Anda di halaman 1dari 12

Lokasi Tambang

Lokasi penambangan batu granit yang diusahakan oleh PT. Trimegah Perkasa
Utama yaitu di Bukit Petot, Desa Pangka, Kabupaten Karimun, Propinsi Kepulauan
Riau, Indonesia. PT. Trimegah Perkasa Utama sendiri terletak di sisi barat Pulau
Karimun dan secara geografis terletak pada koordinat 1º2’56”. 1º3’42” Lintang Utara
dan 103º18’37”. 103º20’15” Bujur Timur, berjarak sekitar 50 mil laut dari Singapura
dan sekitar 70 mil laut dari Batam, sehingga sangat strategis untuk menjangkau pasar
yang sangat potensial. Bagian utara area tambang merupakan hutan dan semak belukar,
bagian selatan merupakan jalan raya beraspal berjarak lebih kurang 350 m dari area
tabang, bagian timur berupa garis pantai berjarak lebih dari 500 m dari lokasi tambang
dan bagian barat merupakan area pertambangan bahan galian C dari beberapa
perusahaan lain.
PT. Trimegah Perkasa Utama berjarak ±16 Km dari pelabuhanTanjung Balai yang
merupakan ibukota dari Kabupaten Karimun dan berjaran ±19 Km ke arah barat dari
pusat kota Tanjung Balai. Lokasi ini dapat ditempuh selama ± 40 menit dengan
menggunakan kendaraan roda empat melalui jalan yang beraspal dan juga jalan yang
diperkeras dengan batu, sehingga dapat dikatakan lokasi area penambangan PT.
Trimegah Perkasa Utama mudah untuk dijangkau. Sementara transportasi dari dan
keluar Pulau Karimun dapat dijangkau dengan menggunakan jalur transportasi laut
melalui Pulau Batam, Kuala Tungkal (Propinsi Jambi), Kukup (Negara Malaysia) dan
melalui Negara Singapura.

C. Keadaan Geologi dan Topografi


Berdasarkan hasil studi terdahulu yang dilakukan oleh tim Geoservices (1990)
dapat diketahui bahwa sebagian besar jenis batu granit yang ada di lokasi tambang PT.
Trimegah Perkasa Utama berwarna putih sampai abu-abu muda, massibe, berbutir
sedang sampai kasar ( 2 mm – 15 mm ), terdiri atas komponen utama mineral kuarsa
dan orthoklas dengan sedikit mineral biotit sekitar 5%. Permukaan batuan mengalami
sedikit pelapukan dengan membentuk mineral sekunder kaolin dan klorit dalam jumlah
yang tidak begitu berarti. Mengingat material kuarsa dan orthoklas merupakan
komponen mineral dominan yang mempunyai kekuatan fisik yang cukup baik, maka di
perkirakan kualitas batuan granit di daerah penelitian cukup baik.
Berdasarkan sejarah geologinya, Pulau karimun termasuk kawasan Tanah Sunda
yang meliputi Pulau-Pulau di Indonesia bagian barat dan Semenanjung Malaya serta
paparan laut dangkal di antara Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaya, seluruh
kawasan tersebut dahulu termasuk dataran luas dan kering. Proses pembentukan
dataran yang mencakup pelapukan dan pengikisan untuk jangka waktu yang cukup
lama akan menghasilkan bentuk bentang alam atau topografi yang khas.
Bentuk topografi yang paling umum adalah dataran rendah dengan permukaan
yang tertutup oleh tanah pelapukan yang cukup tebal. Terkadang batuan dasar dari
granit dapat dijumpai di beberapa perbukitan yang menonjol, akan tetapi umumnya
batuan dasarnya tersembunyi di bawah tanah penutup (top soil) yang cukup tebal.

Iklim dan Cuaca


Daerah Kabupaten Karimun beriklim tropis basah dengan temperatur udara
minimum 21º dan temperatur makasimum 31º (Berdasarkan Buku Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Penambangan Batu Granit PT.Riau Alam Anugerah
Indonesia Tahun 1999).
Tercatat curah hujan rata-rata adalah 224 mm per bulan, dimana musim penghujan
berlangsung pada bulan Agustus – Januari, sedangkan musim kemarau berlangsung
pada bulan Februari – Juli dengan curah hujan rata-rata pada musim kemarau adalah
130 mm per bulan.

Batu Granit
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan.
Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai
batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan
antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin granum.
Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan
dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap
air, kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat
rendah. Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat (Coordinate
Measuring Machine).
 Struktur Mineral
Granit murni hanya salah satu dari jenis granitoid. Sebuah granitoid mengandung
20-60% kuarsa dan kandungan feldspar. Granit adalah batuan yang kuat karena
memiliki butiran mineral yang terbentuk selama periode proses pendinginan yang
sangat lambat. Penambahan kuarsa dan feldspar menunjukkan kekuatan granit lebih
kuat dibandingkan dengan baja.
Kuarsa dan feldspar umumnya memberikan kesan granit bercahaya terang, yaitu
mulai dari warna merah muda sampai warna putih. Warna dasar tersebut disisipkan
oleh mineral-mineral ikutanh yang warnanya lebih tua. Mineral ikutan yang paling
umum pada granit adalah mika, biotit, hornblende, dan amfibol.
Granit merupakan batuan beku dalam yang bertekstur holokristalin, feneritik,
berbutir kasar, dan mengandung mineral-mineral : kuarsa 10-40%, feldsparkalium 30-
60%, plagioklas natrium 0-35%, mineral mafis (biotit, hornblende 10-35%.
 Cadangan Batu Granit
Total cadangan di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dikelola oleh
PT. Trimegah Perkasa Utama yang berjumlah 10.601.700 m³ atau 27.564.420 ton
(Spesific Grafity batu granit adalah 2,6 ton/m³) dengan jumlah yang dapat ditambang
sebanyak 10.028.400 m³ atau sebesar 26.073.840 ton dan umur tambang secara
keseluruhan yang diinginkan adalah 192,7 bulan. Menurut Buku Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Penambangan Batu Granit PT.Riau Alam Anugerah
Indonesia Tahun 1999, seperti dapat dilihat didalam (Tabel 1) yaitu cadangan dan
volume tertambang
TABEL I
CADANGAN DAN VOLUME TERTAMBANG
VOLUME UMUR
JENJAN CADANGA
LOKASI ELEVASI TERTAMBAN TAMBAN
G N
G G
4 7 s/d (-7) 2.437.000 2.392.900 46
BUKIT (-7) s/d (-
5 2.363.400 2.289.900 44
POTOT 21)
B (-21) s/d (-
7 2.200.000 2.097.100 40,3
35)
4 7 s/d (-7) 1.225.000 1.151.500 22,1
BUKIT (-7) s/d (-
5 1.101.300 998.400 19,2
POTOT 21)
C (-21) s/d (-
6 1.028.000 895.700 17,2
35)
BUKIT
4 7 s/d (-7) 247.000 202.900 3,9
ASIAL
TOTAL 10.601.700 10.028.400
Sumber: Buku Kerangka Acuan Analisis Lingkungan Penambangan PT. Riau Alam
Anugerah Tahun 1999
 Proses Penambangan
Berdasarkan kondisi topografi dan bentuk cadangan batuan granit yang ada maka
sistem penambangan yang dilakukan adalah sistem tambang terbuka (open pit mining)
dengan membuat jenjang (benches). Adapun kegiatan penambangan yang dilakukan di
PT. Trimegah Perkasa Utama meliputi :
1. Survey Dan Pemetaan
Survey dan pemetaan merupakan faktor penting dalam semua kegiatan
pertambangan, karena perencanaan yang diambil dari hasil survey menjadi pedoman
kegiatan di area penambangan, serta penentu dalam pembuatan update stockpile,
kemajuan quarry dan lokasi seluruh fasilitas tambang.

GAMBAR 2
LOKASI QUARRY
2. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Sebelum kegiatan penambangan dimulai perlu dilakukan kegiatan land
clearing berupa pembersihan lahan lahan yang meliputi pekerjaan pembabatan
tumbuh-tumbuhan, perataan lapangan kerja, serta pengupasan lapisan tanah
penutupnya. Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan daerah yang akan
ditambang. Pembersihan lahan dan pengupasan lapisan tanah penutup (overburden)
dilaksanakan secara bertahap, dimana pada saat ini kegiatan ini tidak dilakukan
lagi. Alat yang digunakan untuk melakukan pembersihan lahan ini dengan
menggunakan bulldozer D7G. Hal ini dilakukan untuk mempermudah alat gali
dalam melakukan pembongkaran lapisan tanah penutup. Tahap ini merupakan
tahap awal dalam memulai aktivitas penambangan, tanah yang telah dikupas
dikumpulkan dan diangkut ke disposal area.
GAMBAR 3
BULLDOZER D7G
3. Pengupasan Tanah Penutup
Pengupasan tanah penutup di sini adalah pengupasan lapisan tanah (soil)
termasuk lapisan granit lapuk. pengupasan granit lapuk ini dilakukan karena jumlah
granit lapuk yang menutupi granit segar memiliki volume yang kecil dengan
kualitas granit lapuk yang cukup rendah. Setelah di lakukan pengupasan tanah
penutup, hasil tanah penutup ini kemudian dipindahkan ke disposal area, untuk
dikelola lebih lanjut agar tidak terjadi pelumpuran.
Lapisan tanah penutup sendiri dipisahkan antara lapisan tanah yang masih
mengandung humus dan lapisan tanah penutupnya, lapisan yang mengandung
humus ini dikelola secara tersendiri dan terpisah dari lokasi pengelolaan tanah
penutup. Alat yang dipakai dalam pengupasan ini antara lain Hitachi Zaxis 350 H.
Jumlah peralatan yang diperlukan sangat bergantung pada lokasi kegiatan dan
volume pengupasan tanah pada setiap periodenya. Sebagian tanah penutup ini akan
dimanfaatkan di sekitar perkantoran untuk keperluan reklamasi/pembibitan.
4. Pemuatan dan Pengangkutan Lapisan Tanah Penutup
Kegiatan ini bertujuan untuk memindahkan overburden ke dalam alat angkut,
yang selanjutnya dibawa ke disposal area. Pemuatan material overburden ini
menggunakan alat berat Hitachi Zaxis 350 H. Sedangkan Pengangkutan ini
menggunakan alat angkut Fuso FV 419J sebanyak 3 buah (Gambar 4), dengan jarak
sekitar 1 Km. Pengangkutan ini bertujuan untuk memindahkan overburden hasil
penggalian dari front penambangan menuju disposal area .
GAMBAR 4
FUSO FV 419J
5. Penimbunan Disposal (Dumping)
Setelah penggalian overburden, selanjutnya material diangkut dan ditimbun di
disposal area. Dimana jarak antara loading point dan disposal area sekitar 1
kilometer. Nantinya disposal area ini akan digunakan sebagai lahan reklamasi pasca
penambangan. Proses penimbunan dilakukan oleh dump truck dan diratakan dengan
menggunakan bulldozer.
6. Pengeboran dan Pembongkaran Batuan
Kegiatan pembongkaran batu granit dilakukan dengan cara peledakan pada
jenjang (bench blasting) untuk menghasilkan fragmen batuan berdiameter 6”-9”.
Perencanaan peledakan tambang sama pentingnya dengan perencanaan pengeboran,
peledakan yang tepat, akurat, dan penetapan jarak aman, merupakan faktor penting
yang menentukan berhasil atau tidaknya sebuah peledakan tambang. Pemilihan jenis
bahan peledak, ketepatan jumlah berat jenis bahan peledak untuk setiap lubang
rencana ledak, perangkaian dan waktu peledakan, harus dipertimbangankan secara
matang sebelum peledakan dilakukan.
Jenis peledakan yang dilakukan PT Trimegah Perkasa Utama terdiri dari dua
jenis peledakan yaitu primary blasting dan secondary blasting dengan metoda
system penyalaan non electric (nonel), hal ini untuk mengupayakan hasil
fragmentasi batuan yang sesuai dengan kapasitas unit peremuk (crusher) dan
mempertimbangkan faktor keamanan dan keselamatan, disamping itu efek getaran,
batu terbang, lewat pecahan (over breaks) akan dikurangi dengan menggunakan
geometri peledakan yang tepat.
GAMBAR 5
ATLAS COPCO ROCK F9
Pola pengeboran dan pola peledakan di PT. Trimegah Perkasa Utama adalah
berpola staggered. Alat yang digunakan untuk melakukan pengeboran adalah Atlas
Copco Rock F9. Pola pengeboran, diawali dengan pemboran lubang ledak dengan
diameter 5 inch, panjang tiap batang bor 3 meter dan kedalaman lubang rata-rata
adalah 14,9 meter.
Pada primary blasting, bahan peledak yang digunakan adalah Emulion Blend,
yaitu campuran ANFO (Ammonium Nitrat Fuel Oil) dan Matrix Emulsi, sedangkan
pada secondary blasting bahan peledak utamanya adalah ANFO (ammonium nitrat
fuel oil).
7. Pemuatan dan pengangkutan Batu Granit (Loading & hauling)
Kegiatan pemuatan dan pengangkutan merupakan rangkaian kegiatan sesudah
dilakukan pembongkaran, dimana batu granit hasil peledakan dimuat menggunakan
excavator kedalam alat angkut (dump truck) untuk diangkut ke lokasi unit
pengolahan (crushing plant) dengan produksi alat ini sebanyak 4200 ton per hari.
Batuan tersebut diangkut dengan menggunakan unit dump truck Renault K440
dengan kapasitas angkut 30 ton. Sedankan qlat muat yang dipergunakan untuk
aktivitas loading ke dump truck adalah excavator Back Hoe Volvo EC 460.
GAMBAR 6
DUMP TRUCK RENAULT K440
 Pengolahan Batuan Granit (crushing plant)
Kegiatan pengolahan batuan yang berlangsung pada crushing plant, yaitu
memperkecil fragmen batuan dari bongkahan berdiameter ± 65-80 cm menjadi
produkta lebih kecil sesuai dengan permintaan pasar. Pelaksanaan peremukan akan
berlangsung dua tahap mulai dari tahap I dengan memakai alat peremuk primer tipe
jaw crusher dengan kapasitas maksimum 500 MT/jam, yang dilengkapi dengan
vibrating grizzly feeder. Kemudian dilanjutkan dengan tahap II dengan memakai alat
peremuk sekunder tipe cone crusher 41/4 ft sebanyak 2 unit dan 2 unit cone crusher 3
ft.
Bongkah batu granit dari dump truck dituangkan ke hopper pada primary
crusher, akan dihasilkan fragmen batu berukuran antara +24-38 mm sebagai waste,
batuan yang berukuran lebih besar yang lolos dilakukan proses pengecilan dengan
menggunakan jaw crusher dengan hasil fragmen +150-230 mm yang lalu dihantar
dengan belt conveyor sebagai umpan menuju alat secondary crusher dan
menghasilkan hasil akhir (End Product).
GAMBAR 7
JAW CRUSHER
 Pemasaran Batu Granit
Hasil produksi batu granit dari pengolahan crusher digunakan untuk memenuhi
permintaan kebutuhan pasar dalam negeri (domestik) dan luar negeri (ekspor) untuk
semua jenis dan ukuran produksi, dengan persentasi ± 35% untuk permintaan dalam
negeri dan ± 65% untuk permintaan ekspor. Saat ini PT. Wira Penta Kencana telah
memproduksi batu granit dalam bentuk agregat untuk kebutuhan kontruksi dengan
ukurannya adalah ¼ “ – ¾ , 5/8 “, 1 ½ “ , 3/16” – 2”, dan 3/16”.
Produk batu granit PT. Trimegah Perkasa Utama digunakan oleh konsumen untuk
kepentingan kontruksi, baik kontruksi jalan maupun bangunan. Pemasaran batu granit
seperti telah disebutkan diatas diproduksi untuk memenuhi permintaan dalam negeri
dan luar negeri. Permintaan produk batu granit untuk konsumen dalam negeri terdiri
dari dua daerah penjualan, yaitu lokal Kabupaten Karimun dan daerah antar pulau di
sekitar Kabupaten Karimun. Konsumsi antar pulau lebih banyak dari pada untuk lokal
karimun. Penjualan antar pulau sendiri terdiri dari penjualan ke Batam, Pekanbaru,
Bengkalis, Siak, Dumai, dan lain-lain. Konsumsi permintaan dalam sendiri adalah
secara persentase rata-rata hanya 31% yang terdiri dari penjualan lokal Karimun 1%
dan penjualan antar pulau sebesar 30%.
Permintaan produk batu granit untuk konsumsi luar negeri (ekspor) hampir 100%
untuk memenuhi kebutuhan negara tetangga Singapura, besarnya penjualan luar
negeri ke Singapura adalah sebesar 69% dari total penjualan PT Trimegah Perkasa
Utama.
GAMBAR 8
PEMASARAN BATU GRANIT
 Produk Batu Granit

Produk hasil penambangan yang dihasilkan oleh PT. Trimegah Perkasa Utama
terdiri dari enam macam jenis batuan , yaitu Granite Dust, Granite Chipping, Granite
¾ Splid, Graded Stone, Armour Rock (100-500 kg) dan Armour Rock (10-30 kg).
Empat dari enam macam produk batuan tersebut mengalami pengecilan melalui
proses peremukan (crushing). Pada proses ini, produk tersebut dibedakan berdasarkan
ukuran butirnya. Produk tersebut adalah ukuran 0-5 mm (Granite Dust), ukuran 5-14
mm (Granite Chipping), ukuran 15-20 mm (Granite ¾ Splid), dan ukuran 20-40 mm
Graded Stone (Special Product).
Setelah melalui tahapan crusting, produk siap dipasarkan melalui proses
pengapalan (Shipping). Dua tipe batu armour rock tidak mengalami proses crushing,
tetapi hanya dibelah (Breaking) menjadi ukuran 14”- 18” dan 6” - 9”, dapat dilihat
pada (Tabel 2). Kemudian di jual ke pembeli lokal seperti di Tanjung Buton, Sungai
Pakning, Bengkalis maupun ke Singapura.
TABEL 2
PRODUK PENAMBANGAN

Jenis Produk Ukuran


Granite Dust 0-5 mm
Granite Chipping 5-14 mm
Granite 3/4 Splid 15-20 mm
Graded Stone 20-40 mm
Armour Rock
6-9 inch
(10-30 kg)
Armour Rock
14-18 inch
(100-500 kg)
Sumber: Laporan Produksi PT. Trimega Perkasa Utama 2010

Anda mungkin juga menyukai