Anda di halaman 1dari 34

Identifikasi Pola Sebaran Batuan penutup

Pembentuk Air Asam Tambang Batubara


pada Pit X di PT Indominco Mandiri,
Kalimantan Timur

Kemal Cahyono Mustofa


OUTLINE

Pendahuluan Metodologi

Kesimpulan &
Saran
Hasil &
Tinjau Umum
Pembahasan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Air asam tambang yang dikenal dengan Acid Mine Drainage
(AMD) adalah air yang berasal dari kegiatan penambangan
yang bersifat asam akibat dari oksidasi mineral sulfida
dengan reaksi air dan oksigen.

• Salah satu masalah serius yang ditimbulkan akibat dari


terbentuknya air asam tambang adalah pencemaran air.
• Usaha yang dapat dilakukan adalah pencegahan sebelum
terbentuknya air asam tambang dengan menggunakan metode
enkapsulasi.
Lokasi dan Kesampaian Daerah
Penelitian

PT Indominco Mandiri secara administrasi memiliki


lokasi penambangan batubara di daerah Bontang,
Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur,
Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis
terletak dibagian utara garis khatulistiwa diantara
“00°02’20 - 00°13’00 Lintang Utara dan 117°12’50
- 117°23’30” Bujur Timur.
Mengetahui bagaimana proses mengidentifikasi material
batuan penutup (OB) yang berpotensi membentuk Potential
acid farming (PAF) dan Non acid farming (NAF).

Mengetahui pola sebaran material overburden (OB) yang


berpotensi membentuk Potential Acid Forming (PAF) dan
TUJUAN Non Acid Forming (NAF) secara vertikal dan horizontal pada
daerah penelitian.

Mengtuhui berapa volume material batuan yang


membentuk Potential Acid Farming (PAF) dan Non acid
farming (NAF).
Rumusan Masalah Batasan Masalah

• Bagaimana proses mengidentifikasi pola sebaran • Lokasi Penelitian dilakukan di PT Indominco


materian batuan penutup yang berpotensi membentuk Mandiri Pit X, west block.
Potential acid farming (PAF) dan Non acid farming
• Pemodelan yang dilakukan menggunakan software
(NAF).
Minescape 5.7.

• Berapa volume material batuan yang berpotensi • Pemodelan yang dilakukan pada overburden (OB)
menyebabkan Potential acid farming (PAF) dan Non dari target seam C22 sampai seam C24 di Pit X.
acid farming (NAF).

• Data analisis kualitas kimia batuan yang digunakan


hanya sebatas data Net Acid generation (NAG) dan
Net total acid producing potential (NTAPP).
BAB II
TINJAUAN UMUM
Geologi Regional

Geologi Daerah Penelitian termasuk kedalam


Cekungan Kutai yang merupakan salah satu
cekungan Tersier yang terbesar di Indonesia,
luasnya 165.000 km2 dan kedalamannya kurang
lebih mencapai 14.000 m.

Peta Geologi Regional Lembar Sanggata (Sukardi,


1995)
Stratigrafi Regional

Kondisi stratigrafi daerah Cekungan Kutai dicirikan


dengan banyaknya cekungan sedimen yang banyak
mengandung minyak bumi dan batubara. Proses
sedimentasi pada Cekungan Kutai terjadi pada Zaman
Tersier muda hingga dewasa.

Stratigrafi regional Cekungan Kutai (modifikasi


Satyana dkk,1999).
Struktur Geologi Regional

Pembentukan struktur geologi di Cekungan Kutai sangat


dipengaruhi oleh adanya pemekaran kerak samudera
(spreading) disepanjang selat Makassar yang
menimbulkan sesar mendatar dengan arah pergerakan dari
baratlaut – tenggara. dan Struktur yang berkembang
didalam Cekungan Kutai adalah lipatan, sinklin dan sesar

Struktur geologi Cekungan Kutai (Allen dan


Chambers, 1998)
Batubara

Batubara merupakan batuan sedimen (padatan) yang


dapat terbakar, berasal dari tumbuhan, serta berwarna
cokelat sampai hitam, yang sejak pengedapannya
terkena proses fisika dan kimia yang menjadikan kaya
akan kandungan karbon
Proses Pembentukan Batubara

Proses pembentukan batubara terdiri dari 2 tahap yaitu :


• Tahap Biokimia (Penggambutan)
• Tahap Coalification (Pembatubaraan)

Proses Pembentukan Batubara (Sumber Mayang, 2012)


Batuan Penutup (Overburden)

Overburden merupakan lapisan batuan penutup atau


lapisan yg menutupi bahan galian dan umumnya terdiri
dari Top Soil (lapisan tanah paling atas), Sub Soil (lapisan
tanah antara top soil dan overburden), dan lapisan tanah
inti (Sand Stone, Clay, dan lainnya).

Batuan Penutup
Air Asam Tambang

Air asam tambang atau biasa juga disebut Acid Mine


Drainage (AMD) adalah kondisi dimana air di dalam
atau sekitar area pertambangan yang memiliki kadar ke
asaman yang sangat tinggi, biasanya diindikasikan
dengan nilai ph <5. AAT dapat berupa air lindian
(leachate), rembesan (seepage), dan aliran (drainage)

Air asam tambang pada sump


Proses terbentuknya AAT

Proses terbentuknya air asam tambang ialah dikarenakan


adanya mineral sulfida kontak dan teroksidasi oleh
oksidator utama yaitu oksigen dan membentuk produk-
produk oksidasi. Produk-produk oksidasi tersebut
kemudian terlindi oleh adanya air (air hujan).

Komponen Pembentuk air asam tambang


Mineral Pembentuk AAT

Mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt


terbentuk dari kombinasi antara unsur logam dengan
sulfur (belerang). Sulfur di dalam lapisan batubara dan
lapisan penutup (overburden) terdapat berupa sulfur
organik dan anorganik.

Mineral Pyrite Disseminited


Pengujian Geokimia Batuan

Pengujian geokimia sampel batuan merupakan tahapan menganalisa


sampel batuan untuk mengetahui batuan yang berpotensi atas
pembentukanya air asam tambang.

Uji statik digunakan untuk mengelompokkan batuan ke dalam Potential


Acid Forming (PAF) dan Non Acid Forming (NAF). Dan Pengujian
yang digunakan yaitu analis Net acid Genartion (NAG) dan Net Total
Acid Potential Producing (NTAPP)
Profil Perusahaan
• PT Indominco Mandiri merupakan anak perusahaan PT
Indotambangraya Megah.Tbk yang beroperasi dibidang
pertambangan batubara di Pulau Kalimantan Timur, yang berdiri
pada 11 November 1988.
• Berdasarkan SK Dirjen Geologi dan Sumber daya mineral
departemen ESDM pada 5 oktober 2000 area pertambangan PT
Indominco Mandiri di tetapkan seluas 24.121 Ha.
• Dan pada tanggal 31 Desember 2020 PT Indominco Mandiri
memiliki cadangan batubara yang tercatat 37.780 juta ton.
Visi Misi
• Meningkatkan keunggulan kinerja operasional untuk
melayani pelanggan dengan produk dan layanan
Menjadi perusahaan penyedia batubara bernilai dan bermutu tinggi.
terkemuka di Indonesia dengan pertumbuhan • Mengembangkan kompetensi karyawan, sistim, dan
yang berkelanjutan yang dicapai melalui infrastruktur yang efisien dengan budaya inovasi,
profesionalisme dan peduli terhadap integritas, kepedulian dan sinergi dalam perusahaan.
karyawan, masyarakat dan lingkungan. • Meningkatkan dan berkontribusi dalam
pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat
dengan berperan sebagai warga Negara yang baik
dan mematuhi peraturan serta hukum yang berlaku.
BAB
METODOLOGI
III
Diagram Alir Penelitian
Jadwal Penelitian
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
Pengambilan Data

Data Pemboran Geophysical Deskripsi batuan


Full Coring Logging
Pengolahan Data

Format Deskripsi Sampling batuan Format penamaan sampel

Surat Pengantar Lab Hasil analisis


Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan ialah dengan memodelkan data-data yang sudah
terkumpul menggunakan software Minescape 5.7 dengan metode stratmodel.
tahap pemodelan batuan penutup pembentuk asam, yaitu:
• Membuat Schema
• Grid dan sheet
• Korelasi Drilhhole
• Membuat Section/Penampang stratigrafi
• Membuat model quality
• composit quality
• Membuat Kontur Ph
Hasil Pengolahan Data
• Sebaran Batuan Penutup PAF dan NAF
Secara Vertikal

Section 2 Section 9 Section 7


Hasil Pengolahan Data
Sebaran Batuan Penutup PAF dan
NAF Secara Horizontal

M222B M223A S223 M223A PC23

M224A S224 M224B M225A


Hasil Pengolahan Data
Perhitungan Voilume
BAB V
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan
• Proses mengidentifikasi batuan penutup (Overburden) yang pertama ialah dengan melakukan
pengeboran full coring, deskripsi batuan secara megaskopis, analisis geokimia batuan, dan modeling
AMD
• Hasil pemodelan seacra vertical maupun horizontal memperlihatkan, bahwa daerah penelitian Pit X
didominasi oleh material NAF dengan pola sebaran yang dominan pada bagian utara sampai selatan.
Pada bagian tengah terdapat perselingan antara lapisan PAF dan NAF dengan proporsi yang cukup
merata.
• Hasil perhitungan persentase volume untuk lapisan batuan penutup PAF pada daerah penelitian yaitu
18.61% atau sebesar 986.030 Cu Metres dengan massa 181.839 Ton sedangkan persentase volume
lapisan batuan penutup NAF yaitu 81.39% atau sebesar 4.313.426 Cu. Metres dengan massa
5.299.457 Ton.
Kesimpulan
Saran
• Dengan jumlah volume NAF yang lebih banyak maka bisa melakukan
pencegahan air asam tambang terbentuk dengan metode enkasulasi
• Material NAF ini juga bisa dimanfaatkan untuk saluran drainase.
Hatur Nuhun

Anda mungkin juga menyukai