Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat
BAB 7
Rencana Pengembangan SPAM
7.1. KEBIJAKAN, STRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAN RUANG WILAYAH
Berdasarkan kebijakan yang ada maka tujuan penataan ruang wilayah kabupaten
merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa
yang akan datang. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten memiliki fungsi:
sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
kabupaten;
memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW Kabupaten;
dan
sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten.
1. Nduma; adalah meningkatnya kualitas hidup masyarakat yang tercermin dari cukupnya
fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan dan jasa dan fasilitas lainnya lainnya,
sehingga meningkatnya kesejahteraan masyarakat;
2. Konservasi; adalah pemanfaatan sumber daya alam secara arif sehingga terjamin
keberlanjutannya. Dalam hal ini terkandung upaya pelestarian, pemeliharaan dan
pemulihan fungsi-fungsi alam yang berperan dalam menjaga keseimbangan alam
(ekosistem) termasuk didalamnya upaya-upaya mitigasi bencana tsunami, longsor,
gempa dan banjir; dan
3. Agro; adalah kegiatan yang berbasis pertanian dalam pengertian yang luas meliputi
pertanian pangan, perkebunan, peternakan, budidaya perikanan, kehutanan dan lain-
lain. Adapun bentuk kegiatan mulai dari pembibitan, penyiapan lahan, budidaya, panen,
pengolahan sampai pemasaran, bahkan termasuk agrowisata.
A. Kebijakan
B. Strategi
3. Strategi yang diperlukan agar dapat meningkatkan fungsi Kota Salak sebagai Pusat
Kegiatan lokal meliputi :
a. Mengembangkan fungsi pusat-pusat kegiatan sesuai dengan potensi kegiatan lokal;
b. Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai dengan fungsi pusat kegiatan baik
internal maupun eksternal;
c. Meningkatkan sarana dan prasarana transportasi untuk menunjang pengembangan
ekonomi daerah dan pemerataan pembangunan; dan
d. Memaksimalkan penataan dan pembangunan infrastruktur Kota Salak sebagai pusat
kegiatan lokal.
4. Strategi yang perlu dilakukan dalam rangka memperkuat dan memulihkan fungsi
kawasan lindung yang meliputi hutan lindung, cagar alam dan lain-lain meliputi :
a. Menetapkan tapal batas kawasan lindung dan budidaya untuk memberikan kepastian
rencana pemanfaatan ruang dan investasi;
b. Menyusun dan melaksanakan program rehabilitasi lingkungan, terutama pemulihan
fungsi hutan lindung yang berbasis masyarakat;
c. Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup serta pengendalian
kerusakan dan pencemaran lingkungan; dan
d. Menggalang kerjasama regional, nasional dan internasional dalam rangka pemulihan
fungsi kawasan lindung terutama hutan lindung dan cagar alam.
7. Strategi untuk membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas dalam
pemenuhan hak dasar untuk perwujudan tujuan penataan ruang yang berimbang dan
berbasis konservasi serta mitigasi bencana meliputi :
a. Menguatkan kerangka regulasi penanggulangan bencana;
b. Memadukan program pengurangan resiko ke dalam rencana pembangunan;
c. Membangun kemitraan dengan perguruan tinggi dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi penanggulangan bencana sesuai dengan konteks
daerah; dan
d. Menanggulangi bencana dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat.
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten, terdiri atas sistem pusat kegiatan dan sistem
jaringan prasarana wilayah. Sistem jaringan prasarana wilayah terdiri atas Sistem jaringan
prasarana utama dan Sistem jaringan prasarana lainnya. Rencana struktur ruang wilayah
Kabupaten digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1 : 50.000.
1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu Perkotaan Salak yang terletak di Kecamatan Salak;
2. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi kawasan perkotaan:
a. Sibande di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe; dan
b. Sukaramai di Kecamatan Kerajaan;
Lebih jelasnya rencana sistem perkotaan di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, dapat
dilihat pada Tabel 7.1.
Ibukota
Hirarki
No Kecamatan/ Fungsi Utama
Fungsi
Kabupaten
Pusat Pemerintahan Kabupaten
Perdagangan & Jasa
Pusat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
Pusat Informasi dan komunikasi
1. Kota Salak PKL Industri
Pendidikan
Kesehatan
Pertanian tanaman pangan
Perhubungan
Permukiman
Pusat Pemerintahan Kecamatan
Jasa transportasi intra regional
Tempat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
Perikanan
Pertanian tanaman pangan dan
perkebunan
2. Sukaramai PPK Perdagangan dan jasa
Permukiman
Pertambangan
Industri/kerajinan
Perhubungan
Pariwisata
Pusat pelayanan pendidikan menengah
untuk pertambangan dan perkebunan
Pusat Pemerintahan Kecamatan
Tempat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
3. Sibande PPK Agropolitan
Jasa transportasi regional
Industri/kerajinan
Perhubungan
Ibukota
Hirarki
No Kecamatan/ Fungsi Utama
Fungsi
Kabupaten
Perdagangan dan jasa
Ekowisata
Pusat pelayanan pendidikan menengah
untuk kehutanan dan industri/kerajinan
Pusat Pemerintahan Kecamatan
Tempat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
4. Kecupak PPL Pusat pertanian tanaman pangan,
perkebunan, perikanan, perdagangan
dan jasa, sosial, pariwisata
Pusat pelayanan pendidikan menengah
bidang pertanian tanaman pangan
Pusat Pemerintahan Kecamatan
Tempat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
Pusat pertanian tanaman pangan,
5. Ulumerah PPL perikanan, jasa, sosial, pariwisata,
pertambangan (galian C)
Pusat pelayanan pendidikan menengah
pariwisata dan kerajinan
Pusat pariwisata budaya/sejarah
Pusat Pemerintahan Kecamatan
Tempat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
6. Sibagindar PPL Pusat pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan, perdagangan
dan jasa, sosial, perhubungan
Pusat pelayanan pendidikan menengah
Pusat Pemerintahan Kecamatan
Tempat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
Pusat pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan,industri,
7. Tinada PPL
perdagangan dan jasa, sosial,
pariwisata hutan alam dan budaya
Pusat pelayanan pendidikan menengah
bidang lingkungan dan kehutanan
Sub pusat pelayanan ekowisata
Pusat Pemerintahan Kecamatan
Tempat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
8. Jambu Buah Rea PPL
Permukiman
Agropolitan
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pakpak Bharat terdiri dari kawasan lindung dan
kawasan budi daya. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten digambarkan dalam peta
dengan skala 1 : 50.000.
A. Kawasan Lindung
Kawasan lindung sebagaimana terdiri atas:
1. Kawasan hutan lindung
Kawasan hutan lindung memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan
kepada kawasan sekitarnya sebagai pengatur tata air dan erosi serta pemeliharaan
kesuburan tanah meliputi hutan lindung seluas kurang lebih 36.754,61 ha yang tersebar
di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Pergetteng-
getteng Sengkut, Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu,
Kecamatan Salak dan Kecamatan Pagindar.
2. Kawasan perlindungan setempat;
Garis sempadan ditetapkan melalui keputusan Bupati sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Kawasan peruntukan industri adalah untuk kawasan agroindustri dan agropolitan yang
tersebar di Kecamatan Salak, Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Pergetteng-
getteng Sengkut dan Kecamatan Tinada.
Untuk Lebih jelasnya mengenai luasan dan rencana pola ruang Kabupaten Pakpak Bharat,
dapat dilihat pada Tabel 7.2.
Tabel 7.2. Rencana Pola Ruang Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2012-2032
Dalam mengembangkan sistem pengelolaan air minum, disamping jumlah penduduk dan
kepadatannya per wilayah pengembangan, keberadaan sumber air baku potensial juga
memegang peranan penting. Pemanfatan sumber air baku yang lebih dekat dengan daerah
pengembangan pelayanan akan membentuk sistem yang efisien, demikian pula
pendekatan penentuan wilayah pengembangan pelayanan. Berbagai cara pendekatan
digunakan untuk memprediksi perkembangan suatu daerah guna mengantisipasi arah
pembangunan sarana prasarana wilayah agar pemanfaatan sumber daya yang tersedia
lebih efisien. Pembagian wilayah pelayanan air bersih sistem perpipaan Kabupaten Pakpak
Bharat dibagi berdasarkan kedekatan letak wilayah, lokasi, jarak, dan kapasitas sumber air
baku.
Rencana wilayah pelayanan sistem perpipaan Kabupaten Pakpak Bharat adalah sebagai
berikut :
Tabel 7.3. Rencana wilayah pelayanan sistem perpipaan
Sistem Ibukota Kabupaten Salak direncanakan melayani wilayah perkotaan Salak dan
daerah-daerah lainnya di wilayah Kecamatan Salak dan Siempat Rube. Rencana daerah
pelayanan sistem Ibukota Kabupaten adalah Desa Salak I, Desa Salak II dan Desa
Boangmanalu untuk wilayah Kecamatan Salak. Sedangkan pelayanan Kecamatan Siempat
Rube meliputi Desa Boangmanalu, Desa Siempat Rube II, Desa Siempat Rube I, Desa
Siempat Rube IV, Desa Kuta Jungak dan Desa Traju. Jumlah penduduk administratif
daerah pelayanan adalah sebanyak 10.907 jiwa.
Tahap I (2015-2019)
Kegiatan tahap I Tahun 2015 – 2019 terdiri dari dari dua fase yaitu fase 1 yang
merupakan program mendesak dan fase 2 yang merupakan program jangka pendek.
Kegiatan program mendesak berupa optimalisasi dan rehabilitasi sistem eksisting yang
bertujuan untuk mengoptimalkan dan meningkatkan cakupan pelayanan sampai 65%
diakhir tahun 2019. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
Sedangkan kegiatan tahap I fase 2 Tahun 2017 – 2019 merupakan program jangka
pendek pengembangan sistem penyediaan air minum IKK Salak yang bertujuan
untuk melaksanakan rehabilitasi dan pengembangan pelayanan mulai dari air baku
dan unit pelayanan. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
Kegiatan Pembangunan yang dilakukan dengan membangun sistem SPAM baru mulai dari
unit air baku, unit transmisi air baku, unit produksi, jaringan distribusi air dan unit pelayanan
baik untuk memenuhi pelayanan air non domestik wilayah 3 (tiga) desa tersebut diatas,
adapun rencana untuk pembangunan SPAM IKK Sibande antara lain :
Tahap I (2015-2019)
a. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Sibande (2015)
b. Pembangunan IPA 10 liter/detik dan pemasangan perpipaan trasnmisi dan
distribusi serta pemasangan sambungan rumah (2016);
c. Pemasangan sambungan Rumah 98 unit (2018);
Tahap II (2019-2024)
a. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 176 unit (2021);
b. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 220 unit (2024);
c. Perencanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK
Sibande (2024);
Tahap III (2025-2034)
a. Pembangunan IPA 10 liter/detik dan pemasangan perpipaan distribusi serta
pemasangan sambungan rumah (2025);
b. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 271 unit (2027);
c. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 331 unit (2030);
d. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 466 unit (2034);
Kegiatan Pembangunan yang dilakukan dengan membangun sistem SPAM baru mulai dari
unit air baku, unit transmisi air baku, unit produksi, jaringan distribusi air dan unit pelayanan
baik untuk memenuhi pelayanan air non domestik wilayah 3 (tiga) desa tersebut diatas,
adapun rencana untuk pembangunan SPAM IKK Sibangindar antara lain :
Tahap I (2015-2019)
a. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Sibangindar (2015)
b. Pembangunan IPA 2,5 liter/detik dan pemasangan perpipaan transmisi dan
distribusi serta pemasangan sambungan rumah (2016);
c. Pemasangan sambungan Rumah 51 unit (2021);
Tahap II (2019-2024)
a. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 60 unit (2024);
b. Perencanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK
Sibagindar (2024);
Tahap III (2025-2034)
a. Pembangunan IPA 2.5 liter/detik dan pemasangan perpipaan dan distribusi serta
pemasangan sambungan rumah (2025);
b. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 72 unit (2027);
c. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 87 unit (2030);
d. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 116 unit (2034);
baik untuk memenuhi pelayanan air non domestik wilayah 3 (tiga) desa tersebut diatas,
adapun rencana untuk pembangunan SPAM IKK Kecupak antara lain :
Tahap I (2015-2019)
a. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Kecupak (2016)
b. Pembangunan IPA 10 liter/detik dan pemasangan perpipaan transmisi dan
distribusi serta pemasangan sambungan rumah (2017);
c. Pemasangan sambungan Rumah 130 unit (2020);
Tahap II (2019-2024)
a. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 164 unit (2023);
b. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 132 unit (2025);
c. Perencanaan Pengembagan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK
Kecupak (2025);
Tahap III (2025-2034)
a. Pembangunan IPA 5 liter/detik dan pemasangan perpipaan dan distribusi serta
pemasangan sambungan rumah (2026);
b. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 239 unit (2028);
c. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 382 unit (2031);
d. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 364 unit (2034);
Sistem Ibukota Kecamatan Ulu Merah direncanakan melayani dua wilayah kecamatan
yaitu Kecamatan STTU Julu dan PGGS. Untuk wilayah Kecamatan STTU Julu dengan
desa pelayanan yaitu Desa Ulu Merah, Desa Pardomuan, Desa Silima Kuta, Desa Lae
Langgeng Namuseng dan Desa Cikaok, sedang untuk wilayah Kecamatan PGGS dengan
desa pelayanan yaitu Desa Aornakan I. Jumlah penduduk administratif daerah pelayanan
adalah sebanyak 5.025 jiwa. Sampai saat ini di ibukota kecamatan belum ada sistem
perpipaan, adapun rencana pembangunan sistem merupakan pembangunan sistem baru
dengan sistem perpipaan.
Kegiatan Pembangunan yang dilakukan dengan membangun sistem SPAM baru mulai dari
unit air baku, unit transmisi air baku, unit produksi, jaringan distribusi air dan unit pelayanan
baik untuk memenuhi pelayanan air non domestik wilayah 6 (enam) desa tersebut diatas,
adapun rencana untuk pembangunan SPAM IKK Ulu Merah antara lain:
Tahap I (2015-2019)
a. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Ulu Merah (2015)
b. Pembangunan IPA 5 liter/detik dan pemasangan perpipaan transmisi dan
distribusi serta pemasangan sambungan rumah (2016);
Sistem Ibukota Kecamatan Ulu Merah direncanakan melayani dua wilayah kecamatan
yaitu Kecamatan Tinada dan Kerajaan. Untuk wilayah Kecamatan Tinada dengan desa
pelayanan yaitu Desa Tinada, Desa Silima Kuta, Desa Prongil, Desa Buluh Telang, sedang
untuk wilayah Kecamatan Kerajaan dengan desa pelayanan yaitu Desa Pardomuan.
Jumlah penduduk administratif daerah pelayanan adalah sebanyak 3.860 jiwa. Sampai
saat ini di ibukota kecamatan belum ada sistem perpipaan, adapun rencana pembangunan
sistem merupakan pembangunan sistem baru dengan sistem perpipaan.
Kegiatan Pembangunan yang dilakukan dengan membangun sistem SPAM baru mulai dari
unit air baku, unit transmisi air baku, unit produksi, jaringan distribusi air dan unit pelayanan
baik untuk memenuhi pelayanan air non domestik wilayah 5 (lima) desa tersebut diatas,
adapun rencana untuk pembangunan SPAM IKK Tinada antara lain :
Tahap I (2015-2019)
a. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Tinada (2015)
b. Pembangunan IPA 5 liter/detik dan pemasangan perpipaan transmisi dan
distribusi serta pemasangan sambungan rumah (2016);
c. Pemasangan sambungan Rumah 86 unit (2018);
Tahap II (2019-2024)
a. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 226 unit (2022);
b. Perencanaan Pengembagan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Tinada
(2022);
Tahap III (2025-2034)
a. Pembangunan IPA 10 liter/detik dan pemasangan perpipaan dan distribusi serta
pemasangan sambungan rumah (2023);
b. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 364 unit (2027);
Kegiatan Pembangunan yang dilakukan dengan membangun sistem SPAM baru mulai dari
unit air baku, unit transmisi air baku, unit produksi, jaringan distribusi air dan unit pelayanan
baik untuk memenuhi pelayanan air non domestik wilayah 2 (dua) desa tersebut diatas,
adapun rencana untuk pembangunan SPAM IKK Sukaramai antara lain:
Tahap I (2015-2019)
a. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Sukaramai (2015)
b. Pembangunan IPA 5 liter/detik dan pemasangan perpipaan transmisi dan
distribusi serta pemasangan sambungan rumah (2016);
c. Pemasangan sambungan Rumah 86 unit (2018);
Tahap II (2019-2024)
a. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 226 unit (2022);
b. Perencanaan Pengembagan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Tinada
(2022);
Tahap III (2025-2034)
a. Pembangunan IPA 10 liter/detik dan pemasangan perpipaan dan distribusi serta
pemasangan sambungan rumah (2023);
b. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 364 unit (2027);
c. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 210 unit (2030);
d. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 151 unit (2034);
No Golongan Keterangan
1 RA Rumah Tangga A
2 RB Rumah Tangga B
3 IP Instansi Pemerintah
4 NK Sambungan Niaga
5 SU Sambungan Sosial
Kebutuhan air domestik merupakan kebutuhan air yang sangat ditentukan oleh pola
konsumsi penduduk. Kebutuhan air domestrik digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
dalam aktivitas atau kegiatan sehari-hari penduduk, misalnya mandi, mencuci, minum,
memasak, dan sebagainya. Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah
penduduk, tingkat pertumbuhan, kebutuhan air perkapita dan proyeksi waktu air akan
digunakan. Kebutuhan air domestik terdiri atas sambungan langsung dan hidran umum.
Kebutuhan air domestik dalam Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Pakpak Bharat
dapat dilihat pada berikut ini.
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kebutuhan air domestik di Kabupaten Pakpak
Bharat selalu mengalami peningkatan hingga tahun 2034. Peningkatan kebutuhan air
domestik ini selain karena peningkatan jumlah sambungan juga karena peningkatan
konsumsi air sambungan rumah. Pada tahun 2014, jumlah konsumsi air sebesar 5,9
liter/detik, kemudian pada tahun 2019 menjadi 16,9 liter/detik, tahun 2024 sebesar 38,4
liter/detik, tahun 2029 sebesar 65,7 liter/detik, dan tahun tahun 2034 sebesar 96,9
liter/detik..
Pada akhir tahun perencanaan (2034) sistem yang memiliki kebutuhan terbesar adalah
sistem Ibukota Kabupaten Salak dengan kebutuhan air sebesar 50,2 liter/etik dikuti sistem
Sibande sebesar 11,5 liter/detik.
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kebutuhan air non domestik di Kabupaten Pakpak
Bharat selalu mengalami peningkatan hingga tahun 2034. Pada tahun 2014, jumlah
konsumsi air sebesar 1,2 liter/detik, kemudian pada tahun 2019 menjadi 3,4 liter/detik,
tahun 2024 sebesar 7,7 liter/detik, tahun 2029 sebesar 13,1 liter/detik, dan tahun tahun
2034 sebesar 19,4 liter/detik..
Pada akhir tahun perencanaan (2034) sistem yang memiliki kebutuhan terbesar adalah
sistem Ibukota Kabupaten Salak dengan kebutuhan air sebesar 10,0 liter/etik dikuti sistem
Sibande sebesar 2,3 liter/detik.
2034. Sedangkan kehilangan air untuk sistem eksisting diharapkan terjadi penurunan dari
35% sampai 20% pada akhir periode perencanaan.
Seiring dengan peningkatan kebutuhan air, besarnya nilai kehilangan air yang
kemungkinan terjadi pada pengembangan SPAM Kabupaten Pakpak Bharat semakin
besar pula. Nilai kehilangan air yang terjadi per lima tahun pada tahun 2014 hingga 2034
adalah .2,9 liter/detik pada tahun 2014; 6,8 liter/detik pada tahun 2019; 15,0 liter/detik pada
tahun 2024; 22,3 liter/detik pada tahun 22,3; dan 29,1 liter/detik pada tahun 2023. Secara
lengkap, besarnya kehilangan air yang terjadi di Kabupaten Pakpak Bharat dapat
digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
250,0
200,0
Qr
L/dt
150,0
Qmak
100,0 Qpeak
50,0
-
2014 2019 2024 2029 2034
Pada tahun 2014, kebutuhan air rata-rata untuk sistem perpipaan Ibukota Kabupaten Salak
sebesar 7,5 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak
masing-masing sebesar 8,2 liter/detik dan 13,1 liter/detik. Pada tahun 2019 kebutuhan air
rata-rata mengalami peningkatan yaitu sebesar 16,6 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari
maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar 18,3 liter/detik dan 29,1
liter/detik. Pada akhir perioda perencanaan (tahun 2034) kebutuhan air rata-rata sebesar
75,2 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-
masing sebesar 82,8 liter/detik dan 131,7 liter/detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut:
Pada tahun 2019, kebutuhan air rata-rata untuk sistem perpipaan IKK Sibande sebesar 1,4
liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-
masing sebesar 1,6 liter/detik dan 2,5 liter/detik. Pada tahun 2024 kebutuhan air rata-rata
mengalami peningkatan yaitu sebesar 4,3 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum
dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar 4,8 liter/detik dan 7,6 liter/detik. Pada
akhir perioda perencanaan (tahun 2034) kebutuhan air rata-rata sebesar 17,2 liter/detik.
Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar
18,9 liter/detik dan 17,1 liter/detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Pada tahun 2019, kebutuhan air rata-rata untuk sistem perpipaan IKK Sibagindar sebesar
0,4 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-
masing sebesar 0,5 liter/detik dan 0,7 liter/detik. Pada tahun 2024 kebutuhan air rata-rata
mengalami peningkatan yaitu sebesar 1,2 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum
dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar 1,3 liter/detik dan 2,1 liter/detik. Pada
akhir perioda perencanaan (tahun 2034) kebutuhan air rata-rata sebesar 3,8 liter/detik.
Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar
4,2 liter/detik dan 6,7 liter/detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Pada tahun 2019, kebutuhan air rata-rata untuk sistem perpipaan IKK kecupak sebesar
0,9 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak
masing-masing sebesar 1,0 liter/detik dan 1,5 liter/detik. Pada tahun 2024 kebutuhan
air rata-rata mengalami peningkatan yaitu sebesar 3,2 liter/detik. Sedangkan kebutuhan
hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar 3,5 liter/detik dan
5,6 liter/detik. Pada akhir perioda perencanaan (tahun 2034) kebutuhan air rata-rata
sebesar 12,2 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam
puncak masing-masing sebesar 13,4 liter/detik dan 21,4 liter/detik. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut:
Pada tahun 2019, kebutuhan air rata-rata untuk sistem perpipaan IKK Ulumerah sebesar
1,6 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-
masing sebesar 1,7 liter/detik dan 2,8 liter/detik. Pada tahun 2024 kebutuhan air rata-rata
mengalami peningkatan yaitu sebesar 4,7 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum
dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar 5,2 liter/detik dan 8,2 liter/detik. Pada
akhir perioda perencanaan (tahun 2034) kebutuhan air rata-rata sebesar 14,4 liter/detik.
Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar
15,9 liter/detik dan 25,3 liter/detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Pada tahun 2014, kebutuhan air rata-rata untuk sistem perpipaan IKK Tinada sebesar 0,8
liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-
masing sebesar 0,9 liter/detik dan 1,4 liter/detik. Pada tahun 2019 kebutuhan air rata-rata
mengalami peningkatan yaitu sebesar 2,4 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum
dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar 2,7 liter/detik dan 4,3 liter/detik. Pada
akhir perioda perencanaan (tahun 2034) kebutuhan air rata-rata sebesar 11,1 liter/detik.
Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar
12,2 liter/detik dan 19,4 liter/detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Pada tahun 2014, kebutuhan air rata-rata untuk sistem perpipaan IKK Sukaramai sebesar
0,58 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-
masing sebesar 0,64 liter/detik dan 1,02 liter/detik. Pada tahun 2019 kebutuhan air rata-rata
mengalami peningkatan yaitu sebesar 1,98 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari
maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar 2,17 liter/detik dan 3,46
liter/detik. Pada akhir perioda perencanaan (tahun 2034) kebutuhan air rata-rata sebesar
11,29 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-
masing sebesar 12,42 liter/detik dan 19,76 liter/detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut:
b. Lae Kombih
Alternatif lain yang dapat dikembangkan untuk Sistem Penyediaan Air Minum IKK Salak
adalah Lae Kombi, sumber ini berada pada elevasi 1.287 mdpl dan koordinat
2035’54,21”LU dan 98023’23,24”BT dengan jarak ke daerah pelayanan sekitar 14 Km. Pada
saat ini debit air Lae Kombih memiliki debit cukup besar. Saat ini sumber Lae Kombih
belum digunakan.
Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Salak dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
N 2°33'47,59"
E 98°17'25,55"
± 987 mdpl
INTAKE
N 2°35'54,21"
E 98°23'23,24" ± 1.008 mdpl
IPA
RES
± 929 mdpl
N 2°33'31,04"
E 98°18'4,03"
ALTERNATIF-1
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK SALAK ± 928 mdpl
(KOMPLEK PERKANTORAN)
LAE KOMBIH
INTAKE
N 2°35'54,21"
± 1297 mdpl
E 98°23'23,24"
IPA
RES
N 2°33'31,04"
E 98°18'4,03"
Wilayah Pelayanan
1. Kecupak I
ALTERNATIF-2 2. Kecupak II
3. Aornakan I
4. Aornakan II
5. Ulumerah
6. Pardomuan
Sistem zona 2, adalah pelayanan sistem Ibukota Kabupaten Salak yang meliputi kawasan
perkotaan Salak dan daerah sekitar termasuk beberapa desa di Kecamatan Siempat Rube.
Kebutuhan air sampai tahun 2034 diperkirakan mencapai 50 liter/detik.
a. Lae Angkat
Lae Angkat (mata air Kuta Jungak) berada pada elevasi 1.067 dan koordinat 2035’8,13”LU
dan 98021’9,41”BT dengan jarak ke daerah pelayanan sekitar 1.800 meter. Pada saat ini
total debit air Lae Angkat adalah 150 liter/detik. Penggunaan air saat ini digunakan sebagai
sumber air minum ibukota Kabupaten yaitu Kecamatan Salak
Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Salak dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
BRONCAPTERING
N 2°35'813"
± 1.067 mdpl
E 98°21'941"
100 M3
N 2°33'16,13"
E 98°19'25,96"
RES EKSISTING
N 2°34'428"
± 961mdpl Wilayah Pelayanan
E 98°19'630"
1. Salak I ± 879 mdpl
2. Salak II
3. Boangmanalu
4. Kuta Jungak
200 M3 5. Traju
6. Siempat Rube I
7. Siempat Rube II
RES EKSISTING 8. Siempat Rube IV N 2°34'28,84"
E 98°20'50,69"
± 256mdpl
ALTERNATIF-1
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK SALAK
(KECAMATAN SALAK)
b. Lae Kombih
Alternatif lain yang dapat dikembangkan untuk Sistem Penyediaan Air Minum IKK Salak
adalah Lae Kombi, sumber ini berada pada elevasi 1.287 mdpl dan koordinat
2035’54,21”LU dan 98023’23,24”BT dengan jarak ke daerah pelayanan sekitar 14 Km. Pada
saat ini debit air Lae Kombih memiliki debit cukup besar. Saat ini sumber Lae Kombih
belum digunakan.
Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Sibande dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
LAE KOMBIH
INTAKE
N 2°35'54,21"
± 1297 mdpl
E 98°23'23,24"
IPA
RES
N 2°33'31,04"
E 98°18'4,03"
Wilayah Pelayanan
1. Kecupak I
ALTERNATIF-2 2. Kecupak II
3. Aornakan I
4. Aornakan II
5. Ulumerah
6. Pardomuan
Sumber air yang bisa dimanfaatkan sistem IKK Sibande adalah Lae Arkis berada pada
elevasi 620 mdpl dan koordinat 2o39’23,53” LU dan 98o15’45,78” BT dengan jarak ke
daerah pelayanan sekitar 5.270 meter dengan rincian jarak antara sumber dan lokasi
instalasi pengolahan air 1.570 meter dan jarak antara instalasi dan daerah pelayanan 4.700
meter. Pada saat ini debit air Lae Arkis 1.720 liter.detik. sampai saat ini sumber ini belum
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Sibande dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
LAE ARKIS
INTAKE
N 2°39'23.53" ± 620 mdpl
E 98°15'45,78"
IPA N 2°38'53.96"
E 98°14'24,77"
RES
Wilayah Pelayanan
1. Tanjung Meriah
2. Kaban Tengah
3. Maholida
a. Lae Tembaga
Sumber air yang berpotensi dimanfaatkan sebagai sistem IKK Sibagindar adalah Lae
Tembaga berada pada elevasi 426 mdpl dan koordinat 2o30’32,33” LU dan 98o10’32.01” BT
dengan jarak ke daerah pelayanan sekitar 5.800 meter.. Pada saat ini debit air Lae
Tembaga cukup untuk melayani SPAM IKK Sibagindar. sampai saat ini sumber ini belum
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Sibagindar dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
BRONCAPTERING
± 426 mdpl
± 232mdpl
N 2°29'28.69"
E 98°8'48,00"
Wilayah Pelayanan
1. Sibagindar
2. Napatalun Perlambuken
3. Pagindar
ALTERNATIF-1
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK SIBAGINDAR ± 330mdpl
b. Lae Pagindar
Sumber air ini berlokasi di wilayah Desa Pagindar berpotensi dimanfaatkan sebagai sistem
IKK Sibagindar. Sumber ini dimanfaatkan untuk kebutuhan air untuk sehari-hari oleh
masyarakat setempat selain itu juga dimanfaatkan untuk membangkit listrik mikro hidro.
Pada saat ini debit air Lae Tembaga cukup untuk melayani SPAM IKK Sibagindar.
Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Sibagindar dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
SISTEM POMPA
LAE PAGINDAR ± 232mdpl
INTAKE
N 2°39'23.53" N 2°29'28.69"
± 620 mdpl
E 98°8'48,00"
E 98°15'45,78"
IPA
RES Wilayah Pelayanan
1. Sibagindar
2. Napatalun Perlambuken
3. Pagindar
ALTERNATIF-2
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK SIBAGINDAR
(KECAMATAN PAGINDA) ± 330mdpl
± 142 mdpl
Sumber air yang berpotensi untuk melayani Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK
Kecupak merupakan Sumber air Lae Sintutung dan Lae Silentahan yang memiliki
ketinggian masing masing lebih kutang 1006 meter dari permukaan air laut dan 1008 meter
dari pemukaan air laut. Adapun kordinat 2o35’54,21”LU dan 98o23’23,24”BT dengan jarak
ke daerah pelayanan sekitar 2.440 meter dengan rincian jarak antara sumber dan lokasi
instalasi pengolahan air 960 meter dan jarak antara instalasi dan daerah pelayanan 1.480
meter. Pada saat ini kedua sumber sudah dimanfaatkan untuk kebutuhan air minum
dengan sistem pedesaan. Adapun kedua sumber memiliki total debit lebih kurang 20
liter/detik.
Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Kecupak dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
± 1.060 mdpl
LOKASI DS. KECUPAK.II
LAE SINTUTUNG = 10 Lt/Dtk
N 2°33'47,59"
E 98°17'25,55"
± 987 mdpl
INTAKE
N 2°35'54,21"
E 98°23'23,24" ± 1.008 mdpl
IPA
RES
± 929 mdpl
N 2°33'31,04"
E 98°18'4,03"
Wilayah Pelayanan
1. Kecupak I
(KECAMATAN PGGS)
± 928 mdpl
INTAKE
N 2°31'4,27"
E 98°24'42,02" ± 1.114 mdpl
IPA
RES
± 1.092 mdpl
N 2°31'16,38"
E 98°21'36,90"
Wilayah Pelayanan
1. Ulumerah
2. Pardomuan
3. Silima Kuta
4. Lae Langge Namuseng
SPAM IKK Tinada dengan daerah pelayanan Kecamatan Tinada. Sumber air yang
berpotensi untuk melayani Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Tinada adalah Lae
Mbilulu. Sumber merupakan air permukaan yaitu berupa air sungai dengan debit cukup
besar yaitu 4.220 liter/detik. Sumer air Lae Ordi memiliki ketinggian lebih kurang 1.068
meter dari permukaan air laut dan kordinat 2o35’54,27”LU dan 98o23’23,24”BT dengan
jarak total ke daerah pelayanan sekitar 7.460 meter dengan rincian jarak antara sumber
dan lokasi instalasi pengolahan air 760 meter dan jarak antara instalasi dan daerah
pelayanan 6.700 meter dengan pengaliran gravitasi. Saat ini sumber sudah dimanfaatkan
untuk air minum pedesaan. Dari hasil pengamatan saat survei kualitas air Lae Mbilulu tidak
baik dengan warna kecoklatan.
Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Tinada dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
LAE MBILULU
DEBIT = 4.220 Lt/Dtk LOKASI DS. PRONGIL
N 2°36'30,53"
E 98°20'38,97" ± 994 mdpl
INTAKE
N 2°35'54,21"
E 98°23'23,24" ± 1.068 mdpl
IPA
RES
± 979 mdpl
N 2°37'17,43"
E 98°18'23,97"
Wilayah Pelayanan
1. Tinada
2. Silima Kuta
(KECAMATAN TINADA)
± 760 mdpl
IKK Sukaramai melayani ibukota Kecamatan Sukaramai dan daerah sekitarnya. Rencana
sumber air baku yang dapat dimanfaatkan adalah Lae Kacimbe dengan jarak sumber air ke
daerah pelayanan sekitar 5 km.
WATER FLOW
BRONCAPTERING
± 830 mdpl
N 238'47,37"
E 9818'9.10"
Wilayah Pelayanan
1. Sukaramai
2. Kuta Saga
Kebocoran air non teknis dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah
ketidaktelitian dalam pembacaan meteran air pelanggan yang tidak sesuai dengan ukuran
dan teknis distribusi air, kesalahan dalam pencatatan angka meteran air, adanya
sambungan liar yang tidak diketahui oleh petugas UPTD, dan penggunaan air untuk
pemakaian yang tidak tercatat seperti pemadam kebakaran. Beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mengurangi dampak kebocoran teknis antara lain:
1. Menyempurnakan data jaringan pipa transmisi dan distribusi.
2. Melakukan pengumpulan datan dan informasi yang akurat mengenai pelanggan
(inventarisasi pelanggan).
3. Meningkatkan keterampilan, ketelitian, dan kecermatan petugas UPTD, khususnya
petugas pencatat meteran air.
4. Memberikan penyuluhan pada masyarakat yang belum menjadi pelanggan UPTD dan
menjelaskan kerugian pemasangan sambungan air liar.
Sumber air baku yang diusulkan pada umumnya memiliki lokasi yang jauh dari permukiman
dan memiliki elevasi yang lebih tinggi dari daerah pelayanan. Sampai saat ini daerah
tangkapan air dari sumber air baku yang diusulkan jauh dan tidak digunakan sebagai
tempat pembuangan sampah dan limbah cair domestik masyarakat. Namun demikian pada
masa mendatang perlu dijaga agar kawasan sekitar dan daerah tangkapan sumber air
baku tidak digunakan sebagai tempat pembuangan sarana sanitasi baik sampah padat
maupun limbah cair permukiman.
Apabila dilihat dari kondisi geografisnya, potensi pencemaran air baku dari kegiatan
masyarakat berupa limbah domestik sangat rendah. Potensi pencemaran dapat terjadi
apabila ada perubahan tata guna lahan di daerah tangkapan air untuk kegiatan perkebunan
dan pertanian.
Pada umumnya kualitas air baku memiliki kualitas yang cukup baik. Namun demikian
memerlukan langkah pengamanan dari aspek kualitas dan kuantitas. Pengamanan dari
aspek kualitas dengan menjaga penurunan kualitas air baku dari aktifitas manusia. Upaya
yang dilakukan dengan penerbitan Perda Perlindungan Kualitas Air Baku yang akan
digunakan sebagai sumber air baku. Upaya lainnya dengan melakukan sosialisasi kepada
masyarakat untuk ikut serta menjaga daerah tangkapan air dari pencemaran dan kegiatan
perubahan tata guna lahan.