Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KEBIJAKAN-KEBIJAKAN

PROVINSI SUMATERA UTARA DAN PROVINSI ACEH

SYARIFAH NABILA

01021281924044

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2021/2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analisis kebijakan adalah suatu teknik yang digunakan dalam administrasi publik
untuk memeriksa dan mengevaluasi kebijakan suatu organisasi publik dalam mencapaian
tujuan.

Analisis kebijakan ialah proses atau kegiatan mensintesa informasi, termasuk hasil-
hasil penelitian, untuk menghasilkan rekomendasi opsi desain kebijakan publik .
Kebijakan publik ialah keputusan atau tindakan pemerintah yang berpengaruh atau
mengarah pada tindakan individu dalam kelompok masyarakat.

Pembangunan wilayah adalah upaya mencapai pembangunan berimbang (balance


development). Isu pembangunan wilayah atau daerah berimbang yaitu tidak
mengharuskan adanya kesamaan tingkat pembangunan antar daerah (equally developed),
juga tidak menuntut pencapaian tingkat industrialisasi wilayah atau daerah yang seragam,
juga bentuk-bentuk keseragaman pola dan struktur ekonomi daerah, atau juga tingkat
pemenuhan kebutuhan dasar (self sufficiency) setiap wilayah atau daerah. Pembangunan
yang berimbang adalah terpenuhinya potensipotensi pembangunan sesuai dengan
kapasitas pembangunan setiap wilayah atau daerah yang beragam.

Daerah dianggap lebih mengetahui potensi-potensi apa saja yang dimilikinya untuk
dikembangkan dan juga lebih mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi kebutuhan
masyarakatnya untuk diadopsi dalam pembangunan sehingga pembangunan pun berjalan
tepat sasaran dan tujuan pun bisa dicapai secara optimal. Berhasil atau tidaknya
pembangunan akan bergantung pada kemampuan pemerintah daerah dalam
mengumpulkan dan mengelola keuangan daerah dan melaksanakan strategi pembangunan
daerahnya.

Dengan demikian, dibutuhkan perencanaan yang matang dalam pembangunan daerah


agar pembangunan bisa dilaksanakan secara optimal dan berkelanjutan dan juga
pembangunan daerah harus sesuai dengan potensi serta aspirasi masyarakat yang tumbuh
dan berkembang. Apabila pelaksanaan prioritas pembangunan daerah kurang sesuai
dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah, maka pemanfaatan sumber
daya yang ada akan menjadi kurang optimal. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan
lambatnya proses pertumbuhan ekonomi daerah yang bersangkutan.

Setiap wilayah perlu melihat sektor atau komoditi apa yang memiliki potensi besar
dan dapat di kembangkan dengan cepat, baik karena potensi alam mampu karena sektor
itu memiliki keunggulan komperatif (competitive adventage ) untuk dikembangkan.
Sektor dikatakan memiliki potensi besar jika mampu memberikan nilai tambah yang
relatif besar bagi perekonomian suatu wilayah. Dapat dikembangkan dengan cepat
maksudnya meskipun sektor tersebut dikembangkan dengan modal yang besarnya sama
dan dalam jangka waktu yang sama pula, akan tetapi memiliki produktivitas yang lebih
besar dibandingkan dengan sektor-sektor lain. Perkembangan pada sektor tersebut akan
mendorong sektor lain untuk berkembang sehingga perekonomian secara keseluruhan
akan tumbuh.

Dalam rangka untuk mencapai tujuan pembangunan daerah melalui pertumbuhan


ekonomi tersebut dibutuhkan kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan
daerah (endogenous development), dengan menggunakan potensi sumberdaya lokal yang
mampu mendorong kegiatan ekonominya.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka untuk memahami sektor ekonomi Provinsi


Sumatera Utara dan Provinsi Aceh, diperlukan suatu studi yang bertujuan untuk
menentukan sektor-sektor ekonomi apa saja yang potensial untuk dikembangkan dan
menjadi prioritas pengembangan di Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui analis kebijakan-kebijakan Provinsi Sumatera Utara, yaitu :
a. Analisis kebijakan pengentasan kemiskinan.
b. Analisis kebijakan pembangunan pedesaan.
c. Analisis kebijakan transportasi.
d. Analisis kebijakan pembangunan berkelanjutan.
e. Analisis kebijakan pembangunan perkotaan.
2. Untuk mengetahui analisis kebijakan-kebijakan Provinsi Aceh, yaitu :
a. Analisis kebijakan pembangunan pedesaan.
b. Analisis kebijakan pembangunan berkelanjutan.
c. Analisis kebijakan transportasi.
d. Analisis kebijakan pengentasan kemiskinan.
e. Analisis kebijakan pembangunan perkotaan.

C. Manfaat
1. Makalah ini dapat bermanfaat dalam memberikan sumbangan pemikiran berupa hasil
yang berkaitan dengan arah kebijakan yang diterapkan untuk pembangunan suatu
wilayah provinsi.
2. Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada pihak-
pihak yang membutuhkan.
3. Menambah wawasan terkait arah kebijakan untuk pembangunan suatu wilayah
provinsi.
ANALISIS KEBIJAKAN-KEBIJAKAN

PROVINSI SUMATERA UTARA DAN PROVINSI ACEH

1. PROVINSI SUMATERA UTARA


A. KEBIJAKAN TRANSPORTASI
1. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan penumbuhan Kawasan, melalui
kebijakan-kebijakan :
a. Merencanakan program dan kegiatan infrastruktur jalan, sumber daya air dan
perhubungan.
b. Mewujudkan pembangunan infrastruktur jalan, sumber daya air dan perhubungan;
c. Mewujudkan sistem transportasi wilayah (SISTRAWIL), informasi dan
komunikasi wilayah.
2. Membangun dan meningkatkan kualitas jaringan transportasi keseluruh bagian
wilayah provinsi.
3. Meningkatkan akses pada wilayah terluar, terpencil dan perbatasan.
4. Membangun dan meningkatkan jaringan jalan lintas timur dan barat.

B. KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN


1. Menyediakan dan memeratakan pelayanan kesejahteraan sosial ekonomi dalam
penanggulangan kemiskinan yang meliputi kebijakan-kebijakan :
a. Pelayanan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, jalan, transportasi,
perhubungan, pengairan, air minum dan sanitasi, ketenagalistrikan, telematika,
rehabilitasi perumahan dan permukiman dan rehabilitasi rumah tidak layak huni.
b. Pelayanan kesejahteraan sosial pro poor berupa bantuan dan perlindungan sosial
berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat miskin, pemberdayaan usaha mikro
dan kecil serta barang murah kepada masyarakat miskin.

C. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


1. Menggerakkan sentra-sentra ekonomi kerakyatan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) sesuai dengan potensi daerah masing-masing, melalui kebijakan-kebijakan :
a. Menumbuhkembangkan sistem ekonomi kerakyatan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) dan perluasan kemitraan dengan usaha ekonomi skala besar.
b. Menumbuhkembangkan kawasan ekonomi unggulan di tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota dan peningkatan sektor ekonomi strategis lainnya.
c. Menetapkan regulasi dan fasilitasi yang mendorong tumbuhnya ekonomi
kerakyatan.
d. Meningkatkan kemampuan managerial pelaku ekonomi kerakyatan.
e. Menumbuh kembangkan potensi wisata Sumatera Utara untuk peningkatan
pendapatan daerah.
2. Optimalisasi Pemanfaatan sumber daya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan, melalui kebijakan-kebijakan :
a. Mengawasi,mengendalikan pemanfaatan sumber daya hayati untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
b. Meningkatkan kinerja penegakan hukum atas kasus-kasus pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup.
c. Meningkatkan kapasitas mitigasi dan adaptasi masyarakat terhadap perubahan
iklim.
d. Memulihkan fungsi lingkungan pesisir pantai dan laut untuk mendukung
pertumbuhan pembangunan dan ekonomi.
3. Peningkatan daya saing dan diversifikasi produk melalui pengembangan sektor
ekonomi unggulan, melalui kebijakan-kebijakan :
a. Mendorong kegiatan pengolahan komoditi unggulan di pusat produksi komoditi
unggulan.
b. Meningkatkan prasarana perhubungan dari pusat produksi komoditi unggulan
menuju pusat pemasaran.
c. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung produksi untuk menjamin
kestabilan produksi komoditi unggulan.
d. Mengembangkan pusat-pusat agropolitan dan agromarinepolitan untuk
meningkatkan daya saing.
e. Meningkatkan kapasitas pembangkit listrik dengan memanfaatkan sumber energi
yang tersedia dan terbaharukan serta memperluas jaringan transmisi dan distribusi
tenaga listrik guna mendukung produksi komoditas unggulan.
f. Mengembangkan kawasan yang berpotensi memacu pertumbuhan ekonomi
kawasan dan wilayah di sekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan
wilayah.
4. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dengan tetap memperhatikan
keberlangsungan dan pelestarian lingkungan, melalui kebijakan-kebijakan :
a. Pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk sebesar-besarnya
kemakmuran masyarakat.
b. Pengawasan dan pengendalian terhadap pemanfaatan sumber daya hayati untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
c. Menyiapkan prakondisi pemantapan kawasan hutan dan lahan pertanian.
d. Meningkatkan rehabilitasi hutan dan lahan pertanian.
e. Meningkatkan pengelolaan hutan dan hasil hutan partisipatif, terpadu, transparan
dan berkelanjutan.
f. Meningkatkan perlindungan dan pengamatan terhadap hutan dan lahan pertanian.
g. Pemulihan fungsi lingkungan pesisir pantai dan laut untuk mendukung
pertumbuhan pembangunan dan ekonomi.
h. Meningkatkan kapasitas ketersediaan energi listrik dengan fokus pada penggunaan
energi baru dan terbarukan untuk pemenuhan kebutuhan energy bagi masyarakat
dan dunia usaha.

D. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEDESAAN


1. Revitalisasi SDM Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, melalui kebijakan-
kebijakan:
a. Memenuhi jumlah penyuluh pertanian sebanyak 1 orang/ desa, penyuluh
perikanan 3 orang/kecamatan dan penyuluhan kehutanan 3 orang/ kabupaten.
b. Memperkuat kelembagaan petani.
2. Optimalisasi dan revitalisasi lahan dan sarana prasarana pertanian, melalui kebijakan-
kebijakan :
a. Pemantapan swasembada beras dan jagung melalui peningkatan produksi yang
berkelanjutan.
b. Peningkatan dan pengembangan infrastruktur pertanian seperti jaringan irigasi,
embung, jalan desa dan jalan usaha tani.
c. Penguatan kelembagaan perbenihan dan perbibitan daerah.
d. Peningkatan kesejahteraan petani.
3. Mengurangi kesenjangan pengembangan wilayah timur dan barat melalui kebijakan
mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di wilayah barat sesuai dengan
potensi dan daya dukung.

E. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN


1. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang dan antisipasi perkembangan wilayah, melalui
kebijakan-kebijakan :
a. Mengendalikan perkembangan fisik permukiman perkotaan dan pedesaan.
b. Mendorong intensifikasi pemanfaatan ruang di kawasan permukiman perdesaan
dan perkotaan yang berwawasan lingkungan dengan mempedomani RTRW.
c. Intensifikasi tertib administrasi pengelolaan pertanahan terhadap pemanfaatan
ruang dan pengembangan infrastruktur.
d. Mendorong kerjasama pengelolaan infrastruktur permukiman lintas wilayah di
kawasan permukiman perkotaan.

2. PROVINSI ACEH
A. KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN
1. Meningkatnya kesejahteraan PMKS, melalui kebijakan-kebijakan :
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pekerja sosial.
b. Meningkatkan keterampilan PMKS.
c. Pemenuhan sarana dan prasarana lembaga kesejahteraan sosial.
2. Menurunkan angka kemiskinan melalui pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat
Terpencil (KAT) dan PMKS.
3. Meningkatkan akses kepemilikan lahan bagi petani dan nelayan miskin melalui
kebijakan dengan melalukan reforma agrarian.
4. Penyediaan Sertifikat tanah bagi lahan publik dan masyarakat miskin melalui
kebijakan dengan meningkatkan legalitas kepemilikan tanah publik dan masyarakat
miskin.

B. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


1. Peningkatan pembangunan industri pengolahan non migas dan ekonomi kreatif
melalui kebijakan dengan menumbuhkan, mengembangkan dan memandirikan
industri kecil dan menengah di sektor industri pengolahan non migas dan ekonomi
kreatif.
2. Peningkatan daya saing dan diversifikasi produk, melalui kebijakan-kebijakan :
a. Mendorong penerapan standarisasi dan sertifikasi produk.
b. Meningkatkan efisiensi rantai pasok produk.
3. Peningkatan iklim investasi yang kondusif, melalui kebijakan-kebijakan :
a. Menyediakan infrastruktur investasi yang memadai.
b. Membangun citra positif iklim investasi di Aceh.
4. Penguatan destinasi pariwisata halal, melalui kebijakan-kebijakan :
a. Meningkatkan kualitas akses, amenitas dan atraksi dalam destinasi pariwisata
halal.
b. Peningkatan pemasaran pariwisata melalui penguatan branding the Light of Aceh,
promosi dan penjualan pariwisata berbasis digital.
c. Penguatan industri dan kelembagaan pariwisata berbasis potensi lokal.
5. Peningkatan produktivitas dan daya saing tenaga kerja sektor industri, pariwisata dan
jasa lainnya, melalui kebijakan-kebijakan :
a. Meningkatkan kompetensi SDM melalui pendidikan vokasi.
b. Mendorong kemitraan antara lembaga penyediaan tenaga kerja dengan dunia
usaha dan industri menyongsong revolusi industri 4.0.
6. Meningkatkan jumlah pembangkit listrik terbaru terbaharukan dengan tetap
mempertimbangkan kawasan yang bernilai keanekaragaman tinggi dan kawasan
lindung setempat serta jasa lingkungan melalui kebijakan dengan pengembangan
sumber-sumber energi baru yang ramah lingkungan.

C. KEBIJAKAN TRANSPORTASI
1. Pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur yang terintegrasi, melalui
kebijakan-kebijakan :
a. Peningkatkan dan Pembangunan infrastruktur jalan.
b. Pemeliharaan dan Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Jalan.
c. Peningkatan dan pemeliharaan Infrastruktur Kebinamargaan.
2. Peningkatan dan pengembangan konektivitas perhubungan laut, darat dan udara,
melalui kebijakan-kebijakan :
a. Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana transportasi.
b. Bebas kabel penyeberangan.

D. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN


1. Pengembangan wilayah pemukiman cepat tumbuh berbasis komoditas unggulan
melalui kebijakan-kebijakan :
a. Mengembangkan sarana dan prasarana.
b. Melakukan penempatan transmigran secara selektif dan tepat sasaran.
c. Penyediaan lahan transmigrasi yang clear and clean yang terintegrasi dengan
pengembangan komoditas unggulan.
2. Pemenuhan infrastruktur dasar masyarakat, melalui kebijakan-kebijakan :
a. Penyediaan perumahan layak.
b. Peningkatan infrastruktur dasar kawasan permukiman meliputi sarana air bersih,
persampahan, drainase lingkungan, jalan lingkungan, gedung strategis provinsi
dan penanganan kawasan kumuh.
3. Mewujutkan ibukota Provinsi Aceh yang madani sebagai kota dengan konsep Smart
Green City melalui kebijakan dengan pengembangan Banda Aceh sebagai ibukota
provinsi yang ramah lingkungan, hemat energi, tata kelola teknologi informasi dan
komunikasi dalam pelayanan publik yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
4. Penegakan hukum untuk perlindungan dan pengendalian konversi lahan melalui
kebijakan dengan pengendalian kesesuaian pelaksanaan struktur ruang dan pola ruang
dengan RTRW.

E. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEDESAAN :


1. Peningkatan indeks yang diterima sekaligus pengendalian indeks yang dibayar petani,
melalui kebijakan dengan mengembangkan pengolahan dan pemasaran produk hasil
pertanian.
2. Pengembangan wilayah cepat tumbuh berbasis komoditas unggulan lokal melalui
kebijakan dengan mengembangkan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dengan
kawasan komoditi unggulan strategis.
3. Peningkatan pembangunan infrastruktur terintegrasi dalam Kawasan melalui
kebijakan dengan Meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang terintegrasi.
4. Peningkatan akses permodalan melalui kebijakan dengan mendorong terbukanya
akses permodalan terhadap sektor pertanian.
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam makalah ini adalah untuk mencapai tujuan pembangunan daerah
melalui pertumbuhan ekonomi tersebut dibutuhkan kebijakan pembangunan yang
didasarkan pada kekhasan daerah (endogenous development), dengan menggunakan
potensi sumberdaya lokal yang mampu mendorong kegiatan ekonominya.

Oleh karena itu, penting untuk memahami sektor potensial Provinsi Sumatera Utara
dan Provinsi Aceh, diperlukan suatu studi yang bertujuan untuk menentukan sektor-sektor
potensial apa saja yang potensial untuk dikembangkan dan menjadi prioritas
pengembangan di Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh. Dalam rangka
pembangunan daerah harus berpedoman pada sasaran pokok dan arah kebijakan masing-
masing wilayah provinsi.

Anda mungkin juga menyukai