Anda di halaman 1dari 37

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

BAB 7
Rencana Pengembangan SPAM
7.1. KEBIJAKAN, STRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAN RUANG WILAYAH

7.1.1. Kebijakan Tata Ruang

Berdasarkan kebijakan yang ada maka tujuan penataan ruang wilayah kabupaten
merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa
yang akan datang. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten memiliki fungsi:

 sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
kabupaten;
 memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW Kabupaten;
dan
 sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten.

Penataan ruang Kabupaten Pakpak Bharat bertujuan untuk:

“Mewujudkan Masyarakat Yang Nduma Berbasis Agro dan Konservasi Dengan


Memperhatikan Nilai-Nilai Luhur Sulang Silima.”

Adapun penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut :

1. Nduma; adalah meningkatnya kualitas hidup masyarakat yang tercermin dari cukupnya
fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan dan jasa dan fasilitas lainnya lainnya,
sehingga meningkatnya kesejahteraan masyarakat;
2. Konservasi; adalah pemanfaatan sumber daya alam secara arif sehingga terjamin
keberlanjutannya. Dalam hal ini terkandung upaya pelestarian, pemeliharaan dan
pemulihan fungsi-fungsi alam yang berperan dalam menjaga keseimbangan alam
(ekosistem) termasuk didalamnya upaya-upaya mitigasi bencana tsunami, longsor,
gempa dan banjir; dan
3. Agro; adalah kegiatan yang berbasis pertanian dalam pengertian yang luas meliputi
pertanian pangan, perkebunan, peternakan, budidaya perikanan, kehutanan dan lain-
lain. Adapun bentuk kegiatan mulai dari pembibitan, penyiapan lahan, budidaya, panen,
pengolahan sampai pemasaran, bahkan termasuk agrowisata.

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7-1


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

A. Kebijakan

Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Pakpak Bharat terdiri atas:

1. Mengurangi kesenjangan pembangunan dan perkembangan antar wilayah;


2. Mengembangkan wilayah pusat-pusat pemukiman untuk mendukung pengembangan
ekonomi sektor pertanian, perternakan, perkebunan, dan pariwisata sesuai daya dukung
dan potensi wilayah;
3. Meningkatkan fungsi Kota Salak menjadi Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL).
4. Memperkuat dan memulihkan fungsi kawasan lindung yang meliputi, hutan lindung,
kawasan lindung, cagar alam dan lain-lainnya;
5. Mendorong peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan dan
moderenisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan;
6. Mendorong bertumbuhnya sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis agro sesuai
keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna,
terpadu dan ramah lingkungan; dan
7. Membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak
dasar dan dalam rangka perwujudan tujuan penataan ruang yang berimbang dan
berbasis konservasi serta mitigasi bencana.

B. Strategi

Strategi penataan ruang Kabupaten Pakpak Bharat adalah sebagai berikut :

1. Strategi untuk mengurangi kesenjangan pembangunan dan perkembangan wilayah


meliputi:
a. Mengembangkan interaksi kawasan untuk peningkatan perkembangan ekonomi
kawasan dengan pembangunan dan peningkatan jalan dan sarana pendukungnya;
b. Meningkatkan akses kawasan budidaya, khususnya daerah terisolir ke sistem
jaringan transportasi melalui pembangunan dan peningkatan jalan; dan
c. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang pusat-pusat
kegiatan primer dan sekunder berupa pembangunan fasilitas dan sarana moda
transportasi di Pusat Pelayanan Kawasan dan Pusat Pelayanan Lingkungan.

2. Strategi untuk mengembangkan wilayah pusat-pusat pemukiman untuk mendukung


pengembangan ekonomi sektor pertanian dan pariwisata sesuai daya dukung wilayah
meliputi :

a. Meningkatkan kegiatan pertanian melalui pola intensifikasi dan ekstensifikasi dengan


tetap mempertahankan ekosistem yang berwawasan lingkungan;

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7-2


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

b. Meningkatkan pengembangan kawasan agro dengan melengkapi fasilitas


perdagangan pusat koleksi distribusi dan jasa pendukung komoditas kawasan
pertanian;
c. Meningkatkan pengembangan industri berbasis pertanian berupa perlengkapan
saprodi dan sarana pendukungnya;
d. Meningkatkan pengembangan kegiatan jasa perdagangan untuk mendukung
kegiatan primer dan sekunder, serta menciptakan lapangan kerja perdesaan
terutama di kawasan pusat pertumbuhan di Kota Salak sebagai pusat kegiatan lokal;
dan
e. Mengembangkan kegiatan sektor unggulan pada kawasan andalan antara lain
pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan pariwisata.

3. Strategi yang diperlukan agar dapat meningkatkan fungsi Kota Salak sebagai Pusat
Kegiatan lokal meliputi :
a. Mengembangkan fungsi pusat-pusat kegiatan sesuai dengan potensi kegiatan lokal;
b. Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai dengan fungsi pusat kegiatan baik
internal maupun eksternal;
c. Meningkatkan sarana dan prasarana transportasi untuk menunjang pengembangan
ekonomi daerah dan pemerataan pembangunan; dan
d. Memaksimalkan penataan dan pembangunan infrastruktur Kota Salak sebagai pusat
kegiatan lokal.

4. Strategi yang perlu dilakukan dalam rangka memperkuat dan memulihkan fungsi
kawasan lindung yang meliputi hutan lindung, cagar alam dan lain-lain meliputi :
a. Menetapkan tapal batas kawasan lindung dan budidaya untuk memberikan kepastian
rencana pemanfaatan ruang dan investasi;
b. Menyusun dan melaksanakan program rehabilitasi lingkungan, terutama pemulihan
fungsi hutan lindung yang berbasis masyarakat;
c. Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup serta pengendalian
kerusakan dan pencemaran lingkungan; dan
d. Menggalang kerjasama regional, nasional dan internasional dalam rangka pemulihan
fungsi kawasan lindung terutama hutan lindung dan cagar alam.

5. Strategi dalam rangka mendorong peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi


lahan dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan meliputi:
a. Meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan kehutanan melalui intensifikasi lahan;
b. Memanfaatkan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi peningkatan kualitas
lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat;

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7-3


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

c. Meningkatkan teknologi pertanian, perikanan, dan kehutanan sehingga terjadi


peningkatan produksi dengan kualitas yang lebih baik dan bernilai ekonomi tinggi;
dan
d. Menguatkan pemasaran hasil pertanian melalui peningkatan sumber daya manusia
dan kelembagaan serta fasilitasi sertifikasi yang dibutuhkan.

6. Strategi yang perlu diterapkan dalam kerangka mendorong pertumbuhan sektor


ekonomi sekunder dan tersier berbasis agro sesuai keunggulan kawasan yang bernilai
ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan meliputi :
a. Mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai komoditas unggulan
kawasan dan kebutuhan pasar;
b. Meningkatkan kegiatan pariwisata melalui peningkatan prasarana dan sarana
pendukung, pengelolaan objek wisata yang lebih profesional serta promosi daerah
wisata yang lebih agresif dan efektif; dan
c. Membangun utility dan fasilitas sosial secara proporsional dan memadai sesuai
kebutuhan masyarakat pada setiap pusat pemukiman (kawasan).

7. Strategi untuk membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas dalam
pemenuhan hak dasar untuk perwujudan tujuan penataan ruang yang berimbang dan
berbasis konservasi serta mitigasi bencana meliputi :
a. Menguatkan kerangka regulasi penanggulangan bencana;
b. Memadukan program pengurangan resiko ke dalam rencana pembangunan;
c. Membangun kemitraan dengan perguruan tinggi dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi penanggulangan bencana sesuai dengan konteks
daerah; dan
d. Menanggulangi bencana dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat.

7.1.2. Struktur Tata Ruang

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten, terdiri atas sistem pusat kegiatan dan sistem
jaringan prasarana wilayah. Sistem jaringan prasarana wilayah terdiri atas Sistem jaringan
prasarana utama dan Sistem jaringan prasarana lainnya. Rencana struktur ruang wilayah
Kabupaten digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1 : 50.000.

A. Sistem Pusat Kegiatan

Pengembangan sistem pusat kegiatan di wilayah Provinsi terdiri atas:

1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu Perkotaan Salak yang terletak di Kecamatan Salak;
2. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi kawasan perkotaan:
a. Sibande di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe; dan
b. Sukaramai di Kecamatan Kerajaan;

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7-4


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi desa:


a. Tinada di Kecamatan Tinada;
b. Kecupak di Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut;
c. Sibagindar di Kecamatan Pagindar;
d. Jambu Buah Rea di Kecamatan Siempat Rube; dan
e. Ulu Merah di Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu;

Lebih jelasnya rencana sistem perkotaan di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, dapat
dilihat pada Tabel 7.1.

Tabel 7.1. Rencana Sistem Kota di Kabupaten Pakpak Bharat

Ibukota
Hirarki
No Kecamatan/ Fungsi Utama
Fungsi
Kabupaten
 Pusat Pemerintahan Kabupaten
 Perdagangan & Jasa
 Pusat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
 Pusat Informasi dan komunikasi
1. Kota Salak PKL  Industri
 Pendidikan
 Kesehatan
 Pertanian tanaman pangan
 Perhubungan
 Permukiman
 Pusat Pemerintahan Kecamatan
 Jasa transportasi intra regional
 Tempat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
 Perikanan
 Pertanian tanaman pangan dan
perkebunan
2. Sukaramai PPK  Perdagangan dan jasa
 Permukiman
 Pertambangan
 Industri/kerajinan
 Perhubungan
 Pariwisata
 Pusat pelayanan pendidikan menengah
untuk pertambangan dan perkebunan
 Pusat Pemerintahan Kecamatan
 Tempat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
3. Sibande PPK  Agropolitan
 Jasa transportasi regional
 Industri/kerajinan
 Perhubungan

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7-5


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

Ibukota
Hirarki
No Kecamatan/ Fungsi Utama
Fungsi
Kabupaten
 Perdagangan dan jasa
 Ekowisata
 Pusat pelayanan pendidikan menengah
untuk kehutanan dan industri/kerajinan
 Pusat Pemerintahan Kecamatan
 Tempat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
4. Kecupak PPL  Pusat pertanian tanaman pangan,
perkebunan, perikanan, perdagangan
dan jasa, sosial, pariwisata
 Pusat pelayanan pendidikan menengah
bidang pertanian tanaman pangan
 Pusat Pemerintahan Kecamatan
 Tempat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
 Pusat pertanian tanaman pangan,
5. Ulumerah PPL perikanan, jasa, sosial, pariwisata,
pertambangan (galian C)
 Pusat pelayanan pendidikan menengah
pariwisata dan kerajinan
 Pusat pariwisata budaya/sejarah
 Pusat Pemerintahan Kecamatan
 Tempat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
6. Sibagindar PPL  Pusat pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan, perdagangan
dan jasa, sosial, perhubungan
 Pusat pelayanan pendidikan menengah
 Pusat Pemerintahan Kecamatan
 Tempat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
 Pusat pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan,industri,
7. Tinada PPL
perdagangan dan jasa, sosial,
pariwisata hutan alam dan budaya
 Pusat pelayanan pendidikan menengah
bidang lingkungan dan kehutanan
 Sub pusat pelayanan ekowisata
 Pusat Pemerintahan Kecamatan
 Tempat Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Pakpak
8. Jambu Buah Rea PPL
 Permukiman
 Agropolitan

Sumber: RTRW Kabupaten Pakpak Bharat 2012 - 2032.

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7-6


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

7.1.3. Rencana Pola Ruang

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pakpak Bharat terdiri dari kawasan lindung dan
kawasan budi daya. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten digambarkan dalam peta
dengan skala 1 : 50.000.
A. Kawasan Lindung
Kawasan lindung sebagaimana terdiri atas:
1. Kawasan hutan lindung
Kawasan hutan lindung memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan
kepada kawasan sekitarnya sebagai pengatur tata air dan erosi serta pemeliharaan
kesuburan tanah meliputi hutan lindung seluas kurang lebih 36.754,61 ha yang tersebar
di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Pergetteng-
getteng Sengkut, Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu,
Kecamatan Salak dan Kecamatan Pagindar.
2. Kawasan perlindungan setempat;
Garis sempadan ditetapkan melalui keputusan Bupati sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Diseluruh wilayah Kabupaten Pakpak Bharat terdapat sempadan sungai seluas ±


536,39 ha. Terdapat 17 sumber air/mata air dan terdapat sungai besar dan kecil (lihat
Tabel 3.6). Artinya sebagian besar kebutuhan air baku Kabupaten Pakpak Bharat
sangat tergantung dari keberadaan kawasan lindung.
3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
Kawasan suaka alam seluas 5.823 ha terdapat di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe,
Kecamatan Tinada, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, dan
Kecamatan Salak.
4. Kawasan rawan bencana;
Kawasan rawan bencana alam yaitu hasil super impose peta kelas lereng diatas 25 %
dengan peta rawan longsor menunjukkan bahwa kawasan rawan longsor terdapat di
Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe + 12.410 ha, Kecamatan Kerajaan + 3.071 ha,
Kecamatan Tinada + 769 ha, Kecamatan Pergetteng-Getteng Sengkut + 2.805 ha,
Kecamatan Pagindar + 9.479 ha, Kecamatan Salak + 7.949 ha, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Julu kurang lebih 727 (tujuh ratus dua puluh tujuh) hektar.
B. Kawasan Budidaya
Kawasan budi daya, terdiri atas :
1. Kawasan peruntukan hutan produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas :

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7-7


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

a. Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas


Kawasan hutan produksi terbatas seluas + 48.830,05 ha tersebar di Kecamatan
Sitellu Tali Urang Jehe, Kerajaan, Tinada, Pergetteng-getteng Sengkut, Sitellu Tali
Urang Julu, Salak dan Pagindar.
b. Kawasan peruntukan hutan produksi tetap
Kawasan hutan produksi tetap dengan luas + 10.244,52 ha yang tersebar di
Kecamatan Kerajaan, Tinada, Siempat Rube, dan Sitellu Tali Urang Julu.
2. Kawasan peruntukan pertanian
Kawasan peruntukan pertanian, terdiri atas:

a. Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan seluas kurang lebih 4.600 ha


dikembangkan tersebar di 8 (delapan) kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat;
b. Kawasan peruntukan pertanian tanaman hortikultura seluas + 13.660,47 ha yang
tersebar di Kecamatan Salak, Sitellu Tali Urang Julu, Pergetteng-Getteng Sengkut,
Siempat Rube, Tinada, Kerajaan, Sitellu Tali Urang Jehe dan Pagindar;
c. Kawasan peruntukan pertanian perkebunan seluas + 8.313,77 ha yang tersebar di
Kecamatan Salak, Sitellu Tali Urang Julu, Pergetteng-Getteng Sengkut, Siempat
Rube, Tinada, Kerajaan, Sitellu Tali Urang Jehe dan Pagindar; dan
d. kawasan peruntukan pertanian peternakan seluas + 279,89 ha yang terdapat di
Kecamatan Pagindar, Sitellu Tali Urang Jehe dan Kerajaan.
Kawasan pertanian lahan basah berupa pertanian padi sawah, baik yang beririgasi
teknis maupun irigasi desa dapat dikembangkan menjadi tanaman pangan
berkelanjutan yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

3. Kawasan peruntukan perikanan


Rencana pengembangan kawasan perikanan seluas + 215,82 ha yang tersebar di
seluruh kecamatan.

4. Kawasan peruntukan pertambangan;


Kabupaten Pakpak Bharat juga memiliki bahan galian tambang timah hitam, batu kapur,
pasir kwarsa, dan marmar. Lokasi yang teridentifikasi memiliki bahan galian batu kapur,
marmar dan kwarsa adalah kawasan Deleng Lumut di Kecamatan Kerajaan. Potensi
timah hitam terdapat di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe yang tepatnya berada di
kawasan Sarkea Desa Malum.

5. Kawasan peruntukan industri;

Kawasan peruntukan industri adalah untuk kawasan agroindustri dan agropolitan yang
tersebar di Kecamatan Salak, Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Pergetteng-
getteng Sengkut dan Kecamatan Tinada.

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7-8


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

Kawasan untuk industri pengolahan perkebunan dan kehutanan terdapat di Kecamatan


Salak, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Kerajaan, Sitellu Tali Urang Julu
dan Kecamatan Pagindar.

6. Kawasan peruntukan pariwisata

Rencana pengembangan kawasan peruntukan pariwisata memperhatikan kawasan dan


jenis wisata yang dikembangkan di kabupaten terdiri dari :
a. Kawasan ekowisata di Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, Kecamatan Tinada,
Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Sitellu Tali
Urang Julu dan Kecamatan Pagindar.
b. Kawasan agrowisata di Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Kerajaan, dan
Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu.
c. Kawasan peruntukan pariwisata adat dan budaya di seluruh kecamatan di
Kabupaten Pakpak Bharat.

7. Kawasan peruntukan permukiman

Kawasan permukiman perkotaan seluas + 2.435 Ha terdapat di Kecamatan Pergetteng-


getteng Sengkut, Kecamatan Salak, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, Kecamatan
Siempat Rube, Kecamatan Tinada, dan Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Kawasan
permukiman perdesaan seluas + 3.375 Ha tersebar di seluruh kecamatan.
Pengembangan kawasan permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan harus
memperhatikan kawasan rawan bencana.

Untuk Lebih jelasnya mengenai luasan dan rencana pola ruang Kabupaten Pakpak Bharat,
dapat dilihat pada Tabel 7.2.

Tabel 7.2. Rencana Pola Ruang Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2012-2032

No. Jenis Kawasan Luas (Ha) %


A. Kawasan Lindung :
1. Hutan Lindung 36.754,61 27,10
2. Sempadan sungai 536,39 0,40
3. Suaka Alam 5.845,00 4,31
Total Kawasan Lindung 43.136,00 31,81
B. Kawasan Budidaya :
1. Hutan Produksi Tetap 10.244,52 7,55
2. Hutan Produksi Terbatas 48,830,05 36,01
3. Pertanian Lahan Basah 1.349,96 1,00
4. Pertanian Lahan Kering 16.910,51 12,47
5. Pertanian Tanaman Tahunan 8.313,77 6,13
6. Perikanan 215,82 0,16
7. Peternakan 279,89 0,21
8. Permukiman perkotaan 2.434,90 1,80
9. Permukiman perdesaan 3.375,13 2,49

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7-9


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

No. Jenis Kawasan Luas (Ha) %


10. Pariwisata 519,45 0,38
Total Kawasan Budidaya 92.474,00 68,19
Total Kabupaten 135.610,00 100
Sumber: RTRW Kabupaten Pakpak Bharat 2012 - 2032.

7.2. RENCANA SISTEM PELAYANAN


Rencana Sistem pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum disusun berdasarkan pada
akses aman terhadap air minum bagi penduduk. Rencana ini sesuai Undang Undang
Dasar tahun 1945 dan Undang-Undang No 7 tahun 2004 Pasal 5, yaitu jaminan Negara
kepada warga negara untuk memperoleh air minum dan Pasal 6, ayat 1 Sumber daya air
dikuasai oleh negara dan pemberian hak pada rakyat adalah hak guna air. Serta sesuai
target Milenium tentang terakses nya penduduk terhadap air minum yang aman.
Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 Tentang Sistem Penyediaan Air Minum sebagai
implementasi UU no 4 2004 menyebutkan adanya dua sistem pelayanan yaitu air minum
perpipaan dan air minum non perpipaan (pasal 5). Dan mensyaratkan air minum
terjangkau oleh masyarakat. Secara prinsip penanggung jawab penyelenggaraan SPAM
adalah Pemerintah baik Pusat maupun Daerah. Penyelenggaraan dilakukan oleh badan
usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta,
dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem
penyediaan air minum sesuai dengan pasal 9 Peraturan Pemerintah ini.
Dengan adanya aturan ini secara umum rencana wilayah pelayanan harus direncanakan
Pemerintah Darah sehingga faktor ketersediaan bagi semua penduduk dan jaminan air
yang sehat dan terjangkau dapat terpenuhi. Pemerintah berfungsi sebagai regulator dan
tanggung jawab sepenuhnya ada pada Pemerintah. Institusi penyelenggara penyediaan air
minum (PDAM) dan penyelanggara lain merupakan operator penyediaan air minum yang
diberikan ijin dan hak pengelolaan oleh Pemerintah.
Rencana Sistem Pelayanan mengacu pada kondisi riil adanya sistem pelayanan individu
dan komunal di masyarakat. Secara umum masyarakat telah melayani dirinya dengan
memanfatkan air tanah dan sumber air lainnya untuk kebutuhan sehari-hari. Pengambilan
ini dilindungi Undanng-Undang selama untuk kepentingan kehidupan sehari-hari agar hidup
sehat dan produktif (pasal 8 UU No 7/2004). Dasar ini adalah acuan Pemerintah Daerah
untuk tetap melindungi pemakai air non perpipaan.
Tetapi Sistem perpipaan yang lebih terjamin keamanannya merupakan tugas dari
pemerintah untuk mewujudkannya karena kemanan penggunaan jaringan non perpipaan
sangat sulit dilakukan secara sempurna karena sumbernya yang terdiri dari banyak individu
kekuarga. Secara bertahap Sistem Bukan Jaringan Perpipaan akan dikurangi pemakainya
dengan mengadakan jaringan perpipaan dan mempermudah akses untuk memperolehnya.

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 10


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

Dalam mengembangkan sistem pengelolaan air minum, disamping jumlah penduduk dan
kepadatannya per wilayah pengembangan, keberadaan sumber air baku potensial juga
memegang peranan penting. Pemanfatan sumber air baku yang lebih dekat dengan daerah
pengembangan pelayanan akan membentuk sistem yang efisien, demikian pula
pendekatan penentuan wilayah pengembangan pelayanan. Berbagai cara pendekatan
digunakan untuk memprediksi perkembangan suatu daerah guna mengantisipasi arah
pembangunan sarana prasarana wilayah agar pemanfaatan sumber daya yang tersedia
lebih efisien. Pembagian wilayah pelayanan air bersih sistem perpipaan Kabupaten Pakpak
Bharat dibagi berdasarkan kedekatan letak wilayah, lokasi, jarak, dan kapasitas sumber air
baku.
Rencana wilayah pelayanan sistem perpipaan Kabupaten Pakpak Bharat adalah sebagai
berikut :
Tabel 7.3. Rencana wilayah pelayanan sistem perpipaan

NO SISTEM Kecamatan Desa


1 Ibukota Kabupaten Salak Salak 1
Salak Salak 2
Salak Boangmanalu
Siempat Rube - Siempat Rube II
Siempat Rube - Siempat Rube I
Siempat Rube - Siempat Rube IV
Siempat Rube - Kuta Jungak
Siempat Rube - Traju
2 IKK Sibande STTU Jehe - Tanjung Meriah
STTU Jehe - Kaban Tengah
STTU Jehe - Maholida
3 IKK Sibagindar Pagindar - Sibagindar
Pagindar - Napatalun Perlambuken
Pagindar - Pagindar
4 IKK Kecupak PGGS - Kecupak I
PGGS - Kecupak II
PGGS - Aornakan II
5 Ulumerah STTU Julu - Ulumerah
STTU Julu - Pardomuan
STTU Julu - Silima Kuta
STTU Julu - Lae Langge Namuseng
STTU Julu - Cikaok
PGGS - Aornakan I
6 Tinada Tinada - Tinada
Tinada - Silima Kuta
Tinada - Prongil
Tinada - Buluh Telang
Kerajaan - Pardomuan (Kerajaan)
7 Sukaramai Kerajaan Sukaramai
Kerajaan Kuta Saga
Sumber : Hasil Analisa Konsultan 2014

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 11


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

7.3. RENCANA PENGEMBANGAN SPAM


7.3.1. Pengembangan Sistem Ibukota Kabupaten

Sistem Ibukota Kabupaten Salak direncanakan melayani wilayah perkotaan Salak dan
daerah-daerah lainnya di wilayah Kecamatan Salak dan Siempat Rube. Rencana daerah
pelayanan sistem Ibukota Kabupaten adalah Desa Salak I, Desa Salak II dan Desa
Boangmanalu untuk wilayah Kecamatan Salak. Sedangkan pelayanan Kecamatan Siempat
Rube meliputi Desa Boangmanalu, Desa Siempat Rube II, Desa Siempat Rube I, Desa
Siempat Rube IV, Desa Kuta Jungak dan Desa Traju. Jumlah penduduk administratif
daerah pelayanan adalah sebanyak 10.907 jiwa.

Sistem Ibukota Kabupaten merupakan sistem yang masih berfungsi. Rencana


pengembangan SPAM Ibukota Kabupaten ini dengan memperhatikan permasalahan
kondisi eksisting terutama kehilangan yang cukup tinggi, kontinuitas pelayanan yang belum
optimal, kualitas air distribusi, tekanan air yang rendah dan sebagainya.

Dengan demikian pengembangan SPAM Ibukota Kabupaten, akan dilakukan dengan


strategi:

1. Kegiatan optimalisasi dan rehabilitasi sistem adalah upaya peningkatan pelayanan


sistem penyediaan air minum Ibukota Kabupaten Salak dengan tujuan untuk
menurunkan tingkat kehilangan air, meningkatkan kontinuitas atau jam pelayanan,
meningkatkan kualitas air distribusi dan meningkatkan tekanan air di sambungan
pelanggan.
2. Kegiatan Pengembangan SPAM adalah upaya peningkatan pelayanan SPAM Ibukota
Kabupaten yang dilakukan dengan membangun sistem SPAM baru mulai dari unit air
baku, unit transmisi air baku, unit produksi, jaringan distribusi air dan unit pelayanan
baik untuk memenuhi pelayanan air non domestik khususnya kawasan pemerintahan di
Ibukota Kabupaten Salak dan kebutuhan domestik.

Berdasarkan tahapan kegiatannya, pengembangan SPAM Ibukota Kabupaten Salak dapat


dibagi dalam pentahapan yaitu:

 Tahap I (2015-2019)
Kegiatan tahap I Tahun 2015 – 2019 terdiri dari dari dua fase yaitu fase 1 yang
merupakan program mendesak dan fase 2 yang merupakan program jangka pendek.
Kegiatan program mendesak berupa optimalisasi dan rehabilitasi sistem eksisting yang
bertujuan untuk mengoptimalkan dan meningkatkan cakupan pelayanan sampai 65%
diakhir tahun 2019. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 12


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

a) Perencanaan optimalisasi sistem yang ada yaitu studi perbaikan sistem


jaringan perpipaan transmisi dan distribusi untuk menekan tingkat kebocoran
air (2015).
b) Perencanaan dan Studi Kelayakan dan SPAM kawasan perkantoran
Kabupaten Salak (2015).
c) Kegiatan pemasangan meter induk produksi, meter zona pelayanan (Distrik
Meter Area) dan penggantian meter air pelanggan. (2016).
d) Perencanaan Pengembangan dan Studi Kelayakan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) wilayah pelayanan Ibukota Kabupaten (2016).

Sedangkan kegiatan tahap I fase 2 Tahun 2017 – 2019 merupakan program jangka
pendek pengembangan sistem penyediaan air minum IKK Salak yang bertujuan
untuk melaksanakan rehabilitasi dan pengembangan pelayanan mulai dari air baku
dan unit pelayanan. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) Pembangunan SPAM Kawasan Perkantoran Kabupaten Pakapak Bharat


(2017).
b) Kegiatan penggantian/rehabilitasi SPAM eksisting berupa optimalisasi sistem
eksisting mulai dari unit air baku, transmisi air baku, reservoir dan pipa
distribusi (2017).
c) Studi Kelayakan Pembentukan Perusahaan Daerah Air Miinum Kabupaten
Pakpak Bharat (2018).
d) Pengembangan SPAM sistem Ibukota Kabupaten Salak kapasitas 40 liter/detik,
berupa pembangunan unit air baku, pipa transmisi air baku (2018).
e) Pengembangan sistem distribusi dengan membangun reservoir pelayanan dan
pipa distribusi (2019).
 Tahap II (2020-2024)

Kegiatan tahap II (2020-2024), difokuskan untuk meningkatkan sistem distribusi dan


jaringan pelayanan untuk mendukung peningkatan cakupan pelayanan sampai 90% dari
wilayah pelayanan teknis. Kegiatan yang dilakukan adalah:

a) Inventarisasi aset dan sistem jaringan perpipaan (2020);


b) Pembuatan Corperate Plan (2020)
c) Pengembangan distribusi pelayanan dengan membangun pipa retikulasi di
daerah pengembangan pelayanan SPAM (2020);
 Tahap III (2025-2034)

Kegiatan tahap III (2025-2034), difokuskan untuk mempertahankan kestabilan dan


kesinambungan sistem pelayanan untuk dapat meningkatkan pelayanan sesuai laju

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 13


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

pertumbuhan penduduk dan pekembangan kota sehingga cakupan pelayanan tetap


dijaga minimal 90% dari wilayah pelayanan teknis. Kegiatan yang dilakukan adalah:

a) Studi Kelayakan dan Perencanaan pengembangan SPAM sistem Ibukota


Kabupaten sebesar 50 liter/detik untuk memenuhi kebutuhan sampai tahun
2034;
b) Pengembangan SPAM sistem Ibukota Kabupaten Pakpak kapasitas 50
liter/detik, berupa pembangunan unit air baku, pipa transmisi air baku dan
distribusi.

7.3.2. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Ibukota Kecamatan Sibande

Sistem Ibukota Kecamatan Sibande direncanakan melayani wilayah kecamatan STTU


Jehe yaitu Desa Tanjung Meriah, Desa Kaban Tengah dan Desa Maholida Jumlah
penduduk administratif daerah pelayanan adalah sebanyak 4.260 jiwa. Saat ini sistem
yang berjalan adalah sistem pedesaan, adapun rencana pembangunan sistem merupakan
pembangunan sistem baru dengan sistem perpipaan.

Kegiatan Pembangunan yang dilakukan dengan membangun sistem SPAM baru mulai dari
unit air baku, unit transmisi air baku, unit produksi, jaringan distribusi air dan unit pelayanan
baik untuk memenuhi pelayanan air non domestik wilayah 3 (tiga) desa tersebut diatas,
adapun rencana untuk pembangunan SPAM IKK Sibande antara lain :

 Tahap I (2015-2019)
a. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Sibande (2015)
b. Pembangunan IPA 10 liter/detik dan pemasangan perpipaan trasnmisi dan
distribusi serta pemasangan sambungan rumah (2016);
c. Pemasangan sambungan Rumah 98 unit (2018);
 Tahap II (2019-2024)
a. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 176 unit (2021);
b. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 220 unit (2024);
c. Perencanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK
Sibande (2024);
 Tahap III (2025-2034)
a. Pembangunan IPA 10 liter/detik dan pemasangan perpipaan distribusi serta
pemasangan sambungan rumah (2025);
b. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 271 unit (2027);
c. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 331 unit (2030);
d. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 466 unit (2034);

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 14


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

7.3.3. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Ibukota Kecamatan Sibagindar

Sistem Ibukota Kecamatan Sibagindar direncanakan melayani wilayah kecamatan


Pagindar yaitu Desa Sibagindar, Desa Napatalun Perkambuken dan Desa Pagindar.
Jumlah penduduk administratif daerah pelayanan adalah sebanyak 1.278 jiwa. Sampai
saat ini di ibukota kecamatan belum ada sistem perpipaan, adapun rencana pembangunan
sistem merupakan pembangunan sistem baru dengan sistem perpipaan.

Kegiatan Pembangunan yang dilakukan dengan membangun sistem SPAM baru mulai dari
unit air baku, unit transmisi air baku, unit produksi, jaringan distribusi air dan unit pelayanan
baik untuk memenuhi pelayanan air non domestik wilayah 3 (tiga) desa tersebut diatas,
adapun rencana untuk pembangunan SPAM IKK Sibangindar antara lain :

 Tahap I (2015-2019)
a. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Sibangindar (2015)
b. Pembangunan IPA 2,5 liter/detik dan pemasangan perpipaan transmisi dan
distribusi serta pemasangan sambungan rumah (2016);
c. Pemasangan sambungan Rumah 51 unit (2021);
 Tahap II (2019-2024)
a. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 60 unit (2024);
b. Perencanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK
Sibagindar (2024);
 Tahap III (2025-2034)
a. Pembangunan IPA 2.5 liter/detik dan pemasangan perpipaan dan distribusi serta
pemasangan sambungan rumah (2025);
b. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 72 unit (2027);
c. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 87 unit (2030);
d. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 116 unit (2034);

7.3.4. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Ibukota Kecamatan Kecupak

Sistem Ibukota Kecamatan Kecupak direncanakan melayani wilayah kecamatan


Pargeteng-geteng Sengkut (PGGS) yaitu Desa Kecupak I, Desa Kecupak II dan Desa
Aornakan II. Jumlah penduduk administratif daerah pelayanan adalah sebanyak 3.402 jiwa.
Sampai saat ini di ibukota kecamatan belum ada sistem perpipaan, adapun rencana
pembangunan sistem merupakan pembangunan sistem baru dengan sistem perpipaan.
Kegiatan Pembangunan yang dilakukan dengan membangun sistem SPAM baru mulai dari
unit air baku, unit transmisi air baku, unit produksi, jaringan distribusi air dan unit pelayanan

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 15


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

baik untuk memenuhi pelayanan air non domestik wilayah 3 (tiga) desa tersebut diatas,
adapun rencana untuk pembangunan SPAM IKK Kecupak antara lain :
 Tahap I (2015-2019)
a. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Kecupak (2016)
b. Pembangunan IPA 10 liter/detik dan pemasangan perpipaan transmisi dan
distribusi serta pemasangan sambungan rumah (2017);
c. Pemasangan sambungan Rumah 130 unit (2020);
 Tahap II (2019-2024)
a. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 164 unit (2023);
b. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 132 unit (2025);
c. Perencanaan Pengembagan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK
Kecupak (2025);
 Tahap III (2025-2034)
a. Pembangunan IPA 5 liter/detik dan pemasangan perpipaan dan distribusi serta
pemasangan sambungan rumah (2026);
b. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 239 unit (2028);
c. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 382 unit (2031);
d. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 364 unit (2034);

7.3.5. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Ibukota Kecamatan Ulu Merah

Sistem Ibukota Kecamatan Ulu Merah direncanakan melayani dua wilayah kecamatan
yaitu Kecamatan STTU Julu dan PGGS. Untuk wilayah Kecamatan STTU Julu dengan
desa pelayanan yaitu Desa Ulu Merah, Desa Pardomuan, Desa Silima Kuta, Desa Lae
Langgeng Namuseng dan Desa Cikaok, sedang untuk wilayah Kecamatan PGGS dengan
desa pelayanan yaitu Desa Aornakan I. Jumlah penduduk administratif daerah pelayanan
adalah sebanyak 5.025 jiwa. Sampai saat ini di ibukota kecamatan belum ada sistem
perpipaan, adapun rencana pembangunan sistem merupakan pembangunan sistem baru
dengan sistem perpipaan.
Kegiatan Pembangunan yang dilakukan dengan membangun sistem SPAM baru mulai dari
unit air baku, unit transmisi air baku, unit produksi, jaringan distribusi air dan unit pelayanan
baik untuk memenuhi pelayanan air non domestik wilayah 6 (enam) desa tersebut diatas,
adapun rencana untuk pembangunan SPAM IKK Ulu Merah antara lain:
 Tahap I (2015-2019)
a. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Ulu Merah (2015)
b. Pembangunan IPA 5 liter/detik dan pemasangan perpipaan transmisi dan
distribusi serta pemasangan sambungan rumah (2016);

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 16


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

c. Pemasangan sambungan Rumah 170 unit (2019);


 Tahap II (2019-2024)
a. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 204 unit (2022);
b. Perencanaan Pengembagan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Ulu
Merah (2022);
 Tahap III (2025-2034)
a. Pembangunan IPA 10 liter/detik dan pemasangan perpipaan dan distribusi serta
pemasangan sambungan rumah (2023);
b. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 533 unit (2028);
c. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 341 unit (2031);
d. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 312 unit (2034);

7.3.6. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Ibukota Kecamatan Tinada

Sistem Ibukota Kecamatan Ulu Merah direncanakan melayani dua wilayah kecamatan
yaitu Kecamatan Tinada dan Kerajaan. Untuk wilayah Kecamatan Tinada dengan desa
pelayanan yaitu Desa Tinada, Desa Silima Kuta, Desa Prongil, Desa Buluh Telang, sedang
untuk wilayah Kecamatan Kerajaan dengan desa pelayanan yaitu Desa Pardomuan.
Jumlah penduduk administratif daerah pelayanan adalah sebanyak 3.860 jiwa. Sampai
saat ini di ibukota kecamatan belum ada sistem perpipaan, adapun rencana pembangunan
sistem merupakan pembangunan sistem baru dengan sistem perpipaan.
Kegiatan Pembangunan yang dilakukan dengan membangun sistem SPAM baru mulai dari
unit air baku, unit transmisi air baku, unit produksi, jaringan distribusi air dan unit pelayanan
baik untuk memenuhi pelayanan air non domestik wilayah 5 (lima) desa tersebut diatas,
adapun rencana untuk pembangunan SPAM IKK Tinada antara lain :
 Tahap I (2015-2019)
a. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Tinada (2015)
b. Pembangunan IPA 5 liter/detik dan pemasangan perpipaan transmisi dan
distribusi serta pemasangan sambungan rumah (2016);
c. Pemasangan sambungan Rumah 86 unit (2018);
 Tahap II (2019-2024)
a. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 226 unit (2022);
b. Perencanaan Pengembagan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Tinada
(2022);
 Tahap III (2025-2034)
a. Pembangunan IPA 10 liter/detik dan pemasangan perpipaan dan distribusi serta
pemasangan sambungan rumah (2023);
b. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 364 unit (2027);

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 17


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

c. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 210 unit (2030);


d. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 151 unit (2034);

7.3.7. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Ibukota Kecamatan Sukaramai

Sistem Ibukota Kecamatan Sukaramai direncanakan melayani dua wilayah kecamatan


yaitu Kecamatan Sukaramai, adapun wilayah pelayanannya adalah Desa Sukaraamai dan
Desa Kuta Saga. Jumlah penduduk administratif daerah pelayanan adalah sebanyak 2.846
jiwa. Sampai saat ini di ibukota kecamatan belum ada sistem perpipaan, adapun rencana
pembangunan sistem merupakan pembangunan sistem baru dengan sistem perpipaan.

Kegiatan Pembangunan yang dilakukan dengan membangun sistem SPAM baru mulai dari
unit air baku, unit transmisi air baku, unit produksi, jaringan distribusi air dan unit pelayanan
baik untuk memenuhi pelayanan air non domestik wilayah 2 (dua) desa tersebut diatas,
adapun rencana untuk pembangunan SPAM IKK Sukaramai antara lain:

 Tahap I (2015-2019)
a. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Sukaramai (2015)
b. Pembangunan IPA 5 liter/detik dan pemasangan perpipaan transmisi dan
distribusi serta pemasangan sambungan rumah (2016);
c. Pemasangan sambungan Rumah 86 unit (2018);
 Tahap II (2019-2024)
a. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 226 unit (2022);
b. Perencanaan Pengembagan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Tinada
(2022);
 Tahap III (2025-2034)
a. Pembangunan IPA 10 liter/detik dan pemasangan perpipaan dan distribusi serta
pemasangan sambungan rumah (2023);
b. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 364 unit (2027);
c. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 210 unit (2030);
d. Pemasangan Pipa Distribusi dan Sambungan Rumah 151 unit (2034);

7.4. KEBUTUHAN AIR

7.4.1. Klasifikasi Pelanggan

Sebagai dasar penentuan potensi pelanggan di Kabupaten Pakpak Bharat, maka


diperlukan data awal yang menunjukkan klasifikasi pelanggan PDAM Kabupaten Pakpak
Bharat. Klasifikasi pelanggan PDAM Kabupaten Pakpak Bharat adalah sebagai berikut:

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 18


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

Tabel 7.4. Klasifikasi pelanggan PDAM Kabupaten Pakpak Bharat

No Golongan Keterangan
1 RA Rumah Tangga A
2 RB Rumah Tangga B
3 IP Instansi Pemerintah
4 NK Sambungan Niaga
5 SU Sambungan Sosial

7.4.2. Kebututuhan Air Domestik

Kebutuhan air domestik merupakan kebutuhan air yang sangat ditentukan oleh pola
konsumsi penduduk. Kebutuhan air domestrik digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
dalam aktivitas atau kegiatan sehari-hari penduduk, misalnya mandi, mencuci, minum,
memasak, dan sebagainya. Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah
penduduk, tingkat pertumbuhan, kebutuhan air perkapita dan proyeksi waktu air akan
digunakan. Kebutuhan air domestik terdiri atas sambungan langsung dan hidran umum.

Kebutuhan air domestik dalam Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Pakpak Bharat
dapat dilihat pada berikut ini.

Tabel 7.5. Kebutuhan air domestik Kabupaten Pakpak Bharat

Keb Air Domestik (liter/detik)


No Sistem
2014 2019 2024 2029 2034
1 Ibukota Kab Salak 5,0 11,1 22,9 34,0 50,2
2 IKK Sibande - 0,9 2,9 6,7 11,5
3 IKK Sibagindar - 0,3 0,8 1,7 2,6
4 IKK Kecupak - 0,6 2,1 4,7 8,1
5 IKK Ulumerah - 1,1 3,1 6,4 9,6
6 IKK Tinada 0,5 1,6 3,5 6,3 7,4
7 IKK Sukaramai 0,4 1,3 3,0 5,9 7,5
Jumlah 5,9 16,9 38,4 65,7 96,9

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kebutuhan air domestik di Kabupaten Pakpak
Bharat selalu mengalami peningkatan hingga tahun 2034. Peningkatan kebutuhan air
domestik ini selain karena peningkatan jumlah sambungan juga karena peningkatan
konsumsi air sambungan rumah. Pada tahun 2014, jumlah konsumsi air sebesar 5,9
liter/detik, kemudian pada tahun 2019 menjadi 16,9 liter/detik, tahun 2024 sebesar 38,4
liter/detik, tahun 2029 sebesar 65,7 liter/detik, dan tahun tahun 2034 sebesar 96,9
liter/detik..
Pada akhir tahun perencanaan (2034) sistem yang memiliki kebutuhan terbesar adalah
sistem Ibukota Kabupaten Salak dengan kebutuhan air sebesar 50,2 liter/etik dikuti sistem
Sibande sebesar 11,5 liter/detik.

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 19


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

7.4.3. Kebutuhan Air Non Domestik


Kebutuhan air non-domestik merupakan kebutuhan air yang digunakan untuk keperluan
non rumah tangga dan sambungan kran umum. Kebutuhan air non domestik misalnya
seperti penyediaan air bersih untuk perkantoran, perdagangan serta fasilitas sosial seperti
tempat-tempat ibadah, sekolah, hotel, puskesmas, serta pelayanan jasa umum lainnya.
Besarnya kebutuhan air non domestik ini pada setiap wilayah tidak selalu sama,
tergantung besar kecilnya aktivitas yang berkembang di wilayah tersebut. Namun, secara
umum besaran kebutuhan air non domestik adalah 20% dari kebutuhan air total. Besarnya
kebutuhan air non domestik di Kabupaten Pakpak Bharat dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:

Tabel 7.6. kebutuhan air non domestik di Kabupaten Pakpak Bharat

Keb Air Non Domestik (liter/detik)


No Sistem
2014 2019 2024 2029 2034
1 Ibukota Kab Salak 1,0 2,2 4,6 6,8 10,0
2 IKK Sibande - 0,2 0,6 1,3 2,3
3 IKK Sibagindar - 0,1 0,2 0,3 0,5
4 IKK Kecupak - 0,1 0,4 0,9 1,6
5 IKK Ulumerah - 0,2 0,6 1,3 1,9
6 IKK Tinada 0,1 0,3 0,7 1,3 1,5
7 IKK Sukaramai 0,1 0,3 0,6 1,2 1,5
Jumlah 1,2 3,4 7,7 13,1 19,4

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kebutuhan air non domestik di Kabupaten Pakpak
Bharat selalu mengalami peningkatan hingga tahun 2034. Pada tahun 2014, jumlah
konsumsi air sebesar 1,2 liter/detik, kemudian pada tahun 2019 menjadi 3,4 liter/detik,
tahun 2024 sebesar 7,7 liter/detik, tahun 2029 sebesar 13,1 liter/detik, dan tahun tahun
2034 sebesar 19,4 liter/detik..
Pada akhir tahun perencanaan (2034) sistem yang memiliki kebutuhan terbesar adalah
sistem Ibukota Kabupaten Salak dengan kebutuhan air sebesar 10,0 liter/etik dikuti sistem
Sibande sebesar 2,3 liter/detik.

7.4.4. Kehilangan Air


Kehilangan dan kebocoran air adalah air yang bocor dari sistem yang bersangkutan,
kesalahan pencatatan meter air, sambungan-sambungan yang tidak sah dan lain-lain hal
yang tidak dihitung. Kehilangan air ini perlu diketahui dan diperhitungkan dalam
pengembangan SPAM sehingga dapat direncanakan upaya untuk menghindari kehilangan
air yang lebih besar. Besarnya kehilangan air yang diperhitungkan dalam pengembangan
SPAM sistem baru adalah 20% pada awal tahun pengembangan tahun 2014 hingga tahun

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 20


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

2034. Sedangkan kehilangan air untuk sistem eksisting diharapkan terjadi penurunan dari
35% sampai 20% pada akhir periode perencanaan.
Seiring dengan peningkatan kebutuhan air, besarnya nilai kehilangan air yang
kemungkinan terjadi pada pengembangan SPAM Kabupaten Pakpak Bharat semakin
besar pula. Nilai kehilangan air yang terjadi per lima tahun pada tahun 2014 hingga 2034
adalah .2,9 liter/detik pada tahun 2014; 6,8 liter/detik pada tahun 2019; 15,0 liter/detik pada
tahun 2024; 22,3 liter/detik pada tahun 22,3; dan 29,1 liter/detik pada tahun 2023. Secara
lengkap, besarnya kehilangan air yang terjadi di Kabupaten Pakpak Bharat dapat
digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 7.7. kehilangan air yang terjadi di Kabupaten Pakpak Bharat

Kehilangan Air (liter/detik)


No Sistem
2014 2019 2024 2029 2034
1 Ibukota Kab Salak 2,6 5,0 10,3 12,8 15,0
2 IKK Sibande - 0,3 0,9 2,0 3,4
3 IKK Sibagindar - 0,1 0,2 0,5 0,8
4 IKK Kecupak - 0,2 0,6 1,4 2,4
5 IKK Ulumerah - 0,3 0,9 1,9 2,9
6 IKK Tinada 0,2 0,5 1,0 1,9 2,2
7 IKK Sukaramai 0,1 0,4 0,9 1,8 2,3
Jumlah 2,9 6,8 15,0 22,3 29,1

7.4.5. Rekapitulasi Kebutuhan Air


Pada tahun 2014, total kebutuhan air rata-rata untuk sistem perpipaan Kabupaten Pakpak
Bharat sebesar 8,9 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam
puncak masing-masing sebesar 9,7 liter/detik dan 15,5 liter/detik. Pada tahun 2019 total
kebutuhan air rata-rata mengalami peningkatan yaitu sebesar 25,3 liter/detik. Sedangkan
kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar 27,8
liter/detik dan 44,3 liter/detik. Pada akhir perioda perencanaan (tahun 2034) kebutuhan air
rata-rata sebesar 145,3 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan
jam puncak masing-masing sebesar 159,8 liter/detik dan 254,3 liter/detik. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel 7.8. Rekapitulasi Kebutuhan Air Kabupaten Pakpak Bharat

Kebutuhan Air (liter/detik)


Sistem Satuan
2014 2019 2024 2029 2034
Rekapitulasi Qr 8,9 25,3 57,7 98,6 145,3
Qmak 9,7 27,8 63,4 108,4 159,8
Qpeak 15,5 44,3 100,9 172,5 254,3

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 21


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

Rekapitulasi Kebutuhan Air


300,0

250,0

200,0
Qr
L/dt

150,0
Qmak
100,0 Qpeak

50,0

-
2014 2019 2024 2029 2034

Gambar 7.1. Kebutuhan Air Sistem Perpipaan Kabupaten Pakpak Bharat

Sedangan kebutuhan air pada setiap sistem diuraikan sebagai barikut:

a. Sistem Ibukota Kabupaten Salak

Pada tahun 2014, kebutuhan air rata-rata untuk sistem perpipaan Ibukota Kabupaten Salak
sebesar 7,5 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak
masing-masing sebesar 8,2 liter/detik dan 13,1 liter/detik. Pada tahun 2019 kebutuhan air
rata-rata mengalami peningkatan yaitu sebesar 16,6 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari
maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar 18,3 liter/detik dan 29,1
liter/detik. Pada akhir perioda perencanaan (tahun 2034) kebutuhan air rata-rata sebesar
75,2 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-
masing sebesar 82,8 liter/detik dan 131,7 liter/detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut:

Tabel 7.9. Rekapitulasi Kebutuhan Air Ibukota Kabupaten Salak

Kebutuhan Air (liter/detik)


Sistem Satuan
2014 2019 2024 2029 2034
Ibukota Kab Salak Qr 7,5 16,6 34,4 51,0 75,2
Qmak 8,2 18,3 37,8 56,1 82,8
Qpeak 13,1 29,1 60,2 89,3 131,7

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 22


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

Gambar 7.2. Kebutuhan Air Sistem Ibukota Kabupaten Salak

b. Sistem IKK Sibande

Pada tahun 2019, kebutuhan air rata-rata untuk sistem perpipaan IKK Sibande sebesar 1,4
liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-
masing sebesar 1,6 liter/detik dan 2,5 liter/detik. Pada tahun 2024 kebutuhan air rata-rata
mengalami peningkatan yaitu sebesar 4,3 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum
dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar 4,8 liter/detik dan 7,6 liter/detik. Pada
akhir perioda perencanaan (tahun 2034) kebutuhan air rata-rata sebesar 17,2 liter/detik.
Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar
18,9 liter/detik dan 17,1 liter/detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel 7.10. Rekapitulasi Kebutuhan Air IKK Sibande

Kebutuhan Air (liter/detik)


Sistem Satuan
2014 2019 2024 2029 2034
IKK Sibande Qr - 1,4 4,3 10,0 17,2
Qmak - 1,6 4,8 11,0 18,9
Qpeak - 2,5 7,6 17,6 30,1

Gambar 7.3. Kebutuhan Air Sistem IKK Sibande

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 23


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

c. Sistem IKK Sibagindar

Pada tahun 2019, kebutuhan air rata-rata untuk sistem perpipaan IKK Sibagindar sebesar
0,4 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-
masing sebesar 0,5 liter/detik dan 0,7 liter/detik. Pada tahun 2024 kebutuhan air rata-rata
mengalami peningkatan yaitu sebesar 1,2 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum
dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar 1,3 liter/detik dan 2,1 liter/detik. Pada
akhir perioda perencanaan (tahun 2034) kebutuhan air rata-rata sebesar 3,8 liter/detik.
Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar
4,2 liter/detik dan 6,7 liter/detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel 7.11. Rekapitulasi Kebutuhan Air IKK Sibagindar

Kebutuhan Air (liter/detik)


Sistem Satuan
2014 2019 2024 2029 2034
IKK Sibagindar Qr - 0,4 1,2 2,5 3,8
Qmak - 0,5 1,3 2,8 4,2
Qpeak - 0,7 2,1 4,4 6,7

Gambar 7.4. Kebutuhan Air Sistem IKK Sibagindar

d. Sistem IKK Kecupak

Pada tahun 2019, kebutuhan air rata-rata untuk sistem perpipaan IKK kecupak sebesar
0,9 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak
masing-masing sebesar 1,0 liter/detik dan 1,5 liter/detik. Pada tahun 2024 kebutuhan
air rata-rata mengalami peningkatan yaitu sebesar 3,2 liter/detik. Sedangkan kebutuhan
hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar 3,5 liter/detik dan

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 24


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

5,6 liter/detik. Pada akhir perioda perencanaan (tahun 2034) kebutuhan air rata-rata
sebesar 12,2 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam
puncak masing-masing sebesar 13,4 liter/detik dan 21,4 liter/detik. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel 7.12. Rekapitulasi Kebutuhan Air IKK Kecupak

Kebutuhan Air (liter/detik)


Sistem Satuan
2014 2019 2024 2029 2034
IKK Kecupak Qr - 0,9 3,2 7,1 12,2
Qmak - 1,0 3,5 7,8 13,4
Qpeak - 1,5 5,6 12,4 21,4

Gambar 7.5. Kebutuhan Air Sistem IKK Kecupak

e. Sistem IKK Ulumerah

Pada tahun 2019, kebutuhan air rata-rata untuk sistem perpipaan IKK Ulumerah sebesar
1,6 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-
masing sebesar 1,7 liter/detik dan 2,8 liter/detik. Pada tahun 2024 kebutuhan air rata-rata
mengalami peningkatan yaitu sebesar 4,7 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum
dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar 5,2 liter/detik dan 8,2 liter/detik. Pada
akhir perioda perencanaan (tahun 2034) kebutuhan air rata-rata sebesar 14,4 liter/detik.
Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar
15,9 liter/detik dan 25,3 liter/detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 25


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

Tabel 7.13. Rekapitulasi Kebutuhan Air IKK Ulumerah

Kebutuhan Air (liter/detik)


Sistem Satuan
2014 2019 2024 2029 2034
IKK Ulumerah Qr - 1,6 4,7 9,5 14,4
Qmak - 1,7 5,2 10,5 15,9
Qpeak - 2,8 8,2 16,7 25,3

Gambar 7.6. Kebutuhan Air IKK Ulumerah

f. Sistem IKK Tinada

Pada tahun 2014, kebutuhan air rata-rata untuk sistem perpipaan IKK Tinada sebesar 0,8
liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-
masing sebesar 0,9 liter/detik dan 1,4 liter/detik. Pada tahun 2019 kebutuhan air rata-rata
mengalami peningkatan yaitu sebesar 2,4 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum
dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar 2,7 liter/detik dan 4,3 liter/detik. Pada
akhir perioda perencanaan (tahun 2034) kebutuhan air rata-rata sebesar 11,1 liter/detik.
Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar
12,2 liter/detik dan 19,4 liter/detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel 7.14. Rekapitulasi Kebutuhan Air IKK Tinada

Kebutuhan Air (liter/detik)


Sistem Satuan
2014 2019 2024 2029 2034
IKK Tinada Qr 0,8 2,4 5,2 9,4 11,1
Qmak 0,9 2,7 5,8 10,4 12,2
Qpeak 1,4 4,3 9,2 16,5 19,4

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 26


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

Gambar 7.7. Kebutuhan Air IKK Tinada

g. Sistem IKK Sukaramai

Pada tahun 2014, kebutuhan air rata-rata untuk sistem perpipaan IKK Sukaramai sebesar
0,58 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-
masing sebesar 0,64 liter/detik dan 1,02 liter/detik. Pada tahun 2019 kebutuhan air rata-rata
mengalami peningkatan yaitu sebesar 1,98 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari
maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-masing sebesar 2,17 liter/detik dan 3,46
liter/detik. Pada akhir perioda perencanaan (tahun 2034) kebutuhan air rata-rata sebesar
11,29 liter/detik. Sedangkan kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak masing-
masing sebesar 12,42 liter/detik dan 19,76 liter/detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut:

Tabel 7.15. Rekapitulasi Kebutuhan Air IKK Sukaramai

Kebutuhan Air (liter/detik)


Sistem Satuan
2014 2019 2024 2029 2034
IKK Sukaramai Qr 0,58 1,98 4,57 8,89 11,29
Qmak 0,64 2,17 5,02 9,78 12,42
Qpeak 1,02 3,46 7,99 15,56 19,76

Gambar 7.8. Kebutuhan Air IKK Sukaramai

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 27


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

7.5. Alternatif Rencana Pengembangan


Alternatif rencana Pengembangan SPAM untuk setiap sistem yang akan dikembangkan
dan alternatif terpilih yang direkomendasikan berdasarkan pembagian tahap
pengembangan yang direncanakan dengan memperhatikan proyeksi kebutuhan air,
ketersediaan air baku, dan kondisi geografis. Sistem pelayanan yang akan dikembangkan
adalah sistem Ibukota Kecamatan yang akan melayani wilayah administratik Kecamatan
Salak dan Kecamatan Siempat Rube. Sedangkan wilayah lainnya oleh sistem Ibukota
Kecamatan

7.5.1. Sistem Pelayanan Ibukota Kabupaten Salak


Sistem ibukota kabupaten Salak direncanakan dapat melayani wilayah perkotaan Salak,
desa-desa lain di Kecamatan Salak dan di Kecamatan Siempat Rube. Namun demikian
sistem ini diharapkan dapat melayani kantor pemerintahan Ibukota Kabupaten Salak yang
terletak di kawasan kantor Pemerintahan Kabupaten Salak. Berdasarkan kondisi geografi
dan topografinya pelayanan sistem Ibukota Kabupaten Salak dapat dibagi dalam 2 zona
yaitu zona 1 yang merupakan kawasan pemerintahan dan pelayanan zona 2 yang
merupakan kawasan perkotaan diluar kawasan pemerintahan Ibukota Kabupaten Salak.

7.5.1.1. Sistem Zona 1 (Kawasan Pemerintahan)


Zona Berdasarkan sumber air baku dan jaringan pelayanan, pelayanan air minum untuk
kawasan pemerintahan yang merupakan kebutuhan non domestik menggunakan sumber
air baku dan jaringan perpipaan yang terpisah. Hal ini disebabkan kondisi geografis
pelayanan kawasan pemerintahan yang terletah di satu kawasan dengan ketinggian antara
1000 mdpl sampai 2000 mdpl. Kebutuhan air untuk non domestik sampai tahun 2034
diperkirakan sebesar 10 liter/detik.
Alternatif sumber air baku yang dapat digunakan adalah ;
a. Lae Sintutung
Lae Sintutung berada pada elevasi 1.006 meter dari permukaan laut dan koordinat
2035’8,13”LU dan 98021’9,41”BT dengan jarak ke daerah pelayanan sekitar 2.440 meter.
Pada saat ini debit air Lae Sintutung sebesar 10 liter/detik. Penggunaan air saat ini
digunakan sebagai.sumber air minum oleh masyarakat sekitarnya yang dibangun
pemerintah kabupaten.
Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Salak (kebutuhan Pusat Perkantoran Pemkab Pakpak
Bharat) dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

b. Lae Kombih
Alternatif lain yang dapat dikembangkan untuk Sistem Penyediaan Air Minum IKK Salak
adalah Lae Kombi, sumber ini berada pada elevasi 1.287 mdpl dan koordinat

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 28


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

2035’54,21”LU dan 98023’23,24”BT dengan jarak ke daerah pelayanan sekitar 14 Km. Pada
saat ini debit air Lae Kombih memiliki debit cukup besar. Saat ini sumber Lae Kombih
belum digunakan.

Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Salak dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

LAE SINTUTUNG = 10 Lt/Dtk

N 2°33'47,59"
E 98°17'25,55"
± 987 mdpl

INTAKE
N 2°35'54,21"
E 98°23'23,24" ± 1.008 mdpl

IPA
RES

LOKASI DS. KECUPAK.II

± 929 mdpl

N 2°33'31,04"
E 98°18'4,03"

ALTERNATIF-1
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK SALAK ± 928 mdpl

(KOMPLEK PERKANTORAN)

Gambar 7.9. Gambar skematika Alternatif 1 SPAM IKK Salak

LAE KOMBIH

INTAKE
N 2°35'54,21"
± 1297 mdpl
E 98°23'23,24"

LOKASI WIL. KANTOR BUPATI

N 2°32'21,40" ± 1037mdpl ± 929 mdpl


E 98°19'21,81"

IPA
RES
N 2°33'31,04"
E 98°18'4,03"
Wilayah Pelayanan
1. Kecupak I

ALTERNATIF-2 2. Kecupak II
3. Aornakan I
4. Aornakan II
5. Ulumerah
6. Pardomuan

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK SALAK 7. Silima Kuta


8. Lae Langge Namuseng
9. Cikaok

(KOMPLEK PERKANTORAN) ± 928 mdpl

Gambar 7.10. Gambar skematika Alternatif 2 SPAM IKK Salak

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 29


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

7.5.1.2. Sistem Zona 2

Sistem zona 2, adalah pelayanan sistem Ibukota Kabupaten Salak yang meliputi kawasan
perkotaan Salak dan daerah sekitar termasuk beberapa desa di Kecamatan Siempat Rube.
Kebutuhan air sampai tahun 2034 diperkirakan mencapai 50 liter/detik.

a. Lae Angkat

Lae Angkat (mata air Kuta Jungak) berada pada elevasi 1.067 dan koordinat 2035’8,13”LU
dan 98021’9,41”BT dengan jarak ke daerah pelayanan sekitar 1.800 meter. Pada saat ini
total debit air Lae Angkat adalah 150 liter/detik. Penggunaan air saat ini digunakan sebagai
sumber air minum ibukota Kabupaten yaitu Kecamatan Salak

Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Salak dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

MA. LAE ANGKAT


DEBIT = 50 LT/DTK
WATER FLOW

BRONCAPTERING
N 2°35'813"
± 1.067 mdpl
E 98°21'941"

LOKASI UPTD JAB ± 877 mdpl


N 2°34'154" ± 836mdpl
E 98°19'876"

100 M3
N 2°33'16,13"
E 98°19'25,96"
RES EKSISTING
N 2°34'428"
± 961mdpl Wilayah Pelayanan
E 98°19'630"
1. Salak I ± 879 mdpl
2. Salak II
3. Boangmanalu
4. Kuta Jungak
200 M3 5. Traju
6. Siempat Rube I
7. Siempat Rube II
RES EKSISTING 8. Siempat Rube IV N 2°34'28,84"
E 98°20'50,69"

± 256mdpl

ALTERNATIF-1
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK SALAK
(KECAMATAN SALAK)

Gambar 7.11. Gambar skematika Alternatif 1 SPAM IKK Salak

b. Lae Kombih

Alternatif lain yang dapat dikembangkan untuk Sistem Penyediaan Air Minum IKK Salak
adalah Lae Kombi, sumber ini berada pada elevasi 1.287 mdpl dan koordinat
2035’54,21”LU dan 98023’23,24”BT dengan jarak ke daerah pelayanan sekitar 14 Km. Pada
saat ini debit air Lae Kombih memiliki debit cukup besar. Saat ini sumber Lae Kombih
belum digunakan.

Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Sibande dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 30


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

LAE KOMBIH

INTAKE
N 2°35'54,21"
± 1297 mdpl
E 98°23'23,24"

LOKASI WIL. KANTOR BUPATI

N 2°32'21,40" ± 1037mdpl ± 929 mdpl


E 98°19'21,81"

IPA
RES
N 2°33'31,04"
E 98°18'4,03"
Wilayah Pelayanan
1. Kecupak I

ALTERNATIF-2 2. Kecupak II
3. Aornakan I
4. Aornakan II
5. Ulumerah
6. Pardomuan

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK SALAK 7. Silima Kuta


8. Lae Langge Namuseng
9. Cikaok

(KECAMATAN SALAK) ± 928 mdpl

Gambar 7.12. Gambar skematika Alternatif 1 SPAM IKK Salak

7.5.2. Sistem IKK Sibande

Sumber air yang bisa dimanfaatkan sistem IKK Sibande adalah Lae Arkis berada pada
elevasi 620 mdpl dan koordinat 2o39’23,53” LU dan 98o15’45,78” BT dengan jarak ke
daerah pelayanan sekitar 5.270 meter dengan rincian jarak antara sumber dan lokasi
instalasi pengolahan air 1.570 meter dan jarak antara instalasi dan daerah pelayanan 4.700
meter. Pada saat ini debit air Lae Arkis 1.720 liter.detik. sampai saat ini sumber ini belum
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Sibande dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

LAE ARKIS

DEBIT = 1.720 LT/DTK

INTAKE
N 2°39'23.53" ± 620 mdpl
E 98°15'45,78"

LOKASI SURUNG MERSADA


± 514 mdpl
N 2°39'37.90" ± 594 mdpl
E 98°15'47,84"

IPA N 2°38'53.96"
E 98°14'24,77"
RES
Wilayah Pelayanan
1. Tanjung Meriah
2. Kaban Tengah
3. Maholida

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK SIBANDE


(KECAMATAN STTU JEHE)
± 256mdpl

Gambar 7.13. Skematika Sistem Penyediaan Air minum IKK Sibande

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 31


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

7.5.3. Sistem IKK Sibagindar

Alternatif sumber unruk IKK Sibagindar antara lain :

a. Lae Tembaga

Sumber air yang berpotensi dimanfaatkan sebagai sistem IKK Sibagindar adalah Lae
Tembaga berada pada elevasi 426 mdpl dan koordinat 2o30’32,33” LU dan 98o10’32.01” BT
dengan jarak ke daerah pelayanan sekitar 5.800 meter.. Pada saat ini debit air Lae
Tembaga cukup untuk melayani SPAM IKK Sibagindar. sampai saat ini sumber ini belum
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Sibagindar dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

MA. LAE TEMBAGA


N 2°30'32.33"
E 98°10'32,01"
WATER FLOW

BRONCAPTERING
± 426 mdpl

± 232mdpl

N 2°29'28.69"
E 98°8'48,00"

Wilayah Pelayanan
1. Sibagindar
2. Napatalun Perlambuken
3. Pagindar

ALTERNATIF-1
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK SIBAGINDAR ± 330mdpl

(KECAMATAN PAGINDA) ± 142 mdpl

Gambar 7.14. Skematika SPAM IKK Sibagindar Alternatif -1

b. Lae Pagindar

Sumber air ini berlokasi di wilayah Desa Pagindar berpotensi dimanfaatkan sebagai sistem
IKK Sibagindar. Sumber ini dimanfaatkan untuk kebutuhan air untuk sehari-hari oleh
masyarakat setempat selain itu juga dimanfaatkan untuk membangkit listrik mikro hidro.
Pada saat ini debit air Lae Tembaga cukup untuk melayani SPAM IKK Sibagindar.

Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Sibagindar dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 32


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

SISTEM POMPA
LAE PAGINDAR ± 232mdpl

N 2°39'37.90" ± 594 mdpl


E 98°15'47,84"

INTAKE
N 2°39'23.53" N 2°29'28.69"
± 620 mdpl
E 98°8'48,00"
E 98°15'45,78"
IPA
RES Wilayah Pelayanan
1. Sibagindar
2. Napatalun Perlambuken
3. Pagindar

ALTERNATIF-2
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK SIBAGINDAR
(KECAMATAN PAGINDA) ± 330mdpl
± 142 mdpl

Gambar 7.15. Skematika SPAM IKK Sibagindar Alternatif -2

7.5.4. Sistem IKK Kecupak

Sumber air yang berpotensi untuk melayani Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK
Kecupak merupakan Sumber air Lae Sintutung dan Lae Silentahan yang memiliki
ketinggian masing masing lebih kutang 1006 meter dari permukaan air laut dan 1008 meter
dari pemukaan air laut. Adapun kordinat 2o35’54,21”LU dan 98o23’23,24”BT dengan jarak
ke daerah pelayanan sekitar 2.440 meter dengan rincian jarak antara sumber dan lokasi
instalasi pengolahan air 960 meter dan jarak antara instalasi dan daerah pelayanan 1.480
meter. Pada saat ini kedua sumber sudah dimanfaatkan untuk kebutuhan air minum
dengan sistem pedesaan. Adapun kedua sumber memiliki total debit lebih kurang 20
liter/detik.

Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Kecupak dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

LAE SINTUTUNG = 10 Lt/Dtk


LAE SILENTAHAN = 10 Lt/Dtk

± 1.060 mdpl
LOKASI DS. KECUPAK.II
LAE SINTUTUNG = 10 Lt/Dtk
N 2°33'47,59"
E 98°17'25,55"
± 987 mdpl

INTAKE
N 2°35'54,21"
E 98°23'23,24" ± 1.008 mdpl

IPA
RES

± 929 mdpl

N 2°33'31,04"
E 98°18'4,03"
Wilayah Pelayanan
1. Kecupak I

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK KECUPAK


2. Kecupak II
3. Aornakan II

(KECAMATAN PGGS)
± 928 mdpl

Gambar 7.16. Skematika SPAM IKK Kecupak

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 33


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

7.5.5. Sistem IKK Ulumerah

Sistem yang melayani kecamatan-kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat semuanya


dengan sistem gravitasi, begitu juga dengan SPAM IKK Kecupak dengan daerah
pelayanan Kecamatan Pergetenggeteng Sengkut (PGGS). Sumber air yang berpotensi
untuk melayani Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Kecupak adalah Lae Ordi.
Sumber merupakan air permukaan yaitu berupa air sungai dengan debit sangat besar yaitu
48.570 liter/detik. Sumer air Lae Ordi memiliki ketinggian lebih kurang 1.114 meter dari
permukaan air laut dan kordinat 2o31’4,27”LU dan 98o24’42,02”BT dengan jarak ke daerah
pelayanan sekitar 7.410 meter dengan rincian jarak antara sumber dan lokasi instalasi
pengolahan air 6.560 meter dan jarak antara instalasi dan daerah pelayanan 850 meter
dengan pengaliran gravitasi. Pada saat ini sumber belum dimanfaatkan.
Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Kecupak dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

LAE ORDI = 48.570 Lt/Dtk LOKASI DS. ULU MERAH


N 2°30'19,92"
E 98°21'58,37"
± 1.093 mdpl

INTAKE
N 2°31'4,27"
E 98°24'42,02" ± 1.114 mdpl

IPA
RES
± 1.092 mdpl

N 2°31'16,38"
E 98°21'36,90"
Wilayah Pelayanan
1. Ulumerah
2. Pardomuan
3. Silima Kuta
4. Lae Langge Namuseng

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK ULU MERAH 5. Cikaok

(KECAMATAN STTU JULU) ± 928 mdpl

Gambar 7.17. Skematika SPAM IKK Ulumerah

7.5.6. Sistem IKK Tinada

SPAM IKK Tinada dengan daerah pelayanan Kecamatan Tinada. Sumber air yang
berpotensi untuk melayani Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) IKK Tinada adalah Lae
Mbilulu. Sumber merupakan air permukaan yaitu berupa air sungai dengan debit cukup
besar yaitu 4.220 liter/detik. Sumer air Lae Ordi memiliki ketinggian lebih kurang 1.068
meter dari permukaan air laut dan kordinat 2o35’54,27”LU dan 98o23’23,24”BT dengan
jarak total ke daerah pelayanan sekitar 7.460 meter dengan rincian jarak antara sumber
dan lokasi instalasi pengolahan air 760 meter dan jarak antara instalasi dan daerah
pelayanan 6.700 meter dengan pengaliran gravitasi. Saat ini sumber sudah dimanfaatkan

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 34


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

untuk air minum pedesaan. Dari hasil pengamatan saat survei kualitas air Lae Mbilulu tidak
baik dengan warna kecoklatan.

Gambar skematika dilengkapi dengan jarak dan lokasi sumber dan sketsa lokasi instalasi
pengolahan untuk sistem IKK Tinada dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

LAE MBILULU
DEBIT = 4.220 Lt/Dtk LOKASI DS. PRONGIL
N 2°36'30,53"
E 98°20'38,97" ± 994 mdpl

INTAKE
N 2°35'54,21"
E 98°23'23,24" ± 1.068 mdpl

IPA
RES

± 979 mdpl

N 2°37'17,43"
E 98°18'23,97"

Wilayah Pelayanan
1. Tinada
2. Silima Kuta

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK TINADA 3. Prongil


4. Buluh Telang
5. Pardomuan (Kec. Kerajaan)

(KECAMATAN TINADA)
± 760 mdpl

Gambar 7.18. Skematika SPAM IKK Tinada

7.5.7. Sistem IKK Sukaramai

IKK Sukaramai melayani ibukota Kecamatan Sukaramai dan daerah sekitarnya. Rencana
sumber air baku yang dapat dimanfaatkan adalah Lae Kacimbe dengan jarak sumber air ke
daerah pelayanan sekitar 5 km.

WATER FLOW

BRONCAPTERING

± 830 mdpl

N 238'47,37"
E 9818'9.10"

Wilayah Pelayanan
1. Sukaramai
2. Kuta Saga

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM IKK SUKARAMAI


(KECAMATAN KERAJAAN)

Gambar 7.19. Skematika SPAM IKK Sukaramai

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 35


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

7.6. Penurunan Tingkat Kebocoran

7.6.1. Penurunan Kebocoran Teknis

Permasalahan kebocoran teknis yang dialami dalam pengembangan SPAM di Kabupaten


Pakpak Bharat adalah kerusakan meter air milik pelanggan, pencurian air, dan kerusakan
jaringan perpipaan, baik karena kerusakan akibat gangguan alam dan manusia, pipa habis
masa pakai, pecah, korosif, dan sebagainya serta pemasangan pipa yang kuran sempurna.
Besarnya kebocoran air yang diprediksikan terjadi pada tahun-tahun mendatang adalah
20%. Permasalahan kebocoran air tersebut tentunya harus ditindaklanjuti agar tidak
memberikan kerugian bagi pelanggan air bersih. Beberapa upaya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi kebocoran teknis antara lain:
1. Melakukan perbaikan dan penggantian meter air secara bertahap pada wilayah
tertentu sesuai dengan skala prioritas.
2. Memperbaiki dan mengatur kembali sistem distribusi air.
3. Melakukan penggantian meter induk dan pemasangan meter induk baru pada unit-unit
produksi yang belum ada meter induk.
4. Melakukan pengecekan, perbaikan, pemeliharaan rutin ataupun pengadaan jaringan
perpipaan dan perpompaan.
5. Melakukan perbaikan pada penyebab kebocoran air dengan tepat.

7.6.2. Penurunan Kebocoran Non Teknis

Kebocoran air non teknis dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah
ketidaktelitian dalam pembacaan meteran air pelanggan yang tidak sesuai dengan ukuran
dan teknis distribusi air, kesalahan dalam pencatatan angka meteran air, adanya
sambungan liar yang tidak diketahui oleh petugas UPTD, dan penggunaan air untuk
pemakaian yang tidak tercatat seperti pemadam kebakaran. Beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mengurangi dampak kebocoran teknis antara lain:
1. Menyempurnakan data jaringan pipa transmisi dan distribusi.
2. Melakukan pengumpulan datan dan informasi yang akurat mengenai pelanggan
(inventarisasi pelanggan).
3. Meningkatkan keterampilan, ketelitian, dan kecermatan petugas UPTD, khususnya
petugas pencatat meteran air.
4. Memberikan penyuluhan pada masyarakat yang belum menjadi pelanggan UPTD dan
menjelaskan kerugian pemasangan sambungan air liar.

7.7. Keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana Sanitasi

Sumber air baku yang diusulkan pada umumnya memiliki lokasi yang jauh dari permukiman
dan memiliki elevasi yang lebih tinggi dari daerah pelayanan. Sampai saat ini daerah

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 36


Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pakpak Bharat

tangkapan air dari sumber air baku yang diusulkan jauh dan tidak digunakan sebagai
tempat pembuangan sampah dan limbah cair domestik masyarakat. Namun demikian pada
masa mendatang perlu dijaga agar kawasan sekitar dan daerah tangkapan sumber air
baku tidak digunakan sebagai tempat pembuangan sarana sanitasi baik sampah padat
maupun limbah cair permukiman.

7.7.1. Potensi Pencemaran Air Baku

Apabila dilihat dari kondisi geografisnya, potensi pencemaran air baku dari kegiatan
masyarakat berupa limbah domestik sangat rendah. Potensi pencemaran dapat terjadi
apabila ada perubahan tata guna lahan di daerah tangkapan air untuk kegiatan perkebunan
dan pertanian.

7.7.2. Rekomendasi Pengamanan Sumber Air Baku.

Pada umumnya kualitas air baku memiliki kualitas yang cukup baik. Namun demikian
memerlukan langkah pengamanan dari aspek kualitas dan kuantitas. Pengamanan dari
aspek kualitas dengan menjaga penurunan kualitas air baku dari aktifitas manusia. Upaya
yang dilakukan dengan penerbitan Perda Perlindungan Kualitas Air Baku yang akan
digunakan sebagai sumber air baku. Upaya lainnya dengan melakukan sosialisasi kepada
masyarakat untuk ikut serta menjaga daerah tangkapan air dari pencemaran dan kegiatan
perubahan tata guna lahan.

BAB 7 Rencana Pengembangan SPAM 7 - 37

Anda mungkin juga menyukai