Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi dan Kesampaian daerah

Wilayah Kuasa Pertambangan (KP) PT Bukit Asam Tbk., terletak di


Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi
Sumatera Selatan. Wilayah KP terletak pada posisi 10345’ BT – 103 50’ BT dan
3 42’ 30’’ LS – 4 47’ 30’’ atau garis bujur 9.583.200 – 9.593.200 dan lintang
360.600 – 367.000, dalam sistem koordinat internasional.

Sumber: Satker Eksplorasi Rinci PT. Bukit Asam, Tbk


Gambar 2.1. Peta Lokasi PT. Bukit Asam, Tbk Unit Penambangan Tanjung Enim

II-1
Wilayah tersebut meliputi wilayah Tanjung Enim seluas ukuran lebih
kurang 15.500 Ha, yang terdiri dari KP Tambang Air Laya seluas 7.700 Ha, KP
Tambang Muara Tiga Besar seluas 3.300 Ha dan KP Tambang Banko Barat seluas
4.500 Ha.

Gambar 2.2. Foto Satelit Area Penambangan PT Bukit Asam Tbk.


(Sumber: Satker Eksplorasi Pengembangan dan PJP PT Bukit Asam Tbk.)

II-2
2.1.1 Profil Perusahaan
PT Bukit Asam Tbk atau lebih dikenal dengan nama Bukit Asam adalah
perusahaan pertambangan batubara yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia
dengan status Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan pada tahun
1950.
2.1.2 Data Umum Perusahaan
Nama : PT Bukit Asam Tbk

Alamat : Jalan Parigi No.01 Tanjung Enim, Sumsel, Indonesia

Telepon : 0734 451096

Website : http://www.ptba.co.id

2.1.3 Jam Kerja


Jadwal kegiatan karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk, terdiri dari tiga
sift, dengan lama kerja delapan jam perhari dengan perincian sebagai berikut :

a. Karyawan Kantor , jam 7.00-16.00 wib (istrahat 1,5 jam)


b. Karyawan work shop tambang
c. Karyawan Lapangan:
> Shift I : 8 jam, yaitu jam 23.00 – 07.00 wib

> Shif II : 8 jam, yaitu jam 07.00 – 15.00 wib

> Shift III :8 jam, yaitu jam 15.00– 23.00 wib

2.1.4 Visi dan Misi Perusahaan


1. Visi PT Bukit Asam Tbk. adalah:
Menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.

2. Misi PT Bukit Asam Tbk. adalah:


Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi
korporasi dan keunggulan insaniuntuk memberikan nilai tambah maksimal bagi
Stakeholder dan lingkungan.
2.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan

II-3
Jajaran Direksi PT Bukit Asam Tbk. Terdiri dari yaitu Direktur Utama,
Direktur Pengembangan Usaha, Direktur Operasi Produksi, Direktur Umum dan
Sumberdaya Manusia (SDM), Direktur Keuangan, Direktur Niaga. Setiap Direksi
memiliki departemen pembantu untuk menjalankan fungsi kerja di perusahaan

Sumber: ptba.co.id,2019
Gambar 2.3.Struktur Organisasi PTBA

II-4
2.2 Kondisi Geologi
2.2.1 Geologi Regional
Kondisi geologi pada daerah penambangan PT Bukit Asam Tbk. terdiri
atas beberapa formasi batuan berumur antara Miosen sampai Pliosen. Selain itu di
beberapa lokasi penambangan juga terdapat intrusi batuan beku andesit berupa
retas menerobos formasi-formasi diatasnya dan mengakibatkan kenaikan kualitas
batubara setempat sehingga batubara yang dihasilkan memiliki kalori relatif lebih
tinggi.

Formasi batuan di daerah Muara Enim diendapkan pada Cekungan


Sumatera Bagian Selatan yang mana dari yang tua sampai yang muda dapat
dipisahkan menjadi beberapa formasi yaitu:

1) Formasi Air Benakat

Formasi Air Benakat diendapkan selaras diatas Formasi Gumai yang


berumur miosen tengah tersusun oleh batu lempung pasiran dan batu pasir
Glaukonitan. Formasi Air Benakat diendapkan pada lingkungan laut neritik dan
berangsur menjadi laut dangkal, dengan ketebalan antara 100 hingga 800 meter.
Struktur sedimen yang terdeteksi adalah perarian sejajar dan sipang-siur tidak
jelas. Formasi ini yang berumur awal Miosen Akhir, mengalasi secara selaras
Formasi Muara Enim.

2) Formasi Muara Enim

Formasi Muara Enim diendapkan selaras di atas Formasi Air Benakat.


Formasi ini berumur Miosen atas yang tersusun oleh batu lempung, batu lanau
dan batu pasir tufaan serta batubara. Formasi ini merupakan hasil pengendapan
lingkungan laut neritik sampai rawa. Formasi ini terdiri dari perselingan batu pasir
dengan batu lempung dan sedikit batu lanau dan beberapa lapisan batubara.
Formasi ini bertindak sebagai pembawa endapan batubara di dalam Cekungan
Sumatera Selatan.
Shell, (1978) membagi Formasi Muara Enim menjadi empat anggota yaitu M1,
M2, M3, dan M4. Pembagian ini didasarkan atas kelompok kandungan lapisan

II-5
batubara dan masing-masing anggota dibatasi oleh lapisan batubara yang
menerus.
3) Formasi Kasai

Formasi Kasai diendapkan selaras di atas Formasi Muara Enim. Formasi


ini tersusun oleh batu pasir tufaan, batu lempung dan sisipan batubara tipis.
Formasi ini dicirikan oleh tufa yang berwarna putih, seperti yang tersingkap di
daerah Suban maupun Klawas. Lingkungan pengendapan ini adalah darat sampai
transisi.

Gambar 2.3. Peta Geologi Regional Tanjung Enim.


Sumber : Satker Eksplorasi Rinci PT. Bukit Asam Tbk

II-6
Pada daerah Tanjung Enim terdapat aktivitas magma yang menyebabkan
keberagaman struktur geologi dan banyaknya lapisan batubara. Aktivitas magma
ini dibuktikan dengan adanya batu andesit yang menyusup ke lapisan batubara.
Adapun material – material yang menyusun daerah Tanjung Enim dan sekitarnya
berupa batu lempung, batu pasir, bentonit, batubara, gravel, batu lanau, dan
andesit.
2.2.2 Stratigrafi dan litologi

Pada wilayah penambangan PT Bukit Asam Tbk. berada pada formasi


Muara Enim yang terdiri dari 3 kelompok besar yaitu: lapisan tanah penutup
(overburden), kemudian kelompok lapisan utama batubara yang ter diri dari 5
(lima) lapisan yaitu; Mangus Atas (A1), Mangus Bawah (A2), Suban Atas (B1),
Suban Bawah (B2) dan lapisan Petai (C), serta kelompok ketiga adalah ‘lapisan
antara’ lapisan batubara (interburden), yaitu terdiri dari interburden A1 -A2, A2 -
B1, B1-B2 dan interburden B2–C.

Stratigrafi dan Litologi batuan yang dijumpai di daerah Penambangan


Banko Barat tergolong ke dalam formasi Muara Enim. Di antara lapisan batubara
terdapat lapisan batuan atau sering disebut dengan istilah lapisan antara
(interburden). Stratigrafi dan litologi batuan yang ada di daerah Banko Barat
(Data Satker Eksplorasi Rinci PT Bukit Asam Tbk., 2019). Litologi batuan yang
ada di daerah Banko Barat adalah sebagai berikut:

1. Lapisan Tanah Penutup (Overburden)


Lapisan tanah penutup (overburden) terdiri dari tanah buangan lama, batu
lempung bentonitan, batu pasir, gravel, dan endapan lumpur. Selain itu juga
dijumpai nodul clay ironstone.

2. Lapisan Batubara A.1


Umumnya lapisan ini dicirikan oleh adanya lapisan pengotor sebanyak 2 – 3 lapis
dan dibagian base kadang-kadang dijumpai lensa-lensa batu lanau. Mengalami
pemisahan menjadi A.1 U ( 4m ) dan A.1L (3m) dan Ketebalan lapisan ini 6,5- 9
meter.

II-7
3. Lapisan Interburden A.1 – A.2
Lapisan ini terdiri dari batu lempung atau batu pasir tufaan dengan ketebalan 2-4
meter. Lapisan ini dicirikan dengan adanya batu pasir tufaan berwarna putih
hingga abu-abu terang dan juga ditemukan batu lempung bentonitik di beberapa
tempat. Secara keseluruhan memperlihatkan adanya struktur graded bedding
dengan batu pasir konglomerat pada bagian dasar dan batu pasir halus di bagian
atas.

4. Lapisan Batubara A.2


Lapisan ini dicirikan oleh adanya lapisan silikan pada bagian atas dan kadang-
kadang dijumpai pita pengotor batu lempung karbonan serta dijumpai juga lensa-
lensa batu lanau. Ketebalan lapisan ini 7,5-11,5 meter.

5. Lapisan Interburden A.2 – B.1


Lapisan ini merupakan perulangan batu pasir dan batu lanau dengan sisipan tipis
batubara/batu lempung karbonan disebut juga dengan Suban Marker. Ketebalan
lapisan ini 15-20 meter.

6. Lapisan Batubara B.1


Biasanya terdapat lapisan pengotor sebanyak 2 – 3 lapis yang berupa batu
lempung, lanauan karbonan. Ketebalan lapisan ini 9,1-14,1 meter.

7. Lapisan Interburden B.1 – B.2


Lapisan ini merupakan selang-seling batu lempung dan batu lanau.
Ketebalan lapisan ini 2-5 meter.

8. Lapisan Batubara B.2


Pada lapisan ini dijumpai adanya Pita pengotor berupa batu lempung lanauan
karbonan yang kadang-kadang berbentuk seperti lensa. Ketebalan lapisan ini 4,35
- 5,55 meter.

9. Lapisan Interburden B.2 – C.1


Lapisan ini merupakan perulangan batu pasir dan batu lanau dengan ketebalan 38-
44 meter.

II-8
10. Lapisan Batubara C.1
Pada lapisan ini dijumpai adanya 1 – 2 lapis pita pengotor berupa batu lempung,
batu lanau karbonan. Ketebalan lapisan ini 11 meter.

11. Lapisan Interburden C.1


Lapisan terdiri dari batu pasir dengan ketebalan lapisan ini > 2 meter.

Gambar 2.4. Penampang litologi Daerah Tambang Banko Barat Pit-3 T(Satker
Eksplorasi &Geoteknik PT. Bukit Asam, Tbk).

II-9
2.3 Iklim dan Curah Hujan
Daerah Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan memiliki
iklim yang sama dengan iklim di daerah Indonesia pada umumnya, yaitu iklim
tropis dengan kelembapan dan temperatur tinggi. Seperti kebanyakan daerah,
Tanjung Enim memiliki iklim tropis dengan kelembaban dan temperatur tinggi.
Temperatur rata-rata berkisar 28o C, temperatur minimum lebih kurang 24o C dan
temperatur maksimum lebih kurang 32o C. Sedangkan kelembapan udara rata –
rata berkisar 57% - 85% dengan kelembapan relatif maksimum berkisar 98%
terjadi pada pagi hari dan kelembapan relatif minimum berkisar 35% terjadi pada
siang hari.Untuk keperluan hidrogeologi data curah hujan yang didapatkan yaitu
dari stasiun curah hujan milik PT. Bukit Asam, Tbk yang di letakan di masing-
masing lokasi tambang. Besar kecilnya jumlah air permukaan dipengaruhi oleh
kondisi hujan, topografi daerah, jenis batuan dan kondisi vegetasi. curah hujan
harian terlampir.

2.4 Cadangan dan Klasifikasi Batubara


Jumlah cadangan batubara yang terdapat di lokasi Kuasa Pertambangan
PT. Bukit Asam,Tbk. Tanjung Enim adalah sebesar 4884,15 juta ton. Dengan
rincian untuk cadangan terukur sebesar 3126,94 juta ton. Sedangkan cadangan
tertunjuk sebesar 1422,21 juta ton dan cadangan tereka sebesar 335,00 juta ton.

Tabel 2.1 Cadangan batubara PT. Bukit Asam (Persero), Tbk.

Cadangan (Juta ton)


Daerah Terukur Terunjuk Tereka
Jumlah
(Measured) (Indicated) (Inferred)
Air Laya 236,74 12,62 0,00 249,36
Arahan Utara 180,00 40,00 10,00 230,00
Arahan Selatan 272,00 86,00 0,00 358,00
Air Serelo 49,04 0,69 0,00 49,73
Banko Barat 554,75 116,35 0,00 671,10
Banko Tengah 480,39 308,91 0,00 789,30

II-10
Banko Selatan 273,41 184,40 0,00 457,81
Bnajar Sari 242,14 42,90 0,00 285,04
BunianSuka Merindu 20,67 0,00 0,00 20,67
Bukit Kendi 14,67 30,77 0,00 45,44
Kungkilan 105,20 41,19 0,00 146,39
MuaraTigaBesarUtara 308,40 23,00 0,00 331,40
MTBS Barat 215,36 33,38 0,00 248,74
MTBS Timur 174,17 0,00 0,00 174,17
SubanJerijiSelatan 0,00 0,00 325,00 325,00
Suban Jeriji Utara 0,00 502,00 0,00 502,00
Total 3126,94 1422,21 335,00 4884,15

(Satuan Kerja Eksplorasi Rinci PT. Bukit Asam, Tbk, 2014)

Klasifikasi batubara bertujuan untuk memenuhi variasi mutu atau kelas


batubara. Klasifikasi batubara yang umum digunakan adalah klasifikasi menurut
ASTM (American Society for Testing Materials). Klasifikasi ini didasarkan atas
analisa proksimat batubara, berdasarkan dari pada derajat perubahan selama
proses pembatubaraan mulai dari lignit sampai dengan antrasit. Klasifikasi
kualitas batubara oleh PT Bukit Asam Tbk., adalah berdasarkan analisa proksimat
batubara dan kalori batubara dengan Mine Brand untuk batubara hasil dari
penambangan yang belum mengalami proses pengolahan dan Market Brand untuk
batubara yang telah mengalami pengolahan sebelumnya, seperti dilakukannya
Blending, untuk cara pengklasifikasian batubara sesuai dengan merek dagang PT
BA.

II-11
Tabel 2.2. Penggolongan Kelas Batubara yang terdapat di PT. Bukit Asam Tbk.

Kelas Group Group Keterangan


1 Meta Antrasit Tidak Ada
Antrasit 2 Antrasit Suban
3 Semi – Antrasit Air Laya
1 Low Volatile -
Bituminus

2 Medium Volatile -
Bituminus

3 High Volatile Air Laya


Bituminus
Bituminus Coal A dan Bukit
Kendi
4 High Volatile -
Bituminus Coal B

5 High Volatile -
Bituminus Coal C

1 Sub - Bituminus Coal Air Laya


Sub- A
Bituminus 2 Sub - Bituminus Coal Muara Tiga
B Besar

3 Sub - Bituminus Coal Banko Barat


C

II-12
II-13

Anda mungkin juga menyukai