Anda di halaman 1dari 8

PAPER SITUASI PENAMBANGAN PADA PT. IFISHDECO Tbk.

SITE TINANGGEA KABUPATEN KONAWE


SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

OLEH

NINDY ALAM
R1D119053

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI

2022
A. Peralatan Mekanis yang digunakan dalam Proses Penambangan pada PT. Ifishdeco

1. Excavator
Excavator merupakan alat berat yang multifungsi dan banyak digunakan tidak hanya untuk
konstruksi, tetapi juga untuk kehutanan. Dalam usaha pertambangan, excavator lebih berfungsi
untuk mengangkat material berat seperti bebatuan maupun tanah yang berada di lapisan teratas.
Alat berat ini tidak hanya digunakan untuk menggali, tetapi juga untuk memuat dan memindahkan
bahan-bahan.

Gambar 1. Excavator PC 200 dan PC 300

2. Dump Truck
Fungsi dump truck sangat beragam di antaranya dapat digunakan untuk mengangkut tanah,
bebatuan, endapan bijih dari jarak dekat hingga sedang. Kelebihan menggunakan dump truck
adalah kecepatannya dalam mengangkut sehingga dapat meningkatkan proses produksi serta
keadaannya yang fleksibel dan dapat dipakai untuk membawa banyak barang-barang.

Gambar 2. Dump Truck dengan muatan 20 Ton


3. Bulldozer

Keuntungan menggunakan bulldozer di area penambangan ialah dapat digunakan untuk


menggali, meratakan area, mendorong barang-barang berat, menarik beban berat, menimbun
kembali tanah yang berlubang bekas galian. Selain itu, ada pula fungsi lainnya, seperti:

• Membersihkan area tambang yang masih kasar atau masih terdapat banyak kayu yang
teronggok di sekitar area, bekas pepohonan, ataupun batu-batuan kasar.
• Memindahkan tanah hingga jarak 300ft.
• Menimbun kembali trencher.
• Membantu menyiapkan material yang diperlukan para pekerja dengan mengambil di gudang
penyimpanan.

Gambar 3. Bulldozer CAT Type D85-E


B. Profil Endapan Nikel Laterit pada PT. Ifishdeco
Profil endapan nikel laterit terbagi atas 3 yaitu :
1. Zona Limonit
Menurut Lintjewas dkk. (2019) Zona limonit berwarna coklat kekuningan – coklat
kehitaman, berbutir halus sampai dengan kasar, kekerasan lunak sampai sedang, dijumpai adanya
mineralisasi, dengan tingkat elastisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan zona lainnya. Pada
zona limonit sering dijumpai adanya fragmen batuan asal dengan mineral utama berupa mineral
gutit, mineral lempung magnetit, kromit, dan hematit. Pada sub zona yellow limonite atau
incremental limonit - saprolit porositas perlapisan buruk-sedang, sedangkan densitas material
relatif tinggi. Sementara pada bagian bawah sub zona yellow limonite atau incremental limonit-
Saprolit disebut sebagai sub zona intermediate (zona transisi) atau dikatakan sebagai limonite ore
zone. Pada bagian sub zona ini kandungan kadar besi relatif tinggi di bagian atas sedangkan pada
bagian bawah relatif lebih rendah. Umumnya alumina ditandai dengan adanya mineral lempung
(soft smecite clays dan silika). Sementara Cr hadir dalam kadar yang relatif tinggi namun bisa juga
kandungannya relatif sedikit. Sementara unsur Mn dan Co terlarut diendapkan pada zona limonit
bagian bawah (transition zone). Sedangkan kandungan SiO2 dan MgO kadar rendah terbentuk.
Porositas atau kandungan air perlapisan pada sub zona intermediate (zona transisi) atau dikatakan
sebagai limonite ore zone. Sisa tekstur batuan masih dapat teramati yang menunjukkan proses
pelapukan.

2. Zona Saprolit
Zona ini berada di atas batuan dasar (bedrock), umumnya boulder sebagian atau seluruhnya
telah mengalami pelapukan, dimana proses pelapukan tersebut terjadi pada joint dan fracture
boulder. Tekstur atau fragment batuan masih dikenali dan proses pelapukan belum berlangsung
dengan sempurna. Pada batuan dengan tingkat terserpentinisasi yang tinggi proses pelapukan tidak
hanya berlangsung pada joint dan fracture, tetapi terjadi pada masa batuan keseluruhan yang
disebabkan lunaknya batuan yang memungkinkan muka air tanah terlibat sebagai agen pelapukan.
Porositas perlapisan pada zona saprolit sedang-baik, sedangkan densitas material relatif rendah.
Proses pelapukan pada boulder terus berlangsung meningkat dimulai dari bagian dalam hingga
batas terluar batuan. Sedangkan MgO, SiO2 dan alkali akan tercuci atau hilang, menyisakan besi
Fe3+ , Al2 O3 , Cr dan Mn. Vertikal profil menunjukkan bahwa kandungan Fe pada bagian atas lebih
tinggi dibandingkan pada bagian bawah dan rata - rata cenderung memiliki kadar Fe yang rendah.
Pada zona saprolit, Ni merupakan produk residual, namun umumnya merupakan hasil proses
pengayaaan yang kedua. Hal ini disebabkan ketika alkanitas muka air tanah yang bersifat asam
pada bagian atas tiba-tiba meningkat menyebabkan terpisahnya olivin dan terlepasnya magnesia,
sehingga Ni pada bagian atas terlarutkan dan diendapkan pada zona saprolit. Keterdapatan mineral
garnierite umumnya pada zona saprolit, merupakan zona dimana silika sebagai vein atau silica
boxwork terdapat. Bijih umumnya terdapat pada zona saprolit dan tidak semua profil secara
vertikal memiliki kadar Ni yang relatif merata. Hasil proses pengayaan Ni yang kedua pada bagian
bawah zona saprolit bukan merupakan bagian dari tubuh bijih dimana secara gradual menunjukkan
kadar yang lebih rendah.

3. Zona Batuan Dasar (Bedrock)


Zona batuan dasar atau bedrock berada pada bagian bawah profil, merupakan batuan
ultramafik yang belum mengalami proses pelapukan. Komposisi kimia batuan memiliki kemiripan
terhadap komposisi kimia bedrock yang tidak teralterasikan. Terdapat struktur joints dan fracture
terjadi seiring terjadinya tekanan hydrostatic pada batuan. Sementara sirkulasi air permukaan
meresap melalui joints dan fracture, idealnya jenis deposit mineral harus bisa mencerminkan
gambaran bagaimana suatu deposit mineral itu sebenarnya sampai terbentuk, dan biasanya dikenal
dengan istilah model genetik. Dimana untuk profil endapan nikel laterit dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar 1. Profil endapan nikel laterit
C. Profil Jalan Angkut PT. Ifishdeco

Berikut profil jalan angkut yang pada PT. Ifishdeco Site Tinanggea Kabupaten Konawe
Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara.

- Dari ETO ke EFO

Gambar 2. Sketsa Profil Jalan Angkut dari ETO ke EFO

- Dari EFO ke JETTY

Gambar 3. Sketsa Profil Jalan Angkut dari EFO ke JETTY


Gambar 4. Situasi Jalan Angkut PT. Ifishdeco

Anda mungkin juga menyukai