Anda di halaman 1dari 48

BAB V

PROYEKSI KEBUTUHAN AIR

5.1 Arah Perkembangan Kota


5.1.1 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Halmahera Utara
A. Kebijakan Penataan Ruang
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten adalah arahan pengembangan
wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten guna mencapai tujuan
penataan ruang wilayah Kabupaten Halmahera Utara dalam kurun waktu 20 (dua
puluh) tahun. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah
tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah
kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi sebagai :

1. Sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah


kabupaten;
2. Sebagai dasar untuk merumuskan struktur dan pola ruang wilayah kabupaten;
3. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW
kabupaten;dan
4. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten.
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :
1. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten;
2. Karakteristik wilayah kabupaten;
3. Kapasitas sumber daya untuk mewujudkan tujuan penataan ruang; dan
4. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:
1. Mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah nasional dan kebijakan
penataan ruang wilayah provinsi;
2. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu
perencanaan;
3. Mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupun yang
diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan

Bab V| 1
4. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Dengan rangka pencapaian tujuan penataan ruang wilayah kabupaten, maka
rumusan kebijakan penataan ruang Kabupaten Halmahera Utara adalah sebagai
berikut:

1. Peningkatan peran dan fungsi perkotaan dan perkampungan sebagai pusat


permukiman, pelayanan sosial, dan pelayanan pemerintah secara berimbang
dan berhirarki
2. Peningkatan sistem sarana dan prasarana wilayah ke seluruh wilayah
kabupaten berbasis eko-konstruksi
3. Pengembangan pertanian, kehutanan dan pariwisata sebagai sektor unggulan
kabupaten dengan mengedepankan prinsip kelestarian lingkungan
4. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup
5. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan
6. Pengembangan kawasan tertinggal dan kawasan cepat tumbuh secara
terintegrasi dan harmonis untuk menciptakan pemerataan perkembangan
antarkawasan
7. Pengembangan sistem mitigasi bencana terpadu untuk melindungi manusia
dan kegiatannya dari bencana alam
8. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.

B. Strategi Penataan Ruang


Dengan pertimbangan bahwa strategi adalah turunan dari kebijakan yang
dijabarkan secara lebih operasional yang dapat dituangkan dalam bentuk
ruang, maka strategi penataan ruang adalah sebagai berikut :

1. Strategi peningkatan peran dan fungsi perkotaan dan Perdesaan sebagai


pusat permukiman, pelayanan sosial, dan pelayanan pemerintah secara
berimbang dan berhirarki terdiri atas:

Bab V| 2
a. Meningkatkan dan memantapkan peran pusat-pusat kegiatan yang sudah
ada dan mengembangkan pusat-pusat kegiatan baru yang melayani daerah
sekitarnya;

b. Mengakomodasi dan memantapkan sistem permukiman perkotaan dan


perdesaan sebagai representasi keberadaan masyarakat;

c. Mengembangkan keterkaitan antar kecamatan dan antar pusat permukiman


secara fungsional, melalui pengembangan fungsi kecamatan dan pusat-
pusat permukiman; dan

d. Mengembangkan pusat-pusat permukiman dan Perdesaan yang terisolasi


melalui peningkatan aksesibilitas dan penyediaan fasilitas kebutuhan dasar
sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat lokal.

2. Strategi Peningkatan sistem sarana dan prasarana wilayah ke seluruh wilayah


kabupaten berbasis eko-konstruksi terdiri atas:

a. Meningkatkan sarana permukiman perkotaan dan perdesaan ;

b. Meningkatkan sarana pelayanan publik khususnya pendidikan dan


kesehatan;

c. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan


pelayanan transportasi darat (termasuk transportasi sungai) dan udara
dengan skala prioritas terkait dengan daya dukung lingkungan;

d. Meningkatkan kualitas pelayanan jaringan energi sesuai dengan daya


dukung lingkungan;

e. Meningkatkan kualitas jaringan telekomunikasi dengan skala prioritas


pengembangan jaringan nirkabel dan satelit untuk membuka keterisolasian
wilayah;

f. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya air dengan memperhatikan


kuantitas dan kualitas sumber-sumber air baku yang ada; dan

g. Meningkatkan jaringan pengelolaan lingkungan yang sesuai dengan daya


dukung wilayah

Bab V| 3
3. Strategi Pengembangan pertanian, kehutanan dan pariwisata sebagai sektor
unggulan kabupaten dengan mengedepankan prinsip kelestarian lingkungan
terdiri atas:
a. Mewujudkan kawasan agroforestri untuk meningkatkan kualitas hasil
perikanan, perkebunan dan pertanian;
b. Mengembangkan lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan;
c. Meningkatkan produktivitas dan pengolahan hasil perikanan, pertanian dan
perkebunan secara lestari;
d. Meningkatkan sarana produksi perikanan, pertanian dan pekerbunan, serta
pembinaan nelayan dan petani;
e. Meningkatkan usaha pengembangan peternakan secara terintegrasi dengan
sektor perikanan dan pertanian;
f. Meningkatkan kepariwisataan kabupaten dengan mengedepankan
ekowisata disertai dengan peningkatan prasarana dan sarana pendukung,
pengelolaan objek wisata yang lebih profesional serta pemasaran yang lebih
agresif dan efektif; dan
g. Melestarikan sekaligus mempromosikan wisata budaya lokal
4. Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup
serta pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup terdiri atas:
a. Menetapkan dan memantapkan fungsi kawasan lindung;
b. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah
menurun dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan
ekosistem wilayah;
c. Membatasi kegiatan di sekitar kawasan lindung yang dapat memberikan
dampak terhadap penurunan fungsi lindung kawasan; dan
d. Memelihara nilai pemanfaatan dari kawasan lindung yang ada.
5. Strategi pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui
daya dukung dan daya tampung lingkungan terdiri atas:

a. Mengelola sumber daya alam tak terbarukan secara bijaksana dan


meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam yang terbarukan

Bab V| 4
b. Memantapkan kegiatan permukiman yang terintegrasi di pusat-pusat
kegiatan wilayah;
c. Mewujudkan kawasan budidaya yang sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung serta mampu menjaga keseimbangan ekosistem wilayahnya; dan
d. Mengendalikan kegiatan sektor pertambangan.
6. Strategi pengembangan kawasan tertinggal dan kawasan cepat tumbuh secara
terintegrasi dan harmonis untuk menciptakan pemerataan perkembangan
antar kawasan terdiri atas:
a. Membuka akses dan meningkatkan aksesibilitas antara kawasan tertinggal
dan pusat pertumbuhan wilayah;
b. Menetapkan kawasan strategis kabupaten bagi kawasan tertinggal dan
kawasan cepat tumbuh serta mengembangkannya secara harmonis; dan
c. Mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.
7. Strategi pengembangan sistem mitigasi bencana terpadu untuk melindungi
manusia dan kegiatannya dari bencana alam terdiri atas:
a. Mengidentifikasi kawasan Risiko bencana berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan berdasarkan norma, peraturan, standar, dan ketentuan;
b. Menetapkan rencana pengelolaan kawasan Risiko bencana alam sebagai
sebuah acuan yang harus digunakan dalam pemanfaatan ruang pada
kawasan Risiko bencana; dan
c. Memberikan sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan pendidikan kepada
semua stakeholder menyangkut kebencanaan dari mulai tindakan
pencegahan, tindakan pada saat bencana terjadi, dan tindakan setelah
bencana terjadi.
8. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara
terdiri atas:
a. Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan
negara;
b. Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan
peruntukannya; dan

Bab V| 5
c. Menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan kemananan negara.

5.1.2 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halmahera Utara


Rencana Pengembangan Sistem Pusat-Pusat Pelayanan (Pusat Kegiatan)
di wilayah Kabupaten Halmahera Utara diarahkan untuk meningkatkan
pembangunan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Arahan
pengembangan pusat kegiatan dilakukan melalui pengembangan pusat-pusat
permukiman baik pusat permukiman perkotaan maupun perdesaan untuk
melayani kegiatan ekonomi, pelayanan pemerintahan dan pelayanan jasa, bagi
kawasan permukiman maupun daerah sekitarnya. Pusat-pusat kegiatan ditujukan
untuk melayani perkembangan berbagai usaha atau kegiatan dan permukiman
masyarakat dalam wilayahnya dan wilayah sekitarnya.
Tabel 5. 1 Sistem Perkotaan Kabupaten Halmahera Utara.

HIRA SISTEM IBUKOTA


R PERKOTAAN KECAMATAN KECAMATAN FUNGSI
KI PERKOTAAN
KOTA
1 PKW TOBELO Gamsungi Perdagangan dan Jasa
PKL GALELA Soasio Perikanan, pertanian, dan
pariwisata
Perdagangan dan Jasa, pertanian
PKL KAO Kao
dan kehutanan
PKL MALIFUT Ngofakiaha Pertanian, kehutanan, dan
pertambangan

2 PPK/ PKLp TOBELO Kupa Kupa Pariwisata, Industri dan Hutan


SELATAN lindung
PPK/ PKLp GALELA UTARA Salimuli Perikanan, pertanian, dan
Pertambangan
Pariwisata, perikanan, Pertanian
PPK/ PKLp LOLODA UTARA Dorume
dan pertambangan
PPK/ PKLp KAO TELUK Dum Dum Pertanian dan kehutanan
Industri bahan baku hutan,
PPK/ PKLp KAO BARAT Tolabit
pertanian dan kehutanan
Perikanan, pertanian, pariwisata,
PPK/ PKLp GALELA BARAT Dokulamo
dan Pertambangan
PPK KAO UTARA Daru Industri pertanian, kehutanan
PPK TOBELO UTARA Gorua Hutan Produksi, Hutan Lindung,
3 Pertanian
PPK GALELA SELATAN Soakonora Perikanan, pertanian, pariwisata
PPK TOBELO TENGAH Pitu Kehutanan, pertanian dan
pariwisata
LOLODA
PPK Dama Pariwisata, perikanan, dan
KEPULAU
pertambangan
4 AN
PPK TOBELO BARAT Kusuri Pertanian dan kehutanan
PPK TOBELO TIMUR Mawea Pertanian dan Perikanan
Sumber: Revisi tahun 2018, tentang RTRW Kab. Halamahera Utara Tahun 2012-2032

Bab V| 6
Gambar 5. 1 Peta Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Halmahera Utara

Sumber: Revisi tahun 2018, tentang RTRW Kab. Halamahera Utara Tahun 2012-2032.

Bab V| 7
5.1.3 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Halmahera Utara
Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi
peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi:
1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan
kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten;
2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima
tahunan untuk dua puluh tahun; dan
4. Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah
kabupaten.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan:
1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
2. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten;
3. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan
lingkungan; dan
4. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:


1) Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana
rincinya;
2) Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWP beserta rencana
rincinya;
3) Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang
berada di wilayah kabupaten bersangkutan;
4) Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;

5) Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas
kawasan lindung dan kawasan budi daya sebagai berikut:

Bab V| 8
a) Kawasan lindung yang terdiri atas:
(1) kawasan hutan lindung;
(2) kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya, meliputi: kawasan resapan air;
(3) kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai,sempadan
sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasansekitar mata air,
serta kawasan lindung spiritual dan kearifan lokallainnya;
(4) kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya
meliputi:kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan
perairanlainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar
alamdan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau,
tamannasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman
wisataalam dan taman wisata alam laut, kawasan cagar budaya dan
ilmupengetahuan;
(5) kawasan Risiko bencana alam, meliputi: kawasan Risiko tanahlongsor,
kawasan Risiko gelombang pasang dan kawasan Risiko banjir;
(6) kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam
geologi,kawasan Risiko bencana alam geologi, dan kawasan
yangmemberikan perlindungan terhadap air tanah; dan
(7) kawasan lindung lainnya, meliputi: cagar biosfer, ramsar, tamanburu,
kawasan perlindungan plasma-nutfah, kawasan pengungsiansatwa,
terumbu karang, dan kawasan koridor bagi jenis satwa ataubiota laut
yang dilindungi.
b) Kawasan budidaya yang terdiri atas:
(1) kawasan peruntukan hutan produksi, yang dirinci meliputi
kawasanperuntukan: hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap,
dan hutan produksi yang dapat dikonversi;
(2) kawasan hutan rakyat;

Bab V| 9
(3) kawasan peruntukan pertanian, yang dirinci meliputi kawasan
peruntukan: pertanian lahan basah, pertanian lahan kering,
hortikultura, kawasan peruntukan perkebunan, dan peternakan;
(4) kawasan peruntukan perikanan, yang dirinci meliputi
kawasanperuntukan: perikanan tangkap, budi daya perikanan,
danpengolahan ikan;
(5) kawasan peruntukan pertambangan, yang dirinci meliputi
kawasanperuntukan: mineral dan batubara, minyak dan gas bumi,
panasbumi, serta air tanah di kawasan pertambangan;
(6) kawasan peruntukan industri, yang dirinci meliputi : kawasan
peruntukan industri besar, industri sedang, dan industri rumahtangga;
(7) kawasan peruntukan pariwisata, yang dirinci meliputi
kawasanperuntukan: pariwisata budaya, pariwisata alam, dan
pariwisatabuatan;
(8) kawasan peruntukan permukiman, yang dirinci meliputi
kawasanperuntukan: permukiman perkotaan dan peruntukan
permukimanperdesaan. sebagai kawasan budi daya maka
permukimandiarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-
masingpermukiman, terutama dikaitkan dengan karakter lokasi,
misalnya dipegunungan, dataran tinggi, permukiman pantai, dan
sebagainya;dan
(9) kawasan peruntukan lainnya.
Rencana pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Halmahera Utara
meliputi dua bagian utama, yaitu rencana pola ruang kawasan lindung dan
rencana pola ruang kawasan budidaya. Kriteria dan analisis Kawasan Lindung dan
Budidaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Hutan Lindung berdasarkan Keppres Nomor 32 Tahun 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung: Kawasan hutan dengan faktor-faktor
kelerengan lapangan, jenis tanah, dan curah hujan dengan nilai skor lebih dari
125; dan/atau; Kawasan hutan yang mempunyai kelerengan lapangan 40%

Bab V | 10
atau lebih, dan pada daerah yang keadaan tanahnya peka terhadap erosi dg
kelerengan lapangan lebih dari 25%; dan/atau, Kawasan hutan yg mempunyai
ketinggian 2.000 meter atau lebih diatas permukaan laut.
2. Mengacu pada SK Kemenhut No.302 tahun 2013 tentang status kawasan
hutan
3. Kawasan Resapan Air (Catchment Area); Kawasan dengan curah hujan rata-
rata lebih dari 1000 mm/tahun; Lapisan tanahnya berupa pasir halus
berukuran minimal 1/16 mm; Mempunyai kemampuan meluluskan air dengan
kecepatan lebih dari 1 m/hari; Kedalaman muka air tanah lebih dari 10 m
terhadap permukaan tahan setempat; Kelerengan kurang dari 15%;
Kedudukan muka air tanah dangkal lebih tinggi dari kedudukan muka air tanah
dalam.
4. Analisis Kawasan Lindung Geologi, yang terdiri dari a) Kawasan Cagar Alam
Geologi dan Kawasan Kars, b) Kawasan Risiko bencana alam geologi, yang
terdiri dari Kawasan Risiko letusan gunung api (Kawasan dengan jarak atau
radius tertentu dari pusat letusan yang terpengaruh langsung dan tidak
langsung, dengan tingkat keRisiko an yang berbeda; Kawasan di sekitar
kawah atau kaldera; dan/atau Kawasan berupa lembah yang dapat menjadi
daerah terlanda awan panas, aliran lahar, lava, lontaran atau guguran bau
pijar dan/atau aliran gas beracun), dan Kawasan Risiko gempa bumi tektonik
(Kawasan yang berpotensi dan/atau pernah mengalami gempa bumi dengan
skala VII sampai dengan XII Modified Mercally Intensity (MMI); Kawasan yang
mempunyai sejarah kegempaan yang merusak; Kawasan yang dilalui oleh
patahan aktif daerah yang mempunyai catatan kegempaan dengan kekuatan
(magnitudo) lebih besar dari 5 pada skala richter; Kawasan dengan batuan
dasar berupa endapan lepas seperti endapan sungai, endapan pantai dan
batuan lapuk; Kawasan lembah bertebing curam yang disusun batuan mudah
longsor).

Bab V | 11
5. Kawasan perlindungan setempat meliputi : a) Sempadan pantai (Daratan
sepanjang tepian pantai yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan
kondisi fisik pantai, sekurang-kurangnya 100 m dari titik pasang tertinggi ke
arah darat). b) Sempadan sungai (Sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar
sepanjang kaki tanggul di luar kawasan perkotaan dan 3 m di sebelah luar
sepanjang kaki tanggul di dalam kawasan perkotaan, Sekurang-kurangnya
100 m di kanan kiri sungai besar dan 50 meter di kanan-kiri sungai kecil yang
tidak bertanggul diluar kawasan perkotaan, Sekurang-kurangnya 10 m dari
tepi sungai untuk yang mempunyai kedalaman tidak lebih besar dari 3 m,
Sekurang-kurangnya 15 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai
kedalaman lebih dari 3 m - 20 m, Sekurang-kurangnya 20 m dari tepi sungai
untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih dr 20 m, Sekurang-kurangnya
100 m dari tepi sungai untuk sungai yang terpengaruh oleh pasang surut air
laut, dan berfungsi sebagai jalur hijau. c) Kawasan sekitar waduk dan
danau/situ (Daratan sepanjang tepian waduk dan situ yang lebarnya
proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik waduk dan situ sekurang-
kurangnya 50 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat) d) Kawasan sekitar
mata air (Kawasan dengan radius sekurang-kurangnya 200 m di sekitar mata
air). e) RTH Kota (Lahan dengan luas paling sedikit 2.500 meter persegi;
Berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu
hamparan dan jalur; dan didominasi komunitas tumbuhan).
6. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya meliputi : a)
Kawasan cagar alam (Kawasan darat dan atau perairan yang ditunjuk
mempunyai luas tertentu yang menunjang pengelolaan yang efektif dengan
daerah penyangga cukup luas serta mempunyai kekhasan jenis tumbuhan,
satwa atau ekosistemnya; Kondisi alam baik biota maupun fisiknya masih asli
dan tidak atau belum diganggu manusia), b) Kawasan suaka margasatwa
(Kawasan yang ditunjuk merupakan tempat hidup & perkembangan dari suatu
jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi, Memiliki keanekaragaman
dan/atau keunikan satwa, Memiliki luas yang cukup sebagai habitat jenis

Bab V | 12
satwa yang bersangkutan). c) Kawasan pantai Mangrove (Minimal 130 kali
nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur
dari garis air surut terendah ke arah darat). d) Taman wisata alam (Kawasan
darat dan/atau perairan yang ditunjuk mempunyai luas yang cukup dan
lapangannya tidak membahayakan serta memiliki keadaan yang menarik dan
indah, baik secara alamiah maupun buatan; Memenuhi kebutuhan rekreasi
dan/atau olah raga serta mudah dijangkau). e) Kawasan cagar budaya dan
ilmu pengetahuan (Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang
berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian bagiannya atau sisa-sisanya,
yang berumur sekurangkurangnya 50 tahun atau mewakili masa gaya yang
khas dan sekurangkurangnya 50 tahun serta dianggap mempunyai nilai
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan; Lokasi yang
mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya).
7. Kawasan usulan hutan lindung; Kawasan yang tidak berfungsi lindung, namun
berdasarkan kriteria teknis digolongkan ke dalam kawasan lindung.
8. Kawasan Budidaya berdasarkan Keppres Nomor 32 Tahun 1990 tentang
Kawasan Budidaya yang meliputi kawasan budidaya di dalam hutan (kawasan
hutan yang memiliki skor  124 (kelas lereng, jenis tanah, intensitas hujan) di
luar hutan suaka alam dan di luar hutan pelestarian alam) dan kawasan
budidaya di luar hutan (kawasan pertanian, perkebunan, pertambangan,
peruntukan industri, kawasan parawisata dan pemukiman, yang secara
kuantitatif skor  124 dan secara ruang meningkatkan produktivitas dan gerak
pembangunan secara berkelanjutan).
Berdasarkan analisis tersebut di atas kawasan-kawasan lindung dan
kawasan-kawasan yang termasuk kawasan budidaya dapat dikemukakan beserta
luasannya. Kawasan lindung dalam lingkup wilayah kabupaten mencapai total luas
90.174 Ha (25,49 %) dan selebihnya termasuk dalam kawasan budidaya, yaitu
263.543 Ha (74,51%). Uraian selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Bab V | 13
Tabel 5. 2 Luas Kawasan Lindung Menurut Setiap Kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara.

Kawasan Lindung
Kawasan
Kecamatan Hutan Sempadan Sempadan Sempadan Tubuh
Ekosistem
Lindung Danau Pantai Sungai Air
Mangrove
Danau - - 0 - - 360
Galela 2,365 138 4 139 21 70
Galela Barat 2,299 - 66 - 11 135
Galela Selatan 6,931 - 34 - - 10
Galela Utara 4,557 27 - 442 18 73
Kao - 347 - 200 28 44
Kao Barat 16,096 - - - 8 49
Kao Teluk 5,893 139 - 380 39 60
Kao Utara 55 - - 309 42 37
Loloda Kepulauan 733 32 - 80 - -
Loloda Utara 3,183 - - 579 64 101
Malifut 7,430 357 - 140 90 211
Tobelo 9,095 1 - 78 - -
Tobelo Barat 6,378 - - - 21 86
Tobelo Selatan 870 - 10 127 32 524
Tobelo Tengah 6,759 - - 68 - 56
Tobelo Timur 333 5 - 234 49 36
Tobelo Utara 10,519 - - 178 10 18
Jumlah 83,495 1,085 114 3,173 435 1,870
% 23.6 0.3 0.0 0.9 0.1 0.5
Sumber: Revisi tahun 2018, tentang RTRW Kab. Halamahera Utara Tahun 2012-2032

Tabel 5. 3 Luas Kawasan Budidaya Menurut Setiap Kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara.

Sumber: Revisi tahun 2018, tentang RTRW Kab. Halamahera Utara Tahun 2012-2032

Bab V | 14
5.1.4 Indikasi Program Rtrw Kabupaten Halmahera Utara
Arahan pemanfaatan ruang Kabupaten Halmahera Utara terangkum
dalam Indikasi Program Utama. Indikasi program-program pembangunan
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera Utara
dijabarkan secara sektoral di berbagai kawasan atau wilayah pengembangan.
Jangka waktu perencanaan program adalah 20 (dua puluh) tahun terhitung
dari tahun 2012 hingga 2032. Program-program ini selanjutnya menjadi
panduan bagi penyusunan program dan kegiatan pembangunan, terutama
yang berskala besar.

Bab V | 15
Tabel 5. 4 Indikasi Program Utama Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Halmahera Utara.

Tahun Pelaksanaan
No. Rencana Struktur PJM II PJM PJM
Sumber Instansi III IV
Ruang Indikasi Program Utama Lokasi Besaran
Pendanaan Pelaksana
2024- 2029-
2019 2020 2021 2022 2023 2028 2032
Pusat-pusat Kegiatan
1 PKW  Pemantapan fungsi Tobelo APBD Bappeda,
perkotaan Tobelo Kabupaten Dinas PUPR
sebagai PKW:
a. Peningkatan pusat
pemerintahan
kabupaten
b. Pengembangan
pusat pelayanan
kesehatan
c. Peningkatan pusat
pelayanan
pendidikan
d. Pembangunan
perdagangan dan
jasa skala regional
e. Pengembangan
industri perikanan
dan pertanian
2 PKL  Pengembangan dan Galela, Kao, APBD Bappeda,
pemantapan fungsi Malifut Kabupaten Dinas PUPR
Perkotaan
a. Penyusunan studi
kelayakan
terminal, master
plan dan DED
terminal
b. Penyusunan
Rencana Detil Tata
Ruang (RDTR)
c. Penyusunan
Rencana Tata

Bab V | 16
Bangunan dan
Lingkungan
(RTBL)

3 PKLp  Pengembangan Kao Barat, APBD Bappeda,


Perkotaan Pusat Galela Barat, Kabupaten Dinas PUPR
Kegiatan Lokal Promosi Tobelo Utara,
(PKLp): Kao Utara,
a. Pembangunan Tobelo Tengah,
perdagangan dan Galela Selatan
jasa skala lokal
b. Peningkatan ruas
jalan
c. Pembangunan/
peningkatan
sarana kesehatan

4 PPK Pemantapan percepatan Tobelo Selatan, APBD Bappeda,


kawasan yang tidak Galela Utara, Kabupaten Dinas PUPR
termasuk PKL dan PKLp Loloda
sebagai PPK. Kepulauan,
Loloda Utara,
Tobelo Barat,
Kao Teluk,
Tobelo Timur

Sistem Jaringan Prasarana


1. Rencana Jaringan  Peningkatan jaringan  Lapangan
Transportasi Darat jalan nasional (JKP-1) Terbang –
Galela
 Galela –
Tobelo
 Tobelo -
Dermaga
Ferry
 Tobelo -
Pelabuhan
 Tobelo -
Podiwang

Bab V | 17
 Podiwang -
Kao
 Kao – Boso

 Peningkatan jaringan  Lapter –


jalan provinsi (K2) Galela Kedi
 Kao –
Toliwang
 Toliwang –
Tolabit
 Toliwang –
Kusuri
 Sp. Tobe
Katana
 Ngidoho –
Lapi
 Lapi –
Darume
 Peningkatan jaringan
jalan kabupaten:
 Pembangunan jalan
lingkar dalam kota

 Pembangunan jalan
luar kota

 Pembangunan jalan
pesisir

2. Rencana Jaringan  Peningkatan lapangan Bandar Udara


Transportasi Udara terbang Kuabang di
Kecamatan
Kao dan
Bandar Udara
Gamarmalamo
di Kecamatan
Galela
3. Jaringan Transportasi
Laut

Bab V | 18
Pelabuhan pengumpul pelabuhan
Tobelo di
Kecamatan
Tobelo;
Pelabuhan pengumpan  Pelabuhan
Salimuli di
Kecamatan
Galela
Utara;
 Pelabuhan
Tolonuo di
Kecamatan
Tobelo
Utara;
 Pelabuhan
Pediwang
di
Kecamatan
Kao Utara;
 Pelabuhan
Bobale di
Kecamatan
Kao Utara;
 Pelabuhan
Daru di
Kecamatan
Kao Utara;
 Pelabuhan
Bobane Igo
di
Kecamatan
Kao Teluk;
 Pelabuhan
Kao di
Kecamatan
Kao;
 Pelabuhan
Jere di
Kecamatan
Galela
Utara;

Bab V | 19
 Pelabuhan
Dama di
Kecamatan
Loloda
Kepulauan;
 Pelabuhan
Ngajam di
Kecamatan
Loloda
Utara;
 Pelabuhan
Galela di
Kecamatan
Galela;
 Pelabuhan
Meti di
Kecamatan
Tobelo
Timur;
 Pelabuhan
Dorume di
Kecamatan
Loloda
Utara; dan
 Pelabuhan
Mawea di
Kecamatan
Tobelo
Timur.

4. Rencana Jaringan Listrik  Rencana Jaringan Tutumaleleo – APBN, APBD Kementerian


Tegangan Menengah Kec. Galela Prov. APBD ESDM, Dinas
Utara Kab. ESDM
/swasta Provinsi, Dinas
Pendagkop,
Swasta
Apulea – Kec. APBN, APBD Kementerian
Laloda Utara Prov. APBD ESDM, Dinas
Kab. ESDM
/swasta Provinsi, Dinas

Bab V | 20
Pendagkop,
Swasta
Tolabit – Kec. APBN, APBD Kementerian
Kao Barat Prov. APBD ESDM, Dinas
Kab. ESDM
/swasta Provinsi, Dinas
Pendagkop,
Swasta
Pitago – Kec. APBN, APBD Kementerian
Kao Barat Prov. APBD ESDM, Dinas
Kab. ESDM
/swasta Provinsi, Dinas
Pendagkop,
Swasta
Wateto – Kec. APBN, APBD Kementerian
Kao Utara Prov. APBD ESDM, Dinas
Kab. ESDM
/swasta Provinsi, Dinas
Pendagkop,
Swasta
Warudu –Kec. APBN, APBD Kementerian
Kao Utara Prov. APBD ESDM, Dinas
Kab. ESDM
/swasta Provinsi, Dinas
Pendagkop,
Swasta
Jaringan listrik tegangan Birinoa – Kec. APBD Prov. Dinas ESDM
rendah Tobelo Barat APBD Kab. Provinsi, Dinas
/swasta Pendagkop,
Swasta
Mawea – Kec. APBD Prov. Dinas ESDM
Tobelo Timur dan Kab, Provinsi, Dinas
Swasta Pendagkop,
Swasta
Katana – Kec. APBD Prov. Dinas ESDM
Tobelo Timur dan Kab, Provinsi, Dinas
Swasta Pendagkop,
Swasta
Torawat – Kec. APBN, APBD Dinas ESDM
Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas

Bab V | 21
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Soa Hukum – APBN, APBD Dinas ESDM
Kec. Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Lelesang – Kec. APBN, APBD Dinas ESDM
Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Sangaji Jaya – APBN, APBD Dinas ESDM
Kec. Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Soamaetek – APBN, APBD Dinas ESDM
Kec. Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Tuguis – Kec. APBN, APBD Dinas ESDM
Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Parseba – Kec. APBN, APBD Dinas ESDM
Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Pitago – Kec. APBN, APBD Dinas ESDM
Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Toboulamo – APBN, APBD Dinas ESDM
Kec. Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
5 Rencana Jaringan
Telekomunikasi

 Pembangunan tower Tobelo Barat, APBN, APBD Kementerian


Base Transceiver Loloda Utara, Prov. APBD Kominfo,
Station (BTS) dan Loloda Dinas Kominfo

Bab V | 22
stasiun pemancar Kepulauan, Kao Kab. / Provinsi, Dinas
telekomunikasi Barat, Galela Swasta Kominfo
Utara. Kabupaten,
Swasta
 Pengembangan dan Seluruh Desa APBN, APBD Kementerian
peningkatan jaringan Prov. APBD Kominfo,
telepon umum Kab. / Dinas Kominfo
Swasta Provinsi, Dinas
Kominfo
Kabupaten,
Swasta
 Pembangunan Tower Seluruh Desa APBN, APBD Kementerian
Bersama sebagai BTS Prov. APBD Kominfo,
Kab. / Dinas Kominfo
Swasta Provinsi, Dinas
Kominfo
Kabupaten,
Swasta
 Pembangunan Galela - Tobelo APBN, APBD Kementerian
Jaringan Kabel Laut Prov. APBD Kominfo,
Optik antar Pulau Kab. / Dinas Kominfo
Swasta Provinsi, Dinas
Kominfo
Kabupaten,
Swasta
 Penyusunan Rencana Seluruh APBD Dinas Kominfo
Induk Sistem Jaringan Kecamatan Kabupaten
Telekomunikasi

7 Rencana sistem jaringan  Optimalisasi dan Tobelo Kota APBD Dinas PU


air minum peningkatan kapasitas Kabupaten Kabupaten
IPA Telaga Paca
 Optimalisasi dan Tobelo kota APBD Dinas PU
peningkatan Jaringan Kabupaten Kabupaten
Pipa Distribusi Telaga
Paca
 Optimalisasi dan Kecamatan APBD Dinas PU
peningkatan kapasitas Malifut Kabupaten Kabupaten
IPA Malifut

Bab V | 23
 Optimalisasi dan Kecamatan APBD Dinas PU
peningkatan Jaringan Malifut Kabupaten Kabupaten
Pipa Distribusi IPA
Malifut
 Sumber air permukaan Kecamatan APBD Dinas PU
Wawongira dan Tobelo Barat Kabupaten Kabupaten
Jaringan Pipa
Distribusi untuk
melayani Kecamatan
Tobelo Barat
 Pengembangan SPAM Kecamatan Kao APBD Dinas PU
non perpipaan Barat Kabupaten Kabupaten

8 Rencana Penanganan  Pembangunan TPS 3R Semua APBN DLH


Sampah di setiap kecamatan kecamatan di Kabupaten
Kabupaten
Halmahera
Utara
 Penyusunan Rencana Kabupaten APBD Bappeda
Induk Persampahan Halmahera Kabupaten
Utara

9 Rencana Sistem Jaringan  Pembangunan Semua APBD Dinas PU


Drainase drainase di kedua sisi kecamatan di Kabupaten Kabupaten
ruas jalan Kabupaten
Halmahera
Utara
 Pembangunan Semua APBD Dinas PU
drainase ramah kecamatan di Kabupaten Kabupaten
lingkungan Kabupaten
Halmahera
Utara
 Pembangunan sumur Semua APBD Dinas PU
resapan kecamatan di Kabupaten Kabupaten
Kabupaten
Halmahera
Utara
 Pembuatan sumur Semua APBD Dinas PU
biopori kecamatan di Kabupaten Kabupaten

Bab V | 24
Kabupaten
Halmahera
Utara
10 Rencana Sistem  Pembangunan IPAL Kota Tobelo APBD Dinas PU
Penanganan komunal di kawasan Kabupaten Kabupaten
Limbah permukiman padat
penduduk
 Pembangunan Kota Tobelo APBD Dinas PU
jaringan pipa air Kabupaten Kabupaten
limbah secara gravitasi
ke IPAL komunal
 Pembangunan IPAL di Kota Tobelo APBD Dinas PU
kawasan perkotaan Kabupaten Kabupaten

11 Sistem jalur evakuasi  Sosialisasi terhadap Kabupaten APBD BPBD


mitigasi bencana Halmahera Kabupaten Kabupaten
Utara Halut
 Penyusunan jalur Kabupaten APBD BPBD
evakuasi bencana Halmahera Kabupaten Kabupaten
Utara Halut
 Pelatihan simulasi Kabupaten APBD BPBD
tanggap bencana Halmahera Kabupaten Kabupaten
Utara Halut
 Penyediaan bahan Kabupaten APBD BPBD
kebutuhan dasar Halmahera Kabupaten Kabupaten
antisipasi bencana Utara Halut

12 Sarana
 Pembangunan/ Galela, Galela APBD Dinas PU
Perbaikan Pos Damkar Barat, Kao, Kao Kabupaten Kabupaten
Tingkat Kecamatan Teluk, Kao
bertahap mulai tahun Barat, Malifut,
2019 hingga 2032 Loloda
Kepulauan,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo
 Penambahan jumlah Galela, Galela APBD Dinas
SD mulai tahun 2022 Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
Selatan, Galela dan

Bab V | 25
secara bertahap Utara, Kao, Kao Kebudayaan
hingga tahun 2032 Teluk, Kao Kabupaten,
Utara, Loloda Dinas PU
Kepulauan, Kabupaten
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara
 Penambahan jumlah Galela, Galela APBD Dinas
SMP mulai tahun 2022 Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
secara bertahap Selatan, Galela dan
hingga tahun 2032 Utara, Kao, Kao Kebudayaan
Teluk, Kao Kabupaten,
Utara, Kao Dinas PU
Barat, Loloda Kabupaten
Kepulauan,
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara,
Tobelo Barat
 Pelatihan peningkatan Galela, Galela APBD Dinas
ketrampilan bagi Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
petugas kebersihan Selatan, Galela dan
Utara, Kao, Kao Kebudayaan
Teluk, Kao Kabupaten,
Utara, Kao Dinas PU
Barat, Loloda Kabupaten
Kepulauan,
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara,
Tobelo Barat,
Loloda Utara
 Penambahan jumlah Galela, Galela APBD Dinas
SMA mulai tahun 2022 Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
Selatan, Galela dan

Bab V | 26
secara bertahap Utara, Kao, Kao Kebudayaan
hingga tahun 2032 Teluk, Kao Kabupaten,
Utara, Kao Dinas PU
Barat, Loloda Kabupaten
Kepulauan,
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara,
Tobelo Barat,
Loloda Utara
 Pembangunan Galela, Galela APBD Dinas
POSYANDU bertahap Barat, Galela Kabupaten Kesehatan
mulai tahun 2022 Selatan, Galela Kabupaten,
hingga 2032 Utara, Kao, Kao Dinas PU
Utara, Loloda Kabupaten
Kepulauan,
Tobelo, Tobelo
Selatan, Tobelo
Tengah, Tobelo
Timur, Tobelo
Utara, Tobelo
Barat, Loloda
Utara
 Penambahan jumlah Galela, Galela APBD Dinas
SMK mulai tahun 2019 Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
secara bertahap Selatan, Galela dan
hingga tahun 2032 Utara, Kao, Kao Kebudayaan
Teluk, Kao Kabupaten,
Utara, Kao Dinas PU
Barat, Loloda Kabupaten
Kepulauan,
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara,
Tobelo Barat,
Loloda Utara

Bab V | 27
 Penambahan jumlah Tobelo, Tobelo APBD Dinas
tenaga medis sesuai Selatan, Tobelo Kabupaten Kesehatan
dengan bertambahnya Tengah, Tobelo Kabupaten
jumlah sarana Timur, Tobelo
kesehatan Utara, Kao, Kao
Utara, Malifut,
Galela, Galela
Barat, Galela
Selatan, Galela
Utara
 Pembangunan Pusat Tobelo, Tobelo APBD Dinas
Perbelanjaan dan Selatan Kabupaten PERINDAGKOP
Niaga Kabupaten,
Dinas PU
Kabupaten
 Penyuluhan hidup Galela, Galela APBD Dinas
sehat Barat, Galela Kabupaten Kesehatan
Selatan, Galela Kabupaten
Utara, Kao, Kao
Teluk, Kao
Utara, Loloda
Kepulauan,
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara
 Pembangunan Toko/ Tobelo, Tobelo APBD Dinas
Warung bertahap Selatan, Tobelo Kabupaten PERINDAGKOP
mulai tahun 2022 Tengah, Tobelo Kabupaten,
hingga 2032 Timur, Tobelo Dinas PU
Utara, Kao, Kao Kabupaten
Utara, Malifut,
Galela, Galela
Barat, Galela
Selatan, Galela
Utara
 Penyuluhan tentang Galela, Galela APBD Dinas
bahaya Narkoba di Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
sekolah SD hingg Selatan, Galela dan
SMU/ SMK Utara, Kao, Kao

Bab V | 28
Teluk, Kao Kebudayaan
Utara, Kao Kabupaten
Barat, Loloda Dinas
Kepulauan, Kesehatan
Malifut, Tobelo, Kabupaten
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara,
Tobelo Barat,
Loloda Utara
 Penambahan jumlah Galela, Galela APBD Dinas
Guru sesuai dengan Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
bertambahnya jumlah Selatan, Galela dan
sekolah Utara, Kao, Kao Kebudayaan
Teluk, Kao Kabupaten
Utara, Loloda
Kepulauan,
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara
 Pelatihan peningkatan Galela, Galela APBD Dinas PU
ketrampilan anggota Barat, Galela Kabupaten Kabupaten
Satpol PP Selatan, Galela
Utara, Kao, Kao
Teluk, Kao
Utara, Kao
Barat, Loloda
Kepulauan,
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara,
Tobelo Barat,
Loloda Utara
 Pelatihan ketrampilan Galela, Galela APBD Dinas
sebagai penyuluh anti Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
narkoba Selatan, Galela dan

Bab V | 29
Utara, Kao, Kao Kebudayaan
Teluk, Kao Kabupaten
Utara, Kao Dinas
Barat, Loloda Kesehatan
Kepulauan, Kabupaten
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara,
Tobelo Barat,
Loloda Utara
 Pembangunan Apotek Tobelo, Tobelo APBD Dinas
bertahap mulai tahun Selatan, Tobelo Provinsi, Kesehatan
2022 hingga 2032 Tengah, Tobelo APBD Provinsi, Dinas
Timur, Tobelo Kabupaten Kesehatan
Utara, Kao, Kao Kabupaten,
Utara, Malifut, Dinas PU
Galela, Galela Kabupaten
Barat, Galela
Selatan, Galela
Utara
Sumber: Revisi tahun 2018, tentang RTRW Kab. Halamahera Utara Tahun 2012-2032

Bab V | 30
5.2 Rencana Daerah Pelayanan

Kebutuhan air minum di Kabupaten Halmahera Utara di kelola oleh PDAM


Kabupaten Halmahera Utara yang berpusat di Tobelo dengan wilayah pelayanan
meliputi beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Tobelo, Tobelo Barat, Tobelo
Tengah, Tobelo Utara, Tobelo Selatan, Galela, Galela Selatan, Galela Barat, Kao dan
2
Kao Teluk. Luas area pelayanan total sebesar 2.015,5 km dengan jumlah penduduk
180.100 jiwa.
Beberapa wilayah kecamatan seperti Kecamatan Kao Barat, Kecamatan Loloda
Utara, Kecamatan Loloda Kepulauan masih belum tersentuh oleh pelayanan PDAM
Kabupaten Halmahera Utara sehingga akses air minum untuk masyarakat di wilayah
kecamatan tersebut umumnya menggunakan SPAM pedesaan, Pamsimas maupun
sumur gali atau sumur dangkal yang dibuat secara mandiri oleh masyarakat.
Komponen wilayah pelayanan oleh PDAM Kabupaten Halmahera Utara meliputi
kawasan pemukiman, perdagangan, pemerintahan, pendidikan, dan kawasan
pelabuhan, yang berada di desa desa dalam wilayah kecamatan. Pembagian wilayah
yang sudah terlayani PDAM Kabupaten Halmahera dapat dilihat pada uraian sebagai
berikut:
a. PDAM Tobelo, melayani beberapa desa di Kecamatan Tobelo, Tobelo Tengah dan
kecamatan Tobelo Utara antara lain Gamsungi, Desa Gorua, Desa Lin uno
(Sadada), Desa Kalipitu, Desa Ruko, Desa Togoliua.
b. PDAM Unit IKK Galela, melayani beberapa desa di Kecamatan Galela, antara lain
Desa Pune, Desa Soakonora, Desa Igobula, Desa Dokulamo
c. PDAM Unit IKK Kao, melayani beberapa desa di Kecamatan Kao dan Kao Teluk,
yaitu Desa Kao, Desa Daru, Desa Kuntum Mekar, Desa Tabanoma, Desa Bori, desa
tabanoma, desa gamsungi, desa barumadehe, desa Makaeling.
d. PDAM Unit IKK Tobelo Selatan, melayani 1 (satu) desa di Kecamatan Tobelo
Selatan, yaitu Desa Kupa-Kupa.
Data sumber air, kapasitas sumber dan kapasitas produksi air minum
Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2018, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Bab V | 31
Tabel 5. 5 Pusat Pelayanan Operasi PDAM Menurut Jenis Sumber Air, Kapasitas Sumber Air,
Kapasitas Produksi dan Kapasitas Idle Di Kabupaten Halmahera Utara.

KAPASITAS
NO. KAPASITAS KAPASITAS
PUSAT OPERASI PDAM JENIS SUMBER SUMBER
PRODUKSI IDLE L/D
AIR AIR
L/D
L/D
I PDAM TOBELO (PDAM INDUK)
a. pusat operasi I PDAM Tobelo
- sumur 1 Sumur dangkal 25 22 11
- sumur 2 Sumur dangkal 3 2.5 0.5
- sumur 3 Sumur dalam 30 25 17.5
pusat operas II PDAM Tobelo
- sumur 1 Sumur dalam 50 40 38.5
- sumur 2 Sumur dalam 50 40 41
- sumur 3 Sumur dalam 50 40 47
- sumur 4 Sumur dalam 40 40 37
- sumur 5 Sumur dalam 40 40 35
- sumur 6 Sumur dalam 100 80 88.5
- sumur 7 Sumur dalam 100 80 90.5
- sumur 8 Sumur dalam 100 80 88.5
- sumur 9 Sumur dalam 100 80 90.5
b. Danau Paca Tobelo Selatan IPA 500 50 420
c. Pusat operasi III PDAM Kali pitu Sumur dalam 6 5 4
d. Pusat operasi IV PDAM Sadada Sumur dalam 15 10 12
e. Unit pelayanan PO Desa Ruko Sumur dalam 6.5 5 3
f. Unit pelayanan Desa Togoliua Permukaan 35 25 32.9
II PDAM UNIT IKK Kao
a. pusat operasi IKK
- sumur 1 Sumur dalam 18 15 3
- sumur 2 Sumur dalam 15 10 5
b. unit pelayanan Desa Daru
- sumur 1 Sumur dalam
- sumur 2 Sumur dalam 6 5 1
c. unit pelayanan PO Desa Bori Sumur dalam 5 3.5 1.5
d. unit pelayanan PO Kuntum Sumur dalam 6 4.5 1.5
Mekar
e. unit pelayanan PO Tabanoma Sumur dalam 4.5 3.5 1
f. unit pelayanan PO Malifut IPA 100 20 90
g. unit pelayanan PO Pidiwang Sumur dalam 30 25 20
III PDAM UNIT IKK GALELA
a. Sungai IRA Galela IPA 100 20 90
b. Sungai Fram Tujuh Galela Air baku 100 20 90
c. Pusat operasi Pune
- Sumur 1 Sumur dalam 20 15 13.5
d. unit pelayanan PO Igobula Sumur dalam 5 4 2
e. unit pelayanan PO Dokulamo Sumur dalam 5 4 2
f. unit pelayanan PO Soakonora Sumur dangkal 7.5 5 4.2
Sumber: Revisi tahun 2018, tentang RTRW Kab. Halamahera Utara Tahun 2012-2032.

Bab V | 32
5.3 Proyeksi Jumlah Penduduk

Perkiraan penduduk di wilayah perencanaan didasarkan pada perkembangan


penduduk yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya di wilayah perencanaan, maka
hasil analisis yang dipergunakan untuk memproyeksikan jumlah penduduk tersebut
adalah dengan mempergunakan regresi linier.
Penggunaan metode ini dianggap cukup relevan, karena memberikan
penyimpangan minimum atas data penduduk pada masa lalu sehingga perkiraan
untuk masa yang akan datang dapat selaras dengan perkembangan kegiatan
lainnya. Sedangkan kecenderungan atau trend perkembangan jumlah penduduk di
wilayah perencanaan setiap tahunnya memiliki pola perkembangan yang sangat
konstan. Secara teoritis, pemilihan model perhitungan untuk mengestimasi jumlah
penduduk sangat bergantung pada karakteristik laju pertumbuhan serta
karakteristik dan fungsi wilayah yang diteliti.

5.3.1 Proyeksi Jumlah Penduduk

Adapun metode proyeksi yang akan diperbandingkan dalam perhitungan


proyeksi penduduk adalah sebagai berikut:
 Metode Aritmatika;
 Metode Geometri;
 Metode Least Square.

A. Perhitungan Aritmatika
Metode ini biasanya juga disebut dengan rata-rata hitung. Metode aritmatik
digunakan apabila data berkala menunjukkan jumlah penambahan (absolut number)
yang relatif sama setiap tahun. Hal seperti itu terjadi pada daerah yang luasnya kecil,
tingkat pertumbuhan ekonomi daerah rendah dan pengembangan (pertumbuhan)
daerah yang tidak terlalu pesat.

Bab V | 33
Alasan penggunaan metode aritmatika pada jenis daerah yang demikian adalah
dengan pertimbangan bahwa daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang
rendah dan potensi pengembangan daerah yang tidak terlalu pesat akan
menghasilkan pertumbuhan penduduk yang kecil dan lambat. Metode proyeksi yang
tepat untuk kondisi seperti itu adalah metode aritmatika.
Model aritmatika ialah salah satu model proyeksi yang mengasumsikan pola
penyebaran datanya linier. Rumus yang digunakan untuk proyesi penduduk dangan
metode aritmatika (Achmad Zanbar, 2005) adalah sebagai berikut:

Pt P0 (a  n)

Keterangan :
Pt = Jumlah penduduk hasil proyeksi pada tahun ke-t (jiwa),
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal data yang ada (jiwa),
a = rata-rata pertumbuhan penduduk (jiwa) dengan rumus sebagai
berikut:
a  Pt  Pt1

t = Faktor tahun.
B. Perhitungan Geometri
Proyeksi dengan metoda ini menganggap bahwa perkembangan penduduk
secara otomatis berganda. Dengan pertambahan penduduk awal. Metoda ini
memeperhatikan suatu saat terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap,
disebabkan kepadatan penduduk mendekati maksimum.
Rumus yang digunakan :
Pn = Po (1 + r)n
Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi
r = rata-rata prosentase tambahan penduduk tiap tahun.
n = kurun waktu proyeksi

Bab V | 34
C. Perhitungan Least Square
Salah satu metode peramalan dengan garis regresi sederhana adalah dengan
menggunakan metode Least Square. Persamaan yang digunakan dalam menghitung
proyeksi penduduk dengan metode Least Square ini adalah sebagai berikut:

Pn = a + b.x

a
y  b.x
n n
n  Σxy  Σx.Σy
b
 
n  Σx 2   Σx 2
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk yang diproyeksikan
a = Konstanta
b = Koefisien arah regresi linear
x = Faktor tahun

Bila koefisien b telah dihitung terlebih dahulu, maka koefisien a dapat


ditentukan dengan persamaan lain:
a = Pn - b x’
Dimana ý dan x’ masing-masing adalah rata-rata untuk variabel X dan Y.
Metode ini dapat digunakan apabila diagram pencar dari data jumlah
penduduk yang ada di tahun-tahun sebelumnya, terletak di sekitar garis lurus
dan menunjukkan adanya kecenderungan linieritas. Dengan demikian dapat
diduga regresinya adalah linear.

5.3.2 Proyeksi Penduduk

Pemilihan metode proyeksi penduduk dilakukan untuk mengetahui jenis


metode pertumbuhan penduduk yang akan dilakukan di lokasi perencanaan.
Berdasarkan hasil analisis standar deviasi dari ketiga metode yang diuji di dapatkan
bahwa metode aritmatik memiliki standar deviasi yang lebih kecl serta koefisien

Bab V | 35
korelasi mendekati 1, maka metode perhitungan statistik untuk penentuan proyeksi
penduduk Kabupaten Halmahera Utara yang digunakan adalah metode aritmatik.
Data jumlah penduduk yang digunakan adalah data jumlah penduduk dengan
rentang tahun 2016 sampai dengan 2020 yang bersumber dari data Badan Pusat
Statistik Kabupaten Halmahera Utara.

Tabel 5. 6 Jumlah Penduduk Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2016 – Tahun 2020 (5 Kecamatan )

Laju
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Kecamatan Pertumbuha
n Penduduk
2016 2017 2018 2019 2020
1 Tobelo Utara 11.101 11.327 11.534 11.952 11.863 1,71
2 kao Teluk 4.013 4.080 4.155 6.320 6.607 8,74
3 Kao Barat 9.095 9.254 9.423 9.413 9.442 1,09
4 Loloda Utara 9.564 9.710 9.888 10.224 10.740 2,58
5 Loloda 6.626 6.729 6.852 8.086 8.225 4,37
Kepulauan
Jumlah 40.399 41.100 41.852 45.995 46.877 3,70
Sumber : Kabupaten Halmahera Utara Dalam Angka
Rata rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Halmahera Utara dari tahun
2016 – 2020 adalah 3,70 %. Lonjakan penduduk terbesar besar terjadi di Kecamatan
Kao Teluk dengan laju pertumbuhan rata rata 8,74 % dan yang terkecil di Kecamatan
Kao Barat dengan rata rata laju pertumbuhan penduduk 1,09 %.
Dengan menggunakan metode aritmatik maka didapatkan hasil proyeksi
penduduk sebagai berikut :

Tabel 5. 7 Proyeksi Penduduk Kabupaten Halmahera Utara


berdasarkan Kecamatan (5 Kecamatan ).

Jumlah
Jumlah Penduduk Tahun Proyeksi
No. Kecamatan Penduduk

2020 (Po) 2026 2031 2036 2041


1 Tobelo Utara 11.863 13.138 14.305 15.575 16.958
2 kao Teluk 6.607 16.231 34.326 72.595 153.529
3 Kao Barat 9.442 9.995 10.481 10.991 11.525
4 Loloda Utara 10.740 12.880 14.985 17.434 20.283
5 Loloda Kepulauan 8.225 11.689 15.667 20.999 28.145
Sumber : Hasil Analisis 2021

Bab V | 36
5.4 Proyeksi Kebutuhan Air Minum

Perhitungan kebutuhan air minum didasarkan pada jumlah penduduk, jumlah


dan jenis kegiatan perkotaan yang memerlukan air, dan standar pemakaian air.
Estimasi kebutuhan air didasarkan pada kebutuhan domestik dan non domestik.
Kebutuhan domestik adalah kebutuhan yang berdasarkan jumlah penduduk dan
pemakaian air per orang. Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air untuk
kegiatan penunjang kota.
1. Golongan Domestik
 Rumah Tangga
 HU / KU
2. Golongan Non Domestik
 Perkantoran
 FasilitasUmum/Sosial
 Industri
 Komersial
 Pabrik
 Dan Lain Lain

Jumlah penduduk di setiap zona yang akan direncanakan kurang dari 20.000
jiwa sehingga berdasarkan kriteria Perencanaan Air Bersih Ditjen Cipta Karya, 1996
wilayah perencanaan masih termasuk kategori kecil. Dengan demikian beberapa
asumsi yang digunakan dalam analisis demand supply seperti standar komsumsi unit
sambungan rumah, komsumsi unit non domestik, faktor kehilangan air, faktor harian
puncak dan faktor jam puncak mengikuti kriteria tersebut.

Beberapa asumsi yang diambil dalam melakukan pendekatan Demand dan


Supply Wilayah Perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut.

Bab V | 37
Tabel 5. 8 Asumsi yang Digunakan dalam Analisis Demand Supply

No. Uraian Asumsi

A. Asumsi Demand
Konsumsi Air
Sambungan Rumah (SR) 80 L/org/hari
Kran/Hidran Umum 30 L/org/hari
Non Domestik 15 % dari kebutuhan domestik

B. Asumsi Supply
1. Unit Produksi - Penyediaan air bersih bersumber dari unit
produksi PDAM dan unit-unit SPAM Perpipaan
Non PDAM di Wilayah Perencanaan
- Tidak ada penambahan kapasitas unit
produksi *)
- Terjadi penyusutan kapasitas produksi 2 %
per tahun
2. Pelayanan Domestik SR : HU 80 % : 20 %
3. Desain Aliran
- Faktor Hari Maksimum (Fh- 1,2 x Qr
max)
- Faktor Jam Puncak (Fj-max) 1,75 x Qr
4. Pelayanan Sambungan
Langganan
- Sambungan Rumah (SR) Ratio berdasarkan Kecamatan
- Kran/Hidran Umum 100 jiwa
5. Kehilangan Air - Angka kebocoran pada unit PDAM Kabupaten
Halmahera Utara riil saat ini (2020) yaitu
27,02 %
- Perbaikan kebocoran pada unit PDAM Kab
Halmahera Utara dilakukan secara bertahap,
yaitu sesuai kondisi riil (27,02 %) pada awal
masa perencanaan dan menurun secara
bertahap hingga 20 % pada akhir tahun
perencanaan
- Angka kebocoran untuk unit SPAM Perpipaan
Non PDAM tetap yaitu 20 %

Berdasarkan data Statistik dan data survey sekunder, jumlah pelanggan


rumah tangga yang terlayani sistem penyediaan air minum di wilayah perencanaan
adalah sebesar 6.619 rumah tangga. Dari data tersebut diketahui bahwa persentase
pelanggan yang sudah terlayani sistem penyediaan air minum di wilayah
perencanaan adalah sebesar 56,48 %. Rincian distribusi pelanggan yang terlauani

Bab V | 38
sistem penyesiaan air minum di wilayah perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 5. 9 Distribusi Pelanggan yang Terlayani Sistem Penyediaan Air Minum di wilayah
perencanaan

Pelanggan Persentase
Ruma Pelangg
Kecamatan Pendudu (RT) yang pelayanan
k h an
belum (%)
Tangg (RT)
terlayani
a
Tobelo Utara 11.863 2.966 1.69 1.272 57
4
Kao Teluk 6.607 1.652 697 955 42
Kao Barat 9.442 2.361 1.37 985 58
6
Loloda Utara 10.740 2.685 1.46 1.224 54
1
Loloda 8.225 2.056 1.39 665 68
Kepulauan 1
Jumlah 46.877 11.71 6.61 5.100 56,48
9 9
Sumber : Hasil Surver dan Analisis 2021

5.4.1 Kebutuhan Air Domestik


Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan
kegiatan sehari-hari atau rumah tangga seperti untuk minum, memasak, kesehatan
individu (mandi, cuci dan sebagainya), menyiram tanaman, halaman, pengangkutan
air buangan (buangan dapur dan toilet). Besarnya pemakaian untuk keperluan ini
bervariasi untuk setiap wilayah
Standar kebutuhan domestik yang akan digunakan dalam rangka proyeksi
kebutuhan air minum di di wilayah perencanaan sampai dengan tahun 2041
ditentukan berdasarkan Konsumsi Jaringan Perpipaan Domestik (KJPD), yaitu air
yang terdistribusikan (Qd) oleh pengelola SPAM (m3/bln dijadikan m3/hari ),
dikurangi volume kebocoran (prosentase kebocoran (A%)xQd), dibagi dengan
jumlah jiwa terlayani (Pt). Untuk pelanggan PDAM Kabupaten Halmahera Utara.
Berdasarkan hasil audit kinerja PDAM rata-rata konsumsi air adalah 80 liter/org/hari.
Kondisi ini digunakan untuk mengestimasikan kebutuhan air minum di wilayah
perencanaan. Bagi sambungan rumah (SR) dan 30 liter/orang/hari untuk kran
umum/hidran umum. Pelayanan SR : HU direncanakan 80 % : 20 %.

Bab V | 39
5.4.2 Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih yang digunakan
untuk beberapa kegiatan seperti:
1. Kebutuhan institusional, adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan
perkantoran, dan tempat pendidikan dan sekolah.
2. Kebutuhan komersial dan industri, adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan
hotel, pasar, pertokoan, restoran. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk
industri biasanya digunakan untuk air pendingin, air pada boiler untuk
pemanas, bahan baku proses, dan untuk kepentingan karyawannya. Besarnya
kebutuhan air tergantung besar/ kecilnya industri tersebut.
3. Kebutuhan fasilitas umum, adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan
tempat-tempat ibadah, rekreasi, terminal.
Asumsi kebutuhan air minum non domestik yang digunakan dalam proyeksi
kebutuhan air minum adalah tambahan 15 % dari kebutuhan air domestik.

5.4.3 Kehilangan Air

Permasalahan kehilangan air/kebocoran air merupakan masalah yang sampai


saat ini masih dihadapi oleh PDAM Kabupaten Halmahera Utara. Kehilangan
air/kebocoran air atau biasa disebut sebagai air tak berekening (ATR)/NRW/Un-
accounted for water merupakan air yang tidak menghasilkan penerimaan bagi PDAM,
dimana komponen utama air tak berekening adalah:
a. Konsumsi resmi tak berekening, terdiri dari:
- Konsumsi bermeter tak berekening
- Konsumsi tak bermeter tak berekening
b. Kehilangan air
- Kehilangan air administratif/non fisik/teknis (konsumsi tak
resmi/pencurian air, ketidakakuratan meter pelanggan, dan kesalahan
penanganan data/lemahnya pencatatan).

Bab V | 40
- Kehilangan air fisik/teknis (kebocoran pada jaringan distribusi,
kebocoran dan luapan pada reservoir, kebocoran pada pipa dinas
hingga meter pelanggan).

Tabel 5. 10 Rekomendasi International Water Associations untuk Istilah Kehilangan


Air

Konsumsi Konsumsi Bermeter Berekening Air


Konsumsi Resmi Konsumsi Tak Bermeter Berekening Berekening
Resmi Berekening (AR)
Konsumsi Resmi Konsumsi Bermeter Berekening
Tak Berekening Konsumsi Tak Bermeter Berekening
Volume Kehilangan Konsumsi Tak Resmi
Input Air Non-Fisik/ Ketidak-akuratan Meter Pelanggan
Sistem Non dan Air Tak
Teknis Kesalahan Penanganan Data Berekenin
Kehilangan Kebocoran Pada Pipa Transmisi dan g (ATR)
Air Pipa
Kehilangan Fisik/ Induk
Teknis Kebocoran dan Luapan pada Tangki
Reservoir
Kebocoran pada Pipa Dinas hingga
Meter
Pelanggan

Kebocoran air tersebut dihitung dengan rumus sebagai berikut:


𝐴𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 − 𝐴𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑢𝑎𝑙
𝐾𝑒𝑏𝑜𝑐𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐴𝑖𝑟 =
𝐴𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100%

5.4.4 Rekapituasi Kebutuhan Air


Berdasarkan data perhitungan cakupan pelayanan PDAM kabupaten
Halmahera Utara Tahun 2020 untuk skala Kabupaten dengan rincian 13 Kecamatan
sudah terlayani dari 17 kecamatan dan dengan asumsi jumlah penduduk 197.660
jiwa, jumlah KK 42.876 dengan rata rata jiwa per KK adalah 6, maka jumlah jiwa
yang terlayani adalah 103.458 jiwa atau cakupan pelayanan administratis sebesar
52,34 %.
Dari data tersebut maka Kebutuhan air minum secara keseluruhan di
Kabupaten Halmahera Utara sampai dengan tahun 2041 dapat dilihat pada tabel
berikut :

Bab V | 41
Tabel 5. 11 Proyeksi Kebutuhan Air Minum sekala Kabupaten Halmahera Utara sampai
dengan tahun 2041

No Pelayanan Air Bersih Satuan 2019 2026 2031 2036 2041


A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk jiwa 197.660 213.936 225.826 238.378 251.62
6
2 Tingkat Pelayanan % 52,34% 60,00% 80,00% 90,00% 100,00%
3 Penduduk Terlayani jiwa 103.455 128.362 180.661 214.540 251.62
6
4 Jumlah Penduduk per SR jiwa 6 6 6 6 6
B Kebutuhan Domestik
1 Jumlah SR unit 17.243 21.394 30.110 35.757 41.93
8
2 Pemakaian per orang lt/hari 120 120 120 120 120
3 kebutuhan air SR lt/det 23,95 29,71 41,82 49,66 58,25
4 Kebutuhan domestik lt/det 143,69 178,28 250,92 297,97 349,4
8
C Kebutuhan Non Domestik
15% dari Kebutuhan lt/det 21,55 26,74 37,64 44,70 52,42
Domestik
D Kebutuhan Air Total lt/det 165,24 205,02 288,56 342,67 401,9
0
E Kehilangan Air
% Kehilangan air % 20% 20% 20% 20% 20%
Jumlah Kehilangan air lt/det 33,05 41,00 57,71 68,53 80,38
F Kebutuhan air rata-rata lt/det 198,29 246,03 346,27 411,20 482,2
(D+E) 8
G Kebutuhan Hari Maksimum
Faktor koefisien 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20
kebutuhan air lt/det 237,95 295,23 415,52 493,44 578,7
4
H Kebutuhan Jam Puncak
Faktor koefisien 1,75 1,75 1,75 1,75 1,75
kebutuhan air lt/det 347,01 430,55 605,97 719,60 844,0
0

Pada perhitungan yang telah disajikan pada tabel diatas diketahui bahwa
kebutuhan rata-rata penduduk kabupaten Halmahera Utara yang akan dikelola oleh
PDAM sebesar 482,28 L/detik. Untuk kapasitas air baku yang akan dimanfaatkan
harus dikalikan dengan faktor hari maksimum sehingga total kapasitas yang akan
dimanfaatkan adalah sebesar 578,74 L/det.

Bab V | 42
5.4.5 Proyeksi Kebutuhan Air Zona Pelayanan
Berdasarkan data kondisi eksisting bahwa tidak semua kecamatan
terlayani akses air minumnya oleh PDAM Kabupaten Halmahera utara. Begitu
pula dalam skala kecamatan, tidak semua wilayah desa terlayani oleh PDAM.
Dari 5 zona kecamatan di wilayah perencanaan hanya 2 zona kecamatan yang
telah dilayani oleh PDAM, dan 3 kecamatan sisanya dilayani oleh Non PDAM.
Perhitungan proyeksi kebutuhan air minum pada tiap zona pelayanan tetap
mengacu pada pendekatan pemakaian air di tiap zona kecamatan tersebut.

Tabel 5. 12 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Zona Pelayanan I Kecamatan Tobelo Utara
sampai dengan tahun 2041.

No Pelayanan Air Bersih Satuan 2020 2026 2031 2035 2041


A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk jiwa 11.863 13.138 14.30 15.575 16.958
5
2 Tingkat Pelayanan % 57% 70% 80% 90% 100%
3 Penduduk Terlayani jiwa 6.762 9.197 11.44 14.018 16.958
4
4 Jumlah Penduduk per SR jiwa 4 4 4 4 4
B Kebutuhan Domestik
1 Jumlah SR unit 1.690 2.299 2.861 3.504 4.240
2 Pemakaian per orang lt/hari 80 80 80 80 80
3 kebutuhan air SR lt/det 1,57 2,13 2,65 3,24 3,93
4 Kebutuhan domestik lt/det 6,26 8,52 10,60 12,98 15,70
C Kebutuhan Non Domestik
15% dari Kebutuhan lt/det 0,94 1,28 1,59 1,95 2,36
Domestik
D Kebutuhan Air Total lt/det 7,20 9,79 12,19 14,93 18,06
E Kehilangan Air
% Kehilangan air % 20% 20% 20% 20% 20%
Jumlah Kehilangan air lt/det 1,44 1,96 2,44 2,99 3,61
F Kebutuhan air rata-rata lt/det 8,64 11,75 14,62 17,91 21,67
(D+E)
G Kebutuhan Hari
Maksimum
Faktor koefisien 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20
kebutuhan air lt/det 10,37 14,10 17,55 21,49 26,00
H Kebutuhan Jam Puncak
Faktor koefisien 1,75 1,75 1,75 1,75 1,75
kebutuhan air lt/det 15,12 20,56 25,59 31,34 37,92

Bab V | 43
Tabel 5. 13 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Zona Pelayanan II Kecamatan Kao Teluk
sampai dengan tahun 2041

No Pelayanan Air Bersih Satuan 2020 2026 2031 2035 2041


A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk jiwa 6.607 16.231 34.326 72.595 153.529
2 Tingkat Pelayanan % 42,00% 70% 80% 90% 100%
3 Penduduk Terlayani jiwa 2.775 11.362 27.461 65.336 153.529
4 Jumlah Penduduk per SR jiwa 4 4 4 4 4
B Kebutuhan Domestik
1 Jumlah SR unit 694 2.840 6.865 16.334 38.382
2 Pemakaian per orang lt/hari 80 80 120 120 120
3 kebutuhan air SR lt/det 0,64 2,63 9,54 22,69 53,31
4 Kebutuhan domestik lt/det 3,21 13,15 47,68 113,43 266,54
C Kebutuhan Non Domestik
15% dari Kebutuhan Domestik lt/det 0,48 1,97 7,15 17,01 39,98
D Kebutuhan Air Total lt/det 3,69 15,12 54,83 130,44 306,52
E Kehilangan Air
% Kehilangan air % 20% 20% 20% 20% 20%
Jumlah Kehilangan air lt/det 0,74 3,02 10,97 26,09 61,30
F Kebutuhan air rata-rata (D+E) lt/det 4,43 18,15 65,79 156,53 367,83
G Kebutuhan Hari Maksimum
Faktor koefisien 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20
kebutuhan air lt/det 5,32 21,78 78,95 187,84 441,40
H Kebutuhan Jam Puncak
Faktor koefisien 1,75 1,75 1,75 1,75 1,75
kebutuhan air lt/det 7,76 31,76 115,14 273,93 643,70

Bab V | 44
Tabel 5. 14 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Zona Pelayanan III Kecamatan Kao Barat sampai
dengan tahun 2041.

No Pelayanan Air Bersih Satua 2020 2026 2031 2035 2041


n
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk jiwa 9.442 9.995 10.481 10.991 11.525
2 Tingkat Pelayanan % 58,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00%
3 Penduduk Terlayani jiwa 5.476 6.997 8.385 9.892 11.525
4 Jumlah Penduduk per SR jiwa 4 4 4 4 4
B Kebutuhan Domestik
1 Jumlah SR unit 1.369 1.749 2.096 2.473 2.881
2 Pemakaian per orang lt/hari 80 80 80 80 80
3 kebutuhan air SR lt/det 1,27 1,62 1,94 2,29 2,67
4 Kebutuhan domestik lt/det 6,34 8,10 9,70 11,45 13,34
C Kebutuhan Non Domestik
15% dari Kebutuhan lt/det 0,95 1,21 1,46 1,72 2,00
Domestik
D Kebutuhan Air Total lt/det 7,29 9,31 11,16 13,17 15,34
E Kehilangan Air
% Kehilangan air % 20% 20% 20% 20% 20%
Jumlah Kehilangan air lt/det 1,46 1,86 2,23 2,63 3,07
F Kebutuhan air rata-rata lt/det 8,75 11,17 13,39 15,80 18,41
(D+E)
G Kebutuhan Hari Maksimum
Faktor koefisien 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20
kebutuhan air lt/det 10,50 13,41 16,07 18,96 22,09
H Kebutuhan Jam Puncak
Faktor koefisien 1,75 1,75 1,75 1,75 1,75
kebutuhan air lt/det 15,31 19,56 23,44 27,65 32,21

Bab V | 45
Tabel 5. 15 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Zona Pelayanan IV Kecamatan Loloda Utara
sampai dengan tahun 2041

No Pelayanan Air Bersih Satua 2020 2026 2031 2035 2041


n
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk jiwa 10.740 12.880 14.985 17.434 20.283
2 Tingkat Pelayanan % 54,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00%
3 Penduduk Terlayani jiwa 5.800 9.016 11.988 15.691 20.283
4 Jumlah Penduduk per SR jiwa 4 4 4 4 4
B Kebutuhan Domestik
1 Jumlah SR unit 1.450 2.254 2.997 3.923 5.071
2 Pemakaian per orang lt/hari 80 80 80 80 80
3 kebutuhan air SR lt/det 1,34 2,09 2,78 3,63 4,70
4 Kebutuhan domestik lt/det 6,71 10,44 13,88 18,16 23,48
C Kebutuhan Non Domestik
15% dari Kebutuhan lt/det 1,01 1,57 2,08 2,72 3,52
Domestik
D Kebutuhan Air Total lt/det 7,72 12,00 15,96 20,88 27,00
E Kehilangan Air
% Kehilangan air % 20% 20% 20% 20% 20%
Jumlah Kehilangan air lt/det 1,54 2,40 3,19 4,18 5,40
F Kebutuhan air rata-rata lt/det 9,26 14,40 19,15 25,06 32,40
(D+E)
G Kebutuhan Hari Maksimum
Faktor koefisien 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20
kebutuhan air lt/det 11,12 17,28 22,98 30,07 38,88
H Kebutuhan Jam Puncak
Faktor koefisien 1,75 1,75 1,75 1,75 1,75
kebutuhan air lt/det 16,21 25,20 33,51 43,86 56,69

Bab V | 46
Tabel 5. 16 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Zona Pelayanan V Kecamatan Loloda Kepulauan
sampai dengan tahun 2041

Tabel 5. 17 Proyeksi Kebutuhan Air Hari Maksimum Wilayah Perencanaan

Kebutuhan Air Hari Maksimum Tahu


n
Kecamatan 2020 2026 2031 2036 2041
Tobelo Utara 10,37 14,10 17,55 21,49 26,00
Kao Teluk 5,32 21,78 78,95 187,84 441,40
Kao Barat 10,50 13,41 16,07 18,96 22,09
Loloda Utara 11,12 17,28 22,98 30,07 38,88
Loloda Kepulauan 10,72 15,68 24,02 36,22 53,94
Jumlah 48,02 82,25 159,57 294,59 582,31

Bab V | 47
Tabel 5.18 Proyeksi Kebutuhan Air Jam Puncak Wilayah Perencanaan

Kebutuhan Air Jam Puncak Tahun


Kecamatan 2020 2026 2031 2036 2041
Tobelo Utara 15,12 20,56 25,59 31,34 37,92
Kao Teluk 7,76 31,76 115,14 273,93 643,70
Kao Barat 15,31 19,56 23,44 27,65 32,21
Loloda Utara 16,21 25,20 33,51 43,86 56,69
Loloda Kepulauan 15,63 22,87 35,03 52,83 78,67
Jumlah 70,03 119,95 232,70 429,61 849,20

Bab V | 48

Anda mungkin juga menyukai