Anda di halaman 1dari 8

Kerusakan vegetasi hijau di kota Gorontalo sebagai berikut:

- Kerusakan hutan yang tersebar di masing-masing Kabupaten se provinsi Gorontalo di dominasi


aksi perambahan hutan dan illegal logging. Diprediksi luasan hutan yang tersisa itu akan semakin
berkurang bila kegiatan pembabatan hutan dan illegal loging masih terus berlangsung.
- Kerusakan hutan ini umumnya akibat dari illegal logging(pembalakan liar). Di Kabupaten
Boalemo, pada tahun 2012 terdapat 3 kasus illegal logging (pembalakan liar).Dari kasus tersebut,
umumnya memiliki izin, hanya saja kelebihan volume
- Akibat dari pembalakan liar tersebut menimbulkan dampak-dampak negatif. Salah satunya
bencana banjir bandang dalam kurun waktu tahun 2010 dan tahun 2011
- Deforestasi, degradasi lingkungan dan berkurangnya biodivesitas flora dan fauna Kawasan Suaka
Margasatwa Nantu berkaitan erat dengan pengelolaan dan aktivitas manusia di sekitarnya.
Dimulai dengan kebijakan transmigrasi, pemberian konsesi Hak Pengelolaan Hutan (HPH), disusul
dengan masuknya Perusahaan gula, kemudian dikeluarkannya Ijin Usaha Pertambangan dan
terakhir Ijin Perusahaan Kelapa Sawit. Rangkaian scenario ini membuat lahan hutan semakin
menyempit karena selain alih fungsi Kawasan menjadi konsesi Perusahaan, rakyat dipaksa
menjual penguasaan lahannya ke Perusahaan serta mereka yang kehilangan lahan berusaha
membuka lahan baru dari Kawasan hutan.
- Mengakibatkan kerusakan lingkungan di seluruh wilayah Kabupaten Boalemo
Menurut saya, program-program nawacita yang bisa dikembangkan untuk Pembangunan daerah dan
nasional sebagai berikut:

PROGRAM 3. Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.

ALASAN: dengan adanya pemerataan Pembangunan ini khususnya daerah pinggiran, berarrti
mengusahakan sebaran pusat-pusat pelayanan social dan ekonomi dengan memadai secara merata
seluruh wilayah Indonesia. Dimana sebaran yang relative merata akan meningkatkan akses Masyarakat
terhadap berbagai pelayanan social dan ekonimi. Kepentingan ini dapat diwujudkan dengan menetapkan
peranan kota (PKN, PKW, PKL) dengan dukungan dari pusat dan provinsi untuk melengkapi fasilitas
peyanannya.

PROGRAM 5. Kami akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

ALASAN: sangat menekankan kegiatan yang penuh tanggung jawab untuk membangkitkan kesadaran
dan kemampuan instansi baik secara individual maupun secara kolektif. Dengan adanya Sumber daya
MAanusia yang berkualitas hal ini memegang peranan penting dalam Pembangunan daerah sebab
keikutsertaan masyrakat dan kelompok sasaran dalam penentuan apa yang mereka butuhkan dan
partisipasi dalam proses pelaksanaannya. Untuk itu perlu dilakukan poembangunan manusia seutuhnya.
Dalam rangka itu perlu pula dilakukan Langkah-langkah pemberdayaan baik dalam arti peningkatan
kemampuaan Masyarakat melalui pelatihan, penyediaan berbagai akses ekonomi dan sosial, juga
pengakuan atas hak-hak manusia dan Masyarakat serta penyaluran aspirasinya.

PROGRAM 6. Kami akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

ALASAN: Di dalam perencanaan kota, perencanaan wilayah (provinsi, kabupaten) berperan dalam
menentukan fungi kota tersebut dalam struktur tata rang wilayah yang melingkupinya. Fungsi serta
kedudukan kota tersebut di dalam wilayah menentukan seberapa besar perkembangan kota akan terjadi.
Juga fungsi dan kedudukan kota menentukan fasilitas-fasilitas apa yang harus disediakan ole kota yang
sifatnya melayani wilayah yang melingkupinya. Jadi jelas bahwa perencanaan tau perkembangan wilayah
mempengaruhi perkembangan kota tau kota-kota yang ada di wilayah tersebut. Sebaliknya
perkembangan kota pun mempunyai peran di dalam perkembangan wilayah. Perkembangan tia kota di
dalam wilayah menentukan bagaimana sistem kota yang terdapat dalam wilayah tersebut. Sistem kota
ini akan menentukan, sistem interaksi yang selanjutnya mempengaruhi perencanaan prasgranas
transportasi serta jaringan utilitas lain seperti, listrik, telekomunikasi dan sebagainya. Selain itu, sistem
kota akan mempengaruhi pilihan lokasi investasi, baik investasi yang berada di dalam kota, maupun di
luar kota.

PROGRAM 7. Kami akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor


strategis ekonomi domestik.
ALASAN: Menodrong oertumbuhan ekonomi pada Kawasan-kawasan yang dianggap strategis. Dalam
renaca tata ruang, kepentingan ini diwujudkan dengan menetapkan lokasi dan sektor ekonomi yang
diprioritaskan. Pusat atau provinsi perlu menyediakan dana dan insentif agar daerah dapat menampung
kepentingan tersebut. Perencanaan nasional terutama menekankan pada masalah-masalah serta tujuan-
tujuan ekonomi. Perencanaan wilayah telah seperti telah dijelaskan merupakan perencanaan ekonomi
yang lebih menekankan pada masalah lokasi atau rang di mana aktivitas ekonomi tersebut berada.
Perencanaan wilayah perkotaan lebih menekankan pada masalah-masalah internal yang berada di dalam
wilayah/kawasan perkotaan. Hal ini karena secara definisi, kota atau wilayah perkotaan adalah
konsentrasi penduduk dan aktivitas serta mempunyai fungi sebagai pusat sehingga dapatlah dipahami
bahwa intensitas kegiatan seta penggunaan lahan di kota sangat tinggi.
Kondisi permukaan air tanah di Kota Gorontalo sangat rendah, hampir sama dengan permukaan air di
sungai, dengan kondisi lapisan tanahnya sebagian besar terdiri dari lapisan kapur yang kedap air. Dari
segi kualitas masih memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai air minum. Potensi air tanah di
Provinsi Gorontalo sekitar 3.1 Milyar/tahun. Air tanah ini dimanfaatkan oleh sebagian penduduk Kota
Gorontalo untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Pengelolaan air tanah di Kota Goorntalo
diselenggarakan berlandaskan pada strategi pelaksanaan Pengelolaan Air Tanah dengan prinsip
keseimbangan antara Upaya konservasi, rehabilitasi, dan pendayagunaan Tanah. Pengelolaan Air Tanah
ini meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan konservasi air
tanah, rehabilitasu air tanah, pendayagunaan air tanah, dan pengendalian daya rusak air tanah. Berikut
penjelasan secara detail:

1. Perencanaan pengelolaan air Tanah: Memuat pokok-pokok program konservasi, rehabilitasi,


pendayagunaan, dan pengendalian daya rusak air tanah yang mengutamakan oenggunaan air
permukaan pada wilayah Sungai yang bersangkutan serta berdasarkan pada konsidi dan
lingkungan air tanah pada zona konservasi air tanah.
2. Pelaksanaan rencana pengelolaan air tanah: meliputi pelaksanaan konstruksi, operasi,
rehabilitasi, dan pemeliharaan
3. Pemantauan dan evaluasi: dilakukan melalui pengamatan, pencatatan, perekaman, pemeriksaan
laporan dan atau peninjauan secara langsung. Pemantauan ini dilakukan secara berkala sesuai
dengan kebutuhan.
4. Konservasi: dilakukan secara menyeluruh pada cekungan air tanah yang mencakup daerah
imbuhan dan daerah lepasan air tanah melalui
a. Perlindungan dan pelestarian air tanah yang dapat dilakukan melalui menjaga daya dukung
dan fungsi daerah imbuhan aur tanah; menjaga daya dukung akuifer; memulihkan kondisi
dan lingkungan air tanah pada zona kritis dan zona rusak
b. Pengawetan air tanah yang dapat dilakukan melalui menghemat penggunaan air tanah;
meningkatkan kapasitas imbuhan air tanah; mengendalikan penggunaan air tanah
c. Pengelolaan kualitas dan Pengendalian pencemaran air tanah yang daoat dilakukan melalui
mencegah pencemaran air tanah; menanggulangi pencemaran air tanah; memulihkan
kualitas air tanah yang telah tercemar
5. Rehabilitas: dilaksanakan dengan cara membuat sumur injeksi atau sumur imbuhan dan
teknologi imbuhan buatan lainnya serta memperbaiki daerah imbuhan air tanah
6. Pendayagunaan air tanah: dapat dilakukan melalui
a. Penatagunaan yang dilakukan dengan mempertimbngkan sebaran dan karakteristik akuifer;
kondisi hidrogeologis; kondisi dan lingkungan air tanah; Kawasan lindung air tanah;
kebutuhan air bagi Masyarakat dan Pembangunan; data dan informasi hasil inventarisasi
pada cekungan air tanah; ketersediaan air permukaan
b. Penyediaan yang dilaksankaan sesuai dengan penatagunaan air tanah paling sediikir untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, pertanian rakyat, sanitasi lingkungan, industry,
pertambangan, dan pariwisata
c. Penggunaan air tanah dilakukan dengan mengutamakan pemanfaatan air tanah pada akuifer
dalam yang pengambilannya tidak melebihi daya dukung akuifer terhadap pengambilan air
tanah
d. Pengembangan air tanah harus mempertimbangkan daya dukung akuifer terhadap
pengambilan air tanah; kondisi dan lingkungan air tanah; Kawasan lindung air tanah;
proyeksi kebutuhan air tanah; pemanfaatan air tanah yang sudah ada; data dan informasi
hasil inventarisasi pada cekungan air tanah; ketersediaan air permukaan
e. Pengusahaan merupakan kegiatan penggunaan air tanah bagi usaha yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku produksi, pemanfaatan potensi, media usaha, atau bahan
pembantu atau proses produksi
Pengambilan sampel dalam pelaksanaan proses perencanaan diperlukan sebab dalam proses
perencanaan dibutuhkan Masyarakat sebagai studi lokasi. Dimana jika perencanaan dilaksanakan
berdasarkan populasi lokasi studi maka tidak akan berjalan secara efektif dan efisien sebab populasi
memiliki jumlah yang sangat banyak. Untuk itu, survei dalam proses perencanaan dapat dilakukan pada
Sebagian populasi, tetapi tetap menunjukkan data yang mewakili (reprsesentatif). Pemilihan bagian dari
populasi dilakukan untuk memberikan efisiensi terhadap waktu dan tenaga dibandingkan menyurvei
seluruh populasi. Bagian dari populasi yang dipilih untuk mewakili populasi secara keseluruhan disebut
sebagai sampel.
Tujuan penataan ruang wilayah Kota adalah mewujudkan ruang wilayah kota yang maju dan lestari
melalui penataan ruang secara serasi, seimbang, terpadu dan berkelanjutan dalam rangka mendorong
wilayah kota sebagai kawasan pengembangan agrobisnis dan pariwisata untuk meningkatkan daya saing
daerah dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan hidup dan kelestarian sumberdaya alam.
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota dilakukan dalam pengembangan struktur ruang dan
pola ruang wilayah agar tujuan penataan ruang wilayah kota tercapai. Kebijakan pengembangan struktur
ruang sebagaimana di atas meliputi:

1) peningkatan peran dan fungsi pusat-pusat pertumbuhan baru maupun pengembangan peran dan
fungsi pusat-pusat pertumbuhan yang sudah ada;

2) pengembangan struktur ruang berbasis pulau dan kawasan;

3) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan infrastruktur transportasi, telekomunikasi,


energi dan ketenagalistrikan, sumber daya air, persampahan, dan sanitasi yang terpadu dan sesuai
kebutuhan wilayah kota.

Perencanaan wilayah dalam konteks penataan ruang di Kota Gorontalo, yaitu RTRW dan RDTR sesuai
dengan Perda Kota Gorontalo Nomor 9 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Gorontalo
Tahun 2019-2039 dan Peraturan Walikota (PERWALI) Kota Gorontalo Nomor 44 Tahun 2021 . Rencana
Detil Tata Ruang merupakan bagian dari rencana rinci tata ruang. Di Indonesia, terdapat dua jenis
perencanaan utama yaitu Rencana Pembangunan dan Rencana Tata Ruang yang menjadi pedoman bagi
pemerintah untuk mencapai target pembangunan dalam jangka waktu dan lingkup tertentu. Pentingnya
RDTR adalah untuk menentukan kesesuaian dokumen perencanaan dengan implementasi pembangunan
di lapangan. RDTR merupakan dasar acuan dari diterbitkannya dokumen perizinan terkait bangunan di
Kota Gorontalo. Fungsi dari dilaksanakannya RDTR antara lain:
1. Sebagai penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan lingkungan
permukiman dengan karakteristik tertentu;
2. Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik
kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan/atau masyarakat;
3. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai dengan fungsinya di dalam
struktur ruang kabupaten/kota secara keseluruhan; dan
4. Ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun program pengembangan
kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruangnya pada tingkat BWP atau Sub BWP.

Terdapat 4 materi/substansi yang terkandung di dalamnya sebagai berikut:

1. Dalam Peraturan ini diatur tentang Ruang Lingkup Tujuan Penataan Wilayah Perencanan Rencana
Struktur Ruang termasuk didalamnya mengatur tentang rencana pembangunan pusat pelayanan, rencana
jaringan transfortasi, jaringan jalan, terminal, pelabuhan, alur pelayaran di laut, rencana jaringan
prasarana, rencana jaringan energi, rencana jaringan telekomunikasi, rencana jaringan sumber daya air,
rencana jaringan air minum, rencana pengelolaan air limbah dan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun(B3), persampahan, jaringan drainase, dan jaringan prasarana lainnya Rencana Pola Ruang
ketentuan lain-lain ketentuan Peralihan dan ketentuan penutup

2. RTRW kota disusun berasaskan keterpaduan; keserasian,keselaraan, dan


keseimbang;keberlanjutan;keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;keterbukaan;kebersamaan dan
kemitraan; perlindungan kepentingan umum; kepatian hukum dan keadilan; dan akuntabilitas
kedudukan RTRWK sebagai berikut:
a. Penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan dilaksanakan sejalan dengan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD);
b. Menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); dan
c. Pedoman bagi penataan ruang kawasan strategis kota serta. rencana rinci tata ruang.

3.Fungsi RTRWK sebagai berikut:


a. sebagai matra ruang dari pembangunan kota;
b. sebagai dasar pengaturan pemanfaatan ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang kota; dan
C. sebagai alat untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar
sektor dan antar wilayah.

4. Kota Gorontalo merupakan satu kesatuan Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat WP yang
dibagi menjadi 9 (Sembilan) Sub Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat SWP dan 50
(limapuluh) blok. Tujuan penataan wilayah perencanaan yaitu mewujudkan Kota Gorontalo yang
religious sebagai pusat bisnis dan heritage yang produktif dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai