Anda di halaman 1dari 15

KAJIAN JALAN DALAM MENDUKUNG

PENDAHULUAN
KAWASAN PARIWISATA IJEN

BAB 2 Tinjauan Kebijakan

2.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur


Tahun 2011 – 2031
2.1.1 Strategi Penataan Ruang
Strategi penataan ruang wilayah provinsi adalah penjabaran kebijakan penataan
ruang ke dalam langkah langkah pencapaian tindakan yang lebih nyata yang menjadi dasar
dalam penyusunan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah provinsi.
Adapun strategi penataan ruang Provinsi Jawa Timur berdasarkan RTRW Provinsi Jawa
Timur Tahun 2011-2031 adalah sebagai berikut.
1. Strategi untuk pembentukan sistem perkotaan sebagaimana dimaksud meliputi:
a. penetapan sistem perkotaan secara berhierarki dengan membentuk PKN, PKW,
dan PKL;
b. revitalisasi dan percepatan pembangunan kawasan metropolitan sebagai pusat
pertumbuhan utama di Jawa Timur yang didukung oleh pusat-pusat pertumbuhan
wilayah dan pusat-pusat pertumbuhan lokal; dan
c. pengembangan kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan perannya.
2. Strategi untuk pengembangan sistem perdesaan sebagaimana dimaksud meliputi:
a. penguatan dan memantapkan hubungan desa-kota melalui pemantapan sistem
agropolitan;
b. pengembangan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan perdesaan sebagai inti
kawasan agropolitan;
c. pengembangan kawasan perdesaan berbasis agropolitan untuk dua atau lebih
wilayah kabupaten dilaksanakan oleh Provinsi sebagai kawasan strategis dari sudut
kepentingan ekonomi; dan
d. peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur, terutama infrastruktur jalan untuk
mendukung sistem agropolitan.
3. Strategi untuk pembentukan sistem dan fungsi perwilayahan sebagaimana dimaksud
meliputi:
a. pembentukan WP berdasarkan potensi dan permasalahan;
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA 1
KAJIAN JALAN DALAM MENDUKUNG
PENDAHULUAN
KAWASAN PARIWISATA IJEN

b. pembentukan struktur pelayanan dan sistem kegiatan pada setiap WP;


c. pengembangan WP sesuai dengan fungsi dan perannya.
4. Strategi pengembangan sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud
meliputi:
a. pemantapan dan pengembangan jaringan transportasi darat, laut, dan udara yang
terintegrasi dengan kebijakan pengembangan wilayah;
b. peningkatan integrasi intermoda dan antarmoda yang didukung dengan sarana dan
prasarana; dan
c. pengembangan sistem jaringan transportasi turut mempertimbangkan kepentingan
evakuasi bencana.
5. Strategi pengembangan sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud
meliputi:
a. pengembangan pemanfaatan air permukaan yang meliputi sungai, danau, rawa,
dan sumber air permukaan lainnya;
b. perlindungan dan pelestarian sumber air melalui konservasi kawasan lindung;
c. peningkatan kualitas air dan pengendalian pencemaran air;
d. pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi;
e. pengembangan sarana pengendali banjir yang didukung kerja sama antara
pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
f. pengendalian daya rusak air yang dilakukan pada sungai, danau, waduk, dan/atau
bendungan, rawa, cekungan air tanah, sistem irigasi yang mencakup pencegahan,
penanggulangan, dan pemulihan; dan
g. penyediaan informasi sumber daya air yang meliputi informasi kondisi hidrologis,
hidrometeorologis, hidrogeologis, kebijakan sumber daya air, prasarana sumber
daya air, teknologi sumber daya air, dan lingkungan pada sumber daya air dan
sekitarnya.
6. Strategi pengembangan kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dilakukan
dengan meningkatkan upaya preservasi dan konservasi hutan lindung untuk menjaga
luas kawasan dan meminimalkan kerusakan melalui:
a. pengembangan sistem tata batas (deliniasi) persebaran hutan lindung di seluruh
wilayah Jawa Timur sehingga jelas batasan antara kawasan hutan lindung dan
sekitarnya untuk meminimalkan potensi perusakan oleh masyarakat;
b. penetapan luas kawasan hutan minimal 30% dari luas daratan dalam setiap DAS
dan/atau pulau;
c. pengembangan upaya untuk mempertahankan dan menambah luasan hutan,
terutama hutan dengan fungsi lindung;
d. pemantapan fungsi lindung dengan prinsip pengelolaan berkelanjutan;
e. pengendalian perubahan fungsi kawasan hutan lindung.
7. Strategi pengembangan kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud
melalui:
a. penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kawasan perlindungan setempat;
b. pengamanan kawasan perlindungan setempat dengan prinsip konservasi;
c. pengendalian kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan; dan
d. peningkatan nilai ekonomis kawasan dengan tetap mempertahankan fungsi
lindungnya.
8. Strategi untuk kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dilakukan dengan
mengelola kawasan rawan bencana alam yang terdiri atas kawasan rawan longsor,
kawasan rawan gelombang pasang, kawasan rawan banjir, dan kawasan rawan bencana
kebakaran hutan yang meliputi:
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA 2
KAJIAN JALAN DALAM MENDUKUNG
PENDAHULUAN
KAWASAN PARIWISATA IJEN

a. penetapan kawasan rawan bencana alam;


b. pengidentifikasian tingkat risiko wilayah pada kawasan rawan bencana alam; dan
c. pengembangan manajemen pengelolaan pada kawasan rawan bencana alam.
9. Strategi pengembangan kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud dilakukan
dengan mengelola kawasan lindung geologi yang terdiri atas cagar alam geologi,
kawasan rawan bencana alam geologi, dan kawasan imbuhan air tanah dengan cara:
a. menetapkan kawasan lindung geologi;
b. mengembangkan pengelolaan kawasan cagar alam geologi;
c. mengidentifikasi tingkat risiko wilayah pada kawasan rawan bencana alam
geologi; dan
d. mengembangkan manajemen pengelolaan pada kawasan rawan bencana alam
geologi.
10. Strategi pengembangan kawasan ekonomi potensial yang dapat mempercepat
perkembangan wilayah sebagaimana dimaksud dilakukan melalui upaya peningkatan
dan pemantapan fungsi dan peran kawasan industri berteknologi tinggi, kawasan
ekonomi unggulan, kawasan agropolitan, kawasan koridor metropolitan, kawasan
perbatasan antarprovinsi, dan kawasan perbatasan antarkabupaten/antarkota di wilayah
provinsi dengan cara:
a. mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis
kawasan;
b. meningkatkan komoditas unggulan, sarana, dan prasarana pendukung proses
produksi;
c. meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, baik sebagai tenaga
ahli maupun tenaga pendukung;
d. mempercepat alih teknologi yang lebih efisien dan efektif;
e. memberikan dukungan kebijakan melalui pemberian instrumen insentif antara lain
berupa keringanan pajak dan pembebasan pajak sementara;
f. menjalin kerja sama dengan pihak investor, terkait pemberian kredit/modal usaha;
g. menelusuri potensi kawasan atau subsektor strategis yang dapat dikembangkan
dengan penetapan kawasan ekonomi unggulan baru; dan
h. meningkatkan kerja sama antardaerah untuk mengoptimalkan pertumbuhan daerah
perbatasan, baik antarkabupaten/antarkota di Jawa Timur maupun antarkawasan
perbatasan provinsi.

2.1.2 Rencana Struktur Ruang


Rencana struktur ruang wilayah menggambarkan sistem pusat pelayanan dan
sistem jaringan prasarana wilayah provinsi yang mengintegrasikan wilayah provinsi serta
melayani kegiatan provinsi yang akan dituju sampai akhir tahun perencanaan (tahun 2031).
Sistem pusat pelayanan terdiri atas rencana sistem perkotaan disertai dengan
penetapan fungsi wilayah pengembangannya dan sistem perdesaan. Sistem pusat pelayanan
dibentuk secara berhirarki berdasarkan penilaian kondisi saat ini dan rencana
pengembangan dimasa yang akan datang di seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur sehingga
terjadi pemerataan pelayanan dan mendorong pertumbuhan wilayah di perkotaan dan
perdesaan. Sistem perkotaan di wilayah Provinsi Jawa Timur ditetapkan sebagai berikut:
a. PKN (Pusat Kegiatan Nasional). Kawasan perkotaan yang diklasifikasikan sebagai
PKN memiliki fungsi pelayanan dalam lingkup nasional atau melayani beberapa
provinsi. Kawasan perkotaan yang diarahkan untuk berfungsi sebagai PKN di

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA 3
KAJIAN JALAN DALAM MENDUKUNG
PENDAHULUAN
KAWASAN PARIWISATA IJEN

Provinsi Jawa Timur adalah Kawasan Perkotaan Gresik-Bangkalan- Mojokerto-


Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbangkertosusila) dan Malang.
b. PKW (Pusat Kegiatan Wilayah). Kawasan perkotaan yang diklasifikasikan sebagai
PKW memiliki fungsi pelayanan dalam lingkup provinsi atau beberapa kabupaten.
Kawasan perkotaan yang diarahkan untuk berfungsi sebagai PKW di Provinsi
Jawa Timur adalah Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember,
Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan.
c. Selain itu, terdapat pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari
dapat ditetapkan sebagai PKW Promosi (PKWp). Kawasan perkotaan yang
dipromosikan untuk berfungsi sebagai PKWp di Provinsi Jawa Timur adalah
Pasuruan dan Batu.
d. PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Kawasan perkotaan yang diklasifikasikan sebagai
PKL berfungsi sebagai pusat pelayanan pada lingkup lokal, yaitu skala kabupaten
atau beberapa kecamatan. Kawasan perkotaan yang diarahkan untuk berfungsi
sebagai PKL di Provinsi Jawa Timur yakni Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk,
Tulungagung, Lumajang, Sumenep, Magetan, Situbondo, Trenggalek, Bondowoso,
Sampang, Kepanjen, Mejayan, Kraksaan, Kanigoro, dan Bangil.
e. Kawasan perkotaan di wilayah kabupaten yang memiliki potensi sebagai pusat
kegiatan bagi beberapa kecamatan dapat diusulkan sebagai PKLp (Pusat Kegiatan
Lokal Promosi) oleh kabupaten masing-masing kepada Pemerintah Daerah
Provinsi.
Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
15/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
sistem jaringan prasarana wilayah provinsi dibentuk oleh sistem jaringan transportasi
sebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem prasarana lainnya
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pengembangan sistem
jaringan prasarana wilayah di Provinsi Jawa Timur yang mendukung pemantapan struktur
ruang dalam jangka panjang diarahkan dengan 2 (dua) pola yaitu: pertama, peningkatan
prasarana wilayah untuk melayani kebutuhan perkembangan saat ini, dan kedua, sistem
prasarana wilayah yang dikembangkan untuk mendukung pemerataan pembangunan
antarwilayah di Jawa Timur dan meningkatkan keterkaitan antara wilayah pertumbuhan
dengan wilayah belakang di masa mendatang.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA 4
KAJIAN JALAN DALAM MENDUKUNG
PENDAHULUAN
KAWASAN PARIWISATA IJEN

Gambar 2.1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

Sesuai dengan arahan pengembangan wilayah di Jawa Timur, maka prasarana


wilayah diupayakan untuk ditingkatkan pada sentra ekonomi wilayah dan wilayah yang
kurang terjangkau. Beberapa wilayah yang memerlukan perhatian khusus antara lain
wilayah kepulauan dan wilayah yang memiliki akses yang rendah. Berdasarkan ketentuan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, sistem jaringan transportasi darat meliputi jaringan
jalan, jaringan kereta api, dan jaringan sungai, danau dan penyeberangan.
Rencana jaringan jalan terdiri atas jalan (jalan nasional dan jalan provinsi) dan
terminal (Tipe A dan Tipe B). Rencana jalan nasional meliputi jalan bebas hambatan, jalan
nasional arteri primer, jalan nasional kolektor primer, dan jalan strategis nasional rencana.
Rencana jalan provinsi meliputi jalan provinsi kolektor primer dan jalan strategis provinsi.
Rencana jaringan kereta api terdiri atas jaringan jalur kereta api umum, stasiun, dryport
dan terminal barang. Sedangkan rencana jaringan sungai, danau dan penyeberangan di
Provinsi Jawa Timur berupa pelabuhan penyeberangan. Rencana pengembangan sistem
transportasi darat didukung oleh pengembangan sistem angkutan umum massal meliputi
angkutan umum perkotaan dan angkutan umum antarkota.
Rencana pengembangan angkutan umum perkotaan dilakukan untuk
mengakomodasi pergerakan ulang-alik (komuter) antar wilayah perkotaan yang sangat
tinggi, khususnya di wilayah Gerbangkertosusila dan Malang. Pengembangan lebih lanjut
ditetapkan melalui kajian trayek, kondisi medan, prakiraan permintaan dan kemampuan
pendanaan, yang lebih lanjut akan diatur penetapannya melalui Peraturan Gubernur.
Pengelompokkan jalan berdasarkan status dibagi menjadi jalan nasional (meliputi
jalan nasional jalan bebas hambatan, jalan nasional arteri primer, jalan nasional kolektor
primer, dan jalan strategis nasional rencana), jalan provinsi (meliputi jalan provinsi
kolektor primer dan jalan strategis provinsi), jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.

A. Jaringan Jalan Bebas Hambatan


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA 5
KAJIAN JALAN DALAM MENDUKUNG
PENDAHULUAN
KAWASAN PARIWISATA IJEN

Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan
pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebidang serta
dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan. Keseluruhan alan bebas hambatan di Provinsi
Jawa Timur berwujud jalan tol. Pengusahaan jalan tol dilaksanakan dengan maksud untuk
mempercepat perwujudan jaringan jalan bebashambatan sebagai bagian jaringan jalan
nasional. Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan dilakukan untuk:
1. Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang;
2. Meningkatkan hasil guna dan daya guna pelayanan distribusi barang dan jasa guna
menunjang peningkatan pertumbuhanekonomi;
3. Meringankan beban pendanaan pemerintah dalam hal pengadaan jalan melalui
partisipasi pengguna jalan (bagi jalan bebas hambatan yang berwujud jalan tol);
4. Meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan.
Jaringan jalan nasional sebagai jalan bebas hambatan yang sudah ada di wilayah
Provinsi Jawa Timur meliputi ruas-ruas jalan sebagai berikut:
5. Antarkota, berupa Jembatan Surabaya–Madura (Jembatan Suramadu)
6. Dalam kota, meliputi: Surabaya – Gempol; Surabaya – Gresik; Simpang Susun (SS)
Waru – Bandara Juanda.
Rencana pengembangan jaringan jalan nasional jalan bebas hambatan di wilayah
Provinsi Jawa Timur diarahkan pada ruas-ruas jalan sebagai berikut:
1. Antarkota, meliputi: Mantingan-Ngawi; Ngawi – Kertosono; Kertosono – Mojokerto;
Mojokerto-Surabaya; Gempol – Pandaan; Pandaan – Malang; Gempol – Pasuruan;
Pasuruan – Probolinggo; Probolinggo – Banyuwangi; Gresik – Tuban; Demak –
Tuban; Porong – Gempol; Surabaya-Suramadu-Tanjung Bulupandan.
2. Dalam kota, meliputi: Waru (Aloha) – Wonokromo – Tanjung Perak; Bandara Juanda
– Tanjung Perak.

B. Jaringan Jalan Arteri Primer


Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antar Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) atau antara Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW). Pada umumnya perkembangan jalan arteri primer di wilayah Jawa Timur
sudah baik, tertata sesuai dengan hirarki dan tingkat perkembangan wilayah, arahan
struktur wilayah Jawa Timur, arahan pengembangan wilayah perkotaan dan perdesaan
maupun sentra-sentra perekonomian wilayah. Jalan nasional sebagai jalan arteri primer di
Jawa Timur meliputi ruas-ruas jalan sebagai berikut:
1. Surabaya – Malang,
2. Surabaya – Mojokerto – Jombang – Kertosono – Nganjuk – Caruban – Ngawi –
Mantingan,
3. Surabaya – Lamongan – Widang – Tuban – Bulu (Batas Jawa Tengah),
4. Surabaya – Sidoarjo – Gempol – Pasuruan – Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi,
5. Kamal – Bangkalan – Sampang – Pamekasan – Sumenep – Kalianget.

C. Jaringan Jalan Kolektor Primer


Jalan kolektor primer merupakan jalan penghubung antar Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) dan antara Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
Jalan nasional sebagai jalan kolektor primer di Jawa Timur meliputi ruas-ruas jalan sebagai
berikut:
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA 6
KAJIAN JALAN DALAM MENDUKUNG
PENDAHULUAN
KAWASAN PARIWISATA IJEN

Gresik – Sadang – Tuban; Babat – Bojonegoro – Padangan – Ngawi; Ngawi –


Maospati – Madiun – Caruban; Mojokerto – Mojosari – Gempol; Glonggong – Pacitan –
Panggul – Durenan – Tulungagung – Blitar – Kepanjen – Turen – Lumajang – Wonorejo –
Jember – Gentengkulon – Jajag – Benculuk – Rogojampi – Banyuwangi; Tulungagung –
Kediri – Kertosono; Malang – Kepanjen; Wonorejo – Probolinggo; Srono – Muncar; Ploso
– Pacitan – Hadiwarno.
Jalan provinsi sebagai jalan kolektor primer di wilayah Jawa Timur meliputi ruas-
ruas jalan sebagai berikut:
Nganjuk – Bojonegoro – Ponco – Jatirogo – Batas Jawa Tengah; Ponco – Pakah;
Kandangan – Pulorejo – Jombang – Ploso – Babat; Mojokerto – Gedek – Lamongan;
Mojokerto – Mlirip – Legundi – Driyorejo – Wonokromo; Gedek – Ploso; Padangan –
Cepu; Turen – Malang – Pendem – Kandangan – Pare – Kediri; Batu – Pacet – Mojosari –
Krian – Legundi – Bunder; Karanglo – Pendem; Pare – Pulorejo; Pandaan – Tretes;
Purwodadi – Nongkojajar; Purwosari – Kejayan – Pasuruan; Kejayan – Tosari; Pilang –
Sukapura; Lumajang – Kencong – Kasihan – Balung – Ambulu – Mangli; Kasihan –
Puger; Jember – Bondowoso – Situbondo; Gentengkulon – Wonorekso – Rogojampi;
Dengok – Trenggalek; Blitar – Srengat – Kediri – Nganjuk; Arjosari – Nawangan; Pacitan
– Arjosari– Dengok– Ponorogo – Madiun; Maospati – Magetan – Cemorosewu; Bangkalan
– Tanjung Bumi – Ketapang – Sotobar – Sumenep – Lumbang; Ponorogo – Biting;
Ngantru – Srengat; Gemekan – Gondang – Pacet – Trawas; Talok – Druju – Sendang Biru;
Grobogan – Pondok Dalem; Balung – Rambipuji; Situbondo – Buduan; Maesan – Kalisat –
Sempolan; Genteng – Temuguruh – Wonorekso; Jajag – Bangorejo – Pasanggaran;
Benculuk – Grajagan; Glagahagung – Tegaldlimo; Sampang – Ketapang; Sampang –
Omben – Pamekasan; Pamekasan – Sotabar.

D. Jaringan Jalan Strategis


Jalan strategis nasional adalah jalan yang melayani kepentingan nasional atas
dasar kriteria strategis yaitu mempunyai peranan untuk membina kesatuan dan keutuhan
nasional, melayani daerah-daerah rawan, bagian dari jalan lintas regional atau lintas
internasional, melayani kepentingan perbatasan antarnegara, serta dalam rangka pertahanan
dan keamanan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
567/KPTS/M/2010 tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional, Jalan Strategis
Nasional Rencana meliputi ruas: Jalan Merr II-C (Surabaya); Jalan Lingkar Timur Sidoarjo
(Sidoarjo); Jalan Airlangga (Mojosari); Padangan – Batas Jawa Tengah (Cepu); Madiun –
Batas Kabupaten Ponorogo; Batas Kabupaten Madiun – Ponorogo; Ponorogo – Dengok;
Jalan Diponegoro (Ponorogo); Jalan Alun-alun Barat (Ponorogo); Jalan Gatot Subroto
(Ponorogo); Dengok – Batas Kabupaten Trenggalek; Trenggalek – Batas Kabupaten
Ponorogo; Jalan Soekarno Hatta (Trenggalek); Jalan Panglima Sudirman (Trenggalek);
Jalan Yos Sudarso (Trenggalek); Jalan Mayjen Sungkono (Trenggalek); Panggul –
Manjungan – Prigi; Durenan (Jalan Raya Tulungagung) – Prigi; Prigi – Ngrejo; Ngrejo –
Batas Kabupaten Tulungagung/Kabupaten Blitar; Batas Kabupaten
Tulungagung/Kabupaten Blitar – Pantai Serang; Pantai Serang – Batas Kabupaten Malang;
Batas Kabupaten Malang – Wonogoro; Wonogoro – Sendangbiru; Sendangbiru – Talok;
Jarit – Batas Jember; Batas Jember – Puger; Puger – Sumberejo; Sumberejo – Tengkinol;
Tengkinol – Glenmore; Situbondo – Garduatak; Garduatak – Silapak; Silapak – Paltuding;
Paltuding – Banyuwangi; Bangkalan – Pelabuhan Tanjung Bumi; Krian By Pass –
Legundi; Legundi – Pertigaan Bunder; Ponorogo – Biting; Jalan Trunojoyo (Ponorogo);

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA 7
KAJIAN JALAN DALAM MENDUKUNG
PENDAHULUAN
KAWASAN PARIWISATA IJEN

Jalan Hayam Wuruk (Ponorogo); Bangkalan–Tanjung Bulupandan–Ketapang–Sotabar–


Sumenep; Kamal – Kwanyar – Modung – Sampang.
Jalan strategis provinsi adalah jalan yang diprioritaskan untuk melayani
kepentingan provinsi berdasarkan pertimbangan untuk membangkitkan pertumbuhan
ekonomi, kesejahteraan dan keamanan provinsi. Rencana pengembangan jalan strategis
provinsi, diarahkan pada ruas-ruas jalan sebagai berikut: Lakarsantri – Bringkang; Jalan
Raya Menganti (Surabaya); Cemeng Kalang – Sukodono; Sukodono – Dungus; Dungus –
Kletek; Ploso – Batas Kabupaten Nganjuk; Batas Kabupaten Jombang – Kertosono; Blitar
– Pantai Serang; Jalan Bali (Blitar); Batas Kota Malang – Bandara Abdul Rachman Saleh;
Jalan Laksda Adisucipto (Kota Malang); Karangploso – Giri Purwo (Batas Kota Batu);
Batas Kabupaten Malang – Simpang Tiga Jalan Brantas (Kota Batu); Sukapura – Lambang
Kuning; Sukapura – Ngadisari; Tempeh – Kunir.

Gambar 2.2. Rencana Jaringan Jalan Wilayah Provinsi Jawa Timur

2.1.3 Rencana Pola Ruang


Rencana pola ruang Provinsi Jawa Timur secara garis besar diwujudkan dalam
rencana kawasan lindung, kawasan budi daya serta kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
Pola ruang kawasan ini ditekankan pada kesesuaian fungsi wilayah, mengingat besarnya
pergeseran pemanfaatan kawasan lindung untuk kawasan budi daya. Maka diperlukan
penanganan dan pengembalian fungsi lindung, sedangkan pada kawasan budi daya
dioptimalkan pemanfaatannya dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
Sedangkan untuk kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, kegiatan yang dikembangkan
diarahkan untuk tidak mengganggu keseimbangan ekosistem pesisir.
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melidungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan dan
nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA 8
KAJIAN JALAN DALAM MENDUKUNG
PENDAHULUAN
KAWASAN PARIWISATA IJEN

lindung di Provinsi Jawa Timur terdiri dari: kawasan hutan lindung, kawasan perlindungan
setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan rawan
bencana alam, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya. Secara keseluruhan,
luas eksisting kawasan lindung tersebut adalah sebesar 549.333,80 Ha atau sebesar 11,49%
dari keseluruhan wilayah daratan Provinsi Jawa Timur. Namun demikian, terdapat indikasi
penurunan fungsi perlindungan kawasan tersebut seiring perkembangan waktu yang
penyebab terbesarnya adalah perubahan kegiatan lindung menjadi budi daya di atasnya.
Pada sisi lain, kewajiban penyediaan hutan seluas minimal 30% (UU 26/2007)
secara khusus belum dapat terpenuhi mengingat kondisi Pulau Jawa secara umum sudah
didominasi kawasan budi daya. Sehingga untuk memenuhi fungsi perlindungan dan
pembangunan berkelanjutan, maka diharapkan fungsi perlindungan ini juga dapat dipenuhi
melalui pengelolaan kawasan hutan produksi maupun hutan rakyat secara berkelanjutan.
Adapun total jumlah kawasan hutan yang terdiri dari hutan lindung, konservasi, dan
produksi adalah seluas 1.361.146 Ha (28,48% dari luas wilayah Jawa Timur) dan jika
ditambahkan dengan pengembangan hutan rakyat, maka dapat melebihi dari 20% dari luas
daratan wilayah Jawa Timur. Arahan pengelolaan kawasan lindung meliputi semua upaya
perlindungan, pengawetan, konservasi serta pelestarian fungsi sumber daya alam dan
lingkungannya guna mendukung kehidupan secara serasi dan berkelanjutan. Demikian juga
dengan hutan yang dibudidayakan, tetap harus memperhatikan aspek-aspek konservasi.
Kawasan rawan bencana alam merupakan kawasan yang diindikasikan sebagai
kawasan yang sering terjadi bencana. Di wilayah Provinsi Jawa Timur, kawasan rawan
bencana dikelompokkan dalam kawasan rawan bencana tanah longsor, kawasan rawan
bencana gelombang pasang, kawasan rawan bencana banjir dan kawasan rawan bencana
kebakaran hutan serta kawasan rawan angin kencang dan puting beliung. Dengan adanya
bencana ini dapat berakibat rusaknya lingkungan secara menyeluruh. Dengan demikian
harus melakukan antisipasi terhadap bencana yang setiap saat dapat terjadi, melalui
pembentukan suatu tatanan baik upaya deteksi gempa, melestarikan kawasan lindung dan
kegiatan penanggulangan bencana secara dini.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA 9
KAJIAN JALAN DALAM MENDUKUNG
PENDAHULUAN
KAWASAN PARIWISATA IJEN

Gambar 2.3. Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

Rencana pola ruang untuk kawasan budi daya salah satunya meliputi kawasan
peruntukan pariwisata. Kawasan peruntukan pariwisata meliputi;
a. Daya tarik wisata alam,
b. Daya tarik wisata budaya, dan
c. Daya tarik wisata hasil buatan manusia.
Kawasan pariwisata daya tarik wisata alam salah satunya meliputi Kawah ijen di
Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso.
Arahan pengelolaan kawasan peruntukan pariwisata meliputi:
a. Pelengkapan sarana dan prasarana pariwisata sesuai dengan kebutuhan, rencana
pengembangan, dan tingkat pelayanan setiap kawasan daya tarik wisata;
b. Penguatan sinergitas daya tarik wisata unggulan dalam bentuk koridor pariwisata;
c. Pengembangan daya tarik wisata baru di destinasi pariwisata yang belum
berkembang kepariwisataannya; dan
d. Pengembangan pemasaran pariwisata melalui pengembangan pasar wisatawan,
citra destinasi wisata, kemitraan pemasaran pariwisata, dan perwakilan promosi
pariwisata.
Rencana pengembangan koridor pariwisata terdiri atas;
e. Jalur pengembangan koridor A,
f. Jalur pengembangan koridor B,
g. Jalur pengembangan koridor C, dan
h. Jalur pengembangan koridor D,
Jalur pengembangan koridor D, meliputi;
i. Arak-Arak, Bukit Bededung, dan Pantai Pasir Putih di Kabupaten Situbondo;
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA 10
KAJIAN JALAN DALAM MENDUKUNG
PENDAHULUAN
KAWASAN PARIWISATA IJEN

j. Bromo-Ngadisan, Candi Jabung Tirto, dan Pantai Bentar di Kabupaten


Probolinggo;
k. Grajagan, Kawah Ijen, Pantai Plengkung, Pantai Sukamade, dan Taman Suruh di
Kabupaten Banyuwangi;
l. Gunung Bromo, Kakek Bodo, Kebun Raya Purwodadi, Pemandian Banyubiru,
dan Taman Safari di Kabupaten Pasuruan;
m. Hutan Bambu, Pantai Watu Godeg, Pura Mandara Giri Semeru Agung, Ranu
Bedali, Ranu Klakah, dan Ranu Pane di Kabupaten Lumajang; dan
Pantai Watu Ulo, Pemandian Blambangan, Pemandian Kebon Agung, dan
Pemandian Petemon di Kabupaten Jember.

2.1.4 Rencana Kawasan Strategis


Kawasan strategis di wilayah provinsi meliputi:
a. kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi;
b. kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan;
c. kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya;
d. kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi; dan
e. kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan.
Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi salah
satunya meliputi Rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup pengelolaan
Pemerintah Daerah Provinsi sebagai Kawasan Strategis Provinsi meliputi kawasan
agropolitan regional yang terdiri atas;
a. Agropolitan Wilis (meliputi Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten
Ngawi, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, dan Kota Madiun),
b. Sistem Agropolitan Bromo-Tengger-Semeru (meliputi Kabupaten Lumajang,
Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten
Sidoarjo),
c. Sistem Agropolitan Ijen (meliputi Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten
Bondowoso, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Situbondo), dan
d. Sistem Agropolitan Kepulauan Madura (meliputi Kabupaten Bangkalan,
Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep);

2.2 Heading 2
2.2.1 Heading 3

2.2.1.1 Heading 4
Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text
Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text.
Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text
Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text :

E. List Alphabet A
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA 11
KAJIAN JALAN DALAM MENDUKUNG
PENDAHULUAN
KAWASAN PARIWISATA IJEN

Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text
Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text. Body Text Body Text
Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text
Body Text Body Text Body Text, terdiri dari :
6. List Number
Terdiri dari antara lain;
e. List Number 2
1) List Number 3
a) List Number 4
List Number 4 List Number 4 List Number 4 List Number 4 List Number
4 List Number 4 List Number 4 List Number 4 List Number 4 List
Number 4 List Number 4 List Number 4
b) List Number 4
2) List Number 3
List Number 3 List Number 3 List Number 3 List Number 3 List Number 3
List Number 3 List Number 3 List Number 3 List Number 3 List Number 3
List Number 3 List Number 3 List Number 3 List Number 3 List Number 3
List Number 3 List Number 3 List Number 3
f. List Number 2
List Number 2 List Number 2 List Number 2 List Number 2 List Number 2 List
Number 2 List Number 2 List Number 2 List Number 2 List Number 2
7. List Number
List Number List Number List Number List Number List Number List Number List
Number List Number List Number List Number List Number List Number List
Number List Number List Number List Number List Number List Number List
Number List Number List Number List Number List Number List Number List
Number List Number List Number List Number.
8. List Number
List Number List Number List Number List Number List Number List Number List
Number List Number List Number List Number List Number List Number List
Number List Number List Number List Number List Number List Number List
Number List Number List Number List Number List Number List Number List
Number List Number List Number List Number.

F. List Alphabet B
Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text
Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text. Body Text Body Text
Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text Body Text
Body Text Body Text Body Text, terdiri dari :
 List Bullet
List Bullet List Bullet List Bullet List Bullet List Bullet List Bullet List Bullet List
Bullet List Bullet List Bullet List Bullet List Bullet ;
 List Bullet 2
List Bullet 2 List Bullet 2 List Bullet 2 List Bullet 2 List Bullet 2 List Bullet 2
List Bullet 2 List Bullet 2 List Bullet 2 List Bullet 2 List Bullet 2 List Bullet 2
List Bullet 2 List Bullet 2 List Bullet 2
 List Bullet 3
 List Bullet 3
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA 12
KAJIAN JALAN DALAM MENDUKUNG
PENDAHULUAN
KAWASAN PARIWISATA IJEN

 List Bullet 3
List Bullet 3 List Bullet 3 List Bullet 3 List Bullet 3 List Bullet 3 List
Bullet 3 List Bullet 3

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA 13
KAJIAN JALAN DALAM MENDUKUNG
PENDAHULUAN
KAWASAN PARIWISATA IJEN

Gambar 3.4. Caption

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA 14
KAJIAN JALAN DALAM MENDUKUNG
PENDAHULUAN
KAWASAN PARIWISATA IJEN

Sumber : Keterangan
Gambar 3.5. Caption

2.3 Heading 2

Tabel 3.1. Caption


No. Tabel kop Tabel kop Tabel kop Tabel kop
1 Tabel isi Tabel isi Tabel isi center
kiri kiri
2 Tabel isi Tabel isi Tabel isi center
kiri kiri
Tabel isi Tabel isi center
kiri
3 Tabel isi Tabel isi Tabel isi center
kiri kiri
Tabel isi Tabel isi center
kiri
Keterangan : Keterangan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA 15

Anda mungkin juga menyukai