Anda di halaman 1dari 5

Rencana Kawasan Strategis

Secara keseluruhan kawasan strategis pengembangan di wilayah kabupaten Brebes dibagi


menjadi 2 kelompok kawasan strategis yaitu Kawasan strategis dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi dan Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya
lingkungan hidup.

Kawasan strategis Kabupaten Brebes di tetapkan menjadi 2 kelompok kawasan strategis,


yaitu :
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu Kawasan
Pertumbuhan Cepat Pantura (sepanjang jalan arteri pantura Kabupaten Brebes) yang
termasuk dalam Kawasan Perkotaan Bregasmalang, Kawasan Koridor Perbatasan
Cibening, Kawasan Agropolitan Larangan dan Kawasan Agropolitan Paguyangan yang
termasuk dalam Kawasan Agropolitan Jawa Tengah, Kawasan Perkotaan Bumiayu, dan
Kawasan Perkotaan Ketanggungan-Kersana.
b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi yaitu Kawasan Panas Bumi Gunung Slamet.
c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup,
yaitu kawasan pesisir sepanjang Kecamatan Brebes hingga Losari yang termasuk dalam
Kawasan Daerah Aliran Sungai kritis lintas kabupaten/kota.

5.1. KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN PERTUMBUHAN


EKONOMI
5.1.1. Kaw asan Pertumbuhan Cepat Pantura
Kawasan Strategis Pertumbuhan ekonomi adalah kawasan sepanjang jalan arteri pantur
Kabupaten Brebes dari Perkotaan Brebes, sampai dengan Perkotaan Losari. Rencana
pengembangan dan penanganan kawasan ini adalah:
1. Pengaturan pengembangan kawasan melalui penetpatan pemanfaatan ruang yang jelas
dan dilengkapi dengan peraturan zonasi;
2. Mengalokasikan fungsi-fungsi ekonomi produktif seperti industri, perdagangan, dan jasa
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan wilayah, peningkatan peluang investasi, dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat;
3. Mengantisipasi dampak pembangunan jalan tol, terhadap fungsi-fungsi regional yang
telah berkembang disepanjang koridor jalan pantura;
4. Penanganan permasalahan lingkungan perkotaan, seperti :

V-1
a. Penanganan permasalahan kebersihan, kekumuhan, dan kesemrawutan kegiatan
perkotaan;
b. Penanganan permasalahan kesemrawutan lalu lintas;
c. Penyediaan jaringan utilitas dan infrastruktur kota;
d. Mengembangkan sistem pembiayaan pembangunan kawasan perkotaan dengan
gabungan swadaya dan dana pemerintah.

5.1.2. Kaw asan Agropolitan Larangan dan Agropolitan Paguyangan


Kawasan Agropolitan Larangan dan pusat pemasaran pertanian di Kecamatan Larangan dan
Kawasan Agropolitan Paguyangan yang termasuk dalam Kawasan Agropolitan Jawa
Tengah.
Kawasan strategis agropolitan di Kabupaten Brebes terdiri dari kawasan Agropolitan Pasir
Buto (Kecamatan Paguyangan, Kecamatan Sirampog, Kecamatan Bumiayu, Kecamatan
Tojong) dan Kawasan Agropolitan Jalabaritangkas (Kecamatan Jatibarang, Kecamatan
Larangan, Kecamatan Bulakamba, Kecamatan Wanasari, Kecamatan Ketanggungan,
Kecamatan Bantarkawung, dan Kecamatan Songgom)
Pengembangan kawasan strategis Agropolitan Larangan dilakukan melalui :
1. Penyediaan/ peningkatan infrastruktur kawasan agropolitan;
2. Pengembangan kegiatan agrobisnis;
3. Pengembangan kegiatan agroindustri;
4. Peningkatan kualitas SDM pengelola kegiatan pertanian;
5. Peningkatan produktivitas pertanian.

5.1.3. Kaw asan Perkotaan Bumiayu


Kawasan perkotaan Bumiayu yang berperan sebagai pusat pengembangan wilayah
Kabupaten Brebes bagian Selatan.
Rencana pengelolaan kawasan strategis Perkotaan Bumiayu adalah :
1. Penanganan permasalahan kebersihan, kekumuhan, dan kesemrawutan kegiatan
perkotaan;
2. Pengembangan pusat perekonomian yang terkait dengan potensi daerah yang ada
disekitarnya;
3. Penyediaan jaringan utilitas dan infrastruktur kota
4. Mengembangkan sistem pembiayaan pembangunan kawasan perkotaan dengan
gabungan swadaya dan dana pemerintah.

5.1.4. Kaw asan Perkotaan Ketanggungan-Kersana


Kawasan perkotaan Ketanggungan-Kersana berperan sebagai pusat pengembangan
wilayah Kabupaten Brebes bagian Tengah.
Rencana pengelolaan kawasan strategis Perkotaan Bumiayu adalah :
1. Penanganan permasalahan kebersihan, kekumuhan, dan kesemrawutan kegiatan
perkotaan;

V-2
2. Pengembangan pusat perekonomian yang terkait dengan potensi daerah yang ada
disekitarnya;
3. Penyediaan jaringan utilitas dan infrastruktur kota
4. Mengembangkan sistem pembiayaan pembangunan kawasan perkotaan dengan
gabungan swadaya dan dana pemerintah.

5.1.5. Kaw asan Koridor Perbatasan Cibening (Cirebon, Brebes, Kuningan)


Kawasan koridor perbatasan Cibening merupakan kawasan yang potensial di bidang
pertanian, industri dan pusat pelayanan kawasan perkotaan yang berpusat di Cirebon.
kawasan ini merupakan kawasan strategis kerjasama antara Provinsi Jawa Tengah dengan
Provinsi Jawa Barat.
Pengembangan kawasan strategis koridor perbatasan cibening meliputi:
1. Peningkatan kerjasama dalam pengelolaan pemanfaatan sumber daya air, pengelolaan
dan pembangunana sarana dan prasarana;
2. Penyediaan jaringan utilitas dan infrastruktur;
3. Penanganan permasalahan lingkungan
4. Peningkatan kualitas SDM dan kesejahteraan masayarakat di koridor perbatasan.

5.2. KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN PENDAYAGUNAAN


SUMBER DAYA ALAM DAN/ATAU TEKNOLOGI TINGGI
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi, yaitu Kawasan Panas Bumi Gunung Slamet. Kawasan strategis ini
diperuntukan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan
lokasi sumber daya alam strategi, dan memiliki sumber daya alam strategis.

5.3. KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN FUNGSI DAN


DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, yaitu
kawasan pesisir sepanjang Kecamatan Brebes yang termasuk dalam Kawasan Daerah
Aliran Sungai kritis lintas kabupaten/kota.
Kawasan pesisir memiliki karakteristik yang khusus baik dalam perkembangan kegiatan dan
biota alamnya. Penanganan Kawasan pesisir adalah :
1. Penanganan konflik kawasan pertanian (sawah) dengan tambak;
Konflik sawah dengan tambak terjadi akibat perluasan lahan tambak yang terus terjadi
kearah daratan (selatan). Perluasan tambak yang tidak terkendali akan menyebabkan
lahan sawah semakin berkurang. Selain itu suplay air payau untuk tambak dapat
menyebabkan hilangknya kesuburan tanah sawah yang ada didekatnya.
2. Konservasi pantai;
Konservasi pantai di Kabupaten Brebes dilakukan melalui mangrovisasi pada tanah-
tanah yang masuk dalam kawasan sempadan pantai. Tanaman mangrove ini sekaligus
sebagai penahan terjadinya abrasi.

V-3
3. Penanganan masalah sedimentasi;
Penanganan masalah sedimentasi dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan yaitu
pengerukan/ normalisasi pada saluran-saluran sedimentasi di sungai-sungai pesisir, dan
penghijauan di kawasan hulu daerah selatan Kabupaten Brebes untuk mengurangi
partikel sedimen.
4. Penanganan masalah tanah timbul;
Tanah timbul terjadi akibat sedimentasi dan akresi. Tanah timbul ini seharusnya menjadi
tanah negara, namun demikian banyak tanah timbul yang sudah dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk budidaya tambak. Bahkan tindakan ilegal jual beli tanah timbul ini
terjadi, oleh karena itu perlu penanganan masalah tanah timbul oleh instansi yang
berwenang.
5. Pembangunan dan peningkatan sarana aktivitas nelayan.
Pembangunan dan peningkatan sarana aktivitas nelayan dilakukan melalui :
a. peningkatan fasilitas tempat pelelangan ikan (TPI), peningkatan ini dilakukan tidak
hanya pada fasilitas internal TPI tetapi juga pada fasilitas eksternalnya, seperti :
jalan dan angkutan umum menuju TPI, manajemen pengelolaan ikan & pemasaran,
pemberdayaan nelayan1.
b. pengerukan alur sungai yang dijadikan jalur nelayan
c. pembangunan sarana penambatan perahu
d. penyaluran kredit bantuan kapal dan sarana tangkap yang memiliki ukuran dan
daya jangkau yang lebiuh jauh .

1
Pemberdayaan nelayan yang dimaksud dalam hal ini adalah upaya meningkatankan posisi tawar nelayan dalam
proses jual beli ikan, sehingga tidak dimanfaatkan tengkulak

V-4
5.1. Peta Rencana Kawasan Strategis

V-5

Anda mungkin juga menyukai