Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah


Secara geografis, PT Binuang Mitra Bersama terletak pada 3o3’50’’ S dan
115o13’25’’ E. Lokasi penelitian yaitu di daerah pantai Cabi, Kecamatan
Tambarangan, Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan. Daerah tersebut
dapat dicapai dengan dua alternatif :
Adapun untuk mencapai lokasi kegiatan penambangan PT Binuang
Mitra Bersama dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat atau roda dua
melalui jalan darat dari Banjarmasin dengan rute perjalanan sebagai berikut :
1. Dari kota Banjarmasin sebagai ibu kota provinsi kearah timur menuju Kota
Binuang dengan jarak ± 94 km dengan waktu tempuh ± 2 jam dengan
kendaraan bermotor.
2. Dari Binuang menuju ke lokasi penambangan PT Binuang Mitra Bersama ±
30 km.

2-1
Gambar 2.1
Peta Kesampaian Daerah PT Binuang Mitra Bersama

2-2
2.2. Keadaan Umum Perusahaan
2.2.1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan
PT Binuang Mitra Bersama (PT BMB) merupakan perusahaan tambang
batubara yang berlokasi di kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Kalimantan
Selatan. PT Binuang Mitra Bersama merupakan penggabungan dari beberapa
perusahaan pemilik IUP di wilayah Kabupaten Tapin antara lain PT Batu Gunung
Mulia (PT BGM), PT Harapan Binuang Muda (PT HBM) dan PT Mitra Cakrawala
Internasional (MCI Grup). PT Binuang Mitra Bersama mempunyai visi misi
sebagai berikut :
a. Visi PT Binuang Mitra Bersama
1) Untuk mengoptimalkan potensi sumberdaya yang ada di wilayah
Kabupaten Tapin sekaligus berusaha untuk mewujudkan penata
lingkungan wilayah pertambangan di Kabupaten Tapin dengan
membentuk ”Super Pit”. Untuk mewujudkan tujuan tersebut PT Binuang
Mitra Bersama mengajak pemegang IUP-IUP di wilayah Kabupaten
Tapin untuk bergabung menjadi satu perusahaan.
2) Menjadi salah satu perusahaan lokal berskala internasional di Indonesia
yang berfokus pada penyediaan bahan baku batubara, yang
berwawasan lingkungan serta peduli terhadap masyarakat sekitar.
b. Misi PT Binuang Mitra Bersama
1) Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mewujudkan setiap
komitmen kelancaran suplay batubara.
2) Memaksimalkan pendapatan dengan margin yang optimal untuk
kelangsungan kemajuan perusahaan.
3) Berupaya secara berkesinambungan mewujudkan usaha yang paling
efektif dan efisien di bidangnya.
4) Peduli terhadap Safety, Health, Environtment, dan Coorporate Sosial
Responbility, serta Management Security yang baik dalam proses
pelaksanaan operasional.

2-3
Setelah penggabungan PT Binuang Mitra Bersama memiliki tiga wilayah
IUP di Kabupaten Tapin yaitu :
a. Blok I di daerah Budi Mulia dan Desa Puncak Harapan, Kecamatan
Lokpaikat, Kabupaten Tapin dengan luas area IUP ±555 Ha.
b. Blok II pantai Cabi, Kecamatan Tambarangan, Kabupaten Tapin dengan luas
area IUP ±2350 Ha.
c. Blok III pulau Pinang, Kecamatan Binuang dengan luas IUP ±278 Ha.
Total cadangan batubara PT Binuang Mitra Bersamasebesar 65 Juta MT
dengan pengupasan Overburden 167 Juta BCM dan stripping ratio 1 : 2,5.
Direncanakan tiap tahun PT Binuang Mitra Bersamamemproduksi Batubara
sebesar 3 juta MT.

2-4
Sumber :Profil PT Binuang Mitra Bersama

Gambar 2.2
Batas IUP PT Binuang Mitra Bersama

2-5
2.3 Proses Penambangan dan Produksi Batubara
2.3.1.Proses Penambangan
Pada kegiatan penambangan, pekerjaan yang dilakukan meliputi
pembersihan lahan, pengupasan tanah penutup, pengupasan batuan penutup,
pembuangan batuan penutup ke lokasi waste dump yang berada di luar pit dan
serta penggalian batubara.
Sistem penambangan yang diterapkan di PT Binuang Mitra Bersama adalah
sistem tambang terbuka, sesuai dengan kondisi topografi yang berbukit-bukit,
sehingga untuk memulai menambang endapan batubara yang berada pada
badan bukit harus terlebih dahulu mengupas tanah penutup dengan metode
penambangan open cut. Untuk melanjutkan penambangan yang berada di
bawah permukaan datar (kaki bukit), menggunakan metode penambangan open
pit.
Urutan-urutan pekerjaan dari tahap awal penambangan secara umum yang
diterapkan di PT Binuang Mitra Bersama adalah:
1. Pembersihan Lahan
Untuk menyiapkan front kerja bagi alat gali muat dan alat angkut perlu
dilakukan pembersihan lahan. Pembersihan lahan ini dilakukan terhadap
pohon-pohon yang terdapat di sekitar daerah operasi penambangan.
2. Pengupasan Tanah Pucuk
Pengupasan tanah pucuk menggunakan Excavator PC 400 diangkut
Dump Truck Scania kemudian tanah tersebut diangkut dan ditumpuk di
penimbunan disposal,tetapi lokasinya dipisahkan sehingga tidak tercampur
dengan overburden.
3. Pengupasan Lapisan Batuan Penutup (Overburden)
Pengupasan lapisan batuan penutup(Overburden) dilakukan dengan
cara penggalian langsung atau free digging menggunakan alat gali muat yaitu
Komatsu PC 400 dan langsung diangkut dengan menggunakan alat angkut
Dump Truck Hino dan Scania. Material lapisan batuan penutup (Overburden)
dibuang ke waste dump area dengan jarak angkut ke pembuangan.
4. Penggalian Batubara
Batubara dikupas setelah lapisan batuan penutup di atasnya diambil,
untuk mendapatkan batubara yang bersih dari pengotor dan batubara halus.
Penggalian batubara dilakukan dengan cara penggalian langsung dengan

2-6
excavator PC 300 dan PC 400LC-8 dan langsung dimuat ke alat angkut
Dump truck Hino.
5. Pengolahan dan penjualan batubara
Batubara dari ROM stock kemudian diangkut menggunakan truk menuju
ke pelabuhan. Pengolahan batubara berupa proses crushing dilakukan pada unit
pengolahan batubara yang berada di pelabuhan. Kegiatan penjualan akan
dilakukan di pelabuhan tersebut.

ALUR PROSES OPERASI PENAMBANGAN


PTBINUANG MITRA BERSAMA

Sumber :Profil PT Binuang Mitra Bersama

Gambar 2.3.
Skema Proses Operasional PT Binuang Mitra Bersama

2-7
2.3.2 Iklim dan Cuaca
Daerah Kalimantan Selatan termasuk daerah yang beriklim tropis karena
posisinya dekat dengan garis khatulistiwa. Kerena itu pada wilayah ini hanya
terdapat dua macam musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan.

2.4. Keadaan Geologi


2.4.1. Morfologi
Morfologi daerah penelitian mempunyai kenampakan yang relatif sama
berupa perbukitan bergelombang dengan ketinggian antara 25 m - 40 m di atas
permukaan laut dengan kondisi topografi yang tidak terlalu menonjol di setiap
daerah. Karena adanya penambangan yang telah dilakukan oleh Pertambangan
Tanpa Izin (PETI), maka banyak ditemui gundukan-gundukan tanah dimana
tingginya tebing yang ditinggalkan dapat mencapai +50 meter. Satuan morfologi
lainnya adalah dataran rendah berupa padang alang-alang, dataran alluvial, dan
rawa-rawa.
2.4.2. Stratigrafi
Secara regional, formasi batuan yang menyusun daerah PT Binuang
Mitra Bersama terdiri dari Formasi Tanjung, Formasi Berai, Formasi Warukin, ,
Formasi Pitap, FormasiPitanak, dan Formasi Alluvium. Formasi Dahor Deskripsi
dari formasi batuan yang menyusun daerah IUP PT Binuang Mitra Bersama
adalah sebagai berikut :
a. FormasiTanjung (Tet)
Formasi paling tua yang ada di daerah penambangan, berumur Eosen, yang
diendapkan pada lingkungan paralis hingga neritik yang ketebalannya 900-
1100 meter, terdiri dari perselingan batupasir kuarsa, batu lempung dan batu
lanau sisipan batubara. Bersisipan juga batu gamping dan ditemukan
konglomerat. Hubungannya tidak selaras dengan batu pra-tersier.
b. Formasi Berai (Tomb)
Berumur Oligosen Awal sampai Miosen Awal, hubungannya selaras dengan
Formasi Tanjung yang terletak dibawahnya. Formasi ini terdiri dari
pengendapan laut dangkal di bagian bawah, batugamping dan napal di
bagian atas.
c. Formasi Warukin (Tmw)
Perselingan batupasir kuarsa halus-kasar setempat konglomerat (5-30cm)
dan batulempung (3-100cm), dengan sisipan batulempung pasiran dan
batubara (20-50cm) yang terendapkan dalam lingkungan paralik dengan

2-8
ketebalan diperkirakan 1250m. Fosil foraminifera yang terkandung dalam
batulempung pasiran antara lain Ammonia indica (Le Roy), Cellanthus sp,
Amphistegina sp, Florilus sp, menunjukkan umur nisbi akhir Mioen Awal-
Miosen Tengah.
d. Formasi Dahor (TQd)
Formasi ini disusun oleh batupasir kuarsa yang lunak, konglomerat dan batu
lempung lunak, dengan sisipan lignit (5-10cm), kaolin (30-100cm) dan limonit.
Formasi ini terendapkan dalam lingkungan paralas dengan tebal formasi
diperkirakan 250 m. Umurnya diduga Pilo-Plistosen.
e. Formasi Pitap (Ksp)
Merupakan batuan tertua di daerah ini tersusun dari perselingan batu
lempung kersikan keras dengan batupasir berbutir halus sisipan breksi,
konglomerat dan batugamping. Formasi Pitap mempunyai ketebalan lebih
dari 2.500 meter berumur Kapur Awal.
f. Formasi Pitanak (Kvpi)
Lava andesit berwarna kelabu, coklat bila lapuk, porfiritik dengan
fenokrisplagioklas, berumur kapur akhir.
g. Endapan Alluvium (Qa)
Tersusun atas kerikil, pasir lanau lempung dan lumpur tersebar di morfologi
dataran dan sepanjang sungai, merupakan kelompok batuan yang paling
muda.
2.4.3. Struktur Geologi Daerah Tambang
Struktur geologi yang sering ditemui pada daerah penelitian, yaitu daerah
PT Binuang Mitra Bersama adalah berupa antiklin, sinklin, sesar naik, sesar
mendatar, dan sesar turun. Sumbu lipatan umumnya berarah timur laut-barat
daya dan umumnya sejajar dengan arah sesar normal.
2.4.4. Struktur Geologi Lokal
Lapisan batubara yang berkembang pada area konsesi PT Binuang Mitra
Bersama dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu blok utara dan blok selatan.
Pada blok utara lapisan batubara yang berkembang adalah batubara lapisan 1,
lapisan 2 dan lapisan 3 atau secara berurutan dari yang terbawah ke atas biasa
disebut sebagai seam D, seam C dan seam B. Seam B yang relatif tipis dengan
ketebalan berkisar antara 0,3 – 0,8 meter yang didalamnya terdapat sisipan
dengan ketebalan 1 – 3 cm. Sedangkan seam C dan seam D mempunyai
ketebalan berkisar antara 1,2 – 2,6 meter. Seam C mempunyai penyebaran

2-9
lateral yang relatif konsisten akan tetapi mempunyai kandungan sulfur yang tinggi
: 1,7 – 2,4 %. Seam D semakin ke arah selatan semakin menipis dan pecah
menjadi dua bagian. Ketebalan yang masih menyatu berkisar antara 2,1 – 2,6
meter. Ke arah selatan seam D ini pecah menjadi dua dengan masing-masing
ketebalan menjadi berkisar antara 0,5 – 0,8 meter, seam inilah yang menjadi
target utama sebagai pencampur batubara yang lain sehingga produk yang
terjual dapat sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki.
Di blok bagian selatan seam yang berkembang adalah seam B,
mempunyai ketebalan antara 0,3 – 1,8 meter dengan dijumpai sisipan-sisipan
tipis siltstone dengan ketebalan antara 1 – 5 cm dan membentuk perlapisan yang
tidak teratur sehingga dalam proses penambangan tidak bisa dipisahkan.
Kandungan ash berkisar antara 19 – 32 %. Sedangkan seam C dan seam D
tidak berkembang di blok bagian selatan.

Blok Utara Blok Selatan


Ketebalan : Ketebalan :
seam B 0,3 - 0,8 Meter seam B
0,3 - 1,8 Meter

seam C 1,2 - 2,6 Meter

seam D 2,1 - 2,6 Meter

Gambar 2.4
Tipikal Lapisan Batubara Blok Utara dan Blok Selatan

2.4.5. Kualitas Batubara


Kegiatan eksplorasi untuk mengetahui kualitas dan kegunaan batubara
maka contoh batubara yang telah di ambil dari inti bor di kirim kelaboratorium
untuk dianalisa. Berdasarkan hasil analisa kualitas batubara, batubara di PT
Binuang Mitra Bersama memiliki spesifikasi sebagai berikut :

2-10
Tabel.1
Kualitas Batubara Tapin Membangun
Parameter Hasil Analisa Kualitas

Total Moisture (ar) 35.40%


Ash (adb) 3.79%
Inherent Moisture (adb) 12.66%
Total Sulphur (adb) 0,04%
Calorific value (ar) 4044 Kcal/gr
Calorific value (adb) 5467 Kcal/gr
Calorific value (drf) 6543 Kcal/gr
Sumber : Quality Contol PT. Binuang Mitra Bersama 2016

2-11
Sumber :Profil PT Binuang Mitra Bersama

Gambar 2.5.
Peta Geologi PT Binuang Mitra Besama
2-12
2-13

Anda mungkin juga menyukai