Oleh :
Adib Pratama Lubsa 03021181520033
Irawan Chandra 03021281520131
Dari Hasil NPV menunjukkan hasilnya bernilai positif yaitu 1,946,081 USD
sehingga layak menurut evaluasi Net Present Value.
3.5.2 IRR (Internal Rate of Return)
Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan
tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat
diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang
diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat
diskonto yang membuat NPV sama dengan nol.
IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu
proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return)
lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat
lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain). IRR digunakan dalam
menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya
digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi
dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of
return (MARR) . MARR adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi
yang berani dilakukan oleh seorang investor. Untuk mencari nilai IRR diperlukan
MARR untuk NPV dengan nilai positif dan negatif sehingga untuk dilakukan
pengujian NPV kembali untuk mendapat nilai negatif dengan rumus sebagai
berikut:
𝑁𝑃𝑉1
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 + (𝑖2 − 𝑖1)
𝑁𝑃𝑉1 − 𝑁𝑃𝑉2
Keterangan :
IRR=Internal Rate Return
NPV1=Net Present Value bernilai +
NPV2=Net Present Value bernilai –
I1=MARR untuk NPV +
I2=MARR untuk NPV -
Menurut Perhitungan maka didapat IRR yang mencapai 75,11% yang lebih
besar dari MARR 14,7% sehingga berdasarkan kajian IRR perencanaan ini sudah
layak.
6. Analisis Sensitivitas
Setelah perhitungan menganai analisis investasi telah dilakukan kemudian
dilakukan analisis sensitivitas dengan menganalisis parameter-parameter peubah
yang dapat mempengaruhi kelayakan investasi kontraktor pada proyek
penambangan batubara di masa mendatang. Parameter-parameter tersebut juga
digunakan untuk mengetahui batas-batas kelayakan dari nilai NPV yang dapat
diterima.
Parameter-parameter peubah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1)
Kenaikan biaya operational yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti; kenaikan
biaya sparepart yang lebih tinggi dari index eskalasi dari supplier resmi hal ini
dikarenakan tidak semua sparepart yang digunakan berasal dari supplier resmi,
penggunaan bahan bakar yang lebih tinggi dari index fuel dan 2) Penurunan
produksi yang diakibatkan kondisi peralatan, produktivitas rendah, kondisi cuaca
yang berbeda dengan prediksi, kondisi operational penambangan yang berat,
dimana berdasarkan analisis sensitivitas didapatkan hasil bahwa penurunan
pendapatan lebih sensitif (NPV=0 pada penurunan pendapatan 3.35%)
dibandingkan dengan kenaikan biaya operasional (NPV=0 pada kenaikan biaya
operasional 3.44%), Gambar 3.5 menunjukan grafik sensitivitas proyek
pelaksanaan penambangan batubara.
Gambar 3.5. Analisis Sensitivitas
BAB 5
PERENCANAAN JALAN DAN KESTABILAN LERENG
5. Perencanaan Jalan
Geometri jalan angkut merupakan bagian daripada perencanaan yang lebih
ditekankan pada rencana bentuk fisik jalan sehingga bisa memenuhi fungsi dasar
jalan, yakni memberikan pelayanan yang optimal pada aktivitas lalu lintas yang
beroperasi, karena tujuan perencanaan geometri jalan angkut adalah menghasilkan
infrastruktur yang aman, memaksimalkan pelayanan, dan memaksimalkan rasio
tingkat penggunaan dan atau biaya pelaksanaan. Bentuk, ukuran dan ruang jalan
dikatakan baik, jika memberikan rasa nyaman dan aman kepada pengguna jalan.
Pada tahap ini melakukan pengukuran langsung tentang bagaimana lebar
jalan angkut pada keadaan lurus. Pada perhitungan lebar jalan lurus peneliti di
bimbing langsung oleh pembimbing lapangan dan membagi titik-titik di
sepanjang jalan hauling guna mendapatkan data yang maksimal sehingga pada
proses pengolahan data lebih muda.
Dimana:
L (min) = lebar minimum pada jalur lurus (m)
n = jumlah jalur
Wt = lebar satu unit kendaraan (m)
Gambar 5.1 Lebar Jalan
Wmin = { (2 X ( U + Fa + Fb + Z ) )+ C }
Z = {( U + Fa + Fb ) / 2 }
Dimana:
Wmin = Lebar jalan pada jalur tikungan (m)
U = Jarak jejak roda truck (m)
Fa = Lebar juntai depan (m)
Fb = Lebar juntai belakang (m)
Z = Jarak sisi luar truck ke tepi jalan (m)
C = Jarak antar truck (m)
Gambar 5.2 Lebar Tikungan Jalan
Tabel 5.2 Spesifikasi Dump Truck Scania P 420 (Scania Construction Trucks,
United Tractors)
Stockpile
Untuk mencari cycle time teoritis yang dibutuhkan oleh alat angkut scania P420
maka:
Diketahui
Berat kosong dumptruk = 100 ton (Handbook)
Berat muatan = 32 ton (Handbook)
GR BC = 8%
GR AB= GR CD = 0%
RR CD =50 lbs/ton (Beton)
RR AB= RR BC= 100 lbs/ton (Tanah)
HP = 420 HP (Handbook)
Efesiesni = 0,85
Disposal
1 Sourcing Belgium
7 No, Of Cylinders 8
KB Eff FB SF 3600
P density batubara
CT (1.1)
Diketahui:
Kapasitas Bucket (KB) = 2 m3 (Tabel 6.2)
Faktor Bucket (FB) = 1,0 (Tabel 6.5)
Swell Factor (SF) = 0,85
Effisiensi excavator (Eff) = 0,83 (Tabel 6.3)
Cycle Time (CT) = 16.80 detik (Handbook)
Densitas Batubara = 1,26 ton/ m3
n KB Eff FB SF 3600
P density batubara (4.3)
CT
Diketahui:
Jumlah Pengisian (n) = 10 kali
Kapasitas Bucket Excavator (KB) = 2 m3 (Tabel 6.2)
Faktor Bucket Excavator (FB) = 1,0 (Tabel 6.5)
Effisiensi Kerja Dump Truck (Eff) = 0,83 (Tabel 6.4)
Cycle Time (CT) = 640,65 detik (Hasil Hitungan Bab 5)
Swell Factor (SF) = 0,85
Densitas Batubara = 1,26 ton/ m3
Jadi, produktifitas alat angkut dump truck Scania P420 berdasarkan Handbook
untuk batubara dengan jarak 235 mdari front penambangan ke dump hopper
adalah 99,90 ton/jam.
Produktifitas Alat Gali Muat Excavator Backhoe CAT 385 CL untuk Tanah
Perhitungan Menurut Handbook Caterpillar Performance Edition 38
Untuk menghitung produktifitas excavator backhoe yang memuat tanah dapat
digunakan persamaan (4.5).
KB Eff FB SF 3600
P
CT (4.5)
Diketahui:
Kapasitas Bucket (KB) = 4,6 m3 (Tabel 6.1)
Faktor Bucket (FB) = 1,0 (Tabel 6.5)
Swell Factor (SF) = 0,85
Effisiensi excavator (Eff) = 0,83 (Tabel 6.3)
Cycle Time (CT) = 21 detik (Handbook)
Jadi, produktifitas alat gali muat excavator backhoe CAT 385 CL Menurut
Handbook Caterpillar Performance Edition 38 untuk tanah adalah 556,34
BCM/jam.
Produktifitas Alat Angkut Dump Truck CAT HD 773E untuk Tanah dengan
Jarak 75 m (Alat Gali Muat CAT 385 CL)
Perhitungan Menurut Handbook Caterpillar Construction & Mining Trucks
Edition 41
Untuk menghitung produktifitas dump truck yang mengangkut tanah dapat
digunakan persamaan (4.7)
n KB Eff FB SF 3600
P
CT
(4.7)
Diketahui:
Jumlah Pengisian (n) = 7 kali
Kapasitas Bucket Excavator (KB) = 4,6 m3 (Tabel 6.1)
Faktor Bucket Excavator (FB) = 1,0 (Tabel 6.5)
Swell Factor (SF) = 0,85
Effisiensi Kerja (Eff) = 0,80 (Tabel 6.4)
Cycle Time (CT) = 266,5 detik (Hasil Hitungan Bab 5)
Perhitungan Match Factor Alat Gali Muat (Excavator Backhoe CAT 345 DL)
dan Alat Angkut (Dump truck Scania P420) untuk Batubara
Diketahui :
Jumlah Alat Angkut Scania P420 = 2 unit
Jumlah Alat Gali Muat Excavator 345DL = 1 unit
Waktu edar alat gali-muat = 19,61 detik (Handbook)
Waktu edar alat angkut = 640,65 detik
Banyak pengisian (n) = 10 kali
(4.9)
Untuk menghitung faktor keserasian kerja alat gali muat dengan alat angkut
(match factor) dapat menggunakan persamaan (4.9).
10 x 2 x 19,61
MF
1 x 640,65
MF = 0,91
Jadi, secara aktual karena MF > 1 maka ada alat angkut yang menunggu alat gali
muat
Perhitungan Match Factor Alat Gali Muat (Excavator Backhoe CAT 385 CL)
dan Alat Angkut (Dum ptruck CAT HD 773E) untuk Tanah
Diketahui :
Jumlah Alat Angkut CAT HD773E = 2 unit
Jumlah Alat Gali-Muat CAT 385CL = 1 unit
Waktu edar alat gali-muat = 22,34 detik (Handbook)
Waktu edar alat angkut = 266,5 detik
Banyak pengisian (n) = 6 kali
(4.10)
Untuk menghitung faktor keserasian kerja alat gali muat dengan alat angkut
(match factor) dapat menggunakan persamaan (4.10).
6 x 2 x 22,34
MF
1 x 266,5
MF = 1,05
Jadi, secara aktual karena MF > 1 maka alat angkut menunggu alat gali muat.2.
Untuk mencapai target produksi batubara yang mencapai 884.800 ton maka
jumlah alat yang dibutuhkan adalah 1 fleet sehingga alat yang dibutuhkan adalah
adalah 1 alat gali muat CAT 345 DL dan 2 Alat angkut Scania P420 sedangkan
Untuk mencapai target produksi pengupasan tanah yang mencapai 6.110.000
BCM maka jumlah alat yang dibutuhkan adalah 2 fleet sehingga alat yang
dibutuhkan adalah adalah 1 alat gali muat CAT 385 DL dan 2 Alat angkut HD
773 E.
BAB 7
PERENCANAAN PENGOLAHAN DAN PENCUCIAN
dalam kelas “ heavy duty sampai medium duty “ dengan daya sebesar 0.6
KVA / ton / jam. Jenis crusher yang digunakan adalah “ roll crusher “
dengan tipe gelondong tunggal (single roll crusher).
Screen ini memiliki satu lapis permukaan (single deck) yang diletakan
dengan posisi agak miring 12 – 18 derajat (inclined); screen ini bekerja pada
level ‘heavy duty’, dengan menggunakan gaya hentak (stroke).
2) Vibrating Screen
Tahap kedua pemisahan ukuran fraksi batubara dilakukan dengan
vibrating sreen, dengan tujuan untuk memisahkan fraksi ukuran +150 mm
sebelum masuk sebagai umpan secondary crusher. Screen ini bekerja secara
mekanik dengan mengggunakan gaya getar (vibrator).
Untuk kapasitas sekitar 600 ton/jam, tipe screen yang dipilih adalah
‘raw coal sizing sreen‘ dengan dua lapis permukaan (double deck), yang
dipasang dengan kemiringan 17 – 25 derajat, sehingga fraksi batubara akan
lewat diatasnya dengan kecepatan 0,75 – 1,25 meter/detik. Lapis pertama dari
screen ini memiliki ukuran bukaan 50 mm dengan menggunakan vibrasi
rendah.
Tabel 8.1
Bulan 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata Data Curah
Januari 511 187 174 417 322 322.2
Hujan
Pebuari 468 164 356 345 455 357.6
Maret 375 195 218 366 446 320 Periode
April 368 268 122 315 139 242.4 Tahun
Mei 369 171 156 583 216 299
2010-2014
Juni 97 72 124 76 177 109.2
Juli 79 38 36 454 127 146.8
Agustus 161 29 0 147 159 99.2
September 234 60 39 253 15 120.2
Oktober 97 188 182 193 26 137.2
Nopember 287 196 388 280 319 294
Desember 112 347 622 466 442 397.8
Tabel 8.4 Perbandingan Effisiensi Pompa Aktual dan Effisiensi Pompa Spesifikasi
No Pompa Efisiensi Efisiensi pompa
pompa actual Spesifikasi
1 KSB 250 kW (Listrik) 63 % 73 %
2 KSB 250 kW (Listrik) 63 % 73 %
Hubungan pompa dengan curah hujan sangat erat kaitannya dalam hal
upaya penanggulangan air tambang yang ditampung dalam main sump sehingga
berapa banyak volume air yang akan dikeluarkan melalui sistem pemompaan yang
telah ada sekarang dengan debit pompa aktual dan pengaruh jam jalan dari pompa
tersebut.
Dari tabel 8.5 di bawah, pada dua buah pompa listrik KSB 250 kW, jam
kerjanya yaitu 262 jam/bulan. Hal ini disebabkan keadaan pompa yang tidak
prima sehingga tidak dapat beroperasi sesuai dengan kebutuhan, dan banyak
mengalami perawatan dan perbaikan mesin pompa.
Untuk lebih mengeffektif dan mengeffesien, terdapat alternatif sehingga
ketercapaian untuk mengeluarkan air dari main sump dapat memenuhi target
karena jam operasi pompa bergantung pada besar curah hujan dan penirisan
tambang terhadap efektif produksi batubara atau overburden karena pompa harus
mampu membebaskan dasar tambang dari genangan air. Pada instalasi
pemompaan, besarnya debit pompa dipengaruhi oleh besarnya head total dan
gesekan yang
dialami pipa pada waktu air mengalir. Untuk sistem penginstalan rencana
dan debit pemompaan rencana dapat di lihat pada tabel 7.6 di bawah.
1. Alternatif :
Mengurangi atau memperpendek penggunaan pipa outlet HDPE 200 pada
pompa KSB 250 (Listrik) dengan mengganti pipa HDPE 300 dengan tujuan untuk
mengurangi tekanan pada saat pompa operasi dan membuat debit air lebih besar.
Setelah dilakukan perhitungan head total sebesar 90,13 m dan berdasarkan kurva
karateristik diperoleh debit pemompaan sebesar.
Total debit pemompaan
= debit KSB 250 (Alternatif) + debit KSB 250 (Aktual)
= 439,8 m3/jam + 408 m3jam
= 847 m3/jam
Tabel 8.6 Penginstalan Rencana dan Debit Pemompaan Rencana Pompa Ksb 250
kW (Listrik)
Dengan debit air yang masuk ke tambang dengan periode ulang hujan 5
tahun adalah 622,8 m3/jam sedangkan untuk periode ulang hujan 2 tahun adalah
521,26 m3/jam dengan asumsi dalam satu bulan itu 262 jam maka volume air
yang masuk dan harus dipompakan sebesar 431.604 m3. Volume sump yang ada
pada tambang dari hasil pengukuran satuan kerja Perencanaan Sipil dan Hidrologi
adalah 124.490 m3 dengan kemampuan sump untuk menampung air adalah
sebesar 1.764.000 m3. Sedangkan air yang masuk sebesar 622,8 m3/jam atau
448.416 m3/bulan untuk periode ulang hujan 5 tahun dan untuk periode ulang
hujan 2 tahun 521,6 m3/jam atau 375.552 m3/bulan. Dengan demikian, debit air
yang masuk untuk periode ulang hujan 5 tahun cukup untuk di tampung dengan
jangka waktu yang cukup lama. Dengan debit air masuk setiap bulan bulan
sebesar 448.416 m3/bulan tetapi volume air yang dapat keluar tambang hanya
sebesar 213.792 m3 atau hanya 47,68 % dari jumlah air yang harus dipompakan
dengan sisa volume air yang masih ada di main sump sebesar 234.624m3 atau
52,32 %. Sedangkan debit air yang masuk untuk periode ulang hujan 2 tahun
375.552 m3/bulan dan volume air yang dapat keluar tambang berdasarkan jam
jalan aktual sebesar 213.792 m3 atau 56,92 % dari jumlah air yang harus
dipompakan dengan sisa volume air yang masih ada di main sump sebesar
161.760 m3 atau 43,07 %.
th
Anonim., 2007. Spesification and Aplication Handbook, 28 Edition, Komatsu,
Ltd.
Anonim., 2009. Hino 500 Series Drive to Perfection, 6 th Edition, Japan.
Anonim., 2008. Caterpillar performance handbook edition 48, Caterpillar Inc.,
Peoria, Illinois, U.S.A.
Bangun, F. T. A., 2009. Pengembangan Tanah Mekanik (PTM) & Alat-alat Berat.
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara: Medan.
Indonesianto, Y., 2005. Pemindahan Tanah Mekanis. UPN Veteran: Yogyakarta.
Rochmanhadi., 2013. Kapasitas dan Produksi Alat-alat Berat. Badan Penerbit
Pekerjaan Umum.
Tenriajeng, A. T. 2003. Pemindahan Tanah Mekanis. Penerbit Gunadarman:
Jakarta.