Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG

1. Filosofi Pembangunan Hotel Serela

Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung, yang

merupakan provinsi yang paling selatan di Pulau Sumatera. Oleh sebab itu,

kota ini menjadi pintu gerbang utama Pulau Sumatera sekaligus penghubung

utama Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kota Bandar Lampung memiliki

andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian

logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya. Sebagai kota yang

bergerak menuju kota metropolitan, Bandar Lampung menjadi pusat

kegiatan perekonomian di daerah Lampung. Sebagian besar penduduknya

bergerak dalam bidang jasa, industri, dan perdagangan. Hal ini yang

menyebabkan kota Bandar Lampung diramalkan akan menjadi kota yang

ramai akan pendatang. Apalagi kawasan pariwisata di Bandar Lampung

mulai bertambah sehingga kebutuhan akan jasa perhotelan yang memiliki

fasilitas yang baik sangat diperlukan.

Pada umumnya kebutuhan utama para pendatang dalam hotel adalah

istirahat, tidur, mandi, makan, minum, hiburan dan lain-lain. Namun dengan

perkembangan dan kemajuan hotel saat ini, fungsi hotel tidak lagi sebagai
tempat menginap atau istirahat bagi para pendatang semata, namun

fungsinya bertambah sebagai tempat konferensi, seminar, lokakarya,

musyawarah nasional dan kegiatan lainnya, yang tentunya menyediakan

sarana dan prasarana yang lengkap.

a. Studi Kelayakan

1) Aspek Hukum

- Mengikuti atau memiliki izin pembangunan daerah

- Memenuhi peraturan daerah

2) Aspek teknis dan arsitektural

- Aksesibilitas dan transportasi ke lokasi hotel yang mudah

dijangkau

- Desain bangunan hotel yang meperhatikan estetika

- Perencanaan struktur bangunan hotel

3) Aspek organisasi dan manajemen

- Pengelolaan hotel dapat diserahkan kepada konsultan yang telah

piawai dan berpengalaman dalam manajemen hotel

4) Aspek sumber daya manusia

- Human resource management system (manualnya, SOP, job

requirement, dan job description karyawan)

- Menyiapkan peraturan perusahaan

5) Aspek keuangan

- Investasi jangka panjang

6) Aspek pemasaran

- Periklanan dan kegiatan-kegiatan untuk menunjang penjualan


b. AMDAL

1) Kebisingan

Kegiatan mobilisasi alat dan material, pemasangan tiang pancang,

pengoprasian peralatan dan mesin diperkirakan akan meningkatkan

tingkat kebisingan.

2) Getaran

Kegiatan pemancangan tiang pancang untuk pembangunan akan

menimbulkan dampak getaran yang dikhawatirkan dapat menggangu

kestabilan dan kekuatan struktur bangunan di sekitarnya.

3) Polusi udara

Kegiatan mobilisasi peralatan, pembersihan lahan, dan pekerjaan

konstruksi akan menimbukan peningkatan kadar SO2, CO, NO2 dan

kadar debu di udara, sehingga kualitas udara di sepanjang jalan yang

dilalui kendaraan pengangkut peralatan dan material bangunan akan

mengalami penurunan.

4) Gedung lahan parkir di bangun pada lokasi yang tepat sehingga akses

keluar masuk kendaraan parkir tidak membuat area pejalan kaki dan

daerah milik jalan beralih fungsi menjadi lahan parkir atau akses

keluar masuk lahan parkir

5) Tidak terindifikasi menggunakan tanah negara

6) Pengoptimalan pengelolaan limbah dan sampah sehingga tidak

merusak atau mencemari lingkungan sekitar.

2. Proses Drawing Hotel Serela

Data-data yang diperlukan untuk membangun sebuah hotel, yaitu:


a. Data topografi

Peta ini menggambarkan kontur di daerah sekitar lokasi proyek sehingga

nantinya didapatkan kondisi medan/Landscape yang sebenarnya.

b. Data tanah

Data ini terdiri dari data sondir dan data boring yang diperlukan untuk

mengetahui kedalaman tanah keras dan jenis tanahnya. Data ini berfungsi

untuk mengetahui kedalaman tanah keras dan identitas tanah yang

digunakan sebagai acuan perencanaan pondasi.

B. PEMBANGUNAN BANGUNAN JALAN

1. Filosofi Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera

Provinsi Lampung merupakan provinsi yang berada di ujung selatan Pulau

Sumatera dan juga merupakan pintu gerbang menuju berbagai provinsi yang

berada di Pulau Sumatera. Untuk memperlancar jalur transportasi, maka di

Pulau Sumatera tersedia tiga jalur yang dapat dilalui, yaitu jalur lintas barat,

jalur lintas tengah dan jalur pantai lintas timur sumatera. Namun seiring

pertambahan kendaraan dan peningkatan perekonomian masyarakat, maka

pemerintah pusat membangun prasarana transportasi jalan raya yang lebih

cepat, yaitu melalui jalan tol, sehingga transportasi kendaraan, distribusi

barang dan jasa, akan lebih cepat dan lancar di sepanjang Pulau Sumatera.

Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera yang berdekatan dengan ibukota

provinsi, merupakan pusat kegiatan pemerintahan, perekonomian,

pendidikan maupun kebudayaan Provinsi Lampung. Hal ini mendorong

Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk membangun dan mengembangkan


kota, dengan menyelenggarakan berbagai pembangunan fisik maupun

nonfisik.

Jalan Tol Trans Sumatera atau lebih dikenal dengan istilah JTTS adalah

sebuah jalan tol sepanjang 2.818 km yang menghubungkan Provinsi

Lampung dengan Provinsi Aceh di Pulau Sumatera. Jalan Tol Trans

Sumatera ini pada tahun 2012 diperkirakan akan menelan dana sebesar Rp

150 triliun. Dengan demikian, diharapkan pengembangan perekonomian di

Pulau Sumatera diyakini akan dapat mengimbangi tingkat perekonomian di

Pulau Jawa.

a. Studi Kelayakan

1) Aspek ekonomi

- Menjadi lintas dan memperlancar kegiatan ekonomi dari Pulau

Jawa dan Pulau Sumatera

- Memicu pemerataan pembangunan di wilayah barat Indonsia

2) Aspek sosial

- Dengan adanya jalan tol maka aktivitas manusia dari satu daerah ke

daerah lain dapat bermobilisasi dengan lebih cepat dan efisien

3) Aspek budaya

- Masyarakat dapat bertukar budaya dengan masyarakat lain

(masyarakat yang tradisional menjadi sedikit modern)

- Pertukaran bahasa sebagai hasil untuk saling melengkapi dan

mempererat nasionalisme.
4) Aspek politik

- Dukungan atau legitimasi individu/kelompok terhadap

pembangunan jalan tol

- Pemenuhan program pembagunan nasional

5) Aspek sumber daya manusia

- Struktur organisasi proyek yang jelas

b. AMDAL

1) Tahap Pra Konstrukai

a) Pendapatan masyarakat

Pendapatan masyarakat pada tahap prakonstruksi ini diperkirakan

bersumber pada penerimaan ganti rugi pembebasan lahan yang

akan diterima oleh masyarakat dan diperkirakan disesuaikan

dengan harga pasar atau hasil kesepakatan bersama.

b) Persepsi masyarakat

Persepsi masyarakat terhadap pembangunan sangat tergantungan

dari pemahaman terhadap rencana kegiatan dan prakiraan dampak

yang akan terjadi akibat kegiatan sosialisasi program pembangunan

jalan tol dan pengadaan tanah.

2) Tahap Konstruksi

a) Amblesan (subsidence)

Amblesan jalan dapat ditunjukan oleh adanya retakan dan

gelombang pada permukaan jalan. Kejadian ini disebabkan oleh

beban lalu lintas yang tinggi dan daya dukung tanah dasar yang

rendah.
b) Aliran permukaan

Dampak peningkatan laju aliran permukaan timbul akibat kegiatan

penyiapan lahan yang meliputi pembersihan lahan dan pengupasan

top soil yang menyebabkan perubahan jenis tutupan lahanpada

tapak proyek.

c) Erosi tanah

Pekerjaan penggalian dan penimbunan akan merubah struktur tanah

menjadi labil, sehingga apabila terhempas air hujan akan mudah

lepas dan terangkut oleh aliran permukaan menuju daerah lebih

rendah. Masuknya bahan tererosi ini akan meningkatkan kadar

lumpur di dalam sungai, sehingga kualitaas airnya akan semakin

keruh dan menurunkan fungsi hidrologis badan air permukaan yang

ada.

d) Banjir/genangan

Kegiatan pekerjaan tanah berpotensi akan menyebabkan

tersumbatnya saluran-saluran drainase sehingga akan menghambat

aliran permukaan.

e) Kualitas air sungai

Kegiatan pekerjaan tanah akan menimbulkan dampak

meningkatnya laju erosi tanah. Sebagian bahan tereosi akan

terbawa aliran permukaan dan masuk ke sungai sehingga akan

meningkatkan kadar lumpur di dalam sungai. Merosotnya kualitas

air sungai dapat menimbulkan dampak lanjutan berupa

terganggunya biota perairan dan kesehatan masyarakat.


f) Kualitas udara

Kegiatan mobilisasi peralatan, pembersihan lahan, penggalian, dan

penimbunan untuk membentuk badan jalan akan menimbukan

peningkatan kadar SO2, CO, NO2 dan kadar debu di udara, sehingga

kualitas udara di sepanjang jalan yang dilalui kendaraan

pengangkut peralatan dan material bangunan akan mengalami

penurunan.

g) Kebisingan

Kegiatan mobilisasi alat dan material, pemasangan tiang pancang,

pengoprasian peralatan diperkirakan akan meningkatkan tingkat

kebisingan. Tingkat kebisingan yang melebihi batu mutu

lingkungan akan menyebabkan ketidaknyamanan dan gangguan

kesehataan masyarakat sekitar.

h) Getaran

Kegiatan pemancangan tiang pancang untuk pembangunan

underpass, overpass, dan jembatan akan menimbulkan dampak

getaran yang dikhawatirkan dapat menggangu kestabilan dan

kekuatan struktur bangunan di sekitarnya.

i) Kemacetan lalu lintas

Kegiatan mobilisasi alat dan material akan menambah jumlah

populasi kendaraan yang beroperasi pada rute yang dilalui kegiatan

tersebut. Bangkitan lalu lintas dan kerusakan jalan pada gilirannya

akan menimbulkan kemacetan lalu lintas.


j) Kesempatan kerja

Pengadaan tenaga kerja konstruksi akan membuka kesempatan

kerja bagi masyarakat lokal, hal ini dikarenakan pada pekerjaan

konstruksi akan memerlukan tenaga spesialis disamping itu

kontraktor pelaksana diperkirakan telah mempunyai tenaga kerja

sendiri. Pengadaan tenaga kerja akan diprioritaskan untuk pemuda

yang belum mempunyai pekerjaan ataupun yang kehilangan

pekerjaan akibat pengalihan lahan menjadi jalan tol.

k) Peluang berusaha

Peyediaan kebutuhan para pekerja akan mendorong tumbuhnya

kegiatan usaha sektor informal, terutama warung makan dan kios

kebutuhan sehari-hari.

l) Vegetasi budidaya

Pada kegiatan pembersihan lahan akan menimbulkan dampak

hilangnya vegetasi.

m)Habitat dan keberadaan vektor

Kegiatan operasional di base camp akan berdampak pada

peningkatan habitat vektor yaitu karena adanya peningkatan limbah

domestik : tinja manusia, leacheat sampah, sabun deterjen, air

limbah, dll.

n) Kesehatan masyarakat

Semakin meningkatnya volume kendaraan, maka akan terjadi

peningkatan keberadaan gas buang, polutan kendaraan, debu dan


kebisingan sehingga menyebabkan terjadinya penurunan kualitas

udara.

2. Proses Drawing Jalan Tol Trans Sumatera

Data-data yang diperlukan untuk membangun sebuah jalan tol, yaitu:

a. Data Teknis

1) Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR)

Data ini berupa data jenis kendaraan dan volume kendaraan. Data ini

diperlukan untuk menghitung volume lalu lintas harian rata-rata

sehingga dapat diketahui kelas jalan rencana, lebar efektif jalan tol,

jumlah lajur yang diperlukan, dan dapat ditentukan tebal perkerasan

jalannya.

2) Data Hidrologi

Data ini terdiri dari peta topografi daerah aliran sungai, peta situasi

dimana jalan tol akan dibangun, data curah hujan dari stasiun

pemantau terdekat, dan data debit sungai. Data ini diperlukan untuk

menentukan lokasi jalan tol rencana yang paling ideal dengan tetap

mempertimbangkan kondisi alam lingkungan sekitarnya dan untuk

menentukan rancangan drainase serta elevasi perkerasan jalan tol.

3) Data Tanah

Data ini terdiri dari data sondir dan data boring yang diperlukan untuk

mengetahui kedalaman tanah keras dan jenis tanahnya. Data ini

berfungsi untuk mengetahui daya dukung tanah ( CBR dan DDT )

pada ruas jalan tol Bakauheni-Kotabaru sehingga bisa digunakan


untuk menentukan jenis perkuatan tanah dan kestabilan lereng serta

tebal perkerasan jalan tersebut.

4) Peta Topografi

Peta ini menggambarkan kontur di daerah sekitar lokasi proyek

sehingga nantinya didapatkan kondisi medan/Landscape yang

sebenarnya. Data peta topografi ini berguna untuk mengetahui elevasi

permukaan tanah asli dan permukaan jalan tol, sehingga pada akhirnya

bisa menentukan rencana trase jalan tol yang paling tepat dan efisien

sesuai dengan aspek geometrik dan perkerasan jalan.

Penggolongan Data Menurut Aspek yang Ditinjau

No. Jenis Data Rincian Fungsi Analisis Tujuan Perancangan

1. Data tanah CBR Menghitung daya Perancangan

dukung subgrade perkerasan jalan tol

2. Data tanah Sondir Menentukan daya Penentuan tipe/jenis

dukung tanah perkerasan jalan tol

3. Data tanah Boring Menentukan kedalaman Penentuan tebal lapisan

tiap lapisan tanah perkerasan jalan tol

4. Data lalu- LHR - Menghitunng angka - Penentuan

lintas pertumbuhan lalu- fungsi/tipe jalann

lintas - Penentuan jumlah

- Mengetahui tingkat lajur, lebar jalur,

lalu lintas bahu jalan

- Mengetahui tingkat - Penentuan aspek

lalu lintas harian geometrik jalan


rata-rata dan termasuk alinyemen

komposisi horizontal dan

kendaraan. alinyemen vertikal

- Menentukan

kapasitas jalan tol

5. Data Curah - Menghitung debit - Mendimensi

hidrologi hujan limpasan permukaan penampang dalam

- Memprediksi tinggi rancangan saluran

muka air banjir drainase jalan tol

- Mengetahui - Menentukan elevasi

karakteristik aliran permukaan jalan tol

sungai - Menentukan

jenis/bentuk saluran

drainase jalan tol

6. Peta Peta - Mengetahui kondisi - Rancangan rencana

topografi topografi medan/landscape trase jalan tol

lokasi wilayah lokasi - Rancangan aspek

sekitar proyek jalan tol geometrik dan

proyek - Mengetahui kontur perkerasan jalan tol,

jalan tol wilayah proyek termasuk alinyemen

- Mengetahui elevasi horizontal dan

permukaan alinyemen vertikal

perkerasan jalan tol

yang direncanakan
C. PEMBANGUNAN BANGUNAN AIR

1. Filosofi Pembangunan Embung Bunga Mayang

PT. Perkebunan Nusantara 7 yang disingkat PTPN 7, merupakan perusahaan

Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang agribisnis, yang

meliputi karet, kelapa sawit, tebu, dan teh. PTPN 7 mengembangkan

usahanya di beberapa lokasi di Indonesia, yaitu di Bengkulu, Sumatera

Selatan, dan Lampung. Dari 27 unit kebun yang dikelola di beberapa

wilayah ini, hanya terdapat 2 unit kebun tebu, yaitu Unit Usaha Cinta Manis

di Sumatera Selatan dan Unit Usaha Bunga Mayang di Lampung.

Dari segi produktivitas Kebun Tebu Unit Usaha Bunga Mayang dijadikan

percontohan bagi pabrik gula lain di lingkungan BUMN. Prestasi ini dicapai

karena dilakukan perbaikan di seluruh bagian, baik di kebun maupun di

pabrik. Di kebun, perbaikan dimulai dari varietas, pemupukan, perawatan

tanaman secara keseluruhan, dan sistem irigasi dengan merevitalisasi

puluhan embung sebagai sumber air.

Untuk mempertahankan prestasi ini dan terus meningkatkan produksi tebu,

PTPN 7 Unit Usaha Bunga Mayang terus berusaha menambah jumlah

embung untuk memenuhi kebutuhan irigasi tanaman tebu, khususnya pada

musim kemarau.

a. Studi kelayakan

1) Aspek ekonomi

- Peningkatan hasil panen tanaman tebu.

2) Aspek Hukum

- Mengikuti atau memiliki izin pembangunan daerah


- Memenuhi peraturan daerah

3) Aspek sosial

- Sebagai percontohan bagi pabrik gula di lingkungan BUMN dari

segi produktivitas.

- Terjadinya interaksi sosial antara pendatang dan penduduk lokal.

4) Aspek budaya

- Masyarakat dapat bertukar budaya dengan masyarakat lain.

b. AMDAL

1) Tahap Pra Konstruksi

a) Survey dan investigasi

Keresahan masyarakat akibat informasi yang tidak jelas dan

khawatir kehilangan sebagian hak milik tanah.

b) Pembebasan lahan

Kekhawatiran masyarakat akan kehilangan sebagian hak milik atas

tanahnya dan keilangan pepohonan produktif akibat penebangan.

2) Tahap Konstruksi

a) Mobilisasi alat berat dan material bangunan

Kemungkinan terjadinya penurunan kualitas udara di sekitar daerah

jalur lintasan transportasi kendaraan dan gangguan pada sumber

daya lahan dan sumber daya biologi.

b) Mobilisasi tenaga kerja

Mengusahakan agar penduduk lokal dapat berpartisipasi dalam

kegiatan konstruksi pembangunan embung.

c) Pembersihan dan pembukaan lahan


Kemungkinan terjadi gangguan pada sumber daya lahan dan

sumber daya biologi serta gangguan pada lingkungan sosial

ekonomi dan sosial budaya penduduk setempat.

d) Pekerjaan galian di badan sungai dan saluran

Menurunnya kestabilan tanah terutama daerah bekas galian.

Keadaan ini akan menyebabkan terjadinya erosi dan longsor pada

badan sungai.

2. Proses Drawing Embung Bunga Mayang

Data-data yang diperlukan untuk membangun sebuah embung, yaitu:

a. Data Topografi

Data ini digunakan untuk menentukan elevasi dan tata letak lokasi di

mana akan didirikan embung.

b. Data Geologi

Data ini digunakan untuk mengetahui karakteristik batuan yang berguna

untuk merencanakan struktur bendungan.

c. Data Hidrologi

Data ini berupa data klimatologi, evapotranspirasi dan data-data

pendukung lainnya.

d. Data Tanah

Data tanah ini diperlukan untuk merencakan pondasi yang akan dipakai,

data ini berupa data mekanik tanah yang meliputi:

1) Sudut geser dalam (ᵩ)

2) Nilai kohesi (c)

3) Kadar air (w)


4) Berat isi tanah kering (ᵧb)

5) Spesifik graviti (Gs)

Anda mungkin juga menyukai