Sumbar, Jambi, Riau, Bengkulu, Kalbar,
Kalsel, Sulsel.
Teknik Penambangan : Dilakukan seperti pada penambangan andesit.
Pengolahan dan pemanfaatan : Kegunaan Granit sebagai
bahan Bangunan rumah dan gedung, untuk bangunan Monumen, jalan dan
jembatan, sebagai batu hias (dekorasi), sebagai bahan baku industri poles
(tegel, ornamen, dan lain-lain) dan bahan bangunan (gedung, jalan, jembatan,

35

dan lain-lain), selain itu dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan
aksesoris rumah seperti lantai, wastafel dan meja serta di bidang konstruksi.
3.2

Bauksit

Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral


dengan susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit
(Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3.3H2O). Secara umum bauksit
mengandung Al2O3 sebanyak 45 65%, SiO2 1 12%, Fe2O3 2 25%, TiO2
>3%, dan H2O 14 36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan
memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen
yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa
(SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan
tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu
lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses
lateritisasi,yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi
bauksit.
Tempat Ditemukan : Sumut, Kalbar, Riau, dan Bangka Belitung.
Teknik Penambangan : Dilakukan dengan penambangan terbuka diawali
dengan land clearing.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Bauksit mengandng beberapa mineral dengan kadar bervariasi, bila
kandungan Al2O3 dominan baru dinamakan bauksit.
Dilakukan proses penggilingan sampai ukuran <35 mesh (0,417 mm)
Proses melarutkan AL2O3 yang terdapat pada bauksit dengan larutan soda
api pada konsentrasi dan suhu tertentu dengan menggunakan uap sebaga
media penghantar panas dalam tabung baja yang tertahan terhadap tekan
yang ditimbulkan uap.
Untuk Proses memisahkan larutan Al 2O3 dari benda-benda padat yang
tidak larut dan disilication product, endapan dari persenyawaan yang
terbentuk antara silika reaktif dengan Na2O dan Al2O3.
Penyaringan larutan Al2O3 dari koloid-koloid dan benda padat lainnya
sehingga diperoleh larutan Al2O3 yang bening.

36

Adapun kegunaan dari bauksit adalah bahan utama penggunaan logam


aluminium dan bahan dasar industri kimia dan refraktori.
3.3

Mika

Mika adalah sejenis mineral. Kata "mika" berasal dari kata bahasa Latin
micare, "bergemerlapan", sebab mineral satu ini terlihat gemerlap (khususnya
saat berskala kecil).
Tempat Ditemukan : NAD, Sumut, Kalbar, Kalteng, Sulteng, Irian Jaya.
Pengolahan dan pemanfaatan :
1. Karena memiliki kuat dielektrik yang tinggi dan stabilitas kimiawi yang
sempurna, mika sering dijadikan bahan pembuatan kondensator untuk
penerapan frekuensi radio. Selain digunakan sebagai insulator dalam alat
listrik tegangan tinggi, mika yang juga merupakan bias ganda biasanya
digunakan untuk membuat lempeng gelombang paruh.
2. Karena tahan panas, mikalah yang digunakan (bukannya kaca) dalam
berbagai jendela untuk kompor dan pemanas minyak tanah. Mika juga
dipakai untuk memisahkan konduktor listrik dalam kabel yang dirancang
untuk memiliki sebuah tingkat tahan api agar menyediakan integritas
sirkuit.

3.4

Asbes

37

Asbes dibagi menjadu dua kelompok:


1. Asbes serpentin
Jenis ini dapat dipintal, yang termasuk golongan ini antara lain mineral
kristosil 3 Mg2 SiO2 2H2O; serabutnya lemas dan halus seperti sutera,
warna putih, panjang serabut antara 4-5 inch, sangat kuat, satu ton bahan
ini dapat dipintal sampai 10.000 meter, bila dipanaskan dapat bertahan
hingga 27600C.
2. Asbes Amfibol
Jenis ini sukar dipintal, yang termasuk golongan ini antara lain mineral
antofilit (Fe, Mg) SiO3, terdapat sebagai gumpalan serabut pendek dan
gelas, panjang serabut 4-5 inch, bila dipanaskan dapat bertahan hingga
27600C. Autofilit selain didapat di alam, dapat pula dibuat dengan
memanaskan magnesium metalisikat yang jauh lebih tinggi dari pada titik
lelehnya dan kemudian dengan cepat didinginkan.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Asbes dari hasil penggalian diadakan pemilahan dengan tangan.
Serabut yang disebut mutu no.1 adalah yang panjangnya 0,75 inch, sedang
yang panjangnya 0,37 0,75 inch disebut mutu no.2.
Bahan galian yang harus digiling, kemudian disaring bertahap dengan
cara penyedotan dengan udara dan akhirnya disisir dan dipintal. Didalam
pemanfaatan asbes dibagi menjadi 2 kelompok.
1.
Yang Dipintal
Terutama dari jenis krisotil, dipergunakan sebagian besar untuk lapisan
pada rem mobil. Selain itu dipergunakan untuk bahan pelindung terhadap
api, listrik dan bahan kimia.
2. Yang sukar dipintal
Dimanfaatkan untuk pembuatan panil asbes (lazim disebut eternit).
Eternit dibuat dari semen portland dan serabut asbes golongan nomor 2.
banyaknya asbes untuk pembuatan eternit biasanya 10-15% pipa asbes
semen dipergunakan untuk mengalirkan berbagai macam air, larutan
bahan kimia, sebagai pelindung, kabel listrik, telepon dan sebagainya.

38

4.

Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Endapan Residu dan


Endapan Letakan
4.1 Lempung

Lempung merupakan istilah butir yang lebih kecil dari 1/256 mm (menurut
ukuran wentworth). Apabila butiran-butiran tersebut sudah kompak kemudian
lempung sama pengertiannya dengan batu lempung.
Lempung dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1. Lempung residu
2. Lempung sedimen
Teknik penambangan : Penambangan tanah liat diawalin dengan pengupasan
tanah penutup baik dilakukan dengan peralatan sederhana maupun dengan
peralatan berat misalnya bulldozer.
Persyaratan tanah liat yang akan dimanfaatkan untuk bahan baku
semen portland
Persentase (%)
Semen
SiO2 AL2O3 Fe2O3 CaO MgO SO3 loss Insol
Tipe I
21,3
6,0
2,7
63,2
2,9
1,8
1,3
0,2
Tipe II
22,3
4,7
4,3
63,1
2,5
1,7
0,8
0,1
Tipe III
20,4
5,9
3,1
64,3
2,0
2,3
1,2
0,2
Tipe IV
24,3
4,3
4,1
62,2
1,8
1,9
0,9
0,2
Tipe V
25,0
3,4
2,8
64,1
1,9
1,6
0,9
n.d
Putih
25,5
5,9
0,6
65,0
1,1
0,1
n.d
n.d
Pozzolan 26,0
6,9
3,6
52,3
4,2
1,8
4,8
9,4

4.2

Pasir Kuarsa

Tempat ditemukan :
Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Jambi, Bengkulu, Jawa tengah, Jawa timur,
Kalimantan selatan, Kalimantan barat, Sulawesi selatan Irian jaya,
Kalimantan timur.

39

Teknik penambangan :
Penambangan pasir kuarsa dilakukan secara tanbang terbuka berbentuk
jenjang. Tahapan kegiatan meliputi pengupasan lapisan penutup, pembokaran
pemuatan dan pengangkutan.

Spesifikasi pasir kuarsa untuk bata tahan api berdasarkan komposisi


kimia.

4.3

Analisis
(Komposisi kimia)

Spesifikasi

SiO3
Al2O3
Na2O
K2O
TiO2

98 % (min)
1 % (min)
0,3 % (maks)
0,3 % (maks)
0,3 % (maks)

Intan

40

Sistem Cristal : isometrik.


Warna : umumnya kuning pucat, atau tak berwarna, dapat pula coklat, putih
sampai putih kebiruan, jingga, merah muda, biru, merah, hijau, atau hitam.
Goresan : putih
Belahan dan pecahan : sempurna pada ( 111 ); konkoidal.
Kekerasan : 10
Berat jenis : 3,50
Genesis : intan terbentuk pada pembentukan batuan beku ultrabasa, yaitu
porfiri-olivin, atau porfiri kaya-flogopit; batuan ini dikenal sebagai kimberlit.
Dapat dijumpai dalam deposit aluvial, baik di sungai-sungai maupun di
pantai.
Manfaat : digunakan dalam industri sebagai alat pemotong kaca, pengasah,
dipasang pada mata bor untuk eksplorasi; dan dijadikan batu permata.
Tempat ditemukan
Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan timur.
Teknik penambangan
Intan dicari dengan cara membuat galian lubang didalam tanah yang mungkin
mengandung intan. Ada 2 macam lubang yaitu lubang surut dan lubang
dalam.

Simbol
IF
VVS
VS
SI
P1
P2
P3
4.4

Derajat kejernian intan


Kelas
Keterangan
1
Mutu tinggi, tak ada cacat/pengotoran.
2
Sedikit sekali mengandung cacat/pengotoran
3
Sedikit mengandung cacat/pengotoran
4
Pengotoran/ cacat sekali
5
Pengotoran/cacat nyata
6
Pengotoran/cacat besar
7
Mutu rendah, pengotoran/cacat besar sekali.

Kaolin

41

Tempat ditemukan
Daerah istimewa aceh, sumatra utara, Sumatera selatan, Kalimantan, Jawa,
Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Maluku.
Teknik penambangan
Tambang terbuka (open kit), tambang semprot (hydraulicking), tambang
dalam (underground mining).

42

43

4.5

Zirkon

Mineral utama yang mengandung unsur zirkonium adalah


zirkon/zirkonium silika (ZrO2.SiO2) dan baddeleyit/zirkonium oksida (ZrO2).
Kedua mineral ini dijumpai dalam bentuk senyawa dengan hafnium. Pada
umumnya zirkon mengandung unsur besi, kalsium sodium, mangan, dan
unsur lainnya yang menyebabkan warna pada zirkon bervariasi, seperti putih
bening hingga kuning, kehijauan, coklat kemerahan, kuning kecoklatan, dan
gelap, sistim kristal monoklin, prismatik, dipiramida, dan ditetragonal, kilap
lilin sampai logam, belahan sempurna tidak beraturan, kekerasan 6,5 7,5,
berat jenis 4,6 5,8, indeks refraksi 1,92 2,19, hilang pijar 0,1%.
Kegunaann zirkon adalah untuk bahan baku elektronik, keramik.
Potensi zirkon menyebar di Sumatera Selatan, Sumatera Utara,
Kepulauan Riau, dan Kalimantan bagian barat. Potensi ini mengikuti
penyebaran kasiterit, yang dikenal dengan nama tin belt.
4.6

Korundum

Korundum adalah kristal aluminium oksida dan merupakan salah satu


mineral pembentuk batuan. Secara alami mineral ini jernih, tapi dapat
memiliki warna yang berbeda dengan adanya zat pengotor. Spesimen yang
transparan digunakan sebagai batu permata, yang disebut rubi jika berwarna
merah dan safir jika berwarna selain merah. Selain kekerasannya, korundum
dikenal karena densitasnya yang tinggi (4,02 g/cm), yang sangat tinggi untuk
suatu mineral transparan yang tersusun dari unsur ber-massa atom rendah
aluminium dan oksigen.

44

5.

Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Proses Ubahan


Hidrotermal
5.1 Barit

Pada umumnya, barit (BaSO4) mengandung campuran unsur Cr, Ca, Pb,
dan Ra, yang senyawanya mempunyai bentuk kristal yang sama. Unsur
pengotor barit adalah besi oksida, lempung, dan unsur organik, yang
semuanya dapat memberikan beragam warna pada warna kristal barit murni
adalah putih atau abu-abu. Sebagai unsur Barium (Ba), barit juga dijumpai
sangat terbatas mengandung feldspar (3% BaO), plagioklas (7,3% BaO),
muskovit (9,9% BaO), dan biotit (6-8% BaO). Kerak bumi rata-rata
mengandung unsur barium sekitar 0,05%. Barit juga dijumpai sebagai
mineral ikutan (gangue mineral) terutama pada cebakan logam sulfida, seperti
timah.
Sebagian besar produksi barit dunia digunakan dalam industri
perminyakan. Pemakaian ini mencapai sekitar 85-90% dari produksi barit
secara keseluruhan. Sisanya digunakan sebagai bahan baku dalam industri
kimia barium, sebagai bahan pengisi dan pengembang (filler dan extender),
dan agregat semen.
Sifat Fisik dan Kimia :
Barit dengan rumus kimia BaSO4, bentuk kristal tabular, tidak
berwarna/putih apabila murni, kuning, merah, hijau, kadang-kadang hitam
akibat adanya kontaminasi. Sifat Kristal yang lain kompak, granular, massive,
ataupun berbentuk sebagai stalaktit. Mempunyai kekerasan 2,5 3,5 berat
jenis 4,48 cukup berat walaupun bukan termasuk logam. Mudah pecah
membentuk belahan prismatik, transparan ataupun translusen dengan luster
vitreus, cerat putih, sulit terbakar, dan tidak larut dalam asam, apabila
dipanasi memberi nyala kuning-hijau.
Tempat diketemukan :

Jawa Barat : Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya


(berupa urat-urat pada celah-celah batuan tufa breksi).

45

Jawa Tengah : Kepulauan Plampang Kukusan, watutugu, Serno,


Kabupaten Kulon Progo (berupa urat-urat pada celah-celah batuan andesit,
ditandai dengan kenampakan warna coklat tua); Durensari, Bagelen,
Kabupaten Purworejo (seperti yang terdapat di Plampang).
Kalimantan Barat : Desa Lanjut, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten
Pontianak (berupa urat/pengisian pada rekahan-rekahan silicified
limestone dengan komposisi BaSO4= 96,5 - 98,5%, SiO2= 0,9 - 2,2%,
Fe2O3= 0,3 - 0,57%.
Nusa Tenggara Timur : Tg. Merah dan Pakuoyong (Pulau Lomblen),
Kabupaten Flores timur (berupa urat-urat berasosiasi batuan kuarsa pada
dasit); Kecamatan Riung Kabupaten Ngada (berupa urat-urat dalam batuan
tufa dasit).
Sulawesi Selatan : Sangkanropi, Kabupaten Tanotoraja (berasosiasi dengan
bijih sulfide pada zona riolit/dasit yang terkersikan).

Teknik Penambangan
Penambangan barit lebih banyak ditunjukan oleh singkapan yang
banyak tampak di permukaan. Oleh sebab itu sistem panambangan yang
diterapkan adalah penambangan terbuka dengan peralatan sederhana. Pada
umumnya barit terakumulasi pada reaktan-reaktan ataupun patahan. Oleh
sebab itu penambangan sistem gophering sangat mungkin dilakukan tetapi
harus sangat hati-hati karena terjadinya runtuhan tanah akan sangat mungkin
terjadi.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Barit dari penambangan pada umumnya kotor dan dilekati oleh batuan
yang lain. Sehingga langkah awal barit ini dicuci dengan air cara disemprot.
Yang bersih dan kering dapat ditumbuk dan digerus, kemudian disaring
dengan ukuran tertentu. Karena barit mempunyai berat jenis besar (4,4)
maka proses floatasi dapat menghasilkan fraksi barit murni. Pada instalasi
pengolahan yang agak modern, fraksi barit yang merupakan hasil proses
pemecahan, dicuci dengan log-washer, kemudian disaring, fraksi yang
berukuran halus diproses dengan jig untuk selanjutnya dikonsentrasi dengan
cara floatasi. Hasilnya dikeringkan untuk selanjutnya dibuat dalam bentuk
tepung.
Tepung barit dimanfaatkan sebagai bahan cat, industry karet, kaca atau
gelas, kertas, dan plastic. Tepung barit juga dimanfaatkan untuk lumpur
pemboran minyak dan gas (untuk mengakut cutting dari dasar lubang bor ke
46

atas lubang bor). Dalam hal pemakaian yang demikian barit yang sudah
dipakai dapat dimanfaatkan kembali (dengan system sirkulasi). Karena berat
jenis besar, barit cukup baik untuk bahan tambahan dalam membangun
reactor atom. Barit dicampur dengan fenol-formal dehid, silikat, asbes, dan
arang kemudian digerus halus akan diperoleh semen fenolik yang mempunyai
daya tahan yang besar terhadap berbagai bahan kimia.

5.2

Pirofilit

Piropilit adalah paduan dari alumunium silikat, yang mempunyai rumus


kimia Al2O3.4SiO2H2O. Mineral yang termasuk piropilit adalah kianit,
andalusit, dan diaspor. Bentuk kristal piropilit adalah monoklin serta
mempunyai sifat fisik dan kimia yang mirip dengan talk.
Piropilit terbentuk umumnya berkaitan dengan formasi andesit tua yang
memiliki kontrol struktur dan intensitas ubahan hidrotermal yang kuat.
Piropilit terbentuk pada zone ubahan argilik lanjut (hipogen), seperti kaolin,
namun terbentuk pada temperatur tinggi dan pH asam. Kegunaan piropilit
adalah untuk pakan ternak, industri kertas sebagai pengganti talk, dan lainlain.
Piropilit terdapat di beberapa tempat yang diakibatkan munculnya
formasi andesit tua, seperti di Pulau Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Barat, dan Pulau Sulawesi.

Tempat Diketemukan

Daerah Istemewa Aceh : Takengon kabupaten Aceh Tengah


Bengkulu : Sungai Batuintan dan Sungai Musna, desa Air Kopras,
Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Rejang Lebong (berwarna abuabu muda keputihan, kompak, agak keras dari tufa dasitis terubah,
komposisi SiO2=58,48 65,54%, Al2O3=13,25 14,37%, FeO3=1,272,36%, MgO=0,12-0,48%, CaO=4,03-4,37%)
Kalimantan Tengah : Kuala Kurun Tewah

47

Kalimantan Barat : Desa Sememeng, Kecamatan Sekayam, Kabupaten


Sanggau (berasal dari tufaterubah, berwarna putih)

Teknik Penambangan
Dilakukan seperti penambangan kaolin.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Pengolahan dilakukan seperti pada kaolin. Pirofilit banyak digunakan pada
industry keramik, refraktori, kosmetik, kertas, cat, plastic, karet, dan industry
kimia/sabun.

5.3

Toseki

Toseki adalah batuan beku asam (ziolit, dasit, perlit dan tufa asan) yang
terbentuk oleh proses hidrotermal dan menyebabkan terjadinya endapatn bijih
pada dinding yang diterobos dan kemudian mengalami perubahan sifat fisik,
kimia dan mineral. Lokasi toseki ditemukan di daerah timur laut Gunung
Mandalagiri, Kecamatan Cikajang, Kandungan serisit dalam toseki ini cukup
baik (15-20%) dan sangat baik digunakan sebagai bahan keramik. Kegunaan
toseki umumnya dikaitan dengan kadar Fe2O3. Toseki terutama untuk bahan
baku keramik, refraktori, isolator. Sebagai bahan keramik toseki mudah
dikerjakan dan tidak memerlukan bahan campuran lain.
Tempat Diketemukan
Sumatra Barat : Barangan, Kabupaten Padang Pariaman
Bengkulu : tambang Sawah : Muaraman (warna putih keabuan, keras)

48

Kalimantan Barat : Lumar, kabupaten Bengkoyang (hasil ubahan


hydrothermal dari batuan tufa dasitik, mutu kurang baik)
Sulawesi Selatan : Sadang Malibong, Kecamatan Sesean, Kabupaten Tator
(hasil ubahan hydrothermal dalam batuan tufa dasit)

5.4

Oker

Oker ditemukan di jawa barat dan jawa timur. Penambangannya


dilakukan dengan tambang terbuka dan pengolahannya sebelum digiling oker
dibersihkan dari kotorannya. Untuk memisahkan fraksi dari serbuk dilakukan
penyedotan sehingga akan diperoleh dalam bentuk tepung, kemudian
dilakukan pembakaran untuk mendapatkan warna tertentu. Saat pembakaran
besi hidrat yang mulanya berwarna kuning akan berubah menjadi merah
karena airnya menguap dan terbentuk besi oksida. Pada pembakaran di udara
yang lebih lama dan suhu yang tinggi, ferro akan berubah menjadi ferro
oksida yang warnanya merah tua.
Oker sendiri dimanfaatkan sebagai bahan utama cat merah (apabila
dicampur dengan minyak cat) dan dapat memberikan warna pada ubin.
5.5

Tawas

Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari molekul
air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al 2(SO4)3. Alum kalium, juga
sering dikenal dengan alum, mempunyai rumus formula yaitu
K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. Alum kalium merupakan jenis alum yang paling

49

penting. Tipe lain dari alum adalah aluminium sulfat yang mencakupi alum
natrium, alum amonium, dan alum perak. Alum digunakan untuk pembuatan
bahan tekstil yang tahan api, obat, dan sebagainya.
Pengolahan dan pemanfaatan
Tawas dimanfaatkan untuk menjernihkan air/air sumur yang keruh. Air
yang telah
dijernihkan dengan tawas tidak boleh diminum secara langsung tetapi
harus dimasak terlebih dahulu. Tawas dimanfaatkan pula sebagai sumber
bahan pembuatan natrium dan kalium, untuk bahan antiseptik, bahan industri
farmasi, untuk bahan cat, bahan penyamak kulit.

6.

Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Malihan


6.1

Batu Sabak (Slate)

Batu yang terbentuk dari butiran yang sangat halus. Batuan ini sangat
keras dan bersusun berlapis di alamnya dimana mudah dibelah mengikuti
celah lapisannya sehingga menjadi lempengan tipis. Tingkat homogen
bervariasi ada yang rendah ada yang cukup tinggi. Sering disebut juga
sebagai Batu Templek.
6.2

Kuarsit

Kuarsit adalah batuan metamorf yang mempunyai ciri fisik seperti


warnanya putih, tekstur nematoblastik dengan strukturnya nonfoliasi. Batuan
ini tersusun oleh mineral kuarsa yang warnanya putih dengan bentuk
prismatik.
50

Kuarsit terbentuk pada metamorfisme kontak atau regional rendah


sedang. Batuan ini terbentuk dari batuan sedimen yaitu batu pasir kuarsa atau
kaya akan silika, jasper, dan juga dapat diperoleh dari aplites dan pegmatites.
Temperatur terbentuknya pada suhu sekitar 80000C dengan tekanan sekitar 5
8 kilobar. Kuarsit termasuk dalam fasies greenschist.
Proses penambangan menggunakan system penambangan terbuka
karena segala kegiatan yang dilakukan berada pada tempat yang terbuka atau
berhubungan dengan udara bebas. Penambangan ini dilakukan dalam skala
kecil atau biasanya dilakukan oleh penduduk setempat.
Kegunaannya untuk persediaan bahan bangunan, sering di gunakan
sebagai bahan dalam industry gelas dan keramik.
6.3

Grafit

Grafit umumnya berwarna hitam hingga abu-abu tembaga, kekerasan 1


2 (skala Mohs), berat jenis 2,1 2,3, tidak berbau dan tidak beracun, serta
tidak mudah larut, kecuali dalam asam hidroflorik atau aqua regia mendidih.
Proses dekomposisi berlangsung lambat pada suhu 600 0C dan dalam kondisi
oksida atau pada suhu 3.5000C bila kondisi bukan oksida.
Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari batuan beku, sedimen, dan
metamorf. Secara kimia, grafit sama dengan intan karena keduanya
berkomposisi karbon, yang membedakannya adalah sifat fisik. Intan dikenal
sangat keras, langka, dan transparan, sedangkan grafit agak lunak, mudah
ditemukan, dan opak.
Belum ditemukan daerah yang berpotensi di Indonesia. Sampai saat ini
Indonesia masih megimpor grafit.
6.4

Wolastonit

51

Wolastonit ditemukan di Sumatera Barat. Penambangnnya dilakukan


dengan cara tambang terbuka dan menggunakan alat yang sederhana. Oleh
karenanya wolastonit yang diperoleh dari tambang harus dibersihkan dari zat
pengotor dan kemudian dicuci dengan air untuk membebaskan wolastonit
agar bisa dimanfaatkan sebagai refraktori.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Bahan galian adalah semua produk dari pertambangan diperoleh dengan
cara pelepasan dari batuan induknyadi dalam kerak bumi, terdiri dari mineralmineral.
Klasifikasi bahan galian industri dapat ditentukan berdasarkan asal bahan
galian tersebut diperoleh:
Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Sedimen
Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Gunung Api
Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Intrusi Plutonik Batuan
Asam danUltra Basa
Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Endapan Residu dan
Endapan Letakan
Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Proses Ubahan Hidrotermal
Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Malihan

3.2 SARAN
Pembaca dapat mencari literatur lain mengenai Bahan Galian Industri ini,
agar pembaca dapat memahami pembahasan ini lebih mendalam.

52

DAFTAR PUSTAKA
http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Indonesiaku/Propinsi/Nusa-TenggaraTimur/Hasil-Tambang/Batu-Gamping
http://batuan-sediment.blogspot.com/2008/12/bgp.html
http://yefrichan.wordpress.com/2011/02/26/pengeringan-beku-freeze-drying/
http://bosstambang.com/Bahan-Galian-Industri/batu-gamping.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Dolomit
http://lasonearth.wordpress.com/geology/mineralogi/mineral/dolomit/
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Dolomit/ulasan.asp?
xdir=Dolomit&commId=10&comm=Dolomit
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Kalsit/ulasan.asp?
xdir=Kalsit&commId=18&comm=Kalsit/batu%20bintang
http://pkukmweb.ukm.my/~kamal/batu-sedimen/karbonat-pengenalan.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Marmer
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Marmer/ulasan.asp?
xdir=Marmer&commId=23&comm=Marmer
http://elevenmillion.blogspot.com/2009/08/batu-oniks-onyx.html
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Fosfat/ulasan.asp?
xdir=Fosfat&commId=14&comm=Fosfat
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Bentonit/ulasan.asp?
xdir=Bentonit&commId=8&comm=Bentonit
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_anorganik/fakta-tentang-zeolit/
http://hamonanganrsespanola.wordpress.com/tag/zeolit/
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Yodium/ulasan.asp?
xdir=Yodium&commId=32&comm=Yodium
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/mangan/

53

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Mangan/ulasan.asp?
xdir=Mangan&commId=22&comm=Mangan
http://mineral-info.blogspot.com/2009_03_01_archive.html
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Feldspar/ulasan.asp?
xdir=Feldspar&commId=12&comm=Feldspar
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Zirkon/ulasan.asp?
xdir=Zirkon&commId=34&comm=Zirkon
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Barit/ulasan.asp?
xdir=Barit&commId=2&comm=Barit

54

Anda mungkin juga menyukai