Anda di halaman 1dari 19

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam rangka peningkatan produksi Dump Truck dan optimalisasi


konsumsi bahan bakar Dump Truck untuk mendapatkan rasio bahan bakar yang
lebih kecil, maka perlu dilakukan kajian teknis tentang kondisi kerja, geometri
jalan dan beban kerja Dump Truck pada kegiatan pengangkutan overburden.
Pada penelitian ini, kajian teknis penggunaan bahan bakar hanya di fokuskan
pada Dump Truck Volvo A35E dan Volvo FMX440. Untuk memperbaiki
dan mengurangi rasio bahan bakar Dump Truck dapat dilakukan dengan berbagai
cara, salah satunya dengan melakukan perbaikan kondisi kerja baik berupa
perkerasan, kemiringan jalan angkut dan perawatan alat secara rutin, sehingga
Dump Truck dapat bekerja secara optimal.

5.1. Kondisi Jalan Angkut


Jalan angkut merupakan salah satu faktor penting yang menentukan lancar
tidaknya produksi dan rasio bahan bakar Dump Truck. Buruknya kondisi dan
geometri jalan angkut akan menyebabkan kinerja Dump Truck yang semakin
besar dan kemungkinan Dump Truck mengalami breakdown. Rimpull yang di
butuhkan akan semakin besar sehingga berpengaruh terhadap konsumsi bahan
bakar yang semakin banyak. Geometri jalan angkut meliputi lebar jalan,
kemiringan jalan dan konstruksi jalan.
5.1.1. Lebar Jalan Angkut
Lebar jalan angkut yang menghubungkan lokasi pengupasan overburden
menuju ke lokasi disposal pada beberapa bagian, khususnya pada jalan menuju
disposal perlu dilakukan usaha pelebaran jalan. Hal ini dikarenakan belum
sesuainya lebar aktual jalan angkut dengan lebar jalan berdasarkan perhitungan
lebar jalan minimum pada keadaan lurus dan tikungan. Ketidaksesuaian ini akan
mengganggu kelancaran dan waktu edar Dump Truck. Bila kondisi ini dapat
diperbaiki, diharapkan dapat meningkatkan produksi dari Dump Truck dan rasio
bahan bakar semakin kecil.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, diketahui lebar jalan angkut lurus
bervariasi dan ada beberapa yang tidak sesuai perhitungan yaitu 13 m sehingga
perlu dilakukanya pelebaran jalan angkut. Perhitungan lebar jalan minimum
pada tikungan juga didasarkan pada kendaraan terbesar yang melintas di jalan
angkut tambang. Berdasarkan perhitungan lebar jalan minimum pada tikungan
adalah sebesar 12 meter (lihat Lampiran G). Pada pengukuran dilapangan
beberapa jalan lurus dan tikungan belum sesuai dengan perhitungan jalan
minimum sehingga perlu perbaikan dan pelebaran (lihat lampiran Q Tabel Q.1 –
Tabel Q.2).

5.1.2. Jari-jari Tikungan dan Superelevasi


Bila jari-jari jalan terlalu kecil dan jalan memiliki tikungan yang cukup
tajam, maka hal tersebut akan mengurangi pemakaian gigi/gear Dump Truck dan
memperlambat laju kendaraan. Hal ini akan menyebabkan waktu tempuh (travel
time) Dump Truck dari loading point ke disposal akan semakin lama. Dengan
bertambahnya waktu edar, akan menurunkan produksi Dump Truck.
Berdasarkan perhitungan teori pada jalan tikungan, diketahui bahwa jalan
tikungan mempunyai jari-jari sebesar 6,5 m untuk Volvo A35E dan 6,08 m
untuk Volvo FMX440. Sehingga pada beberapa segmen jalan baik di Fleet
pertama, Fleet kedua masih terdapat jari – jari tikungan yang belum sesuai
dengan batas minimal. Oleh karenan itu diperlukan pelebaran jalan
menggunakan bulldozer untuk membuat jari – jari tikungan baru yang sesuai
dengan batas minimal.
Dengan kecepatan laju truk rata-rata 17 km/jam pada saat berbelok,
angka superelevasi yang dipakai adalah 0,17 m/m maka secara teori beda tinggi
yang harus dibuat antara sisi dalam dan sisi luar tikungan jalan angkut adalah
1,09 meter untuk Volvo A35E dan 1,15 unutk Volvo FMX440. Pada keadaan
aktual superelvasi telah sesuai. Sehingga dapat mengurangi penyebab Dump
Truck terguling, akibat gaya sentrifugal pada tikungan sudah sesuai. Sebab
apabila tikungan jalan dengan superelavasi yang kecil akan membuat gaya
sentrifugal Dump Truck di tikungan berkurang, sehingga dapat menyebabkan
Dump Truck terguling dan juga dapat menyebabkan muatan tumpah saat Dump
Truck melewati jalan tersebut.

5.1.3. Kemiringan Jalan Angkut (Grade)


Kemiringan jalan angkut yang besar akan menimbulkan banyak kerugian.
Ini disebabkan karena Dump Truck akan membutuhkan tenaga berlebih dan
waktu yang lebih lama untuk dapat melewati di jalan tersebut. Bila letak loading
point berada pada elevasi yang jauh dibawah elevasi disposal, maka penggunaan
kemiringan jalan angkut kecil akan memperpanjang jarak tempuh truk akan
tetapi dapat di atasi dengan menambah percepatan pada kecepatan Dump Truck
sehingga waktu tempuh akan semakin singkat. Semakin besar kemiringan jalan
angkut semakin pendek jarak dan kecepatan semakin kecil, sebaliknya semakin
kecil kemiringan jalan angkut semakin panjang jarak tetapi kecepatan semakin
besar dan waktu tempuh dapat lebih cepat.
Kemampuan maksimal Dump Truck Volvo A35E dan Volvo FMX440
pada jalan angkut menanjak berdasarkan perhitungan secara teoritis dari
spesifikasi Dump Truck adalah 26,7% dan 31,7% (lihat Lampiran K).
Kemiringan jalan angkut yang besar akan mempunyai banyak dampak
merugikan, baik dari kondisi Dump Truck maupun dari pemakaian bahan bakar.

5.1.4. Konstruksi Jalan Angkut


Konstruksi jalan angkut mempengaruhi kecepatan dan pemakaian
rimpull Dump Truck. Bila daya dukung material jalan lebih kecil dari beban
yang diterima oleh permukaan jalan, maka yang akan terjadi adalah amblasnya
permukaan jalan oleh roda Dump Truck, hal ini akan menyebabkan nilai tahanan
gelinding menjadi semakin besar. Untuk mengatasi hal tersebut, maka Dump
Truck memerlukan rimpull yang lebih besar. Berdasarkan data perusahaan daya
dukung material pada jalan angkut tambang saat itu berkisar 15.000 lb/ft2.
Perhitungan secara teoritis dengan mendasarkan pada spesifikasi dan beban
Dump Truck Volvo A35E dan Volvo FMX440, daya dukung material beberapa
jalan angkut masih lebih kecil daripada beban Dump Truck terhadap permukaan
jalan sehingga akan terjadi amblasan pada roda Dump Truck, bahkan apabila
pada musim penghujan akan mengakibatkan kondisi jalan yang kurang baik dan
perkerasan permukaan jalan angkut semakin buruk. Beban yang diterima pada
permukaan jalan angkut akan berbeda sesuai dengan jenis Dump Truck (lihat
Tabel 5.1).
Tabel 5.1
Beban Permukaan Jalan Angkut
Beban
Tekanan Udara Luas Daerah
Ban (psi) Permukaan Jalan
No Dump Truck Kontak (in2)
(lb/ft2)
1 Volvo A35E 21,5 367,28 3.441,6
2 Volvo FMX440 18,3 287,41 2.836,2

Kondisi secara aktual di lapangan pada setiap Fleet masih terdapat


amblasan pada permukaan jalan angkut yang dilalui oelh Dump Truck. Hal ini
menunjukkan perlu adanya perkerasan jalan untuk meningkatkan daya dukung
tanah agar tidak terjadi amblasan. Perbaikan yang bias diberikan untuk
peningkatan nilai kepadatan tanah, yaitu dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1) Mengupas badan jalan yang mengalami kerusakan sampai lapis tanah keras.
2) Menambahkan materal baru, material yang disarankan yaitu batulempung.
3) Melakukan pembentukan geometri badan jalan sesuai standar teoritis.
4) Penyiraman dengan menggunakan water truck.
5) Melakukan pemadatan dengan compactor.
6) Melakukan uji CBR lapangan untuk mengetahui daya dukung tanah baru.

Apabila belum sesuai dilakukan pemadatan lagi dengan menggunakan


compactor.Pemilihan material batulempung (claystone) dikarenakan kemudahan
mendapatkannya di lapangan dan jumlahnya yang banyak terdapat di area
penambangan, dengan begitu akan menjadi lebih ekonomis karena hanya
memakai material yang terdapat di area tambang.

5.2. Pengaruh Kemiringan dan Tahanan Gelinding Jalan Angkut


Terhadap Konsumsi Bahan Bakar
Kemiringan jalan yang tinggi membuat kecepatan mesin berkurang dan
waktu tempuh yang semakin lama, sehingga dibutuhkan tenaga yang cukup
untuk mempertahankan kecepatan. Salah satu caranya adalah memberikan
tenaga yang lebih besar dengan menambahkan rimpull pada mesin. Kemiringan
jalan angkut dibagi menjadi dua bagian, yaitu kemiringan menanjak dan
kemiringan turun.
Besarnya pengaruh kemiringan jalan angkut dan tahanan gelinding jalan
angkut terhadap konsumsi bahan bakar dan produksi Dump Truck apabila
kemiringan jalan angkut terlalu tinggi akan mengakibatkan rimpull yang di
butuhkan besar dan kecepatan Dump Truck semakin kecil. Hal ini akan
mempengaruhi banyaknya rasio bahan bakar Dump Truck dalam pemindahan
overburden dari loading point menuju disposal. Kemiringan jalan angkut pada
kondisi aktual di lapangan masih terdapat yang melebihi acuan dari perusahaan
yaitu 12%, serta untuk tahanan gelinding masih banyak segmen jalan yang
mempunyai amblasan roda Dump Truck yang melebihi batas aman atau standart
perusahaan, dimana batas aman berada pada kondisi medium severity yaitu
amblasan maksimal 5 cm pada jalan angkut tambang.
Sedangkan untuk batas kecepatan maksimal pada jalan angkut tambang
adalah 20 km/jam yang terdapat pada gear 4 di Dump Truck. Pengaruh
kemiringan jalan menanjak terhadap konsumsi bahan bakar Dump Truck dengan
tahanan kemiringan yang divariasikan mulai dari 1% - 12% berdasarkan
perhitungan rimpull (lihat Tabel 5.2).

Tabel 5.2
Konsumsi Bahan Bakar Volvo A35E Berdasarkan Kemiringan dan Tahanan
Gelinding Jalan Angkut
Amblasan Rolling Total Gear Load Factor Bbm (ltr/jam) Bbm (ltr/km)
Grade
(cm) Resistance Resistance load empty load empty load empty load empty

1% 5 4,95% 5,95% 4 5 0,75 0,39 24,69 12,68 1,56 0,18


2% 5 4,95% 6,95% 4 5 0,82 0,35 27,08 11,39 1,71 0,23
3% 5 4,95% 7,95% 3 5 0,74 0,33 24,31 10,74 2,23 0,26
4% 5 4,95% 8,95% 3 5 0,78 0,31 25,73 10,08 2,37 0,30
5% 5 4,95% 9,95% 2 5 0,83 0,14 27,16 4,60 3,03 0,40
6% 5 4,95% 10,95% 2 5 0,78 0,14 25,66 4,71 2,86 0,47
7% 5 4,95% 11,95% 2 5 0,82 0,12 27,08 4,06 3,02 0,50
12% 5 4,95% 12,95% 2 5 0,86 0,09 28,34 2,95 3,16 0,55

Amblasan Rolling Total Gear Load Factor Bbm (ltr/jam) Bbm (ltr/km)
Grade
(cm) Resistance Asistance load empty load empty load empty load empty

-1% 5 4,95% 3,95% 5 5 0,69 0,42 22,81 13,63 1,00 1,02


-2% 5 4,95% 2,95% 5 5 0,74 0,41 24,31 13,58 1,06 0,84
-3% 5 4,95% 1,95% 5 5 0,69 0,44 22,70 14,49 0,99 0,79
-4% 5 4,95% 0,95% 5 5 0,70 0,47 22,83 15,39 1,00 0,78
-5% 5 4,95% -0,05% 5 5 0,64 0,54 20,95 17,74 0,92 0,67
-6% 5 4,95% -1,05% 5 5 0,65 0,55 21,49 18,09 0,94 0,63
-7% 5 4,95% -2,05% 5 5 0,64 0,58 21,10 19,20 0,92 0,59
-12% 5 4,95% -3,05% 5 5 0,58 0,71 19,06 23,36 0,83 0,60

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa setiap penambahan 1% kemiringan jalan


angkut mengakibatkan penambahan konsumsi bahan bakar Dump Truck Volvo
A35E sebesar 0,15 l/km untuk keadaan bermuatan naik dan 0,05 l/km untuk
keadaan kosongan naik. Sedangkan pada setiap penurunan 1% kemiringan jalan
angkut mengakibatkan pengurangan konsumsi bahan bakar Dump Truck Volvo
A35E sebesar 0,06 l/km untuk keadaan bermuatan turun dan 0,01 l/km untuk
keadaan kosongan turun. Grafik konsumsi bahan bakar pada konsumsi
bermuatan dan tanpa muatan ditunjukkan pada Gambar 5.1 sampai Gambar 5.4.

Gambar 5.1
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Volvo A35E Keadaan Muatan Naik

Gambar 5.2
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Volvo A35E Keadaan Kosong Naik
Gambar 5.3
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Volvo A35E Keadaan Muatan Turun

Gambar 5.4
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Volvo A35E Keadaan Kosong Turun
Hubungan tahanan gelinding dan kemiringan jalan terhadap konsumsi
bahan bakar Dump Truck sangatlah erat dengan nilai R2 (koefisien determinasi)
adalah 0,9 pada keadaan truk bermuatan naik dan 0,98 pada keadaan truk kosong
naik. Sedangkan pada keadaan kemiringan turun, nilai R2 adalah 0,77 pada
keadaan truk bermuatan turun dan 0,89 pada keadaan truk kosong turun.
Konsumsi bahan bakar untuk Dump Truck Volvo FMX440 pada
kemiringan jalan angkut dari 1% sampai 12% akan berbeda (lihat Tabel 5.2).

Gambar 5.5
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Volvo A35E Keadaan Muatan Naik
(Total Resistance)

Gambar 5.6
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Volvo A35E Keadaan Kosong Naik
(Total Resistance)

Gambar 5.7
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Volvo A35E Keadaan Muatan Turun
(Total Asistance)

Gambar 5.8
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Volvo A35E Keadaan Kosong Turun
(Total Asistance)

Tabel 5.3
Konsumsi Bahan Bakar Volvo FMX440 Berdasarkan Kemiringan dan
Tahanan Gelinding Jalan Angkut
Alat Grade Amblas Rolling Total Gear Load Factor Bbm (ltr/jam) Bbm (ltr/km)
Angkut an Resista Resista load empty load empty load empty load empty
(cm) nce nce
Volvo 1% 5 4,95% 5,95% 3 5 0,80 0,22 20,67 5,67 1,09 0,30
FMX 2% 5 4,95% 6,95% 3 5 0,77 0,20 19,76 5,26 1,05 0,33
440
3% 5 4,95% 7,95% 3 5 0,80 0,25 20,70 6,49 1,10 0,36
4% 5 4,95% 8,95% 3 5 0,84 0,23 21,65 5,98 1,15 0,37
5% 5 4,95% 9,95% 3 5 0,89 0,23 23,01 5,80 1,22 0,39
6% 5 4,95% 10,95% 2 5 0,89 0,22 22,85 5,63 1,64 0,41
7% 5 4,95% 11,95% 2 5 0,86 0,21 22,10 5,48 1,59 0,42
12% 5 4,95% 12,95% 2 5 0,95 0,04 24,51 1,00 1,76 0,60
Alat Grade Amblas Rolling Total Gear Load Factor Bbm (ltr/jam) Bbm (ltr/km)
Angkut an Resista Resista load empty load empty load empty load empty
(cm) nce nce
Volvo -1% 5 4,95% 3,95% 5 5 0,85 0,38 21,85 9,73 0,67 0,24
FMX -2% 5 4,95% 2,95% 5 5 0,77 0,42 19,84 10,87 0,60 0,20
440
-3% 5 4,95% 1,95% 5 5 0,72 0,46 18,42 11,76 0,56 0,21
-4% 5 4,95% 0,95% 5 5 0,67 0,47 17,17 11,98 0,52 0,18
-5% 5 4,95% -0,05% 5 5 0,71 0,50 18,35 12,87 0,56 0,19
-6% 5 4,95% -1,05% 5 5 0,72 0,52 18,45 13,44 0,56 0,19
-7% 5 4,95% -2,05% 5 5 0,64 0,54 16,42 13,91 0,50 0,15
-12% 5 4,95% -3,05% 5 5 0,64 0,76 16,42 19,53 0,50 0,14

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa setiap penambahan 1% kemiringan jalan


angkut mengakibatkan penambahan konsumsi bahan bakar Dump Truck Volvo
FMX440 sebesar 0,04 l/km untuk keadaan bermuatan naik dan 0,03 l/km untuk
keadaan kosongan naik. Sedangkan pada setiap penuruman 1% kemiringan
jalan angkut mengakibatkan pengurangan konsumsi bahan bakar Dump Truck
Volvo FMX440 sebesar 0,07 l/km untuk keadaan bermuatan turun dan 0,01
l/km untuk keadaan kosongan turun. Grafik konsumsi bahan bakar pada
kondisi bermuatan dan tanpa muatan ditunjukkan pada Gambar 5.5 sampai
Gambar 5.8.

Gambar 5.9
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Volvo FMX440 Keadaan Muatan Naik

Gambar 5.10
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Volvo FMX440 Keadaan Kosong Naik
Gambar 5.11
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Bakar Volvo FMX440 Keadaan Muatan Turun

Gambar 5.12
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Bakar Volvo FMX440 Keadaan Kosong Turun

Hubungan tahanan gelinding dan kemiringan jalan terhadap konsumsi


bahan bakar Dump Truck sangatlah erat dengan nilai R2 (koefisien determinasi)
adalah 0,84 pada keadaan truk bermuatan naik dan 0,76 pada keadaan truk
kosong naik. Sedangkan pada keadaan kemiringan jalan angkut turun, nilai R2
adalah 0,72 pada keadaan truk bermuatan turun dan 0,83 pada keadaan truk
kosong turun. Semakin kecil kemiringan jalan angkut akan mempercepat laju
kendaraan, meningkatkan produksi Dump Truck dan memperkecil konsumsi
bahan bakar.
Gambar 5.13
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Bakar Volvo FMX440 Keadaan Muatan Naik
(Total Resistance)

Gambar 5.14
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Bakar Volvo FMX440 Keadaan Kosong Naik
(Total Resistance)

Gambar 5.15
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Bakar Volvo FMX440 Keadaan Muatan Turun
(Total Asistance)
Gambar 5.16
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Bakar Volvo FMX440 Keadaan Kosong Turun
(Total Asistance)

5.3. Rasio Bahan Bakar Seharusnya Berdasarkan Rimpull Dump Truck


Konsumsi bahan bakar Dump Truck pada industri pertambangan sangatlah
berpengaruh dengan pendapatan keuntungan dari suatu perusahaan. Sebab biaya
penyediaan bahan bakar untuk Dump Truck tidaklah sedikit, membutuhkan biaya
yang banyak. Oleh karena itu, pemakaian bahan bakar yang efisien sangatlah
membantu dalam proses pengematan. Dalam penggunaan bahan bakar, faktor-
faktor yang mempengaruhi antara lain, kemiringan jalan angkut (grade),
penggunaa gear pada Dump Truck, dan umur mesin.
Besarnya pengaruh kemiringan jalan angkut dan tahanan gelinding jalan
angkut terhadap konsumsi bahan bakar dan produksi Dump Truck apabila grade
jalan angkut terlalu tinggi akan mengakibatkan rimpull yang di butuhkan besar
dan kecepatan Dump Truck semakin kecil. Hal ini akan mempengaruhi
banyaknya rasio bahan bakar Dump Truck dalam pemindahan overburden dari
loading point menuju disposal. Kemiringan jalan angkut pada kondisi aktual di
lapanganmasih terdapat kemiringan jalan angkut yang melebihi 12%, serta untuk
tahanan gelinding masih banyak segmen jalan yang mempunyai amblasan roda
Dump Truck yang melebihi batas aman atau standart perusahaan, dimana batas
aman berada pada kondisi medium severity yaitu amblasan maksimal 5 cm pada
jalan angkut tambang.
Selain itu penggunaan gear akan mempengaruhi konsumsi bahan bakar
pada suatu Dump Truck. Apabila pemakaian gear tidak sesuai acuan maka akan
memperbesar konsumsi bahan bakar dari suatu Dump Truck. Penggunaan gear
ini berhubungan langsung dengan kemiringan jalan angkut, apabila kemiringan
jalan angkut besar maka dibutuhkan gear rendah yang bertujuan untuk
memberikan tenaga yang besar kepada alat sehingga alat dapat melewati suatu
kemiringan jalan tersebut. Namun kondisi seperti ini akan memperbesar
kebutuhan bahan bakar Dump Truck. Akan berbeda jika kemiringan jalan angkut
relatif datar, maka dibutuhkan tenaga yang tidak cukup besar dan dapat
menggunakan gear yang tinggi sebab tenaga yang dibutuhkan oleh mesin untuk
melewati jalan tersebut tidak sebesar tenaga yang dibutuhkan untuk melewati
jalan dengan kemiringan yang curam.
Kemudian faktor dari umur Dump Truck juga mempengaruhi konsumsi
bahan bakarnya. Apabila umur Dump Truck semakin tua, maka umur mesin pada
alat tersebut akan semakin tua juga. Mesin yang tua akan meningkatkan
konsumsi bahan bakar bakar sebab terjadinya kerak mesin yang mengakibatkan
tenaga mesin yang dihasilkan tidak terlalu kuat, performa mesin jelek dan bensin
akan boros. Kemudian juga dapat terjadi penyumpatan di filter udara, hal ini
terjadi karena banyaknya kotoran yang menumpuk. Kotoran ini mengakibatkan
sirkulasi udara jadi tidak lancar karena terhambat. Ketika kekurangan udara,
performa mesin menurun dan hanya menghasilkan sedikit tenaga. Karena
tenaganya sedikit, pengemudi akan lebih menginjak pedal gas lebih dalam.
Akhirnya konsumsi bahan bakar jadi boros. Serta dengan mesin tua juga akan
menyebabkan terkikisnya piston, sehingga tekanan kompresinya rendah dan
pemborosan dalam penggunaan bahan bakar.
Kemudian untuk data – data produksi Dump Truck aktual, teori dan
seharusnya berdasarkan perhitungan rimpull (lihat Tabel 5.4)

Tabel 5.4
Produksi Dump Truck Volvo A35E Aktual dan Teori di Fleet Pertama
Dump truck Volvo Cycle Time Ritase Produksi Produksi
No
A35E (min) (rit) (bcm/jam) (bcm/hari)
1 Aktual - - 70,61 1.270,98
2 Teori 11,19 6 71,92 1.294,56
Tabel 5.4 menunjukkan angka perbedaan produksi Dump Truck dengan data
aktual perusahaan dengan pengamatan waktu edar langsung di lapangan.
Tabel 5.5
Produksi Dump Truck Volvo FMX440 Aktual dan Teori di Fleet Kedua
Dumptruck Volvo Cycle Ritase Produksi Produksi
No Time
FMX440 (min) (rit) (bcm/jam) (bcm/hari)
1 Aktual - - 55,2 993,6
2 Teori 9,46 6 57,97 1.043,46

Dari data produksi aktual dan teori, maka rasio bahan bakar Dump Truck
dapat diketahui dengan perbandingan banyaknya konsumsi bahan bakar dengan
produksi Dump Truck setiap jamnya. Rasio bahan bakar Dump Truck adalah :
Tabel 5.6
Rasio Bahan Bakar Volvo A35E di Fleet Pertama
Dump truck Volvo Produksi BBM Rasio BBM
No
FMX440 (bcm/jam) (ltr/jam) (ltr/bcm)
1 Aktual 70,61 24,30 0,34
2 Sebelum Perbaikan 71,92 18,48 0,26

Tabel 5.7
Rasio Bahan Bakar Volvo FMX440 di Fleet Kedua
Dump truck Volvo Produksi BBM Rasio BBM
No
A35E (bcm/jam) (ltr/jam) (ltr/bcm)
1 Aktual 55,2 16,20 0,29
2 Sebelum Perbaikan 57,97 14,74 0,26

Angka rasio bahan bakar akan lebih baik atau sesuai yang diharapkan
perusahaan jika nilainya semakin kecil, sehingga biaya yang di keluarkan
perusahaan akan semakain sedikit dalam proses penambangan. Batas maksimal
perusahaan untuk rasio bahan bakar Dump Truck adalah 0,80 l/BCM. Rasio
bahan bakar aktual dan sebelum perbaiakan kondisi jalan berdasarkan
perhitungan rimpull Dump Truck Volvo A35E di Fleet pertama aktualnya adalah
0,34 l/BCM dan sebelum perbaikan 0,26 l/BCM, dan untuk Dump Truck Volvo
FMX440 di Fleet kedua aktualnya adalah 0,29 l/BCM dan sebelum perbaikan
0,26 l/BCM. Pada kondisi tersebut, Dump Truck masih berada di atas batas aman
dari target maksimal rasio bahan bakar perusahaan, sehingga perlu dilakukan
perbaikan kondisi kerja dan jalan angkut terhadap pemakaian bahan bakar Dump
Truck untuk meningkatkan produksi dan mengefisiensikan penggunaan bahan
bakar.
5.4. Pengaruh Perbaikan dan Perawatan Jalan Angkut Terhadap Rasio
Bahan Bakar Dump Truck
Kondisi jalan yang baik dan sesuai dengan acuan perusahaan akan
membantu dalam penghematan konsumsi bahan bakar dan peningkatan
produksi. Oleh karena itu, kondisi aktual jalan angkut yang kurang baik pada
beberapa segmen jalan harus segera diperbaiki pada kondisi medium severity
yaitu amblasan tidak lebih dari 5 cm dengan penambahan lapisan perkerasan dan
perataan jalan angkut. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan bantuan alat mekanis
yaitu grader yang digunakan untuk perataan jalan (lihat Gambar 5.9). Serta
dapat dilakukan dengan cara dumping di jalan yang amblas, kemudian dilakukan
pemadatan di area tersebut. Kemudian untuk penanganan apabila terjadi
kemiringan jalan angkut yang melebihi acuan perusahaan yaitu 12%, maka
mengurangi lapisan tanah dengan cara mendorong dari atas ke bawah (dozing)
menggunakan dozer.
Selain itu, harus juga dilaksanakan road maintenance yaitu melakukan
pemeliharaan dan perawatan jalan angkut. Pada saat melakukan road
maintenance harus menggunakan rambu batas kecepatan, peringatan, barikade
dan flagmen untuk mengendalikan dan mengurangi bahaya pada personel
perawatan jalan

(lihat Gambar 5.17). Perhatian yang harus diberikan pada jalan tambang adalah
perawatan (maintenance) yang dilakukan dengan cara sistematis dan terukur
untuk menhgetahui jenis – jenis kerusakan pada jalan tambang.

Gambar 5.17
Motor Grader CAT – GD01 untuk Perawatan Jalan
Perbaikan kondisi jalan angkut pada segmen jalan yang rusak akan
menurunkan konsumsi bahan bakar dan meningkatkan produksi Dump Truck
pada pemindahan overburden. Waktu tempuh pengangkutan overburden dari
loading point menuju disposal akan semakin cepat sehingga produksi semakin
meningkat.

Selain dengan perbaikan kondisi jalan yaitu dengan menurunkan


kemiringan jalan angkut yang disesuaikan dengan acuan perusahaan yaitu
kemiringan jalan angkut sebesar 12%. Perbaikan dan inovasi baru juga
dilakukan dengan pembuatan dan pemasangan rambu – rambu jalan yang akan
dipasang di setiap segmen jalan.

Sehingga operator dapat mudah melihat rambu – rambu tersebut. Rambu –


rambu yang dipasang di setiap segmen jalan ini bertujuan untuk mengatur
penggunaan gear pada Dump Truck yang digunakan dan untuk mengarahkan
operator dalam menggunakan kecepatan yang optimal saat melewati suatu
segmen jalan (lihat Gambar 5.18 dan Gambar 5.19).

Gambar 5.18 Gambar 5.19


Rambu Penggunaan Gear Rambu Tikungan Tajam

Rambu – rambu ini mempunyai arti gear dan kecepatan yang harus
digunakan oleh operator. Gear 5 maksudnya adalah penggunaan optimal gear
saat melewati suatu segmen adalah gear 5 dengan kecepatan 25 – 35 Km/jam.
Kemudian untuk rambu – rambu ditikungan juga diberi petunjuk bahwa jalan
menikung dan batas kecepatn yang wajib digunakan adalah 17 Km/jam.
Kegiatan ini apabila terlaksana dan dipatuhi oleh operator maka dapat
menghemat konsumsi bahan bakar pada suatu Dump Truck. Serta dapat juga
untuk mempercepat waktu edar suatu Dump Truck, sehngga nantinya produksi
akan lebih meningkat. Apabila konsumsi bahan bakar rendah sedangkan
produksi meningkat maka rasio bahan bakar pada suatu perusahaan akan rendah.
Pada perhitungan waktu tempuh setelah perbaikan jalan angkut dari
loading point menuju disposal berdasarkan pemakaian rimpull Dump Truck di
Fleet pertama adalah 10,48 menit (lihat Lampiran R). Perhitungan konsumsi
bahan bakar Dump Truck setelah perbaikan kemiringan jalan angkut dan
amblesan tidak lebih dari 5 cm (lihat Lampiran Q Tabel Q.3).

Waktu tempuh setelah perbaikan dari loading point menuju disposal


berdasarkan pemakaian rimpull Dump Truck di Fleet kedua adalah 8,78 menit
(lihat Lampiran R). Kemudian perhitungan konsumsi bahan bakar Dump Truck
setelah perbaikan kemiringan jalan angkut dan amblesan tidak lebih dari 5 cm
(lihat Lampiran Q Tabel Q.4).

Kemudian untuk produksi Dump Truck aktual, teori dan setelah


perbaikan kondisi jalan angkut yaitu dengan kemiringan jalan angkut
maksimal 12% dan amblasan tidak lebih dari 5 cm berdasarkan perhitungan
rimpull (lihat Tabel 5.8 sampai Tabel.10).
Tabel 5.8
Produksi Dump Truck Volvo A35E Fleet Pertama Setelah Perbaikan
Dump Truck Volvo Cycle Time Ritase Produksi Produksi
No
A35E (min) (rit) (bcm/jam) (bcm/hari)
1 Aktual - - 70,61 1.270,98
2 Teori 11,19 6 71,92 1.294,56
3 Usulan Perbaikan 10,48 6 76,79 1.382,22

Tabel 5.9
Produksi Dump Truck Volvo A35E di Fleet Kedua Setelah Perbaikan
Dumptruck Volvo Cycle Ritase Produksi Produksi
No
Time
A35E (min) (rit) (bcm/jam) (bcm/hari)
1 Aktual - - 55,2 993,6
2 Teori 9,46 6 57,97 1.043,46
3 Usulan Perbaikan 8,78 6 62,46 1.124,28
Kemudian setelah perbaikan kondisi jalan dengan kemiringan jalan
angkut maksimal sebesar 12% dan amblesan maksimal 5 cm, maka konsumsi
bahan bakarnya dapat dilihat pada table 5.22.

Tabel 5.10
Konsumsi Bahan Bakar Dump Truck Setelah Perbaikan
Travel Time BBM Idlle BBM
BBM (l/hr) (hour) BBM (liter)
Fleet Jenis Alat (liter) BBM Ritase (l/hr)
Load Empty Load Empty Load Empty (liter) (rit)
1 Volvo A35E 83,67 38,89 0,212 0,118 17,77 4,58 22,35 0,89 2,5 58,11
2 Volvo FMX440 89,69 31,22 0,208 0,148 18,69 4,63 23,52 0,75 2,4 57,79

Setelah perbaikan kondisi jalan angkut, konsumsi bahan bakar Dump


Truck Volvo A35E di Fleet pertama adalah 15,79 l/jam, untuk Volvo FMX440
di Fleet kedua adalah 12,31 l/jam. Sehingga rasio bahan bakar Dump Truck
setelah perbaikan akan dapat diketahui (lihat Tabel 5.11 - Tabel 5.12).

Tabel 5.11
Rasio Bahan Bakar Setelah Perbaikan Volvo A35E di Fleet Pertama
Dumptruck Produksi BBM Rasio BBM
No (BCM/jam)
Volvo A35E (l/jam) (l/BCM)
1 Aktual 70,61 24,30 0,34
2 Teori 71,92 18,57 0,26
3 Usulan Perbaikan 76,79 15,79 0,21

Tabel 5.12
Rasio Bahan Bakar Setelah Perbaikan Volvo FMX440 di Fleet Kedua
Dumptruck Produksi BBM Rasio BBM
No (BCM/jam)
Volvo FMX440 (l/jam) (l/BCM)
1 Aktual 55,2 24,30 0,34
2 Teori 71,92 18,57 0,26
3 Usulan Perbaikan 76,79 15,79 0,21

Rasio bahan bakar setelah perbaikan kondisi jalan dengan kemiringan


jalan angkut tidak lebih 12% dan amblasan tidak lebih dari 5 cm berdasarkan
perhitungan rimpull Dump Truck tidak melebihi dari batas pemakaian
perusahaan yaitu 0,80 l/BCM. Rasio bahan bakar untuk Volvo A35E di Fleet
pertama adalah 0,21 l/BCM, sedangkan untuk Volvo FMX440 di Fleet kedua
adalah 0,20 l/BCM.

18
19

Anda mungkin juga menyukai