SYARIFAH NABILA
01021281924044
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis kebijakan adalah suatu teknik yang digunakan dalam administrasi publik
untuk memeriksa dan mengevaluasi kebijakan suatu organisasi publik dalam mencapaian
tujuan.
Analisis kebijakan ialah proses atau kegiatan mensintesa informasi, termasuk hasil-
hasil penelitian, untuk menghasilkan rekomendasi opsi desain kebijakan publik .
Kebijakan publik ialah keputusan atau tindakan pemerintah yang berpengaruh atau
mengarah pada tindakan individu dalam kelompok masyarakat.
Daerah dianggap lebih mengetahui potensi-potensi apa saja yang dimilikinya untuk
dikembangkan dan juga lebih mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi kebutuhan
masyarakatnya untuk diadopsi dalam pembangunan sehingga pembangunan pun berjalan
tepat sasaran dan tujuan pun bisa dicapai secara optimal. Berhasil atau tidaknya
pembangunan akan bergantung pada kemampuan pemerintah daerah dalam
mengumpulkan dan mengelola keuangan daerah dan melaksanakan strategi pembangunan
daerahnya.
Setiap wilayah perlu melihat sektor atau komoditi apa yang memiliki potensi besar
dan dapat di kembangkan dengan cepat, baik karena potensi alam mampu karena sektor
itu memiliki keunggulan komperatif (competitive adventage ) untuk dikembangkan.
Sektor dikatakan memiliki potensi besar jika mampu memberikan nilai tambah yang
relatif besar bagi perekonomian suatu wilayah. Dapat dikembangkan dengan cepat
maksudnya meskipun sektor tersebut dikembangkan dengan modal yang besarnya sama
dan dalam jangka waktu yang sama pula, akan tetapi memiliki produktivitas yang lebih
besar dibandingkan dengan sektor-sektor lain. Perkembangan pada sektor tersebut akan
mendorong sektor lain untuk berkembang sehingga perekonomian secara keseluruhan
akan tumbuh.
C. Manfaat
1. Makalah ini dapat bermanfaat dalam memberikan sumbangan pemikiran berupa hasil
yang berkaitan dengan arah kebijakan yang diterapkan untuk pembangunan suatu
wilayah provinsi.
2. Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada pihak-
pihak yang membutuhkan.
3. Menambah wawasan terkait arah kebijakan untuk pembangunan suatu wilayah
provinsi.
ANALISIS KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
2. PROVINSI ACEH
A. KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN
1. Meningkatnya kesejahteraan PMKS, melalui kebijakan-kebijakan :
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pekerja sosial.
b. Meningkatkan keterampilan PMKS.
c. Pemenuhan sarana dan prasarana lembaga kesejahteraan sosial.
2. Menurunkan angka kemiskinan melalui pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat
Terpencil (KAT) dan PMKS.
3. Meningkatkan akses kepemilikan lahan bagi petani dan nelayan miskin melalui
kebijakan dengan melalukan reforma agrarian.
4. Penyediaan Sertifikat tanah bagi lahan publik dan masyarakat miskin melalui
kebijakan dengan meningkatkan legalitas kepemilikan tanah publik dan masyarakat
miskin.
C. KEBIJAKAN TRANSPORTASI
1. Pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur yang terintegrasi, melalui
kebijakan-kebijakan :
a. Peningkatkan dan Pembangunan infrastruktur jalan.
b. Pemeliharaan dan Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Jalan.
c. Peningkatan dan pemeliharaan Infrastruktur Kebinamargaan.
2. Peningkatan dan pengembangan konektivitas perhubungan laut, darat dan udara,
melalui kebijakan-kebijakan :
a. Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana transportasi.
b. Bebas kabel penyeberangan.
KESIMPULAN
Kesimpulan dalam makalah ini adalah untuk mencapai tujuan pembangunan daerah
melalui pertumbuhan ekonomi tersebut dibutuhkan kebijakan pembangunan yang
didasarkan pada kekhasan daerah (endogenous development), dengan menggunakan
potensi sumberdaya lokal yang mampu mendorong kegiatan ekonominya.
Oleh karena itu, penting untuk memahami sektor potensial Provinsi Sumatera Utara
dan Provinsi Aceh, diperlukan suatu studi yang bertujuan untuk menentukan sektor-sektor
potensial apa saja yang potensial untuk dikembangkan dan menjadi prioritas
pengembangan di Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh. Dalam rangka
pembangunan daerah harus berpedoman pada sasaran pokok dan arah kebijakan masing-
masing wilayah provinsi.