TINJAUAN UMUM
areal
penambangan
batugamping
berdasarkan
SIPD
Nomor
Dari Tuban ke Montong lewat Kerek melalui jalan aspal kelas IV dalam
kondisi baik berjarak kurang lebih 10 km, dan dilalui angkutan umum
Dari Jenu ke Montong lewat Kerek melalui jalan aspal kelas IV dengan
kondisi baik , dengan jarak kurang lebih 10 km
Dari Glondong ke Merakurak dengan kondisi jalan cukup baik, dengan jarak
kurang lebih 11 km.
November sampai Bulan April, sedang Musim Kemarau berlangsung dari Bulan Mei
sampai Bulan Oktober. Data curah hujan diperoleh hasil pengamatan DPU pengairan
DATI II Tuban pada daerah kerek , antara tahun 1992 2001. Dari data hasil
pengamatan curah hujan rata-rata pada musim hujan adalah 164 mm/bulan dan
curah hujan rata-rata pada musim kemarau adalah 43 mm/bulan ( Lampiran K). Suhu
udara permukaan diwilayah penambangan, bervariasi antara 26C - 37C dengan
suhu udara rata-rata adalah 36C.
111o50
Glondong
Gontor
0
112o
112o50
Jenu
LAU T J AWA
Senori
6 50
Kerek
Merakurak
TUBAN
Palang
Montong
7000
Jojogan
Plumpan
g
Rengel
7050
S. Bengawan Solo
Buwerna
Soko
Babat
BOJONEGORO
KETERANGAN
Lokasi Penambangan
Ibukota Kabupaten
Batas kabupaten
Jalan Kelas I
Jalan Kelas IV
Sungai
Tuban
SKALA 1 : 500.000
0
5
10 Km
SAMUDERA INDONESIA
Gambar 2.1
Peta Lokasi Penambangan PT. UTSG
diatas
satuan
batugamping
formasi
paciran
diendapkan batuan berumur holosen yang terdiri dari breksi, batupasir, tufaan
dan tuff dan menempati derah morfologi datar.
2.3.3. Struktur Geologi
Dari peta geologi daerah Tuban dan sekitarnya, maka dapat diperkirakan
bahwa daerah Cekungan Rembang ini telah terjadi proses perlipatan yang
menyebabkan terbentuknya struktur antiklin. Perlipatan dicekungan ini mempunyai
arah umum Timur Barat. Sebagai akibat dari proses perlipatan tersebut
terbentuklah struktur kekar dan struktur sesar.
Endapaan batugamping didaerah ini memiliki jurus sebesar N 255 - 270 E,
dan kemiringan lapisan 5 -10. Kanampakan struktur geologi daerah ini terdiri dari
sesar normal yang terdapat di Kali Pongpongan dengan ssarah umum Timur Laut
Barat Daya dan dibeberapa tempat terlihat adanya struktur kekar dengan arah umum
sebesar N 244 E/ 83 dan N 296 E/ 75.
2.4. KARAKTERISTIK BATUGAMPING
Batugamping merupakan salah satu Bahan Galian industri yang mempunyi
sifat fisik dan kimia tertentu. Berdasarkan hasil analisa conto permukaan dan inti bor
di laboratorium Pusat Penelitian Semen (PPS) PT. Semen Gresik Diperoleh :
2.4.1. Sifat Fisik
1) Warna
2) Kilap
: Tanah
3) Gores
: Putih
4) Kemagnetan
: Non magnetic
5) Kekerasan
: 2 3 skala mohs
: 1,348 T/LCM
: 1,842 T/LCM
Umur
Stratigrafi
Kala
Litologi
Akhir
Formasi
Notopuro
Formasi Kabuh
Tengah
Plistosen
Kwarter
Holosen
Zaman
Formasi Lidah
Awal
Akhir
Formasi
Paciran
Formasi
Wonocolo
Tengah
Formasi Ledok
Awal
Formasi Mundu
Pliosen
Miosen
Tersier
Pemerian
Batugamping napalan,
batugamping dolomitan
Batugamping koral dan
Kalkarenit
Batugamping pasiran, selangseling batugamping klastik
Batugamping gloukonit
Formasi Bulu
Formasi
Ngrayong
Formasi Tawun
Gambar 2.2
Stratigrafi Cekungan Rembang 5)
2.4.2. Sifat Kimia
Batugamping dengan rumus kimia CaCO3 mudah sekali larut dengan Asam
Clorida ( HCl ) dan akan mengeluarkan gas CO2 . Pembakaran batugamping pada
temperatur tinggi akan mengeluarkan gas CO2 dan sisa pembakaran disebut sebagai
kapur Tohor ( CaO ).
KEGIATAN PENAMBANGAN
Sistem penambangan batugamping di PT. United Tractors Semen Gresik
Pemboran
Kegiatan pemboran dimaksudkan untuk menyediakan lubang tembak guna
Coppo Type ROC 642. Jenis mata bor yang digunakan adalah Bottom Bit, dengan
diameter 3,5 inchi. Pola pemboran yang menggunakan pola berselang-seling
(stragered) dengan ukuran burden 2,5 m dan spasi 3 m.
2)
Peledakan
Peledakan yang dilakukan menggunakan metode listrik secara beruntun setiap
barisnya dan serentak untuk satu baris menggunaakn pemicu tunda (Delay Electric
Blasting Cap) untuk mengatur urutannya.
Peralatan peledakan yang digunakan adalah :
Alat angkut yang digunakan di PT. United Tractors Semen Gresik untuk
mengangkut batugamping dari lokasi penambangan ke lokasi peremukan (Crusher)
digunakan Dump truck jungkit dengan arah penumpahan ke belakang.
Untuk kegiatan pengangkutan pada Tuban II digunakan 18 unit Dump truk
jungkit Nissan Diessel CWB 52 HDN dan Nissan Diessel CWA 53 HD dengan
kapasitas bak munjung 17,06 m3 dan berat muatan maksimal 20 ton.
2.6.5. Kegiatan Peremukan
Kegiatan peremukan bertujuan untuk memperkecil ukuran material hasil
peledakan agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan untuk kegiatan pengolahan.
Alat peremuk batuan yang digunakan adalah 6 unit peremuk batugamping Type Non
Clog Hammer Mill dengan kapasitas maksimum 1000 ton/jam. Ukuran umpan yang
masuk 100 200 cm. Ukuran produk yang dihasilkan < 8 cm. Hasil peremukan
diangkut dengan Belt Conveyor kegudang penumpukan, selanjutnya diangkut
ketempat pengolahan di PT. Semen Gresik.
Gambar 2.3
Kegiatan penambangan batugamping Tuban II