Anda di halaman 1dari 77

PEMELIHARAAN

JALAN
PERKERASAN
LENTUR

1 Rabu, 18 Oktober 2017


Nama Ir. SAKTYANU P S DERMOREDJO, MEngSc.

Latar Bekerja di Ditjen Bina Marga, Departemen PU,


Belakang dalam Perencanaan & Supervisi Jalan, sejak 1980

S1 Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung. 1979


Pasca Sarjana Jalan Raya PU-ITB. Bandung 1980
Pendidikan S2 Geoteknik, University of New South Wales,
Sydney, Australia. 1992

Jabatan Widyaiswara Madya Bidang Jln & Jbt Sejak 2007


Saat ini

Alamat saktyanu54@gmail.com 0811875557

Riwayat Staf Teknik di Subdit Teknik Jalan & Jbt. 1981-1994


Jabatan Kepala Seksi Perencanaan Geometrik. 1994-1998
Kepala Seksi Diseminasi Standar 1998-1999
Analis Kebijakan, Kementerian Negara PU. 1999-2001
Pejabat Fungsional Teknik Jln & Jbt Madya 2001-2007
Tenaga Fungsional pada BPJT 2 2005-2007
Widyaswara Madya Bid Jalan & Jembatan 2007- sekarang
LATAR BELAKANG

Jalan merupakan unsur penting dalam mendukung


bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan.

Saat ini kondisi jalan sedang menjadi sorotan


masyarakat, khususnya dalam situasi pra dan pasca
musim hujan.

Untuk terpenuhinya peranan jalan sebagaimana


mestinya pemerintah mempunyai hak dan kewajiban
menyelenggarakan jalan.

Salah satu bentuk penyelenggaraan jalan yang


18/10/2017 3
dilakukan adalah Pemeliharaan Jalan.
PERKERASAN LENTUR
Perkerasan lentur adalah
konstruksi perkerasan yang
terdiri dari lapisan-lapisan
perkerasan yang dihampar di
atas tanah dasar yang
dipadatkan.
Lapisan Perkerasan lentur
terdiri dari :
Lapisan Tanah Dasar
(subgrade)
Lapis Pondasi Bawah
(subbase)
Lapis Pondasi Atas (base)
Lapis Permukaan
(surface).

18/10/2017 4
PERSYARATAN KONSTRUKSI
PERKERASAN LENTUR

Permukaan yang rata, tidak bergelombang/


melendut dan tidak berlubang;

Permukaan cukup kesat sehingga permukaan


perkerasan tidak licin/ tidak mudah slip;

Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga


air hujan yang jatuh di atasnya dapat dengan
cepat dialirkan ke saluran samping.
18/10/2017 5
PENYEBAB KERUSAKAN
PADA PERKERASAN LENTUR

Lalu lintas
Air
Material konstruksi perkerasan yang tidak
baik.
Iklim
Kondisi tanah dasar yang tidak stabil
Proses pemadatan yang kurang baik.
18/10/2017 6
KERUSAKAN PADA PERKERASAN
LENTUR

Retak (cracking)
Distorsi (distortion), perubahan bentuk

Cacat Permukaan (disintegration)

Pengausan (polished agregate)

Kegemukan (bleeding/flushing)

Penurunan pada bekas penanaman utilitas.

18/10/2017 7
JENIS RETAK

1. Retak
Bercabang/Berliku
(Meandering Cracks)
Berbentuk tidak
beraturan berkelok-
kelok.
Umumnya terdiri
atas satu celah.

18/10/2017 8
JENIS RETAK
2. Retak Melintang (Transverse Cracks)
Melintang (transverse cracks).

Berjajar yang terdiri atas beberapa celah.

18/10/2017 9
JENIS RETAK

3. Retak Memanjang
(Longitudinal Cracks)
Berbentuk retak memanjang
(longitudinal cracks).
Terdiri atas beberapa celah
yang saling sejajar.

18/10/2017 10
JENIS RETAK

4. Retak Diagonal
(Diagonal Cracks)

Berbentuk
diagonal.

11
JENIS 5. Retak Blok (Block Cracks)
RETAK Berbentuk blok pada perkerasan
jalan.

Terjadi umumnya pada lapisan


tambahan (overlay), yang
menggambarkan pola retakan
perkerasan dibawahnya.

Ukuran blok umumnya lebih dari


200 mm x 200 mm.

18/10/2017 12
6. Retak Kulit Buaya JENIS RETAK
(Alligator Cracks)
Retak kandang ayam
(chickenwire cracks) dan
retak poligon (polygonal
cracks).
Lebar celah retak > 3 mm
Saling berangkai membentuk
serangkaian kotak-kotak kecil
yang menyerupai kulit buaya
atau kawat kandang ayam.
Ukuran diagonal dari kotak
tersebut umumnya lebih kecil
dari 150 mm 200 mm

13
JENIS RETAK

7. Retak Bulan Sabit


(Slipage Cracks)
Retak parabola atau
shear cracks.
Bentuk menyerupai
lengkung bulan sabit
atau seperti jejak mobil
yang disertai beberapa
retak.
Kadang-kadang terjadi
bersamaan dengan
terjadinya kerusakan
sungkur (shoving).
18/10/2017 14
JENIS DISTORSI
(Perubahan Bentuk)
Mempengaruhi nilai
struktural dari
perkerasan.
Kerusakan berupa
deformasi dapat
dibedakan atas:
1. alur (rutting)
2. keriting (corrugation)
3. sungkur (shoving)
4. amblas (deppression)
5. jembul (upheavel)

18/10/2017 15
JENIS DISTORSI
1. Alur (Ruts)
Longitudinal ruts, atau channels/rutting.
Terjadi pada lintasan roda sejajar dengan as jalan dan berbentuk alur.

18/10/2017 16
JENIS DISTORSI
2. Keriting (Corrugation)
Kerusakan ini dikenal juga dengan istilah lain, yaitu: Ripples.
Bentuk berupa gelombang pada lapis permukaan.
Dapat dikatakan alur yang terjadi yang arahnya melintang jalan, dan
sering disebut juga dgn Plastic Movement.
Terjadi pada tempat berhentinya kendaraan dan kendaraan harus
mengerem.

18/10/2017 17
JENIS DISTORSI
3. Amblas (Deppression)
Bentuk berupa
amblas/turunnya
permukaan lapisan
permukaan perkerasan
pada lokasi-lokasi
tertentu (setempat)
dengan atau tanpa
retak.

Kedalaman kerusakan
ini umumnya lebih dari
2 cm.
18/10/2017 18
JENIS DISTORSI

4. Sungkur (Shoving)

Membentuk jembulan pada


lapisan aspal.
Terjadi pada lokasi
tertentu dimana kendaraan
berhenti pada kelandaian
yang curam atau tikungan
tajam.
Timbul di salah satu sisi
jejak roda.
Dapat diikuti atau tanpa
diikuti oleh retak.

19
JENIS CACAT PERMUKAAN

Dapat berupa lubang


atau juga cacat pada
tekstur permukaan:
1. deliminasi
(delamination)
2. kegemukan
(bleeding)
3. pengausan
(polishing)
4. pelepasan butir
(ravelling)
5. pengelupasan butir
(stripping).
6. tambalan (patches)
18/10/2017 20
JENIS CACAT PERMUKAAN
1. Lubang (Potholes)
Berbentuk seperti mangkok yang
dapat menampung dan
meresapkan air pada badan jalan.

Terjadi di dekat retakan, atau di


daerah yang drainasenya kurang
baik.

18/10/2017 21
JENIS CACAT PERMUKAAN
2. Delaminasi (Delamination)

Peeling, surface lifting, atau


seal break.
Terjadi pada perkerasan yang
telah dilapis ulang (overlay).
Terkelupasnya lapisan
permukaan yang
ada (hasil overlay) dengan
lapisan permukaan yang lama,
berbentuk
seperti lubang, namun pada
dasar lubang tersebut terlihat
permukaan
lapisan permukaan yang lama.

18/10/2017 22
JENIS CACAT PERMUKAAN
3. Pelepasan Butir
(Ravelling)

Berupa terlepasnya
sebagian butiran-butiran
agregat pada permukaan
perkerasan yang
umumnya terjadi secara
meluas.

Dimulai dengan
terlepasnya material
halus dahulu yang
kemudian akan berlanjut
terlepasnya material yang
lebih besar
18/10/2017 23
JENIS CACAT PERMUKAAN
4. Pengelupasan Butir
(Stripping)

Hampir sama dengan


Ravelling, yang
membedakannya adalah
pada Stripping pelepasan
tersebut hanya pada butir-
butir materialnya.
Lokasi terjadinya pada
daerah lintasan roda dan
terjadi pada perkerasan
yang sudah diberi lapis
ulang (overlay). 24
JENIS CACAT PERMUKAAN
5. Pengausan (Polished Agregate)
Butiran-butiran agregat terlihat
telanjang dan permukaan agregat nya
menjadi halus/licin atau kadang-kadang
terlihat mengkilap.
Sering terjadi pada lokasi yang sering
dilewati oleh kendaraan-kendaraan
berat ataupun juga pada daerah yang
terjadi gesekan yang tinggi antara
lapisan permukaan perkerasan dan ban
kendaraan (contohnya pada tikungan
dan lain sebagainya).

18/10/2017 25
JENIS CACAT PERMUKAAN
6. Kegemukan (Bleeding)

Terjadinya konsentrasi aspal


pada suatu tempat tertentu di
permukaan jalan.
Terlihatnya lapisan tipis aspal
(tanpa agregat halus) pada
permukaan perkerasan dan
jika pada kondisi temperatur
permukaan perkerasan yang
tinggi (terik matahari) atau
pada lalu lintas yang berat,
akan terlihat jejak bekas
bunga ban kendaraan yang
melewatinya.
Membahayakan keselamatan
lalu lintas karena jalan akan
18/10/2017 26
JENIS CACAT PERMUKAAN

7. Tambalan (Patches)

Berdasarkan sifatnya, tambalan


dikelompokan menjadi dua:
tambalan sementara: berbentuk
tidak beraturan mengikuti bentuk
kerusakan lubang.
tambalan permanen: berbentuk
segi empat sesuai rekonstruksi
yang dilaksanakan.

18/10/2017 27
JENIS CACAT TEPI PERKERASAN
1. Gompal (Edge break)

Tergerusnya tepi
perkerasan sehingga tepi
tersebut menjadi tidak
beraturan.

18/10/2017 28
JENIS CACAT TEPI PERKERASAN

2. Penurunan Tepi (Edge drop)


Terjadi akibat terdapatnya beda
ketinggian antara permukaan
perkerasan dengan permukaan
bahu/tanah sekitarnya, dimana
permukaan bahu lebih rendah
terhadap permukaan perkerasan.

18/10/2017 29
JENIS PEMELIHARAAN
Untuk mempertahankan fungsi layanan jalan maka
diperlukan pemeliharaan.

Berdasarkan frekuensi penanganannya, maka


operasi pemeliharaan perkerasan jalan dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis kegiatan
pemeliharaan:
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Periodik (Berkala)
Pekerjaan Darurat (Rehabilitasi)

18/10/2017 30
PEMELIHARAAN

Grafik kegiatan pemeliharaan Rutin dan Berkala terhadap masa pelayanan jalan

18/10/2017 31
PEMELIHARAAN RUTIN

Pekerjaan ini dilakukan untuk seluruh ruas yang ada pada


jaringan jalan sepanjang tahun dan tidak terpengaruh oleh
jenis permukaan jalan ataupun volume lalu lintas yang
melewatinya.

18/10/2017 32
1. Laburan Pasir (Sanding)
Metode perbaikan ini diterapkan bila
aspal (binder) naik kepermukaan
perkerasan jalan (bleeding).
2. Laburan Aspal Setempat (Local
Sealing)
Untuk mengatasi jenis retak baik
Pekerjaan retak pada permukaan maupun retak
pada struktur perkerasan
Perbaikan 3. Penyumbatan Retak (Crack
Perkerasan Sealing)
Untuk mengatasi semua jenis
Pada kerusakan retak baik retak pada
Pemeliharaan permukaan ataupun retak yang
mengakibatkan rusaknya struktur
Rutin perkerasan.
18/10/2017 33
4. Penambalan Permukaan/Perataan
Permukaan (Skin Patching/Filling In)
Untuk memperbaiki kerusakan ringan
akibat alur, gerusan tepi, amblas, dan
lubang dengan melakukan pengisian
dengan campuran beraspal dingin.
5. Penambalan Struktural (Deep
Patching)
Pekerjaan Untuk memperbaiki tingkat kerusakan
sedang sampai parah sehingga perlu
Perbaikan dilakukan perbaikan struktur perkerasan
secara setempat.
Perkerasan 6. Perataan Bahu dan lereng (Filling on
shoulder and slopes).
Pada 7. Perbaikan Drainase (Improvement of
Pemeliharaan Drainage)
8. Perbaikan Bahu Jalan (shoulder
Rutin improvement)
18/10/2017 34
Pekerjaan Perbaikan Perkerasan
Pada Pemeliharaan Periodik
1. Pekerjaan Pelaburan
Perkerasan
Pemberian Laburan
Aspal Taburan Pasir
BURAS (Resealing)

Pemberian Lapis Tipis


Campuran Aspal Pasir
LATASIR

18/10/2017 35
Pekerjaan Perbaikan Perkerasan Pada
Pemeliharaan Periodik

2. Pekerjaan Pelapisan Tipis Perkerasan


(Resealing);
Pemberian Laburan Permukaan
Aspal (Surface Dressing), yaitu
dengan lapisan Burtu dan Burda.
Pemberian Lapis Tipis Aspal Beton
LATASTON (Thin Overlay)
Pengkerikilan ulang pada jalan tidak
beraspal (Regravelling)
18/10/2017 36
Pekerjaan Perbaikan Perkerasan Pada
Pemeliharaan Periodik
3. Pekerjaan Pelapisan
Tambah Perkerasan 4. Pekerjaan
(Overlay); Rekonstruksi Perkerasan
Kegiatan ini adalah (Reconstruction)
penambahan nilai struktural Inlay
perkerasan Mill and Replace
Pemberian Lapis
Full pavement Reconstruction
Penetrasi Macadam
LAPEN (Macadam).
Pemberian Lapis Aspal
Beton LASTON
(Asphalt Concrete).

37
Pekerjaan Perbaikan
Perkerasan Pada
Pekerjaan Darurat
Bila pada ruas jalan yang
bersangkutan mengalami
kerusakan akibat adanya
bencana alam:
Bila masih memungkinkan
dibuatkan jalan
sementara/darurat

Metode kegiatan pemeliharaan


standar adalah:
Penyingkiran material
longsoran
Perbaikan darurat akibat
kecelakaan

18/10/2017 38
TABEL TEBAL MINIMIMUM DAN TOLERANSI
PERKERASAN

Tabel C.3 -Tebal Tebal Nominal Toleransi


Rancangan Campuran Minimum Tebal
Simbol
Aspal dan Toleransi (cm) (mm)
Jenis Campuran
Latasir Kelas A SS-A 1,5
2,0
Latasir Kelas B SS-B 2,0
Lapis Aus HRS-WC 3,0
Lataston 3,0
Lapis Pondasi HRS-Base 3,5

Lapis Aus AC-WC 4,0 3,0

Lapis Pengikat AC-BC 5,0 4,0


Laston

Lapis Pondasi AC-Base 6,0 5,0


18/10/2017 39
SOLUSI
MUATAN LEBIH DI CHINA
SILAHKAN MENGANGKUT BANYAK TAPI TETAP
MEMPERTAHANKAN BEBAN AXLE MAKS 10 TON DENGAN
CARA MENAMBAH AXLE (SUMBU)

40
MENGAKOMODASI MUATAN LEBIH DENGAN
TEKNOLOGI YANG HEMAT BBM, MUATAN
BANYAK, BIAYA BAGI PENYELENGGARAAN DAN
PENGGUNA JALAN MURAH :

BIAYA OPTIMUM
BAGI
PENYELENGGARAN
DAN PENGGUNA
BIAYA

BIAYA PENYELENGGARAN JALAN

BIAYA ANGKUTAN BARANG PER


TON

BEBAN YANG DIANGKUT DALAM SATU KENDARAAN


41
MENGAKOMODASI MUATAN LEBIH DENGAN
TEKNOLOGI YANG HEMAT BBM, MUATAN
BANYAK, BIAYA BAGI PENYELENGGARAAN DAN
PENGGUNA JALAN MURAH :

1. Multi Axle
2. Self Steering Axle
3. Air Bag Suspesion
4. Ban Radial
5. Pengunaan BBG
6. Menggunakan Mesin yang RPM rendah dan
torsinya Besar

18/10/2017 42
TEKNOLOGI MULTI AXLE, AIR BAG SUSPENSION,
SELF STEERING AXLE, BAN RADIAL

1. BEBAN TERBAGI SEHINGGA BARANG YANG DIANGKUT


BANYAK (TERGANTUNG JUMLAH AXLE)
2. UMUR JALAN LEBIH PANJANG
3. PENGEREMAN LEBIH AMAN
4. TIDAK MERUSAK JALAN
5. BAN LEBIH AWET
6. MENGHEMAT BBM

43
REDUKSI BEBAN RODA PADA SISTEM PER

18 21
10
ton Ton
Ton

3 2 1
napak napak napak
Suspension sistem PER (springs) pada sistem yang rigid perlu
direduksi karena bila ada ketidak rataan jalan salah satu atau dua ban
(axle) kemungkinan pada posisi yang menggantung sehingga untuk
single axle = 10 Ton, Tandem axle = 18 ton dan triple axle = 21 Ton.44
TEKNOLOGI AIR BAG SUSPENSION

10 10 10
T T T

21
T
System air bag suspesion ketiga tiga nya akan selalu
napak dan beban terdistribusi secara merata kerena ban
selalu ditekan oleh udara dalam air bag 45
RANCANGAN KENDARAAN DENGAN AIR BAG
SUSPENSION

46
UJI COBA AIR BAG SUSPENSION

47
Retrievable axle

Retrievable axle safes 33% tire wear when travelling


empty

48
MANFAAT TEKNOLOGI SELF STEERING AXLE TERHADAP
KONSTRUKSI

Dengan self
steering axle
roda akan
berputar
melawan gaya
sentrifugal
sehingga
kerusakan jalan
Karena gaya akibat gaya
sentrifugal roda sentrifugal
bergeser keluar menjadi kecil
dan merusak
konstruksi jalan.

49
DENGAN SELF STEERING AXLE RADIUS JALAN DAPAT
DIKURANGI.

50
UJI COBA SELF STEERING AXLE

51
PENGHEMATAN BBM JIKA MENGGUNAKAN SELF
STEERING AXLE

52
PENGEMATAN BAN DENGAN STEERING AXLE

53
PENGGUNAAN BAN DENGAN KEKUATAN SAMPING YANG
LEBIH LENTUR
BAN BIAS BAN
RADIAL Keuntungan Penggunaan Ban Radial:
o Terhadap Konstruksi Jalan.
Tapak ban pada jalan lebih lebar dan konstan
(walaupun pada ban bias sudah
menggunakan double), kerusakan jalan lebih
sedikit.
Overload dapat dibatasi karena bagian
pinggir ban menggunakan 1 ply ratting kalau
lebih ban akan meletus
o Terhadap Pengguna jalan.
Daya tahan lebih lama (80.000 Km, 2 kali
lipat ban bias yang ketahanannya 35.000
Km).
Harga sama sehingga biaya ban lebih
menghemat

Retak retak kecil (1-3 mm) didorong oleh


gerakan ban akan membesar, bila ada air,
air akan masuk dalam retakan, dengan
tekanan ban lapisan aspal akan lepas
menjadi lobang.
54
UKURAN LEBAR BAN

15-22 Cm

38.5- 44
Cm
55
Tires comparison
LLANTA DE BASE ANCHA SUPER SINGLE LLANTAS DUALES
TAMAO 385 / 65 R 22.5 o mayor (1) (NEUMTICOS GEMELOS)(2)

Por tener una sola cmara de aire por cada punta


de eje, la llanta super single neutraliza el impacto El corte transversal de las carreteras tiene una
curva convexa (bombeo) para que escurra el agua
de la curva convexa del corte transversal de la de lluvia.
carretera. Las llantas duales se amoldan a ste bombeo de
CORTE TRANSVERSAL modo desigual. Para ilustrar bien la repercusin
se dibuja la figura de manera pronunciada.

Tyre Tyre
Overload Overload

Esta figura muestra la diferencia entre una llanta


de base ancha y llantas duales.

56
Semi-trailer rear view

Rotatin
g
trunion

Detailed
view next
slide

Flexible hose
compartments

57
PERUBAHAN TRUK 2 SUMBU MENJADI 4 SUMBU
KONDISI AKTUAL
RENCANA= 16 TON; RATA2= 21,017 TON; TERBERAT= 26,760 TON

JBI = 13,0 Ton (Klas II) JBI= 29,0 Ton (Klas II)
JBI = 16,0 Ton (Klas I) JBI = 35,0 Ton 9Klas I)

5 Ton 8 Ton 5 Ton 8 Ton 8 T 8 Ton


6 Ton 10 Ton 6T 10 T10 T 10 T

PDF Rencana = 3.8980 PDF Rekayasa (Klas II) = 3.5636


PDF Terberat = 55.2396
PDF Rata Rata = 11.8441
PDF rekayasa (Klas I) = 8.4089
58
CONTOH TRUK 4 AXLE

59
PERUBAHAN TRUK 3 SUMBU MENJADI 5 SUMBU
KONDISI AKTUAL
RENCANA= 24 TON;RATA2= 39,065 TON;TERBERAT= 42,573 TON

JBI= 20 Ton (Klas II) JBI = 37 Ton ( Klas II)


JBI= 24 Ton (Klas I ) JBI = 46 Ton (Klas I)

5 15 5T 8T 8T 8T 8 T
4
6
Ton 18
Ton P 6 T 10 T10 T10 T 10 T
Ton Ton 8,16
X 0,086 =
PDF Rencana = 3.6787
PDF Terberat = 33.7478 PDF Rekayasa =10.6644
PDF Rata Rata = 23.2469
60
PERUBAHAN TRUK 4 SUMBU MENJADI 6 SUMBU
KONDISI AKTUAL
RENCANA= 30 TON;RATA2= 39,065 TON;TERBERAT= 54,20 TON

JBI = 25 Ton (Klas II) JBI = 45 Ton ( Klas II)


JBI = 30 Ton (Klas I ) JBI = 56 Ton (Klas I)

5 Ton 5 Ton 15 Ton


5T 8T 8T 8T 8 T 8T
6 Ton 6 Ton 18 Ton 6T 10 T 10 T 10 T 10 T 10 T

PDF Rencana = 5.9342


PDF Terberat = 82.3297 PDF Rekayasa = 12.9199
PDF Rata Rata = 48.8829
61
PERUBAHAN TRUK 4 SUMBU MENJADI 8 SUMBU
KONDISI AKTUAL
RENCANA= 34 TON;RATA2= 58,854 TON;TERBERAT= 66,452 TON

JBI = 34 TON JBI = 76 TON

6 T 10 T 18 Ton 6 T 10 T 10T 10T 10T 10T 10T

PDF Rencana = 5.9342


PDF Terberat = 82.3297 PDF Rekayasa = 15.1754
PDF Rata Rata = 48.8829
62
PERUBAHAN TRUK 5 SUMBU MENJADI 8 SUMBU
KONDISI AKTUAL
RENCANA= 37 TON;RATA2= 74,730 TON;TERBERAT= 79,800 TON

JBI = 37 TON JBI = 76


TON

10 T 21 Ton 6T 10 T 10T 10T 10T 10T 10T


6T

PDF Rencana = 6.2228


PDF Terberat = 136.2170 PDF rekayasa = 17.4309
PDF Rata Rata = 97.2472
63
PERUBAHAN TRUK 6 SUMBU MENJADI 9 SUMBU
KONDISI AKTUAL
RENCANA= 45 TON; RATA2= 88,902 TON;TERBERAT= 96,141 TON

JBI = 45 Ton (Klas I) JBI = 86 Ton (Klas I)

6T 18 T 21 Ton 6 T 10 T 10 T 10T 10T 10T 10T 10T 10T

PDF Rencana = 6.0036


PDF Terberat = 122.3094 PDF Rekayasa = 19.6863
PDF Rata Rata = 92.6646
64
PEMILIHAN MESIN TRUCK

Mesin mobil
cenderung besar
yang mempunyai
daya angkut
besar
TYPE MESIN
RPM TINGGI RPM RENDAH
TORSI KECIL TORSI BESAR
BOROS BBM HEMAT BBM
BAHAN BAKAR BAHAN BAKAR
DIESEL OIL BBG

MAHAL LEBIH MURAH


(50%)
65
Penggunaan Full Air brake system
Untuk Mencegah Fungsi Rem Yang Tidak
Berfungsi secara tiba tiba
Kecelakaan Kendaraan
Berat Bus dan Truck
banyak yang
disebabkan oleh tidak
berfungsinya Rem .
Sistem Rem hidrolik
sering gagal karena
tidak ada pengaman
bila rem tidak
berfungsi.
Full Air Brake system
dilengkapi dengan
pengaman bila rem
tidak berfungsi

66
DESAIN TRUCK UNTUK JALAN KLAS III

67
Truck 190 HP- 220 HP
semula 2 axle menjadi 4 axle, JBI
(JL Klas III = 30 ton)

68
Truck 290 -320 HP
semula 3 axle menjadi 5 axle JBI= 46 TON

69
SOLUSI SISTEM PERKERASAN KEDEPAN
PASANG SEPARATOR.
LAKUKAN STABILISASI SEKALIGUS SEBAGAI SUB
BASE ATAU BASE DAN UNTUK PERKERASAN
YANG SUDAH GAGAL LAKUKAN RECYCLING.
PRINSIP STABILISASI
SEMEN (KIMIA +BINDER)
KIMIA
Penggaraman
Pertukaran Anionic - Kation
Pertukaran Kationik Anionik.
Proses Encapsulasi atau pembukusan partikel
sehingga saling tolak menolak
Untuk peningkatan daya dukung tanah sebagai subbase
atau base ditambah binder.
70
Alat milling dan recycler untuk pekerjaan
CTRB in place

Yang Perlu diperhatikan:


Harga CTRB harus mendekati harga base .
Harga CMRFB harus 40% dibawah ATB.
71
Alat recycler dan penghamparan
CMRFB in place

72
Alat pencampur CMRFB (in plant)
dan penghamparan

73
Modifikasi Lapis Permukaan
Umur Base = 20 tahun Umur Base = 20 tahun
Chip Seal /Micro seal
AC WC
AC Binder
AC Base
Cement Treated
Aggregat base B+A subbase /base

Asphalt Latex+ Cram Rubber


Material SN Tebal Harga Total Material SN Tebal Harga Total
Agregat Base B 0.11 2.75 0.25 240,000.00 60,000.00 Cement treated base 0.18 10.80 0.60 280,000.00 168,000.00
Agregat Base A 0.12 2.4 0.20 250,000.00 50,000.00 Cement 60.00 996.00 59,760.00
Resap 0.30 7,000.00 2,100.00 Resap 0.30 7,000.00 2,100.00
AC BASE 0.3 2.1 0.07 1,550,000.00 108,500.00 Asphalt Latex +cram Rubber 2.00 10,000.00 20,000.00
Binder Coarse 0.35 2.1 0.06 1,600,000.00 96,000.00 Chip Seal 1.00 35,000.00 35,000.00
AC-WC 0.35 1.4 1.00 85,000.00 85,000.00
Rekat 0.60 7,000.00 4,200.00
405,800.00 284,860.00

Kekuatan sama dan biaya lebih murah 30%


74
KESIMPULAN
Sesuai dengan tujuan pemeliharaan jalan yaitu
mempertahankan jalan tetap mantap dan tercapai
umur rencana serta tingkat pelayanan yang
optimal, maka strategi penanganan jaringan jalan
merupakan hal penting dan perlu senantiasa
dilakukan sesuai dengan tingkat kebutuhannya.

Secara nyata, suatu ruas jalan yang tidak


dipelihara akan mengalami kerusakan dan
berakibat menurunnya tingkat pelayanan serta
tidak tercapainya umur rencana yang diharapkan.

18/10/2017 75
Permasalahan dan kendala yang timbul selama
pelaksanaan pekerjaan perlu dicatat dan diinventarisasi
untuk mengetahui sejauh mana sistem pengendalian mutu
dan cara pemeliharaan yang telah dilakukan dapat
mencapai hasil kerja yang optimal.
Untuk mengkaji efektivitas hasil kerja yang telah dilakukan
dan harapan-harapan yang ingin dicapai, beberapa
komponen yang perlu diperhatikan antara lain:
Kualitas tenaga kerja/personil yang ada.
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan.
Mutu dan jumlah bahan/material yang harus disiapkan.
Metode/cara pelaksanaan yang dipakai dalam setiap
kegiatan.
18/10/2017 76
Sekian & Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai