I. PENDAHULUAN
Klasifikasi Jalan
Sesuai Peruntukannya
Jalan Umum
Jalan Khusus
adalah perbandingan antara daya rusak oleh muatan sumbu suatu kendaraan terhadap daya rusak oleh beban sumbu
standar. Perbandingan ini tidak linier, melainkan exponensial sesuai hukum Liddle sbb:
VDF =
VDF =
VDF =
5.4
P
8.16
8
P
VDF =
= 0.086
15
8.16
P
VDF =
P
18
= 0.053
8.16
5.4
20.582
= 47.20
8.16
20.582 ton
VDFB =
8.549 ton
8.549
20.582 ton
8.549
5.4
20.582
15
= 10.30
10
KONFIGURASI
VDF
6B
1.716
(trailer 2 sumbu)
1.2H
7A
5 ton
8 ton
1.774
(trailer 3 sumbu)
1.2.2
7C1
5 ton
15 ton
2.316
(trailer 4 sumbu)
1.2+2.2
7C2
5 ton 7 ton
15 ton
3.246
(trailer 5 sumbu)
1.2+2.2.2
7C3
5 ton 7 ton
20 ton
(trailer 6 sumbu)
1.2.2+2.2.
2
3.687
5 ton 15 ton
20 ton
14
KONFIGURASI
VDF
6B
3.898
(trailer 2 sumbu)
1.2H
7A
6 ton
10 ton
3.679
(trailer 3 sumbu)
1.2.2
7C1
6 ton
18 ton
5.934
(trailer 4 sumbu)
1.2+2.2
7C2
6 ton 10 ton
18 ton
6.222
(trailer 5 sumbu)
1.2+2.2.2
7C3
6 ton 10 ton
21 ton
(trailer 6 sumbu)
1.2.2+2.2.
2
6.003
6 ton 18 ton
21 ton
15
16
17
18
19
Perkerasan Lentur
Perkerasan Kaku
Aspal
Beton
Semen
Beton- Semen
Lean concrete
LPA
LPB
Tanah dasar
Tanah dasar
20
Lebih realistis
Dapat mensimulasikan kondisi lapangan
Mengakomodasikan jenis perkerasan baru
Parameternya terukur
21
A. Methode Empiris
Analisa Komponen (Indonesia) SNI No: 1732.1989-F
diadopsi dari methode AASHTO 1972
Pedoman Perkerasan Lentur Pt T-2002-B:
AASHTO 1993 (USA) nomogram untuk UR 20
tahun
NAASRA 1987 (Australia)
Road Note 29 desain perkerasan jalan baru (untuk capex)
Road Note 31 desain bitumen (overlay) di Negara tropis dan
sub tropis.
B. Metode Mekanistik
TAI (The Asphalt Institute) Full Depth Asphalt (hanya aspal
untuk perkerasan); dikembangkan oleh staf AASHO road test
dan berdasarkan akumulasi pengalaman
Shell UR 20 tahun; Standard desain MST 10 Ton
The University of Nottingham (Brown et al. 1982)
22
Lapis perata
Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, setiap jenis
campuran dapat digunakan sebagai lapisan
perata.
Semua ketentuan Spesifikasi yang harus berlaku,
disebut HRS-WC(L), HRS-Base (L), AC-WC(L), ACBC(L) dan AC-Base (L)
Fungsi untuk membentuk chambers dan
meratakan jalan
26
JENIS CAMPURAN
TEBAL MINIMUM
(cm))
TOLERANSI (mm)
SS-A
SS-B
1,5
2,0
2,0
HRS-WC
HRS-BASE
3,0
3,5
3,0
AC-WC
AC-BC
AC-BASE
4,0
5,0
6,0
3,0
4,0
5,0
27
Penurunan kondisi
perkerasan lentur pada umumnya
Deformasi Plastis
Lubang (potholes)
Retak (crack)
28
Pavement)
Adalah struktur perkerasan yang terdiri atas pelat beton
semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau
dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan,
terletak diatas pondasi bawah atau tanah dasar tanpa
atau dengan lapis permukaan beraspal.
Daya dukung terutama diperoleh dari pelat beton
Pelat beton memilik11i sifat kaku dan mampu
menyebarkan beban pada bidang yang luas dan
menghasilkan tegangan (stress) yang rendah.
Tulangan berfungsi untuk pemegang retak (bukan
pemikul beban) dan letaknya diatas
TANAH DASAR (SUB GRADE)
Bila nilai CBR < 2 %, maka harus dipasang
pondasi bawah yang terbuat dari beton kurus
(lean mix concrete) setebal 15 cm yang dianggap
29
memiliki nilai CBR tanah dasar efektif 5 %.
beton semen
Tebal lapisan minimum 10 cm
Bila direncanakan beton semen bersambung tanpa ruji,
maka pondasi bawah harus menggunakan campuran
beton kurus (CBK).
Bukan merupakan bagian utama yang memikul beban
sehingga sering dianggap bersifat non struktural.
Berfungsi untuk
Mengendalikan pengaruh swelling and shrinkage
tanah dasar
Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan,
retakan dan tepi-tepi plat
Memberikan dukungan yang mantap dan seragam
pada plat
30
Sebagai penahan pumping
Sebagai Lantai kerja selama pelaksanaan
PCCP (K.350)
tebal 30 cm
Sub Base
Beton Kurus K.75
Tebal 10 cm
Subgrade
Flexible Vs Rigid
Aspek
Flexible
Lapisan
Penyebaran
gaya
Kekuatan
Umur
Rencana
Pemeliharaan
Investasi
Multi
Layer
Terbatas
Tebal lapisan dan
subgrade
Kurang panjang
Mahal
murah
Rigid
Single
layer
Meluas
Tebal beton
Panjang
Murah
Mahal
31
PERSAMBUNGAN
Sambungan pada beton semen ditujukan untuk:
Membatasi tegangan dan pengendalian retak yang
disebabkan oleh shrinkage (penyusutan)
Memudahkan pelaksanaan
Mengakomodasi gerakan plat
Jenis sambungan :
Sambungan memanjang
Sambungan melintang
Sambungan isolasi
Sambungan memanjang dengan batang pengikat (tie bars)
Untuk mengendalikan terjadinya retak memanjang
jarak antar sambungan 3 4 meter
Harus dengan batang ulir mutu minimum BJTU 24 dan
berdiameter 16 mm
32
V. PERENCANAAN TEBAL
PERKERASAN LENTUR
(DENGAN ANALISA KOMPONEN)
Terdapat 5 INPUT PARAMETER (minimum)
(ditentukan / dicari lebih dahulu)
1. SUBGRADE STABILITY
(STABILITAS TANAH DASAR)
35
E = C x CBR
Nilai CBR bergantung pada kadar air
Bila jalan diatas timbunan, maka CBR yang diukur
CBR Laboratorium
Bila jalan dibangun diatas jalan yang sudah ada
CBR yang diukur adalah CBR lapangan dengan alat
DCP (Dynamic Cone Penetrometer)
Definisi : CBR adalah perbandingan beban penetrasi
suatu bahan terhadap beban standard dengan
kecepatan dan kedalaman penetrasi yang sama
CBR = 100 % (crushed stone) = beban standard
Dalam perencanaan ambil / ukur kekuatan tanah
dalam kondisi terjelek (setelah direndam 4 hari).
36
38
2
3
3
4
4
4
5
5
8
7
5
2
-
25
40
LEP = LHRj x Cj x Ej
3. ENVIRONMENT (LINGKUNGAN)
42
Iklim I
< 900 mm/th
Iklim II
> 900 mm/th
Kelandaian I
(< 6%)
Kelandaian II
(6% - 10%)
Kelandaian I
(> 10%)
% Kend. Berat
% Kend. Berat
% Kend. Berat
30%
> 30%
30%
> 30%
30%
> 30%
0.5
1.0
1.5
1.0
1.5 2.0
1.5
2.0 2.5
1.5
2.0
2.5
2.0
2.5 3.0
2.5
3.0 3.5
43
Kualitas
44
Kekuatan Bahan
Tebal
minimum
(cm)
a1
a2
a3
MS
(Kg)
Kt
(kg/cm)
CBR
(%)
0.25
0.20
Lapen (mekanis)
Lapen (manual)
0.40
0.35
0.32
0.30
744
590
454
340
Laston
0.24
0.26
0.28
340
454
590
Laston Atas
0.13
0.15
18
22
14
0.13
0.15
18
22
14
0.14
0.12
100
60
14
15
0.14
0.13
0.12
100
80
60
13
14
15
0.13
0.12
0.11
70
50
30
10
45
46
CATATAN:
Kondisi pelayanan permukaan jalan :
IRI 4.0 m/km
Baik
4.0 < IRI 8.0 m/km
Sedang
Rusak Ringan 8.0 < IRI 12.0 m/km
Rusak Berat IRI > 12.0 m/km
47
Tebal (cm)
Bahan
Lapis Permukaan
< 3,00
300 6,70
6,71 7,49
7,50 9,99
10,00
5
5
7,5
7,5
10
< 3,00
300 7,49
7,50 9,99
10,00 12,14
12,14
15
20*
10
20
15
20
25
49
PENGGUNAAN NOMOGRAM
D1
a1
a1
Lapis Permukaan
D2
a2
a2
D3
a3
a3
Tanah Dasar
ITP = a1.D1 + a2. D2 + a3. D3
51
Contoh Perhitungan
Survey lalu lintas dilaksanakan tahun 2004. Jalan 2 lajur 2 arah
direncanakan selesai tahun 2008. Pertumbuhan LL dari 2004-2008
adalah 10 % dan dari 2008 2018 = 8 %. CBR tanah dasar (desain) =
6 %. Bahan yang dipilih untuk perkerasan : surface AC (MS = 744 kg),
Base batu pecah kelas A dan sub base batu pecah kelas B. Syarat
keruntuhan IPo = 4 dan IPt = 2,5. Data traffic sbb:
Data Lalu lintas (LHR) tahun 2004 :
Kend Ringan 2 Ton
= 1600 kend
Bus (8 ton)
= 400 kend
Truk as 13 ton
= 200 kend
Truk 3 as 20 ton
= 50 kend
= 0.0004
= 0.1593
= 1.0648
= 1.0375
(sumbu ganda)
Menghitung Lintas Ekivalen Permulaan (pd awal jalan dibuka)
LEP = LHRj xCj x Ej
= 0.468
= 46.643
= 155.886
= 37.973
240.97
53
= 1.001
= 100.7
= 336.6
= 81.9
= 520.01
54
55
Subgrade
56
57
Soal Latihan
Perencanaan Tebal
Perkerasan Flexible
Soal 1
Sebutkan apa yang anda ketahui tentang
standard axle load dan muatan sumbu terberat
Soal 2
Secara umum perkerasan jalan dapat dibagi
atas flexible pavement dan rigid pavement.
Jelaskan secara detail masing-masing tipe dan
sebutkan perbedaan keduanya.
58
Soal 3.