Anda di halaman 1dari 8

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN TOL TRANS-JAWA

DILIHAT SECARA ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geografi dan Kependudukan
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2020/2021
Oleh:

FERDIAN HILMI RISWANDI


10070320118
Kelas C

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan berupa yang berjudul Pembangunan
Infrastruktur Jalan Tol Trans-Jawa Dilihat Secara Aspek Geografi dan Demografi.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Riswandha Risang Aji yang telah membantu
saya baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Saya menyadari, bahwa laporan berupa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar
penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Garut, 28 Desember 2020

Ferdian Hilmi Riswandi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

2 Pembangunan merupakan
“tujuan nasional Indonesia
yang tersirat dalam Undang-
3 Undang Dasar” 1945 alenia
ke 4 yang “merupakan bukti
bahwa ada tujuan yang hendak
4 dicapai oleh bangsa
Indonesia.
5 Pembangunan merupakan
“tujuan nasional Indonesia
yang tersirat dalam Undang-
6 Undang Dasar” 1945 alenia
ke 4 yang “merupakan bukti
bahwa ada tujuan yang hendak
7 dicapai oleh bangsa
Indonesia.
Pembangunan merupakan tujuan nasional yang secara tersirat ada dalam Undang-Undang

Dasar 1945 alinea ke 4. Pembangunan fisik dalam skala nasional dapat berupa pembangunan

infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat secara luas. Pembangunan fasilitas

infrastruktur dapat bermacam-macam antara lain, pembangunan jembatan, pembangunan

jalan tol pembangunan fasilitas publik, dan lain-lain. Pembangunan infrastruktur juga

memiliki fungsi yaitu, untuk kelancaran arus barang dan jasa, infrastruktur transportasi akan

memberikan dampak yang besar untuk biaya produksi. Infrastruktur merupakan peningkatan

aksesibilitas yang mampu untuk memfasilitasi mobilitas barang dan jasa yang lebih efisien.

Khususnya pembangunan jalan tol merupakan proyek infrastruktur yang dibangun

dengan tujuan untuk pemerataan pembangunan wilayah-wilayah yang ada dengan

mempertimbangkan keadaan ekonomi suatu negara. Jalan tol memegang peranan penting

dalam menghubungkan daerah yang ada di Indonesia. Jalan tol juga menjadi alat untuk

perkembangan moda transportasi darat dan menjadi alat untuk mendistribusikan bahan baku

dan produk industri. Pembangunan jalan tol tentu saja membutuhkan lahan yang sangat luas.

Oleh karena itu, terdapat akibat atau dampak yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan

proyek infrastruktur berupa jalan tol dilihat secara aspek geografi dan demografi.
1.2 Tujuan

Maksud dan tujuan penulis dalam pembuatan makalah sederhana ini yaitu sebagai

pengetahuan mengenai pembangunan proyek infrastruktur Jalan Tol Trans-Jawa jika dilihat

secara aspek geografi dan demografi. Penulis berharap makalah sederhana ini dapat

bermanfaat untuk menambah wawasan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

BAB II

ISI

2.1 Pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa

Menurut pemerintah, proyek Jalan Tol Trans-Jawa adalah proyek yang dibangun

dengan tujuan yang baik yaitu memberikan dampak waktu yang lebih efisien dengan waktu

tempuh yang semakin cepat. Pembangunan jalan tol Trans-Jawa sepanjang 652” km

dari Cikampek, Jawa Barat, Surabaya, Jawa Timur” yang dianggap sebagai kunci dari

perkembangan ekonomi di Pulau Jawa. Menurut Sumaryoto (2010) Tol Trans-Jawa dibangun

diatas 10 ruas jaringan tol, yaitu Cikampek-Palimanan (kebutuhan lahan 892 hektar), Kanci-

Pejagan (279 hektar), Pejagan-Pemalang (380 hektar), Pemalang-Batang (134 hektar),

Batang-Semarang (476 hektar), Semarang-Solo (804 hektar), Solo-Ngawi-Kertosono (1.018

hektar), “Kertosono-Mojokerto (294” hektar), dan Mojokerto-Surabaya (356 hektar).

Menurut hasil perhitungan “BPJT untuk membangun tol Trans-Jawa dana” yang dibutuhkan

Rp. 40 triliun, dana tersebut sudah termasuk untuk kebutuhan pembebasan lahan yakni

sebesar Rp. 4 triliun.

Jalan Tol Trans-Jawa dibangun secara membentang hampir sepanjang pulau jawa

dan merupakan mega proyek yang dicanangkan oleh pemerintah dalam bidang pembangunan

infrastruktur. Hingga saat ini, pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa masih terus berlanjut
dibawah tanggung jawab Kementrian PUPR yang dipantau secara langsung oleh Presiden

Joko Widodo. Diharapkan nanti dengan rampungnya pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa ini

akan membuat akses jalan di pulau Jawa semakin terhubung dengan baik dan akan

menciptakan banyak potensi ekonomi bagi daerah-daerah yang menguntungkan masyarakat

secara luas.

2.1 Pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa Dilihat Secara Aspek Geografi dan Demografi

Pada pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa yang telah dibahas sebelumnya, terdapat

beberapa dampak yang ditimbulkan dari pembangunan megaproyek tersebut. Salah satunya

adanya pembangunan jalan tol akan mengganggu stabilitas lingkungan yang ada di sekitar

area yang akan dijadikan jalan tol. Maka dari itu jika dilihat secara aspek geografi dan

demografi akan diperoleh pembahasan sebagai berikut.

 Secara geografi, pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa membentang di daerah dataran

rendah dan mengonversi sekitar 655.400 hektar. Kemudian Jalan Tol Trans-Jawa pun

sebagian besar dibangun diatas wilayah hasil pembebasan lahan yang sebelumnya

merupakan lahan berupa kawasan petanian dan kawasan persawahan. Oleh karena itu

secara aspek geografi, pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa berdampak pada

lingkungan sekitar diantaranya memotong alur sungai, saluran irigasi, dan lain-lain.

 Secara demografi, dengan adanya pembebasan lahan berupa kawasan pertanian dan

persawahan, membuat mobilitas penduduk sekitar menjadi terhambat. Khusunya bagi

masyarakat yang bermata pencaharian di bidang agraria seperti petani, adanya

pembangunan jalan tol membuat terbatasnya kegiatan pertanian dan pemasaran

produk pertanian dikarenakan semakin berkurangnya area pertanian dan persawahan.

Pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa dapat mengancam ketahanan pangan nasional


dikarenakan daya dukung lahan di Pulau Jawa semakin rendah.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, penulis mengambil

kesimpulan bahwa pembangunan infrastruktur Jalan Tol Trans-Jawa memang sangat

dibutuhkan dikarenakan pertumbuhan ekonomi dan sosial yang ada di Pulau Jawa

membutuhkan sarana transportasi yang cepat dan efesien. Namun, pembangunan jalan tol

seharusnya tidak melakukan pembebasan lahan secara berlebihan yang akan berdampak

secara geografi dan demografi. Oleh karena itu, perlu adanya kajian dan penelitian secara

lebih lanjut mengenai pembangunan proyek infrastruktur Jalan Tol Trans-Jawa agar

diharapkan dapat memberikan dampak positif dan bermanfaat bagi masyarakat secara luas

serta meminimalisir dampak negatif yang dapat terjadi.


DAFTAR PUSTAKA

https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-13575564/kementerian-pupr-lanjutkan-
pembangunan-tol-trans-jawa-hingga-ke-bali [diakses pada tanggal 28 Desember 2020]

https://blog.ruangguru.com/memahami-pembangunan-dan-pengembangan-wilayah [diakses pada


tanggal 28 Desember 2020]

https://www.detik.com/tag/tol-trans-jawa [diakses pada tanggal 28 Desember 2020]

Anda mungkin juga menyukai