Anda di halaman 1dari 7

25

C. BANGUNAN BENDUNG

1. Filosofi/Ide Bangunan Bendung

Padang cermin merupakan salah satu kecamatan di pesawaran dengan

potensi pertanian terbesar khususnya padi. Terdapat ratusan hektar sawah

di daerah ini, sehingga diperlukan pengaturan jaringan irigasi yang baik.

Keadaan geografis dan bentuk kontur Kecamatan Padang cermin adalah

pegunungan dan pulau keadaan ini menyebabkan di Kecamatan Padang

Cermin banyak dialiri sungai. Ketersediaan air yang melimpah di daerah

ini perlu dikelola dengan baik salah satunya dengan membangun bendung.

Sebuah bendung memiliki fungsi, yaitu untuk meninggikan muka air

sungai dan mengalirkan sebagian aliran air sungai yang ada ke arah tepi

kanan dan tepi kiri sungai untuk mengalirkannya ke dalam saluran melalui

sebuah bangunan pengambilan jaringan irigasi.

Oleh karena itu saya membangun bendung tepatnya di daerah way sulah,

kecamatan padang cermin, kabupaten pesawaran untuk mengatur jaringan

irigasi pada daerah ini.

2. Studi kelayakan

Studi kelayakan harus dilakukan sebelum melaksanakan pembangunan.

1) Aspek ekonomi

Peningkatan hasil panen tanaman padi.

2) Aspek Hukum

Mengikuti atau memiliki izin pembangunan daerah


26

3. Analisis Masalah Dampak Lingkungan

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001

untuk kegiatan pembangunan bendung yang merlukan kajian

ANDAL harus, jikabendung melayani areal irigasi seluas ≥ 2000 Ha

Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :

a. Identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan

dilaksanakan, terutama yang menimbulkan dampak besar dan

penting terhadap lingkungan hidup

b. Identifikasi komponen-kmponen lingkungan hidup yang akan

terkena dampak besar dan penting

c. Perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan

dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup

d. Perumusan RKL dan RPL

4. Data yang dibutuhkan sebelum proses menggambar

Data yang diperlukan untuk membuat gambar perencanann bendung,

meliputi :

a) Data Topografi

Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi

yang sudah ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan

mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu DAS. Peta topografi

yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna lahan


27

pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh

terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi

sesuai dengan SNI 03-1724-1989.

Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang

berwenang, misalkan pihak Pengguna Jasa seperti PSDA

berdasarkan peta yang ada serta skala dengan tingkat ketelitian yang

ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia Jasa

dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :

250.000 atau yang lebih detail.

b) Data Hidrologi

Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta

stasiun curah hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit

historis baik debit minimum, rata-rata dan debit maksimum pada

suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan kegiatannya

sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi dintaranya

berupa :

1) Peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada instansi

BMG dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)

2) Data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada instansi

BMG dan mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).


28

3) Data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban

relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin. perolehan data dapat

diperoleh pada instansi BMG

4) Data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun

bulanan minimum selama 5 tahun, yang didapat pada

bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung.

c) Data Geologi Teknik

Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta

geologi regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis

batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan

skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan

No.185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.

Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata

Lingkungan, jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat

diperoleh pada Instansi terkait.

d) Data Aspek Multisektor

Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan

pengumpulan yang berupa informasi lingkungan yang

menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan penggunaan

air sesuai dengan KP–01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986

tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan


29

dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data

tersebut meliputi :

 komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim,

fisiografi dan geologi, hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan

tanah

 komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan

biota air

 komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah

penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan

pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain.

 rencana tata ruang wilayah

e. Investigasi Sungai

Kegiatan investigasi sungai dilakukan untuk mengetahui kondisi

data-data fisik sungai. Data fisik sungai seperti kandungan dan

ukuran sedimen; tipe dan ukuran sedimen dasar dan distribusi ukuran

butir.

f. Penyelidikan Geoteknik Lapangan

Kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan diperlukan untuk

mengetahui data karakteristik mekanika tanah lokasi bendung.

Pelaksanaan kegiatan penyelidikan geoteknik lapangan mengacu pada

pada Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,


30

Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyeldikan

Geoteknik.

g. Analisis Hidrologi

Analisis hidrologi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan detail

desain bendung mengacu pada KP-02, SK DJ Pengairan No.

185/KPTSA/A/1986, tentang Kriteria Perencaan Bangunan Utama

berupa debit banjir rancangan dengan periode ulang 100 tahun untuk

tubuh bendung sedangkan untuk tinggi tanggul penutup banjir serta

kontrol keamanan bangunan utama digunakan debit banjir kala

ulang 1000 tahun.

Pendekatan metode perhitungan frekwensi debit banjir yang

dipengaruhi oleh debit, curah hujan, luas DAS serta karakteristik

penutup lahan sesuai SNI 03-2415-1991

h. Analisis Laju Transport Sedimen

Analisis laju transport sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun

sedimen layang (suspended load) dengan parameter jenis material,

diameter butir dan volume atau berat per satuan waktu, persamaan

yang umum digunakan untuk analisa adalah Meyer-Peter dan

Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai

dengan SNI 03-1724-1989.

i. Perencanaan Bendung
31

Perencanaan bendung harus meliputi tentang panjang tinggi mercu

bendung, mercu dan tubuh bendung, peredam energi, tembok sayap

hilir, bangunan pengambil, bangunan pembilas, bangunan pengarah

arus, tanggul penutup dan tanggul banjir, tembok pangkal bendung,

saringan sampah dan batu bongkah, lantai undik atau dinding tirai,

bangunan penangkap sedimen sesuai dengan SNI 03-2401-1991.

Anda mungkin juga menyukai