OPTIMALISASI DISPOSAL PADA AREA RAWA SANGAT LUNAK DAN JENUH AIR,
TAMBANG GURIMBANG, PT. BERAU COAL
1)
Geotechnic Engineer PT Berau Coal
2)
Hydrology Engineer PT Berau Coal
3)
Geotechnical & Hydrology Manager PT Berau Coal
4)
Gurimbang Mine Operation Manager PT Berau Coal
*E-mail: henrycus.nesha@beraucoal.co.id
ABSTRAK
OPD West adalah salah satu Out-Pit Dump (OPD) di Gurimbang Mine Operation (GMO), PT Berau
Coal, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Karakteristik lokasi OPD West merupakan area material rawa dengan kandungan air yang sangat
tinggi dan ditumbuhi oleh vegetasi yang lebat. Berdasarkan soil investigation dengan metode uji
Standard Penetration Test (SPT) dan CPTu, diketahui terdapat rawa sangat lunak (Very soft clay)
dengan ketebalan 19.5 m dan kandungan air 89%. Dengan karakteristik material rawa tersebut, proses
penimbunan di area ini akan memicu pergerakan rawa dan timbunan (heaving dan settlement) serta
menginisiasi terjadinya banjir lumpur (flood flow) jika tidak diantisipasi sejak dini.
Lokasi OPD West ini tidak terlalu jauh dari jalan umum (±500 m) sehingga kegagalan geoteknik dan
hidrologi yang terjadi selain berdampak terhadap aspek keselamatan, lingkungan, dan produksi juga
akan berdampak kepada isu eksternal dan citra perusahaan. Sehingga dibutuhkan perencanaan dan
penanganan yang tepat untuk meminimalisir potensi dampak penimbunan di area rawa tersebut.
Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan melakukan manajemen air permukaan dengan membuat
paritan dan jaring darinase untuk mengarahkan aliran dan meniriskan kandungan air rawa kemudian
rekayasa tahapan penimbunan untuk meminimalisir pergerakan rawa. Selama proses penimbunan
dilakukan evaluasi dan monitoring geoteknik dan hidrologi secara kontinyu. Upaya pengendalian
yang dilakukan berhasil meminimalisir potensi pergerakan rawa dan timbunan serta banjir lumpur
sehingga proses penimbunan berjalan aman dan sesuai target yang direncanakan.
Kata kunci: Penimbunan di Area Rawa, OPD West GMO, heaving, settlement, flood flow, rekayasa
tahapan penimbunan, pengelolaan air permukaan
ABSTRACT
OPD West is one of the out-pit dumps at Gurimbang Mine Operation (GMO), PT Berau Coal, Berau
Regency, East Kalimantan.
The characteristic of OPD West is an area of swamp-based material with very high water content and
covered with dense swamp vegetation. Based on soil investigation using Standard Penetration Test
(SPT) and CPTu test methods, it is known that there is a very soft clay with a thickness of 19,5 m and
a water content of 89%. With that characteristics, the overburden dumping process in this area will
trigger swamp material movement (heaving and settlement) and initiate a flood flow if not anticipated
earlier.
OPD West is located near a public road (±500 m), so that geotechnical and hydrological failures
occur in that area will directly have an impact not only on safety, environment, and production aspects
but also on external issues and the company’s image. So proper planning and execution to minimize
the potential impacts of dumping activity in the swamp areas.
133
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022
Mitigation of the potential impacts is carried out by optimizing surface water management (the
construction of open channels and drainage nets to direct surface water run-off and drain the water
content of the swamp area) and conducting specific dumping stages according to the mine plan to
minimize material movement. During the dumping process, geotechnical and hydrological evaluation
and monitoring are carried out continuously. The mitigation has succeeded in minimizing the
potential of swamp material movement and flood flow impacts so that the dumping process ran safely
according to plan.
Keywords: Dumping in swamp areas, OPD West GMO, heaving, settlement, flood flow, dumping
stages, surface water management
134
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022
A. PENDAHULUAN
Kondisi dasar timbunan berupa rawa merupakan salah satu tantangan dalam kegiatan operasional
penambangan batubara, khususnya dalam penentuan lokasi area penimbunan / disposal. Untuk dapat
mengoptimalkan kapasitas timbunan disposal, daya dukung, karakteristik kondisi dasar timbunan
serta pengaturan air limpasan permukaan yang baik perlu diperhatikan. Kondisi dasar timbunan yang
bersifat rawa / material lunak akan mengoreksi design kapasitas tampung disposal karena berkaitan
dengan aspek kestabilan geoteknik disposal.
Gurimbang Mine Operation (GMO) merupakan salah satu site penambangan PT. Berau Coal yang
baru dikembangkan sejak tahun 2019. Seluruh aktivitas penimbunan saat ini dilakukan secara out-pit
dump (OPD), dimana alokasi area disposal berada di sisi utara pit (OPD North) dan sisi barat-selatan
pit (OPD West). Seiring dengan kapasitas design disposal OPD North yang sudah penuh, saat ini
OPD West dikembangkan menjadi disposal utama di area penambangan GMO.
Disposal OPD West memiliki karakteristik dataran bertopografi rendah yang ditumbuhi oleh vegetasi
rawa lebat dengan kondisi dasar timbunan berupa rawa jenuh air. Dari aspek operasional, kegiatan
pembersihan lahan (land clearing) di OPD West oleh unit alat berat tidak dapat dilakukan secara
maksimal karena landasan yang bersifat rawa jenuh air / material lunak berpotensi unit amblas
sehingga masih terdapat sisa vegetasi pada area dasar rencana timbunan. Karakteristik rawa di area
OPD West memiliki ketebalan rawa hingga 28 meter yang didominasi oleh material very soft clay
(undrained shear strength 0 - 15 kPa berdasarkan uji Standard Penetration Test). Kondisi dasar
timbunan berupa rawa jenuh air di area OPD West diperparah dengan terjebaknya akumulasi volume
limpasan hujan di area OPD West karena air limpasan tidak dapat mengalir akibat terjebak oleh
tumpukan sisa vegetasi rawa yang tidak dibersihkan saat proses land clearing. Kondisi disposal OPD
West tersebut menyebabkan terjadinya heaving saat proses penimbunan dengan radius 38 meter dan
naiknya rawa setinggi hingga 2-3 meter dari permukaan rawa.
Pada bulan April 2022, saat pembentukan design timbunan OPD West sisi terluar di sisi barat, terjadi
fenomena flood flow dimana dorongan material timbunan menyebabkan terdorongnya genangan air
yang terakumulasi pada vegetasi-vegetasi pohon sisa land clearing membawa batang pohon ke arah
barat . Hal ini berdampak pada terjadinya limpasan air dari genangan vegetasi rawa ke area jalan
negara, dimana OPD West yang berjarak hanya + 500 meter terhadap jalan negara di sisi barat.
Dampak dari flood flow yang terjadi adalah terkoreksinya kapasitas disposal OPD West karena design
disposal sisi terluar yang berdekatan dengan jalan negara tidak dapat dibentuk untuk meminimalisir
risiko kegagalan pada infrastruktur serta potensi isu eksternal.
Berdasarkan perencanaan dimana OPD West merupakan alokasi disposal utama untuk area
penambangan di GMO hingga life of mine (LOM) design dan kejadian flood flow di atas, maka perlu
dilakukan perencanaan dan implementasi yang matang baik dari aspek perencanaan design, analisis
balik (back analysis) dan kajian teknis, serta tinjau ulang setiap tahapan agar risiko kegagalan
terhadap infrastruktur dapat diminimalisir. Beberapa perbaikan yang diimplementasikan di OPD
West antara lain karakterisasi dan identifikasi zona rawa, analisis balik (back analysis) kestabilan
timbunan design OPD West, pengaturan tahapan / staging penimbunan, penyaliran genangan aktual
dan pengaturan limpasan air permukaan (surface water management), dan monitoring instrumen
geoteknik harian saat implementasi design pembentukan disposal.
B. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang dilakukan adalah metode empiris yang komprehensif, dimana dilakukan
dilakukan identifikasi material properties (melalui uji Standard Penetration Test dan Cone
Penetration Test), pemodelan zonasi rawa, analisis balik (back analysis) aspek geoteknik, pengaturan
tahapan / staging penimbunan, analisis daerah tangkapan hujan (catchment area) OPD West, analisis
hidrologi terkait surface water management (pembentukan jaring drainase, check pond, dan analisis
kebutuhan pompa) serta analisis deformasi dari prisma monitoring geoteknik. Langkah-langkah
135
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022
Flood flow adalah aliran banjir air permukaan dengan karakteristik membawa serta sediment load
136
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022
sebanyak 5-10% dari total volume aliran (Landslide Hazards USGS, diakses pada 05 April 2022).
Penyebab dari kejadian flood flow yang terjadi adalah sebagai berikut.
1. Arah dorongan timbunan disposal searah dengan bidang lemah (flow axis) sehingga
mengakibatkan failure pada sumbu bidang lemah
2. Adanya akumulasi limpasan air hujan yang terperangkap pada tumpukan vegetasi akibat
proses land clearing yang tidak optimal
Flood flow ini didominasi oleh fluida yang membawa sedikit debris, sedimen, dan material vegetasi
yang disebabkan adanya laminar flow behavior (Kvale, Erik & Bowie, et al., 2020). Flood flow yang
terjadi akibat adanya tekanan berupa dorongan material yang mengarah dari timur ke barat yang
mendorong air sehingga mengakibatnya adanya flood flow ke sisi barat. Ilustrasi flood flow dan
karakteristiknya ditunjukkan pada Gambar-2 berikut.
137
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022
Lokasi rencana disposal OPD West berada pada rawa Zona 1, dimana berdasarkan hasil investigasi
geoteknik menunjukkan bahwa dari nilai kuat geser Zona 1 dikategorikan sebagai zona dengan
komposisi material yang lemah dengan kedalaman rawa di titik terdalam mencapai 28 meter dari
permukaan original.
Staging / tahapan penimbunan dan timeframe penimbunan OPD West ditunjukkan pada Gambar-4
sebagai berikut.
dilakukan penimbunan aktif. Hal ini merujuk dari observasi lapangan dimana proses penimbunan di
area tersebut selalu terjadi heaving sehingga mengindikasikan adanya material timbunan yang
terpenetrasi ke dalam dan merubah profil material rawa yang ada dibawahnya.
Hasil SPT menujukkan adanya perubahan profil material dimana nilai undrained shear strength
setelah penimbunan relatif lebih besar dibandingkan sebelum penimbunan. Hal ini membuktikan
adanya penetrasi material timbunan ke dalam material rawa sehingga merubah sifat fisik maupun
kekuatan material tersebut. Profil material setelah dilakukan penimbunan material overburden
ditunjukkan pada Gambar-5 sebagai berikut.
Selanjutnya dilakukan analisis balik (back analysis) untuk melihat perbandingan antara kondisi
material saat awal mula penimbunan dengan setelah dilakukan penimbunan aktif. Analisis geoteknik
ini juga menjelaskan kondisi aktual yang terjadi di lapangan. Garis sayatan penampang melintang
disposal OPD West ditunjukkan pada Gambar-6 dan hasil analisis ditunjukkan pada Gambar-7 dan
Gambar-8 sebagai berikut.
139
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022
Dari hasil analisis di atas (Gambar-7 dan Gambar-8) menjelaskan fenomena di lapangan dimana
kejadian heaving (FK <1) terjadi saat progress penimbunan dilakukan di awal. Heaving ini adalah
dampak langsung dari adanya material yang terpenetrasi ke dalam rawa. Saat proses penimbunan
terus berlangsung, terjadi perubahan profil material rawa dan naiknya nilai FK yang menyebabkan
disposal secara keseluruhan stabil secara geoteknik (FK >1)
Pengelolaan air limpasan dari area operasional penambangan Gurimbang Mine Operation (GMO)
dilakukan pada fasilitas water treatment dan titik penaatan yang disebut dengan Water Monitoring
Point (WMP). WMP terdiri dari fasilitas sediment pond, settling pond, dan titik penaatan. Air
limpasan pit penambangan akan terakumulasi pada sump selanjutnya dipompakan menuju WMP.
Sementara itu, air limpasan disposal akan dialirkan secara gravitasi melalui saluran terbuka / open
channel yang berada di kaki disposal menuju WMP.
Pengaturan air limpasan permukaan (surface water management) di area OPD West dilakukan dengan
2 (dua) cara, yaitu:
1. Mine drainage; penirisan genangan air aktual pada disposal dengan pembentukan paritan dan
jaring drainase
2. Mine dewatering; penirisan genangan air pada disposal dengan cara pembentukan check pond
dan pemompaan air menuju fasilitas water treatment dan titik penaatan
Analisis hidrologi yang dilakukan sebagai tahap awal surface water management adalah delineasi
catchment area untuk merekayasa pola aliran pada limpasan OPD West menuju WMP. OPD West
akan terbagi menjadi 2 (dua) catchment area, yaitu catchment area sisi barat seluas 15 Ha yang
merupakan catchment area check pond dan pemompaan serta catchment area disposal OPD West
seluas 64 Ha yang merupakan catchment area untuk kebutuhan drainase berupa paritan dan jaring
drainase. Delineasi catchment area OPD West ditunjukkan pada Gambar-9 berikut.
140
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022
Volume limpasan sisi barat seluas 15 Ha dengan debit kala ulang 10 tahun sebesar 0,75 m3/s akan
dialirkan melalui saluran drainase menuju check pond untuk selanjutnya dipompakan menggunakan
1 line pompa multiflo MF290 (flowrate 80 L/s) menuju paritan yang diarahkan ke WMP. Saluran
drainase dan aktual pemompaan limpasan sisi terluar pada check pond ditunjukkan pada Gambar-10.
Gambar-10.Check pond sebagai Tampungan Limpasan Sisi Terluar dan Pemompaan Menuju WMP
(Sumber: dokumentasi lapangan)
Selain pembentukan check pond dan pemompaan menuju WMP, dilakukan rekayasa pola aliran
dengan pembuatan design jaring drainase. Jaring drainase adalah saluran terbuka / open channel yang
didesign membentuk jaring yang saling terhubung untuk mengalirkan genangan aktual pada OPD
West menuju WMP. Tujuan dibentuk jaring drainase adalah untuk meniriskan air pada base / dasar
timbunan OPD West sehingga dapat meningkatkan kestabilan disposal.
Jaring drainase dibentuk dengan menggunakan amphibious excavator, yaitu excavator back hoe yang
dilengkapi dengan pontoon pada crawler / track nya sehingga operasional pembentukan jaring
drainase di area rawa dan berair menjadi lebih aman dan tidak berpotensi amblas. Jaring drainase
dibentuk dengan dimensi lebar bawah 6 meter dan kedalaman paritan 1 – 2 meter dan kemiringan
141
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022
saluran mengarah menuju inlet WMP. Design dan aktual pembentukan jaring drainase oleh
amphibious excavator ditunjukkan pada Gambar-11 berikut.
Gambar-11. Design Jaring Drainase dan Aktual Pembentukan Jaring Drainase oleh Amphibious excavator
(Sumber: dokumentasi lapangan)
Perencanaan yang komprehensif dan implementasi lapangan sesuai dengan design baik dari aspek
geoteknik dan hidrologi akan meningkatkan kestabilan disposal, mengoptimalkan kapasitas tampung
disposal, dan operasional penambangan yang lebih aman dan memiliki dampak minimal terhadap
eksternal dan lingkungan.
Untuk memastikan implementasi design staging disposal dan penimbunan sisi terluar OPD West
berjalan dengan aman dan tidak adanya potensi flood flow maupun heaving ke area kritis (infrastruktur
jalan, lahan warga), perlu dilakukan monitoring pergerakan / deformasi lereng timbunan
menggunakan instrumen geoteknik, yaitu prisma monitoring.
Prisma geoteknik dipasang pada 8 titik di area kritis di sisi barat design OPD West yang terbagi
menjadi 3 segmen area monitoring, yaitu 3 prisma pada segmen timur, 2 prisma pada segmen tengah,
dan 3 prisma pada segmen barat. Area kritis yang dimaksud merupakan infrastruktur vital yaitu jalan
akses negara dan lahan warga pada jarak + 500 meter dari design terluar disposal. Dilakukan
pengukuran 8 titik prisma secara harian untuk melihat apakah adanya pergerakan saat proses
penimbunan disposal Stage 1 dan Stage 2 pada ketiga segmen area tersebut. Lokasi titik prisma
monitoring ditunjukkan pada Gambar-12
Nama
Lokasi Note
Prisma
1
Estimasi jarak prisma terhadap design
Segmen Timur 2
disposal + 200 m
3
D Estimasi jarak prisma terhadap design
Segmen Tengah
E disposal + 420 m
A Estimasi jarak prisma terhadap design
Segmen Barat B disposal + 530 m, merupakan area paling
C kritis karena terdapat infrastruktur jalan
142
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022
Pengamatan monitoring prisma yang menjadi fokus dalam pergerakan lereng adalah prisma A, B, dan
C pada segmen barat. Hal ini didasari atas terdapatnya infrastruktur jalan negara dan lahan warga di
area segmen barat, sehingga deformasi signifikan yang terjadi pada area segmen barat akan
meningkatkan risiko kegagalan geoteknik pada infrastruktur jalan negara dan lahan warga. Besaran
pergerakan lereng (threshold) dan status pergerakan mengacu pada S-GNH-01.01 yaitu Standar
Pengamanan Pergerakan Lereng PT Berau Coal, khususnya pada lereng tanah lunak / rawa yang
ditunjukkan pada Tabel-2 serta hasil monitoring prisma geoteknik ditunjukkan pada grafik Gambar-13
sebagai berikut.
Velocity (cm/day)
30
Velocity (cm/day)
Velocity (cm/day)
30
15,0 25 25
20 20
10,0 15 15
10 10
5,0
5 5
0,0 0 0
2-Apr-2022 2-May-2022 2-Jun-2022 2-Jul-2022 2-Aug-2022
Dari hasil monitoring khususnya prisma A, B, dan C di segmen barat (grafik sebelah kiri), dapat terlihat
bahwa selama proses penimbunan disposal OPD West sisi terluar di sisi barat, pergerakan lereng masuk
ke dalam Status Normal, artinya tidak terdapat pergerakan signifikan dari proses penimbunan terhadap
area kritis berupa jalan negara dan lahan warga di sisi barat OPD West. Oleh karena itu, operasional
penimbunan dengan strategi staging disposal, analisis geoteknik dan hidrologi yang komprehensif serta
teknis pelaksanaan penimbunan di area OPD West pasca tindakan perbaikan berjalan aman dan efektif.
D. KESIMPULAN
143
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022
d) Surface water management; berupa pembentukan check pond dan pemompaan limpasan
terluar OPD West menuju WMP dan pembentukan jaring drainase untuk meniriskan genangan
air dengan tujuan meningkatkan kestabilan dasar timbunan
e) Geotechnical instrument monitoring; untuk mengevaluasi dan monitoring potensi deformasi
yang terjadi saat pembentukan disposal sesuai design. Hasil monitoring pergerakan prisma
monitoring pasca tindakan perbaikan pada project improvement ini berstatus Normal, artinya
aman dari potensi kegagalan geoteknik dan hidrologi
4. Keberhasilan tindakan perbaikan yang sudah diimplementasikan di lapangan berdampak pada
optimalnya pembentukan disposal sesuai kapasitas tampung design serta minimalnya dampak
terhadap isu lingkungan, kegagalan infrastruktur di sekitar area OPD West, isu eksternal, dan
operasional penambangan di site GMO yang berjalan dengan aman
Pada kesempatan ini, kami berterima kasih kepada PERHAPI karena telah menyelenggarakan TPT
XXXI PERHAPI 2022. Selain itu, kami berterima kasih sebesar-besarnya atas dukungan dari semua
pihak yang terlibat dalam penelitian ini khususnya kepada Bapak Feri Indrayana selaku Kepala
Teknik Tambang PT Berau Coal, Wakil Kepala Teknik Tambang site GMO, tim teknis dari
Geotechnic and Hydrology Department, Mid Term dan Short Term Mine Planning Department,
Mining Department site GMO, PT PAMA, dan seluruh tim yang berkontribusi dalam project
improvement dan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 113 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Batubara.
Kvale, Erik & Bowie, Chris & Flenthrope, Chris & Mace, Christopher & Parrish, Jessica & Price,
Buddy & Anderson, Sloan & Dimichele, William. (2020). Facies variability within a mixed
carbonate–siliciclastic sea-floor fan (upper Wolfcamp Formation, Permian, Delaware Basin,
New Mexico) [Final published version]
Landslide Hazards (Landslide 101), data diperoleh melalui situs internet:
https://www.usgs.gov/programs/landslide-hazards/landslides-101?items_per_page=6.
Diakses pada tanggal 5 April 2022.
S-GNH-01.01 Standar Pengamanan Pergerakan Lereng. 2018. Geotechnic and Hydrology
Department, PT Berau Coal.
United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR), data diperoleh melalui situs
internet: http://www.unisdr.org/2006/ppew/iewp/IEWP-brochure.pdf. Diunduh pada tanggal
01 September 2022.
144