Bab V| 1
4. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Dengan rangka pencapaian tujuan penataan ruang wilayah kabupaten, maka
rumusan kebijakan penataan ruang Kabupaten Halmahera Utara adalah sebagai
berikut:
Bab V| 2
a. Meningkatkan dan memantapkan peran pusat-pusat kegiatan yang sudah
ada dan mengembangkan pusat-pusat kegiatan baru yang melayani daerah
sekitarnya;
Bab V| 3
3. Strategi Pengembangan pertanian, kehutanan dan pariwisata sebagai sektor
unggulan kabupaten dengan mengedepankan prinsip kelestarian lingkungan
terdiri atas:
a. Mewujudkan kawasan agroforestri untuk meningkatkan kualitas hasil
perikanan, perkebunan dan pertanian;
b. Mengembangkan lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan;
c. Meningkatkan produktivitas dan pengolahan hasil perikanan, pertanian dan
perkebunan secara lestari;
d. Meningkatkan sarana produksi perikanan, pertanian dan pekerbunan, serta
pembinaan nelayan dan petani;
e. Meningkatkan usaha pengembangan peternakan secara terintegrasi dengan
sektor perikanan dan pertanian;
f. Meningkatkan kepariwisataan kabupaten dengan mengedepankan
ekowisata disertai dengan peningkatan prasarana dan sarana pendukung,
pengelolaan objek wisata yang lebih profesional serta pemasaran yang lebih
agresif dan efektif; dan
g. Melestarikan sekaligus mempromosikan wisata budaya lokal
4. Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup
serta pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup terdiri atas:
a. Menetapkan dan memantapkan fungsi kawasan lindung;
b. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah
menurun dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan
ekosistem wilayah;
c. Membatasi kegiatan di sekitar kawasan lindung yang dapat memberikan
dampak terhadap penurunan fungsi lindung kawasan; dan
d. Memelihara nilai pemanfaatan dari kawasan lindung yang ada.
5. Strategi pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui
daya dukung dan daya tampung lingkungan terdiri atas:
Bab V| 4
b. Memantapkan kegiatan permukiman yang terintegrasi di pusat-pusat
kegiatan wilayah;
c. Mewujudkan kawasan budidaya yang sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung serta mampu menjaga keseimbangan ekosistem wilayahnya; dan
d. Mengendalikan kegiatan sektor pertambangan.
6. Strategi pengembangan kawasan tertinggal dan kawasan cepat tumbuh secara
terintegrasi dan harmonis untuk menciptakan pemerataan perkembangan
antar kawasan terdiri atas:
a. Membuka akses dan meningkatkan aksesibilitas antara kawasan tertinggal
dan pusat pertumbuhan wilayah;
b. Menetapkan kawasan strategis kabupaten bagi kawasan tertinggal dan
kawasan cepat tumbuh serta mengembangkannya secara harmonis; dan
c. Mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.
7. Strategi pengembangan sistem mitigasi bencana terpadu untuk melindungi
manusia dan kegiatannya dari bencana alam terdiri atas:
a. Mengidentifikasi kawasan Risiko bencana berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan berdasarkan norma, peraturan, standar, dan ketentuan;
b. Menetapkan rencana pengelolaan kawasan Risiko bencana alam sebagai
sebuah acuan yang harus digunakan dalam pemanfaatan ruang pada
kawasan Risiko bencana; dan
c. Memberikan sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan pendidikan kepada
semua stakeholder menyangkut kebencanaan dari mulai tindakan
pencegahan, tindakan pada saat bencana terjadi, dan tindakan setelah
bencana terjadi.
8. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara
terdiri atas:
a. Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan
negara;
b. Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan
peruntukannya; dan
Bab V| 5
c. Menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan kemananan negara.
Bab V| 6
Gambar 5. 1 Peta Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Halmahera Utara
Sumber: Revisi tahun 2018, tentang RTRW Kab. Halamahera Utara Tahun 2012-2032.
Bab V| 7
5.1.3 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Halmahera Utara
Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi
peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi:
1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan
kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten;
2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima
tahunan untuk dua puluh tahun; dan
4. Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah
kabupaten.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan:
1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
2. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten;
3. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan
lingkungan; dan
4. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
5) Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas
kawasan lindung dan kawasan budi daya sebagai berikut:
Bab V| 8
a) Kawasan lindung yang terdiri atas:
(1) kawasan hutan lindung;
(2) kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya, meliputi: kawasan resapan air;
(3) kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai,sempadan
sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasansekitar mata air,
serta kawasan lindung spiritual dan kearifan lokallainnya;
(4) kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya
meliputi:kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan
perairanlainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar
alamdan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau,
tamannasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman
wisataalam dan taman wisata alam laut, kawasan cagar budaya dan
ilmupengetahuan;
(5) kawasan Risiko bencana alam, meliputi: kawasan Risiko tanahlongsor,
kawasan Risiko gelombang pasang dan kawasan Risiko banjir;
(6) kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam
geologi,kawasan Risiko bencana alam geologi, dan kawasan
yangmemberikan perlindungan terhadap air tanah; dan
(7) kawasan lindung lainnya, meliputi: cagar biosfer, ramsar, tamanburu,
kawasan perlindungan plasma-nutfah, kawasan pengungsiansatwa,
terumbu karang, dan kawasan koridor bagi jenis satwa ataubiota laut
yang dilindungi.
b) Kawasan budidaya yang terdiri atas:
(1) kawasan peruntukan hutan produksi, yang dirinci meliputi
kawasanperuntukan: hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap,
dan hutan produksi yang dapat dikonversi;
(2) kawasan hutan rakyat;
Bab V| 9
(3) kawasan peruntukan pertanian, yang dirinci meliputi kawasan
peruntukan: pertanian lahan basah, pertanian lahan kering,
hortikultura, kawasan peruntukan perkebunan, dan peternakan;
(4) kawasan peruntukan perikanan, yang dirinci meliputi
kawasanperuntukan: perikanan tangkap, budi daya perikanan,
danpengolahan ikan;
(5) kawasan peruntukan pertambangan, yang dirinci meliputi
kawasanperuntukan: mineral dan batubara, minyak dan gas bumi,
panasbumi, serta air tanah di kawasan pertambangan;
(6) kawasan peruntukan industri, yang dirinci meliputi : kawasan
peruntukan industri besar, industri sedang, dan industri rumahtangga;
(7) kawasan peruntukan pariwisata, yang dirinci meliputi
kawasanperuntukan: pariwisata budaya, pariwisata alam, dan
pariwisatabuatan;
(8) kawasan peruntukan permukiman, yang dirinci meliputi
kawasanperuntukan: permukiman perkotaan dan peruntukan
permukimanperdesaan. sebagai kawasan budi daya maka
permukimandiarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-
masingpermukiman, terutama dikaitkan dengan karakter lokasi,
misalnya dipegunungan, dataran tinggi, permukiman pantai, dan
sebagainya;dan
(9) kawasan peruntukan lainnya.
Rencana pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Halmahera Utara
meliputi dua bagian utama, yaitu rencana pola ruang kawasan lindung dan
rencana pola ruang kawasan budidaya. Kriteria dan analisis Kawasan Lindung dan
Budidaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Hutan Lindung berdasarkan Keppres Nomor 32 Tahun 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung: Kawasan hutan dengan faktor-faktor
kelerengan lapangan, jenis tanah, dan curah hujan dengan nilai skor lebih dari
125; dan/atau; Kawasan hutan yang mempunyai kelerengan lapangan 40%
Bab V | 10
atau lebih, dan pada daerah yang keadaan tanahnya peka terhadap erosi dg
kelerengan lapangan lebih dari 25%; dan/atau, Kawasan hutan yg mempunyai
ketinggian 2.000 meter atau lebih diatas permukaan laut.
2. Mengacu pada SK Kemenhut No.302 tahun 2013 tentang status kawasan
hutan
3. Kawasan Resapan Air (Catchment Area); Kawasan dengan curah hujan rata-
rata lebih dari 1000 mm/tahun; Lapisan tanahnya berupa pasir halus
berukuran minimal 1/16 mm; Mempunyai kemampuan meluluskan air dengan
kecepatan lebih dari 1 m/hari; Kedalaman muka air tanah lebih dari 10 m
terhadap permukaan tahan setempat; Kelerengan kurang dari 15%;
Kedudukan muka air tanah dangkal lebih tinggi dari kedudukan muka air tanah
dalam.
4. Analisis Kawasan Lindung Geologi, yang terdiri dari a) Kawasan Cagar Alam
Geologi dan Kawasan Kars, b) Kawasan Risiko bencana alam geologi, yang
terdiri dari Kawasan Risiko letusan gunung api (Kawasan dengan jarak atau
radius tertentu dari pusat letusan yang terpengaruh langsung dan tidak
langsung, dengan tingkat keRisiko an yang berbeda; Kawasan di sekitar
kawah atau kaldera; dan/atau Kawasan berupa lembah yang dapat menjadi
daerah terlanda awan panas, aliran lahar, lava, lontaran atau guguran bau
pijar dan/atau aliran gas beracun), dan Kawasan Risiko gempa bumi tektonik
(Kawasan yang berpotensi dan/atau pernah mengalami gempa bumi dengan
skala VII sampai dengan XII Modified Mercally Intensity (MMI); Kawasan yang
mempunyai sejarah kegempaan yang merusak; Kawasan yang dilalui oleh
patahan aktif daerah yang mempunyai catatan kegempaan dengan kekuatan
(magnitudo) lebih besar dari 5 pada skala richter; Kawasan dengan batuan
dasar berupa endapan lepas seperti endapan sungai, endapan pantai dan
batuan lapuk; Kawasan lembah bertebing curam yang disusun batuan mudah
longsor).
Bab V | 11
5. Kawasan perlindungan setempat meliputi : a) Sempadan pantai (Daratan
sepanjang tepian pantai yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan
kondisi fisik pantai, sekurang-kurangnya 100 m dari titik pasang tertinggi ke
arah darat). b) Sempadan sungai (Sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar
sepanjang kaki tanggul di luar kawasan perkotaan dan 3 m di sebelah luar
sepanjang kaki tanggul di dalam kawasan perkotaan, Sekurang-kurangnya
100 m di kanan kiri sungai besar dan 50 meter di kanan-kiri sungai kecil yang
tidak bertanggul diluar kawasan perkotaan, Sekurang-kurangnya 10 m dari
tepi sungai untuk yang mempunyai kedalaman tidak lebih besar dari 3 m,
Sekurang-kurangnya 15 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai
kedalaman lebih dari 3 m - 20 m, Sekurang-kurangnya 20 m dari tepi sungai
untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih dr 20 m, Sekurang-kurangnya
100 m dari tepi sungai untuk sungai yang terpengaruh oleh pasang surut air
laut, dan berfungsi sebagai jalur hijau. c) Kawasan sekitar waduk dan
danau/situ (Daratan sepanjang tepian waduk dan situ yang lebarnya
proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik waduk dan situ sekurang-
kurangnya 50 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat) d) Kawasan sekitar
mata air (Kawasan dengan radius sekurang-kurangnya 200 m di sekitar mata
air). e) RTH Kota (Lahan dengan luas paling sedikit 2.500 meter persegi;
Berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu
hamparan dan jalur; dan didominasi komunitas tumbuhan).
6. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya meliputi : a)
Kawasan cagar alam (Kawasan darat dan atau perairan yang ditunjuk
mempunyai luas tertentu yang menunjang pengelolaan yang efektif dengan
daerah penyangga cukup luas serta mempunyai kekhasan jenis tumbuhan,
satwa atau ekosistemnya; Kondisi alam baik biota maupun fisiknya masih asli
dan tidak atau belum diganggu manusia), b) Kawasan suaka margasatwa
(Kawasan yang ditunjuk merupakan tempat hidup & perkembangan dari suatu
jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi, Memiliki keanekaragaman
dan/atau keunikan satwa, Memiliki luas yang cukup sebagai habitat jenis
Bab V | 12
satwa yang bersangkutan). c) Kawasan pantai Mangrove (Minimal 130 kali
nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur
dari garis air surut terendah ke arah darat). d) Taman wisata alam (Kawasan
darat dan/atau perairan yang ditunjuk mempunyai luas yang cukup dan
lapangannya tidak membahayakan serta memiliki keadaan yang menarik dan
indah, baik secara alamiah maupun buatan; Memenuhi kebutuhan rekreasi
dan/atau olah raga serta mudah dijangkau). e) Kawasan cagar budaya dan
ilmu pengetahuan (Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang
berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian bagiannya atau sisa-sisanya,
yang berumur sekurangkurangnya 50 tahun atau mewakili masa gaya yang
khas dan sekurangkurangnya 50 tahun serta dianggap mempunyai nilai
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan; Lokasi yang
mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya).
7. Kawasan usulan hutan lindung; Kawasan yang tidak berfungsi lindung, namun
berdasarkan kriteria teknis digolongkan ke dalam kawasan lindung.
8. Kawasan Budidaya berdasarkan Keppres Nomor 32 Tahun 1990 tentang
Kawasan Budidaya yang meliputi kawasan budidaya di dalam hutan (kawasan
hutan yang memiliki skor 124 (kelas lereng, jenis tanah, intensitas hujan) di
luar hutan suaka alam dan di luar hutan pelestarian alam) dan kawasan
budidaya di luar hutan (kawasan pertanian, perkebunan, pertambangan,
peruntukan industri, kawasan parawisata dan pemukiman, yang secara
kuantitatif skor 124 dan secara ruang meningkatkan produktivitas dan gerak
pembangunan secara berkelanjutan).
Berdasarkan analisis tersebut di atas kawasan-kawasan lindung dan
kawasan-kawasan yang termasuk kawasan budidaya dapat dikemukakan beserta
luasannya. Kawasan lindung dalam lingkup wilayah kabupaten mencapai total luas
90.174 Ha (25,49 %) dan selebihnya termasuk dalam kawasan budidaya, yaitu
263.543 Ha (74,51%). Uraian selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Bab V | 13
Tabel 5. 2 Luas Kawasan Lindung Menurut Setiap Kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara.
Kawasan Lindung
Kawasan
Kecamatan Hutan Sempadan Sempadan Sempadan Tubuh
Ekosistem
Lindung Danau Pantai Sungai Air
Mangrove
Danau - - 0 - - 360
Galela 2,365 138 4 139 21 70
Galela Barat 2,299 - 66 - 11 135
Galela Selatan 6,931 - 34 - - 10
Galela Utara 4,557 27 - 442 18 73
Kao - 347 - 200 28 44
Kao Barat 16,096 - - - 8 49
Kao Teluk 5,893 139 - 380 39 60
Kao Utara 55 - - 309 42 37
Loloda Kepulauan 733 32 - 80 - -
Loloda Utara 3,183 - - 579 64 101
Malifut 7,430 357 - 140 90 211
Tobelo 9,095 1 - 78 - -
Tobelo Barat 6,378 - - - 21 86
Tobelo Selatan 870 - 10 127 32 524
Tobelo Tengah 6,759 - - 68 - 56
Tobelo Timur 333 5 - 234 49 36
Tobelo Utara 10,519 - - 178 10 18
Jumlah 83,495 1,085 114 3,173 435 1,870
% 23.6 0.3 0.0 0.9 0.1 0.5
Sumber: Revisi tahun 2018, tentang RTRW Kab. Halamahera Utara Tahun 2012-2032
Tabel 5. 3 Luas Kawasan Budidaya Menurut Setiap Kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara.
Sumber: Revisi tahun 2018, tentang RTRW Kab. Halamahera Utara Tahun 2012-2032
Bab V | 14
5.1.4 Indikasi Program Rtrw Kabupaten Halmahera Utara
Arahan pemanfaatan ruang Kabupaten Halmahera Utara terangkum
dalam Indikasi Program Utama. Indikasi program-program pembangunan
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera Utara
dijabarkan secara sektoral di berbagai kawasan atau wilayah pengembangan.
Jangka waktu perencanaan program adalah 20 (dua puluh) tahun terhitung
dari tahun 2012 hingga 2032. Program-program ini selanjutnya menjadi
panduan bagi penyusunan program dan kegiatan pembangunan, terutama
yang berskala besar.
Bab V | 15
Tabel 5. 4 Indikasi Program Utama Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Halmahera Utara.
Tahun Pelaksanaan
No. Rencana Struktur PJM II PJM PJM
Sumber Instansi III IV
Ruang Indikasi Program Utama Lokasi Besaran
Pendanaan Pelaksana
2024- 2029-
2019 2020 2021 2022 2023 2028 2032
Pusat-pusat Kegiatan
1 PKW Pemantapan fungsi Tobelo APBD Bappeda,
perkotaan Tobelo Kabupaten Dinas PUPR
sebagai PKW:
a. Peningkatan pusat
pemerintahan
kabupaten
b. Pengembangan
pusat pelayanan
kesehatan
c. Peningkatan pusat
pelayanan
pendidikan
d. Pembangunan
perdagangan dan
jasa skala regional
e. Pengembangan
industri perikanan
dan pertanian
2 PKL Pengembangan dan Galela, Kao, APBD Bappeda,
pemantapan fungsi Malifut Kabupaten Dinas PUPR
Perkotaan
a. Penyusunan studi
kelayakan
terminal, master
plan dan DED
terminal
b. Penyusunan
Rencana Detil Tata
Ruang (RDTR)
c. Penyusunan
Rencana Tata
Bab V | 16
Bangunan dan
Lingkungan
(RTBL)
Bab V | 17
Podiwang -
Kao
Kao – Boso
Pembangunan jalan
luar kota
Pembangunan jalan
pesisir
Bab V | 18
Pelabuhan pengumpul pelabuhan
Tobelo di
Kecamatan
Tobelo;
Pelabuhan pengumpan Pelabuhan
Salimuli di
Kecamatan
Galela
Utara;
Pelabuhan
Tolonuo di
Kecamatan
Tobelo
Utara;
Pelabuhan
Pediwang
di
Kecamatan
Kao Utara;
Pelabuhan
Bobale di
Kecamatan
Kao Utara;
Pelabuhan
Daru di
Kecamatan
Kao Utara;
Pelabuhan
Bobane Igo
di
Kecamatan
Kao Teluk;
Pelabuhan
Kao di
Kecamatan
Kao;
Pelabuhan
Jere di
Kecamatan
Galela
Utara;
Bab V | 19
Pelabuhan
Dama di
Kecamatan
Loloda
Kepulauan;
Pelabuhan
Ngajam di
Kecamatan
Loloda
Utara;
Pelabuhan
Galela di
Kecamatan
Galela;
Pelabuhan
Meti di
Kecamatan
Tobelo
Timur;
Pelabuhan
Dorume di
Kecamatan
Loloda
Utara; dan
Pelabuhan
Mawea di
Kecamatan
Tobelo
Timur.
Bab V | 20
Pendagkop,
Swasta
Tolabit – Kec. APBN, APBD Kementerian
Kao Barat Prov. APBD ESDM, Dinas
Kab. ESDM
/swasta Provinsi, Dinas
Pendagkop,
Swasta
Pitago – Kec. APBN, APBD Kementerian
Kao Barat Prov. APBD ESDM, Dinas
Kab. ESDM
/swasta Provinsi, Dinas
Pendagkop,
Swasta
Wateto – Kec. APBN, APBD Kementerian
Kao Utara Prov. APBD ESDM, Dinas
Kab. ESDM
/swasta Provinsi, Dinas
Pendagkop,
Swasta
Warudu –Kec. APBN, APBD Kementerian
Kao Utara Prov. APBD ESDM, Dinas
Kab. ESDM
/swasta Provinsi, Dinas
Pendagkop,
Swasta
Jaringan listrik tegangan Birinoa – Kec. APBD Prov. Dinas ESDM
rendah Tobelo Barat APBD Kab. Provinsi, Dinas
/swasta Pendagkop,
Swasta
Mawea – Kec. APBD Prov. Dinas ESDM
Tobelo Timur dan Kab, Provinsi, Dinas
Swasta Pendagkop,
Swasta
Katana – Kec. APBD Prov. Dinas ESDM
Tobelo Timur dan Kab, Provinsi, Dinas
Swasta Pendagkop,
Swasta
Torawat – Kec. APBN, APBD Dinas ESDM
Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Bab V | 21
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Soa Hukum – APBN, APBD Dinas ESDM
Kec. Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Lelesang – Kec. APBN, APBD Dinas ESDM
Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Sangaji Jaya – APBN, APBD Dinas ESDM
Kec. Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Soamaetek – APBN, APBD Dinas ESDM
Kec. Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Tuguis – Kec. APBN, APBD Dinas ESDM
Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Parseba – Kec. APBN, APBD Dinas ESDM
Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Pitago – Kec. APBN, APBD Dinas ESDM
Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
Toboulamo – APBN, APBD Dinas ESDM
Kec. Kao Barat Prov. APBD Provinsi, Dinas
Kab. Pendagkop,
/swasta Swasta
5 Rencana Jaringan
Telekomunikasi
Bab V | 22
stasiun pemancar Kepulauan, Kao Kab. / Provinsi, Dinas
telekomunikasi Barat, Galela Swasta Kominfo
Utara. Kabupaten,
Swasta
Pengembangan dan Seluruh Desa APBN, APBD Kementerian
peningkatan jaringan Prov. APBD Kominfo,
telepon umum Kab. / Dinas Kominfo
Swasta Provinsi, Dinas
Kominfo
Kabupaten,
Swasta
Pembangunan Tower Seluruh Desa APBN, APBD Kementerian
Bersama sebagai BTS Prov. APBD Kominfo,
Kab. / Dinas Kominfo
Swasta Provinsi, Dinas
Kominfo
Kabupaten,
Swasta
Pembangunan Galela - Tobelo APBN, APBD Kementerian
Jaringan Kabel Laut Prov. APBD Kominfo,
Optik antar Pulau Kab. / Dinas Kominfo
Swasta Provinsi, Dinas
Kominfo
Kabupaten,
Swasta
Penyusunan Rencana Seluruh APBD Dinas Kominfo
Induk Sistem Jaringan Kecamatan Kabupaten
Telekomunikasi
Bab V | 23
Optimalisasi dan Kecamatan APBD Dinas PU
peningkatan Jaringan Malifut Kabupaten Kabupaten
Pipa Distribusi IPA
Malifut
Sumber air permukaan Kecamatan APBD Dinas PU
Wawongira dan Tobelo Barat Kabupaten Kabupaten
Jaringan Pipa
Distribusi untuk
melayani Kecamatan
Tobelo Barat
Pengembangan SPAM Kecamatan Kao APBD Dinas PU
non perpipaan Barat Kabupaten Kabupaten
Bab V | 24
Kabupaten
Halmahera
Utara
10 Rencana Sistem Pembangunan IPAL Kota Tobelo APBD Dinas PU
Penanganan komunal di kawasan Kabupaten Kabupaten
Limbah permukiman padat
penduduk
Pembangunan Kota Tobelo APBD Dinas PU
jaringan pipa air Kabupaten Kabupaten
limbah secara gravitasi
ke IPAL komunal
Pembangunan IPAL di Kota Tobelo APBD Dinas PU
kawasan perkotaan Kabupaten Kabupaten
12 Sarana
Pembangunan/ Galela, Galela APBD Dinas PU
Perbaikan Pos Damkar Barat, Kao, Kao Kabupaten Kabupaten
Tingkat Kecamatan Teluk, Kao
bertahap mulai tahun Barat, Malifut,
2019 hingga 2032 Loloda
Kepulauan,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo
Penambahan jumlah Galela, Galela APBD Dinas
SD mulai tahun 2022 Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
Selatan, Galela dan
Bab V | 25
secara bertahap Utara, Kao, Kao Kebudayaan
hingga tahun 2032 Teluk, Kao Kabupaten,
Utara, Loloda Dinas PU
Kepulauan, Kabupaten
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara
Penambahan jumlah Galela, Galela APBD Dinas
SMP mulai tahun 2022 Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
secara bertahap Selatan, Galela dan
hingga tahun 2032 Utara, Kao, Kao Kebudayaan
Teluk, Kao Kabupaten,
Utara, Kao Dinas PU
Barat, Loloda Kabupaten
Kepulauan,
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara,
Tobelo Barat
Pelatihan peningkatan Galela, Galela APBD Dinas
ketrampilan bagi Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
petugas kebersihan Selatan, Galela dan
Utara, Kao, Kao Kebudayaan
Teluk, Kao Kabupaten,
Utara, Kao Dinas PU
Barat, Loloda Kabupaten
Kepulauan,
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara,
Tobelo Barat,
Loloda Utara
Penambahan jumlah Galela, Galela APBD Dinas
SMA mulai tahun 2022 Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
Selatan, Galela dan
Bab V | 26
secara bertahap Utara, Kao, Kao Kebudayaan
hingga tahun 2032 Teluk, Kao Kabupaten,
Utara, Kao Dinas PU
Barat, Loloda Kabupaten
Kepulauan,
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara,
Tobelo Barat,
Loloda Utara
Pembangunan Galela, Galela APBD Dinas
POSYANDU bertahap Barat, Galela Kabupaten Kesehatan
mulai tahun 2022 Selatan, Galela Kabupaten,
hingga 2032 Utara, Kao, Kao Dinas PU
Utara, Loloda Kabupaten
Kepulauan,
Tobelo, Tobelo
Selatan, Tobelo
Tengah, Tobelo
Timur, Tobelo
Utara, Tobelo
Barat, Loloda
Utara
Penambahan jumlah Galela, Galela APBD Dinas
SMK mulai tahun 2019 Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
secara bertahap Selatan, Galela dan
hingga tahun 2032 Utara, Kao, Kao Kebudayaan
Teluk, Kao Kabupaten,
Utara, Kao Dinas PU
Barat, Loloda Kabupaten
Kepulauan,
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara,
Tobelo Barat,
Loloda Utara
Bab V | 27
Penambahan jumlah Tobelo, Tobelo APBD Dinas
tenaga medis sesuai Selatan, Tobelo Kabupaten Kesehatan
dengan bertambahnya Tengah, Tobelo Kabupaten
jumlah sarana Timur, Tobelo
kesehatan Utara, Kao, Kao
Utara, Malifut,
Galela, Galela
Barat, Galela
Selatan, Galela
Utara
Pembangunan Pusat Tobelo, Tobelo APBD Dinas
Perbelanjaan dan Selatan Kabupaten PERINDAGKOP
Niaga Kabupaten,
Dinas PU
Kabupaten
Penyuluhan hidup Galela, Galela APBD Dinas
sehat Barat, Galela Kabupaten Kesehatan
Selatan, Galela Kabupaten
Utara, Kao, Kao
Teluk, Kao
Utara, Loloda
Kepulauan,
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara
Pembangunan Toko/ Tobelo, Tobelo APBD Dinas
Warung bertahap Selatan, Tobelo Kabupaten PERINDAGKOP
mulai tahun 2022 Tengah, Tobelo Kabupaten,
hingga 2032 Timur, Tobelo Dinas PU
Utara, Kao, Kao Kabupaten
Utara, Malifut,
Galela, Galela
Barat, Galela
Selatan, Galela
Utara
Penyuluhan tentang Galela, Galela APBD Dinas
bahaya Narkoba di Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
sekolah SD hingg Selatan, Galela dan
SMU/ SMK Utara, Kao, Kao
Bab V | 28
Teluk, Kao Kebudayaan
Utara, Kao Kabupaten
Barat, Loloda Dinas
Kepulauan, Kesehatan
Malifut, Tobelo, Kabupaten
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara,
Tobelo Barat,
Loloda Utara
Penambahan jumlah Galela, Galela APBD Dinas
Guru sesuai dengan Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
bertambahnya jumlah Selatan, Galela dan
sekolah Utara, Kao, Kao Kebudayaan
Teluk, Kao Kabupaten
Utara, Loloda
Kepulauan,
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara
Pelatihan peningkatan Galela, Galela APBD Dinas PU
ketrampilan anggota Barat, Galela Kabupaten Kabupaten
Satpol PP Selatan, Galela
Utara, Kao, Kao
Teluk, Kao
Utara, Kao
Barat, Loloda
Kepulauan,
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara,
Tobelo Barat,
Loloda Utara
Pelatihan ketrampilan Galela, Galela APBD Dinas
sebagai penyuluh anti Barat, Galela Kabupaten Pendidikan
narkoba Selatan, Galela dan
Bab V | 29
Utara, Kao, Kao Kebudayaan
Teluk, Kao Kabupaten
Utara, Kao Dinas
Barat, Loloda Kesehatan
Kepulauan, Kabupaten
Malifut, Tobelo,
Tobelo Selatan,
Tobelo Tengah,
Tobelo Timur,
Tobelo Utara,
Tobelo Barat,
Loloda Utara
Pembangunan Apotek Tobelo, Tobelo APBD Dinas
bertahap mulai tahun Selatan, Tobelo Provinsi, Kesehatan
2022 hingga 2032 Tengah, Tobelo APBD Provinsi, Dinas
Timur, Tobelo Kabupaten Kesehatan
Utara, Kao, Kao Kabupaten,
Utara, Malifut, Dinas PU
Galela, Galela Kabupaten
Barat, Galela
Selatan, Galela
Utara
Sumber: Revisi tahun 2018, tentang RTRW Kab. Halamahera Utara Tahun 2012-2032
Bab V | 30
5.2 Rencana Daerah Pelayanan
Bab V | 31
Tabel 5. 5 Pusat Pelayanan Operasi PDAM Menurut Jenis Sumber Air, Kapasitas Sumber Air,
Kapasitas Produksi dan Kapasitas Idle Di Kabupaten Halmahera Utara.
KAPASITAS
NO. KAPASITAS KAPASITAS
PUSAT OPERASI PDAM JENIS SUMBER SUMBER
PRODUKSI IDLE L/D
AIR AIR
L/D
L/D
I PDAM TOBELO (PDAM INDUK)
a. pusat operasi I PDAM Tobelo
- sumur 1 Sumur dangkal 25 22 11
- sumur 2 Sumur dangkal 3 2.5 0.5
- sumur 3 Sumur dalam 30 25 17.5
pusat operas II PDAM Tobelo
- sumur 1 Sumur dalam 50 40 38.5
- sumur 2 Sumur dalam 50 40 41
- sumur 3 Sumur dalam 50 40 47
- sumur 4 Sumur dalam 40 40 37
- sumur 5 Sumur dalam 40 40 35
- sumur 6 Sumur dalam 100 80 88.5
- sumur 7 Sumur dalam 100 80 90.5
- sumur 8 Sumur dalam 100 80 88.5
- sumur 9 Sumur dalam 100 80 90.5
b. Danau Paca Tobelo Selatan IPA 500 50 420
c. Pusat operasi III PDAM Kali pitu Sumur dalam 6 5 4
d. Pusat operasi IV PDAM Sadada Sumur dalam 15 10 12
e. Unit pelayanan PO Desa Ruko Sumur dalam 6.5 5 3
f. Unit pelayanan Desa Togoliua Permukaan 35 25 32.9
II PDAM UNIT IKK Kao
a. pusat operasi IKK
- sumur 1 Sumur dalam 18 15 3
- sumur 2 Sumur dalam 15 10 5
b. unit pelayanan Desa Daru
- sumur 1 Sumur dalam
- sumur 2 Sumur dalam 6 5 1
c. unit pelayanan PO Desa Bori Sumur dalam 5 3.5 1.5
d. unit pelayanan PO Kuntum Sumur dalam 6 4.5 1.5
Mekar
e. unit pelayanan PO Tabanoma Sumur dalam 4.5 3.5 1
f. unit pelayanan PO Malifut IPA 100 20 90
g. unit pelayanan PO Pidiwang Sumur dalam 30 25 20
III PDAM UNIT IKK GALELA
a. Sungai IRA Galela IPA 100 20 90
b. Sungai Fram Tujuh Galela Air baku 100 20 90
c. Pusat operasi Pune
- Sumur 1 Sumur dalam 20 15 13.5
d. unit pelayanan PO Igobula Sumur dalam 5 4 2
e. unit pelayanan PO Dokulamo Sumur dalam 5 4 2
f. unit pelayanan PO Soakonora Sumur dangkal 7.5 5 4.2
Sumber: Revisi tahun 2018, tentang RTRW Kab. Halamahera Utara Tahun 2012-2032.
Bab V | 32
5.3 Proyeksi Jumlah Penduduk
A. Perhitungan Aritmatika
Metode ini biasanya juga disebut dengan rata-rata hitung. Metode aritmatik
digunakan apabila data berkala menunjukkan jumlah penambahan (absolut number)
yang relatif sama setiap tahun. Hal seperti itu terjadi pada daerah yang luasnya kecil,
tingkat pertumbuhan ekonomi daerah rendah dan pengembangan (pertumbuhan)
daerah yang tidak terlalu pesat.
Bab V | 33
Alasan penggunaan metode aritmatika pada jenis daerah yang demikian adalah
dengan pertimbangan bahwa daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang
rendah dan potensi pengembangan daerah yang tidak terlalu pesat akan
menghasilkan pertumbuhan penduduk yang kecil dan lambat. Metode proyeksi yang
tepat untuk kondisi seperti itu adalah metode aritmatika.
Model aritmatika ialah salah satu model proyeksi yang mengasumsikan pola
penyebaran datanya linier. Rumus yang digunakan untuk proyesi penduduk dangan
metode aritmatika (Achmad Zanbar, 2005) adalah sebagai berikut:
Pt P0 (a n)
Keterangan :
Pt = Jumlah penduduk hasil proyeksi pada tahun ke-t (jiwa),
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal data yang ada (jiwa),
a = rata-rata pertumbuhan penduduk (jiwa) dengan rumus sebagai
berikut:
a Pt Pt1
t = Faktor tahun.
B. Perhitungan Geometri
Proyeksi dengan metoda ini menganggap bahwa perkembangan penduduk
secara otomatis berganda. Dengan pertambahan penduduk awal. Metoda ini
memeperhatikan suatu saat terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap,
disebabkan kepadatan penduduk mendekati maksimum.
Rumus yang digunakan :
Pn = Po (1 + r)n
Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi
r = rata-rata prosentase tambahan penduduk tiap tahun.
n = kurun waktu proyeksi
Bab V | 34
C. Perhitungan Least Square
Salah satu metode peramalan dengan garis regresi sederhana adalah dengan
menggunakan metode Least Square. Persamaan yang digunakan dalam menghitung
proyeksi penduduk dengan metode Least Square ini adalah sebagai berikut:
Pn = a + b.x
a
y b.x
n n
n Σxy Σx.Σy
b
n Σx 2 Σx 2
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk yang diproyeksikan
a = Konstanta
b = Koefisien arah regresi linear
x = Faktor tahun
Bab V | 35
korelasi mendekati 1, maka metode perhitungan statistik untuk penentuan proyeksi
penduduk Kabupaten Halmahera Utara yang digunakan adalah metode aritmatik.
Data jumlah penduduk yang digunakan adalah data jumlah penduduk dengan
rentang tahun 2016 sampai dengan 2020 yang bersumber dari data Badan Pusat
Statistik Kabupaten Halmahera Utara.
Tabel 5. 6 Jumlah Penduduk Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2016 – Tahun 2020 (5 Kecamatan )
Laju
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Kecamatan Pertumbuha
n Penduduk
2016 2017 2018 2019 2020
1 Tobelo Utara 11.101 11.327 11.534 11.952 11.863 1,71
2 kao Teluk 4.013 4.080 4.155 6.320 6.607 8,74
3 Kao Barat 9.095 9.254 9.423 9.413 9.442 1,09
4 Loloda Utara 9.564 9.710 9.888 10.224 10.740 2,58
5 Loloda 6.626 6.729 6.852 8.086 8.225 4,37
Kepulauan
Jumlah 40.399 41.100 41.852 45.995 46.877 3,70
Sumber : Kabupaten Halmahera Utara Dalam Angka
Rata rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Halmahera Utara dari tahun
2016 – 2020 adalah 3,70 %. Lonjakan penduduk terbesar besar terjadi di Kecamatan
Kao Teluk dengan laju pertumbuhan rata rata 8,74 % dan yang terkecil di Kecamatan
Kao Barat dengan rata rata laju pertumbuhan penduduk 1,09 %.
Dengan menggunakan metode aritmatik maka didapatkan hasil proyeksi
penduduk sebagai berikut :
Jumlah
Jumlah Penduduk Tahun Proyeksi
No. Kecamatan Penduduk
Bab V | 36
5.4 Proyeksi Kebutuhan Air Minum
Jumlah penduduk di setiap zona yang akan direncanakan kurang dari 20.000
jiwa sehingga berdasarkan kriteria Perencanaan Air Bersih Ditjen Cipta Karya, 1996
wilayah perencanaan masih termasuk kategori kecil. Dengan demikian beberapa
asumsi yang digunakan dalam analisis demand supply seperti standar komsumsi unit
sambungan rumah, komsumsi unit non domestik, faktor kehilangan air, faktor harian
puncak dan faktor jam puncak mengikuti kriteria tersebut.
Bab V | 37
Tabel 5. 8 Asumsi yang Digunakan dalam Analisis Demand Supply
A. Asumsi Demand
Konsumsi Air
Sambungan Rumah (SR) 80 L/org/hari
Kran/Hidran Umum 30 L/org/hari
Non Domestik 15 % dari kebutuhan domestik
B. Asumsi Supply
1. Unit Produksi - Penyediaan air bersih bersumber dari unit
produksi PDAM dan unit-unit SPAM Perpipaan
Non PDAM di Wilayah Perencanaan
- Tidak ada penambahan kapasitas unit
produksi *)
- Terjadi penyusutan kapasitas produksi 2 %
per tahun
2. Pelayanan Domestik SR : HU 80 % : 20 %
3. Desain Aliran
- Faktor Hari Maksimum (Fh- 1,2 x Qr
max)
- Faktor Jam Puncak (Fj-max) 1,75 x Qr
4. Pelayanan Sambungan
Langganan
- Sambungan Rumah (SR) Ratio berdasarkan Kecamatan
- Kran/Hidran Umum 100 jiwa
5. Kehilangan Air - Angka kebocoran pada unit PDAM Kabupaten
Halmahera Utara riil saat ini (2020) yaitu
27,02 %
- Perbaikan kebocoran pada unit PDAM Kab
Halmahera Utara dilakukan secara bertahap,
yaitu sesuai kondisi riil (27,02 %) pada awal
masa perencanaan dan menurun secara
bertahap hingga 20 % pada akhir tahun
perencanaan
- Angka kebocoran untuk unit SPAM Perpipaan
Non PDAM tetap yaitu 20 %
Bab V | 38
sistem penyesiaan air minum di wilayah perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 5. 9 Distribusi Pelanggan yang Terlayani Sistem Penyediaan Air Minum di wilayah
perencanaan
Pelanggan Persentase
Ruma Pelangg
Kecamatan Pendudu (RT) yang pelayanan
k h an
belum (%)
Tangg (RT)
terlayani
a
Tobelo Utara 11.863 2.966 1.69 1.272 57
4
Kao Teluk 6.607 1.652 697 955 42
Kao Barat 9.442 2.361 1.37 985 58
6
Loloda Utara 10.740 2.685 1.46 1.224 54
1
Loloda 8.225 2.056 1.39 665 68
Kepulauan 1
Jumlah 46.877 11.71 6.61 5.100 56,48
9 9
Sumber : Hasil Surver dan Analisis 2021
Bab V | 39
5.4.2 Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih yang digunakan
untuk beberapa kegiatan seperti:
1. Kebutuhan institusional, adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan
perkantoran, dan tempat pendidikan dan sekolah.
2. Kebutuhan komersial dan industri, adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan
hotel, pasar, pertokoan, restoran. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk
industri biasanya digunakan untuk air pendingin, air pada boiler untuk
pemanas, bahan baku proses, dan untuk kepentingan karyawannya. Besarnya
kebutuhan air tergantung besar/ kecilnya industri tersebut.
3. Kebutuhan fasilitas umum, adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan
tempat-tempat ibadah, rekreasi, terminal.
Asumsi kebutuhan air minum non domestik yang digunakan dalam proyeksi
kebutuhan air minum adalah tambahan 15 % dari kebutuhan air domestik.
Bab V | 40
- Kehilangan air fisik/teknis (kebocoran pada jaringan distribusi,
kebocoran dan luapan pada reservoir, kebocoran pada pipa dinas
hingga meter pelanggan).
Bab V | 41
Tabel 5. 11 Proyeksi Kebutuhan Air Minum sekala Kabupaten Halmahera Utara sampai
dengan tahun 2041
Pada perhitungan yang telah disajikan pada tabel diatas diketahui bahwa
kebutuhan rata-rata penduduk kabupaten Halmahera Utara yang akan dikelola oleh
PDAM sebesar 482,28 L/detik. Untuk kapasitas air baku yang akan dimanfaatkan
harus dikalikan dengan faktor hari maksimum sehingga total kapasitas yang akan
dimanfaatkan adalah sebesar 578,74 L/det.
Bab V | 42
5.4.5 Proyeksi Kebutuhan Air Zona Pelayanan
Berdasarkan data kondisi eksisting bahwa tidak semua kecamatan
terlayani akses air minumnya oleh PDAM Kabupaten Halmahera utara. Begitu
pula dalam skala kecamatan, tidak semua wilayah desa terlayani oleh PDAM.
Dari 5 zona kecamatan di wilayah perencanaan hanya 2 zona kecamatan yang
telah dilayani oleh PDAM, dan 3 kecamatan sisanya dilayani oleh Non PDAM.
Perhitungan proyeksi kebutuhan air minum pada tiap zona pelayanan tetap
mengacu pada pendekatan pemakaian air di tiap zona kecamatan tersebut.
Tabel 5. 12 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Zona Pelayanan I Kecamatan Tobelo Utara
sampai dengan tahun 2041.
Bab V | 43
Tabel 5. 13 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Zona Pelayanan II Kecamatan Kao Teluk
sampai dengan tahun 2041
Bab V | 44
Tabel 5. 14 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Zona Pelayanan III Kecamatan Kao Barat sampai
dengan tahun 2041.
Bab V | 45
Tabel 5. 15 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Zona Pelayanan IV Kecamatan Loloda Utara
sampai dengan tahun 2041
Bab V | 46
Tabel 5. 16 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Zona Pelayanan V Kecamatan Loloda Kepulauan
sampai dengan tahun 2041
Bab V | 47
Tabel 5.18 Proyeksi Kebutuhan Air Jam Puncak Wilayah Perencanaan
Bab V | 48