LOKASI
KEGIATAN
II - 2
2.3 Morfololgi
a) Geologi Regional
Wilayah kerja PT. AIC Jaya berada pada Cekungan Ombilin yang
terbentuk sebagai akibat langsung dari gerak mendatar manganan system Sesar
Besar Sumatera pada masa Paleosen Awal (Marhaendrasworo, 1999) seperti pada
Gambar 2.3.
Gambar 2.2 Skema evolusi tektonik cekungan tarik pisah Ombilin, Sumatra Barat
menurut Hastuti, dkk (2001). (A)Kapur-Tersier Awal (B)Paleosen
(C)Miosen Awal (D)Plio-Pleistosen.
II - 3
dari lingkungan darat (meander sungai) di atas Formasi Brani dan Sangkarewang.
Di atas Formasi Sawahlunto secara tidak selaras diendapkan Formasi Sawah
Tambang berupa perselingan batupasir dan batulempung dari lingkungan darat
(sungai bradded system) pada Oligosen Akhir. Pada Miosen Akhir - Poliosen
terjadi fase ekstensi di Cekungan Ombilin yang mengakibatkan terbentuknya
terban Sinamar, berpindah sumber endapan dari barat laut ke tenggara cekungan
dan diendapkannya Formasi Ombilin berupa perselingan batulempung, batupasir
dan lanau serta anggota batu gamping Ombilin. Menjelang akhir Pliosen hingga
Kuarter terjadi fase kompresi kembali yang mengakibatkan terbentuk gunung api
kuarter dan terendapkannya Formasi Ranau berupa endapan tufa gunung api
secara tidak selaras. Lapisan batubara terdapat pada Formasi Sawahlunto.
II - 4
utara cekungan pada daerah pengundakan mengiri antara sesar Sitangkai dan sesar
Silungkang yaitu terban Talawi. Sedangkan bagian selatan cekungan merupakan
daerah kompresi yang ditandai oleh terbentuknya sesar naik dan lipatan (terban
Sinamar) seperti pada Gambar 2.2. Ketebalan batuan sedimen di cekungan
Ombilin mencapai ±4.500 m terhitung sangat tebal untuk cekungan berukuran
panjang ± 60 km dan lebar ±30 km.
b) Tanah
Tanah diklasifikasikan dari sifat dan ciri tanah menunjukkan bahwa jenisnya
tergolong ke dalam Podzolik Merah Kuning, ciri utama tanah Podzolik adalah
penumpukan butir liat pada horizon B.
Bahan induk tanah Podzolik merupakan campuran dari butiran liat dan
batuan pasir. Bahan induk tersebut dapat diamati dengan jelas pada beberapa
singkapan di Parambahan. Menurut Buol. Sanches, Cate dan Granger : "Bahan
induk tanah Podzolih akan menghasilkan tanah yang tidak subur dan umumrrya
bereaksi asam".
Dari segi fisika tanah, jenis tanah Podzolik pada umumnya memiliki
drainase di bagian atas adalah baik dan di lapisan bagian bawah agak terlambat.
Hal ini ditunjukkan oleh warna tanah yang bervariasi dari coklat,merah dan
kuning dibagian atas serta warna pucat di lapisan bawah. Drainase yang baik
memungkinkan terjadinya proses oksidasi. sehingga senyawa fero bisa berubah
II - 5
menjadi senyawa feri dan menimbulkan warna merah atau kuning pada tanah.
Sebaliknya pada kondisi drainase terhambat akan menciptakan tanah yang
kelabu atau putih.
II - 6
(Ca) berada tidak terukur hingga 2,3 me/100 g, magnesium (Mg) antara tidak
terukur sampai 0.9 me/100 g, kalium antara 0,1 sampai 0,2 /me100 g dan natrium
(Na) antara 0,2 hingga 0,4 me100 g.
Kondisi tanah daerah KP PT. AIC Jaya yang ditambang secara Tambang
Terbuka dan Tambang Bawah Tanah, dapat diuraikan sebagai berikut yaituTanah
di daerah Parambahan bereakasi asam dengan tingkat keasaman (pH) setiap
lapisan berkisar antara 4,4 hingga 4,8 (TOR Pemetaan Survei Lingkungan Hidup,
1980), karena jenis-jenis tumbuhan seperti paku resam (pteridium aguilinum),
alang-alang (imperata cylendrice), karamunting (rhodomyrtus tomenlosa) yang
juga merupakan indikator tanah yang bereaksi asam. Tanah tersebut relatif berat
mengalami erosi akibat hubungan yang erat antara sifat-sifat tanah dengan
topograi dan curah hujan serta vegetasi penutup.
1. Biologi Akuatik
Biologi akuatik disekitar Kecamatan Talawi pada umumnya terdapat ikan dan
bentos (hewan penghuni dasar perairan). Jenis-jenis ikan yang ditemukan
sebanyak 14 jenis dan yang bernilai ekonomis hanya 6 jenis
II - 7
Keanekaragaman jenis ikan terdapat adanya variasi diantara sungai-sungai, yang
bermuara ke Batang Ombilin yaitu : Sungai Parambahan, sungai Ulu Air, sungai
Kandi dan sungai Lunto.
2. Biologi Teresterial
Pada daerah KP PT. AIC Jaya memiliki biologi teresterial terbatas karena
daerah-daerah edar dari fauna hanya ada pada daerah lembah, yang masih
ditutupi oleh hutan sekunder yang sebagian besar terdiri atas pohon setinggi 20
meter, selain itu terdapat juga hutan sekunder yang tidak Iuas terletak di sebelah
Timur Bukit Sigalut. Keanekaragaman jenis fauna pada umumnya memiliki jenis
fauna yang kecil sekali, untuk kelas mamalia hanya 9 species pada hutan
sekunder daerah rendah, jumlah species yang paling kecil adalah terdapat pada
habitat belukar, begitu pula untuk kategori kenekaragaman burung berada
diantara 5 - 9 species pada habitat hutan, sedangkan keadaan yang ditempati
fauna terdapat suatu perubahan lingkungan, misalnya adanya kegiatan baru atau
campur tangan manusia yang bersifat menurunkan kualitas habitat alami dan
secara tidak langsung akan mendorong terjadinya perubahan keanekaragaman.
II - 8
perubahan populasi fauna, seperti fauna yang berfungsi sebagai hama (babi),
sering menjelajahi areal yang Iuas dan hidup diberbagai habitat dan juga mencari
makan di ladang-ladang penduduk. Disamping itu terdapat jenis tapir (tapirus
indicus) dan rusa yang dilindungi menurut Ordonansi dan Peraturan Perlindungan
Binatang Mamalia tahun 1931 No. 134 dan No. 266 dan Surat Keputusan Menteri
Pertanian No. 66/KPTS/UM 2/1973.
II - 9
sumber:PT AIC Jaya
l. Demografi
2. Mata Pencaharian
II - 10
hari pasar tiap minggu sebanyak 2 kali yaitu Rabu dan Sabtu, dan Selasa dan
Jumat untuk Kota Talawi, dan Silungkang hari pasarnya tiap minggu hanya satu
kali.
3. Kesehatan
4. Pendidikan
II - 11
2.4. Kegiatan Lain di Sekitar Tambang
a) Bidang Pemerintahan,
b) Bidang Pertanian;
c) Bidang Peternakan;
II - 12