Brebes
BAB II
KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN
Jawa Barat).
Luas wilayah administrasi tercatat sebesar 166.297 Ha, dengan luas wilayah yang
terbesar adalah Kecamatan Bantarkawung, yaitu seluas 20.500 Ha atau 12,33 %
dari luas Kabupaten Brebes secara keseluruhan. Sedangkan luas wilayah terendah
adalah Kecamatan Kersana, luas wilayahnya sebesar 2.523 Ha atau 1,52 % dari
luas Kabupaten Brebes secara keseluruhan. Secara administrasi, Kabupaten
Brebes terbagi dalam 17 kecamatan dan 297 desa/kelurahan
II - 1
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
untuk jangka waktu 20 tahun, serta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
(RTRWK) untuk jangka waktu 20 tahun yang dikaji ulang setiap 5 tahunnya.
Disamping rencana umum, diperlukan juga adanya rencana rinci yang terdiri dari
rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis
nasional, rencana tata ruang kawasan strategis propinsi, serta rencana detail tata
ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota.
Untuk memenuhi amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, Pemerintah
Kabupaten Brebes menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Brebes
tahun 2010-2030.
II - 2
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
II - 3
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
II - 4
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
II - 5
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
II - 6
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang
II - 7
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
kegiatan budidaya dilakukan melalui :
II - 8
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
besar dan metropolitan untuk mempertahankan tingkat pelayanan
prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta mempertahankan
fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya.
Strategi pengembangan komoditas pertanian, perikanan, dan jasa
pemasaran dilakukan melalui :
1) Mengembangkan outlet hasil pertanian (bawang merah dan lombok),
hasil komoditas peternakan (telur asin) dan hasil komoditas perikanan
di koridor jalan pantura Kabupaten Brebes;
2) Meningkatkan peranan sub terminal agropolitan di Kecamatan
Larangan.
c. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis
II - 9
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
Strategi pengembangan kawasan agropolitan dilakukan melalui :
II - 10
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
II - 11
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
II - 12
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
2.1.3. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Brebes sampai tahun 2009 mencapai
1.752.128 jiwa, atau bertambah rata-rata 0,23% per tahun dalam periode 5 tahun
terakhir. Peningkatan signifikan terjadi pada tahun 2007 sebanyak 6.794 jiwa
atau tumbuh 0,39%.
Kepadatan penduduk tahun 2009 mencapai 11 jiwa/ha hanya meningkat 1
jiwa/ha dari tahun 2004 sebesar 10 jiwa/ha. Kepadatan tertinggi berada di
Kecamatan Kersana dengan kepadatan 25 jiwa/ha dan kepadatan terendah
berada di Kecamatan Salem dengan kepadatan 4 jiwa/ha. Tingginya tingkat
kepadatan penduduk di Kecamatan Kersana dikarenakan luas wilayah kecamatan
ini tidak paling sedikit dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kabupaten
Brebes. Tingkat kepadatan penduduk dan kemiskinan yang semakin tinggi
memiliki potensi berkontribusi terhadap resiko sanitasi.
II - 13
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
II - 14
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
2.1.4. Profil Kesehatan Masyarakat
Profil kesehatan masyarakat Kabupaten Brebes pada umumnya dapat terlihat dari
angka kejadian penyakit yang disebabkan oleh sanitasi buruk seperti ditunjukkan
melalui angka kesakitan diare ataupun kasus ISPA.
Kasus rawat jalan di Puskesmas pada semua golongan penyakit yang paling
banyak adalah penyakit Infeksi Saluran pernafasan bagian Atas (ISPA). Kasus Ispa
terbanyak adalah pada golongan umur 5-14 tahun yaitu sebanyak 87.393 kasus.
Selain ISPA penyakit yang ada pada semua golongan umur adalah Diare dengan
jumlah terbanyak ada pada golongan Umur 1-4 tahun (12.099 penderita). Hal
tersebut mungkin karena pada golongan umur 1-4 tahun merupakan rentang
umur paling rawan untuk penyakit diare.
Lima Penyakit yang paling banyak ditemukan pada kasus rawat Jalan di
Puskesmas dapat dilihat pada tabet Pola penyakit Rawat Jalan di Puskesmas
antara lain Ispa, artristis, penyakit kulit dan jaringan bawah kulit, diare dan
tekanan darah tinggi.
Kasus kejadian Luar Biasa (KLB) tahun 2008 terbanyak adalah penyakit AFP yang
menyerang 7 kecamatan meliputi 9 desa dengan 14 penderita, tidak ada
penderita meninggal karena AFP (attack rate = 0,01). Sedangkan kasus DBD
menyerang 7 Kecamatan 14 desa dengan jumlah penderita 47 penderita dan
jumlah penderita meninggal sebanyak 14 orang (attack rate= 0,05 %, CFR = 29,79
% ), Diare sebanyak 104 kasus terdapat 2 kasus kematian (attack rate = 0,38 %,
CFR = 1,9 % ), Campak terdapat 46 kasus tanpa kasus kematian, tetanus
Neonatorium terdapat 7 kasus tanpa kasus kematian, Difteri 2 kasus tanpa kasus
kematian. Kasus KLB lain tanpa kematian adalah Keracunan makanan terdapat 67
kasus dan Cikungunya terdapat 64 kasus. Prosentase KLB yang ditangani < 24 jam
menurut standart tahun 2008 adalah 96,43 %.
II - 15
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
Kabupaten Brebes. Sedangkan untuk sarana prasarana truk tinja juga belum
dimiliki oleh pihak Pemda maupun swasta yang ada di Kabupaten Brebes. Selama
ini pelayanan sedot tinja masih memanfaatkan jasa pihak swasta yang ada di luar
Kabupaten Brebes (Kota Tegal dan Kota Cirebon).
Pemerintah Kabupaten Brebes telah melakukan beberapa inisiatif, antara lain
dengan pembangunan IPAL Komunal berbasis masyarakat (Sanimas) di beberapa
wilayah padat penduduk dan kumuh di Kabupaten Brebes. Hingga tahun 2010,
jumlah Sanimas di Kabupaten Brebes telah mencapai 10 lokasi Sanimas yang
berbentuk MCK Umum dan MCK di lingkungan Pondok Pesantren.
Perkembangan Kabupaten Brebes dari segi pertumbuhan jumlah penduduk yang
semakin pesat, berakibat pada meningkatnya volume pencemar khususnya yang
berasal dari buangan domestik, baik air limbah cucian dan kamar mandi (grey
water) dan air limbah WC (black water). Hal ini mengakibatkan perlunya suatu
pengelolaan air limbah yang terpadu dalam mendukung pembangunan sanitasi di
Kabupaten Brebes baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka
panjang.
Tabel 2.2 Volume Air Limbah Domestik Kabupaten Brebes 2010 – 2015
II - 16
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
No. Kecamatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
6 Tonjong 6732579 6750658 6768737 6786815 6804894 6822972
7 Larangan 13571869 13608312 13644756 13681200 13717644 13754088
8 Ketanggungan 12707092 12741214 12775335 12809457 12843579 12877701
9 Banjarharjo 11205721 11235811 11265901 11295991 11326082 11356172
10 Losari 11997171 12029386 12061601 12093817 12126032 12158247
11 Tanjung 9341960 9367046 9392131 9417217 9442302 9467388
12 Kersana 6091836 6108194 6124552 6140910 6157268 6173627
13 Bulakamba 15298334 15339414 15380494 15421574 15462654 15503733
14 Wanasari 13356905 13392771 13428638 13464504 13500371 13536238
15 Songgom 7086286 7105314 7124343 7143371 7162399 7181428
16 Jatibarang 7677437 7698052 7718668 7739284 7759900 7780516
17 Brebes 15062530 15102977 15143423 15183870 15224316 15264763
Total Volume Air 16905045 16950439 16995833 17041228
169050452 170866222
Limbah (L/hari) 2 5 7 0
Sumber : Hasil Analisis, 2010
2.1.6. Persampahan
a. Timbulan Sampah
Perkembangan jumlah penduduk yang terus meningkat mengakibatkan
peningkatan jumlah timbulan sampah yang ada di Kabupaten Brebes.
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Brebes ditangani oleh Dinas Pekerjaan
Umum dan Tata Ruang. Berdasarkan kajian data sekunder dari SKPD terkait,
diperoleh data bahwa jumlah timbulan sampah per hari di Kabupaten Brebes
tahun 2009 jumlah timbulan sampah rumah tangga mencapai 5.402,5 m³/hari,
sampah medis 110 m³/hari, sampah organic 2.161 m³/hari, dan sampah non-
oranik sebanyak 3.241,5 m³/hari. Sedangkan volume timbulan sampah per
tahunnya dalam 3 tahun terakhir secara jelas dapat dilihat pada Gambar 2.5. di
bawah.
DPUTR dengan SKPD terkait terus berupaya menggalakan program 3 R (Reduce,
Reuse, Recycle) sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengurangi timbulan
sampah. Program 3R di Kabupaten Brebes diwujudkan dalam kegiatan
memanfaatkan sampah organik sebagai bahan baku pupuk kompos. Hingga
tahun 2009 telah beroperasi 1 unit komposter yang dikelola oleh DPUTR
Kabupaten Brebes yang ada di TPST Gandasuli.
II - 17
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
Gambar 2.5 Timbulan Sampah Kabupaten Brebes 2007 – 2009
II - 18
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
Sebagai penunjang kegiatan operasionalnya, DPUTR memiliki beberapa armada
pengangkutan sampah yang dapat dilihat pada Tabel 2.4 dibawah.
II - 19
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
Kabupaten Brebes memiliki dua jenis TPS yaitu bak terbuka pasangan bata dan
kontainer. Dari TPS maupun kontainer, sampah diangkut ke Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) dengan menggunakan dump truck dan arm roll.
II - 20
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
Rencana induk atau pedoman pembangunan dan pengembangan jaringan
drainase yang terpadu di Kabupaten Brebes, tertuang dalam Master Plan
Drainase Kabupaten Brebes Tahun 2005.
II - 21
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
Cakupan layanan air bersih perkotaan saat ini hampir merata di seluruh IKK
Kabupaten Brebes kecuali Kecamatan Songgom, Larangan, Tanjung dan Losari.
Untuk air bersih perdesaan cakupannya adalah daerah yang tidak mendapatkan
layanan air bersih perkotaan. Hampir semua desa di Kabupaten Brebes telah
terpenuhi air bersihnya baik dengan sistem mata air permukaan, sumur dangkal
maupun sumur dalam. Cakupan pelayanan air bersih di daerah tengah dan utara
Kab. Brebes saat ini masih sangat kecil, di beberapa desa masih mengandalkan
saluran irigasi untuk kegiatan MCK dan saat musim kemarau harus di drop oleh
tangki PDAM guna memenuhi kebutuhan air bersih. Sejak tahun 2008
pemenuhan kebutuhan air bersih di beberapa pedukuhan yang belum terlayani
oleh PDAM dilakukan melalui Program PAMSIMAS, hingga saat ini sudah 24 (dua
puluh empat) desa yang terlayani oleh program ini.
Sedangkan pembagial wilayah cakupan pelayanan oleh PDAM meliputi :
A. Wilayah 1, terdiri atas Kecamatan Brebes, Kecamatan Jatibarang, dan
Kecamatan Wanasari;
B. Wilayah 2, terdiri atas Kecamatan Paguyangan, Kecamatan Bantarkawung,
Kecamatan Bumiayu, Kecamatan Sirampog, Kecamatan Tonjong, dan
Kecamatan Salem;
C. Wilayah 3, terdiri atas Kecamatan Banjarharjo, Kecamatan Kersana,
Kecamatan Larangan, dan Kecamatan Songgom;
D. Wilayah 4, terdiri atas Kecamatan Ketanggungan, Kecamatan Tanjung,
Kecamatan Bulakamba, dan Kecamatan Losari.
Pada tahun 2006 jumlah sambungan rumah (SR) mencapai 14.824 pelanggan. Hal
ini meningkat pada akhir tahun 2009 menjadi 16.187 pelanggan. Jadi kurang
lebih penduduk yang terlayani oleh PDAM sebesar 7,19%. Selain itu pada tahun
2009 PDAM Kabupaten memiliki Hydran Umum 87 unit, TA 103 unit.
Hasil studi EHRA pada bulan Juni 2010 diperoleh data bahwa masih banyak
sumber air bersih yang berasal dari sumur dangkal yang tercemar, dimana dari
55,3% responden yang memiliki sumur, 64,2% sumurnya tidak ditutup, 48% tidak
II - 22
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
disemen, 69,3% tidak ada saluran, 52,2% tidak bercicin, dan 74,4% jarak antara
sumur dengan tanki septic kurang dari 10 meter.
II - 23
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
dilengkapi oleh IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang merupakan program
bantuan dari KLH Kabupaten Brebes.
II - 24
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
Tahun 2015 ”
II - 25
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
Misi Kabupaten Misi Sanitasi
4. Pemberdayaan UMKM dan koperasi,
pengembangan investasi untuk
penguatan industri kecil dan menengah,
serta pembangunan sarana da prasarana
ekonomi pendukungnya
5. Mewujudkan sistem tata kelola
pemerintahan yang baik (good
governance) dan tata kelola
pemerintahan yang bersih (clean
governance) dalam rangka memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang
didasari atas nilai-nilai kebenaran dan
keadilan, menumbuhkembangkan daerah
dengan mengoptimalkan sumber-sumber
pendapatan daerah melalui kebijakan
yang berpihak kepada masyarakat
6. Mewujudkan penataan ruang yang 7. Meningkatkan pembangunan sanitasi
2.3. Kebijakan Umum dan Strategi Sektor Sanitasi Tahun 2011 – 2015
2.3.1. Kebijakan Umum Sektor Sanitasi Kabupaten Brebes
II - 26
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
Untuk mencapai Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi Kabupaten Brebes,
Kebijakan Umum yang ditetapkan berdasarkan RPJMD Kabupaten Brebes 2008 –
2012 adalah sebagai berikut :
1. Misi memfasilitasi proses peningkatan kualitas masyarakat Brebes agar
berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan tetap berlandaskan Pancasila, dengan
arah kebijakan umum :
1) Pengembangan pelayanan kependudukan, pengendalian laju
pertumbuhan penduduk dan keluarga kecil yang berkualitas;
2) Peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan serta perlindungan
anak;
3) Pengembangan kualitas intelektual dan spiritual melalui program
pemberdayaan masyarakat yang integral serta peningkatan sarana dan
prasarana pendidikan umum dan pendidikan agama secara formal
maupun informal.
2. Misi memfasilitasi dan meningkatkan akses masyarakat kepada pelayanan
publik terutama kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan kesehatan serta
pelayanan sosial lainnya, dengan arah kebijakan umum :
1) Peningkatan akses masyarakat kepada pelayanan pendidikan dan
kesehatan yang bermutu;
2) Pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin dan para penyandang
masalah kesejahteraan sosial;
3) Peningkatan perlindungan sosial bagi masyarakat yang terkena musibah
baik bencana alam maupun bencana sosial.
3. Misi mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu kepada
revitalisasi pertanian dalam arti luas, industri pengolahan yang berbasis
bahan baku lokal , pemberdayaan UMKM dan koperasi, pengembangan
investasi untuk penguatan industri kecil danmenengah serta pembangunan
sarana dan prasarana ekonomi pendukungnya, dengan arah kebijakan :
1) Pengembangan kapasitas, efisiensi dan pemerataan jangkauan pelayanan
infrastruktur;
II - 27
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
2) Pengembangan produk-produk wisata dan jasa layanan wisata serta
meningkatkan efektivitas promosi wisata.
4. Misi mewujudkan sistem dan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance) dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
didasari atas nilai-nilai kebenaran dan keadailan serta
menumbuhkembangkan kehidupan politik yang demokratis dan
konstitusional dengan arah kebijakan umum sebagai berikut :
1) Peningkatan kualitas perencanaan dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik dan pembangunan berkelanjutan;
2) Pengembangan kerja sama pembangunan lintas wilayah;
3) Peningkatan keamanan, ketertiban dan kenyamanan lingkungan;
4) Pengembangan kapasitas sumber daya aparatur;
5) Pengembangan e-government.
5. Misi mewujudkan penataan ruang yang berkelanjutan dengan tetap
memperhatikan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara
bertanggung jawab dengan arah kebijakan umum sebagai berikut :
1) Penyediaan kebutuhan perumahan yang layak bagi kemanusiaan;
2) Pengendalian dan pemanfaatan ruang dengan mengutamakan
tersedianya ruang publik yang memadai;
3) Pengembangan kawasan khusus antara lain kawasan industri, kawasan
cepat tumbuh dan kawasan agropolitan;
4) Pengendalian pemanfaatan sumber daya alam, lingkungan dan tata ruang
wilayah untuk menjaga kelestarian lingkungan secara bertanggung jawab
dalam kerangka pembangunan berkelanjutan;
5) Peningkatan dan pengembangan kesadaran masyarakat untuk tertib
administrasi pertanahan;
6) Peningkatan pengelolaan potensi sumber daya hutan dan sumber daya
lainnya dengan pelibatan masyarakat untuk menunjang perekonomian
dan kesadaran pelestariannya;
II - 28
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
7) Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana wilayah meliputi
infrastruktur perkotaan, perdesaan, permukiman sehat, air minum,
persampahan dan fasilitas umum lainnya.
II - 29
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
c. Zona 3, merupakan area dengan tingkat resiko menengah yang dapat
diatasi dalam jangka pendek dengan perubahan perilaku dengan
pendekatan berbasis rumah tangga. Zona ini mencakup 4 Desa/Kelurahan,
dalam peta diberi warna biru tua.
d. Zona 4, merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi karena
merupakan kawasan padat dan kawasan bisnis (Central Business
District/CBD) yang harus diatasi dengan pilihan system terpusat (off site)
dalam jangka menengah. Zona ini mencakup 28 Desa/Kelurahan, dalam
peta diberi warna kuning.
e. Zona 5, merupakan area dengan tingkat resiko sangat tinggi karena
merupakan kawasan padat, (Central Business District/CBD). Dalam jangka
panjang harus diatasi dengan pilihan system terpusat (off site). Zona ini
mencakup 3 Desa/Kelurahan, dalam peta diberi warna coklat muda.
II - 30
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
Gambar 2.6 Wilayah Prioritas Pengembangan Sub Sektor Air Limbah Kabupaten Brebes
II - 31
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
2.3.2.2. Persampahan
Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standart Pelayanan Mimimum (SPM),
wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasi. Terdapat
dua (2) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat
ini yaitu, wilayah tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial (CBD),
permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb) dan kepadatan penduduk. Hasil dari
penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kabupaten Brebes
tertuang tertuang dalam Gambar 2.7.
Hasil dari penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kabupaten
Brebes terdapat 3 (tiga) zona yang dapat diilustrasikan sebagai berikut:
a. Zona 1, merupakan area padat dan kawasan bisnis (Central Business
District/CBD) yang harus diatasi dengan pilihan system langsung ke TPA
dalam jangka waktu pendek termasuk menyapu jalan. Zona ini mencakup
67 Desa/Kelurahan. Dalam peta diberi warna biru muda.
b. Zona 2, merupakan area yang harus terlayani dengan system tidak langsung
yakni dari rumah tangga ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke
Tempat Pengolahan Akhir (TPA). Minimal 70% cakupan layanan harus
diatasi dalam jangka menengah (5 tahun) ke depan. Terdapat 14
Desa/Kelurahan. Dalam peta diberi warna oranye.
c. Zona 3, merupakan area yang yang pelayanannya dilakukan seperlunya
dengan prioritas jangka panjang, karena masih bisa dilakukan
pengolahannya oleh masing-masing rumah tangga. Terdapat 216
Desa/Kelurahan dalam zona ini, dalam peta diberi warna hijau.
II - 32
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
Gambar 2.7 Wilayah Prioritas Pengembangan Sub Sektor Persampahan Kabupaten Brebes
II - 33
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
2.3.2.3. Drainase Lingkungan
Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan
kebutuhan masing-masing wilayah di level desa/kelurahan, maka disusun
prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini disusun
berdasarkan lima (5) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu ; kepadatan
penduduk, tata guna lahan (perdagangan, jasa, maupun permukinam), daerah
genangan air hujan, serta tingkat resiko kesehatan.
Dalam Gambar 2.8 diilustrasikan kebutuhan akan sistem saluran drainase baik
jangka panjang, jangka menengah, ataupun jangka pendek di Kabupaten Brebes.
Perencanaan penanganan ke depan dapat diilustrasikan sebagai berikut:
a. Zona 1, merupakan area dengan tingkat resiko tinggi karena merupakan
kawasan padat, serta kondisi topografi kurang menguntungkan, dalam
jangka pendek harus diatasi. Zona ini mencakup 3 Desa dan dalam peta
diberi warna biru.
b. Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi karena
merupakan kawasan padat dan kawasan bisnis (Central Business
District/CBD) yang harus diatasi dalam jangka menengah, mencakup 13
Desa/Kelurahan dalam peta diberi warna biru tua.
c. Zona 3, merupakan area dengan tingkat resiko yang relative kecil yang
dapat diatasi dalam jangka panjang mencakup 281 Desa/Kelurahan yang
tersebar hampir diseluruh Kecataman di Kabupaten Brebes. Dalam peta
diberi warna hijau.
II - 34
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
Gambar 2.8 Wilayah Prioritas Pengembangan Sub Sektor Drainase Kabupaten Brebes
II - 35
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
2.3.2.4. Air Bersih
Untuk mencapai pemenuhan kebutuhan akan air bersih yang optimal di
Kabupaten Brebes, perlu menyusun wilayah prioritas pengembangan pelayanan
air bersih telah dengan didasarkan pada beberapa kriteria, diantaranya tata guna
lahan (CBD/komersial, permukiman), kepadatan penduduk, dan kemampuan
membayar masyarakat. Hasil dari penyusunan prioritas ini dapat dilihat dalam
Gambar 2.9.
Hasil penyusunan prioritas ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:
a. Zona 1, merupakan area yang penanganannya dengan penyediaan
setempat berupa pemanfaatan mata air setempat dan sumur dangkal
dalam zona ini terdapat 257 Desa/Kelurahan menyebar di seluruh
kecamatan di Brebes, dalam peta diberi warna hijau.
b. Zona 2, merupakan area yang penanganannya perlu segera atau jangka
pendek dalam zona ini terdapat 26 Desa/Kelurahan, dalam peta diberi
warna coklat.
c. Zona 3, merupakan area yang perlu penanganan jangka menengah meliputi
11 Desa dalam peta diberi warna merah muda.
d. Zona 4, merupakan area yang penanganannya dengan sistem penanganan
jangka menengah sampai jangka panjang dalam zona ini terdapat 2 Desa,
dalam peta diberi warna kuning.
II - 36
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
Gambar 2.9 Wilayah Prioritas Pengembangan Sub Sektor Air Bersih Kabupaten Brebes
II - 37
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
2.4. Tujuan, Sasaran dan Arahan Pentahapan Pencapaian
Tujuan :
1. Meningkatkan pola hidup bersih dan sehat di masyarakat dengan
melibatkan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan);
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana sanitasi dasar dan air
bersih yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;
3. Meningkatkan efektifitas dan keberlanjutan jangka panjang pembangunan
sanitasi total berbasis masyarakat;
4. Stop BAB sembarangan;
5. Membuka akses informasi tentang pentingnya sanitasi;
6. Meningkatkan pengelolaan air limbah;
7. Tercapainya kondisi lingkungan hidup yang sehat.
Sasaran :
1. Meningkatnya proporsi belanja fisik sanitasi dari 0,92% hingga 2% pada
tahun 2015;
2. Sarana jamban sehat meningkat menjadi 75% dan akses jamban 100% pada
tahun 2015;
3. Meningkatnya cakupan PDAM dari 16% menjadi 30% pada tahun 2015;
4. Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan dari 30% menjadi 75%
pada tahun 2015;
5. Diadopsinya SPM untuk layanan sanitasi pada tahun 2015;
6. Tersedianya Regulasi Sanitasi dan air bersih pada tahun 2015;
7. Tersedianya sarana dan prasarana promosi dan komunikasi tentang sanitasi
pada tahun 2015;
8. Meningkatkan peran kalangan SKPD dan Tokoh masyarakat/Agama dalam
memberikan informasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tahun
2015;
9. Terlatihnya kader kesehatan sebanyak 100% dari jumlah desa/kelurahan di
setiap kecamatan pada tahun 2015;
II - 38
Strategi Sanitasi Kabupaten
Brebes
10. Meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan
mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle);
11. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan
pemeliharaan saluran Drainase;
12. Meningkatkan cakupan pelayanan drainase dari 10 KM menjadi 16 KM pada
tahun 2015;
13. Mengurangi area genangan air dari 50% menjadi 0% pada tahun 2015;
14. Membangun saluran penghubung antara sungai Kaligangsa, Sigeleng dan
Pemali pada tahun 2015.
II - 39