Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Spasial Vol 6. No.

1, 2019
ISSN 2442-3262
EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTAMOBAGU
TAHUN 2014 - 2034

Rohaya Putri Mokodongan1, Dwight M. Rondonuwu2 & Ingerid L. Moniaga3


1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi
2&3
Staf Pengajar Prodi S1 Perencanaan Wilayah & Kota, Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi

E-mail: rohayamokodongan96@gmail.com

Abstrak
Kotamobagu memiliki rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang telah disahkan dalam Peraturan daerah tentang
Rencana tata ruang wilayah Kotamobagu tahun 2014 – 2034. Rencana tata ruang wilayah Kotamobagu sampai pada
tahun 2019 telah masuk tahun ke 5 setelah rtrw disahkan, sehingga perlu dilakukan evaluasi 5 tahun pertama.
Ketidaksesuaian rencana tata ruang wilayah terhadap kondisi aktual yang terjadi di lapangan seringkali terjadi.
Ketidaksesuaian pada RTRW Kotamobagu terjadi pada rencana struktur ruang dan pola ruang, dari hasil survey
yang dilakukan pada rencana pola ruang kawasan sektor informal untuk pedagang kaki lima yang direncanakan
diarahkan lokasinya di 3 Kelurahan / Desa yaitu Kelurahan Molinow, Kelurahan Genggulang dan Desa Poyowa
Kecil. Dilihat dari kondisi aktual yang terjadi, realisasi di 3 Kelurahan / Desa dalam rencana tidak ada, lokasi
pedagang kaki lima di Kotamobagu dilihat dari kondisi aktual yang ada lokasinya berbeda dengan yang
direncanakan dimana lokasinya yaitu di Jln. Kartini Kelurahan Gogagoman. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengevaluasi kesesuaian rencana tata ruang wilayah kotamobagu terhadap kondisi aktual dan implementasinya.
Penelitian menggunakan metode kualitatif kuantitatif untuk menjelaskan kondisi sebenarnya antara rencana tata
ruang wilayah kotamobagu terhadap kondisi aktual dilapangan, kemudian dihitung dengan menggunakan persentase
(%) untuk mengetahui tingkat kesesuaian rencana tata ruang wilayah kotamobagu terhadap kondisi aktual. Evaluasi
rencana tata ruang wilayah kotamobagu menggunakan pedoman dari Peraturan Menteri Agraria & Tata Ruang No. 9
tahun 2017 tentang pedoman pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang. Dari hasil evaluasi yang dilakukan,
tingkat kesesuaian rencana tata ruang wilayah kotamobagu masuk dalam kategori kesesuaian kurang berkualitas
dengan hasil yang didapatkan adalah 74,18 % sehingga rekomendasi yang diberikan berdasarkan pedoman adalah
perlu dilakukan revisi sebagian Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamobagu.

Kata Kunci: Evaluasi, Kesesuaian RTRW Kotamobagu


cara menilai kesesuaian pemanfaatan ruang
PENDAHULUAN wilayah kota yang ada dalam rencana tata ruang
Dalam UU penataan ruang dijelaskan wilayah kotamobagu.
bahwa pelaksanaan pembangunan di tingkat Kota – Kotamobagu merupakan salah satu kota
pusat maupun di tingkat daerah harus sesuai yang telah memiliki Rencana tata ruang wilayah
dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. (RTRW) yang telah disahkan dalam Peraturan
Dengan demikian pemanfaatan ruang yang daerah tentang Rencana tata ruang wilayah Kota
didalamnya termasuk struktur ruang, pola ruang – Kotamobagu tahun 2014 – 2034. Rencana tata
dan kawasan strategis harusnya sesuai dengan ruang wilayah Kotamobagu sampai pada tahun
rencana tata ruang wilayah yang telah 2019 telah masuk tahun ke 5 setelah rtrw
ditetapkan.. Oleh sebab itu diperlukan evaluasi disahkan, sehingga berdasarkan pedoman
terhadap rencana tata ruang wilayah yang ada peraturan menteri agrarian & tata ruang tentang
untuk melihat apakah rencana tata ruang wilayah pedoman pemantauan & evaluasi pemanfaatan
tersebut berjalan sesuai dengan pemanfaatannya ruang, rencana tata ruang wilayah Kotamobagu
atau telah terjadi penyimpangan. sudah harus dilakukan evaluasi 5 tahun pertama.
Pemantauan dan evaluasi rencana tata Permasalahan lain yang membuat peneliti
ruang dilakukan dengan menggunakan tertarik untuk melakukan evaluasi pada rencana
peraturan dari kementerian Agraria dan Tata tata ruang wilayah Kotamobagu yaitu
ruang nomor 9 tahun 2017 tentang pedoman berdasarkan hasil studi dokumen dan
pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang. dibandingkan dengan kondisi aktual yang
Dalam peraturan ini evaluasi dilakukan dengan terjadi, peneliti mendapatkan ketidaksesuaian

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 68


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
pada beberapa indikator yang ada dalam rencana understanding and improvement of policy
struktur ruang dan rencana pola ruang yaitu development and implementation” (evaluasi
pertama dalam rtrw Kotamobagu dijelaskan adalah kegiatan yang dapat menyumbangkan
bahwa Kelurahan Genggulang berfungsi sebagai pengertian yang besar nilainya dan dapat pula
pusat perdagangan dengan program membantu penyempurnaan pelaksanaan
pembangunan yang dilakukan yaitu kebijakan beserta perkembangannya).
pembangunan pasar. Program pembangunan Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kegiatan
pasar telah direalisasikan dengan dibangunnya evaluasi dapat mengetahui apakah pelaksanaan
pasar genggulang, akan tetapi realisasinya tidak suatu program sudah sesuai dengan tujuan
sesuai dengan fungsi seharusnya karena dari utama, yang selanjutnya kegiatan evaluasi
kondisi aktual tidak tampak aktifitas jual beli di tersebut dapat menjadi tolak ukur apakah suatu
pasar genggulang ini. Kedua terjadi kebijakan atau kegiatan dapat dikatakan layak
ketidaksesuaian pada rencana tata ruang wilayah diteruskan, perlu diperbaiki atau dihentikan
Kotamobagu terhadap kondisi aktual, dalam kegiatannya.
rencana pola ruang untuk kawasan sektor Evaluasi pemanfaatan ruang menurut
informal, dimana dalam rencana dijelaskan Peraturan Menteri Agrarian dan Tata Ruang No.
bahwa pedagang kaki lima dengan penataan 9 tahun 2017 tentang pedoman pemantauan dan
khusus untuk menghindari kumuh terkosentrasi evaluasi pemanfaatan ruang adalah kegiatan
di 3 Kelurahan / Desa yaitu Kelurahan Molinow, penilaian terhadap upaya untuk mewujudkan
Kelurahan Genggulang dan Desa Poyowa Kecil. program struktur ruang dan pola ruang sesuai
Dari hasil survey yang dilakukan, keberadaan dengan RTR (Rencana tata ruang) yang telah
pedagang kaki lima tidak terdapat pada lokasi – ditetapkan.
lokasi yang ada dalam rencana pola ruang, Definisi Tata Ruang
lokasi pedagang kaki lima di Kotamobagu Ruang dalam Undang-undang Nomor 26
berada di Jln. Kartini tepatnya di Kelurahan Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah
Gogagoman. Dari contoh permasalahan diatas, wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
perlu dilakukan evaluasi terhadap rencana tata ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi
ruang wilayah Kotamobagu. Hal itu perlu sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia
dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan,
antara rencana tata ruang wilayah Kotamobagu dan memelihara kelangsungan hidupnya. Tata
terhadap kondisi aktual. ruang adalah wujud struktur ruang dan pola
ruang.
Berdasarkan urairan di atas, berikut Definisi Struktur Ruang
adalah tujuan dari penelitian ini yaitu Struktur ruang adalah susunan pusat –
“Mengevaluasi kesesuaian rencana tata ruang pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana
wilayah Kotamobagu terhadap kondisi aktual dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
dan implementasinya”. kegiatan sosial, ekonomi masyarakat yang
secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.
LANDASAN TEORI Rencana struktur ruang wilayah kota merupakan
Pengertian Evaluasi kerangkan tata ruang wilayah kota yang tersusun
Evaluasi menurut Cronbach (1982) atas konstelasi pusat – pusat kegiatan yang
adalah suatu proses pengambaran, pengumpulan hirarki satu sama lain dihubungkan oleh sistem
informasi dan menyajikannya untuk sebagai jaringan prasarana wilayah kota terutama
bahan penilaian, pertimbangan, dalam jaringan transportasi.
memutuskan suatu kebijakan atau keputusan. Definisi Pola Ruang
prosesnya tetap harus berlanjut sampai Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang
kemungkinan untuk merevisi kembali apabila wilayah kota yang meliputi peruntukan ruang
terdapat adanya kesalahan. untuk fungsi lindung dan budi daya yang dituju
Evaluasi menurut Charles O. Jones sampai dengan akhir masa berlakunya RTRW
dalam Aprilia (2009) adalah “evaluation is an kota yang memberikan gambaran pemanfaatan
activity which can contribute greatly to the

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 69


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
ruang wilayah kota hingga 20 (dua puluh) tahun hasil studi, kajian penelitian, dan
mendatang. laporan instansi berupa data tabular dan
Kawasan lindung kota adalah kawasan peta.
lindung yang secara ekologis merupakan satu Data dan informasi yang dimaksud
ekosistem yang terletak pada wilayah kota, antara lain :
kawasan lindung yang memberikan a. Data dan informasi terkait dokumen
perlindungan terhadap kawasan bawahannya RTR (rencana tata ruang) yang telah
yang terletak di wilayah kota, dan kawasan- ditetapkan
kawasan lindung lain yang menurut ketentuan b. Data dan informasi terkait dokumen
peraturan perundang-undangan pengelolaannya program pembangunan
merupakan kewenangan pemerintah daerah kota. c. Data dan informasi terkait dokumen
Sedangkan Kawasan budi daya kota adalah informasi pertahanan.
kawasan di wilayah kota yang ditetapkan dengan Data dan informasi terkait dokumen
fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar RTR meliputi informasi pemahaman para pihak
kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber terhadap keberadaan dan substansi dalam RTR
daya manusia, dan sumber daya buatan. serta identifikasi data dan informasi indikasi
program pemanfaatan ruang periode 5 (lima)
Definisi Rencana Tata Ruang Wilayah tahun yang terkait langsung pada waktu
(RTRW) Kota pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
Rencana tata ruang wilayah (RTRW) pemanfaatan ruang berupa tabular dan peta.
kota adalah rencana tata ruang yang bersifat 2. Penyusunan matriks persandingan program
umum dari wilayah kota yang merupakan Matriks persandingan program
penjabaran dari RTRW provinsi, dan yang berisi merupakan penyandingan indikasi program
tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang dalam rencana tata ruang yang telah ditetapkan
wilayah kota, rencana struktur ruang wilayah dengan kondisi aktual yang diindikasikan dalam
kota, rencana pola ruang wilayah kota, program pembangunan dan / atau dokumen
penetapan kawasan strategis kota, arahan informasi pertahanan. Indikasi program dalam
pemanfaatan ruang wilayah kota, dan ketentuan dokumen rencana tata ruang yang telah
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota. ditetapkan meliputi semua jenis program dan
(Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum lokasi program yang telah direncanakan dalam
Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman periode 5 tahun pada saat pelaksanaan
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang
Kota.) dilakukan.
Berikut adalah contoh tabel penyusunan matriks
Ketentuan Pemantauan dan Evaluasi evaluasi persandingan program dan lokasi
Pemanfaatan Ruang program menurut peraturan menteri agraria dan
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi tata ruang nomor 9 tahun 2017 tentang pedoman
pemanfaatan ruang dilakukan terhadap tingkat pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang
kesesuaian pewujudan struktur ruang dan tingkat sebagai berikut :
kesesuaian perwujudan pola ruang. Tabel 1. Contoh tabel penyusunan matriks
Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi
Pemanfaatan Ruang
Pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang terdiri atas :
1. Pengumpulan data informasi yang meliputi :
a. Pengamatan secara langsung melalui
survei primer antara lain survei lapangan
dan wawancara; dan
b. Pengamatan secara tidak langsung
melalui survei sekunder antara lain
penelaahan data sekunder yang meliputi

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 70


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
Sumber : Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No. 9 tahun Kotamobagu tergolong kota kecil yang disahkan
2017 tentang pedoman pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang
menjadi daerah otonom di Provinsi Sulawesi
Utara berdasarkan UU No 4 Tahun 2007 tentang
Klasifikasi hasil evaluasi dan rekomendasi Pembentukan Kota Kotamobagu.
Berikut adalah tabel rekomendasi yang
akan diberikan berdasarkan tingkat kesesuaian
yang dicapai :

Tabel 2. Klasifikasi rekomendasi

Gambar 1. Lokasi Penlitian

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan yaitu tak
terpimpin yang menggunakan beberapa inti
pokok pertanyaan yang akan diajukan, yaitu
penulis membuat garis besar pokok-pokok
pembicaraan, mengajukan pertanyaan secara
bebas, pokok-pokok pertanyaan yang
dirumuskan tidak perlu dipertanyakan secara
berurutan dan pemilihan kata-katanya juga
Sumber : Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No. 9 tidak baku tetapi dimodifikasi pada saat
tahun 2017 tentang pedoman pemantauan dan evaluasi wawancara berdasarkan situasinya.
pemanfaatan ruang
2. Observasi
Observasi dalam penelitian ini yaitu
METODE PENELITIAN
mengamati kondisi yang terjadi di lapangan.
Jenis Penelitian
3. Dokumentasi
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif
Pengambilang foto – foto dan gambar –
kuantitatif. (berdasarkan pedoman pemantauan
gambar yang relevan dengan tujuan
dan evaluasi pemanfaatan ruang no. 9 tahun
penelitian.
2017). Dalam penelitian ini, metode kualitatif
digunakan untuk menggambarkan kondisi yang
Teknik Analisis Data
terjadi berdasarkan kata – kata atau kalimat –
Teknik analisis data ini menggunakan
kalimat. Sedangkan untuk metode penelitian
pedoman dari Peraturan Menteri Agrarian dan
kuantitatif digunakan untuk mengkonversi
Tata Ruang No. 9 tahun 2017 tentang pedoman
penilaian kesesuaian rencana tata ruang wilayah
pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang.
Kotamobagu dengan menggunakan persentase.
Teknik analisis data untuk rencana tata ruang
wilayah kotamobagu adalah sebagai berikut :
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini mencakup keseluruhan
1. Pengumpulan data dan informasi
wilayah yang ada di Kotamobagu. Kota –
Dalam melakukan evaluasi rencana tata

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 71


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
ruang wilayah Kotamobagu, hal pertama Desa/Kelurahan yang memiliki luas wilayah
yang dilakukan adalah mengumpulkan data keseluruhan ± 68,06 km2 (Berdasarkan Undang-
yang diperlukan untuk evaluasi berupa : Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
- Dokumen rencana tata ruang wilayah 2007 Tentang Pembentukan Kota Kotamobagu
termasuk seluruh lampirannya (indikasi Di Provinsi Sulawesi Utara).
program dan peta - peta)
- PERDA RTRW Kotamobagu Tahun
2014 – 2034
- Kondisi aktual pemanfaatan ruang
berupa data – data yang
menggambarkan kondisi aktual
pemanfaatan ruang, hasil pemantauan
dan evaluasi pemanfaatan ruang.
2. Tahap penyusunan matriks kesesuaian
Dalam tahap ini dilakukan penyusunan
matriks kesesuaian untuk melihat dan
membadingkan kondisi aktual pemanfaatan
yang terjadi. Kesesuaian ini dapat diketahui
dengan cara membandingkan program yang Gambar 2. Peta Administrasi Kelurahan Kota Kotamobagu
sudah dijalankan dengan program yang
tercantum dalam indikasi program rencana Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah
tata ruang wilayah. Kotamobagu
3. Pemetaan kesesuaian antara rencana struktur Evaluasi rencana tata ruang wilayah
ruang dan pola ruang dengan kondisi aktual Kotamobagu dilakukan untuk mengetahui
pemanfaatan ruang yang terjadi di lapangan. tingkat kesesuaian antara rencana tata ruang
4. Teknik evaluasi pemanfaatan ruang wilayah wilayah Kotamobagu terhadap kondisi aktual
dilakukan untuk mengetahui tingkat yang terjadi di lapangan. Evaluasi rencana tata
kesesuaian rencana tata ruang wilayah ruang wilayah Kota Kotamobagu dilakukan pada
Kotamobagu terhadap kondisi aktual di pemanfaatan ruang yaitu struktur ruang dan pola
lapangan sehingga hasil akhir yang akan ruang terhadap kondisi aktual dan dibandingkan
didapatkan berupa rencana tata ruang dengan indikasi program utama yang ada.
wilayah Kotamobagu perlu dilakukan Evaluasi pemanfaatan ruang dilakukan dengan
peninjauan kembali berupa revisi RTRW menggunakan pedoman dari Peraturan Menteri
atau tidak perlu direvisi. Evaluasi Agraria dan Tata ruang No. 9 tahun 2017
pemanfaatan ruang wilayah Kotamobagu tentang pedoman pemantauan dan evaluasi
dilakukan dengan menilai kesesuaian yang pemanfaatan ruang.
terjadi dengan menggunakan metode Tahapan – tahapan evaluasi rencana tata ruang
kualitatif dengan cara penilaian kesesuaian wilayah adalah yang pertama (Pengumpulan
(sesuai / tidak sesuai), setelah mendapatkan data dan informasi), kedua (penyusunan matriks
nilai kesesuaiannya kemudian dikonversi ke perbandingan indikasi program, rencana dan
dalam penilaian kuantitatif berupa kondisi aktual), ketiga (penilaian) dan keempat
persentase. (Penilaian ini dilakukan dengan (rekomendasi).
menggunakan peraturan No. 9 tahun 2017).
Pengumpulan Data dan Informasi
HASIL PENELITIAN Pengumpulan data dan informasi didapatkan dari
Profil Wilayah Kota Kotamobagu beberapa instansi yang ada dikotamobagu dan
Letak geografis Kota Kotamobagu survey langsung di lapangan. Data yang
terletak pada posisi 124o 15’ 9,56” – 124o 21’ didapatkan dari instansi terkait berupa Rencana
1,93” Bujur Timur dan 0o 41’ 16,29” – 0o 46’ tata ruang wilayah Kotamobagu tahun 2014 –
14,8” Lintang Utara. Kota Kotamobagu secara 2034, Peraturan daerah No. 8 tahun 2014 tentang
Administratif terbagi dalam 4 Kecamatan dan 33

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 72


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
rencana tata ruang wilayah kotamobagu tahun ruang lebih banyak mendapatkan tingkat
2014 – 2034, Lampiran indikasi program rtrw kesesuaian tidak sesuai.
dan peta – peta rencana (peta struktur ruang &
pola ruang). Penilaian Tingkat Kesesuaian
Penyusunan Matriks Perbandingan Pemberian nilai untuk tingkat kesesuaian
Penyusunan matriks perbandingan pemanfaatan ruang (Struktur ruang & Pola
dilakukan dengan membandingkan rencana, ruang) menggunakan panduan dari Kementrian
indikasi program dan kondisi aktual yang terjadi Agraria & Tata Ruang No. 9 thn 2017 tentang
dilapangan sehingga dapat diketahui realisasi pedoman pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
(terealisasi / tidak terealisasi) dan tingkat ruang. Dalam pedoman ini dijelaskan cara
kesesuaiannya (sesuai / tidak sesuai). pemberian nilai untuk tingkat kesesuaian
Dari hasil evaluasi & Analisis yang pemanfaatan ruang (struktur ruang & pola
dilakukan, berikut adalah tabel kesesuaian pada ruang) yaitu menggunakan penilaian kualitatif
struktur ruang dan pola ruang : berupa checklist (√) sesuai dan tidak sesuai,
kemudian dikonversi menggunakan penilaian
Tabel 3. Kesesuaian Struktur ruang & Pola ruang
kuantitatif berupa persentase (%).
Kesesuaian
No Indikator
(√) Tabel 4. Penilaian tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang
Tidak Kesesuaian
Sesuai
Sesuai (√) Persentase
STRUKTUR RUANG No Indikator
Sesuai Tdk (%)
1. Sistem Pusat Pelayanan Sesuai
Pusat Pelayanan Kota √ STRUKTUR RUANG
Sub Pusat Pelayanan Kota √ 1. Sistem Pusat Pelayanan
Pusat Lingkungan √ Pusat Pelayanan Kota √ 76,6 %
2. Sistem Jaringan Prasarana Kota Sub Pusat Pelayanan
Sistem Jaringan Prasarana √ √ 100 %
Kota
Utama Pusat Lingkungan √ 75 %
3. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya 2. Sistem Jaringan Prasarana Kota
Sistem Jaringan Sistem Jaringan
√ √ 25 %
Telekomunikasi Prasarana Utama
Sistem Jaringan Sumberdaya 3. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Air Sistem Jaringan 100%
Sistem Infrastruktur Perkotaan √ √
Telekomunikasi
POLA RUANG Sistem Jaringan
1. Fungsi Kawasan Lindung √ 100%
Sumberdaya Air
Kawasan yang memberikan Sistem Infrastruktur
perlindungan terhadap √ √ 81,25%
Perkotaan
kawasan bawahannya POLA RUANG
Kawasan Sempadan Sungai √ 1. Fungsi Kawasan Lindung
Ruang Terbuka Hijau √ Kawasan yang
Kawasan Rawan Bencana √ memberikan
2. Fungsi Kawasan Budidaya perlindungan √ 100%
Kawasan Perumahan √ terhadap kawasan
Kawasan Perdagangan & Jasa √ bawahannya
Kawasan Perkantoran √ Kawasan Sempadan
√ 100%
Kawasan Industri √ Sungai
Kawasan Pariwisata √ Ruang Terbuka Hijau √ 80%
Kawasan Ruang Terbuka non Kawasan Rawan
√ √ 76%
Hijau Bencana
Kawasan Sektor Informal √ 2. Fungsi Kawasan Budidaya
Kawasan Pelayanan Umum √ Kawasan Perumahan √ 100%
Sumber : Analisis penulis (2019) Kawasan
√ 64%
Perdagangan & Jasa
Kawasan Perkantoran √ 96,4%
Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat
Kawasan Industri √ 75%
kesesuaian pada rencana struktur ruang dan pola Kawasan Pariwisata √ 75%

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 73


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
Kawasan Ruang
√ 90% ruang ada 3 dan dikalikan dengan 100 %
Terbuka non Hijau sehingga akan mendapatkan nilai tingkat
Kawasan Sektor
√ 0% kesesuaian pada struktur ruang.
Informal
Kawasan Pelayanan b. Kedua, untuk mendapatkan nilai pola ruang,
√ 91,6% cara perhitungannya sama dengan cara
Umum
Sumber : Analisis Penulis (2019) menghitung nilai kesesuaian pada struktur
ruang.
Dari pemberian nilai di atas, dapat diketahui c. Ketiga, untuk mendapatkan nilai kesesuaian
persentase tingkat kesesuaian untuk struktur pemanfaatan ruang caranya adalah :
ruang dan pola ruang. Tingkat kesesuaian - Jumlahkan nilai tingkat kesesuaian
tertinggi pada struktur ruang yaitu pada struktur ruang dan nilai tingkat
indikator sistem jaringan prasarana lainnya kesesuaian pola ruang,
dengan presentase 91,66%, sedangkan untuk - Dibagi dengan jumlah indikator dimana
tingkat persentase paling rendah yaitu pada jumlah indikator ada 2 (struktur ruang &
sistem jaringan prasarana utama dengan pola ruang)
persentase hanya 25 %. Kemudian untuk tingkat - Dikalikan 100 % untuk mendapatkan
kesesuaian tertinggi pada pola ruang yaitu pada nilai tingkat kesesuaian pemanfaatan
kawasan yang memberikan perlindungan ruang wilayah kotamobagu.
terhadap kawasan bawahannya, kawasan Berikut ini adalah tabel perhitungan pada
sempadan sungai, kawasan peruntukan pemanfaatan ruang wilayah kotamobagu :
perumahan dengan nilai persentase yang
didapatkan 100 % sedangkan untuk tingkat Tabel 5. Hasil Perhitungan Pemanfaatan Ruang
kesesuaian paling rendah yaitu pada indikator Kesesuaian
sektor informal dengan nilai persentase yang (√) Persentase
No Indikator
Sesuai Tdk (%)
didapatkan 0 %. Sesuai
STRUKTUR RUANG
Penilaian Tingkat Kesesuaian 1. Sistem Pusat Pelayanan
Penilaian tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang Pusat Pelayanan
√ 76,6 %
Kota
wilayah kota dilakukan dengan menggunakan
Sub Pusat
panduan yaitu peraturan dari Kementrian √ 100 %
Pelayanan Kota
Agraria & Tata Ruang No. 9 tahun 2017 tentang Pusat √
75 %
pedoman pemantauan dan evaluasi pemanfaatan Lingkungan
ruang wilayah kota. Dalam pedoman tersebut 251,6/3 x
dijelaskan cara penilaian untuk mendapatkan Nilai Kesesuaian 100 % =
83, 86%
tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang wilayah 2. Sistem Jaringan Prasarana Kota
kotamobagu, caranya adalah sebagai berikut : Sistem Jaringan
√ 25 %
a. Pertama, jumlahkan nilai tingkat kesesuaian Prasarana Utama
pada struktur ruang dengan cara : Nilai Kesesuaian 25%
3. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
- Pada indikator 1, jumlahkan keseluruhan
nilai yang ada dan dibagi dengan jumlah Sistem Jaringan
√ 100%
indikator kemudian dikali 100 %. Telekomunikasi
- Pada indikator 2, jumlahkan keseluruhan Sistem Jaringan
√ 100%
nilai yang ada dan dibagi dengan jumlah Sumberdaya Air
indikator kemudian dikali 100 %. Sistem √
Infrastruktur 81,25%
- Pada indikator 3, jumlahkan keseluruhan Perkotaan
niali yang ada dan dibagi dengan jumlah 275/3 x
indikator kemudian dikali 100 %. Nilai Kesesuaian 100 =
- Setelah mendapatkan nilai dari masing – 93,75 %
masing indikator, kemudian
dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah
indikator dimana indikator pada struktur

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 74


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
83,86 + 25 Rekomendasi
+ 93,75 =
Dalam perumusan rekomendasi yang
Total Kesesuaian Struktur Ruang 200.52 /3 x
100 % = akan diberikan, pemberian rekomendasi berbeda
66,84% sesuai dengan nilai tingkat kesesuaian yang
POLA RUANG didapatkan, berikut adalah tabel rekomendasi:
1. Fungsi Kawasan Lindung
Kawasan yang No. Nilai Klasifikasi Rekomendasi
memberikan 1. 80 % - Tingkat Rekomendasi berupa
perlindungan
√ 100% 100 % kesesuaian saran kebijakan dan
terhadap pemanfaatan strategi
kawasan ruang mempertahankan
bawahannya berkulitas, dan/atau
Kawasan artinya meningkatkan
Sempadan √ 100% pelaksanaan kesesuaian program
Sungai pemanfaatan dan lokasi program
Ruang Terbuka ruang sudah pemanfaatan ruang
√ 80%
Hijau sesuai dengan dan / atau saran revisi
Kawasan Rawan √ rencana sebagian RTR
76%
Bencana struktur ruang melalui peninjauan
3564 x 100 dan pola kembali rencana
Nilai Kesesuaian
% = 89 % ruang dalam struktur ruang dan
2. Fungsi Kawasan Budidaya RTR. pola ruang.
Kawasan 2. 50 % - Tingkat Rekomendasi berupa
√ 100%
Perumahan < 80 % kesesuaian saran kebijakan dan
Kawasan √ pemanfaatan strategi
Perdagangan & 64% ruang kurang meningkatkan
Jasa berkualitas, kesesuaian
Kawasan artinya pemanfaatan ruang
√ 96,4%
Perkantoran pelaksanaan dan/atau
Kawasan √ pemanfaatan merumuskan
75%
Industri ruang kebijakan dan
Kawasan √ belum sesuai strategi baru
75% dengan sehingga secara
Pariwisata
Kawasan Ruang rencana bertahap terwujud
Terbuka non √ 90% struktur dan perbaikan
Hijau pola ruang perwujudan rencana
Kawasan Sektor √ dalam RTR. struktur dan pola
0% ruang dan/atau saran
Informal
Kawasan √ untuk revisi total
Pelayanan 91,6% RTR melalui
Umum peninjauan kembali
592.4/8 x rencana struktur dan
Nilai Kesesuaian 100% = pola ruang.
74.05% 0%-< Tingkat Rekomendasi berupa
89+74.05/2 50% kesesuaian saran kebijakan dan
Total Kesesuaian Struktur Ruang x 100 % = pemanfaatan strategi baru dan/atau
81,525% ruang tidak saran untuk revisi
66.84+81.5 berkualitas, total RTR melalui
Total Kesesuaian Pemanfaatan 25/ 2 x 100 artinya upaya peninjauan
Ruang Wilayah Kotamobagu % = 74.18 pelaksanaan kembali rencana
% pemanfaatan struktur dan pola
ruang tidak ruang.
sesuai dengan
Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa rencana
tingkat kesesuaian pada pemanfaatan ruang struktur dan
wilayah kotamobagu masuk dalam kategori pola ruang
dalam RTR.
kurang berkualitas dengan hasil yang didapatkan
yaitu 74.18 %.
Dilihat pada tabel diatas, rekomendasi yang
dapat diberikan pada rencana tata ruang wilayah

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 75


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
Kotamobagu berada pada tingkatan kedua yaitu bawahannya dan kawasan sempadan sungai
50 % - < 80 % dengan hasil yang didapatkan yang mencapai 100 % sedangkan kesesuaian
yaitu 74.18 %. Rekomendasi yang dapat terendah yaitu pada kawasan budidaya untuk
diberikan adalah : kawasan sektor informal yang mendapatkan
1. Meningkatkan kembali kesesuaian 0 % dimana tidak ada kesesuaian sama
pemanfaatan ruang wilayah Kotamobagu sekali.
2. Merumuskan kembali kebijakan dan strategi
baru sehingga secara bertahap terwujud SARAN
perbaikan perwujudan rencana struktur Hasil penelitian tentang evaluasi
ruang dan pola ruang rencana tata ruang wilayah Kotamobagu tahun
3. Perlu dilakukan revisi / peninjauan kembali 2014 – 2034 yaitu pemerintah perlu mengkaji
sebagian rencana tata ruang wilayah kembali rencana – rencana yang telah terealisasi
kotamobagu. & tidak terealisasi dengan meninjau kembali
kondisi aktual yang ada berdasarkan indikasi
KESIMPULAN program utama peraturan daerah Kotamobagu
Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian no. 8 tahun 2014. .
berikut adalah beberapa hal yang dapat
disimpulkan: DAFTAR PUSTAKA
1. Evaluasi rencana tata ruang wilayah Kota – Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi
Kotamobagu dikhususkan pada evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
kesesuaian pemanfaatan ruang (struktur Badan Pusat Statistik Kota Kotamobagu Tahun
ruang dan pola ruang) aktual terhadap 2017
rencana tata ruang wilayah Kota – Ferry, 2010. Kinerja Rencana Tata Ruang
Kotamobagu. Berdasarkan dari hasil Wilayah (RTRW) dalam Pemanfaatan
penelitian didapati bahwa kesesuaian untuk Ruang di Kota Surakarta. Universitas
pemanfaatan ruang aktual terhadap rencana Sebelas Maret.
tata ruang wilayah Kotamobagu masuk Cronbach, L. J. (1982). “Designing evaluations
dalam kategori kesesuaian tingkat tinggi of educational and social programs”.
dimana hasil yang didapatkan yaitu sebesar San Francisco: Jossey-Bass
74.18 %. sehingga berdasarkan pedoman Friedmann, John. 1987. Planning in The Public
yang ada, rekomendasi yang dapat diberikan Domain: From Knowledge to Action.
adalah perlu dilakukan revisi sebagian New Jersey: Princeton University Press
rencana tata ruang wilayah Kotamobagu Glasson, J., 1978. An Introduction to
sehingga dapat terwujud pemanfaatan yang Regional Planning. London:
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Nurzaman, Siti Sutriah. 2002. Perencanaan
2. Dari hasil penelitian ini tingkat kesesuaian Wilayah di Indonesia: Pada Masa
antara struktur ruang dengan kondisi aktual Sekitar Krisis. Bandung: Penerbit ITB.
dan pola ruang dengan kondisi aktual Nana Syaodih Sukmadinata (2009). Metode
berbeda, dimana hasil yang didapatkan penelitian Pendidikan. Bandung:
untuk struktur ruang adalah 66,84 % dengan Remaja Rosdakarya
kategori kurang berkualitas sedangkan untuk Moleong, j, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian
pola ruang adalah 81.525 % dengan kategori Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
berkualitas. Tingkat kesesuaian paling tinggi Rosdakarya.
pada struktur ruang adalah sistem pusat Peraturan Daerah Kota Kotamobagu No 8 tahun
pelayanan yang mencapai 83,86 % 2014 tentang Rencana Tata Ruang
sedangkan untuk tingkat kesesuaian paling Wilayah Kotamobagu
rendah yaitu sistem jaringan prasarana kota Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 17
yang hanya mendapatkan 25 %. Untuk tahun 2009 tentang Pedoman
tingkat kesesuaian paling tinggi pada pola Penyusunan Rencana Tata Ruang
ruang yaitu pada kawasan yang Wilayah Kota
memberikan perlindungan terhadap kawasan Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang /

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 76


Jurnal Spasial Vol 6. No. 1, 2019
ISSN 2442-3262
Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2017 Tentang Pedoman Pemantauan
Dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang
Sholihin, Dadang, Drs, H, M.A. 2007. Proses
Perencanaan. LPEM-FEUI.
Stufflebeam, D. L. (1997). A standards-based
perspective on evaluation. In R. L.
Stake, Advances in program evaluation,
3, pp. 61–88. Stufflebeam, D. L., Foley,
W. J., Gephart, W. J., G
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta
Sutopo, H. B., . 2002. Metode Penelitian
Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Sujarto, Djoko. 1995. Teori Perencanaan.
Bandung: Bahan Kuliah Teori
Perencanaan, Jurusan Teknik Planologi,
FTSP ITB.
Undang – Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
Widodo, Tri, S.E, M.Ec.Dev. 2006. Perencanaan
Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era
Otonomi Daerah). Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Wirawan. 2012. Evaluasi:Teori, Model, Standar,
Aplikasi, dan Profesi. Depok PT Raja
Grafindo Persada.

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 77

Anda mungkin juga menyukai