TINJAUAN UMUM
Gambar 2.1
Peta Kesampaian Daerah
(Sumber: PT. TIMAH Tbk)
2.2 Keadaan Geologi
2.2.1 Morfologi
2.2.2 Genesa
Pada lokasi penelitian endapan greisen terbentuk pada kontak bagian
atas antara intrusi granit, kadang-kadang muncul berupa stockwork.
Mineralisasi muncul secara irregular (tidak beraturan) yang terkonsentrasi
pada sekitar zona kontak. Sedangkan untuk endapan skarn mengalami
rekristalisasi dari batuan samping akibat adanya intrusi. Sehingga
batugamping menjadi marbel, shale menjadi hornfles, serta batupasir kuarsa.
Kemudian adanya infiltrasi antara fluida hidrothermal-metamorfik
mengakibatkan terubahnya batuan samping yang sebelumnya sudah terbentuk
pada tahapan pertama menjadi skarn.
2.2.3 Stratigrafi
Wilayah penelitian (Pit Batubesi) disusun oleh tiga satuan batuan yaitu
2
Satuan Batupasir sisipan Batulempung, Intrusi Diorit dan Intrusi Granit.
penjelasan masing-masing satuan sebagai berikut :
• Satuan Batupasir dengan sisipan Batulempung
Batuan berwarna abu-abu, berukuran butir pasir sedang (0,25 – 0,5 mm),
struktur masif, sortasi baik, bentuk butir sub-rounded hingga sub-angular, kemas
grain supported, komposisi fragmen berupa kuarsa (80%), komposisi matriks
berupa mineral lempung (20%). Nama batuan = Batupasir
Batuan berwarna coklat keungu-unguan, berukuran butir lempung hingga lanau
(0,004 – 0,125 mm), Struktur berlapis, sortasi baik, bentuk butir tak teramati,
kemas tak teramati, komposisi berupa mineral lempung (100%). Nama batuan =
Batulempung. Pada beberapa lokasi ditemukan batubesi (magnetit) dan fragmen
hematit.
• Satuan Diorit
Batuan berwarna abu-abu kehijau-hijauan, berukuran kristal 0,5-3 mm, struktur
masif, tekstur berdasarkan kristalitas holokristalin, berdasar granularitas
faneritik, berdasar bentuk kristal euhedral-subhedral, komposisi mineral berupa
kuarsa (15%), plagioklas (60%), hornblende (18%), biotit (5%) dan klorit (2%).
Nama Batuan = Diorit. Pada beberapa tempat, batuan telah mengalami alterasi
prospolitik dalam tingkat rendah.
• Satuan Granit
Batuan berwarna putih keabu-abuan, berukuran kristal 1-7 mm, struktur masif,
tkestur berdasar kristalinitas holokristalin, berdasar granularitas faneritik,
berdasar bentuk kristal euhedral-subhedral, komposisi berupa kuarsa (40%),
plagioklas (20%), orthoklas (30%), biotit (10%). Pada beberapa tempat, batuan
mengalami alterasi argilik dan greisen.
2.2.4 Struktur Geologi
Struktur geologi daerah peneitian terdiri dari Struktur sesar-sesar geser,
Sesar geser kiri berarah timur laut-barat daya yang memotong sesar geser kanan
berarah timur tenggara-barat barat laut. Kedua jenis sesar tersebut memotong
seluruh satuan batuan yang ada. Peta geologi dapat dilihat pada gambar 2.2.
3
Gambar 2.2
Peta Geologi Regional Daerah Burungmandi (PT. Timah, 2016)
Gambar 2.3
Stratigrafi dan Litologi Lapisan (PT. Timah, 2016)
4
Sebagian besar endapan timah primer di Bangka dan Belitung sebagian
besarnya saat ini diketemukan pada batuan yang sudah lapuk, sehingga
mudah dikakukan kegiatan pemanbangan (penggalian). Oleh karena itu,
perlu dilakukan serangkaian kegiatan persiapan penambangan untuk dapat
melakukan kegiatan penambangan timah primer. Persiapan penambangan ini
meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut:
Gambar 2.5
Lapisan Tanah Pucuk / Top Soil
5
menggunakan alat mekanis yaitu Excavator jenis SANY SY365H (lihat
Gambar 2.5)
Gambar 2.6
6
Kegiatan Pembongkaran Overburden
2.4.1 Kegiatan Pemuatan
Gambar 2.7
Kegiatan Pemuatan oleh Excavator SANY SY365H
7
Gambar 2.8
Kegiatan Pengangkutan menuju Disposal
1) Lokasi Penimbunan
Tidak terlalu jauh dari lokasi hauling dan dumping karena akan
mempengaruhi waktu edar alat yang kemudian berdampak pada
produksi.
2) Kestabilan timbunan
Material yang ditimbun merupakan material loose dengan void yang
besar sehingga harus dilakukan penataan ulang pada area disposal,
material yang keras dibuang pada bagian tepi, sedangkan material
pasir/lepas ditengah dengan tujuan mencegah terjadinya longsoran,
kemudian top soil berada diatasnya.
Gambar 2.9
Kegiatan Penimbunan Overburden
8
(lihat Gambar 2.9). Secara keseluruhan kondisi buruk disposal harus selalu
diperhatikan dan diperbaiki sehingga tidak menghambat laju dump truck
yang akan berdampak pada produksi dump truck tersebut.