Anda di halaman 1dari 64

6.1.

DASAR PENYUSUNAN ARAHAN PEMANFAATAN RUANG

Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten merupakan perwujudan rencana tata ruang yang
dijabarkan ke dalam indikasi program utama kabupaten dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima)
tahunan sampai akhir tahun perencanaan (20 tahun).

 Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten berfungsi:


1. Sebagai acuan bagi pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman pemanfaatan ruang;
2. Sebagai arahan untuk sektor dalam penyusunan program utama (besaran, lokasi, sumber
pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan);
3. Sebagai dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun pertama;
dan
4. Sebagai acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.

 Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten disusun berdasarkan:


1. Rencana struktur ruang dan pola ruang;
2. Ketersediaan sumber daya dan sumber dana pembangunan;
3. Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan; dan
4. Prioritas pengembangan wilayah kabupaten dan pentahapan rencana pelaksanaan program
sesuai dengan RPJPD.

 Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten disusun dengan kriteria:


1. Mendukung perwujudan struktur ruang, pola ruang, dan kawasan strategis kabupaten;

LAPORAN RENCANA VI-1


2. Mendukung program utama penataan ruang nasional dan provinsi;
3. Realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu perencanaan;
4. Konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun, baik dalam jangka
waktu tahunan maupun antar lima tahunan; dan
5. Sinkronisasi antar program harus terjaga.

Indikasi program utama dalam arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten meliputi :

1. Usulan Program Utama


Usulan program utama adalah program-program pemanfaatan ruang yang diindikasikan
memiliki bobot kepentingan utama atau diprioritaskan untuk mewujudkan struktur dan pola
ruang wilayah kabupaten sesuai tujuan.

2. Lokasi
Lokasi adalah tempat dimana usulan program utama akan dilaksanakan.

3. Besaran
Besaran adalah perkiraan jumlah satuan masing-masing usulan program utama yang akan
dilaksanakan.

4. Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan dapat berasal dari APBN, APBD provinsi, APBD kabupaten, dan/atau
masyarakat.

5. Instansi Pelaksana
Instansi pelaksana adalah pelaksana program utama yang disesuaikan dengan kewenangan
masing-masing pemerintahan, dan pihak swasta serta masyarakat.

6. Waktu dan Tahapan Pelaksanaan


Usulan program utama direncanakan dalam kurun waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun
yang dirinci setiap 5 (lima) tahunan, sedangkan masing-masing program mempunyai durasi
pelaksanaan yang bervariasi sesuai kebutuhan. Program utama 5 tahun pertama dapat
dirinci ke dalam program utama tahunan. Penyusunan indikasi program utama disesuaikan
dengan pentahapan jangka waktu 5 tahunan RPJP Daerah Kabupaten.

LAPORAN RENCANA VI-2


6.2. PERWUJUDAN RENCANA STRUKTUR RUANG
6.2.1. Perwujudan Rencana Sistem Pusat-Pusat Permukiman
Dari hirarki dan fungsi utama kawasan dapat diturunkan kebutuhan pembangunan prasarana dan
sarana utama yang seharusnya dibangun dalam kerangka mewujudkan rencana struktur ruang yang
telah dirumuskan. Adapun program utama yang sebaiknya dilakukan/disediakan untuk masing-
masing pusat adalah sebagaimana jabaran di bawah ini.

1) Perwujudan PKW Liwa dilakukan melalui :


a. Penyusunan RDTR Kota Liwa
b. Pengembangan dan penataan Kota Liwa
c. Pengembangan perkantoran pemerintahan
d. Pengembangan Kawasan Sekuting Terpadu
e. Pembangunan perumahan PNS
f. Pengembangan perumahan rakyat
g. Pengembangan Pasar Liwa
h. Pembangunan Perguruan Tinggi (Akademi)
i. Pengembangan RSUD
j. Pembangunan Stadion
k. Pembangunan Gedung Olah Raga (GOR)
l. Peningkatan terminal (tipe B)
m. Pembangunan Kebun Raya Liwa
n. Pengembangan Masjid Raya
o. Peningkatan kapasitas PAM
p. Peningkatan pengelolaan sampah dan penyediaan TPST yang ramah lingkungan
q. Alokasi lahan untuk kawasan siap bangun (kasiba) dan lingkungan siap bangunan (lisiba)
r. Pembangunan Islamic Center
s. Pembangunan Balai Latihan Kerja Modern
t. Pengembangan sekolah bertaraf Internasional
u. Pembangunan jalan lingkar utara kota
2) Perwujudan PKL Fajar Bulan dilakukan melalui :
a. Penyusunan RDTR Kota Fajar Bulan (Agropolitan)
b. Pengembangan perumahan rakyat
c. Pembangunan terminal tipe C

LAPORAN RENCANA VI-3


d. Peningkatan pusat perdagangan dan jasa
e. Pembangunan Lumbung Pangan
f. Pembangunan terminal agribisnis
g. Pembangunan pabrik pengolahan kopi terpadu
h. Pengembangan SMP Negeri bertaraf internasional
i. Pengembangan Puskemas rawat inap Fajar Bulan
j. Pembangunan Litbang dan Balai Pelatihan Agro
3) Perwujudan PKLp Pura Jaya, dilakukan melalui :
a. Pembangunan Fasilitas penunjang Sentra Peternakan Ternak Unggas
b. Pembangunan gudang pengumpul dan lahan jemur kopi
c. Pembangunan jalan produksi perkebunan
d. Peningkatan dan pembangunan prasarana penunjang kegiatan perikanan air tawar
e. Peningkatan irigasi desa
f. Pengembangan kawasan wisata sejarah
4) Perwujudan PPK Kenali, dilakukan melalui :
a. Pembangunan Fasilitas penunjang Sentra Peternakan Ternak Kecil (Kambing & Domba
b. Pusat Pembenihan
c. Pembangunan gudang pengumpul dan lahan jemur kopi
5) Perwujudan PPK Sumber Agung, dilakukan melalui :
a. Peningkatan pusat perdagangan
b. Pembangunan PLTP
c. Pembangunan Pengolahan Padi (Milling Rice)
d. Pengendalian banjir Way Semangka
e. Pengembangan Puskemas rawat inap Sumber Agung
6) Perwujudan PPK Tugu Sari, dilakukan melalui :
a. Pembangunan Fasilitas penunjang Sentra Peternakan Ternak Unggas
b. Pembangunan gudang pengumpul dan lahan jemur kopi
c. Pembangunan jalan produksi perkebunan
d. Pengembangan Balai Benih Ikan (BBI)
7) Perwujudan PPL Pampangan, dilakukan melalui :
a. Pembangunan jalan produksi perkebunan
b. Pembangunan gudang pengumpul dan lahan jemur kopi

LAPORAN RENCANA VI-4


c. Pembangunan Sub terminal agribisnis
d. Pembangunan PLTP Sekincau
8) Perwujudan PPL Gedung Surian, dilakukan melalui :
a. Pembangunan jalan produksi perkebunan
b. Pembangunan gudang pengumpul dan lahan jemur kopi
c. Pembangunan fasilitas dan utilitas penunjang kegiatan peternakan
9) Perwujudan PPL Batu Brak, dilakukan melalui :
a. Pembangunan dan peningkatan jalan produksi
b. Pembangunan gudang pengumpul dan lahan jemur kopi
c. Pembangunan fasilitas penunjang kegiatan wisata budaya
10) Perwujudan PPL Buay Nyerupa, dilakukan melalui :
a. Peningkatan irigasi desa
b. Peningkatan dan pembangunan prasarana penunjang kegiatan tanaman hortikultura &
perikanan air tawar
c. Pembangunan sarana pengendalian banjir
d. Pembangunan sub terminal Agribisnis.
11) Perwujudan PPL Semarang Jaya, dilakukan melalui :
a. Pembangunan gudang pengumpul dan lahan jemur kopi
b. Pembangunan jalan produksi perkebunan
c. Peningkatan dan pembangunan prasarana penunjang kegiatan perikanan air tawar
d. Peningkatan irigasi desa
12) Perwujudan PPL Basungan, dilakukan melalui :
a. Pembangunan gudang pengumpul dan lahan jemur kopi
b. Pembangunan jalan produksi perkebunan
c. Pembangunan Fasilitas penunjang Peternakan ternak kecil
d. Pembangunan PLTA
13) Perwujudan PPL Bakhu, dilakukan melalui :
a. Pembangunan jalan produksi perkebunan
b. Pembangunan Fasilitas penunjang Peternakan ternak kecil
14) Perwujudan PPL Sri Mulyo, dilakukan melalui :
a. Peningkatan irigasi desa
b. Pembangunan jalan produksi perkebunan

LAPORAN RENCANA VI-5


c. Pembangunan Fasilitas penunjang Peternakan ternak kecil
d. Pembangunan PLTP, PLTA dan PLTMH
15) Perwujudan PPL Lumbok, dilakukan melalui :
a. Pengembangan kawasan wisata terpadu Seminung Lombok Resort
b. Peningkatan dan pembangunan prasarana penunjang kegiatan tanaman hortikultura &
perikanan air tawar
c. Peningkatan irigasi desa
d. Pembangunan PLTP

6.2.2. Perwujudan Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah


 Sistem Jaringan Transportasi
Transportasi Darat; untuk melayani pergerakan barang dan orang secara efektif dan efisien
diperlukan pembangunan, peningkatan dan perbaikan jalan yang menghubungkan antar pusat
permukiman, peningkatan dan cakupan pelayanan kendaraan angkutan penumpang dan barang
serta pembangunan dan peningkatan terminal penumpang. Adapun progam utama yang diperlukan
untuk mewujudkan sistem jaringan prasarana angkutan darat adalah :

1. Perbaikan dan peningkatan terminal Liwa (tipe B) dan Fajar Bulan (tipe C)
2. Pembangunan terminal (tipe C) di Sumber Agung (PPK)
3. Pembangunan/peningkatan/rehabilitasi/pemeliharaan jalan kolektor primer dan lingkungan
primer, seperti ruas jalan:
a. Lingkar Utara Liwa (kolektor primer)
b. Basungan ke Way Kanan (lokal primer)
c. Sumber Jaya- Ulu Belu (kolektor primer)
d. Sumber Jaya-Taman Sari (lokal primer)
e. Liwa-Batas Sumatera Selatan (lokal primer)
f. Simpang Giham – Basungan (lokal primer)
g. Simpang Sari-Gedung Surian-Mutar Alam (lingkungan primer)
h. Nasional dan jalan provinsi (kolektor primer)
i. Batu Brak – Suoh (lokal rpimer)
j. Liwa-Lombok (lingkungan primer)
k. Ruas-ruas Jalan Kabupaten (lokal dan lingkungan primer)

LAPORAN RENCANA VI-6


l. Ruas jalan yang menghubungkan PKW, PKL dengan dan antar PPK dan PPL (kolektor,
lokal dan lingkungan primer)

ASDP; penyeberangan danau terdapat di Danau Ranau yang menghubungkan Desa Lombok
dengan desa-desa sekitar pinggiran Danau Ranau, termasuk ke Simpang Sender dan Kotabatu
(OKU Selatan, Sumatera Selatan). Infrastruktur dan fasilitas yang tersedia seperti dermaga dan
kapal motor perlu ditingkatkan pelayanannya dengan orientasi wisata. Artinya untuk 5 tahun
pertama hanya diperlukan perbaikan dermaga dan penambahan 2-3 kapal motor untuk keperluan
penyebrangan reguler dan pariwisata.

 Sistem Jaringan Prasarana Energi


Program pembangunan yang perlu dilakukan adalah :

1. Optimalisasi PLTD yang ada


2. Peningkatan pasokan daya listrik yang bersumber dari energi terbarukan untuk memenuhi
kebutuhan listrik perdesaan, diantaranya PLTA, mikrohidro, tenaga angin, dan tenaga surya di
perdesaan;
3. Pemanfaatan batubara sebagai sumber energi dengan pengelolaan yang ramah lingkungan;
4. Pembangunan pembangkit listrik berbasis energi panas bumi (geothermal) di Suoh, Bandar
Negeri Suoh, Way Tenong, Sekincau dan Lumbok Seminung
5. Pembangunan jaringan transmisi dan distribusi listrik sampai tingkat desa, terutama pada desa
yang terdapat objek wisata terutama ke daerah-daerah yang belum berlistrik.
6. Pengembangan dan optimalisasi pemanfaatan PLTMH berbasis masyarakat
7. Pembangunan PLTA pada beberapa kawasan yang mempunyai potensi sumber daya air yang
memadai, seperti Kecamatan Pagar Dewa.
8. Pembangunan Gardu Induk di Liwa

 Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi


Program pengembangan prasarana telekomunikasi adalah :

1. Fasilitasi pengembangan usaha pelayanan telekomunikasi operator swasta/BUMN


2. Penataan dan efisiensi penempataan BTS

LAPORAN RENCANA VI-7


3. Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi untuk operasionalisasi kegiatan pemerintahaan
dan usaha penduduk

 Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air


Perwujudan pengembangan sistem prasarana sumberdaya air dilakukan dengan :

1. Konservasi sumber daya air dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber
air, pengawetan air, pengelolaan kualitas air, dan pencegahan pencemaran air.
2. Pendayagunaan sumber daya air dilakukan melalui pengembangan jaringan irigasi pada
seluruh wilayah kecamatan yang memiliki lahan pertanian lahan basah dan pemanfaatan untuk
air minum (PDAM) khususnya untuk kawasan perkotaan.
3. Pengendalian daya rusak air dilakukan melalui pembangunan dan/atau pengembangan
prasarana pengendalian banjir.
4. Pendayagunaan ekosistem rawa dilakukan dengan pemanfaatan untuk jasa lingkungan,
keseimbangan ekosistem rawa dan untuk kegaitan pertanian pada rawa dengan kedalaman
kurang dari 3 meter.

 Sistem Jaringan Prasarana Permukiman


Program pembangunan prasarana permukiman adalah :

1. Pembangunan perumahan untuk kebutuhan penduduk di Lampung Barat sampai dengan tahun
2030 dengan program sejuta rumah dan pembangunan perumahan swadaya yang tahan gempa
2. Pengembangan prasarana dan sarana perumahan, berupa jalan poros, jalan lingkungan, jalan
setapak, dan drainase yang tersebar di seluruh kecamatan
3. Penyediaan prasarana dan sarana air minum terutama pada kawasan rawan air minum di
perkotaan dan perdesaan;
4. Pembangunan perumahan perkotaan di Liwa dan Fajar Bulan
5. Perbaikan perumahan tidak/semi permanen di seluruh pusat pelayanan kawasan/lingkungan
6. Optimalisasi TPA (TPST) di Liwa dan Sumber Jaya
7. Pembangunan TPS di seluruh pusat pelayanan kawasan maupun lingkungan (PPK dan PPL)
8. Pembangunan IPAL di Fajar Bulan untuk keperluan limbah industri (Agroindustri)
9. Pembangunan IPAL di Liwa untuk perumahan

LAPORAN RENCANA VI-8


10. Pembangunan drainase kawasan perkotaan (Liwa, Fajar Bulan, dan Pura Jaya) dan kawasan
pedesaan
11. Pembangunan jalan lokal/lingkungan kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan
12. Rehabilitasi kawasan/lingkungan permukiman

6.2 PERWUJUDAN RENCANA POLA RUANG


6.2.1 Rencana Perwujudan Kawasan Lindung
Kawasan lindung yang terdapat di Lampung Barat adalah TNBBS, hutan lindung, sempadan
sungai, dan danau serta kawasan dengan kemiringan di atas 40%. Luasan TNBBS, hutan lindung,
sempadan danau, kawasan dengan kemiringan 40% sudah dapat dipastikan. Sedangkan luasan
sempadan sungai sangat tergantung dari lebar sungai dan kondisi topografi dan morfologi sekitar
sungai. Secara umum dapat ditetapkan bahwa untuk sungai bertanggul pada kawasan permukiman
minimal mempunyai sempadan 5 meter, sedangkan pada sungai besar yang berada pada kawasan
non permukiman dan tidak bertanggul sempadan minimal selebar 100 meter dan pada anak sungai
minimal 50 meter. Persoalan yang dihadapi Lampung Barat saat ini adalah telah dimanfaatkannya
kawasan sempadan danau sebagai kawasan terbangun. Upaya pemulihan fungsi kawasan lindung
seperti kerusakan hutan TNBBS dan hutan lindung diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :

1. Identifikasi dan pemetaan kerusakan hutan lindung


2. Pemetaan persoalan dan pemanfaatan ruang pada kawasan hutan lindung
3. Penyusunan program rehabilitasi hutan lindung
4. Penguatan program rehabilitasi hutan lindung berbasis masyarakat
5. Rehabilitasi kawasan hutan lindung
6. Penegakan hukum pemberantasan pembalakan liar (illegal logging)
7. Penerapan pola insentif dan disinsentif dalam pengelolaan hutan lindung
8. Pengawasan dan pengamanan kawasan hutan lindung
9. Prioritasi penanganan kawasan hutan yang rusak sesuai tingkat kerusakan dan dampaknya.
10. Penggalangan kerjasama dengan berbagai pihak dalam dan luar negeri untuk rehabilitasi
kawasan yang rusak
11. Pengembangan program pada hutan lindung
12. Pengadaan bibit dan penanaman lahan pada kawasan prioritas
13. Pemantauan dan evaluasi

LAPORAN RENCANA VI-9


 Perwujudan Hutan Lindung
Rencana pengelolaan kawasan lindung yang pada dasarnya adalah memulihkan fungsinya seperti
sediakala, maka program yang direncanakan untuk pemulihan tersebut adalah :

1. Meningkatkan dan mengembangkan cakupan kawasan program HKm pada kawasan hutan
lindung yang sudah rusak/alih fungsi non hutan.
2. Melakukan reboisasi pada lahan-lahan kritis melalui kerjasama dengan berbagai lembaga
peduli hutan, lintas instansi pemerintah dan masyarakat setempat.
3. Langkah-langkah pengelolaan hutan lindung yang akan dilaksanakan adalah :
a. Penguatan manajemen kawasan dan pemantapan blok lindung pada kawasan HL untuk
mendukung kawasan konservasi di atasnnya.
b. Penegakan hukum bagi kegiatan illegal logging dengan penanganan (represif, persuasif,
dan preventif) secara kontinu.
c. Kegiatan Rehabilitasi, Redeliniasi kawasan hutan.
d. Inventarisasi kawasan hutan rusak pada rencana areal kerja HKm untuk mendorong
perambahan yang ada di blok lindung/dalam kawasan TN untuk mendapatkan izin HKm
pada areal yang sudah direncanakan.

Hutan Kemasyarakatan (HKm), adalah : Hutan negara dengan sistem pengelolaan hutan yang
bertujuan untuk memberdayakan masyarakat (meningkatkan nilai ekonomi, nilai budaya,
memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan masyarakat setempat), tanpa
mengganggu fungsi pokoknya (meningkatkan fungsi hutan dan fungsi kawasan, pemanfaatan
kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu, pemanfaatan hasil hutan
bukan kayu dengan tetap menjaga fungsi kawasan hutan).

Sampai dengan saat ini, implementasi kebijakan HKm di Lampung Barat terutama di Kecamatan
Sumber Jaya telah berjalan sekitar 5 tahun. Keberhasilan yang dapat dilihat bersifat relatif, tetapi
paling tidak dapat dilihat pada dampak teknis di lahan kelompok petani. Sistem berkebun campuran
yang diterapkan mulai menunjukkan hasilnya, minimal dari sisi nilai ekonomi, dan pihak
pemerintahpun memberikan penghargaan dalam bentuk pemberian izin Pengelolaan HKm pada
kelompok-kelompok yang dinilai telah menjalankan aturan HKm dengan baik. Selama kurun waktu
6 tahun (2000 – 2006), sudah 24 izin sementara (berlaku 5 tahun) yang telah dikeluarkan oleh

LAPORAN RENCANA VI-10


Pemerintah Kabupaten Lampung Barat mencakup areal kelola seluas 12.898 hektar dan menjadi
sumber kesejahteraan bagi 6.537 anggota kelompok petani HKm.

 Perwujudan Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan


Bawahannya
Kawasan yang dimaksud disini adalah kawasan dengan kemiringan di atas 40% dengan kondisi
yang sudah mengalami deforestasi dan potensial menyebabkan longsor. Secara faktual lahan
dengan kemiringan di atas 40% ini banyak yang berupa semak belukar ataupun lahan budidaya.
Oleh karena itun diperlukan langkah-langkah untuk memulihkan fungsinya dengan cara :

1. Penetapan kawasan dengan kemiringan di atas 40% sebagai kawasan lindung


2. Identifikasi dan klasifikasi lahan tersebut menjadi lahan sangat kritis, kritis dan tidak kritis.
3. Lahan dengan tingkatan sangat kritis segera direhabilitasi dengan program yang masif dan
partisipatif.
4. Bila lahan tersebut ditanami tanaman produktif yang menjadi sumber kehidupan ekonomi
masyarakat, maka secara bertahap dikembalikan fungsinya sebagai kawasan lindung.

 Perwujudan Suaka Alam TNBBS


Di Lampung Barat terdapat kawasan suaka alam, yaitu Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Rencana pengelolaan yang dapat dilakukan untuk kedua kawasan ini adalah sebagai berikut :

1. TNBBS dikelola dengan sistem zona dan dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, kebudayaan dan pariwisata/rekreasi alam.
Sistem zona merupakan penataan kawasan taman nasional berdasarkan fungsi dan
peruntukannya sesuai kondisi, potensi dan perkembangan yang ada. Secara umum pembagian
zona pada setiap taman nasional mencakup zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan dan atau
zona-zona lain yang dirinci sebagai berikut :
a. Zona Inti TNBBS difungsikan untuk perlindungan mutlak dan tidak diperkenankan
adanya perubahan apapun oleh kegiatan manusia, serta perubahan dan perkembangan yang
terjadi berjalan secara alami tanpa campur tangan manusia, kecuali kegiatan untuk
penelitian, pemantauan, perlindungan dan pengamanan.

LAPORAN RENCANA VI-11


b. Zona Rimba (daratan) difungsikan untuk penyangga zona inti dan di dalamnya hanya dapat
dilakukan kegiatan sebagaimana pada zona inti, serta dapat dikunjungi oleh pengunjung
untuk kegiatan rekreasi terbatas. Di dalam zona rimba, dapat dilakukan kegiatan
pengelolaan seperti pembinaan habitat dan populasi satwa/tumbuhan, pembuatan jalan
setapak, menara pengintai, pondok jaga, sarana kemudahan wisata dan lain-lain.
c. Zona Pemanfaatan diperuntukan untuk menampung pengunjung maupun pengelolaan. Di
dalam zona pemanfaatan dapat dibangun sarana akomodasi untuk keperluan pengunjung
(bumi perkemahan, wisma tamu, jalan dan tempat parkir, pusat informasi dan lain-lain)
dan sarana pengelolaan taman nasional (kantor, stasiun penelitian, dan lain-lain). Sarana
yang dapat dibangun dibatasi luasnya maksimun 10 persen dari luas zona pemanfaatan.
2. Pengelolaan TNBBS diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan, membangun dan
memberdayakan masyarakat sekitar Taman Nasional.
3. Pengelolaan TNBBS dengan paradigma konservasi berbasis masyarakat (Community Based
Conservation and Park Management) dilaksanakan dengan memberikan akses masuk bagi
masyarakat untuk berperan aktif dalam pengelolaan yang bertujuan konservasi.
4. Sesuai kebijakan teknis tersebut, maka strategi pengelolaan TNBBS dikembangkan dengan
menjalankan dan meningkatkan fungsi kawasan TNBBS yang titik prioritasnya, pengelolaan :
a. Dalam rangka meningkatkan pengelolaan dan menjalankan fungsi-fungsi kawasan
diperlukan upaya-upaya pemantapan kawasan terutama tata batas;
b. Pengembangan TNBBS diarahkan tidak saja pada aspek-aspek lingkungan hidup, tetapi
juga untuk perlindungan dan pembangunan masyarakat baik yang secara indigenous
berada dalam kawasan maupun yang berada di sekitar kawasan TNBBS;
c. Dalam rangka pengelolaan TNBBS perlu terus digalang dan ditingkatkan upaya-upaya
koordinasi dan kemitraan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan;
d. Dalam rangka mencapai pengelolaan diperlukan uapaya-upaya pengenalan, pemberian
informasi, penyamaan persepsi dan promosi untuk menarik minat, menumbuhkan apresiasi
dan dukungan seluruh pihak terkait dan masyarakat luas terhadap keberadaan, integritas
dan pengelolaan kawasan TNBBS.
e. Dalam rangka pengelolaan TNBBS yang berkaitan dengan program pemerintah daerah,
dituangkan dalam suatu perjanjian kerjasama (MoU).

LAPORAN RENCANA VI-12


Langkah perwujudan TNBBS secara lebih teknis adalah sebagai berikut :
1. Pemantapan tata batas TNBBS
2. Identifikasi dan klasifikasi kondisi kawasan (tidak kritis, kritis dan sangat kritis)
3. Perumusan program rehabilitasi multi pendekatan dan multi pelaku serta lintas wilayah
4. Penggalangan kerjasama pemulihan fungsi dan peran TNBBS (rencana aksi bersama)
5. Pelaksanaan program rehabilitasi
6. Pelaksanaan program pemeliharaan dan pelestarian TNBBS
7. Pembuatan zona pemanfaatan untuk menunjang program pembangunan pemerintah daerah
8. Pemantauan dan evaluasi

 Perwujudan Mitigasi Kawasan Rawan Bencana


A.. Mitigasi Rawan Bencana Gempa Bumi

Program utama mitigasi yang perlu diambil dalam menghadapi gempa/longsor adalah :

1. Pemasangan alarm dan komunikasi tanda bahaya (alarm warning systems) di seluruh setiap
wilayah padat penduduk di bagian timur (terutama Kecamatan Balik Bukit, Sukau,
Batubrak dan Suoh),
2. Penguatan kapasitas masyarakat Kabupaten Lampung Barat dalam menghadapi bahaya
gempa bumi,
3. Standarisasi kualitas bangunan tahan gempa bumi, terutama bangunan/obyek vital dan
perumahan penduduk di seluruh wilayah Kabupaten,
4. Sosialisasi tanggap darurat dan mekanisme evakuasi korban gempa bumi di seluruh
wilayah Kabupaten,
5. Penguatan kelembagaan dan mekanisme penanganan bencana gempa bumi di Kabupaten
Lampung Barat,
6. Pembangunan dan penguatan sistem komunikasi ke daerah-daerah terpencil di wilayah
Kabupaten Lampung Barat,
7. Penguatan akses informasi dan komunikasi ke dan dari instansi-instansi yang menangani
kegempaan dan kebencanaan,
8. Penguatan dan peningkatan kerjasama dan partisipasi organisasi non pemerintah dalam
penanganan bencana gempa bumi.

LAPORAN RENCANA VI-13


Secara teknis mitigasi longsor/gempa bumi dilakukan dengan cara :

1. Menghindar (Avoidance); yaitu dengan cara tidak membangun dan menempatkan


bangunan di tempat-tempat yang berpotensi terkena longsor atau gempa bumi.
2. Stabilisasi (Stabilization); dengan cara membuat kemiringan lereng menjadi landai dan
stabil sehingga kemungkinan longsor menjadi kecil, atau bangunan yang akan didirikan
menggunakan pondasi tiang pancang sampai ke bagian lapisan tanah yang stabil.
3. Penetapan Persyaratan Keselamatan Struktur Bangunan (Provision for safety in structures);
struktur bangunan harus dirancang dengan memperhitungkan keselamatan jiwa manusia,
yaitu dengan bangunan yang tahan gempa bumi (2 sloop)
4. Pembatasan penggunaan lahan dan penempatan jumlah jiwa (Limitation of land-use and
occupancy); Jenis peruntukan lahan, seperti lahan pertanian atau lahan pemukiman dapat
dilakukan dengan cara membuat peraturan peraturan yang berkaitan dengan potensi
bencana yang mungkin timbul. Penempatan jumlah jiwa per hektar dapat disesuaikan untuk
mengurangi tingkat bencana.

B. Mitigasi Rawan Bencana Longsor

Program utama yang perlu dilakukan untuk mitigasi rawan bencana longsor adalah :

1. Penguatan lereng rawan longsor di sepanjang sisi jalan raya,


2. Rehabilitasi dan reboisasi daerah-daerah penyangga dan resapan air terutama di wilayah
Taman Nasional Bukit Barisan,
3. Pengendalian penebangan dan pemanfaatan lahan di daerah penyangga dan resapan air
4. Pengendalian penambangan pada daerah-daerah penyangga dan resapan air,
5. Pengendalian pemukiman di daerah penyangga, resapan air dan daerah rawan longsor
6. Inventarisasi dan pengawasan ketat daerah-daerah rawan longsor,
7. Pemasangan rambu-rambu bahaya pada daerah rawan longsor di setiap wilayah kecamatan
8. Penguatan kelembagaan masyarakat dalam penanganan bencana tanah longsor,
9. Peraturan daerah yang mengatur sanksi hukum bagi pelanggaran tata ruang di daerah
rawan longsor
10. Penguatan dan peningkatan kerjasama dan partisipasi organisasi non pemerintah
11. Sosialisasi daerah rawan longsor (kemiringan > 40%)

LAPORAN RENCANA VI-14


C.. Mitigasi Rawan Bencana Banjir;

Pada kawasan dengan genangan yang cukup lama perlu ditetapkan sebagai kawasan lindung
(inclave). Karena bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang dapat diduga maka
rekayasa teknik pengendalian kerusakan air dapat dilakukan disamping dibangunnya sistem
peringatan dini. Namun untuk mencegah banjir limpasan karena deforestasi tentu hanya dapat
dilakukan dengan rehabilitasi kawasan hulu. Kawasan hulu yang perlu direhabilitasi adalah hulu-
hulu sungai di Suoh dan Bandar Negeri Suoh. Program utama yang perlu dilakukan adalah :

1. Delineasi kawasan banjir eksisting dan potensi meluasnya kawasan rawan banjir
2. Identifikasi faktor penyebab bahaya banjir, seperti kerusakan kawasan tangkapan air pada hulu
sungai, kerusakan DAS, kawasan rawa, cekungan dan faktor-faktor lainnya
3. Penyusunan program mitigasi bencana banjir, baik mitigasi struktural maupun non struktural
4. Pelaksanaan program mitigasi yang telah dirumuskan seperti :
a. Rehabilitasi dan Reboisasi kawasan hulu dan DAS
b. Pembangunan waduk pengendali daya rusak air (banjir)
c. Sosialisasi teknis mitigasi banjir kepada masyarakat terdampak (potensial terdampak)
d. Menetapkan sebagian dari kawasan banjir sebagai kawasan lindung karena merupakan
bagian dari eksostim rawa/tanah basah (wet land).

 Perwujudan Kawasan Lindung Lainnya


Untuk Kebun Raya Liwa langkah perwujudan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi dan pemetaan kawasan;
b. Penyusunan dan atau penguatan program pengembangan kawasan;
c. Pelaksanaan program pengembangan kawasan;
d. Peningkatan keberdayaan masyarakat dalam pengembangan kawasan;
e. Pelaksanaan dan pengawasan program pengembangan kawasan;
f. Pengamanan kawasan

LAPORAN RENCANA VI-15


6.2.3. Rencana Perwujudan Kawasan Budidaya
 Rencana Perwujudan Hutan Produksi Terbatas
Hutan Tanaman Rakyat (HTR); adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh
perorangan atau koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan
menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan yang meliputi
kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran.
Luas areal yang dibangun/dikelola dengan masa izin usaha selama maksimal 60 tahun.

Program di atas terlihat jelas sangat berpihak kepada masyarakat, baik masyarakat yang berada di
sekitar hutan ataupun yang berada dalam hutan. Program ini akan membawa kemanfaatan yang
bermakna bagi pemulihan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kendatipun
demikian proses penetapan lokasi, pola pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan dari hutan
tanaman rakyat dan hutan desa seyogyanya diselenggarakan dengan ketentuan teknis yang telah
ditetapkan oleh pemerintah (Permenhut No. 23 Tahun 2007 tentang Tata Cara Permohonan
IUPHHK pada Hutan Tanaman Rakyat dan Permenhut No. 49 Tahun 2008 tentang Hutan Desa).

Langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk pengelolaan HPT ini adalah :

a. Fasilitasi kelompok dalam izin pengelolaan HTR


b. Pemasangan batas luar kawasan dan blok pemanfaatan dan blok perlindungan.
c. Pembangunan infrastruktur pendukung untuk pemanfaatan sumber daya air
(pertanian, mikrohidro, kebutuhan air bersih)
d. Pembangunan fasilitas wisata alam
e. Fasilitasi pemasaran hasil produksi kehutanan dan perkebunan

Berdasarkan Surat keputusan Menteri Kehutanan tentang pencadangan lahan HTR akan
dikembangkan seluas 24.835 Ha pada HPT dengan program :

a. Penyiapan lahan dan pembibitan


b. Pembentukan kelompok kerja
c. Pembangunan prasarana pendukung
d. Pengolahan lahan
e. Penanaman
f. Pemeliharaan
g. Kegiatan panen dan pasca panen

LAPORAN RENCANA VI-16


 Recana Perwujudan Kawasan Pertanian
Pertanian Lahan Basah; Program yang dikembangkan untuk pertanian lahan basah atau padi
sawah beririgasi adalah :

1. Peningkatan pelayanan irigasi teknis/desa dengan jaminan pasokan air yang mencukupi.
Perbaikan irigasi dilakukan secara terprogam dan sesuai prioritas dengan mengacu pada
kondisi terakhir dari irigasi teknis/desa yang ada pada laporan kondisi irigasi terakhir,
2. Peningkatan produksi pertanian sawah melalui intensifikasi lahan sehingga hasil panen dapat
dicapai lebih dari 4,2 ton/ha,
3. Untuk meningkatkan pendapatan petani perlu dikembangkan padi organik bersertifikat
sehingga sebagian hasil panen dapat dijual dengan nilai ekonomi yang tinggi,
4. Diperlukan berbagai insentif (keringanan pajak/retribusi dan subsidi) guna meningkatkan
produktivitas lahan dan kinerja petani,
5. Penguatan kelembagaan petani terkait dengan pengelolaan lahan dan air (irigasi), pengadaan
sarana produksi, panen dan pengolahan pasca panen termasuk pemasaran.

Pertanian Lahan Kering & Hortikultura; untuk mewujudkan rencana pola ruang pertanian lahan
kering dan hortikultura diperlukan hal-hal berikut :

1. Penetapan kawasan dan sentra pertanian lahan kering untuk Lampung Barat
2. Penetapan komoditas unggulan sesuai karakteristik sub kawasan
3. Peningkatan produksi komoditas melalui intensifikasi lahan, ekstensifikasi dan optimasi lahan.
4. Pembangunan prasarana dan sarana pertanian, seperti jalan produksi, peralatan budidaya dan
teknologi pengolahan pasca panen
5. Penguatan kelembagaan petani terkait dengan pengelolaan lahan, penggunaan pupuk organik,
pengangkutan, pengolahan dan pemasaran serta permodalan

 Recana Perwujudan Kawasan Perkebunan


Jenis komoditas perkebunan utama yang dikembangkan di Lampung Barat adalah Kopi, Lada, .
Program untuk pengembangan ketiga jenis komoditas perkebunan ini adalah :

LAPORAN RENCANA VI-17


1. Penetapan (delineasi) kawasan perkebunan yang potensial dan tidak berada pada kawasan
konservasi (lindung).
2. Peningkatan produksi komoditas melalui intensifikasi lahan. Untuk kopi hasil produksi
ditingkatkan menjadi 4 ton/ha. Peningkatan produksi ini dilakukan melalui bantuan sarana
produksi perkebunan, peningkatan keterampilan budidaya dan pengolahan pasca panen.
3. Pembangunan infrastruktur kawasan agropolitan yang terdiri dari sub sistem :
a. Subsistem Hulu (Up Stream):sarana produksi pertanian (industri pembibitan, agrokimia,
agrootomotif)
b. Subsistem Usaha tani (On Farm): produksi pertanian primer (budidaya)
c. Subsistem Hilir (Down Stream): pengolahan hasil pertanian dan perdagangan.
d. Subsistem Kelembagaan (Supporting Institution): perbankan, transportasi, penelitian dan
pengembangan, kebijakan pemerintah, penyuluhan dan konsultan, dll

 Recana Perwujudan Kawasan Peternakan


Program yang dikembangkan untuk kawasan peternakan adalah :

1. Pengembangan sentra peternakan ternak kecil (kambing & domba) di Belalau dengan kawasan
pendukung seluruh kecamatan di Lampung Barat terutama kecamatan Way Tenong, Gedung
Surian, Pagar Dewa, Bandar Negeri Suoh, Suoh, dan Sekincau. Pada kawasan sentra
peternakan ternak kecil ini (Belalau) seyogyanya juga dibangun prasarana dan sarana
pendukung agar sentra berfungsi dan terjadi peningkatan populasi dan produksi ternak
kambing dan domba.
2. Pengembangan sentra peternakan unggas di Sumber Jaya dan Kebun Tebu. Diusulkannya dua
pusat sentra peternakan unggas ini karena populasi unggas terdapat di seluruh kecamatan
dengan jumlah yang relatif berimbang pada kawasan perbukitan.
3. Pengembangan kawasan agribisnis peternakan
4. Pengembangan kawasan integrasi seperti :
 Kawasan integrasi perternakan – tanaman pangan dan hortikultura (organic farm)
 Kawasan integrasi perternakan - perkebunan (kakao, lada, kopi)
 Kawasan integrasi perternakan - perikanan

LAPORAN RENCANA VI-18


5. Sesuai dengan UU penyuluhan, dilakukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan para
peternak sehingga diperoleh peningkatan populasi dan produksi peternakan yang berdampak
terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.
6. Pengembangan pakan ternak lokal dengan mengandalkan hasil pertanian dan perikanan lokal.

 Recana Perwujudan Kawasan Pertambangan


1. Peningkatan pengelolaan dan pengembangan, serta pembinaan dan pengawasan bidang
pertambangan dan energi. Arahan kegiatan yang akan dilaksanakan pada program ini meliputi:
a. Inventarisasi sumberdaya mineral, pembinaan, dan pengawasan bidang pertambangan dan
galian Golongan A, B, dan C, serta air bawah tanah, yang berpotensi untuk dieksploitasi
dalam skala ekonomi.
b. Melakukan kajian daya dukung lingkungan untuk eksploitasi bahan tambang dan galian.
c. Menetapkan satuan Wilayah Pertambangan (WP) yang meliputi Wilayah Usaha
Pertambangan (WUP), Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Wilayah Pertambangan
Negara (WPN) dengan pertimbangan perlindungan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi
masyarakat lokal.
d. Menyusun profil potensi, prosedur dan mekanisme perizinan serta rencana bisnis (bussines
plan) untuk masing-masing WUP, WPR dan WPN.
e. Melakukan kajian sumberdaya energi alternatif yang meliputi panas bumi dan tenaga air,
listrik pedesaan.
f. Melakukan promosi untuk menarik investasi pengembangan bidang pertambangan dan
energi
2. Pengembangan energi panas bumi sebagai pembangkit listrik energi alternatif. Arahan kegiatan
yang akan dilaksanakan pada program ini meliputi:
a. Melakukan kajian pengembangan energi panas bumi untuk pengembangan energi alternatif,
bekerjasama dengan berbagai lembaga seperti Departemen Pertambangan, Energi dan
Sumberdaya Mineral, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
b. Melaksanakan perencanaan pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit tenaga listrik
energi alternatif di Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Suoh, Sekincau, Way Tenong dan
Lumbok Seminung.
c. Mencari sumber pembiayaan dan investor untuk pelaksanaan pengembangan pembangkit
tenaga listrik energi panas bumi

LAPORAN RENCANA VI-19


 Recana Perwujudan Kawasan Industri
Rencana pengembangan kawasan industri untuk Kabupaten Lampung Barat berupa industri besar,
sedang, dan industri kecil dalam bentuk kawasan industri, lingkungan industri, maupun industri
rumah tangga.

Pengembangan kawasan industri besar dan sedang diarahkan untuk pengolahan hasil pertanian,
dam perkebunan yang diarahkan pada kawasan agropolitan, minapolitan. Pengembangan industri
rumah tangga diarahkan sebagai industri penunjang industri besar, industri sedang dan kegiatan
pariwisata;

Pengembangan kawasan industri sebaikanya dilakukan melalui pengembangan industri unggulan


Kabupaten Lampung Barat, seperti :

a. Pengembangan industri pengolahan hasil kayu dari hasil hutan tanaman industri pola
hutan tanaman rakyat
b. Pengembangan industri hasil pertanian
c. Pengembangan industri pengolahan hasil perkebunan, terutama kopi, kelapa dalam,
damar mata kucing

 Recana Perwujudan Kawasan Pariwisata


Program yang dikembangkan untuk kawasan pariwisata adalah :

1. Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Lombok Seminung Resort. Arahan kegiatan yang
akan dilaksanakan pada program ini meliputi:
a. Melengkapi Kawasan Wisata Terpadu Lombok Seminung Resort dengan fasilitas penunjang
wisata.
b. Melakukan promosi Kawasan Wisata Terpadu Lombok Seminung Resort melalui berbagai
media, dan melaksanakan berbagai event promosi.
c. Melakukan kerjasama dengan berbagai biro perjalanan dalam upaya pemasaran yang
progresif.
2. Pengembangan Kawasan Ekowisata di TNBBS dilakukan melalui :
a. Pemantapan jalur dan areal wisata alam

LAPORAN RENCANA VI-20


b. Pembangunan prasarana penunjang ekowisata
c. Promosi dan pemasaran
3. Pengembangan potensi sumberdaya alam sebagai objek–objek wisata dalam satu kesatuan
sistem pengelolaan yang terpadu. Arahan kegiatan yang akan dilaksanakan pada program ini
meliputi :
a. Inventarisasi sumberdaya alam yang berpotensi sebagai objek wisata.
b. Membentuk pusat informasi pariwisata terpadu dan sistem informasi manajemen promosi
pariwisata daerah.
c. Peningkatan promosi dan investasi kepariwisataan.

 Recana Perwujudan Kawasan Permukiman


Permukiman Perkotaan; pembangunan kawasan permukiman di Liwa perlu didekati dengan
mitigasi gempa dan longsor disamping bahaya vulkanisme. Prinsip dasar yang dalam pembangunan
permukiman di Liwa adalah :

1. Konstruksi bangunan harus tahan gempa (ringan & kompak dibangun pada tapak yang datar).
Bangunan rumah panggung tradisional Lampung Barat adalah yang paling cocok untuk
kawasan yang rawan gempa, bahkan tsunami.
2. Tidak dibangun di sisi tebing untuk menghindari runtuhan tanah akibat longsor, baik longsor
akibat gerusan air ataupun akibat gempa
3. Permukiman seyogyanya harus didukung dengan infrastruktur dasar, seperti sistem
transportasi, air bersih, listrik, telekomunikasi yang memadai, sanitasi lingkungan dan adanya
pengelolaan sampah yang baik serta dilengkapi dengan fasilitas pendidikan, kesehatan dan
perdagangan.

Pembangunan permukiman dikembangkan dengan komposisi 1:3:6, artinya bila dibangun sebuah
rumah mewah harus sebanding dengan pembangunan 3 rumah sedang dan 6 rumah sederhana.
Komposisi tersebut sekaligus menggambarkan pemetakan kelompok tingkatan kepadatan rumah,
yaitu kepadatan tinggi, sedang dan rendah.

Adapun program yang perlu dikembangkan untuk permukiman perkotaan adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan kawasan permukiman perkotaan yang tersebar di Liwa, Fajar Bulan dan

LAPORAN RENCANA VI-21


ibukota kecamatan lainnya dilakukan melalui :
1) Percepatan penyediaan perumahan melalui kegiatan : Penyediaan KPR – RSH
bersubsidi, Pengembangan perumahan swadaya dan Pengembangan Kasiba/Lisiba.
2) Revitalisasi kawasan tradisional/etnis/ bersejarah yaitu kawasan yang mempunyai
bangunan bersejarah yang bernilai atau bermakna penting
3) Peningkatan penyehatan lingkungan permukiman.
4) Pengembangan prasarana dan sarana kawasan cepat tumbuh perkotaan, seperti Sumber
Agung.
Sementara itu program pembangunan permukiman perkotaan Liwa adalah sebagai berikut :

1. Pemetakan zona permukiman eksisiting dan kawasan siap bangun dengan memperhatikan :
a. Daya tampung kota, terkait dengan kawasan yang relatif aman dari ancaman bencana alam,
lahan dengan kemiringan dibawah 15%,
b. Rencana pembangunan Kebun Raya Liwa,
c. Rencana pengembangan fasilitas utama kota (Islamic Center, Stadion, Gedung Olah Raga,
Balai Latihan Kerja Modern, dan lain-lain)
d. Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa
2. Identifikasi kelengkapan dan cakupan layanan fasilitas dan utilitas utama pada masing-masing
blok dan perkiraan kebutuhan untuk tahun 2030, seperti :
a. Jalan lingkungan
b. Sistem jaringan prasarana air minum
c. Sistem jaringan prasarana listrik
d. Sistem jaringan prasarana telekomunikasi
e. Sistem pengelolaan sampah (gerobak, TPS dan sebuah TPA/TPST)
f. Sistem drainase dan pengelolaan limbah
3. Identifikasi lokasi kelompok permukiman yang berada pada kawasan rawan bencana alam dan
merekomendasikan mitigasinya/relokasi.
4. Revitalisasi kawasan tradisional/etnis/ bersejarah yaitu kawasan yang mempunyai bangunan
bersejarah yang bernilai atau bermakna penting
5. Peningkatan penyehatan lingkungan permukiman.
6. Identifikasi seluruh bangunan yang berada pada kawasan aman bencana alam, namun tidak
memenuhi syarat teknis tahan gempa dan merekomendasikan solusi teknisnya

LAPORAN RENCANA VI-22


7. Penyusunan rencana teknis tata ruang kota dengan pendekatan mitigasi bencana dan
pencadangan kawasan permukiman baru (kasiba dan lisiba) dengan rencana pembangunan
prasarana permukiman yang lebih terarah, efektif, efisien, produktif, aman dan berkelanjutan.
8. Pengadaan perumahan melalui subsidi KPR-Rumah Sangat Sederhana

Program pembangunan pada kawasan perkotaan lainnya, Fajar Bulan sama dengan progam untuk
Kota Liwa, hanya disesuaikan dengan karakteristik, fungsi dan rencana pembangunan pada
masing-masing kawasan, seperti rencana pertanian pangan. Sementara itu di Fajar Bulan akan
dibangun pusat agropolitan dengan segala kelengkapannya.

Permukiman Perdesaan; Ciri permukiman perdesaan adalah tersebar secara mengelompok di


sepanjang jalan utama dan sebagian lainnya berada pada kawasan yang mempunyai akses yang
rendah. Program perwujudan permukiman perdesaan yang dilakukan adalah :

a. Identifikasi kebutuhan perumahan dan penyediaan perumahan perdesaan melalui bantuan


pemerintah dan pembangunan perumahan swadaya.
b. Identifikasi kelompok permukiman perdesaan yang berada pada kawasan lindung dan
budidaya. Bila terdapat permukiman (kelompok rumah) yang berada pada kawasan
lindung, maka direkomendasikan jalan keluarnya, baik melalui pelepasan hak hutan atau
relokasi.
c. Identifikasi bangunan fasilitas umum dan perumahan yang berada pada kawasan rawan
bencana dan merekomendasikan mitigasi ataupun relokasi terhadap bangunan tersebut.
d. Identifikasi bangunan fasilitas umum dan perumahan yang tidak memenuhi konstruksi
tahan gempa dan merekomendasikan rencana penanganannya secara teknis
e. Klasifikasi kelompok permukiman yang berada pada kawasan budidaya yang mempunyai
akses tinggi, sedang dan rendah (remote area).
f. Identifikasi kelengkapan prasarana dan sarana permukiman pada masing-masing kelompok
permukiman pada poin 2 dan rekomendasikan rencana pembangunannya.

 Pengembangan Kawasan Peruntukan Lainnya


1. Pengembangan perkantoran pemerintahan melalui :
 pembangunan perkantoran pemerintahan Kabupaten Lampung Barat

LAPORAN RENCANA VI-23


 pembangunan kantor pemerintahan kecamatan dan desa
2. Pengembangan kawasan pendidikan melalui pembangunan fasilitas pendidikan pada kawasan
perkotaan dengan pendekatan aglomerasi atau penggabungan fasilitas pendidikan semua
tingkatan dalam satu kawasan
3. Pengembangan kawasan pertahanan keamanan melalui pembangunan bangunan dan
infrastruktur pendukung tugas pengamanan dan keamanan kawasan dan negara

6.3.3 Recana Perwujudan Kawasan Strategis


Kawasan strategis provinsi yang terdapat Lampung Barat adalah TNBBS dan Kebun Raya Liwa.
Sedangkan kawasan strategis kabupaten adalah kawasan rencana pembangunan PLTP Suoh-
Sekincau, rencana kawasan Agropolitan Way Tenong dan rencana pengembangan Hutan Tanaman
Rakyat pada HPT di sepanjang sisi Selatan TNBBS. Perwujudan program masing-masing kawasan
strategis kabupaten adalah :

1. Kawasan Rencana PLTP Suoh-Sekincau (Kawasan Strategis Suoh);


a. Penetapan batas kawasan strategis Suoh
b. Penetapan sub kawasan yang terdiri dari sub kawasan inti, sub kawasan penunjang dan sub
kawasan pendukung.
c. Penyusunan RTBL sub kawasan inti
d. Penyusunan rencana zonasi sub kawasan penunjang
e. Penyusunan program rehabilitasi kawasan pendukung yang merupakan kawasan tangkapan
air (lindung) yang saat ini mengalami deforestasi.
f. Pembangunan PLTP sebagaimana kegiatan yang diprogram pada arahan pemanfaatan
ruang tentang pertambangan dan energi.
2. Kawasan Rencana Agropolitan Way Tenong;
a. Penetapan batasan kawasan agropolitan
b. Penetapan sub kawasan fungsional komoditas kopi dan non kopi
c. Penyusunan rencana struktur dan pola ruang kawasan
d. Penyusunan arahan pemanfaatan ruang dan rencana pengendalian pemanfaatan ruang
kawasan
e. Penyusunan rencana teknis bangunan dan infrastruktur agropolitan
f. Pembangunan infrastruktur kawasan

LAPORAN RENCANA VI-24


g. Pembangunan pusat agropolitan (agropolis)
h. Pembangunan prasarana dan sarana penunjang
3. Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan; langkah perwujudan kawasan adalah sebagai berikut:
a. Pemantapan tata batas kawasan TNBBS
b. Pemantapan zonasi TNBBS seperti zona inti, zona rimba, pemanfaatan, zona
c. Identifikasi dan klasifikasi kawasan TNBBS yang mengalami kerusakan (deforestasi).
d. Perumusan progrm revitalisasi TNBBS
e. Penggalangan kerjasama dengan lembaga dalam dan luar negeri untuk mendukung
program rehabilitasi
f. Pelaksanaan rehabilitasi dan penguatan fungsi TNBBS secara gradual
4. Perwujudan Kawasan Strategis Minapolitan
a. Penetapan kawasan minapolitan
b. Identifikasi komoditas unggulan minapolitan
c. Penyiapan program minapolitan
d. Penyusunan rencana rinci dan rencana aksi agro minapolitan
e. Penyiapan masyarakat
f. Pembangunan infrastruktur pendukung
g. Pendampingan dan Pelaksanaan kegiatan
h. Pemantauan dan pengembangan
5. Perwujudan Kawasan Strategis Kebun Raya Liwa
a. Penyusunan DED untuk seluruh fasilitas dan utilitas yang harus dibangun
b. Pembebasan lahan sesuai masterplan yang sudah dibuat
c. Pembibitan untuk seluruh tanaman eksitu
d. Penyiapan pembangunan fisik
e. Pembangunan fisik secara bertahap

6.3.4 Arahan Pemanfaatan Rencana Kawasan Perbatasan


Dalam proses penyusunan RTRW dilakukan konsultasi publik dan rapat teknis dengan pemerintah
kabupaten perbatasan. Terdapat kesepakatan dalam pengembangan kawasan perbatasan dengan
kabupaten tetangga yang dituangkan dalam Berita Acara Rapat Koordinasi Pembahasan RTRW
dan Ranperda RTRW Kabupaten Lampung Barat dengan pemerintah daerah kabupaten perbatasan.
Adapun hasil kesepakatan yang dimaksud adalah sebagai berikut.

LAPORAN RENCANA VI-25


a. Kabupaten Lampung Utara
1) peningkatan status jalan Bukit Kemuning – Liwa dari Jalan Provinsi menjadi Jalan
Nasional.
2) rehabilitasi dan pelestarian Kawasan Lindung pada daerah berbatasan.
3) menjaga keamanan dan stabilitas daerah perbatasan.
b. Kabupaten Way Kanan
1) Peningkatan kondisi jalan penghubung antara Kabupaten Lampung Barat dari Basungan
Kecamatan Pagar Dewa menuju Banjit Kabupaten Way Kanan.
2) Rehabilitasi dan pelestarian Kawasan Lindung pada daerah berbatasan.
3) Menjaga keamanan dan stabilitas daerah perbatasan.
c. Kabupaten Lampung Tengah
1) Peningkatan kondisi jalan penghubung antara Kabupaten Lampung Barat di Kecamatan
Kebun Tebu dari Taman Sari menuju ke Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah.
2) Rehabilitasi dan pelestarian Kawasan Lindung pada daerah berbatasan.
3) Menjaga keamanan dan stabilitas daerah perbatasan.
d. Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumatera Selatan
1) Peningkatan kondisi jalan penghubung antara Kabupaten Lampung Barat dengan
Kabupaten OKU Selatan sepanjang 118,31 Km.
2) Pengembangan Kawasan Dataran Tinggi di bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan
pariwisata Danau Ranau.
3) Rehabilitasi dan pelestarian Kawasan Lindung pada daerah berbatasan.
4) Menjaga keamanan dan stabilitas daerah perbatasan.

6.3. INDIKASI PROGRAM UTAMA


Pentahapan dan urutan prioritas program pembangunan dimaksudkan untuk mendapatkan rincian
mengenai sektor kegiatan yang perlu dilaksanakan sesuai dengan tingkat kepentingannya, jangka
waktu pelaksanaan serta sumber pembiayaan yang dapat dipergunakan untuk pelaksanaan program
pembangunan.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan dalam pengembangan pembangunan, maka
perlu disusun tahapan pelaksanaan kegiatan sesuai UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
bahwa pelaksanaan pembangunan memiliki jangka waktu pelaksanaan selama 20 tahun,

LAPORAN RENCANA VI-26


pentahapan kegiatan tersebut dituangkan dalam kegiatan per 5 (lima) tahun. Indikasi program
utama lima tahun pertama diuraikan per tahun kegiatan.

Indikasi program adalah bagian yang memuat rincian tahapan dan program pembangunan yang
akan diterapkan di kawasan perencanaan, sesuai dengan tujuan pengembangan tata ruang di masa
yang akan datang. Indikasi program pembangunan ditentukan berdasarkan potensi dan masalah
kawasan terkait pengembangan wilayah serta kecenderungan perkembangan sektor-sektor tertentu
dan sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan atau pembangunan sektor tersebut.

Adapun program-program yang direncanakan, dapat dikelompokkan dalam beberapa program


kegiatan. Untuk lebih jelasnya mengenai indikasi program dapat di lihat pada tabel berikut ini.

LAPORAN RENCANA VI-27


- INDIKASI PROGRAM UTAMA PENATAAN RUANG KABUPATEN LAMPUNG BARAT 2016-2036

Tabel 6. 1. Rencana Perwujudan Struktur Ruang; Pusat-Pusat Permukiman


RENCANA
TAHUN PELAKSANAAN
PEMANFAATAN RUANG
PENANGGUNG SUMBER
NO TAHAP TAHAP TAHAP PELAKSANA
INDIKASI JAWAB TAHAP I DANA
KEGIATAN II III IV
PROGRAM
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

Pemantapan
Rencana
Pusat-Pusat
Permukiman
1 Peningkatan Pengesahan
APBN/APBD Dep. PU/ Pemkab
fungsi PKW RDTR Kota
Kab Lambar
Liwa Liwa
Bappeda Kabupaten
Pengembangan
dan penataan APBD Kab Pemkab Lambar
Kota Liwa
Pengembangan
perkantoran Dinas PU Kabupaten APBD Kab Pemkab Lambar
pemerintahan
Pembangunan
Perumahan Dinas PU Kabupaten APBD Kab/Prov Pemkab/Pemprov
PNS
Pengembangan
perumahan Dinas PU Kabupaten APBD Kab/Prov Pemkab/Pemprov
rakyat
Dinas PU/Dinas
Pengembangan
Koperindag dan APBD Kab Pemkab
Pasar Liwa
Pasar Kabupaten
Pembangunan
Dinas PU/Dis.
Perguruan
Pendidikan APBD Kab Pemkab
Tinggi
Kabupaten
(Akademi)

LAPORAN RENCANA VI-28


RENCANA
TAHUN PELAKSANAAN
PEMANFAATAN RUANG
PENANGGUNG SUMBER
NO TAHAP TAHAP TAHAP PELAKSANA
INDIKASI JAWAB TAHAP I DANA
KEGIATAN II III IV
PROGRAM
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

Pengembangan Dinas PU/RSUD


APBD Kab Pemkab
RSUD Liwa
Pembangunan Dinas PU/Dispora
Stadion Kabupaten
Pembangunan
Dinas PU/Dispora
Gedung Olah APBD Kab Pemkab
Kabupaten
Raga
Peningkatan
Dishub & Infokom & APBD
fasilitas Pemkab/Pemprov
Infokom Kabupaten Kab/Prov/APBN
terminal tipe B
Pembangunan BLHKP/Dinas
Kebun Raya PU/Dinas APBD Kab/Prov Pemkab/Pemprov/Pusat
Liwa KehutananKabupaten
Pengembangan
Dinas PU Kabupaten APBD Kab/Prov Pemkab/Pemprov
Masjid Raya
Peningkatan
Dinas PU/PDAM
kapasitas dan
Kabupaten APBD Kab Pemkab
pelayanan
PAM
Peningkatan
pengelolaan
sampah dan
Dinas PU/BLHKP
penyediaan APBD Kab/Prov Pemkab/Pemprov
Kabupaten
TPST yang
ramah
lingkungan
Alokasi lahan
untuk kawasan
siap bangun Dinas PU Kabupaten APBD Kab Pemkab
(kasiba) dan
lingkungan

LAPORAN RENCANA VI-29


RENCANA
TAHUN PELAKSANAAN
PEMANFAATAN RUANG
PENANGGUNG SUMBER
NO TAHAP TAHAP TAHAP PELAKSANA
INDIKASI JAWAB TAHAP I DANA
KEGIATAN II III IV
PROGRAM
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

siap bangun
(lisiba)
Pembangunan
dan
Dinas PU Kabupaten APBD Kab Pemkab
pengembangan
Islamic Center
Pembangunan Dinas
Balai Latihan PU/Dinsosnaker APBD Kab/Prov Pemkab/Pemprov
Kerja Modern Kabupaten
Pengembangan
Sekolah Dinas PU/Dis.
APBD Kab/Prov Pemkab/Pemprov
Bertaraf Pendidik Kabupaten
Internasional
Pembangunan
Dinas PU
Jalan Lingkar APBD Kab/Prov Pemkab/Pemprov
Kabupaten
Utara Kota
2 Peningkatan Penyusunan Bappeda Kabupaten
Fungsi PKL RDTR Kota
APBD Kab/Prov Pemrpov/Pemkab
Fajar Bulan Fajar Bulan
(Agropolitan)
Pengembangan
perumahan Dinas PU Kabupaten APBD Kab Pemkab
rakyat
Peningkatan Dinas PU/ Dinas
pusat Koperindag dan
perdagangan Pasar Kabupaten
dan jasa
Pengembangan
Dinas PU/Dis.
SMP Negeri
Pendidikan APBD Kab Pemkab
bertaraf
Kabupaten
internasional

LAPORAN RENCANA VI-30


RENCANA
TAHUN PELAKSANAAN
PEMANFAATAN RUANG
PENANGGUNG SUMBER
NO TAHAP TAHAP TAHAP PELAKSANA
INDIKASI JAWAB TAHAP I DANA
KEGIATAN II III IV
PROGRAM
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

Pengembangan Diikes Kabupaten


Puskemas APBD Kab Pemkab
rawat inap
Pembangunan
terminal APBD Kab Pemkab
agribisnis
Pembangunan Dinas Pertanian
pabrik Dinas Koperindag APBD Kab/ Pemkab/
pengolahan dan Pasar Pemprov/Pusat Pemprov/Pusat
kopi terpadu
Pembangunan
Lumbung APBD Kab Pemkab
Pangan
Pembangunan Dinas Pertanian/
Litbang & Dinsosnaker
APBD Kab Pemkab
Balai Pelatihan
Agro
Pembangunan Dishub/Dinas PU
Terminal (Tipe Kabupaten APBD Kab/Prov Pemprov/Pusat
C)
3 Peningkatan Pembangunan Dinas Peternakan &
Fungsi PKLp Fasilitas Kesehatan Hewan
Pura Jaya penunjang
APBD Kab Pemkab
(Kebun Sentra
Tebu) Peternakan
Ternak Unggas
Pembangunan Dinas Perkebunan
gudang
pengumpul dan APBD Kab Pemkab
lahan jemur
kopi

LAPORAN RENCANA VI-31


RENCANA
TAHUN PELAKSANAAN
PEMANFAATAN RUANG
PENANGGUNG SUMBER
NO TAHAP TAHAP TAHAP PELAKSANA
INDIKASI JAWAB TAHAP I DANA
KEGIATAN II III IV
PROGRAM
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

Pembangunan Dinas Perkebunan


jalan produksi APBD Kab Pemkab
perkebunan
Peningkatan DKP Kabupaten
dan
pembangunan
prasarana
APBD Kab Pemkab
penunjang
kegiatan
perikanan air
tawar
Peningkatan Dinas PU/Dinas
APBD Kab Pemkab
irigasi desa Pertanian
Pengembangan Dinas Pariwisata dan
Kawasan Kebudayaan APBD Kab Pemkab
wisata sejarah
4 Peningkatan Pusat Dinas Pertanian
APBD Kab Pemkab
Fungsi PPK Pembenihan
Kenali Pembangunan Dinas Perkebunan
(Belalau) Gudang
Pengumpul APBD Kab Pemkab
dan Lahan
Jemur Kopi
Pembangunan Dinas Peternakan
Fasilitas dan Keswan
penunjang Kabupaten
Sentra
APBD Kab Pemkab
Peternakan
Ternak Kecil
(Kambing &
Domba)

LAPORAN RENCANA VI-32


RENCANA
TAHUN PELAKSANAAN
PEMANFAATAN RUANG
PENANGGUNG SUMBER
NO TAHAP TAHAP TAHAP PELAKSANA
INDIKASI JAWAB TAHAP I DANA
KEGIATAN II III IV
PROGRAM
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

5 Peningkatan Pembangunan Dinas Pertambangan APBN/APBD


ESDM
Fungsi PPK PLTP dan Energi Kab
Sumber Pembangunan Dinas Pertanian
Agung Pengolahan
APBD Kab Pemkab
(Suoh) Padi (Milling
Rice)
Peningkatan Dinas Koperindag
Pusat dan Pasar APBD Kab Pemkab
Perdagangan
Pengendalian Dinas PU Kabupaten
banjir Way
Semangka
Pengembangan Dinas Kesehatan
Puskesmas Kabupaten
rawat inap
Sumber Agung
6 Peningkatan Pembangunan Dinas Perkebunan
Fungsi PPK Gudang
Tugusari Pengumpul APBD Kab Pemkab
(Sumberjaya) dan Lahan
Jemur Kopi
Pembangunan Dinas Pertanian dan
APBN/APBD
Jalan Produksi Perkebunan Pemkab/Pemprov
Kab
Perkebunan Kabupaten
Pengembangan Dinas Peternakan&
Balai Benih Kesehatan Hewan APBD Kab Pemkab
Ikan
Pembangunan Dinas Peternakan&
Fasilitas Kesehatan Hewan
APBD Kab Pemkab
penunjang
Sentra

LAPORAN RENCANA VI-33


RENCANA
TAHUN PELAKSANAAN
PEMANFAATAN RUANG
PENANGGUNG SUMBER
NO TAHAP TAHAP TAHAP PELAKSANA
INDIKASI JAWAB TAHAP I DANA
KEGIATAN II III IV
PROGRAM
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

Peternakan
Ternak Unggas
7 Peningkatan Pembangunan Dinas Pertanian
APBN/APBD
Fungsi PPL Terminal Pemkab/Pemprov
Kab
Pampangan Agribisnis
(Sekincau) Pembangunan Dinas PU/Dinas
Jalan Produksi Perkebunan APBD Kab Pemkab
Perkebunan Kabupaten
Pembangunan Dinas Pertambangan
PLTP dan Energi APBN Pusat
Sekincau
Pembangunan Dinas Perkebunan
gudang
pengumpul dan APBD Kab Pemkab
lahan jemur
kopi
8 Peningkatan Pembangunan Dinas Perkebunan
Fungsi PPL Gudang
Gedung Pengumpul APBD Kab Pemkab
Surian dan Lahan
Jemur Kopi
Pembangunan Dinas PU/Dinas
Jalan Produksi Perkebunan APBD Kab Pemkab
Perkebunan Kabupaten
Pembangunan Dinas PU
fasilitas dan
utilitas
APBD Kab Pemkab
penunjang
kegiatan
peternakan
9 Peningkatan Peningkatan Dinas PU APBD Kab Pemkab

LAPORAN RENCANA VI-34


RENCANA
TAHUN PELAKSANAAN
PEMANFAATAN RUANG
PENANGGUNG SUMBER
NO TAHAP TAHAP TAHAP PELAKSANA
INDIKASI JAWAB TAHAP I DANA
KEGIATAN II III IV
PROGRAM
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

Fungsi PPL irigasi desa Dinas Pertanian


Buay Peningkatan Dinas Tanaman
Nyerupa dan Pangan &
(Sukau) pembangunan Hortikultura
prasarana
penunjang
APBD Kab Pemkab
kegiatan
tanaman
hortikultura&
perikanan air
tawar
Pembangunan Dinas PU Kabupaten
sarana
pengendalian
banjir
Pembangunan Dinas Pertanian
sub terminal APBD Kab Pemkab
Agribisnis
10 Peningkatan Pembangunan Dinas Perindagsar
Fungsi PPL Gudang Dinas PU
Pekon Balak Pengumpul APBD Kab Pemkab
(Batu Brak) dan Lahan
Jemur Kopi
Pembangunan Dinas PU/Dinas
dan Perkebunan
APBD Kab Pemkab
Peningkatan Kabupaten
jalan produksi
Pembangunan Dinas Pariwisata dan
Fasilitas Kebudayaan/Dinas
APBD Kab Pemkab
penunjang PU
kegiatan wisata

LAPORAN RENCANA VI-35


RENCANA
TAHUN PELAKSANAAN
PEMANFAATAN RUANG
PENANGGUNG SUMBER
NO TAHAP TAHAP TAHAP PELAKSANA
INDIKASI JAWAB TAHAP I DANA
KEGIATAN II III IV
PROGRAM
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

budaya
11 Peningkatan Pembangunan Dinas Perkebunan
Fungsi PPL gudang
Semarang pengumpul dan APBD Kab Pemkab
Jaya (Air lahan jemur
Hitam) kopi
Pembangunan Dinas PU/Dinas
jalan produksi Perkebunan APBD Kab Pemkab
perkebunan Kabupaten
Peningkatan Dinas Peternakan &
dan Kesehatan Hewan
pembangunan
prasarana
APBD Kab Pemkab
penunjang
kegiatan
perikanan air
tawar
Peningkatan Dinas Pertambangan
PMDN Swasta
irigasi desa dan Energi
12 Peningkatan Pembangunan Dinas Perkebunan
Fungsi PPL gudang
Basungan pengumpul dan APBD Kab Pemkab
(Pagar Dewa) lahan jemur
kopi
Pembangunan Dinas PU/Dinas
jalan produksi Perkebunan APBD Kab Pemkab
perkebunan Kabupaten
Pembangunan Dinas Peternakan &
Fasilitas Kesehatan Hewan
APBD Kab Pemkab
penunjang
Peternakan

LAPORAN RENCANA VI-36


RENCANA
TAHUN PELAKSANAAN
PEMANFAATAN RUANG
PENANGGUNG SUMBER
NO TAHAP TAHAP TAHAP PELAKSANA
INDIKASI JAWAB TAHAP I DANA
KEGIATAN II III IV
PROGRAM
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

Ternak Kecil
Pembangunan Dinas Pertambangan
PMDN Swasta
PLTA dan Energi
13 Peningkatan Pembangunan Dinas PU/Dinas
Fungsi PPL jalan produksi Perkebunan APBD Kab Pemkab
Bakhu (Batu perkebunan Kabupaten
Ketulis) Pembangunan Dinas Peternakan &
Fasilitas Kesehatan Hewan
penunjang APBD Kab Pemkab
Peternakan
Ternak Kecil
14 Peningkatan Peningkatan Dinas PU/Dinas
APBD Kab Pemkab
Fungsi PPL irigasi desa Pertanian
Sri Mulyo Pembangunan Dinas PU/Dinas
(Bandar jalan produksi Perkebunan APBD Kab Pemkab
Negeri Suoh) perkebunan Kabupaten
Pembangunan Dinas Peternakan &
Fasilitas Kesehatan Hewan
penunjang APBD Kab Pemkab
Peternakan
Ternak Kecil
Pembangunan Dinas Pertambangan
PLTP, PLTA dan Energi PMDN Swasta
dan PLTMH
15 Peningkatan Pengembangan Dishubparpora
APBD Kab Pemkab
Fungsi PPL kawasan Kabupaten
Lumbok wisata terpadu DKP Kabupaten
(Seminung Seminung
APBD Kab Pemkab
Lumbok) Lombok
Resort
Peningkatan Dinas Tanaman APBD Kab Pemkab

LAPORAN RENCANA VI-37


RENCANA
TAHUN PELAKSANAAN
PEMANFAATAN RUANG
PENANGGUNG SUMBER
NO TAHAP TAHAP TAHAP PELAKSANA
INDIKASI JAWAB TAHAP I DANA
KEGIATAN II III IV
PROGRAM
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

dan Pangan &


pembangunan Hortikultura
prasarana
penunjang
kegiatan
tanaman
hortikultura &
perikanan air
tawar
Peningkatan Dinas PU/Dinas
APBD Kab Pemkab
irigasi desa Pertanian
Pembangunan Dinas Pertambangan
PMDN Swasta
PLTP dan Energi

LAPORAN RENCANA VI-38


Tabel 6. 2. Rencana Perwujudan Rencana Struktur Ruang; Sistem Prasarana Wilayah
RENCANA
PEMANFAATAN TAHUN PELAKSANAAN
RUANG PENANGGUNG SUMBER
NO PELAKSANA
JAWAB TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV DANA
PROGRAM KEGIATAN
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

1 Sistem prasarana Dinas PU/Dishub


transportasi & Infokom APBD Kab Pemkab
Kabupaten
Pengembangan Peningkatan kapasitas
Sistem prasarana pelayanan sistem Dinas PU
APBD Kab Pemkab
transportasi darat jaringan jalan kolektor Kabupaten
primer
Pembangunan jaringan
Dinas PU
jalan local primer dan APBD Kab Pemkab
Kabupaten
lingkungan primer
Pembangunan jalan
kolektor primer, lokal
Dinas PU
primer pada kawasan APBD Kab Pemkab
Kabupaten
perbatasan dan jalan
khusus
Peningkatan dan Dishub &
pengembangan sarana Infokom APBD Kab Pemkab
dan prasarana terminal Kabupaten
Pengembangan
Dishub &
jaringan transportasi
Infokom APBD Kab Pemkab
danau dan
Kabupaten
penyeberangan
2 Pengembangan Optimalisasi PLTD
APBD
sistem prasarana yang ada Pemkab/Pemprov
Kab/Prov
energi dan
Dinas Kehutanan
sumberdaya Peningkatan pasokan
APBD
mineral daya listrik yang Pemkab/Pemprov
Kab/Prov
bersumber dari energi

LAPORAN RENCANA VI-39


RENCANA
PEMANFAATAN TAHUN PELAKSANAAN
RUANG PENANGGUNG SUMBER
NO PELAKSANA
JAWAB TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV DANA
PROGRAM KEGIATAN
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

terbarukan untuk
memenuhi kebutuhan
listrik perdesaan
Pemanfaatan batubara
sebagai sumber energi APBD
Pemkab/Pemprov
dengan pengelolaan Kab/Prov
yang ramah lingkungan
Pengembangan energi
dan ketenagalistrikan APBD
Pemkab/Pemprov
berbasis panas bumi Kab/Prov
(geothermal)
Pembangunan jaringan
transmisi dan distribusi
listrik sampai tingkat
desa, terutama pada APBD
Pemkab/Pemprov
desa yang terdapat Kab/Prov
objek wisata terutama
ke daerah-daerah yang
belum berlistrik
Pengembangan dan
optimalisasi
pemanfaatan
APBD
pembangkit listrik Pemkab/Pemprov
Kab/Prov
tenaga mikro hidro
(PLTMH) berbasis
masyarakat
Pengembangan energi
berbasis energi air pada APBD
Pemkab/Pemprov
beberapa kawasan yang Kab/Prov
mempunyai potensi

LAPORAN RENCANA VI-40


RENCANA
PEMANFAATAN TAHUN PELAKSANAAN
RUANG PENANGGUNG SUMBER
NO PELAKSANA
JAWAB TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV DANA
PROGRAM KEGIATAN
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

sumber daya air yang


memadai
Pembangunan Gardu APBD
Induk Liwa Pemkab/Pemprov
Kab/Prov
Pengembangan
diversifikasi energi di
setiap kecamatan yang
APBD
mempunyai potensi Pemkab/Pemprov
Kab/Prov

3 Pengembangan Pembangunan sistem


sistem prasarana jaringan
telekomunikasi telekomunikasi di
seluruh ibukota
kecamatan dan desa BUMN/Swasta BUMN/Swasta
Menciptakan
keanekaragaman model
telekomunikasi sesuai
dengan kondisi dan
kebutuhan Dihub & Inkofom BUMN/Swasta BUMN/Swasta
Optimalisasi
pemanfaatan teknologi
informasi untuk
kegiatan pemerintahan
dan usaha penduduk BUMN/Swasta BUMN/Swasta
Pembangunan menara
telekomunikasi
berdasarkan peraturan
perundang-undangan BUMN/Swasta BUMN/Swasta

LAPORAN RENCANA VI-41


RENCANA
PEMANFAATAN TAHUN PELAKSANAAN
RUANG PENANGGUNG SUMBER
NO PELAKSANA
JAWAB TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV DANA
PROGRAM KEGIATAN
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

dan ditetapkan dengan


Keputusan Bupati
4 Pengembangan Konservasi sumber
sistem prasarana daya air dilakukan
sumberdaya air melalui kegiatan
perlindungan dan
Dinas Kehutanan
pelestarian sumber air, APBD Kab Pemkab
Kabupaten
pengawetan air,
pengelolaan kualitas
air, dan pencegahan
pencemaran air
Pendayagunaan sumber
daya air dilakukan
melalui pengembangan
jaringan irigasi pada
seluruh wilayah
kecamatan yang Dinas PU Pemkab
APBD Kab
memiliki lahan Kabupaten
pertanian lahan basah
dan pemanfaatan untuk
air minum (PDAM)
khususnya untuk
kawasan perkotaan
Pengendalian daya
rusak air dilakukan
melalui pembangunan
BLHKP Pemkab
dan/atau APBD Kab
Kabupaten
pengembangan
prasarana pengendalian
banjir

LAPORAN RENCANA VI-42


RENCANA
PEMANFAATAN TAHUN PELAKSANAAN
RUANG PENANGGUNG SUMBER
NO PELAKSANA
JAWAB TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV DANA
PROGRAM KEGIATAN
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

Pendayagunaan
ekosistem rawa
dilakukan dengan
pemanfaatan untuk jasa
lingkungan,
keseimbangan Pemkab
APBD Kab
ekosistem rawa dan
untuk kegaitan
pertanian pada rawa
dengan kedalaman
kurang dari 3 (Tiga)
meter
5 Pengembangan Pembangunan
sistem prasarana perumahan untuk
perumahan dan kebutuhan penduduk di
permukiman Lampung Barat sampai
Pemkab
dengan tahun 2036 APBD Kab
dengan program sejuta
rumah, pembangunan
perumahan swadaya Dinas
yang tahan gempa PU/BLHKP
Pengembangan Kabupaten
prasarana dan sarana
perumahan, berupa
jalan poros, jalan Pemkab
APBD Kab
lingkungan, jalan
setapak, dan drainase
yang tersebar di
seluruh kecamatan

LAPORAN RENCANA VI-43


RENCANA
PEMANFAATAN TAHUN PELAKSANAAN
RUANG PENANGGUNG SUMBER
NO PELAKSANA
JAWAB TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV DANA
PROGRAM KEGIATAN
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

Penyediaan prasarana
dan sarana air minum
terutama pada kawasan Pemkab
APBD Kab
rawan air minum di
perkotaan dan
perdesaan
Pembangunan Instalasi
Pengolahan Air Pemkab
APBD Kab
Limbah (IPAL) pada
setiap rumah sakit
Pembangunan Tempat
Pengolahan Sampah
Pemkab
Terpadu (TPST) skala APBD Kab
lokal di Way Tenong,
Balik Bukit dan Suoh
Pembangunan TPS di
seluruh pusat
Pemkab
pelayanan kawasan APBD Kab
maupun lingkungan
(PPK dan PPL)

LAPORAN RENCANA VI-44


LAPORAN RENCANA VI-45
Tabel 6. 3. Rencana Perwujudan Pola Ruang
RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

1 Pengelolaan Identifikasi dan pemetaan


kawasan hutan kerusakan hutan lindung
lindung
Pemetaan persoalan dan
pemanfaatan ruang pada
kawasan hutan lindung
Pemkab
Penyusunan program APBD Kab
Dinas Kehutanan
rehabilitasi hutan lindung Kabupaten

Penguatan program
rehabilitasi hutan lindung
berbasis masyarakat

Rehabilitasi kawasan
hutan lindung
Penegakan hukum
pemberantasan
pembalakan liar (illegal
logging) APBN/APBD Pemkab
Penerapan pola insentif
dan disinsentif dalam Dinas
pengelolaan hutan lindung KehutananKabupate
n APBN/APBD Pemkab
Pengawasan dan
pengamanan kawasan
APBD kab Pemkab
hutan lindung

LAPORAN RENCANA VI-46


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

2 Pengelolaan Penetapan kawasan


Dinas Kehutanan/
kawasan yang dengan kemiringan diatas APBD kab Pemkab
Bappeda
memberikan 40% sebagai kawasan
Kabupaten
perlindungan lindung
kawasan Identifikasi dan klasifikasi
bawahannya kawasan lindung menjadi Dinas Kehutanan
APBD kab Pemkab
lahan sangat kritis, kritis Kabupaten
dan tidak kritis
Mencegah timbulnya
erosi, bencana banjir,
sedimentasi, dan menjaga BLHKP Kabupaten APBD kab Pemkab
fungsi hidrologis tanah di
kawasan hutan lindung
Memberikan ruang yang
cukup bagi resapan air
hujan pada kawasan
Dinas Kehutanan
resapan air untuk APBD kab Pemkab
Kabupaten
keperluan penyediaan
kebutuhan air tanah dan
penanggulangan banjir

LAPORAN RENCANA VI-47


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

3 Pengelolaan Menjaga sempadan sungai


kawasan untuk melindungi sungai
perlindungan dari kegiatan manusia
setempat yang dapat mengganggu
dan merusak kualitas air
sungai, kondisi fisik
pinggir dan dasar sungai
serta mengamankan aliran
sungai
Dinas Kehutanan
Kabupaten

Menjaga kawasan sekitar


danau/waduk untuk
melindungi danau/waduk
dari berbagai usaha APBD Kab Pemkab
dan/atau kegiatan yang
dapat mengganggu
kelestarian fungsi
waduk/danau
Menjaga kawasan sekitar
mata air untuk melindungi
mata air dari berbagai
Dinas Kehutanan
usaha dan/atau kegiatan
Kabupaten
yang dapat merusak
kualitas air dan kondisi
fisik kawasan sekitarnya
Menjaga kawasan terbuka
hijau kota termasuk di Dinas Kehutanan
dalamnya hutan kota Kabupaten
untuk melindungi kota

LAPORAN RENCANA VI-48


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

dari polusi udara dan


kegiatan manusia yang
dapat mengganggu
kelestarian lingkungan
kota, serta mengendalikan
tata air, meningkatkan
upaya pelestarian habitat
flora dan fauna,
meningkatkan nilai
estetika lingkungan
perkotaan dan
kenyamanan kehidupan di
kota
4 Pengelolaan Identifikasi, penetapan
kawasan suaka dan pemantapan kawasan
alam, suaka alam, pelestarian
pelestarian alam
alam dan Identifikasi dan klasifikasi
cagar budaya kondisi kawasan menjadi
kawasan sangat kritis,
kritis dan tidak kritis
Dinas Kehutanan
APBD Pemkab
Perumusan program Kabupaten
rehabilitasi melalui
pendekatan kerjasama
lintas pelaku, partisipatif
dan lintas wilayah
Penumbuhkembangan
kesadaran dan kepedulian
masyarakat terhadap nilai-
nilai lingkungan dan

LAPORAN RENCANA VI-49


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

budaya lokal dalam


rangka menjaga dan
melestarikan kawasan
suaka alam, pelestarian
alam, cagar budaya
5 Pengelolaan Melakukan sosialisasi
kawasan kawasan rawan bencana Badan
rawan bencana pada masyarakat secara Penanggulangan
APBD Pemkab
alam luas dan intensif Bencana Daerah
Kabupaten
Pengaturan kegiatan
manusia di kawasan rawan
bencana alam untuk Badan
melindungi manusia dari Penanggulangan
APBD Pemkab
bencana yang disebabkan Bencana Daerah
oleh alam maupun secara Kabupaten
tidak langsung oleh
perbuatan manusia
Melakukan upaya untuk
mengurangi/ meniadakan
resiko bencana alam Dinas PU Kabupaten APBD Pemkab
melalui pendekatan
struktur dan non struktur
Melakukan sosialisasi
bencana alam pada
masyarakat, terutama
BLHKP Kabupaten APBD Pemkab
masyarakat yang berada
pada/dekat dengan daerah
rawan bencana alam
Pembuatan peta jalur Badan APBD Pemkab

LAPORAN RENCANA VI-50


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

evakuasi Penanggulangan
Bencana Daerah
Kabupaten
6 Pengelolaan Pemetaan dan klasifikasi Badan
kawasan kawasan rawan bencana Penanggulangan
lindung geologi geologi secara detil dan APBD Pemkab
Bencana Daerah
akurat Kabupaten
Pengaturan kegiatan
manusia di kawasan rawan
bencana geologi untuk Badan
melindungi manusia dari Penanggulangan
APBD Pemkab
bencana yang disebabkan Bencana Daerah
oleh alam maupun secara Kabupaten
tidak langsung oleh
perbuatan manusia
Melakukan upaya untuk
mengurangi/ meniadakan Badan
resiko bencana geologi Penanggulangan
APBD Pemkab
seperti melakukan Bencana Daerah
penghijauan pada lahan Kabupaten
kritis
Melakukan sosialisasi
mitigasi bencana geologi
pada masyarakat, terutama Badan
masyarakat yang berada Penanggulangan
APBD Pemkab
pada/dekat dengan daerah Bencana Daerah
rawan gempa bumi, Kabupaten
gerakan tanah, zona
patahan/sesar

LAPORAN RENCANA VI-51


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

7 Pengelolaan Identifikasi dan pemetaan


kawasan kawasan lindung lainnya
lindung
lainnya
Sekretariat
Penyusunan dan atau Penanggulangan
penguatan program Bencana
pengembangan kawasan
lindung lainnya Dinas Kehutanan &
APBD Pemkab
SDA
Pelaksanaan program
pengembangan kawasan Dinas PU
Peningkatan keberdayaan
masyarakat dalam BPLH & KP
pengembangan kawasan
Pengamanan kawasan

8 Pengembanga (1) Kawasan Pertanian


n kawasan Tanaman Pangan
pertanian Lahan Basah

Perluasan lahan padi


sawah beririgasi teknis
pada areal-areal potensial
terutama di Suoh
Dinas Pertanian
Peningkatan produktifitas APBD Pemkab
Kabupaten
lahan padi sawah melalui
intensifikasi dan
pengembangan padi
organik

LAPORAN RENCANA VI-52


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

Pengembangan dan
pembangunan prasarana
dan sarana pendukung
kegiatan pertanian
Pengembangan kawasan
pertanian sawah melalui
pertanian pangan
berkelanjutan yang
selanjutnya akan diatur
dengan keputusan bupati
Penguatan kelembagaan
petani terkait dengan
pengelolaan sumber daya
air untuk irigasi, APBD Pemkab
pengeadaan sarana
produksi, panen dan pasca
panen
(2) Kawasan Pertanian
Tanaman Pangan
Lahan Kering

Identifikasi dan
pengembangan jenis
komoditas unggulan yang
mempunyai nilai ekonomi
tinggi

LAPORAN RENCANA VI-53


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

Pembangunan prasarana
dan sarana penujang
pertanian tanaman pangan
lahan kering yang sesuai
kebutuhan dan memadai
Penyusunan tata niaga
pertanian tanaman lahan
kering guna menjamin
peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi
Penguatan kelembagaan
petani agar mampu
bergerak pada kegiatan
ekonomi sekunder

(3) Kawasan Pertanian


Tanaman
Holtikultura

Identifikasi dan
pengembangan jenis
komoditas unggulan yang
mempunyai nilai ekonomi
tinggi
Pembangunan prasarana
dan sarana penunjang
pertanian tanaman
hortikultura yang sesuai
kebutuhan dan memadai

LAPORAN RENCANA VI-54


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

Mengurangi,
menghentikan dan
selanjutnya tidak
mengembangkan
pertanian hortukultura
pada lahan yang tidak
sesuai
Pengembangan pola
tanam yang mampu
menjaga kesuburan tanah
dan keseimbangan alam
sehingga kegiatan dapat
berkelanjutan
Penyusunan tata niaga
pertanian hortikultura
guna menjamin
peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi
9 Pengembanga Penetapan tata batas
n kawasan perkebunan yang potensial
perkebunan dan tidak berada pada APBD Pemkab
kawasan lindung dan atau
TNBBS
Dinas Perkebunan
Pengembangan kawasan
Kabupaten
tanaman
tahunan/perkebunan yaitu
APBD/Masy Pemkab/Masy
pengembangan komoditi
perkebunan antara lain :
kopi dan lada

LAPORAN RENCANA VI-55


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

Peningkatan produktivitas
dan kualitas kopi yang
bernilai ekonomi tinggi
APBD/Masy Pemkab/Masy
melalui pengembangan
kopi varitas unggul
bercitarasa tinggi
Peningkatan produktifitas
produksi perkebunan
melalui intensifikasi lahan APBD/Masy Pemkab/Masy
dan peningkatan
keterampilan petani kebun
Peremajaan dan
rehabilitasi untuk tanaman
yang sudah tua pada
APBD/Masy Pemkab/Masy
masing-masing
kecamatan/kawasan yang
diprogramkan
Pengembangan kawasan
pertanian melalui
pendekatan agropolitan APBD Pemkab
pada kawasan-kawasan
potensial
10 Pengembanga Pengembangan kawasan
n kawasan agribisnis peternakan APBD Pemkab
peternakan Dinas Pertanian
Pengembangan kawasan Kabupaten
integrasi di Kabupaten APBD/Masy Pemkab/Masy
Lampung Barat Dinas Peternakan &
Pengembangan kawasan Kesehatan Hewan
integrasi perternakan – APBD/Masy Pemkab/Masy
tanaman pangan dan

LAPORAN RENCANA VI-56


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

hortikultura (organic
farm)
Pengembangan kawasan
integrasi perternakan -
APBD/Masy Pemkab/Masy
perkebunan (kakao, lada,
kopi)
Pengembangan kawasan
integrasi perternakan - APBD/Masy Pemkab/Masy
perikanan
Peningkatan pengetahuan
dan keterampilan para
peternak sehingga
diperoleh peningkatan
populasi dan produksi
APBD/Masy Pemkab/Masy
peternakan yang
berdampak terhadap
peningkatan pendapatan
masyarakat

Pengembangan pakan
ternak lokal dengan
mengandalkan hasil
APBD/Masy Pemkab/Masy
pertanian dan perikanan
lokal

11 Pengembanga Pengembangan sentra


n kawasan budidaya perikanan kolam
Dinas Pertanian
perikanan melalui pendekatan APBD Pemkab
Kabupaten
minapolitan

LAPORAN RENCANA VI-57


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

Pengembangan kegiatan
minapolitan, terutama di Dinas Pertanian
APBD Pemkab
Danau Ranau Kabupaten

12 Pengembanga Inventarisasi daerah yang


n kawasan berpotensi untuk usaha
pertambangan pertambangan di seluruh Dinas Kehutanan
APBD Pemkab
wilayah Kabupaten Kabupaten
Lampung Barat

Penetapan aturan zonasi


penambangan rakyat yang
Dinas Kehutanan
diijinkan agar tidak APBD Pemkab
Kabupaten
menimbulkan dampak
lingkungan
Menyusun profil investasi,
prosedur dan mekanisme APBD Pemkab
Dinas Kehutanan
perizinan serta rencana
Kabupaten
bisnis untuk setiap APBD Pemkab
wilayah pertambangan.
Rehabilitasi lahan pasca Dinas Kehutanan
tambang APBD Pemkab
Kabupaten
Pelarangan dan
penghentian kegiatan
Dinas Kehutanan
penambangan yang APBD Pemkab
Kabupaten
menimbulkan kerusakan
lingkungan
Melakukan konservasi Dinas Kehutanan
bahan galian APBD Pemkab
Kabupaten

LAPORAN RENCANA VI-58


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

13 Pengembanga Pengembangan industri


n kawasan pengolahan hasil kayu dari
industri hasil hutan tanaman APBD Pemkab
unggulan industri pola hutan
tanaman rakyat Disprindagsar
Pengembangan industri Kabupaten
hasil pertanian APBD Pemkab

Pengembangan industri
pengolahan hasil APBD Pemkab
perkebunan, terutama kopi
14 Pengembanga Pengembangan Kawasan
n kawasan Wisata Terpadu Seminung APBD Pemkab
pariwisata Lombok Resort
Pengembangan Kawasan Dinas Pariwisata dan
APBD Pemkab
Ekowisata di TNBBS Kebudayan
Penguatan dan Kabupaten
pengembangan objek
daerah tujuan wisata APBD Pemkab
budaya, alam dan buatan
lainnya
15 Pengembanga Pengembangan kota kecil
n kawasan kawasan pusat Dinas PU Kabupaten APBD Pemkab
permukiman pertumbuhan
Pengembangan sarana Dinas PU Kabupaten
prasarana kawasan APBD Pemkab
tertinggal
Revitalisasi kawasan Dinas PU Kabupaten
tradisional/bersejarah,
APBD Pemkab
kawasan pariwisata dan
kawasan lain yang

LAPORAN RENCANA VI-59


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

menurun kualitasnya yang


tersebar di Kecamatan
Sumber Jaya, Sekincau,
Belalau dan Batu Brak,
Sukau, dan Kebun Tebu
Pengembangan sistem Dinas PU Kabupaten
jaringan transportasi yang
mendukung alur produksi-
koleksi distribusi antar APBD Pemkab
kota, antar wilayah dan
antara perkotaan dan
perdesaan
Pengembangan prasarana Dinas PU Kabupaten
dan sarana kawasan APBD Pemkab
perdesaan lainnya
Percepatan penyediaan Dinas PU Kabupaten
perumahan melalui
kegiatan : Penyediaan
KPR – RSH bersubsidi,
APBD Pemkab
Pengembangan
perumahan swadaya dan
Pengembangan
Kasiba/Lisiba
Revitalisasi kawasan Dinas PU Kabupaten
tradisional/etnis/bersejara
h yaitu kawasan yang
APBD Pemkab
mempunyai bangunan
bersejarah yang bernilai
atau bermakna penting

LAPORAN RENCANA VI-60


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Taha Taha Taha
Tahap I
No Penanggung Jawab p II p III p IV Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan
201 201 201 201
2020 22-25 26-30 31-35
6 7 8 9

Peningkatan penyehatan Dinas PU Kabupaten


lingkungan permukiman APBD Pemkab

LAPORAN RENCANA VI-61


Tabel 6.3. Rencana Perwujudan Kawasan Strategis

RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan


Penanggung Tahap Tahap Tahap
No Tahap I Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan Jawab II III IV
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

1 Kawasan Strategis Pengembangan


Ekonomi Kawasan APBN/APBD
Pemkab/Pusat
Agropolitan Way Kabupaten
Tenong
Pengembangan
 Dinas
Kawasan
Pertanian
Agroteknopark di APBD Pemkab
 Dinas
Kecamatan Sumber
Perkebunan
Jaya
Pengembangan
Kawasan
APBD Pemkab
Agrominapolitan di
Lumbok Seminung
2 Kawasan Strategis Pengembangan
Sudut Kepentingan Kawasan Geopark APBD Pemkab
Fungsi Dan Pengembangan APBN/APBD
Lingkungan Hidup Kebun raya Liwa Pemkab/Pusat
Kabupaten
Perlindungan  Dinas APBN/APBD
Pertanian Pemkab/Pusat
TNBBS Kabupaten
Perlindungan Hutan  Dinas APBN/APBD
Perkebunan Pemkab/Pusat
Lindung Register Kabupaten
Perlindungan Desa
Konservasi Di
APBD Pemkab
Kecamatan Balik
Bukit
3 Kawasan Strategis Cagar Budaya Dinas
Sudut Kepentingan Kenali di Pariwisata dan APBD Pemkab
Sosial Budaya Kecamatan Belalau Kebudayaan

LAPORAN RENCANA VI-62


RENCANA PEMANFAATAN RUANG Tahun Pelaksanaan
Penanggung Tahap Tahap Tahap
No Tahap I Sumber Dana Pelaksana
Program Kegiatan Jawab II III IV
2016 2017 2018 2019 2020 22-25 26-30 31-35

Cagar Budaya di Kabupaten


Kecamatan Lumbok APBD Pemkab
Seminung
Cagar Budaya di
Kecamatan Kebun APBD Pemkab
Tebu
4 Kawasan Strategis PLTP Sekincau
 BLHKP APBD Pemkab
Pendayagunaan
Kabupaten
Sumber Daya Alam
PLTP Danau Ranau  Dinas PU
dan/atau Teknologi APBD Pemkab
Kabupaten
Tinggi

LAPORAN RENCANA VI-63


LAPORAN RENCANA

Anda mungkin juga menyukai