Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH


Kuari batugamping Tuban terletak di Desa Sumberarum dan Desa
pongpongan , Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Batas-batas
administrative wilayah penambangan adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Jenu

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Merakurak

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Montong

Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kerek.


Luas

areal

penambangan

batugamping

berdasarkan

SIPD

Nomor

545.4/184/116/1994 tanggal 14 Mei 1994 adalah 797,4379 Ha. Letak geogarafis


areal penambangan yaitu pada garis meridian 065025 - 065140 LS dan nadir
1115151 - 1115246 BT. Peta lokasi penambangan dapat dilihat pada ( gambar
2.1 )
Kuari batugamping terletak kurang lebih 15 km di Barat Daya Kota Tuban.
Kuari batugamping dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor roda dua maupun
roda empat dari tiga jurusan masing-masing:

Dari Tuban ke Montong lewat Kerek melalui jalan aspal kelas IV dalam
kondisi baik berjarak kurang lebih 10 km, dan dilalui angkutan umum

Dari Jenu ke Montong lewat Kerek melalui jalan aspal kelas IV dengan
kondisi baik , dengan jarak kurang lebih 10 km

Dari Glondong ke Merakurak dengan kondisi jalan cukup baik, dengan jarak
kurang lebih 11 km.

2.2. IKLIM DAN CURAH HUJAN


Didaerah penambangan beriklim tropis, setiap tahun dipengaruhi dua musim
yaitu Musim Hujan dan Musim Kemarau . Musim Hujan berlangsung dari bulan

November sampai Bulan April, sedang Musim Kemarau berlangsung dari Bulan Mei
sampai Bulan Oktober. Data curah hujan diperoleh hasil pengamatan DPU pengairan
DATI II Tuban pada daerah kerek , antara tahun 1992 2001. Dari data hasil
pengamatan curah hujan rata-rata pada musim hujan adalah 164 mm/bulan dan
curah hujan rata-rata pada musim kemarau adalah 43 mm/bulan ( Lampiran K). Suhu
udara permukaan diwilayah penambangan, bervariasi antara 26C - 37C dengan
suhu udara rata-rata adalah 36C.

111o50

Glondong

Gontor
0

112o

112o50

Jenu

LAU T J AWA

Senori

6 50

Kerek

Merakurak

TUBAN

Palang

Montong
7000

Jojogan
Plumpan
g

Rengel
7050

S. Bengawan Solo

Buwerna

Soko

Babat

BOJONEGORO
KETERANGAN

Lokasi Penambangan
Ibukota Kabupaten
Batas kabupaten
Jalan Kelas I
Jalan Kelas IV
Sungai

Tuban

SKALA 1 : 500.000
0
5
10 Km
SAMUDERA INDONESIA

Gambar 2.1
Peta Lokasi Penambangan PT. UTSG

2.3. KEADAAN GEOLOGI


2.3.1. Morfologi
Secara umum morfologi daerah penambangan dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Satuan morfologi dataran rendah, dengan ketinggian 5 m 30 m diatas
permukaan air laut. Morfologi daerah ini terbentuk oleh endapan alluvial
terdiri dari Lumpur, lanau dan lempung berwarna coklat kekuningan.
2) Satuan morfologi perbukitan, dengan ketinggian antara 30 m- 110 m
diatas permukaan laut.
Morfologi daerah ini dibentuk oleh satuan batugampaing terumbu.
Lembah lembanh sungai kering banyak dijumpai dengan rata-rata arah
utara selatan dan sejajar satu sama lain..
Sebagian batugamping daerah ini tertutupi oleh lapisan tanah penutup
tipis dengan tebal rata-rata 0,5 meter, terutama di daerah lembah atau
atau lekukan kecil. Oleh penduduk setempat daerah ini dijadikan lahan
pertanian tanaman pangan seperti jagung, kacang tanah, padi, ketela
pohon, dan kacang hijau.
2.3.2. Stratigrafi
Menurut hasil pengamatan singkapan batuan yang dilakukan ahli geologi Van
Bummelan (1949), daerah ini termasuk kedalam fisiografi Cekungan Rembang.
Stratigrafi regional Cekungan Rembang ini mulai dari yang tertua sampai yang
termuda dapat dilihat pada (Gambar 2.2).
Berdasarkan hasil pengamatan, pada daerah penambangan batugamping
terdapat dua satuan batuan, yaitu :
1) Satuan Batugamping Formasi Paciran
Batugamping pada satuan Formasi Paciran merupakan batugamping
terumbu yang berumur pliosen. Secara fisik batuan ini dapat dibedakan
menjadi satuan batugamping keras dan lunak.
Batugamping terumbu keras bersifat kompak, kristalin, berwarna
putih sampai coklat kekuningan, mengandung fosil koral, foraminifera, dan
moluska. Pada umumnya batugamping ini berongga-rongga dan banyak
didapat retakan-retakan yang telah terisi oleh kalsit. Batugamping ini
merupakan 80% dari seluruh cadangan batu gamping.

Batugamping terumbu lunak terdapat dibagian barat daya daerah


penambangan. Batugamping ini berwarna putih sampai coklat kekuningan,
rapuh sampai getas, mengandung fosil koral, foraminifera, dan moluska.
Batugamping keras berselingan dengan batugamping lunak.
2) Satuan Batuan Formasi Notopuro
Ketidakselarasan

diatas

satuan

batugamping

formasi

paciran

diendapkan batuan berumur holosen yang terdiri dari breksi, batupasir, tufaan
dan tuff dan menempati derah morfologi datar.
2.3.3. Struktur Geologi
Dari peta geologi daerah Tuban dan sekitarnya, maka dapat diperkirakan
bahwa daerah Cekungan Rembang ini telah terjadi proses perlipatan yang
menyebabkan terbentuknya struktur antiklin. Perlipatan dicekungan ini mempunyai
arah umum Timur Barat. Sebagai akibat dari proses perlipatan tersebut
terbentuklah struktur kekar dan struktur sesar.
Endapaan batugamping didaerah ini memiliki jurus sebesar N 255 - 270 E,
dan kemiringan lapisan 5 -10. Kanampakan struktur geologi daerah ini terdiri dari
sesar normal yang terdapat di Kali Pongpongan dengan ssarah umum Timur Laut
Barat Daya dan dibeberapa tempat terlihat adanya struktur kekar dengan arah umum
sebesar N 244 E/ 83 dan N 296 E/ 75.
2.4. KARAKTERISTIK BATUGAMPING
Batugamping merupakan salah satu Bahan Galian industri yang mempunyi
sifat fisik dan kimia tertentu. Berdasarkan hasil analisa conto permukaan dan inti bor
di laboratorium Pusat Penelitian Semen (PPS) PT. Semen Gresik Diperoleh :
2.4.1. Sifat Fisik
1) Warna

: Kuning tua, putih kecoklatan

2) Kilap

: Tanah

3) Gores

: Putih

4) Kemagnetan

: Non magnetic

5) Kekerasan

: 2 3 skala mohs

6) Bobot isi loose

: 1,348 T/LCM

7) Bobot isi insitu

: 1,842 T/LCM

Umur

Stratigrafi

Kala

Litologi

Akhir

Formasi
Notopuro

Formasi Kabuh

Tengah

Plistosen

Kwarter

Holosen

Zaman

Formasi Lidah
Awal
Akhir

Formasi
Paciran

Formasi
Wonocolo

Tengah

Formasi Ledok

Awal

Breksi, batupasir tufaan & tuf

Batupasir tufan, sisipan


batulempung, konglomerat &
tuf

Batulempung sisipan batupasir


gampingan dan batu apung

Formasi Mundu

Pliosen

Miosen

Tersier

Pemerian

Batugamping napalan,
batugamping dolomitan
Batugamping koral dan
Kalkarenit
Batugamping pasiran, selangseling batugamping klastik
Batugamping gloukonit

Formasi Bulu

Batugamping pasiran sisipan


napal

Formasi
Ngrayong

Batugamping, batupasir kuarsa


selang-seling batugamping
klastik

Formasi Tawun

Napal pasiran dan batugamping


bioklastik

Gambar 2.2
Stratigrafi Cekungan Rembang 5)
2.4.2. Sifat Kimia
Batugamping dengan rumus kimia CaCO3 mudah sekali larut dengan Asam
Clorida ( HCl ) dan akan mengeluarkan gas CO2 . Pembakaran batugamping pada
temperatur tinggi akan mengeluarkan gas CO2 dan sisa pembakaran disebut sebagai
kapur Tohor ( CaO ).

2.5. TARGET PRODUKSI


Besarnya target produksi klinker pada PT. Semen Gresik untuk Kuari
batugamping Tuban II tahun 2002 adalah 2.879.650 ton semen/tahun (Lampiran A).
Jumlah batugamping yang harus ditambang oleh PT. United Tractors Semen Gresik
untuk memenuhi sasaran produksi klinker pada tahun 2002 adalah 3.388.516 ton per
tahun.
Kegiatan pemuatan dan pengangkutan pada kuari batugamping Tuban
dilakukan oleh PT. UTSG yang bekerja sama dengan beberapa sub kontraktor yang
lain.
Besarnya target produksi pekerjaan pemuatan dan pengangkutan yang harus
dicapai oleh PT. UTSG yang bekerja sama dengan sub kontraktor - sub kontraktor
untuk Tuban II adalah 11.295 ton per hari.
2.6.

KEGIATAN PENAMBANGAN
Sistem penambangan batugamping di PT. United Tractors Semen Gresik

termasuk sistem tambang terbuka (kuari), yang dilakukan secara jenjang.


Penambangan dilakukan sampai ketinggian 30 m di atas permukaan air laut.
Tahapan kegiatan penambangan di Kuari Batugamping Tuban PT. United
Tractors Semen Gresik secara garis besar meliputi kegiatan pembersihan lahan,
pembongkaran, penggalian, pemuatan, pengangkutan dan peremukan. ( lihat gambar
2.3 )
2.6.1. Pembersihan Lahan
Sebelum dilakukan tahap pembongkaran maka pada areal yang masih banyak
ditumbuhi semak belukar dilakukan pembersihan lahan dengan menggunakan alat
Buldozer, sedangkan karena lapisan penutup batugamping sangat tipis yaitu antara
0,1 0,6 m, maka tidak dilakukan kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup.
2.6.2. Kegiatan Pembongkaran
Pembongkaran batuan yang bertujuan untuk melepaskan atau membongkar
batuan dari batuan induknya, dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
1)

Pemboran
Kegiatan pemboran dimaksudkan untuk menyediakan lubang tembak guna

keperluan peledakan. Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan tiga unit


Crawler Rock Drill (CRD) Atlas Coppo Type ROC F7 dan dua unit CRD Atlas

Coppo Type ROC 642. Jenis mata bor yang digunakan adalah Bottom Bit, dengan
diameter 3,5 inchi. Pola pemboran yang menggunakan pola berselang-seling
(stragered) dengan ukuran burden 2,5 m dan spasi 3 m.
2)

Peledakan
Peledakan yang dilakukan menggunakan metode listrik secara beruntun setiap

barisnya dan serentak untuk satu baris menggunaakn pemicu tunda (Delay Electric
Blasting Cap) untuk mengatur urutannya.
Peralatan peledakan yang digunakan adalah :

Blasting Machine merk Nippon Kayaku Type T-500, dengan


kapasitas sambungan 500 detonator sekali peledakan.

Blasting Ohm Meter merk Nippon Kayaku type S-500, dengan


kemampuan mengontrol rangkaian peledakan 500 buah detonator.

Anfo Mixer merk Aresco dengan kapasitas Amonium Nitrat 4.500 kg


dan kapasitas solar 200 liter.

Peralatan pendukung lainnya seperti Tang, Pisau (cutter), cangkul dan


bambu untuk Tamper.

Perlengkapan peledakan yang digunakan, adalah :

Bahan peledak jenis ANFO dengan perbandingan berat Amonium


Nitrat dan Fuel Oil (solar) adalah 94,5% : 5,5%.

Damotin atau Catridge jenis Powergel Magnum 3151 buatan PT.


Dahana (Persero).

Detonator Jenis Half Second Delay (HSD) buatan India.

Hasil pembongkaran yang dibutuhkan dengan ukuran 110 120 cm dan


fragmentasi 10 15 % boulder. Hasil peledakan yang masih berupa boulder
direduksi dengan menggunakan dua unit pemecah batu (breaker), Komatsu dengan
mesin penggerak Type PC 200-6.
2.6.3. Kegiatan Pemuatan
Alat muat yang digunakan untuk memuat batugamping setelah terbongkar
kedalam Dump Truck oleh alat muat jenis Back Hoe Komatsu PC 200-6, PC 400,
dan PC 650 SE .
2.6.4. Kegiatan Pengangkutan

Alat angkut yang digunakan di PT. United Tractors Semen Gresik untuk
mengangkut batugamping dari lokasi penambangan ke lokasi peremukan (Crusher)
digunakan Dump truck jungkit dengan arah penumpahan ke belakang.
Untuk kegiatan pengangkutan pada Tuban II digunakan 18 unit Dump truk
jungkit Nissan Diessel CWB 52 HDN dan Nissan Diessel CWA 53 HD dengan
kapasitas bak munjung 17,06 m3 dan berat muatan maksimal 20 ton.
2.6.5. Kegiatan Peremukan
Kegiatan peremukan bertujuan untuk memperkecil ukuran material hasil
peledakan agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan untuk kegiatan pengolahan.
Alat peremuk batuan yang digunakan adalah 6 unit peremuk batugamping Type Non
Clog Hammer Mill dengan kapasitas maksimum 1000 ton/jam. Ukuran umpan yang
masuk 100 200 cm. Ukuran produk yang dihasilkan < 8 cm. Hasil peremukan
diangkut dengan Belt Conveyor kegudang penumpukan, selanjutnya diangkut
ketempat pengolahan di PT. Semen Gresik.

Gambar 2.3
Kegiatan penambangan batugamping Tuban II

Anda mungkin juga menyukai